Anda di halaman 1dari 8

PRAKTIKUM SITOHISTOTEKNILOGI

Praktikum Ke : 1 (Satu)
Judul Praktikum : Pembuatan Slide Sitologi Metode Apusan Dengan Sampel Kepala
Ayam dan Pewarnaan Papaniculoau Sediaan Sitologi.
Hari/tanggal : Rabu, 21 Desember 2022
Nama/Nim : Salsa Fadhilah/ 2100222129 (A)

A. Tujuan
1. Untuk mengetahui cara pembuatan slide sitologi metode apusan
2. Untuk mengetahui bentuk sel eritrosit,leukosit,superfisial dan sel
intermedia pada ayam

B. Teori Dasar
Sitologi merupakan salah satu bidang yang berkaitan dengan ilmu yang
mempelajari tentang morfologi selsel secara individual atau sel yang berasal
dari fragmen jaringan yang diamati secara mikroskopis. Sedangkan
sitopatologi merupakan cabang sitologi yang khusus mempelajari tentang
kelainan morfologi akibat jejas atau faktor lainnya (mikroorganisma atau
kanker).
Diagnostik atau sitologi klinis adalah studi tentang penilain normal dan
kelainan pada sel yang diperoleh dari berbagai situs tubuh (deteksi
karakteristik morfologi abnormal yang dipisahkan dari tubuh manusia).
Sediaan sitologik dapat dibuat dari berbagai sumber dalam tubuh (urin, puting,
dahak, vagina, sinus, dll), kerokan diperoleh (mukosa bukal, lambung, saluran
pernapasan), dan dari cairan yang terkumpul di dalam tubuh (pleura,
peritoneal, perikardial) bahkan dari aspirasi benjolan tubuh yang terlihat atau
teraba.
Spesimen sel eksfoliatif mekanik merupakan suatu spesimen yang
didapat dari mekanisme mekanik. Mekanisme mekanik yang dimaksud adalah
sikatan, penyemprotan dan kerokan.Spesimen sel eksfoliatif mekanik antara
lain adalah servikal Pap smear, brushings (bronkial, lambung, empedu, mulut,
dan lain-lain). Servikal pap smear merupakan spesimen sitologik yang
termasuk ke dalam saluran reproduksi wanita servikal smear, vagina smear,
dan endometrium smear. Servikal pap smear ini merupakan salah satu sediaan
yang diperuntukkan skrining dari kanker servik. Hal ini dikarenakan kanker
serviks uterus merupakan kanker yang paling banyak diderita pada area
tersebut. Hampir semua kanker serviks invasif didahului oleh fase preinvasive,
yang dapat terlihat secara mikroskopis melalui peristiwa perubahan sitologik.
Perubahan tersebut diawali dengan serviks intraepithelial neoplasia (CIN) kelas
I hingga III termasuk karsinoma in-situ. Teknik pengambilan servikal smear
terbagi menjadi dua bagian besar yang umum dilakukan saat ini, yaitu teknik
konvensional dan teknik berbasis cairan.
Konvensional smear diperoleh dengan menggunakan kombinasi
spatula. Spatula yang ada digunakan di laboratorium terbagi menjadi spatula
kayu dan spatula plastik. Meskipun spatula kayu atau plastik dapat diterima
namun spatula plastik lebih dianjurkan karena ketika menggunkan spatula kayu
dapat menyebabkan artifak berupa serat kayu dalam sediaan. Prosedur
pengambilan spesimen sitologik servikal adalah dengan memutar spatula
diputar setidaknya 360 derajat . Setelah dilakukan pengambilan spesimen,
spatula yang mengandung komponen sel-sel servikal kemudian dioleskan ke
kaca objek dengan putaran yang terbalik dari pengambilan spesimen, walapun
teknik pengambilan spesimen dapat juga berbeda tergantung dari keperluan
diagnostik. Ada dua pilihan fiksasi untuk servikal smear. Yang pertama adalah
fiksasi yang mengandung alkohol dan polietilen glikol, dimana capuran itu
diberikan ke kaca objek yang telah berisi komponen sel dengan
menyemprotkan menggunakan “spray” atau dengan menuang dari dari wadah
yang sudah menjadi bagian dari kit pembuatan sediaan servikal smear secara
konvensional. Metode fiksasi yang kedua merupakan metode yang umum yaitu
dengan mencelupkanya ke dalam wadah yang berisi etanol 95%.

Adapun teknik manual dari pembuatan sediaan sitologik adalah sebagai


berikut:
a. Metode Smear / Oles
Metode oles atau yang sering disebut dengan metode smear merupakan
suatu metode pembuatan sediaan sitologi dengan jalan mengoles atau membuat
lapisan tipis dari spesimen berbentuk cairan diatas objek gelas. Spesimen yang
masuk ke dalam kategori untuk dilakukan pembuatan sediaan oles antara lain
urin, cerebro spinal fluid (CSF) dan spesimen lainnya yang memiliki viskositas
rendah. Namun kadangkala spesimen sputum yang masuk ke dalam
laboratorium kadang kala sudah dicampur dengan alkohol 50% atau dengan
larutan fiksasi Sarkomanno.
b. Metode Tekan (Squash)
Metode tekan merupakan metode yang hampir sama dengan metode
oles, namun pada teknik ini terdapat perlakuan menekan pada spesimen.
Penekanan dilakukan dengan lembut agar tidak terjadi kerusakan pada
komponen sel. Teknik ini dilakukan untuk spesimen yang memiliki viskositas
tinggi seperti sputum. Teknik tekan pada pembuatan sediaan sitologik kadang
kala disebut dengan teknik “Pick and Smear”.
Pada pembuatan sediaan sitologik sputum, pemilihan bagian kecil dari
sputum sangatlah penting dalam pengolahan spesimen dengan baik. Sputum
yang akan diambil harus diperiksa dengan seksama. Pemilihan bagian sputum
yang akan dibuat sediaan dapat dilakukan dengan menuang spesimen ke dalam
cawan petri dan menyimpannya di daerah yang berlatar belakang hitam.

Pewarnaan Papaniculaou.
Tujuan pewarnaan sediaan adalah untuk melihat bagian-bagian sel
hingga mudah dikenal dibawah mikroskop. Ada 2 pewarna pokok, yang satu
berdaya mewarnai inti sel dan memperlihatkan strukturnya dan yang lain
berdaya mewarnai sitoplasma. Hematoxillyn paling sering dipakai untuk
pewarnaan inti, dan untuk sitoplasma digunakan 2 macam pewarna yaitu EA
dan OG. Tahapan pertama sebelum sampai pada hematoxyllin adalah proses
hidrasi sel, karena 11 hematoxillyn adalah larutan cat dalam air. Dua pewarna
lainnya adalah pewarna sitoplasma, adalah larutan cat dalam alkohol, maka
sesudah pengecatan inti dengan hematoxillyn, sel harus di dehidrasi pula
melalui celupan beberapa larutanlarutan alkohol dengan berbagai kepekatan.
Sebelum pemeriksaan sediaan, sel harus dibersihkan dari air yang ada. Bila air
tertinggal dalam sel, sediaan yang dicelupkan ke dalam larutan xylol
pembersih, akan menimbulkan kabut putih di dalam xylol tersebut. Bila hal ini
terjadi, sediaan harus diulang melalui larutan alkohol yang terakhir. Tiap
laboratorium sedikit berbeda dalam proses pengecatan, terutama mengenai
lamanya waktu dari 3 cat dasar tersebut. Hal ini tidak begitu berarti, karena
pekerja di tiap laboratorium akan segera menguasai cara-caranya sendiri dan
mengetahui nada pengecatannya. Setelah pengecatan selesai, gelas penutup
dipakai pada tiap sediaan dengan menggunakan perekat depex. Tidak boleh
ada gelembung udara, dan tidak boleh terlalu banyak depex. Keringnya depex
memakan waktu hingga 60 menit, setelah itu sediaan siap diperiksa di bawah
mikroskop (Soedoko, 1996).
Keuntungan yang diperoleh dari metode pewarnaan Papaniculaou ini
adalah mewarnai inti sel dengan jelas sehingga dapat dipergunakan untuk
melihat inti apabila terdapat kemungkinan keganasan, menggunakan pewarna
banding yang berbeda dengan pewarna utama untuk mewarnai sitoplasma,
sehingga warna inti tampak lebih kontras, warna yang cerah dari sitoplasma
memungkinkan dapat dilihatnya sel-sel lain di bagian bawah yang saling
bertumpuk (Hernowo et al, 2011).

C. Prinsip
Kromatin di dalam inti akan mengikat cat yang bersifat basa
(hematoksilin) dan protein sitolpasma akan mengikat cat yang bersifat asam
(Orange G) dan nukleus dalam inti akan mengikat cat asam (EA 50) sehingga
sel akan berwarna merah muda dengan inti berwarna biru.

D. Alat dan Bahan


Apusan Sitologi Papanicoulou Mukosa
Alat : Bahan :
1. Pinset anatomis 1. Kepala ayam segar
2. Staining jar 2. Distilled water
3. Spathula ayre 3. Ethanol 70%,
96%,100%
4. Beaker 250 ml 4. Xylol
5. Pipet tetes 5. Hematoksilin
6. Mikroskop 6. Larutan OG 6
7. Larutan EA 50
8. Label jaringan
9. Kaca objek
10. Deck glass
11. Entelan
12. Alkohol
50%,70%,80%
E. Prosedur Kerja
Tahap 1 Pembuatan Slide Sitologi
1. Siapkan alat dan bahan terlebih dahulu
2. Bersihkan slide dan beri label pada slide
3. Lakukan pengambilan mokusa pada kepala ayam dengan menggunakan
spatula ayre
4. Setelah itu hapuskan ke kaca objek dengan cara memutar spatula
diputar 360 derajat

Tahap 2 Pewarnaan
1. Fiksasi dengan etanol 96% selama 15 menit
2. Masukkan ke DW(Aquadest/air kran) selama 3 menit
3. Masukkan slide ke hematoksilin selama 3 menit
4. Cuci dengan aquadest 10 x celup
5. Dehidrasi dengan etanol 96% selama 3 menit
6. OG6 selama 3 menit
7. Masukkan ke dalam ethanol 96% selama 3 menit
8. HEA50 selama 3 menit
9. Dehidrasi dengan ethanol 96% selama 3 menit
10. Dehidrasi dengan ethanol 100% selama 3 menit, lalu keringkan
11. Masukkan slide ke dalam xylol selama 3 menit
12. Entelan, lalu di beri deckglas di atas slide tadi
13. Baca di bawah mikroskop
F. Skema Kerja

PEWARNAAN

Entelan,diberi
deckglass dan dibaca
di bawah mikroskop.

Xylol (3 menit)

Dehidrasi etanol 96%,


100% (3 menit), kering.

HEA50
(3 menit)

Ethanol 96%
(3 menit)
G. Hasil Pengamatan

H. Pembahasan

Pada praktikum kali ini dilakukan pembuatan slide dari sampel kepala
ayam dan pewarnaan Papaniculoau. Sebelum melakukan pewarnaan dilakukan
pembuatan slide dengan cara pengambilan mokusa pada kepala ayam dengan
menggunakan spatula ayre. Setelah itu hapuskan ke kaca objek dengan cara
memutar spatula diputar 360 derajat. Jika telah selesai membuat slide lalu
lakukan pewarnaan dengan cara pertama fiksasi dengan etanol 96% selama 15
menit guna untuk mencegah pengeringan dan perubahan bentuk sel akibat
faktor luar.Kedua masukkan slide ke DW(Aquadest/air kran) selama 3 menit.
Setelah itu masukkan slide ke hematoksilin selama 3 menit. Lalu cuci dengan
aquadest 10 x celup. Selanjutnya dehidrasi dengan etanol 96% selama 3 menit.
Lalu rendam dengan OG6 selama 3 menit. Setelah itu masukkan ke dalam
ethanol 96% selama 3 menit. Selanjutnya rendam dengan EA50 selama 3
menit. Lakukan dehidrasi dengan ethanol 96% selama 3 menit. Lalu di
dehidrasi lagi dengan ethanol 100% selama 3 menit, lalu keringkan.
Selanjutnya masukkan slide ke dalam xylol selama 3 menit. Lalu entelan, dan
di beri deckglas di atas slide tadi.Cara yang terakhir baca di bawah mikroskop.
Hasil yang didapatkan dari pembacaan slide di bawah mikroskop yaitu
terdapat sel eritrosit,sel leukosit,sel intermedia dan sel superfisial,sel basal,sel
parabasal.

NO NAMA SEL CIRI-CIRI


1 Sel eritrosit Inti kecil,sitoplasma merah (eritrosit
ayam berinti)
2 Sel leukosit Bentuk sel kecil,sitoplasma tidak
ada,inti biru bulat
3 Sel Sel gepeng,sitoplasma banyak,inti
intermedia lebih besar (sebesar inti leukosit)
4 Sel Sel gepeng,sitoplasma banyak,inti
superfisial kecil
5 Sel basal Inti sel besar,sitoplasma sedikit
6 Sel parabasal Sel inti lebih besar,sitoplasma biru
I. Kesimpulan

Setelah melakukan praktikum dapat disimpulkan bahwa pada


pembuatan slide dilakukan dengan cara spatula diputar setidaknya 360
derajat.Sehingga didapatkan slide yang sempurna,pada pewarnaan percobaan
kami kurang rapi sehingga warna ketika dilihat di mikroskop sedikit tebal
tetapi semua sel masih terlihat jelas.
Terdapat lima langkah utama dalam metode pewarnaan Papanicolaou,
yaitu :
a. Fiksasi
b. Pewarnaan Inti
c. Pewarnaan sitoplasma
d. Penjernihan ( Clearing )
e. Mounting
Keutungan yang diperoleh dari metode pewarnaan Papanicolaou ini
menurut Mukawi ( 1989) adalah :
1) Mewarnai inti sel dengan jelas, sehingga dapat dipergunakn untuk
melihat inti apabila terdapat kemungkinan keganasan.
2) Menggunakan pewarna banding yang berbeda dengan pewarna utama
untuk mewarnai sitoplasma , sehingga warna inti tampak lebih kontras.
3) Warna yang cerah dari sitoplasma memungkinkan dapat dilihatnya sel-
sel lain dibagian bawah yang saling bertumpuk.

Padang, 23 Desember 2022


Dosen Praktikum Praktikan

(Rita Permata Sari, M. Biotek) (Salsa Fadhilah)

Anda mungkin juga menyukai