SITOHISTOTEKNOLOGI II
Dosen Pengampu
1. Purwanto, S.Si
2. Ahmad Fahrurrozi, S.Si, M.Sc
Disusun Oleh
Nona Rafika Wahyuni
P3.73.34.2.17.038
2. Hari/tanggal Praktikum
Sabtu, 29 Agustus 2020
3. Tempat Praktikum
Praktikum dilaksanakan pada Sabtu, 29 Agustus 2020 di Laboratorium Hematologi dan
Laboratorium Sitohistoteknologi lantai 5 gedung Jurusan Teknologi Laboratorium
Medis Poltekkes Kemenkes Jakarta III.
4. Tujuan Praktikum
Mengetahui tahapan membuat preparat histologi jaringan dimulai dari
Grossing, prosessing jaringan, dan embedding.
5. Teori Dasar
Pematangan jaringan adalah proses pengeluaran air dan larutan fiksatif yang
ada di dalam jaringan, kemudian digantikan dengan media yang membuat jaringan
menjadi kaku seperti parafin sehingga bisa dilakukan pemotongan terhadap jaringan
dengan ketebalan yang sangat tipis. Di dalam jaringan terdapat air dan atau larutan
fiksatif. Parafin tidak bisa masuk ke dalam jaringan jika di dalam jaringan tersebut
masih terdapat air, sehingga diperlukan proses dehidrasi menggunakan dehidran
bertujuan untuk menghilangkan air dan larutan fiksatif yang ada di dalam jaringan.
Larutan deidrasi yang digunakan adalah alkohol yang bersifat hidrofhilic dengan
konsentrasi bertingkat dari konsentrasi rendah ke konsentrasi tinggi.
Proses selanjutnya adalah proses pembeningan (clearing) menggunakan agen
pembeningan, hal ini bertujuan untuk menghilangkan dehidran dari dalam jaringan
dan mempermudah parafin masuk ke dalam jaringan. setelah melalui proses perantara,
maka parafin bisa masuk kedalam jaringan, proses ini dinamakan infiltrasi. Jaringan
kemudian ditanam di blok jaringan. Blok jaringan selanjutnya akan dipotong secara
kasar (trimming) dan halus (cutting) oleh mikrotom. Hasil akhir dari tahap
pembeningan berupa sediaan jaringan tipis yang siap diwarnai dan diamati secara
mikroskopis.
Pada tahap embedding medium yang digunakan memiliki 3 fungsi penting
yaitu untuk memberi dukungan jaringan, untuk mencegah distorsi jaringan selama
pemotongan dan untuk mempertahankan jaringan untuk penggunaan arsip. Berbagai
jenis cetakan yang digunakan untuk blok yaitu leuckhard embedding moulds, stainless
still moulds, dan plastic moulds.
Beberapa faktor yang mempengaruhi tingkat pertukaran yang terjadi yaitu
agitasi, panas, viskositas, vakum, jenis jaringan, ukuran jaringan dan lain sebagainya
yang berhubungan dengan perpindahan suatu larutan.
1. Agitasi
Dengan adanya agitasi, maka akan terjadi peningkatan aliran larutan di
sekitar jaringan. Perpindahan aliran inilah yang berpengaruh di dalam proses
percepatan suatu proses pematangan jaringan. Pada alat pematangan otomatis,
proses agitasi dapat dilakukan dengan menggabungkan pergerakan vertikal
atau berputar, perubahan bertekanan dan penggantian cairan pada interval
waktunya. Mekanisme agitasi yang efisien dapat mengurangi keseluruhan
waktu pematangan jaringan hingga 30%.
2. Suhu
Suhu yang digunakan harus diatur sedemikian rupa untuk mengurangi
kemungkinan jaringan menyusut, terjadi pengerasan atau kerapuhan pada
spesimen jaringan. Suhu yang dapat digunakan dibatasi sampai 45°C.
Dikarenakan suhu yang lebih tinggi dapat merusak komponen
imunohistokimia dan tentunya akan menghasilkan nilai negative palsu pada
pemeriksaan imunohistokimia.
3. Viskositas
Viskositas adalah sifat ketahanan terhadap aliran dari suatu fluida.
Semakin kecil molekul dalam larutan, semakin cepat laju penetrasi cairan
(viskositas rendah). Sebaliknya, jika ukuran molekul lebih besar, laju
pertukaran lebih lambat (viskositas tinggi). Media infiltrasi memiliki berbagai
viskositas. Parafin memiliki viskositas lebih rendah dalam keadaan cair
(meleleh) sehingga dapat meningkatkan kecepatan masuknya paraffin ke
dalam sel.
4. Vakum
Vakum yaitu kondisi dimana tekanan didalam suatu alat pematangan
jaringan dibuat dengan kondisi yang tinggi. Dengan tekanan yang tinggi
diharapkan akan meningkatkan laju perpindahan cairan satu dengan lainnya
sehingga dapat mengurangi waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan
setiap langkah dalam pematangan spesimen jaringan. Vakum akan
menghilangkan reagen dari jaringan, tetapi jika reagen tersebut lebih mudah
menguap daripada reagen yang akan menggantikannya.
5. Jenis jaringan
Jenis jaringan yang diproses dapat juga mempengaruhi proses
pematangan jaringan. Dimana jenis jaringan ditentukan juga oleh jenis sel
yang menyusunnya. Beberapa jenis jaringan yang ada di dalam tubuh antara
lain:
a. Jaringan yang terdiri dari sel yang banyak mengandung air, contohnya
adalah mata, hepar, ginjal dan lain sebagainya
b. Jaringan yang terdiri dari sel yang sedikit mengandung air, contohnya
adalah tulang
c. Jaringan yang mengandung lemak, contohnya adalah jaringan
mammae.
6. Ukuran jaringan
Ukuran, kerapatan, dan ketebalan jaringan menentukan kecepatan
penetrasi larutan pada proses pematangan jaringan. Jaringan dipotong tidak
lebih 5 × 5 × 2 mm. Jaringan yang berukuran tipis seperti usus akan lebih
cepat penetrasinya dibandingkan jaringan hati yang lebih tebal. Jaringan yang
padat seperti uterus dan tulang akan memakan waktu proses pematangan yang
lebih lama. Potongan jaringan disimpan di dalam kaset tidak boleh sampai
berdesakan, karena akan mengganggu proses penetrasi larutan ke dalam
jaringan.
6. Alat dan Bahan
a. Alat
1. Talenan
2. Pinset
3. Cutter
4. Tissue cassete
5. Beaker glass
6. Batang pengaduk
7. Hot plate
8. Mould
9. Stopwatch
b. Bahan
1. Alkohol fine fix
2. Alkohol 96%
3. Alkohol Absolut
4. Xylene
5. Wax Parafin
6. Sampel : Hati ayam
7. Prosedur Kerja
a. Pematangan Jaringan
1) Alat dan bahan yang dibutuhkan disiapkan.
2) Jaringan yang akan digunakan sebagai preparat pada praktikum kali ini adalah
hati ayam. Hati ayam dipotong dengan ukuran sekitar 5 × 5 × 2 mm. lalu
dimasukkan ke dalam kaset jaringan. Kaset jaringan diberikan label dengan
cara menuliskan identitas dan tanggal pengerjaan pada tutup kaset
menggunakan pensil.
3) Kaset jaringan dimasukkan ke dalam gelas beaker berisi larutan fiksatif fine fix
di atas hotplate dengan suhu 55o selama 15 menit. Kaset jaringan di dalam
gelas beaker tersebut diaduk dengan menggunakan batang pengaduk agar
4) Selanjutnya kaset jaringan dimasukkan ke dalam gelas beaker berisi larutan
dehidrasi Alkohol 95% di atas hotplate dengan suhu 70o selama 15 menit.
5) Kemudian, kaset jaringan dimasukkan ke dalam gelas beaker berisi larutan
dehidrasi Alkohol absolut di atas hotplate dengan suhu 70o selama 15 menit.
6) Kaset jaringan selanjutnya dimasukkan ke dalam gelas beaker berisi larutan
clearing Xylene di atas hotplate dengan suhu 80o selama 15 menit. Perlu
diperhatikan pada tahap ini jaringan harus berubah warnanya dari sebelum
dimasukkan ke dalam larutan xylene yaitu berwarna coklat dengan permukaan
yang licin.
7) Setelah selesai dilakukan tahap prosessing, selanjutnya dilakukan tahap
embedding dengan menggunakan alat Embedding Center. Prosedurnya adalah
sebagai berikut.
Dengan menggunakan pinset, jaringan yang telah diproses dimasukkan ke
dalam base mould yang sesuai dengan ukuran jaringan tersebut.
Base mould yang berisi jaringan diletakkan di bagian hotspot pada
embedding center lalu ditekan tuas untuk menuangkan paraffin ke dalam
base mould. Paraffin yang dituang ke dalam base mould hanya setengah
dari tinggi base mould.
Selanjutnya base mould dipindahkan ke bagian coldspot sambil menekan
jaringan di dalam paraffin dengan menggunakan pinset. Prosedur ini
bertujuan agar jaringan tidak berpindah tempat. Lalu diletakkan kaset
jaringan di atas base mould.
Base mould diletakkan kembali di bagian hotspot lalu tekan tuas untuk
menuangkan paraffin sampai kaset tertutup dengan paraffin.
Base mould diletakkan di bagian coldplate untuk mendinginkan blok
paraffin.
Blok paraffin yang telah keras/beku dapat dipisahkan dari base mould lalu
disimpan di suhu ruang.
8. Hasil
a. Hati ayam melalui tahap processing jaringan
10. Kesimpulan
Pada praktikum kali ini mahasiswa dapat melakukan membuat preparat
histologi serta mengetahui tahapan pematangan jaringan histologi dan pembuatan
blok parafin yang meliputi fiksasi, dehidrasi, clearing, impregnasi dan embedding
(infiltrasi). Dilakukannya dua macam penanganan spesimen yaitu melalui processing
jaringan dan yang tidak melalui processing jaringan.