Anda di halaman 1dari 2

Menurut Soulsby (1982), Ctenocephalides canis berdasarkan taksonominya termasuk

ke dalam :
Phylum
Kelas
Sub Kelas
Ordo
Super Famili
Famili
Genus
Spesies
Secara

umum

: Arthropoda
: Insekta
: Pterygota
: Siphonaptera
: Pulicoidae
: Pulicidae
: Ctenocephalides
: Ctenocephalides canis
morfologi

dari C.canis sama

dengan C.felis, tetapi

berbeda

denganC.felis, pinjal C.canis memiliki duri pertama dari ktenidia genal yang lebih pendek
dari duri yang dibelakangnya. Selain itu pinjal ini memiliki mamibrium melebar di apeks.
Kaki belakang terdiri dari delapan ruas.
Kepala C.canis dengan muka yang lebar memiliki panjang satu setengah dari tinggi
kepalanya (Roberts, 1992). Dengan penegasan bentuk kepala dari C,canis ini sedikit
membulat. Ciri-ciri inilah yang dapat digunakan untuk membedakannya dengan C.felis.
B. Daur Hidup Ctenocephalides Canis
Pinjal mengalami metamorphosis yang sempurna, yang dimulai dari telur, larva, pupa
kemudian menjadi pinjal dewasa. Pinjal betina biasanya mengeluarkan telur sampai dua
puluh butir setiap periode bertelurnya. Telur pinjal berbentuk oval dan berwarna keputihan.
Biasanya telur diletakkan di kandang, alas kandang dan kadang kalanya ditemukan pada
rumput (Taboada, 1966).
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi daya hidup dari pinjal C.canis dewasa adalah
temperature dan kelembaban lingkungan. Ctenocephalides canis dewasa dapat hidup optimal
pada lingkungan yang bertemperatur 27oC-39oC dengan kelembaban 75-92%. Pada
lingkungan yang kelembaban 60% C.canis dapat hidup selama 62 hari (Dryden, 1988).
Menurut soulsby (1982) C.canis dewasa dapat bertahan hidup selama 26 bulan dan
menghasilkan telur sebanyak 400-500 butir sepanjang hidupnya.
C. Kerugian yang Ditimbulkan Akibat Infestasi Pinjal
Diperkirakan bahwa 50% dari kasus dermatitis yang dilaporkan oleh dokter hewan
disebabkan oleh gigitan pinjal. Dinyatakan pula bahwa Ctenocephalides canis merupakan
penyebab utama flea allergic dermatitis (FAD) pada anjing dan kucing. FAD merupakan
reaksi hipersensitivitas terhadap komponen antigenic yang terkandung dalam saliva pinjal
(Rust, 1997).

Selain bertindak sebagai vektor penyakit, ektoparasit ini juga dapat bertindak sebagai
inang antara bagi parasit lain misalnya cacing pita pada anjing dan kucing (Diphylidium
caninum) dan larva cacing filarial anjing (Dipetalonema recondinatum) (Levine, 1990).
A. Etiologi
Infestasi parasit intestinal yang disebabkan Dipylidium caninum disebut dipylidiasis.
Cacing ini dikenal juga dengan nama lain flea tapeworm, double-pored tapeworm, cucumber
seed tapeworm atau common dog tapeworm. Penyakit ini disebabkan oleh cacing pita yang
umumnya termasuk dalam golongan Dipylidium. Cacing pita ini termasuk kedalam kelas
subkelas cestoda, kelas cestoidea, filum platyhelminthes, genus dipylidiidae, spesies
diiphilidium caninum.

Anda mungkin juga menyukai