Anda di halaman 1dari 5

MAROTUR ROHIMA

2240019002

PEMERIKSAAN MALARIA

TUJUAN

Mampu membuat, mewarnai dan melakukan pemeriksaan nikroskopis sediaan darah malaria
sesuai standar :

 Melakukan pewarnaan
 Melakukan pemeriksaan
 Pencatatan dan pelaporan

PRINSIP

Sediaan tetes tebal dan hapusan darah tipis malaria, diamati dan diidentifikasi kelainan
morfologinya dengan mikroskop secara mikroskopik melalui pembesaran 10x mencari lapangan
pandang objek dan 100x dengan penambahan minyak emersi untuk memfokuskan objek yang
diamati.

ALAT DAN BAHAN

Pembuatan reagen giemmsa 3%

 Larutan giemsa
 Larutan buffer (pH 7,2)
 Gelas ukur 5 cc, 10 cc dan 100 cc
 Botol penyimpanan giemsa dan botol buffer
 Pipet tetes
 Botol semprot
 Timer
 Kertas whatman 2
 Kertas lakmus

Pemeriksaan

 Minyak immersi
 Kertas lensa
 Mikroskop
 Box slide
 Plastic box (untuk pembuangan)
 Counter
 Kkertas tissue

PROSEDUR KERJA

Pewarnaan sediaan darah malaria:

 Sediaan darah tipis yang sudah kering difiksasi dengan methanol.


 Letakkan di atas rak.
 Siapkan larutan giemsa 3% (pewarnaan lambat)
 Tuang larutan giemsa, biarkan selama 30 – 45 meni.
 Tuangkan air bersih perlahan sampai giemsa terbuang, angkat sediaan darah dan
keringkan.
 Sediaan darah siap diperiksa.

Pembacaan sediaan darah malaria

 Taruh sediaan darah diatas meja sediaan mikroskop.


 Lihat dengan pembeasaran lensa objektif 10x dan lensa okuler 5x atau 7x atau 10x.
 Pindah ke objektif 100x dengan menggunakan minyak imersi.
 Putar mikrometer supanya fokus.

Pemeriksaan sediaan darah tipis

 Lensa objektif diletakkan pada sediaan darah 1 cm dari ujung lidah.


 Pemeriksaan dilakukan ke arah kanan, bergerak cepat spiral (batleman cross).
 Pemeriksaaan dilakukan sampai 100 lapang pandang. Bila diperlukan dapat melihat
sampai 400 lapang pandang.

PEMBAHASAN

Malaria merupakan salah satu penyakit menular yang masih menjadi masalah kesehatan
di masyarakat dan ditemukan hampir di seluruh bagian dunia termasuk di Negara yang beriklim
tropis dan sub tropis. Sebagian besar penduduk dunia berisiko tertular malaria karena hidup di
lebih dari 100 negara yang masih endemis dengan penyakit malaria (Soedarto, 2011).

Malaria disebabkan oleh parasit malaria yaitu suatu protozoa darah yang termasuk dalam
genus Plasmodium. Parasit ini ditularkan melalui gigitan nyamuk Anopheles betina yang
merupakan vektor malaria. Terdapat empat spesies plasmodium yang menjadi penyebab malaria
pada manusia yaitu plasmodium falciparum, plasmodium vivax, plasmodium malariae dan
plasmodium ovale (Soedarto, 2011).

Masing-masing spesies plasmodium menyebabkan infeksi malaria yang berbeda - beda.


Plasmodium falciparum menyebabkan malaria falciparum/tropika, plasmodium vivax
menyebabkan malaria vivax/tertiana, plasmodium malariae menyebabkan malaria
malariae/quartana dan plasmodium ovale menyebabkan malaria ovale (Prabowo, 2004).

Plasmodium falciparum merupakan salah satu organisme penyebab malaria yang paling
berbahaya dibandingkan dengan jenis plasmodium lain yang menginfeksi manusia karena spesies
ini banyak menyebabkan angka kesakitan dan kematian pada manusia. Plasmodium falciparum
sudah resisten terhadap beberapa obat antimalaria. Diagnosis malaria yang cepat dan tepat
merupakan hal yang sangat diperlukan dalam penatalaksanaan kasus malaria. Hal tersebut
terutama berhubungan dengan infeksi plasmodium falciparum yang dapat menyebabkan malaria
berat atau malaria dengan komplikasi. Setelah penderita dicurigai secara klinis menderita
malaria, pemeriksaan laboratorium untuk menemukan parasit harus secepatnya dilakukan.
Berbagai cara dapat dilakukan dari pemeriksaan konvensional dengan mikroskop cahaya untuk
mengevaluasi sediaan darah (tetes tipis dan tetes tebal) yang diwarnai dengan Giemsa.
Pemeriksaan mikroskopis dengan sediaan darah tebal dan tipis merupakan pemeriksaan yang
penting. Interpretasi pemeriksaan mikroskopis yang terbaik adalah berdasarkan hitung kepadatan
parasit dan identifikasi parasit yang tepat. Namun, tetes tebal 20 - 40 kali lebih sensitif
dibandingkan hapusan darah tipis dalam mendeteksi adanya plasmodium.

HASIL

Malaria adalah penyebab utama kematian di negara-negara tropis dan sub-tropis.


Meskipun ada cara yang efektif untuk tata laksana malaria, jumlah kasus malaria masih
meningkat, karena beberapa faktor. Pada hapusan darah tipis ditemukan Plasmodium vivax hasil
pengamatan dari leukosit, eritrosit, trombosit tropozoit. Dan Plasmodium falciparum pada hasil
pengamatan dari gametosit, merozoit, dan tropozoit.

Pada tetes darah tebal ditemukan Plasmodium falciparum hasil pengamatan dari
merozoit, tropozoit, mikrogametosit, skizon. Dan adanya Plasmodium vivax didapat hasil
pengamatan dari skizon dan tropozoit.
DAFTAR PUSTAKA

Rinawati,Wenny. Fify Henrika. 2019. Diagnosis Laboratorium Malaria. J Indon Med Assoc,
Volum: 69, Nomor: 10.

W, Luh Putu Arishanti. 2017. Identifikasi Plasmodium Sp. Pada Sediaan Hapusan Darah Tebal
Dan Darah Tipis.

http://repository.poltekkes-denpasar.ac.id/895/2/BAB-2.pdf

Anda mungkin juga menyukai