Disusun Oleh :
NIM : 711345319009
2020
DAFTAR ISI
COVER .....................................................................................................................
DAFTAR ISI.............................................................................................................
A. Dasar Teori.....................................................................................................
B. Tujuan Penulisan ............................................................................................
A. Video 1 ..................................................................................................................
B. Video 2 .................................................................................................................
C. Video 3 ..................................................................................................................
D. Video 4 ..................................................................................................................
E. Video 5 ..................................................................................................................
F. Video 6...................................................................................................................
G. Video 7 ..................................................................................................................
CURICULUM VITAE.................................................................................................
BAB 1
TINJAUAN PUSTAKA
A. Dasar Teori
Pengertian
Tuberculosis (TB) yang juga dikenal dengan singkatan TBC merupakan penyakit menular
yang menyebabkan masalah kesehatan terbesar kedua didunia setelah HIV. Indonesia sendiri
termasuk lima besar Negara dengan jumlah pengidap TB terbanyak di Asia Tenggara dengan
jumlah pengidap yang mencapai 305.000 jiwa pada tahun 2012.
Penyebab tuberculosis adalah bakteri yang menyebar di udara melalui semburan air liur
dari bentuk batuk atau bersin pengidap TB. Nama bakteri TB adalah mycobacterium
tuberculosis.
Hierarki Keterangan
Kingdom Bacteria
Phylum Actinobacteria
Class Actinobacteridae
Order Actinomycetales
Suborder Corynebacterineae
Family Mycobacteriaceae
Genus Mycobacterium
Species M.tuberculosis
Morfologi
Kuman ini berukuran 0,4 × 3µ, berbentuk batang, tidak membentuk spora, mempunyai sifat
khusus, yaitu tahan terhadap asam pada pewarnaan sehingga disebut pula sebagai Basil
Tahan Asam (BTA). Bakteri ini tidak tahan terhadap panas dan akan mati pada suhu 60℃
selama 5-20 menit. Kuman TB akan cepat mati apabila terpajan sinar matahari langsung
selama 2 jam, tahan 20-30 menit dalam dahak, dan tahan 8-10 hari didalam percikan dahak.
Biakan dalam suhu kamar dapat bertahan selama 6-8 bulan dan dapat doisimpan didalam
lemari pendingin dengan suhu 20℃ selama 2 tahun, tetapi dapat bertahan hidup beberapa jam
di tempat yang gelap dan lembab. Kuman ini dapat bertahan dalam larutan kimia dan
desinfektan seperti fenol 5%, H2SO4 15%, sitrat 3%, NaOH 4%. Kuman TB dapat
dihancurkan oleh iodium tinktur selama 5 menit dan alcohol 80% selama 2-10 menit. Dalam
jaringan tubuh, kuman ini dapat bersifat dorman (tidak beberapa tahun).
Biakan Mycobacteria
1. Media Agar Semisintetik.
Media ini (middlebrook 7H10 dan 7H11) berisi garam tertentu, vitamin, kofaktor,
asam oleat, albumin, katalase, gliserol, glukosa dan malachite green.
2. Media Telur Inspirasi
Media ini (Lowenstein-Jensen) berisi garam teretentu, gliserol, dan substansi organic
kompleks (telur segar atau kuning telur, tepung kentang, dan bahan-bahan lain dengan
komposisi bervariasi), malachite green dimasukkan untuk menghambat bakteri lain,
inokulan kecil dalam specimen akan tumbuh pada media dalam 3-6 minggu.
3. Media Kaldu (broth media)
Media kaldu (Middlebrook 7H9 dan 7H12) mendukung proliferasi inokulan kecil.
Biasanya, mycobacterium tumbuh dalam rumpun atau massa karena sifat hidrofobik
permukaan sel. Jika tween (ester larut air dan asam lemak) ditambahkan, mereka
membasahi permukaan dan menyebabkan penyebaran pertumbuhan dalam media cair.
Karakteristik Pertumbuhan
Manifestasi Klinis
1. Pengumpulan dahak.
Spesimen dahak dikumpulkan pada saat suspek datang berkunjung pertama kali. Pada
saat pulang, suspek diberi pot dahak untuk mengumpulkan dahak hari kedua.
a. Sewaktu (S)
Specimen dahak dikumpulkan pada saat suspek datang berkunjung pertama kali.
Pada saat pulang, suspek diberi pot dahak untuk mengumpulkan dahak hari kedua.
b. Pagi (P)
Specimen dahak dikumpulkan dirumah pada pagi hari kedua, segera setelah
bangun tidur. Pot dibawa dan diserahkan sendiri oleh suspek.
c. Sewaktu (S)
Specimen dahak dikumpulkan pada hari kedua, saat menyerahkan dahak pagi hari.
Untuk mencegah penularan, pengambilan dahak dilakukan ditempat terbuka dan
jauh dari orang lain.
Untuk memperoleh specimen dahak yang baik, petugas harus memerhatikan hal-hal
berikut :
Hasil :
Jika terdapat 3 hal di atas yang mendukung, seorang anak dapat dianggap menderita
tuberculosis.
B. Tujuan :
1. Mahasiswa mampu menjelaskan Pengertian dari materi yang diberikan
2. Mahasiswa mampu menjelaskan aspek pra analitik pemeriksaan
3. Mahasiswa mampu menjelaskan aspek analitik pemeriksaan
4. Mahasiswa mampu menjelaskan aspek pasca analitik pemeriksaan
5. Mahasiswa mampu menjelaskan interpretasi dan validasi hasil
pemeriksaan
Judul : Pemeriksaan Mikroskopis BTA Tuberkulosis
PRA ANALITIK
Pasien datang dari poli menuju laboratorium dengan membawa TB-05
ANALITIK
➢ Pembuatan Sediaan Apus Dahak
- Beri identitas pasien pada kaca slide
Contoh : 01/ 08/ 345 . A
01 = kode kabupaten (2digit)
08 = kode UPK (2 digit)
345 = nomor ……. (…. TB-06)
A = waktu pengambilan dahak
- Nyalakan api Bunsen dan fiksasi kaca slide yang akan digunakan untuk membuat
apusan diatas api bunsen
- Kemudian ambil batang aplikator / tusuk sate
- Lalu gunakan tang untuk membuat ujung tusuk sate memipih
- Setelah itu ambil sampel dahak dengan ujung tusuk sate yang dipipihkan
- Kemudian untuk membuat sediaan apusan, pada kaca slide dibelakangnya sudah ada
cetakkan berbentuk bulat oval yang digunakan sebagai bentuk sediaan yang akan
dibuat, ikuti bentuk cetakkan tersebut saat membuat sediaan
- Ratakan Kembali dengan ujung tusuk sate/ stik aplikator, usahakan tidak ada yang
mengumpal. Jika ada yang menggumpal diratakan Kembali, buat sediaan dengan
tidak terlalu tebal dan tidak terlalu tipis
- Sisa sampel dahak pada pot diberikan larutan berwarna merah muda/ merah ,
kemudian dibuang pada tempat limbah medis
- Setelah itu, letakkan sediaan yang kering 4-5 cm diatas kertas koran dan lakukan
penilaian terlalu tebal, baik, terlalu tipis
➢ Fiksasi sediaan dahak
- Dengan mengambil slide sediaan yang telah dibuat kemudian di fiksasi diatas api
Bunsen
Slide yang telah difiksasi di letakkan di atas rak pewarnaan dengan memberi jarak
sebesar 1 jari telunjuk
- Kemudian 5 slide sediaan diberikan larutan carbol fuchsin 0,3% sampai semua
permukaan tertutup dengan larutan
- Kemudian dilakukan pemanasan sampai beruap dengan api Bunsen
- Dinginkan selama 5 menit
- Kemudian bilas dengan air mengalir
- Lalu dilakukan pencucian dengan larutan asam alcohol 3%
- Bilas Kembali dengan air mengalir
- Selanjutnya slide diberikan larutan zat warna methylene blue 0,3% sampai semua
permukaan tertutup dengan genangan selama 10-20 detik
- Bilas Kembali dengan air mengalir
- Keringkan semua slide yang telah dilakukan pewarnaan dalam suhu ruangan
➢ Pemeriksaan mikroskopis
- letakkan slide sediaan pada mikroskop kemudian lakukan pengamatan
- Setelah selesai pengamatan, Jangan lupa untuk membersihkan lensa- lensa mikroskop
dengan kertas tisu
➢ Penyimpanan mikroskop
- Setelah selesai menggunakan mikroskop, kemudian mikroskop di matikan/offkan dan
cabut kabel
- Kemudian simpan mikroskop pada tempat yang telah disediaan
Uji Bakteriologis
➢ Pengamatan morfologi koloni bakteri
Morfologi koloni TB pada Media bifasik Agar Darah
Prosedur kultur
1. Preparasi media bifasik Agar–Darah.
2. Media bifasik agar–darah di modifikasi dari media nutrien – agar oxoid yang
ditimbang sebanyak 28 g , dilarutkan dalam 1000 ml aquades (pH7.0) dalam
erlenmeyer lalu tutup rapat, media disterilisasi dalam otoklaf pada suhu 121ºC – 15
menit.
3. Selesai disteril media nutrien–agar didinginkan pada suhu mencapai 50ºC,
ditambahkan 10% serum manusia yang telah di inaktifkan 56ºC selama 30 menit dan
penisilin 100 units/ ml,
4. kemudian dituangkan 10 ml kedalam botol gelas (screwcapped dengan volume 50
ml).
5. Di miringkan 300 C sampai menjadi padat, dilanjutkan dengan penambahan darah
PMI (anticoagulan EDTA) yang sudah di inaktifkan 50º C selama 30
menit,ditambahkan saponin 20%, kemudian diambil sebanyak 5 ml secara aseptik
kemudian dimasukkan dalam media agar miring dengan posisi tegak. Kultur Sputum
pada Media Bifasik Agar– Darah.
Uji Biokimia :
1. Uji Niasin
Strip uji niasin serupa dengan strip uji pH . Bentuknya kecil, tipis, persegi panjang,
dan berwarna putih.
• Air ditempatkan pada pelat kultur dan disentuh dengan strip uji selama 15-20 menit di
dalam tabung kecil yang steril. Jika jumlah niasin berlebih terdeteksi, cairan di dalam
tabung akan menguning, tes positif. Jika cairan di dalam tabung bening, tidak ada
jumlah niasin yang berlebih dan tesnya negatif
3. Uji amidase
• Larutan 0,000164 M amida dieramkan dengan suspensi kuman pada 37°𝑐, Lalu
ditambahkan 0,1 ml larutan MnSO4,1 ml fenol dan 0,5 ml larutan hipoklorit
Tabung-tabung ini diletakkan didalam air mendidih selama 20 menit Jika timbul
warna ungu artinya uji ini positif
5. uji katalase
• Campurkan 30 ml H2O2 dengan larutan 0,2 % katekol dalam air suling Dengan
perbandingan yang sama ditambahkan pada 5 ml biakan yang diuji.
Prosedur :
1). Sebanyak 15 sampel bakteri Mycobacterium tuberculosis masing-masing diambil
5 μl suspensi bakteri.
2). Kemudian diteteskan pada permukaan medium Lowenstein Jensen (LJ) yang telah
berisi masing-masing ofloxacin dengan konsentrasi 1 µg/ml, 2 µg/ml, 4µg/ml dan 8
µg/ml,
3). Kemudian dihomogenkan.
4). Selanjutnya diinkubasi pada suhu 37 oC selama 4 minggu.
5). Perlakuan yang sama juga diberikan untuk kontrol positif menggunakan bakteri
Mycobacterium tuberculosis strain ATCC 700457 dan Mycobacterium tuberculosis 3
strain supceptible H37RV.
6). Pengamatan dilakukan satu kali setiap satu minggu selama satu bulan yaitu
dengan mengamati pertumbuhan dan bentuk morfologi koloni bakteri yang tumbuh
pada masingmasing tabung.
Indikator penilaian adalah bakteri yang resisten terhadap ofloxacin jika terdapat
pertumbuhan pada media LJ tanpa pemberian obat dan media LJ yang mengandung
obat. Sedangkan bakteri yang sensitif apabila terdapat pertumbuhan pada media LJ
tanpa pemberian obat dan tidak terjadi pertumbuhan pada media LJ yang mengandung
obat.
PASCA ANALITIK
➢ Penilaian sediaan secara makroskopis
- Terkelupas
- Terlalu tebal
- Terlalu besar ; tidak rata
- Terlalu besar ;dekolarisasi kurang
- Kecil, tipis, terkelupas
- Terlalu kecil, tipis, tidak rata
- Terlalu kevil, tipis, tidak rata
- Tidak rata, terlalu tebal, terkelupas; dekolarisasi kurang
- Sediaan berupa usapan, ridak diratakan dengan bentuk spiral/ lingkaran kecil-kecil
➢ Pemeriksaan mikroskopis
skala IUATLD
• Negatif : tidak ditemukan BTA minimal dalam 100 lapang pandang
• Scanty (+) : 1-9 BTA dalam 100 lapang pandang (tuliskan jumlah BTA yang
ditemukan)
• 1+ : 10 – 99 BTA dalam 100 lapang pandang
• 2+ : 1 – 10 BTA setiap 1 lapang pandang ( periksa minimal 50 lapang
pandang)
• 3+ : ≥ 10 BTA di 1 lapang pandang (periksa minimal 20 lapang
pandang)
➢ Mikroskopis
Hasil pengamatan Metode Ziehl-Neelsen
Gambar di atas merupakan hasil pewarnaan basil tahan asam (BTA) metode Ziehl-
Neelsen yang dilihat di bawah mikroskop dengan pembesaran 100x. Bakteri tahan
asam tampak berbentik basil warna merah sedangkan bakteri yang tidak tahan asam
berwarna biru.
➢ Uji Biokimia
1. Uji Niacin Niacin adalah bagian dari metabolisme energi Mycobacterium
dalam reaksi redoks. Semua Mycobacterium menghasilkan niacin , tetapi M.
tuberculosis terakumulasi sebagai hasil dari aktivitas utama NicotinamideAdenin
Dinucleotide dan ketidakmampuan untuk memproses Niacine yang dihasilkan. Tes ini
menunjukkan adanya sianogen klorida terbentuk melaluireaksi chloramine T dan
kalium tiosianat dengan adanya asam sitrat, membentuk gammacarboxyglutamate
aldehida yang mengikat dengan amina aromatik menghasilkan warna kuning.
➢ Uji Resistensi
Untuk mengetahui resistensi obat antituberkulosis ofloxacin maka dilakukan uji
resisten terhadap bakteri Mycobaterium tuberculosis dengan menggunakan empat
konsentrasi obat yang berbeda. Bakteri uji yang digunakan adalah 15 isolat M.
tuberculosis strain klinis, M. tuberculosis strain ATCC 700457 (strain yang resisten
OFL) dan M. tuberculosis strain H37RV (strain susceptible) yang merupakan koleksi
laboratorium NECHRI HUM-RC RS Wahidin Sudirohusodo Makassar. Dalam
pengujian digunakan empat tingkat konsentrasi yang didasarkan pada Minimal
Inhibitory Concentrations (MIC). MIC dari ofloxacin yang sering digunakan yaitu
berada dikonsentrasi 2 μg/ml sehingga untuk penelitian ini digunakan empat
konsentrasi yaitu 1 μg/ml, 2 μg/ml, 4 μg/ml,dan 8 μg/ml serta GC (Growth Control)
atau sebagai kontrol pertumbuhan.
Untuk konsentrasi 2 μg / ml, terdapat 7 sampel (53,85%) resisten, 5 sampel (38,46%)
intermediet dan 1 sampel (7,69%) sensitif. Pada konsentrasi 4 μg / ml terdapat 2
sampel (15,38%) resisten, 2 sampel (15,38%) intermediet, dan 9 sampel (69,24%)
sensitif. Sedangkan untuk konsentrasi 8 μg / ml terdapat 1 sampel (7,69%) resisten, 2
sampel (15,38%) intermediet dan 10 sampel (76,93%) sensitif
OBSERVASI VIDEO
VIDEO 1
Prosedur Kerja :
2.Imersi Oil
3.Mikroskop
Prosedur Kerja :
3.lalu Atur Mikroskop Dengan Mengatur Lensa Okuler Dengan Perbesaran 10 X Dan
lensa Objektif Dengan Perbesara 100 x Untuk Melihat Fokusannya
4.Atur Diafragmanya
Interpretasi Hasil
1. BTA Akan Tampak Berwarna Merah Dan Berbentuk Basil Baik Sendiri Maupun
Bergrombol
2. Pada Lapang Pandang Pertama Positif 3 Karena Ditemukannya > 10 BTA
3. Menurut Skala IURB Untuk Pemeriksaan BTA Negatif Bila Tidak Ditemukan
BTA Minimal 100 Lapang Pandang
4. Skenting Bila Ditemukan 1 – 9 BTA Dalam 100 Lapang Pandang
5. Positif + Bila Ditemukannya 10 – 99 BTA Dalam 100 Lapang Pandang
6. Positif ++ Bila Ditemukannya 1 – 10 BTA Setiap 1 Lapang Pandang Periksa
Minimal 50 Lapang Pandang
7. Positif +++ Bila Ditemukannya Lebih Dari 10 BTA Dalam 1 Lapang Pandang
Periksa Minamal 28 Lapang Pandang
VIDEO 3
Pra analitik
Prosedur
Cara kerja
Proses pewarnaan
- Teteskan imersi oil pada slide , letakkan di meja preparat dan amati dengan
perbesaran 100x
Interpretasi hasil
(-) tidak ditemukan BTA dalam 100 lapang pandang
(+) ditemukan BTA 1-10 dalam 100 lapang pandang
(+1) ditemukan BTA 10-99 dalam 100 lapang pandang
(+2) ditemukan BTA 1- 10 dalam 1 lapang pandang
(+3) ditemukan BTA >10 dalam 1lapang pandang
Saran:
- Pada saayt pembuatan slide, jangan mengambil saliva/air liur
- Pada saat proses pemanasan, carbol Fucksin jangan sampai mendidih
- Pada saat proses pellunturan carbol fucksin harus benar-benar luntur. Karena dapat
mempengaruhi hasil
VIDEO 4
PRA ANALITIK
• APD
• Opjek gelas
• Sampel sputum
• Tusuk gigi
• Pensil
• Slide pengukur preparat BTA
Analitik
Prosedur kerja
1. Di sini menggunakan kaca slide prosted sehingga dapat di lakukan penomoran atau
pelabelan dengan menggunakan pensip pada kaca opjek dan tidak hilang saat di
lakukan pewarnaan
2. Dengan menggunakan Biologi cal septi cabinet di letakan dibawa preparat
penggunaan biologi cal septi cabinet ini bagus karena memiliki situasi udara yang
mengurangi kontaminasi
3. Amil sputum dengan menggunakan lidi sebesar 1 butir kacang hijau
4. Lakukan pengolesan pada kaca slide yang suda di tempelkan slide pengukur tersebut
dengan sedikit menghancurkan sampel di atas slide dan membentuk seperti spiral-
spera
Skala iuatld
• Ukuran 2 x 3
• Letak ditengah
• Ketebalan baik,rata,bersih
• Pewarnaan baik
VIDEO 5A
Judul : Pewarnaan ZN
- Objek Glass
- Lidi
- Sampel
- Pipet
- Bunsen
Cara Kerja
1. Pilihlah Objek Glass Yang Bersih Kemudian Label Objek Glass Dengan Benar
Dengan Nomor ID Pasien Seperti Yang Di Tentukan
2. Ambilah Sampel Menggunakan Lidi Kemudian Olesi Sampel Tersebut Di Atas Objek
Glass Pastikan Sampel Di Olesi Secara Merata Di Atas Objek Glass
3. Keringkan Objek Glass
4. Setelah Mengeringkan Objek Glass Perbaiki Objek Glass Menggunakan Pembakar
Bunsen Dengan Cara Melewatkan Objek Glass Di Atas Api Sampai 4 Kali Secara
Hati – Hati.
5. Catatan : Jika Menggunakan Blok Pemanas Dapat Memperbaiki Objek Glass Selama
2 Jam Pada Suhu 65 Hingga 70°C
6. Setelah Itu Objek Glass Siap Di Warnai
VIDEO 5B
Pembuatan preparat :
Pewarnaan silnesen merupakan pewarnaan yang digunakan untuk bakteri yang tahan
terhadap asam , pewarnaan silnesen terdiri dari 3 cat yaitu : silnesen A yang berisi karbol
fuksin ,silnesen B yang berisi asam alcohol . silnesen C methyl blue
Pewarnaan
ANALITIK
➢ Pembuatan Sediaan Apus Dahak
- Beri identitas pasien pada kaca slide
Contoh : 01/ 08/ 345 . A
01 = kode kabupaten (2digit)
08 = kode UPK (2 digit)
345 = nomor ……. (…. TB-06)
A = waktu pengambilan dahak
- Nyalakan api Bunsen dan fiksasi kaca slide yang akan digunakan untuk membuat
apusan diatas api bunsen
- Kemudian ambil batang aplikator / tusuk sate
- Lalu gunakan tang untuk membuat ujung tusuk sate memipih
- Setelah itu ambil sampel dahak dengan ujung tusuk sate yang dipipihkan
- Kemudian untuk membuat sediaan apusan, pada kaca slide dibelakangnya sudah ada
cetakkan berbentuk bulat oval yang digunakan sebagai bentuk sediaan yang akan
dibuat, ikuti bentuk cetakkan tersebut saat membuat sediaan
- Ratakan Kembali dengan ujung tusuk sate/ stik aplikator, usahakan tidak ada yang
mengumpal. Jika ada yang menggumpal diratakan Kembali, buat sediaan dengan
tidak terlalu tebal dan tidak terlalu tipis
- Sisa sampel dahak pada pot diberikan larutan berwarna merah muda/ merah ,
kemudian dibuang pada tempat limbah medis
- Setelah itu, letakkan sediaan yang kering 4-5 cm diatas kertas koran dan lakukan
penilaian terlalu tebal, baik, terlalu tipis
➢ Fiksasi sediaan dahak
- Dengan mengambil slide sediaan yang telah dibuat kemudian di fiksasi diatas api
Bunsen
- Kemudian 5 slide sediaan diberikan larutan carbol fuchsin 0,3% sampai semua
permukaan tertutup dengan larutan
- Kemudian dilakukan pemanasan sampai beruap dengan api Bunsen
- Dinginkan selama 5 menit
- Kemudian bilas dengan air mengalir
- Lalu dilakukan pencucian dengan larutan asam alcohol 3%
- Bilas Kembali dengan air mengalir
- Selanjutnya slide diberikan larutan zat warna methylene blue 0,3% sampai semua
permukaan tertutup dengan genangan selama 10-20 detik
- Bilas Kembali dengan air mengalir
- Keringkan semua slide yang telah dilakukan pewarnaan dalam suhu ruangan
➢ Pemeriksaan mikroskopis
- letakkan slide sediaan pada mikroskop kemudian lakukan pengamatan
- Setelah selesai pengamatan, Jangan lupa untuk membersihkan lensa- lensa mikroskop
dengan kertas tisu
➢ Penyimpanan mikroskop
- Setelah selesai menggunakan mikroskop, kemudian mikroskop di matikan/offkan dan
cabut kabel
- Kemudian simpan mikroskop pada tempat yang telah disediaan
Uji Bakteriologis
➢ Pengamatan morfologi koloni bakteri
Morfologi koloni TB pada Media bifasik Agar Darah
Prosedur kultur
6. Preparasi media bifasik Agar–Darah.
7. Media bifasik agar–darah di modifikasi dari media nutrien – agar oxoid yang
ditimbang sebanyak 28 g , dilarutkan dalam 1000 ml aquades (pH7.0) dalam
erlenmeyer lalu tutup rapat, media disterilisasi dalam otoklaf pada suhu 121ºC – 15
menit.
8. Selesai disteril media nutrien–agar didinginkan pada suhu mencapai 50ºC,
ditambahkan 10% serum manusia yang telah di inaktifkan 56ºC selama 30 menit dan
penisilin 100 units/ ml,
9. kemudian dituangkan 10 ml kedalam botol gelas (screwcapped dengan volume 50
ml).
10. Di miringkan 300 C sampai menjadi padat, dilanjutkan dengan penambahan darah
PMI (anticoagulan EDTA) yang sudah di inaktifkan 50º C selama 30
menit,ditambahkan saponin 20%, kemudian diambil sebanyak 5 ml secara aseptik
kemudian dimasukkan dalam media agar miring dengan posisi tegak. Kultur Sputum
pada Media Bifasik Agar– Darah.
Uji Biokimia :
6. Uji Niasin
Strip uji niasin serupa dengan strip uji pH . Bentuknya kecil, tipis, persegi panjang,
dan berwarna putih.
• Air ditempatkan pada pelat kultur dan disentuh dengan strip uji selama 15-20 menit di
dalam tabung kecil yang steril. Jika jumlah niasin berlebih terdeteksi, cairan di dalam
tabung akan menguning, tes positif. Jika cairan di dalam tabung bening, tidak ada
jumlah niasin yang berlebih dan tesnya negatif
8. Uji amidase
• Larutan 0,000164 M amida dieramkan dengan suspensi kuman pada 37°𝑐, Lalu
ditambahkan 0,1 ml larutan MnSO4,1 ml fenol dan 0,5 ml larutan hipoklorit
Tabung-tabung ini diletakkan didalam air mendidih selama 20 menit Jika timbul
warna ungu artinya uji ini positif
Prosedur :
1). Sebanyak 15 sampel bakteri Mycobacterium tuberculosis masing-masing diambil
5 μl suspensi bakteri.
2). Kemudian diteteskan pada permukaan medium Lowenstein Jensen (LJ) yang telah
berisi masing-masing ofloxacin dengan konsentrasi 1 µg/ml, 2 µg/ml, 4µg/ml dan 8
µg/ml,
3). Kemudian dihomogenkan.
4). Selanjutnya diinkubasi pada suhu 37 oC selama 4 minggu.
5). Perlakuan yang sama juga diberikan untuk kontrol positif menggunakan bakteri
Mycobacterium tuberculosis strain ATCC 700457 dan Mycobacterium tuberculosis 3
strain supceptible H37RV.
6). Pengamatan dilakukan satu kali setiap satu minggu selama satu bulan yaitu
dengan mengamati pertumbuhan dan bentuk morfologi koloni bakteri yang tumbuh
pada masingmasing tabung.
Indikator penilaian adalah bakteri yang resisten terhadap ofloxacin jika terdapat
pertumbuhan pada media LJ tanpa pemberian obat dan media LJ yang mengandung
obat. Sedangkan bakteri yang sensitif apabila terdapat pertumbuhan pada media LJ
tanpa pemberian obat dan tidak terjadi pertumbuhan pada media LJ yang mengandung
obat.
PASCA ANALITIK
➢ Penilaian sediaan secara makroskopis
- Terkelupas
- Terlalu tebal
- Terlalu besar ; tidak rata
- Terlalu besar ;dekolarisasi kurang
- Kecil, tipis, terkelupas
- Terlalu kecil, tipis, tidak rata
- Terlalu kevil, tipis, tidak rata
- Tidak rata, terlalu tebal, terkelupas; dekolarisasi kurang
- Sediaan berupa usapan, ridak diratakan dengan bentuk spiral/ lingkaran kecil-kecil
➢ Pemeriksaan mikroskopis
skala IUATLD
• Negatif : tidak ditemukan BTA minimal dalam 100 lapang pandang
• Scanty (+) : 1-9 BTA dalam 100 lapang pandang (tuliskan jumlah BTA yang
ditemukan)
• 1+ : 10 – 99 BTA dalam 100 lapang pandang
• 2+ : 1 – 10 BTA setiap 1 lapang pandang ( periksa minimal 50 lapang
pandang)
• 3+ : ≥ 10 BTA di 1 lapang pandang (periksa minimal 20 lapang
pandang)
➢ Mikroskopis
Hasil pengamatan Metode Ziehl-Neelsen
Gambar di atas merupakan hasil pewarnaan basil tahan asam (BTA) metode Ziehl-
Neelsen yang dilihat di bawah mikroskop dengan pembesaran 100x. Bakteri tahan
asam tampak berbentik basil warna merah sedangkan bakteri yang tidak tahan asam
berwarna biru.
➢ Uji Biokimia
4. Uji Niacin Niacin adalah bagian dari metabolisme energi Mycobacterium
dalam reaksi redoks. Semua Mycobacterium menghasilkan niacin , tetapi M.
tuberculosis terakumulasi sebagai hasil dari aktivitas utama NicotinamideAdenin
Dinucleotide dan ketidakmampuan untuk memproses Niacine yang dihasilkan. Tes ini
menunjukkan adanya sianogen klorida terbentuk melaluireaksi chloramine T dan
kalium tiosianat dengan adanya asam sitrat, membentuk gammacarboxyglutamate
aldehida yang mengikat dengan amina aromatik menghasilkan warna kuning.
➢ Uji Resistensi
Untuk mengetahui resistensi obat antituberkulosis ofloxacin maka dilakukan uji
resisten terhadap bakteri Mycobaterium tuberculosis dengan menggunakan empat
konsentrasi obat yang berbeda. Bakteri uji yang digunakan adalah 15 isolat M.
tuberculosis strain klinis, M. tuberculosis strain ATCC 700457 (strain yang resisten
OFL) dan M. tuberculosis strain H37RV (strain susceptible) yang merupakan koleksi
laboratorium NECHRI HUM-RC RS Wahidin Sudirohusodo Makassar. Dalam
pengujian digunakan empat tingkat konsentrasi yang didasarkan pada Minimal
Inhibitory Concentrations (MIC). MIC dari ofloxacin yang sering digunakan yaitu
berada dikonsentrasi 2 μg/ml sehingga untuk penelitian ini digunakan empat
konsentrasi yaitu 1 μg/ml, 2 μg/ml, 4 μg/ml,dan 8 μg/ml serta GC (Growth Control)
atau sebagai kontrol pertumbuhan.
Untuk konsentrasi 2 μg / ml, terdapat 7 sampel (53,85%) resisten, 5 sampel (38,46%)
intermediet dan 1 sampel (7,69%) sensitif. Pada konsentrasi 4 μg / ml terdapat 2
sampel (15,38%) resisten, 2 sampel (15,38%) intermediet, dan 9 sampel (69,24%)
sensitif. Sedangkan untuk konsentrasi 8 μg / ml terdapat 1 sampel (7,69%) resisten, 2
sampel (15,38%) intermediet dan 10 sampel (76,93%) sensitif
VIDEO 7
cara mengumpulkan sampel dahak. Sampel dahak digunakan untuk mendiagnosisaktif yang
TBjuga dikenal sebagai TB dan untuk memantau efektivitas pengobatan TB.
Anda bangun di pagi hari karena dahak kental terkumpul di paru-paru dalam semalam.
Jangan makan atau minum, gosok gigi, merokok, atau gunakan obat kumur sebelum Anda
mengambil dahak. Sebelum mulai mencuci tangan dengan sabun dan air selama 15 sampai
20 detik
Bilas dengan baik dan gunakan handuk tangan untuk mengeringkannya.
pada botol
tulis nama anda serta tanggal dan waktu pengambilan sampel dahak
ingat untuk menggunakan botol yang berbeda setiap hari,
selanjutnya buka botol plastik tetapi
hati-hati jangan sampai menyentuh bagian dalam botol atau tutupnya.