Anda di halaman 1dari 29

Laporan Praktikum Mata Kuliah Bakteriologi II

“ISOLASI DAN IDENTIFIKASI BAKTERI PENYAKIT TBC”

Disusun Oleh :

ELISABETH AMADEA RATU

NIM : 711345319009

Dosen Pembimbing Mata Kuliah

Steldy R. Lantaka, Amd. AK, S.Si

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MANADO

DIII TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS

2020
DAFTAR ISI

COVER .....................................................................................................................

DAFTAR ISI.............................................................................................................

BAB 1 TINJAUAN PUSTAKA...............................................................................

A. Dasar Teori.....................................................................................................
B. Tujuan Penulisan ............................................................................................

BAB 2 OBSERVASI MATERI ...............................................................................

A. Video 1 ..................................................................................................................
B. Video 2 .................................................................................................................
C. Video 3 ..................................................................................................................
D. Video 4 ..................................................................................................................
E. Video 5 ..................................................................................................................
F. Video 6...................................................................................................................
G. Video 7 ..................................................................................................................

BAB 3 PENUTUP .......................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................

CURICULUM VITAE.................................................................................................
BAB 1

TINJAUAN PUSTAKA

A. Dasar Teori

Pengertian

Tuberculosis (TB) yang juga dikenal dengan singkatan TBC merupakan penyakit menular
yang menyebabkan masalah kesehatan terbesar kedua didunia setelah HIV. Indonesia sendiri
termasuk lima besar Negara dengan jumlah pengidap TB terbanyak di Asia Tenggara dengan
jumlah pengidap yang mencapai 305.000 jiwa pada tahun 2012.

Penyebab tuberculosis adalah bakteri yang menyebar di udara melalui semburan air liur
dari bentuk batuk atau bersin pengidap TB. Nama bakteri TB adalah mycobacterium
tuberculosis.

Bakteri Mycobacterium Tuberculosis

Hierarki Keterangan
Kingdom Bacteria
Phylum Actinobacteria
Class Actinobacteridae
Order Actinomycetales
Suborder Corynebacterineae
Family Mycobacteriaceae
Genus Mycobacterium
Species M.tuberculosis

Morfologi

Kuman ini berukuran 0,4 × 3µ, berbentuk batang, tidak membentuk spora, mempunyai sifat
khusus, yaitu tahan terhadap asam pada pewarnaan sehingga disebut pula sebagai Basil
Tahan Asam (BTA). Bakteri ini tidak tahan terhadap panas dan akan mati pada suhu 60℃
selama 5-20 menit. Kuman TB akan cepat mati apabila terpajan sinar matahari langsung
selama 2 jam, tahan 20-30 menit dalam dahak, dan tahan 8-10 hari didalam percikan dahak.
Biakan dalam suhu kamar dapat bertahan selama 6-8 bulan dan dapat doisimpan didalam
lemari pendingin dengan suhu 20℃ selama 2 tahun, tetapi dapat bertahan hidup beberapa jam
di tempat yang gelap dan lembab. Kuman ini dapat bertahan dalam larutan kimia dan
desinfektan seperti fenol 5%, H2SO4 15%, sitrat 3%, NaOH 4%. Kuman TB dapat
dihancurkan oleh iodium tinktur selama 5 menit dan alcohol 80% selama 2-10 menit. Dalam
jaringan tubuh, kuman ini dapat bersifat dorman (tidak beberapa tahun).

Biakan Mycobacteria
1. Media Agar Semisintetik.
Media ini (middlebrook 7H10 dan 7H11) berisi garam tertentu, vitamin, kofaktor,
asam oleat, albumin, katalase, gliserol, glukosa dan malachite green.
2. Media Telur Inspirasi
Media ini (Lowenstein-Jensen) berisi garam teretentu, gliserol, dan substansi organic
kompleks (telur segar atau kuning telur, tepung kentang, dan bahan-bahan lain dengan
komposisi bervariasi), malachite green dimasukkan untuk menghambat bakteri lain,
inokulan kecil dalam specimen akan tumbuh pada media dalam 3-6 minggu.
3. Media Kaldu (broth media)
Media kaldu (Middlebrook 7H9 dan 7H12) mendukung proliferasi inokulan kecil.
Biasanya, mycobacterium tumbuh dalam rumpun atau massa karena sifat hidrofobik
permukaan sel. Jika tween (ester larut air dan asam lemak) ditambahkan, mereka
membasahi permukaan dan menyebabkan penyebaran pertumbuhan dalam media cair.

Karakteristik Pertumbuhan

Mycobacterium tuberculosis merupakan aerobic obligat yang memperoleh energy dari


oksidasi beberapa senyawa karbon sederhana. Penambahan CO2 akan meningkatkan
pertumbuhan bakteri, tidak ada aktivitas biokimia yang menandai. Kecepatan pertumbuhan
lebih rendah daripada sebagian bakteri lain, walaupun untuk menggandakan basil tuberkel
diperlukan waktu sekitar 18 jam.

Manifestasi Klinis

➢ Gejala pada orang dewasa


Gejala utama pada orang dewasa meliputi batuk terus-menerus dan berdahak selama 3
minggu atau lebih. Gejala tambahan mencakup dahak bercampur darah, batuk darah,
sesak napas dan nyeri dada, badan lemah, nafsu makan menurun, malaise,
berkeringan malam walaupun tanpa kegiatan, demam meriang lebih dari sebulan.
Gejala tersebut dapat pula dijumpai pada penyakit paru lain selain TBC.
➢ Gejala pada anak-anak
Gejala umum TBC pada anak meliputi :
- Berat badan turun selama 3 bulan berturut-turut tanpa sebab yang jelas dan tidak
naik dalam 1 bulan meskipun dengan penanganan gizi yang baik (failure to thrive)
- Nafsu makan tidak ada (anoreksia) disertai gagal tumbuh dan peningkatan berat
badan tidak adekuat
- Demam yang lama dan berulang tanpa sebab yang jelas (bukan tifus, malaria, atau
ISPA)
- Pembesaran kelenjar limfe superfisialis yang tidak sakit, biasanya multipel, paling
sering didaerah leher, ketiak dan lipatan paha (inguinal)
- Gejala di saluran napas, misalnya batuk lebih dari 30 hari, tanda adanya cairan
didada dan nyeri dada.
- Gejala di saluran cerna, misalnya diare berulang yang tidak sembuh dengan
pengobatan diare, benjolan (massa) di abdomen dan tanda-tanda cairan dalam
abdomen
Diagnosis

➢ Diagnosis tuberculosis pada orang dewasa


Diagnosis TB pada orang dewasa dapat ditegakkan dengan ditemukannya
BTA pada pemeriksaan dahak secara mikroskopis langsung. Pemeriksaan
mikroskopis pada Mycobacterium tuberculosis ini atau sering disebut dengan
pewarnaan basil tahan asam (BTA) merupakan pewarnaan diferensial.
Hasil pemeriksaan dinyatakan positif apabila setidaknya dua dari tiga SPS
BTA menunjukkan hasil positif. Apabila hanya 1 spesimen yang positif, perlu
dilakukan pemeriksaan lebih lanjut, yaitu foto rontgen dada atau pemeriksaan
specimen SPS ulangan.

Langkah-langkah pemeriksaan mikroskopis langsung diawali dengan pengumpulan dahak


dan dilanjutkan dengan pewarnaan sediaan.

1. Pengumpulan dahak.
Spesimen dahak dikumpulkan pada saat suspek datang berkunjung pertama kali. Pada
saat pulang, suspek diberi pot dahak untuk mengumpulkan dahak hari kedua.
a. Sewaktu (S)
Specimen dahak dikumpulkan pada saat suspek datang berkunjung pertama kali.
Pada saat pulang, suspek diberi pot dahak untuk mengumpulkan dahak hari kedua.
b. Pagi (P)
Specimen dahak dikumpulkan dirumah pada pagi hari kedua, segera setelah
bangun tidur. Pot dibawa dan diserahkan sendiri oleh suspek.
c. Sewaktu (S)
Specimen dahak dikumpulkan pada hari kedua, saat menyerahkan dahak pagi hari.
Untuk mencegah penularan, pengambilan dahak dilakukan ditempat terbuka dan
jauh dari orang lain.

Untuk memperoleh specimen dahak yang baik, petugas harus memerhatikan hal-hal
berikut :

a. Memberikan penjelasan mengenai pentingnya pemeriksaan dahak, baik pemeriksaan


dahak pertama maupun pemeriksaan ulang
b. Memberikan penjelasan tentang tata cara batuk yang benar untuk mendapatkan
specimen dahak yang kental dan purulen.
c. Memeriksa kekentalan, warna, dan volume dahak. Dahak yang baik adalah yang
berwarna kuning kehijauan (mukoporulen), kental dengan volume 3-5 ml. apabila
volumenya kurang, petugas harus meminta agar penderita batuk lagi hingga
volumenya mencukupi.
d. Jika tidak ada dahak, petugas harus membuang pot yang sudah dipakai untuk
mencegah penularan.
2. Pewarnaan sediaan dahak metode Ziehl Neelsen
Cara kerja :
• Buatlah sediaan kemudian keringkan dan fiksasikan
• Rendam / genangi sediaan dengan karbol fuksin, panasi hingga menguap, jangan
sampai mendidih selama 3 menit. Diamkan selama 5 menit
• Buang sisa car dan bilas dibawah air mengalir
• Genangi sediaan dengan asam alcohol selama 30 detik dan bilas di bawah air
mengalir
• Genangi sediaan dengan Methylen Blue selama 1-2 menit.
• Sisa cat dibuang. Cuci dengan air mengalir
• Periksa dengan mikroskop perbesaran 100× lensa objektif

Hasil :

• BTA : Warna merah


• Non-BTA : Warna biru
• Latar belakang : Warna biru

INTERPRETASI HASIL BERDASARKAN SKALA WHO

(-) Tidak ditemukan kuman BTA


(+) 1 Ditemukan 1-9 BTA / 100 lapang pandang
(+) 2 Ditemukan 10-100 BTA / 1 lapang pandang
(+) 3 Ditemukan >100 BTA / 1 lapang pandang

➢ Diagnosis tuberculosis pada anak-anak


Seorang anak harus dicurigai TBC jika :
• Mempunyai sejarah kontak erat (serumah) dengan penderita TBC BTA-positif
• Terdapat reaksi kemerahan cepat setelah vaksinasi BCG (3-7 hari)
• Terdapat gejala umum TBC
• Berat badan turun tanpa sebab jelas atau tidak naik dalam 1 bulan meskipun sudah
dengan penanganan gizi yang baik (failure to thrive)
• Sakit dan demam lama atau berulang, tanpa sebab yang spesifik
• Batuk-batuk lebih dari 3 minggu
• Pembesaran kelenjar limfe superfisialis yang spesifik.
• Skrofuloderma
• Konjungtivitis fliktenularis
• Tes tuberculin yang positif (>10 mm)
• Gambaran foto rontgen sugestif TBC

Jika terdapat 3 hal di atas yang mendukung, seorang anak dapat dianggap menderita
tuberculosis.
B. Tujuan :
1. Mahasiswa mampu menjelaskan Pengertian dari materi yang diberikan
2. Mahasiswa mampu menjelaskan aspek pra analitik pemeriksaan
3. Mahasiswa mampu menjelaskan aspek analitik pemeriksaan
4. Mahasiswa mampu menjelaskan aspek pasca analitik pemeriksaan
5. Mahasiswa mampu menjelaskan interpretasi dan validasi hasil
pemeriksaan
Judul : Pemeriksaan Mikroskopis BTA Tuberkulosis
PRA ANALITIK
Pasien datang dari poli menuju laboratorium dengan membawa TB-05

➢ Persiapan pengambilan dahak


• Syarat Pot Dahak:
- Bersih
- Sekali pakai
- Tidak mudah pecah
- Bermulut lebar (6cm)
- Tutup berulir banyak
- Dapat ditulisi

➢ Pemberian informasi tentang cara pengumpulan dahak


• Pengumpulan dahak
• Cara pengeluaran dahak:
- Tarik nafas dalam-dalam dan kemudian hembuskan dengan kuat
- Lakukan hal yang sama lagi
- Pada saat yang ketiga batukkan dalam-dalam dari paru-paru anda
- Dekatkan wadah sudah dibuka ke mulut anda untuk menampung dahak
- Tutup pot dahak dengan baik

ANALITIK
➢ Pembuatan Sediaan Apus Dahak
- Beri identitas pasien pada kaca slide
Contoh : 01/ 08/ 345 . A
01 = kode kabupaten (2digit)
08 = kode UPK (2 digit)
345 = nomor ……. (…. TB-06)
A = waktu pengambilan dahak

- Nyalakan api Bunsen dan fiksasi kaca slide yang akan digunakan untuk membuat
apusan diatas api bunsen
- Kemudian ambil batang aplikator / tusuk sate
- Lalu gunakan tang untuk membuat ujung tusuk sate memipih
- Setelah itu ambil sampel dahak dengan ujung tusuk sate yang dipipihkan
- Kemudian untuk membuat sediaan apusan, pada kaca slide dibelakangnya sudah ada
cetakkan berbentuk bulat oval yang digunakan sebagai bentuk sediaan yang akan
dibuat, ikuti bentuk cetakkan tersebut saat membuat sediaan
- Ratakan Kembali dengan ujung tusuk sate/ stik aplikator, usahakan tidak ada yang
mengumpal. Jika ada yang menggumpal diratakan Kembali, buat sediaan dengan
tidak terlalu tebal dan tidak terlalu tipis
- Sisa sampel dahak pada pot diberikan larutan berwarna merah muda/ merah ,
kemudian dibuang pada tempat limbah medis
- Setelah itu, letakkan sediaan yang kering 4-5 cm diatas kertas koran dan lakukan
penilaian terlalu tebal, baik, terlalu tipis
➢ Fiksasi sediaan dahak
- Dengan mengambil slide sediaan yang telah dibuat kemudian di fiksasi diatas api
Bunsen

➢ Pewarnaan sediaan dahak

Slide yang telah difiksasi di letakkan di atas rak pewarnaan dengan memberi jarak
sebesar 1 jari telunjuk

- Kemudian 5 slide sediaan diberikan larutan carbol fuchsin 0,3% sampai semua
permukaan tertutup dengan larutan
- Kemudian dilakukan pemanasan sampai beruap dengan api Bunsen
- Dinginkan selama 5 menit
- Kemudian bilas dengan air mengalir
- Lalu dilakukan pencucian dengan larutan asam alcohol 3%
- Bilas Kembali dengan air mengalir
- Selanjutnya slide diberikan larutan zat warna methylene blue 0,3% sampai semua
permukaan tertutup dengan genangan selama 10-20 detik
- Bilas Kembali dengan air mengalir
- Keringkan semua slide yang telah dilakukan pewarnaan dalam suhu ruangan

➢ Pemeriksaan mikroskopis
- letakkan slide sediaan pada mikroskop kemudian lakukan pengamatan
- Setelah selesai pengamatan, Jangan lupa untuk membersihkan lensa- lensa mikroskop
dengan kertas tisu

➢ Penyimpanan mikroskop
- Setelah selesai menggunakan mikroskop, kemudian mikroskop di matikan/offkan dan
cabut kabel
- Kemudian simpan mikroskop pada tempat yang telah disediaan

Uji Bakteriologis
➢ Pengamatan morfologi koloni bakteri
Morfologi koloni TB pada Media bifasik Agar Darah
Prosedur kultur
1. Preparasi media bifasik Agar–Darah.
2. Media bifasik agar–darah di modifikasi dari media nutrien – agar oxoid yang
ditimbang sebanyak 28 g , dilarutkan dalam 1000 ml aquades (pH7.0) dalam
erlenmeyer lalu tutup rapat, media disterilisasi dalam otoklaf pada suhu 121ºC – 15
menit.
3. Selesai disteril media nutrien–agar didinginkan pada suhu mencapai 50ºC,
ditambahkan 10% serum manusia yang telah di inaktifkan 56ºC selama 30 menit dan
penisilin 100 units/ ml,
4. kemudian dituangkan 10 ml kedalam botol gelas (screwcapped dengan volume 50
ml).
5. Di miringkan 300 C sampai menjadi padat, dilanjutkan dengan penambahan darah
PMI (anticoagulan EDTA) yang sudah di inaktifkan 50º C selama 30
menit,ditambahkan saponin 20%, kemudian diambil sebanyak 5 ml secara aseptik
kemudian dimasukkan dalam media agar miring dengan posisi tegak. Kultur Sputum
pada Media Bifasik Agar– Darah.

➢ Penanaman pada media Lowenstein jensen


- Inokulasikan 3 tetes (sekitar 0,l rnl) sedimen ke dalarn sedikitnya tiga lempeng media
Lowenstein-Jensen atau sebanding.
- Tentukan derajat kontaminasi media secara teratur dan catat jumlah lempeng yang
terkontaminasi.
- Tabung-tabung yang mengandung media Lowenstein-Jensen harus diinkubasi selama
2-3 hari pada suhu 35-37" C dalam posisi mendatar, dengan tutup yang dilonggarkan
setengah putaran. Tabung-tabung biakan kemudian harus disimpan pada suhu 37" C
selama enam minggu dan diinspeksi untuk melihat pertumbuhan tiap minggu. Selama
inspeksi mingguan ini, pertumbuhan koloni bakteri apapun pada permukaan harus
dicatat

Uji Biokimia :
1. Uji Niasin
Strip uji niasin serupa dengan strip uji pH . Bentuknya kecil, tipis, persegi panjang,
dan berwarna putih.
• Air ditempatkan pada pelat kultur dan disentuh dengan strip uji selama 15-20 menit di
dalam tabung kecil yang steril. Jika jumlah niasin berlebih terdeteksi, cairan di dalam
tabung akan menguning, tes positif. Jika cairan di dalam tabung bening, tidak ada
jumlah niasin yang berlebih dan tesnya negatif

2. Uji Reduksi Nitrat


• Uji nitrat dilakukan dengan menumbuhkan bakteri uji pada medium nitrat dalam
tabung reaksi yang telah dilengkapi dengan tabung Durham kemudian diinkubasi
pada suhu 35oC selama 74 jam, kemudian ditambahkan 1 ml reagen nitrat dan
diinkubasi selama 24 jam pada suhu ruangan. Terjadinya perubahan warna media
menjadi merah atau merah muda menunjukkan bahwa bakteri uji dapat mereduksi
nitrat

3. Uji amidase
• Larutan 0,000164 M amida dieramkan dengan suspensi kuman pada 37°𝑐, Lalu
ditambahkan 0,1 ml larutan MnSO4,1 ml fenol dan 0,5 ml larutan hipoklorit
Tabung-tabung ini diletakkan didalam air mendidih selama 20 menit Jika timbul
warna ungu artinya uji ini positif

4. uji aril sulfatase


• Organisme ini dibiakkan pada perbenihan yang mengandung tripotasium fenolftalein
disulfat selama 2 minggu Fenolftalein bbeas dapat dideteksi dengan penambahan
suatu basa.jika warna merah berarti positif

5. uji katalase
• Campurkan 30 ml H2O2 dengan larutan 0,2 % katekol dalam air suling Dengan
perbandingan yang sama ditambahkan pada 5 ml biakan yang diuji.

➢ Uji Resistensi (pengujian Mycobacterium tuberculosis terhadap berbagai Konsentrasi


Ofloxacin (OFL))
➢ Pembuatan Stock Obat Ofloxacin (OFL)
• Sebanyak 0,12 gram ofloxacin ditambahkan ke dalam 0,1 N NaOH atau 0,4% NaOH
sehingga terbentuk konsentrasi 10.000 μg/ml.

Kemudian disterilkan dengan membran filter, selanjutnya masukkan masing-masing 1


ml ke dalam new tube. Stock obat dapat disimpan pada suhu 4 °C selama 4 minggu.

Prosedur :
1). Sebanyak 15 sampel bakteri Mycobacterium tuberculosis masing-masing diambil
5 μl suspensi bakteri.
2). Kemudian diteteskan pada permukaan medium Lowenstein Jensen (LJ) yang telah
berisi masing-masing ofloxacin dengan konsentrasi 1 µg/ml, 2 µg/ml, 4µg/ml dan 8
µg/ml,
3). Kemudian dihomogenkan.
4). Selanjutnya diinkubasi pada suhu 37 oC selama 4 minggu.
5). Perlakuan yang sama juga diberikan untuk kontrol positif menggunakan bakteri
Mycobacterium tuberculosis strain ATCC 700457 dan Mycobacterium tuberculosis 3
strain supceptible H37RV.
6). Pengamatan dilakukan satu kali setiap satu minggu selama satu bulan yaitu
dengan mengamati pertumbuhan dan bentuk morfologi koloni bakteri yang tumbuh
pada masingmasing tabung.

Indikator penilaian adalah bakteri yang resisten terhadap ofloxacin jika terdapat
pertumbuhan pada media LJ tanpa pemberian obat dan media LJ yang mengandung
obat. Sedangkan bakteri yang sensitif apabila terdapat pertumbuhan pada media LJ
tanpa pemberian obat dan tidak terjadi pertumbuhan pada media LJ yang mengandung
obat.
PASCA ANALITIK
➢ Penilaian sediaan secara makroskopis
- Terkelupas
- Terlalu tebal
- Terlalu besar ; tidak rata
- Terlalu besar ;dekolarisasi kurang
- Kecil, tipis, terkelupas
- Terlalu kecil, tipis, tidak rata
- Terlalu kevil, tipis, tidak rata
- Tidak rata, terlalu tebal, terkelupas; dekolarisasi kurang
- Sediaan berupa usapan, ridak diratakan dengan bentuk spiral/ lingkaran kecil-kecil

➢ Pemeriksaan mikroskopis
skala IUATLD
• Negatif : tidak ditemukan BTA minimal dalam 100 lapang pandang
• Scanty (+) : 1-9 BTA dalam 100 lapang pandang (tuliskan jumlah BTA yang
ditemukan)
• 1+ : 10 – 99 BTA dalam 100 lapang pandang
• 2+ : 1 – 10 BTA setiap 1 lapang pandang ( periksa minimal 50 lapang
pandang)
• 3+ : ≥ 10 BTA di 1 lapang pandang (periksa minimal 20 lapang
pandang)

➢ Mikroskopis
Hasil pengamatan Metode Ziehl-Neelsen

Gambar di atas merupakan hasil pewarnaan basil tahan asam (BTA) metode Ziehl-
Neelsen yang dilihat di bawah mikroskop dengan pembesaran 100x. Bakteri tahan
asam tampak berbentik basil warna merah sedangkan bakteri yang tidak tahan asam
berwarna biru.

Hasil Dan Pembahasan


▪ Uji morfologi koloni bakteri
➢ Media bifasik Agar–Darah
Untuk menghambat adanya pertumbuhan bakteri non karakteristik.Hasil penelitian
menyatakan bahwa pertumbuhan koloni mycobacterium tueberculosis lebih cepat pad
media lempeng agar darah dari pada media padat dengan dasar telur. Pada penelitian
ini digunakan botol kultur,tidak menggunakan lempeng petri karena lebih kecil
kemungkinan terjadi kontaminasi. Hal ini juga dilakukan oleh peneliti terdahulu
kilicturgay,tahun 1997.didapatkan bahwa mdia dalam botol kultur untuk menjaga
kseimbangan pertumbuhan koloni dan nutris,kemungkinan tidak akan terjadi
kekeringan pada media dan lebih kecil kemungkinan terjadi kontaminasi.

➢ Media Lowenstein Jensen (Media LJ)


Ketika ditanam pada medium LJ, M. tuberculosis tampak berwarna coklat, koloni
granular (kadang-kadang disebut "buff, kasar dan keras"). Media harus diinkubasi
untuk jangka waktu yang signifikan, biasanya empat minggu, karena waktu
penggandaan M. tuberculosis yang lambat (15-20 jam) dibandingkan dengan bakteri
lain.

➢ Uji Biokimia
1. Uji Niacin Niacin adalah bagian dari metabolisme energi Mycobacterium
dalam reaksi redoks. Semua Mycobacterium menghasilkan niacin , tetapi M.
tuberculosis terakumulasi sebagai hasil dari aktivitas utama NicotinamideAdenin
Dinucleotide dan ketidakmampuan untuk memproses Niacine yang dihasilkan. Tes ini
menunjukkan adanya sianogen klorida terbentuk melaluireaksi chloramine T dan
kalium tiosianat dengan adanya asam sitrat, membentuk gammacarboxyglutamate
aldehida yang mengikat dengan amina aromatik menghasilkan warna kuning.

2. Uji Reduksi Nitrat


Reduksi Nitrat pada Mycobaterium Tuberculosis Positif . Nitrat reduktase adalah
enzim yang mampu mengurangi nitrat untuk nitri,terdapat di membrane sel
Mycobacterium, bakteri dapat memanfaatkan enzim ini sebagai sumber nitrogen. Tes
ini mendeteksi adanya nitrat reduktase dalam medium yang mengandung natrium
nitrat. Enzim mengurangi nitrat menjadi nitrit yang muncul melalui penambahan
sulfalinamide dan dihidroklorida - N - naphtyl ethylendiamine, membentuk kompleks
diazonium klorida dengan warna fuchsia. (Bernardelli et al 2007)
3. Uji Pyrazinamidase
Uji Pyrazinamidase berwarna ungu artinya positif.Enzim intraseluler dikodifikasikan
oleh gen pncA yang mampu menghidrolisis pirazinamid ( PZA ) dalam asam
pyrazinoic . Beberapa strain menyajikan mutasi pada gen pncAyang menghasilkan
resistensi terhadap PZA , mekanisme utama resistensi Mycobacterium tuberkulosis
untuk obat ini. Metode transportasi PZA ke Mycobacterium tuberkulosis adalah
dengan difusi pasif , di mana ia diubah menjadi asam pyrazinoic melalui aksi
enzim pyrazinamidase kegunaan sebagai uji identifikasi didasarkan pada
diferensiasi Mycobacterium tuberculosis (positif pyrazinamidase) dari spesies lain
dari tuberculosis (negatifpyrazinamidase) ,dengan pengecualian Mycobacterium
canetti yang juga positif(Palomino et al 2007 , Zhang et al 2003 )

➢ Uji Resistensi
Untuk mengetahui resistensi obat antituberkulosis ofloxacin maka dilakukan uji
resisten terhadap bakteri Mycobaterium tuberculosis dengan menggunakan empat
konsentrasi obat yang berbeda. Bakteri uji yang digunakan adalah 15 isolat M.
tuberculosis strain klinis, M. tuberculosis strain ATCC 700457 (strain yang resisten
OFL) dan M. tuberculosis strain H37RV (strain susceptible) yang merupakan koleksi
laboratorium NECHRI HUM-RC RS Wahidin Sudirohusodo Makassar. Dalam
pengujian digunakan empat tingkat konsentrasi yang didasarkan pada Minimal
Inhibitory Concentrations (MIC). MIC dari ofloxacin yang sering digunakan yaitu
berada dikonsentrasi 2 μg/ml sehingga untuk penelitian ini digunakan empat
konsentrasi yaitu 1 μg/ml, 2 μg/ml, 4 μg/ml,dan 8 μg/ml serta GC (Growth Control)
atau sebagai kontrol pertumbuhan.
Untuk konsentrasi 2 μg / ml, terdapat 7 sampel (53,85%) resisten, 5 sampel (38,46%)
intermediet dan 1 sampel (7,69%) sensitif. Pada konsentrasi 4 μg / ml terdapat 2
sampel (15,38%) resisten, 2 sampel (15,38%) intermediet, dan 9 sampel (69,24%)
sensitif. Sedangkan untuk konsentrasi 8 μg / ml terdapat 1 sampel (7,69%) resisten, 2
sampel (15,38%) intermediet dan 10 sampel (76,93%) sensitif
OBSERVASI VIDEO

VIDEO 1

Judul : Mempersiapkan smear langsung untuk mikroskop AFB

Menyiapkan apusan langsung merupakan langkah dasar dalam pendeteksian BTA


sebelumnya di laboratorium.

Alat dan bahan :

- Slide objek yang bersih


- Label
- Aplikator kayu
- Bunsen
- alkohol

Prosedur Kerja :

1. Persiapkan alat dan bahan


2. Beri label slide dengan benar sesuai nomor ID asien
3. Setelah sampel dikumpulkan, gunakan aplikator kayu untuk menghilangkan sebagian
kecil dari spesimen mucoid jika spesimen encer, gunakan pipet transfer alih-alih pilih
yang lebih tebal partikel dalam spesimen karena ini lebih cenderung menghasilkan
hasil yang positif. Namun jika spesimennya sebagian besar adalah air liur, minta
sampel tambahan sebagai air liur, spesimen tidak dianjurkan karena noda AFB
mentransfer spesimen secara langsung.
4. Olesi seluruh lingkaran dengan sampel
5. Pastikan spesimen didistribusikan secara merata sebanyak mungkin di slide, yang
trlalu tebal atau terlalu tipis mungkin sulit untuk dibaca
6. Biarkan slide di udara hingga kering
7. Setelah spesimen dikeringkan pada slide, perbaiki slide dengan menggunakan
pembakar alkohol/pembakar bunsen atau blok pemanas listrik
8. Lewatkan slide diatas api tiga sampai empat kali dengan hati-hati.
9. Menggunakan blok pemanas: biarkan selama 2 jam pada suhu 65 hingga 70o C
10. Slide siap diwarnai
VIDEO 2

Judul : Mikroskopik BTA ( Tutorial Pembacaan Preparat BTA )

Alat dan Bahan :

1.Preparat BTA Positif

2.Imersi Oil

3.Mikroskop

Prosedur Kerja :

1.Teteskan Imersi Oil Pada Preparat

2.Kemudian Letakkan Preparat Di Meja Mikroskop

3.lalu Atur Mikroskop Dengan Mengatur Lensa Okuler Dengan Perbesaran 10 X Dan
lensa Objektif Dengan Perbesara 100 x Untuk Melihat Fokusannya

4.Atur Diafragmanya

5.Kemudian Carilah Lapang Pandang,Periksalah Sediaan Dengan Memperhatikan


Jumlah Kuman , Paling Sedikit Periksa 100 Lapang Pandang Atau Dalam Waktu
Lebih Kurang 10 Menit Dengan Cara Zig – Zag

Interpretasi Hasil

1. BTA Akan Tampak Berwarna Merah Dan Berbentuk Basil Baik Sendiri Maupun
Bergrombol
2. Pada Lapang Pandang Pertama Positif 3 Karena Ditemukannya > 10 BTA
3. Menurut Skala IURB Untuk Pemeriksaan BTA Negatif Bila Tidak Ditemukan
BTA Minimal 100 Lapang Pandang
4. Skenting Bila Ditemukan 1 – 9 BTA Dalam 100 Lapang Pandang
5. Positif + Bila Ditemukannya 10 – 99 BTA Dalam 100 Lapang Pandang
6. Positif ++ Bila Ditemukannya 1 – 10 BTA Setiap 1 Lapang Pandang Periksa
Minimal 50 Lapang Pandang
7. Positif +++ Bila Ditemukannya Lebih Dari 10 BTA Dalam 1 Lapang Pandang
Periksa Minamal 28 Lapang Pandang
VIDEO 3

Judul: pembuatan slide BTA (Basil Tahan Asam)

Pra analitik

Alat dan bahan :

• Objek gelas untuk meletakan sampel sputum


• Lidi untuk mengambil sampel sputum
• Bunsen untuk fiksasi preparat
• Rak tabung untuk trmpat meletakan opjek gelas
• Alkohol 70% untuk disinfektan meja kerja
• Sampel sputum
Analitik

Prosedur

1. Mencuci tangan dengan standar WHO


2. Memakai APD

Cara kerja

1. Ambil objek glass, lalu nyalakan bunsen


2. Fiksasi objek glass diatas nyala bunsen
3. Ambil lidi dan ambil sputum yang berwarna kehijauan
4. Letakkan diatas objek glass dengan membuat pola melingkar seara merata
5. Tunggu sediaan hingga kering dan dilanjutkan ke tahap ewarnaan

Proses pewarnaan

1. Teteskan carbol fuchsin di atas sediaan


2. Panaskan diatas nyala bunsen hingga menguap selama 3-5 mnit
3. Preparat dicuci dengan air mengalir kemudian diteteskan dengan asam alkohol
4. Diamkan selama 30 detik
5. Cuci dengan air mengalir
6. Diteteskan dengan methylene blue dan diamkan selama 30 detik
7. Cuci kembali dengan air mengalir lalu keringkan
8. Setelah membuat sediaan BTA, dilanjutkan pembacaan hasil dan laporan hasil

Contoh slide BTA yang benar

(pola melingkar secara merata)


Pasca analitik

Pembacaan hasil dan pelaporan

- Teteskan imersi oil pada slide , letakkan di meja preparat dan amati dengan
perbesaran 100x

Hasil : BTA positif 3

Interpretasi hasil
(-) tidak ditemukan BTA dalam 100 lapang pandang
(+) ditemukan BTA 1-10 dalam 100 lapang pandang
(+1) ditemukan BTA 10-99 dalam 100 lapang pandang
(+2) ditemukan BTA 1- 10 dalam 1 lapang pandang
(+3) ditemukan BTA >10 dalam 1lapang pandang

Saran:
- Pada saayt pembuatan slide, jangan mengambil saliva/air liur
- Pada saat proses pemanasan, carbol Fucksin jangan sampai mendidih
- Pada saat proses pellunturan carbol fucksin harus benar-benar luntur. Karena dapat
mempengaruhi hasil
VIDEO 4

Judul : pembuatan preparat BTA

PRA ANALITIK

Persipan alat dan bahan

• APD
• Opjek gelas
• Sampel sputum
• Tusuk gigi
• Pensil
• Slide pengukur preparat BTA
Analitik

Prosedur kerja

1. Di sini menggunakan kaca slide prosted sehingga dapat di lakukan penomoran atau
pelabelan dengan menggunakan pensip pada kaca opjek dan tidak hilang saat di
lakukan pewarnaan
2. Dengan menggunakan Biologi cal septi cabinet di letakan dibawa preparat
penggunaan biologi cal septi cabinet ini bagus karena memiliki situasi udara yang
mengurangi kontaminasi
3. Amil sputum dengan menggunakan lidi sebesar 1 butir kacang hijau
4. Lakukan pengolesan pada kaca slide yang suda di tempelkan slide pengukur tersebut
dengan sedikit menghancurkan sampel di atas slide dan membentuk seperti spiral-
spera

Lakukan metode pewarnaan metode ZIEHL – NEELSEN

1. Lakukan fiksasi selama 3x dengan api bunsen


2. Tuangkan carbol fuchsin sampai rata dan bakar sampai keluar asap jangan sampai
mendidi sehingga bakterinya tidak rusak. diamkan selama 5 menit
3. Setelah 5menit,bilas dengan air
4. Teteskan asam alkohol 3% sampai warna carbol fuchsinnya hilang,tunggu sampai
hilang.cuci dengan air
5. Tambahkan methilen blue selama 30 detik,bilas lagi dengan air dan preparat sudah
siap di periksa
6. Pemeriksaan di bawa mikroskop di lakukan secara horizontal dari kiri ke kanan

Skala iuatld

Negatif : tidak di temukan BTA dalam 100 lapang pandang

Scanty : ditemukan BTA 1-9 dalam 100 lapang pandang

Positif 1 : di temukan BTA 10 – 90 dalam 100 lapang pandang


Positif 2 : ditemukan BTA 1-10 dalam 1 lapang pandang

Positif 3 : ditemukan BTA > 10dalam 1 lapang pandang

Untuk sediaan yang baik

• Ukuran 2 x 3
• Letak ditengah
• Ketebalan baik,rata,bersih
• Pewarnaan baik
VIDEO 5A

Judul : Pewarnaan ZN

Alat Dan Bahan

- Objek Glass
- Lidi
- Sampel
- Pipet
- Bunsen

Cara Kerja

1. Pilihlah Objek Glass Yang Bersih Kemudian Label Objek Glass Dengan Benar
Dengan Nomor ID Pasien Seperti Yang Di Tentukan
2. Ambilah Sampel Menggunakan Lidi Kemudian Olesi Sampel Tersebut Di Atas Objek
Glass Pastikan Sampel Di Olesi Secara Merata Di Atas Objek Glass
3. Keringkan Objek Glass
4. Setelah Mengeringkan Objek Glass Perbaiki Objek Glass Menggunakan Pembakar
Bunsen Dengan Cara Melewatkan Objek Glass Di Atas Api Sampai 4 Kali Secara
Hati – Hati.
5. Catatan : Jika Menggunakan Blok Pemanas Dapat Memperbaiki Objek Glass Selama
2 Jam Pada Suhu 65 Hingga 70°C
6. Setelah Itu Objek Glass Siap Di Warnai

VIDEO 5B

Judul : pewarnaan bakteri tahan asam (BTA)

Metode pewarnaan : silnesen untuk mendiagnosa penyakit TBC

Alat Dan bahan :

1. Sputum atau dahak pasien


2. Kaca objekttif
3. Lidi
4. Pasir Alcohol
5. Bunsen

Pembuatan preparat :

1. Siapkan objek glass ( diberi tanda )


2. Di fiksasi dalam pemanasan
3. Selanjutnya diberi tanda dengan panjang 3cm dan lebar 2 cm
4. Kemudian ambil sputum pasien menggunakan lidi dan diletakan pada objek glass
dengan cara di spiralkan.
5. Jadi, dibentuk lingkaran lingkaran kecil, supaya spitum menempel pada objek glass
6. Sputum diratakan memenuhi tanda yang sudah dibuat .
7. Setelah merata lidi disterilkan dengan cara ditusukan pada pasir alcohol yang sudah
disiapkan
8. Selanjutnya , objek glass di panaskan diatas api samapai preparat benar benar kering .
9. Kemudian kita siap untuk melakukan pewarnaan .
Preparat yang bagus : tidak tebal, dan tidak terlalu tipis.

Pewarnaan silnesen merupakan pewarnaan yang digunakan untuk bakteri yang tahan
terhadap asam , pewarnaan silnesen terdiri dari 3 cat yaitu : silnesen A yang berisi karbol
fuksin ,silnesen B yang berisi asam alcohol . silnesen C methyl blue

Pewarnaan

1. Letakan preparat , kemudian genangi pakai silnesen A sampai penuh.


2. Kemudian bagian bawah preparat kita panaskan sampai keluar asap lalau jauhkan api
dan lakukan selama 5 menit
3. Ketika uap sudah keluar , jauhkan api setelah uapnya hilang . kita panaskan lagi .
4. Dilakukan pemanasan bertujuan untuk bakteri TBC sendiri yg mempunyai lapisan
lilin dan lemak yang tebal .
5. Buang cat dan bilas di air mengalir
6. Selanjutnya genangi menggunakan silnesin B yang berisi asam alkohl samapi preparat
bersih
7. Kemudian cucui dengan air mengalir
8. Selanjutnya genangi dengan silnesen C yang berisi methyl blue , kemudian tunggu
sampai 20-30 detik ,
9. Kemudian amati dibawah mikroskop pada okuler 10 x , objektif 100 x. jadi 1000x,
tambahkan minyak emersi

Dalam perbesaran 1000x terlihat :

Bakteri tahan asam warna merah

Yang tidak tahan asam biru

Bentuk bakteri : batang

Susunan bakteri : bergeromol dan berderet

Sifat bakteri : bakteri tahan asam

Latar belakang : transparan


VIDEO 6
Judul : Pemeriksaan Mikroskopis BTA Tuberkulosis
PRA ANALITIK

Pasien datang dari poli menuju laboratorium dengan membawa TB-05


➢ Persiapan pengambilan dahak
• Syarat Pot Dahak:
- Bersih
- Sekali pakai
- Tidak mudah pecah
- Bermulut lebar (6cm)
- Tutup berulir banyak
- Dapat ditulisi

➢ Pemberian informasi tentang cara pengumpulan dahak


• Pengumpulan dahak
• Cara pengeluaran dahak:
- Tarik nafas dalam-dalam dan kemudian hembuskan dengan kuat
- Lakukan hal yang sama lagi
- Pada saat yang ketiga batukkan dalam-dalam dari paru-paru anda
- Dekatkan wadah sudah dibuka ke mulut anda untuk menampung dahak
- Tutup pot dahak dengan baik

ANALITIK
➢ Pembuatan Sediaan Apus Dahak
- Beri identitas pasien pada kaca slide
Contoh : 01/ 08/ 345 . A
01 = kode kabupaten (2digit)
08 = kode UPK (2 digit)
345 = nomor ……. (…. TB-06)
A = waktu pengambilan dahak

- Nyalakan api Bunsen dan fiksasi kaca slide yang akan digunakan untuk membuat
apusan diatas api bunsen
- Kemudian ambil batang aplikator / tusuk sate
- Lalu gunakan tang untuk membuat ujung tusuk sate memipih
- Setelah itu ambil sampel dahak dengan ujung tusuk sate yang dipipihkan
- Kemudian untuk membuat sediaan apusan, pada kaca slide dibelakangnya sudah ada
cetakkan berbentuk bulat oval yang digunakan sebagai bentuk sediaan yang akan
dibuat, ikuti bentuk cetakkan tersebut saat membuat sediaan
- Ratakan Kembali dengan ujung tusuk sate/ stik aplikator, usahakan tidak ada yang
mengumpal. Jika ada yang menggumpal diratakan Kembali, buat sediaan dengan
tidak terlalu tebal dan tidak terlalu tipis
- Sisa sampel dahak pada pot diberikan larutan berwarna merah muda/ merah ,
kemudian dibuang pada tempat limbah medis
- Setelah itu, letakkan sediaan yang kering 4-5 cm diatas kertas koran dan lakukan
penilaian terlalu tebal, baik, terlalu tipis
➢ Fiksasi sediaan dahak
- Dengan mengambil slide sediaan yang telah dibuat kemudian di fiksasi diatas api
Bunsen

➢ Pewarnaan sediaan dahak


Slide yang telah difiksasi di letakkan di atas rak pewarnaan dengan memberi jarak
sebesar 1 jari telunjuk

- Kemudian 5 slide sediaan diberikan larutan carbol fuchsin 0,3% sampai semua
permukaan tertutup dengan larutan
- Kemudian dilakukan pemanasan sampai beruap dengan api Bunsen
- Dinginkan selama 5 menit
- Kemudian bilas dengan air mengalir
- Lalu dilakukan pencucian dengan larutan asam alcohol 3%
- Bilas Kembali dengan air mengalir
- Selanjutnya slide diberikan larutan zat warna methylene blue 0,3% sampai semua
permukaan tertutup dengan genangan selama 10-20 detik
- Bilas Kembali dengan air mengalir
- Keringkan semua slide yang telah dilakukan pewarnaan dalam suhu ruangan

➢ Pemeriksaan mikroskopis
- letakkan slide sediaan pada mikroskop kemudian lakukan pengamatan
- Setelah selesai pengamatan, Jangan lupa untuk membersihkan lensa- lensa mikroskop
dengan kertas tisu

➢ Penyimpanan mikroskop
- Setelah selesai menggunakan mikroskop, kemudian mikroskop di matikan/offkan dan
cabut kabel
- Kemudian simpan mikroskop pada tempat yang telah disediaan

Uji Bakteriologis
➢ Pengamatan morfologi koloni bakteri
Morfologi koloni TB pada Media bifasik Agar Darah
Prosedur kultur
6. Preparasi media bifasik Agar–Darah.
7. Media bifasik agar–darah di modifikasi dari media nutrien – agar oxoid yang
ditimbang sebanyak 28 g , dilarutkan dalam 1000 ml aquades (pH7.0) dalam
erlenmeyer lalu tutup rapat, media disterilisasi dalam otoklaf pada suhu 121ºC – 15
menit.
8. Selesai disteril media nutrien–agar didinginkan pada suhu mencapai 50ºC,
ditambahkan 10% serum manusia yang telah di inaktifkan 56ºC selama 30 menit dan
penisilin 100 units/ ml,
9. kemudian dituangkan 10 ml kedalam botol gelas (screwcapped dengan volume 50
ml).
10. Di miringkan 300 C sampai menjadi padat, dilanjutkan dengan penambahan darah
PMI (anticoagulan EDTA) yang sudah di inaktifkan 50º C selama 30
menit,ditambahkan saponin 20%, kemudian diambil sebanyak 5 ml secara aseptik
kemudian dimasukkan dalam media agar miring dengan posisi tegak. Kultur Sputum
pada Media Bifasik Agar– Darah.

➢ Penanaman pada media Lowenstein jensen


- Inokulasikan 3 tetes (sekitar 0,l rnl) sedimen ke dalarn sedikitnya tiga lempeng media
Lowenstein-Jensen atau sebanding.
- Tentukan derajat kontaminasi media secara teratur dan catat jumlah lempeng yang
terkontaminasi.
- Tabung-tabung yang mengandung media Lowenstein-Jensen harus diinkubasi selama
2-3 hari pada suhu 35-37" C dalam posisi mendatar, dengan tutup yang dilonggarkan
setengah putaran. Tabung-tabung biakan kemudian harus disimpan pada suhu 37" C
selama enam minggu dan diinspeksi untuk melihat pertumbuhan tiap minggu. Selama
inspeksi mingguan ini, pertumbuhan koloni bakteri apapun pada permukaan harus
dicatat

Uji Biokimia :
6. Uji Niasin
Strip uji niasin serupa dengan strip uji pH . Bentuknya kecil, tipis, persegi panjang,
dan berwarna putih.
• Air ditempatkan pada pelat kultur dan disentuh dengan strip uji selama 15-20 menit di
dalam tabung kecil yang steril. Jika jumlah niasin berlebih terdeteksi, cairan di dalam
tabung akan menguning, tes positif. Jika cairan di dalam tabung bening, tidak ada
jumlah niasin yang berlebih dan tesnya negatif

7. Uji Reduksi Nitrat


• Uji nitrat dilakukan dengan menumbuhkan bakteri uji pada medium nitrat dalam
tabung reaksi yang telah dilengkapi dengan tabung Durham kemudian diinkubasi
pada suhu 35oC selama 74 jam, kemudian ditambahkan 1 ml reagen nitrat dan
diinkubasi selama 24 jam pada suhu ruangan. Terjadinya perubahan warna media
menjadi merah atau merah muda menunjukkan bahwa bakteri uji dapat mereduksi
nitrat

8. Uji amidase
• Larutan 0,000164 M amida dieramkan dengan suspensi kuman pada 37°𝑐, Lalu
ditambahkan 0,1 ml larutan MnSO4,1 ml fenol dan 0,5 ml larutan hipoklorit
Tabung-tabung ini diletakkan didalam air mendidih selama 20 menit Jika timbul
warna ungu artinya uji ini positif

9. uji aril sulfatase


• Organisme ini dibiakkan pada perbenihan yang mengandung tripotasium fenolftalein
disulfat selama 2 minggu Fenolftalein bbeas dapat dideteksi dengan penambahan
suatu basa.jika warna merah berarti positif

10. uji katalase


• Campurkan 30 ml H2O2 dengan larutan 0,2 % katekol dalam air suling Dengan
perbandingan yang sama ditambahkan pada 5 ml biakan yang diuji.

➢ Uji Resistensi (pengujian Mycobacterium tuberculosis terhadap berbagai Konsentrasi


Ofloxacin (OFL))
➢ Pembuatan Stock Obat Ofloxacin (OFL)
• Sebanyak 0,12 gram ofloxacin ditambahkan ke dalam 0,1 N NaOH atau 0,4% NaOH
sehingga terbentuk konsentrasi 10.000 μg/ml.

Kemudian disterilkan dengan membran filter, selanjutnya masukkan masing-masing 1


ml ke dalam new tube. Stock obat dapat disimpan pada suhu 4 °C selama 4 minggu.

Prosedur :
1). Sebanyak 15 sampel bakteri Mycobacterium tuberculosis masing-masing diambil
5 μl suspensi bakteri.
2). Kemudian diteteskan pada permukaan medium Lowenstein Jensen (LJ) yang telah
berisi masing-masing ofloxacin dengan konsentrasi 1 µg/ml, 2 µg/ml, 4µg/ml dan 8
µg/ml,
3). Kemudian dihomogenkan.
4). Selanjutnya diinkubasi pada suhu 37 oC selama 4 minggu.
5). Perlakuan yang sama juga diberikan untuk kontrol positif menggunakan bakteri
Mycobacterium tuberculosis strain ATCC 700457 dan Mycobacterium tuberculosis 3
strain supceptible H37RV.
6). Pengamatan dilakukan satu kali setiap satu minggu selama satu bulan yaitu
dengan mengamati pertumbuhan dan bentuk morfologi koloni bakteri yang tumbuh
pada masingmasing tabung.

Indikator penilaian adalah bakteri yang resisten terhadap ofloxacin jika terdapat
pertumbuhan pada media LJ tanpa pemberian obat dan media LJ yang mengandung
obat. Sedangkan bakteri yang sensitif apabila terdapat pertumbuhan pada media LJ
tanpa pemberian obat dan tidak terjadi pertumbuhan pada media LJ yang mengandung
obat.
PASCA ANALITIK
➢ Penilaian sediaan secara makroskopis
- Terkelupas
- Terlalu tebal
- Terlalu besar ; tidak rata
- Terlalu besar ;dekolarisasi kurang
- Kecil, tipis, terkelupas
- Terlalu kecil, tipis, tidak rata
- Terlalu kevil, tipis, tidak rata
- Tidak rata, terlalu tebal, terkelupas; dekolarisasi kurang
- Sediaan berupa usapan, ridak diratakan dengan bentuk spiral/ lingkaran kecil-kecil

➢ Pemeriksaan mikroskopis
skala IUATLD
• Negatif : tidak ditemukan BTA minimal dalam 100 lapang pandang
• Scanty (+) : 1-9 BTA dalam 100 lapang pandang (tuliskan jumlah BTA yang
ditemukan)
• 1+ : 10 – 99 BTA dalam 100 lapang pandang
• 2+ : 1 – 10 BTA setiap 1 lapang pandang ( periksa minimal 50 lapang
pandang)
• 3+ : ≥ 10 BTA di 1 lapang pandang (periksa minimal 20 lapang
pandang)

➢ Mikroskopis
Hasil pengamatan Metode Ziehl-Neelsen

Gambar di atas merupakan hasil pewarnaan basil tahan asam (BTA) metode Ziehl-
Neelsen yang dilihat di bawah mikroskop dengan pembesaran 100x. Bakteri tahan
asam tampak berbentik basil warna merah sedangkan bakteri yang tidak tahan asam
berwarna biru.

Hasil Dan Pembahasan


▪ Uji morfologi koloni bakteri
➢ Media bifasik Agar–Darah
Untuk menghambat adanya pertumbuhan bakteri non karakteristik.Hasil penelitian
menyatakan bahwa pertumbuhan koloni mycobacterium tueberculosis lebih cepat pad
media lempeng agar darah dari pada media padat dengan dasar telur. Pada penelitian
ini digunakan botol kultur,tidak menggunakan lempeng petri karena lebih kecil
kemungkinan terjadi kontaminasi. Hal ini juga dilakukan oleh peneliti terdahulu
kilicturgay,tahun 1997.didapatkan bahwa mdia dalam botol kultur untuk menjaga
kseimbangan pertumbuhan koloni dan nutris,kemungkinan tidak akan terjadi
kekeringan pada media dan lebih kecil kemungkinan terjadi kontaminasi.

➢ Media Lowenstein Jensen (Media LJ)


Ketika ditanam pada medium LJ, M. tuberculosis tampak berwarna coklat, koloni
granular (kadang-kadang disebut "buff, kasar dan keras"). Media harus diinkubasi
untuk jangka waktu yang signifikan, biasanya empat minggu, karena waktu
penggandaan M. tuberculosis yang lambat (15-20 jam) dibandingkan dengan bakteri
lain.

➢ Uji Biokimia
4. Uji Niacin Niacin adalah bagian dari metabolisme energi Mycobacterium
dalam reaksi redoks. Semua Mycobacterium menghasilkan niacin , tetapi M.
tuberculosis terakumulasi sebagai hasil dari aktivitas utama NicotinamideAdenin
Dinucleotide dan ketidakmampuan untuk memproses Niacine yang dihasilkan. Tes ini
menunjukkan adanya sianogen klorida terbentuk melaluireaksi chloramine T dan
kalium tiosianat dengan adanya asam sitrat, membentuk gammacarboxyglutamate
aldehida yang mengikat dengan amina aromatik menghasilkan warna kuning.

5. Uji Reduksi Nitrat


Reduksi Nitrat pada Mycobaterium Tuberculosis Positif . Nitrat reduktase adalah
enzim yang mampu mengurangi nitrat untuk nitri,terdapat di membrane sel
Mycobacterium, bakteri dapat memanfaatkan enzim ini sebagai sumber nitrogen. Tes
ini mendeteksi adanya nitrat reduktase dalam medium yang mengandung natrium
nitrat. Enzim mengurangi nitrat menjadi nitrit yang muncul melalui penambahan
sulfalinamide dan dihidroklorida - N - naphtyl ethylendiamine, membentuk kompleks
diazonium klorida dengan warna fuchsia. (Bernardelli et al 2007)
6. Uji Pyrazinamidase
Uji Pyrazinamidase berwarna ungu artinya positif.Enzim intraseluler dikodifikasikan
oleh gen pncA yang mampu menghidrolisis pirazinamid ( PZA ) dalam asam
pyrazinoic . Beberapa strain menyajikan mutasi pada gen pncAyang menghasilkan
resistensi terhadap PZA , mekanisme utama resistensi Mycobacterium tuberkulosis
untuk obat ini. Metode transportasi PZA ke Mycobacterium tuberkulosis adalah
dengan difusi pasif , di mana ia diubah menjadi asam pyrazinoic melalui aksi
enzim pyrazinamidase kegunaan sebagai uji identifikasi didasarkan pada
diferensiasi Mycobacterium tuberculosis (positif pyrazinamidase) dari spesies lain
dari tuberculosis (negatifpyrazinamidase) ,dengan pengecualian Mycobacterium
canetti yang juga positif(Palomino et al 2007 , Zhang et al 2003 )

➢ Uji Resistensi
Untuk mengetahui resistensi obat antituberkulosis ofloxacin maka dilakukan uji
resisten terhadap bakteri Mycobaterium tuberculosis dengan menggunakan empat
konsentrasi obat yang berbeda. Bakteri uji yang digunakan adalah 15 isolat M.
tuberculosis strain klinis, M. tuberculosis strain ATCC 700457 (strain yang resisten
OFL) dan M. tuberculosis strain H37RV (strain susceptible) yang merupakan koleksi
laboratorium NECHRI HUM-RC RS Wahidin Sudirohusodo Makassar. Dalam
pengujian digunakan empat tingkat konsentrasi yang didasarkan pada Minimal
Inhibitory Concentrations (MIC). MIC dari ofloxacin yang sering digunakan yaitu
berada dikonsentrasi 2 μg/ml sehingga untuk penelitian ini digunakan empat
konsentrasi yaitu 1 μg/ml, 2 μg/ml, 4 μg/ml,dan 8 μg/ml serta GC (Growth Control)
atau sebagai kontrol pertumbuhan.
Untuk konsentrasi 2 μg / ml, terdapat 7 sampel (53,85%) resisten, 5 sampel (38,46%)
intermediet dan 1 sampel (7,69%) sensitif. Pada konsentrasi 4 μg / ml terdapat 2
sampel (15,38%) resisten, 2 sampel (15,38%) intermediet, dan 9 sampel (69,24%)
sensitif. Sedangkan untuk konsentrasi 8 μg / ml terdapat 1 sampel (7,69%) resisten, 2
sampel (15,38%) intermediet dan 10 sampel (76,93%) sensitif
VIDEO 7
cara mengumpulkan sampel dahak. Sampel dahak digunakan untuk mendiagnosisaktif yang
TBjuga dikenal sebagai TB dan untuk memantau efektivitas pengobatan TB.

Anda telah diberikan hingga tiga botol plastik untuk mengumpulkan


sampel dahak dalam video langkah demi langkah ini, kami akan menunjukkan kepada Anda
cara
mengumpulkan sampel tersebut dengan benar, penting untuk mengumpulkan sampel dahak
segera setelah

Anda bangun di pagi hari karena dahak kental terkumpul di paru-paru dalam semalam.
Jangan makan atau minum, gosok gigi, merokok, atau gunakan obat kumur sebelum Anda
mengambil dahak. Sebelum mulai mencuci tangan dengan sabun dan air selama 15 sampai
20 detik
Bilas dengan baik dan gunakan handuk tangan untuk mengeringkannya.

pada botol
tulis nama anda serta tanggal dan waktu pengambilan sampel dahak
ingat untuk menggunakan botol yang berbeda setiap hari,
selanjutnya buka botol plastik tetapi
hati-hati jangan sampai menyentuh bagian dalam botol atau tutupnya.

sekarang tarik napas dalam-dalam


dua sampai tiga kali dan kemudian batuk dalam-dalam dari dada untuk mengeluarkan dahak
dari
paru-paru cobalah untuk batuk setidaknya satu hingga dua sendok teh
pastikan sampel Anda
mengandung dahak dan bukan air liur, penting untuk dicatat bahwa dahak
berbeda dari ludah atau ludah
ludah yang tipis dan hampir jernih sedangkan sputum sering kalikental
dahak yangberasal dari paru-paru dan dihasilkan oleh batuk yang dalam dari
dada warnanya bisa putih kusam atau hijau muda pucat
spesimen berdarah akan menjadi merah atau coklat

Setelah batuk ludah dahak ke dalam botol


plastik tutup rapat tutup botol plastik. Pastikan bagian luar botol bersih dan seka
sisa dahak di bagian sisinya.
Tempatkan botol ke dalam kantong plastik, lepaskan pita plastik biru dari
kantong untuk menutupnya dan cuci tangan Anda lagi.tas berisi sputum ke dalam kulkas

agar tetap dingin tetapi jangan dibekukan.


Segera masukkanSetelah selesai pastikan untuk mencuci tangan.
Ketika semua sampel dahak
dikumpulkan, silakan hubungi badan kesehatan masyarakat setempat Anda,
mereka akan membantu Anda
mengatur pengambilan atau pengiriman sampel dahak

Anda mungkin juga menyukai