PENDAHULUAN
atas beban organisme yang ditumpangi. Parasit dapat dibedakan, menjadi : Endo-
parasit (Helminth (cacing), yang terdiri dari cacing : Nematoda (cacing gilik),
Cestoda (cacing pita) dan Trematoda (cacing daun) (Dwinata, dkk. 2017).
Selain cacing juga terinfeksi oleh Protozoa darah dan protozoa saluran cerna,
serta Ekto-parasit artropoda kelas Insekta, (kutu, pinjal, lalat dan nyamuk), dan kelas
cairan getah bening atau eksudat, Merusak jaringan tubuh, Menimbulkan radang,
didalamnya, Contoh : protozoa (Eimeria sp, menghancurkan sel epitel saluran cerna,
Sebagian besar infeksi dengan parasit cacing berlangsung tanpa gejala atau
dibutuhkan karena diagnosis yang berdasarkan gejala klinis kurang akurat. Misalnya
1
infeksi cacing pada babi yang disebabkan oleh cacing Ascaris suum perlu dilakukan
untuk menemukan adanya telur, larva, ookista , tropozoit dan kista dari parasit.
sebagai spesies, parasit, kista, telur, larva, dan juga memerlukan pengetahuan
tentang berbagai bentuk pseudoparasit dan artefak yang mungkin dikira suatu
parasit. Identifikasi parasit juga bergantung pada persiapan bahan yang baik untuk
pemeriksaan baik dalam keadaan hidup maupun sediaan yang telah di pulas. Bahan
yang akan di periksa tergantung dari jenis parasitnya, untuk cacing atau protozoa
usus maka bahan yang akan di periksa adalah feses, Agar parasit dalam cairan tubuh
tadi dapat diidentifikasi dengan mudah, maka mereka tidak boleh berubah bentuk
infeksi yang ringan sulit ditemukan telur-telurnya dengan menggunakan NaCl 0.9
%/lugol/eosin 2% ?
1.3 Tujuan Praktikum
Agar mahasiswa dapat mengetahui bagaimana menggunakan metode
pemeriksaan secara cepat dan baik untuk infeksi yang ringan sulit ditemukan telur-
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Pemeriksaan feses adalah salah satu pemeriksaan laboratorium yang telah lama
2
saat ini telah berkembang berbagai pemeriksaan laboratorium yang modern , dalam
beberapa kasus pemeriksaan feses masih diperlukan dan tidak dapat digantikan oleh
pemeriksan dan interpretasi yang benar akan menentukan ketepatan diagnosis yang
dilakukan oleh klinisi. Berdasarkan gejala klinis dan pemeriksaan umum maupun
khusus, dilakukan juga pemeriksaan feses dan pemeriksaan darah untuk mendukung
hasil diagnosis. Pemeriksaan feses dapat dilakukan dengan metode natif, metode
Metode natif dipergunakan untuk pemeriksaan secara cepat dan baik untuk
infeksi berat, tetapi untuk infeksi ringan sulit ditemukan telur-telurnya. Cara
pemeriksaan ini menggunakan larutan lugol atau eosin 2%. Penggunaan eosin
sekitarnya.Kelebihan metode ini adalah mudah dan cepat dalam pemeriksaan telur
cacing semua spesies, biaya yang diperlukan sedikit, serta peralatan yang digunakan
juga sedikit. Sedangkan kekurangan metode ini adalah dilakukannya hanya untuk
infeksi berat, infeksi ringan sulit dideteksi. Metode natif dilakukan dengan cara
mencampur feses dengan sedikit air dan meletakkannya di atas gelas obyek yang
ditutup dengan deckglass dan memeriksa di bawah mikroskop (Dwinata, dkk. 2017).
3
A. Ascaris lumbricoides. Berdasarkan hasil pengamatan, ditemukan telur cacing
Ascaris lumbricoides yang memiliki ciri-ciri, telur berbentuk oval, kulit luar tebal
dan tidak rata, kulit telur terdiri dari dua lapisan di dalam telur, terdapat embrio.
hasil pemeriksaan yang telah dilakukan, ditemukan telur cacing tambang (Necator
simetris, kulit telur bagian luar tipis, antara kulit telur dan sel telur terdapat cairan
dengan dinding dua lapis, kulit telur bagian luar tipis, di dalam telur terdapat sel
4
Gambar 2.3.3 Oxyuris/Enterobius vermicularis
Cacing dewasa hidup dalam rongga usus halus manusia, panjang cacing
betina 20-24 cm, vulva membuka kedepan pada 2/3 bagian posteriortubuh,
penyempitan lubang vulva di sebut kopulasi dan cacing jantan 15-31 cm bagian
ditarik. Cacing betina dapat bertelur sampai 200.000 butir sehari, yang dapat
berlangsung selama masa hidupnya kira-kira 1 tahun. Perbedaan cacing jantan dan
cacing betina berdasarkan ekor dimana cacing jantan memiliki ekor yang melingkar
Telur ini tidak menetas bersama tinja manusia tetapi keluar bersama tinja
hospes. Telur cacing yang dibuahi disebut fertilized, bentuk ini ada dua macam
yaitu mempunyai cortex disebut fertilized corticateddan dan telur yang tidak
mikron, telur yang dibuahi berbentuk oval berdinding tebal berwarna kekuning-
kuningan dilapisi oleh albuminoid yang tidak rata isinya embrio yang belum
membelah terdiri dari 3 lapisn yaitu, lapisan albuminoid atau lapisan luar memiliki
5
permukaan yang tidak rata bergerigi dan berwarna kecoklatan dikarenakan pigmen
Sedangkan telur yang tidak dibuahi berbentuk lonjong lebih panjang dan
dindingnya lebih tipis berisi granula. Telur ini dihasilkan dari betina yang tidak
subur atau terlalu cepat dikeluarkan oleh betina yang subur berukuran 90x40
tidak langsung. Mekanisme penularan berkaitan erat dengan hygiene dan sanitasi
Dewasa itu cara penularan Nematoda yang paling banyak adalah melalui
Dkk,2008).
BAB III
METODE PRAKTIKUM
Praktikum parasitologi dilaksanakan pada hari kamis pukul 13.00 – 15.00 yang
1. Alat
6
1. lidi/batang korek api,
2. kaca penutup,
3. kaca objek,
4. mikroskop cahaya.
2. Bahan
2. lugol/eosin 2.0 %
3.3 Analitik
2. Mencuci tangan rutin sesuai teknik aseptic (procedural) dan memakai sarung
4. meneteskan satu tetes larutan NaCl 0.9 %/lugol/eosin 2 % keatas kaca objek
5. Dengan lidi mengambil sedikit feses (± 1-2 mg) dan mencampurkan dengan
6. pada pewarnaan eosin cara pembuatan sediaan sama, hanya saja sediaan harus
tipis, sehingga warnanya merah jambu muda. Bila warnanya merah jambu tua
7. pada pewarnaan dengan lugol cara pembuatan sediaan sama, namun sediaan tidak
terlalu tipis.
7
9. menutup dengan kaca penutup ukuran 22 x 2x2 mm dengan perlahan-lahan,
10x).
11. bila menemuka obyek yang dicurigai adanya parasit memeriksa dengan
pembesaran yang lebih kuat ( obyektif 40x) dan menggambar temuan yang ada.
BAB IV
8
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Hasil
.
1. Larutan lugol Negative.
3.2 Pembahasan
secara cepat dan baik untuk infeksi yang besar dengan menggunakan metode
langsung secara natif. Metode natif dipergunakan untuk pemeriksaan secara cepat
dan baik untuk infeksi berat, tetapi untuk infeksi ringan sulit ditemukan telur-
telurnya. Cara pemeriksaan ini menggunakan larutan lugol atau eosin 2%.
dengan kotoran di sekitarnya.Kelebihan metode ini adalah mudah dan cepat dalam
pemeriksaan telur cacing semua spesies, biaya yang diperlukan sedikit, serta
peralatan yang digunakan juga sedikit. Sedangkan kekurangan metode ini adalah
dilakukannya hanya untuk infeksi berat, infeksi ringan sulit dideteksi. Metode natif
dilakukan dengan cara mencampur feses dengan sedikit air dan meletakkannya di
atas gelas obyek yang ditutup dengan deckglass dan memeriksa di bawah
mikroskop. Dan yang kita campurkan adalah feses dan lugol setelah itu diperiksa
9
dengan menggunakan mikroskop dan hasil dari pemeriksaan itu menunjukan bahwa
tidak adanya parasit yang ditemukan di dalam feses tersebut, jadi dinyatakan
BAB V
10
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
usus dengan menggunakan metode langsung secara natif dengan menggunakan feses
anak kecil yang dicampurkan lugol tidak ditemukan parasit atau hasilnya negative.
5.2 Saran
Saran untuk praktikum selanjutnya, lebih bias teratur dalam praktikum, tidak
ceroboh dalam melakukan praktikum dan harus bisa menjaga kekompakan dalam
DAFTAR PUSTAKA
11
Dwinata made, dkk. 2017 . Identifikasi parasit cacing . Fakultas Kedokteran Hewan
Universitas Udayana.
Febriyadi Andi, dkk. 2018. Jurnal Jenis-Jenis Cacing Nematode Usus Yang
12