PENDAHULUAN
Jamur yang bisa menyebabkan penyakit pada manusia antara lain adalah
dermatofita (dermatophyte), bahasa yunani yang berarti tumbuhan kulit dan
jamur serta ragi candida albican, yang menyebabkan terjadinya infeksi pada
jamur superficial pada kulit, rambut, kuku, dan selaput lendir. Jamur lainnya
dapat menembus jaringan hidup dan menyebabkan infeksi di bagaian dalam.
1
Gejala infeksi jamur tergantung pada jenis dan lokasi di dalam tubuh.
Infeksi jamur mungkin ringan, dalam bentuk ruam atau masalah pernapasan
ringan. Namun, beberapa penyakit yang disebabkan oleh jamur bisa berat dan
dapat menyebabkan komplikasi serius dan kematian.
Dilihat dari realita telah kita mengenal ada berbagai jenis spesies ragi dan
jamur tetapi ada hanya ada sekitar 1000 yang menyebabkan penyakit pada
manusia atau hewan (banyak yang lain menyebabkan penyakit pada tumbuhan).
Hanya dermatofita dan spesies candida yang sering ditularkan dari satu orang ke
orang lain.
2
BAB II
PEMBAHASAN
a. Nocardiosis
3
mengeluarkan nanah dan jamurnya berupa granula. Terdapat di tanah sebagai
saprofit.
Penyebabnya adalah Nocardia asteroids, Jamurnya masuk ke dalam
jaringan subcutan karena trauma (luka) karena itu biasanya mengenai kaki dan
tangan. Pada tempat itu kemudian terjadi pembengkakan, infeksi yang bernanah
dan terjadinya lubang-lubang (sinus) yang mengeluarkan nanah yang berisi
jamurnya. Bila jamurnya masuk kedalam darah, dapat menyerang organ lain,
misalnya otak dan paru- paru. Nocardiosis biasanya berlangsung kronis.
b. Candidiasis
4
c. Actinomycosis
Pada tipe cervicofacial, jamur masuk tubuh melalui selaput lendir mulut
atau pharynx. Dalam perkembangan penyakitnya bisa mengenai tulang
tengkorak atau terjadi fistula menembus kulit.
5
cervicofacial. Tipe pulmonal di tandai dengan adanya batuk, banyak sputum,
hemoptysis, demam, sesak napas dan keringat malam, diikuti terjadinya abscess
dan sinus-sinus eksternal yang mengeluarkan granulanya bersama nanah yang
berwarna mirip belerang.
e. Coccidioidomycosis
6
dikenal dalam dua bentuk Coccidioidoides imitis primer biasanya mengenai
paru dengan gejala menyerupai infeksi paru oleh organisme lain. Dan
Coccidioidoides imitis progresif adalah penyakit yang bila tidak di obati,
berlangsung fatal.
f. Sporotrichosis
7
g. Blastomycosis
8
Pada perbenihan sabouraud glukosa agar ditambahkan chloramphenicol dan
cyclphexamide untuk menghambat pertumbuhan kanker bakteri atau jamur
saprophyt yang mungkin ada, sebagai kontaminan pada specimen. Perbenihan
memiliki pH 5,7 (asam) agar bakteri tidak bisa tumbuh.
a. Pemeriksaan Nocardiosis
Bahan untuk pemeriksaan di Laboratorium berasal dari granula yang
keluar dari jaringan yang terinfeksi. Dilakukan pemeriksaan dengan
mikroskop dan perbenihan sabouraud.
1. Diagnosis
2. Pengobatan
3. Morfologi
b. Pemeriksaan Candidiasis
1. Diagnosis
9
Bahan pemeriksaan berasal dari swep vagina, sputum, LCS, skretmata dan
mukosa mulut. Pemeriksaan langsung dengan pulasan gram dan KOH 10%
secara mikroskopik tampak spora yang berbentuk oval, pada pulasan gram
bersifat gram positif. Ditemukan Blastospora, Klamidospora, Pseudohifa.
Infeksi fisual pada mukosa koral untuk identifikasi adanya lesi
Pemeriksaan hapusan pada lesi dengan mikroskop untuk
mengidentifikasi adanya candida albicans.
Pengkajian tentang riwayat penyakit dan kesehatan dapat sangat
membantu
Jika di duga infeksi telah menyebar ke esophagus dan lambung dapat
dilakukan pemeriksaan endoskopi.
2. Pengobatan
Candidiasis di mulut dapat di obati dengan anti jamur berbentuk obat
kumur atau gel. Lama waktu pengobatan berkisaran 1-2 minggu.
Candidiasis di sekitar kelamin dapat di obati dengan anti jamur berbentuk
cream, supositoria, serta tablet.
3. Morfologi
Candida dikenal sebagai jamur dimorfik karena mampu membentuk sel
lagi dan hifa semu. Sel ragi atau blastospoa/baltokonidia merupakan sel
bulat atau oval dengan atau tanpa tunas. Hifa semu terbentuk dengan cara
elongasi sel ragi yang membentuk rantai yang rapuh.
c. Pemeriksaan Actinomycosis
Bahan pemeriksaan untuk laboratorium adalah nanah bersama granula untuk
di lihat dengan mikroskop dan pembenihan.
1. Diagnosis
10
Pemeriksaan pus ( nanah ) dari lesi yang berupa granula actinomycosis
(sulfur granules ).
2. Pengobatan
Bakteri actinomycosis umumnya sensitif terhadap penisilin, yang sering di
gunakan untuk mengobati aktinomikosis. Dalam kasus alergi penisilin,
doksisiklin digunakan. Sulfonamid dapat digunakan sebagai alternative
dengan dosis harian total 2-4 gram. Respon terhadap terapi lambat dan
mungkin memakan waktu berbulan-bulan
3. Morfologi
Actinomyces israelii tumbuh sebagai hifa halus dengan garis tengah 0,5-1
mikron pada biakan anaerob.
11
3. Morfologi
Hifa jamur membentuk gumpalan yang disebut butiran – butiran jamur atau
granula yang merupakan koloni jamur di dalam jaringan atau abses. Butir –
butir jamur dapat berwarna putih, kekuning–kuningan, tengguli hitam atau
berwarna lain. Jamur ini terdiri dari hifa yang halus ( lebarnya kurang dari
1 mikron ) penyakitnya disebut misetoma aktinomikotik dan jamur hifa
yang kasar ( lebarnya lebih dari 1 mikron ) penyakitnya disebut misetoma
maduro mikotik.
e. Pemeriksaan Coccidioidomycosis
Bahan pemeriksaan laboratorium diambil dari sputum atau cairan pleura untuk
dilihat dengan mikroskop dan pembenihan.
1. Diagnosis
Tes darah–untuk memeriksa adanya antibodi untuk melindungi terhadap
jamur
Analisis atau budaya dahak–untuk mencari keberadaan jamur di sputum
(lendir atau dahak yang dipilih, diproduksi ketika anda batuk)
2. Pengobatan
Coccidioidoides imitis primer kebanyakan dapat sembuh sendiri.
Coccidioidoides imitis progresif pengobatan diberikan dengan
amfoterisin-B secara intravena, pemberian itrakonazol dan derivate azol
lain.
3. Morfologi
Coccidioidoides imitis adalah jamur dimorfik. Di tanah dan didalam biakan
pada suhu kamar C.imitis membentuk koloni filamen. Hifa jamur ini
membentuk artospora dan mengalami frekmentai. Artospora ringan, mudah
dibawa angin dan terhirup kedalam paru. Pada suhu 370C,C.imitis
membentuk koloni yang terdiri atas sferul yang berisi endospora.
12
f. Sporotrichosis
1. Diagnosis
Untuk mendiagnosa sporotrichosis dengan mengambil riwayat kesehatan
Anda dan melakukan pemeriksaan fisik. Sampel kulit, nanah, aspirasi
abses, sputum dan bahan klinik lainya dapat diambil untuk pengujian.
Sporotrichosis biasanya didiagnosis ketika dokter memperoleh swab atau
biopsi dari lokasi yang terinfeksi dan mengirimkan sampel ke laboratorium
untuk kultur jaringan.
2. Pengobatan
Terapi antijamur adalah pengobatan andalan untuk semua bentuk
sporotrichosis.
3. Morfologi
Biakan jamur pada suhu kamar membentuk koloni filamen putih dengan
hifa halus dan spora yang tersusun meneyrupai bunga pada ujung
konidiofora. Pada suhu 37oC biakan membentuk koloni ragi dengan
blastospora yang bulat atau lonjong .
g. Pemeriksaan Blastomycosis
1. Diagnosis
Bahan klinis
Kerokan kulit, dan bronkus cairan fleura dan darah , sumsum tulang urin
dan biopsi jaringan dari berbagai organ dalam.
Miroskopik langsung A kerokan kulit harus diperiksa menggunakan
KOH 10% dan tinta parker atau calcofluor white mounts.
B eksudat dan cairan tubuh harus disentrifugasi dan sedimenya diperiksa
dengan menggunakan KOH 10% dan tinta parker atau calcofluor white
mounts.
C potongan jaringan harus diwarnai dengan PASdigest, Grocott’s
methenamine silver (GMS) atau pewarnaan gram. Histopatologi sangat
13
berguna dan merupakan satu dari cara yang paling penting untuk
memperingatkan laboratorium bahwa mereka mungkin menangani
sesuatu yang berpotensi sebagai patogen. Potongan jaringan menujukan
sel seperti ragi yang besar, dasarnya besar, kuncupunipolar, berdiameter
8-15 mm. perhatikan : potongan jaringan perlu diwarnai dengan cara
Grocott’s methenamine silver untuk dapat melihat sel seperti ragi
dengan jelas, yang sering kali sulit dilihat pada sediaan H&E.
2. Pengobatan
Amphotericin B (0,5 Mg/kg per hari selama sepuluh minggu) tetap
merupakan obat pilihan bagi pasien infeksi akut yang mengancam jiwa dan
mereka dengan meningitis. Pasien dengan kafitas paru dan lesi ditempat
selain paru dan kulit membutuhkan terapi yang lebih lama. Itraconazoleoral
( 200 mg/ hari untuk paling sedikit selama tiga bulan ) adalah obat pilihan
bagi pasien dengan bentuk blastomycosis yang indolen : meskipun
demikian jika pasien lambat memberikan respon, dosis harus ditingkatkan
menjadi 200 mg 2 kali sehari.
3. Morfologi
Blastomycosis dermatitidis adalah jamur dimorfik dan terdapat di alam
bebas. Dalam biakan pada suhu 37oC dan di jaringan manusia. Jamur
tumbuh sebagai sel ragi, berdinding tebal dan berkembang biak dengan
membentuk tunas.
14
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Cara penularan jamur dapat secara langsung dan secara tidak langsung.
Penularan langsung dapat secara fomitis, epitel, rambut-rambut yang
mengandung jamur baik manusia, binatang atau dari tanah. Penularan tak
langsung dapat melalui tanaman, kayu yang dihinggapi jamur, barang-barang
atau pakaian, debu atau air.
3.2 Saran
Semoga dengan adanya makalah ini, para pembaca dapat memahami dan
mengetahui apa itu Mikosis Sistemik. Makalah ini masih jauh dari kata
sempurna, untuk itu, kami mohon kritik dan saran dari para pembaca untuk
memotivasi kita pada pembuatan makalah selanjutnya dan mohon maaf jika ada
kesalahan kata dan bahasa yang kurang berkenan.Terimakasih.
15
DAPUS PUSTAKA
16