Anda di halaman 1dari 10

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Cairan Sendi

Cairan sendi adalah cairan pelumas yang terdapat pada sendi yang
dihasilkan dari ultrafiltrasi plasma dan mengandung asam hialuronat. Asam
hialuronat ini menyebabkan cairan sendi bersifat kental sehingga cairan sendi
dapat berfungsi sebagai pelumas.

2.3 Penanganan Sampel Cairan Sendi

a. Pengambilan Sampel

Arthrocentesis dilakukan oleh dokter atau paramedik terlatih dengan


mengunakan alat yang steril dan tepat.
Pra Analitik
1. Spuit yang digunakan (19/21 untuk sendi besar, 23/25 untuk sendi
kecil).
2. Digunakan sarung tangan steril.
3. Dilakukan anastesi lokal (lidokain atau etiklorida spray).
4. Kapas alkohol dan betadine.
5. Empat tabung penampungan tanpa antikoagulan.

Analitik
1. Ditentukan lokasi penusukan, daerah ektensor lebih aman (bebas
saraf) dan beri tanda.
2. Dilakukan tindakan aseptik pada lokasi.
3. Dilakukan anastesi lokal (inflamasi lidokain/prokain dengan jarum
halus atau etiklorida spray).
4. Ditusuk daerah yang sudah ditandai dengan spuit yang berisi 25
sodium heparin (dibilas) dan gunakan jarum yang sesuai hingga terasa
jarum menembus membran sinovia (seperti menusuk kertas).

1
5. Dilakukan aspirasi perlahan-lahan (untuk meminimalisasi nyeri).
6. Spesimen ditampung (sesuai urutan tabung pertama kali diisi).

b. Penyimpanan Sampel
Tabung I (tabung heparin) steril untuk pemeriksaan mikrobiologis (gram
dan biakan).
Tabung II (tabung EDTA) untuk pemeriksaan mikroskopis, memeriksa
kristal, dan hitung jenis sel.
Tabung III (tanpa EDTA) untuk pemeriksaan kimia atau imunologi dan
untuk pemeriksaan makroskopis.

c. Pengiriman Sampel
Pengiriman segera, harus diterima oleh laboratorium maksimal 1 jam setelah
penampungan. Bila terpaksa ditunda suhu harus 4oC, maksimal 24 jam.

2.4 Pemeriksaan Cairan Sendi

Tes cairan sendi adalah tes laboratorium terhadap sendi yang


bertujuan menunjang diagnosis, memantau perjalanan penyakit, efektifitas
pengobatan, dan komplikasi penyakit.

A. Tes Makroskopi
a. Warna dan kejernihan :
Pra Analitik
Persiapan pasien : tidak dibutuhkan persiapan khusus.
Persiapan sampel : tidak ada persiapan khusus.
Prinsip tes : setiap kelainan memberi warna dan kejernihan yang
berbeda.
Alat : tabung yang steril.

Analitik
Cara kerja :

2
1. Sampel dimasukan kedalam tabung steril
2. Dilihat warna dan kejernihan sampel .
Nilai rujukan : tidak berwarna dan jernih.

Pasca Analitik
Interpretasi :
Kuning jernih : artritis traumatik, osteoartritis dan artritis
rematoid ringan.
Kuning keruh : inflamasi spesifik dan non spesifik, karena
bertambahnya lekosit.
Seperti susu (chyloid) : artritis rematoid dengan efusi kronik, pirai
dengan efusi akut dan obstruksi limfatik dengan efusi.
Seperti nanah atau purulent : artritis septik yang lanjut.
Seperti darah: pada trauma, hemofilia dan sinovisitis
vilonodularis hemoragik. Bila darah terjadi karena trauma pada
waktu aspirasi maka warna merahnya akan berkurang bila aspirasi
diteruskan, sedangkan jika bukan oleh trauma maka warna merah
akan menetap.
Kuning kecoklatan: pada perdarahan yang telah lama
(Gandasoebrata,2006).

b. Bekuan
Pra analitik
Persiapan pasien : tidak dibutuhkan persiapan khusus.
Persiapan sampel : tidak ada persiapan khusus.
Prinsip tes : fibrinogen menyebabkan sampel membeku.
Alat : tabung yang steril.

Analitik
Cara kerja :
1. Sampel dimasukan kedalam tabung steril

3
2. Dibiarkan sampel selama 1 jam
3. Dilihat ada tidaknya bekuan.
Nilai rujukan : tidak membeku.

Pasca analitik
Interpretasi :
Bekuan + : ada proses peradangan (Gandasoebrata,2006).

c. Viskositas
Pra analitik
Persiapan pasien : tidak dibutuhkan persiapan khusus.
Persiapan sampel : tidak ada persiapan khusus.
Prinsip tes : asam hialuronat dalam cairan sendi menentukan
viskositas cairan.
Alat : spuit atau semprit tanpa jarum.

Analitik
Cara kerja :
1. Dihisap sampel ke dalam spuit atau semprit tanpa jarum.
2. Diteteskan sampel ke luar dari spuit tersebut.
3. Diukur panjang tetesan. Atau diambil sampel dengan jari
telunjuk, direntangkan antara jari telunjuk dan ibu jari.
4. Hitung panjang rentangan.
Nilai rujukan : panjangnya tanpa putus 4-6 cm disebut
viskositas tinggi.

Pasca analitik
Interpretasi :
non inflamatorik : Viskositas tinggi.

4
Viskositas menurun (< inflamatorik akut dan septik) hemoragik:
Viskositas bervariasi (Gandasoebrata,2006).

B. Tes Mikroskopis
a. Jumlah lekosit
Pra analitik
Persiapan pasien : tidak dibutuhkan persiapan khusus.
Persiapan sampel :
Sampel diencerkan dengan NaCl 0,9% atau metilen biru dalam
NaCl 0,9% untuk cairan yang jernih.
Jika cairan sendi terlalu kental kemungkinan sulit untuk dipipet,
maka sampel harus diencerkan dengan buffer hialuronidase.
Bila cairan sendi banyak mengandung eritrosit, maka digunakan
HCl 0,1% atau saponin 1%, karena cairan ini dapat melisiskan
eritrosit.
Prinsip tes : Sampel diencerkan dan dimasukkan ke dalam kamar
hitung (hemositometer). Dengan memperhitungkan faktor
pengenceran, jumlah lekosit dalam darah dapat diketahui.

Analitik
Cara kerja :
1. Dipipet sampel ke dalam pipet lekosit sampai tanda 0,5.
2. Dipipet NaCl 0,9% sampai tanda 11, kocok isi pipet beberapa
menit agar isi pipet bercampur baik.
3. Kemudian dibuang 4 5 tetes isi pipet.
4. Disiapkan kamar hitung dengan cover glass di atasnya.
5. Diteteskan isi pipet pelahan-lahan ke dalam kamar hitung
6. Dihitung jumlah lekosit yang tampak dalam 4 kotak lekosit
dengan menggunakan perbesaran lensa objektif 10 x dan
hasilnya dikali 50 (pengenceran).
Nilai rujukan: jumlah lekosit < 200/mm3.

5
Pasca analitik
Interpretasi :
Jumlah lekosit 200-500/mm3 penyakit non inflamatorik
(penyakit degeneratif).
Jumlah lekosit 2.000-100.000/mm3 menandakan inflamatorik
akut.
~ Artritis gout akut : jumlah lekosit 750-45.000/mm3, rata-rata
13.500/mm3.
~ Faktor rematoid : jumlah lekosit 300-98.000/mm3, rata-rata
17.800/mm3
~ Artritis rematoid : jumlah lekosit 300-75.000/mm3, rata-rata
15.500/mm3.
~ Septik (infeksi) : jumlah lekosit 20.000-200.000/mm3
~ Artritis TB : jumlah lekosit 2.500-105.000/mm3, rata-rata
23.500/mm3.
~ Atritis gonore : jumlah lekosit 1.500-108.000/mm3, rata-rata
14.000/mm3.
~ Atritis septik : jumlah lekosit 15.600-213.000/mm3, rata-rata
65.400/mm3.
~ Hemoragik : jumlah lekosit 200-10.000/mm3
(Gandasoebrata,2006).

b. Hitung Jenis
Pra Analitik
Persiapan pasien : tidak dibutuhkan persiapan khusus.
Persiapan sampel :
Sampel harus diperiksa < 1 jam setelah pengambilan.
Sampel dapat langsung dari cairan aspirasi atau dari sedimen
cairan sendi yang telah disentrifus (paling baik).

6
Prinsip tes : cairan sendi diapuskan di atas obyek glass kemudian
diwarnai.

Analitik
Cara kerja pewarnaan MGG :
1. Diambil cairan sendi yang telah disentrifuge
2. Diteteskan 1-2 tetes cairan sendi diatas objek glass, kemudian
dibuat hapusan di atas objek glass, dibiarkan mengering.
3. Difiksasi apusan tersebut dengan metanol selama 5 menit lalu
dibilas dengan air mengalir.
4. Diteteskan sediaan apusan dengan larutan May Grunwald 1
2 menit.
5. Digenangi dengan larutan buffer pH 6,4 dan diamkan selama 3
menit.
6. Diwarnai dengan larutan Giemsa yang sudah diencerkan dengan
buffer pH 6,4 dan dibiarkan 5 10 menit, cuci dengan air
mengalir lalu keringkan.
7. Diamati apusan di bawah mikroskop dengan pembesaran 100 x
menggunakan oil emersi.
Nilai rujukan : jumlah netrofil < 25 %.

Pasca analitik
Interpretasi :
Jumlah netrofil < normal atau non inflamatorik < 25%
Jumlah netrofil pada kelompok akut inflamatorik :
~ Artritis gout akut : jumlah netrofil 48 94%, rata-rata 83%.
~ Faktor rematoid : jumlah netrofil 8 89%, rata-rata 46%.
~ Artritis rematoid : jumlah netrofil 5 96%, rata-rata 65%.
~ Artritis tuberkulosa : jumlah netrofil 29 96%, rata-rata
67%.
~ Artritis gonore : jumlah netrofil 2 - 96% , rata-rata 64%.

7
~ Artritis septik : jumlah netrofil 75 100%, rata-rata 95%.
~ Jumlah netrofil pada kelompok hemoragik : <50 o:p="">
(Gandasoebrata,2006).

c. Kristal-kristal
Pra analitik
Persiapan pasien : tidak diperlukan persiapan khusus.
Persiapan sampel : sampel disentrifus terlebih dahulu.
Prinsip tes : jenis kristal tergantung jenis kelainan.

Analitik
Cara kerja :
1. Diteteskan satu sampai dua tetes cairan sendi yang telah
disentrifus diatas objek glass dan ditutup dengan cover glass.
2. Diperiksa dengan mikroskop lensa objektif 10x dan 40x.
Nilai rujukan : tidak ditemukan kristal dalam cairan sendi.

Pasca analitik
Interpretasi :
Kristal monosodium urat (MSU) ditemukan pada artritis gout.
Calcium pyrophosphate dihydrate (CPPD) yang ditemukan
pada kondro-kalsinosis (pseudogout).
Calcium hydroxyapatite (HA) terdapat pada calcific
periarthritis dan tendenitis.
Kristal kolesterol ditemukan pada artritis rematoid.
(Gandasoebrata,2006)

8
C. Tes Kimia
a. Tes Glukosa
Pra analitik
Persiapan pasien : pasien harus berpuasa 6-12 jam sebelum
pengambilan sampel.
Persiapan sampel : tidak hemolisis, cairan sendi disentrifus terlebih
dahulu.

Analitik
Cara Kerja:
Tes Glukosa menggunakan alat Cobas Mira
1. Masukkan 50 l sampel cairan sendi ke dalam tabung mikro
2. Kemudian letakkan dalam rak sampel sesuai dengan nomor
pemeriksaan
3. Tempatkan reagen pada rak reagen sesuai program tes (protein,
glukosa, LDH)
4. Masukkan nomor identitas penderita dan program tes
2. Pengukuran akan dilakukan secara otomatis
3. Hasil tes akan keluar pada print out
Nilai rujukan: Perbedaan antara glukosa serum dan glukosa
cairan sendi adalah < 10 mg%.

Pasca analitik
Interpretasi :
Kelompok non inflamatorik : perbedaannya <10 mg
~ arthritis gout akut : perbedaannya 0 41 mg%, rata-rata 12
mg%.
~ faktor rematoid : perbedaannya 6 mg%.
~ artritis rematoid : perbedaannya 0 88 mg%, rata-rata 31 mg%.

9
~ artritis tuberkulosa: perbedaannya 0 108 mg%, rata-rata 57
mg%.
~ artritis gonore: perbedaannya 0 97 mg%, rata-rata 26 mg%.
~ artritis septic: perbedaannya 40 122 mg%, rata-rata 71 mg%.
~ Kelompok hemoragik : perbedaannya < 25 mg% (Kadir. A,
2012).

b. Tes Laktat dehidrogenase (LDH)


Pra analitik
Persiapan pasien : tidak ada persiapan khusus.
Persiapan sample : tidak ada persiapan khusus.

Analitik
Tes Laktat dehidrogenase (LDH) menggunakan alat Cobas Mira
1. Masukkan 50 l sampel cairan sendi ke dalam tabung mikro.
2. Kemudian letakkan dalam rak sampel sesuai dengan nomor
pemeriksaan.
3. Tempatkan reagen pada rak reagen sesuai program tes (protein,
glukosa, LDH).
4. Masukkan nomor identitas penderita dan program tes.
5. Pengukuran akan dilakukan secara otomatis.
6. Hasil tes akan keluar pada print out.
Nilai rujukan : 100-190 U/L

Pasca analitik
Interpretasi : LDH meningkat pada RA, gout dan artritis
karena infeksi, tetapi tetap normal pada penyakit sendi generative
(Kadir. A, 2012).

10

Anda mungkin juga menyukai