MAKALAH
TOKSISITAS SIANIDA
OLEH
Nim : AK.15.044
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah swt yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul TOKSISITAS SIANIDA ini dengan tepat pada waktunya. Makalah ini
dibuat guna memenuhi tugas yang diberikan oleh Dosen mata kuliah
TOKSIKOLOGI.
Oleh karena itu, saya mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun guna menjadi acuan dalam bekal pengalaman bagi saya agar lebih
baik dimasa yang akan datang.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
berwarna atau dapat juga berwarna biru pucat pada suhu kamar. Bersifat
volatile dan mudah terbakar. Hidrogen sianida dapat berdifusi baik dengan
udara dan bahan peledak. Hidrogen sianida sangat mudah bercampur dengan
air sehingga sering digunakan. Bentuk lain ialah sodium sianida dan
potassium sianida yang berbentuk serbuk dan berwarna putih.
Sianida dalam dosis rendah dapat ditemukan di alam dan ada pada
setiap produk yang biasa kita makan atau gunakan. Sianida dapat diproduksi
oleh bakteri, jamur dan ganggan. Sianida juga ditemukan pada rokok, asap
kendaraan bermotor dan makanan seperti bayam, bambu, kacang, tepung
tapioka dan singkong. Selain itu juga dapat ditemukan pada beberapa produk
sintetik. Sianida banyak digunakan pada industri terutama dalam pembuatan
garam seperti natrium, kalium atau kalsium sianida. Sianida yang digunakan
oleh militer NATO (North American Treaty Organization) adalah yang jenis
cair yaitu asam hidrosianik (HCN).
Gejala yang ditimbulkan oleh zat kimia sianida ini bermacam-macam;
mulai dari rasa nyeri pada kepala, mual muntah, sesak nafas, dada berdebar,
selalu berkeringat sampai korban tidak sadar dan apabila tidak segera
ditangani dengan baik akan mengakibatkan kematian.
2
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian sianida
2. Untuk mengetahui klasifikasi sianida
3. Untuk mengetahui asal paparan sianida
4. Untuk mengetahui tingkat ketoksikan sianida
5. Untuk mengetahui mekanisme degradasi sianida
6. Untuk mengetahui gejala klinis sianida
7. Untuk mengetahui cara analisis sianida
3
BAB II
PEMBAHASAN
4
b. Sianida Sederhana
Sianida sederhana dapat didefinisikan sebagai garam-garam
anorganik sebagai hasil persenyawaan sianida dengan natrium, kalium,
kalsium, dan magnesium. Sianida sederhana dapat juga didefinisikan
sebagai garam dari HCN yang terlarut dalam larutan menghasilkan kation
alkali bebas dan anion sianida:
NaCN Na+ + CN
Ca(CN)2 Ca2+ + 2 CN
Bentuk sianida sederhana biasanya digunakan dalam leaching emas.
Sianida sederhana dapat larut dalam air dan terionisasi secara cepat dan
sempurna menghasilkan sianida bebas dan ion logam.
5
2.3 Asal Paparan Sianida
a. Inhalasi
Sisa pembakaran produk sintesis yang mengandung karbon dan
nitrogen seperti plastik akan melepaskan sianida. Rokok juga mengandung
sianida, pada perokok pasif dapat ditemukan sekitar 0.06 g/mL sianida
dalam darahnya, sementara pada perokok aktif ditemukan sekitar 0.17
g/mL sianida dalam darahnya. Hidrogen sianida sangat mudah diabsorbsi
oleh paru, gejala keracunan dapat timbul dalam hitungan detik sampai
menit.
Ambang batas minimal hidrogen sianida di udara adalah 2-10 ppm,
tetapi angka ini belum dapat memastikan konsentrasi sianida yang
berbahaya bagi orang disekitarnya. Selain itu, gangguan dari saraf-saraf
sensoris pernafasan juga sangat terganggu. Berat jenis hidrogen sianida
lebih ringan dari udara sehingga lebih cepat terbang ke angkasa.
b. Mata
Paparan hidrogen sianida dapat menimbulkan iritasi pada mata dan
kulit. Muncul segera setelah paparan atau paling lambat 30 sampai 60
menit. Kebanyakan kasus disebabkan kecelakaan pada saat bekerja
sehingga cairan sianida kontak dengan kulit dan meninggalkan luka bakar.
c. Saluran pencernaan
Tertelan dari hidrogen sianida sangat fatal. Karena sianida sangat
mudah masuk ke dalam saluran pencernaan. Tidak perlu melakukan atau
merangsang korban untuk muntah, karena sianida sangat cepat berdifusi
dengan jaringan dalam saluran pencernaan.
6
sebagai kofaktor enzim. Sebagai contoh, sianida berikatan dengan enzim yang
mengandung logam yang berperan dalam respirasi sehingga proses respirasi
terganggu di dalam. Enzim Fe (III) sitokrom-oksidase adalah salah satu
contoh enzim dalam proses respirasi yang dihambat oleh sianida.
Sianida dalam bentuk hidrogen sianida (HCN) dapat menyebabkan
kematian yang sangat cepat jika dihirup dalam konsentrasi tertentu. mencatat
bahwa konsentrasi HCN yang fatal bagi manusia jika dihirup selama 10 menit
adalah 546 ppm. Beberapa gangguan pada sistem pernapasan, jantung, sistem
pencernaan dan sistem peredaran darah berhubungan dengan paparan
terhadap sianida pada manusia dalam konsentrasi tertentu telah terdeteksi.
Garam sianida dan larutan sianida memiliki tingkat ketoksikan yang
lebih rendah dibandingkan HCN karena masuk ke tubuh hanya melalui mulut.
Namun demikian, ketoksikannya dapat dianggap sebanding dengan HCN
karena mudah menghasilkan HCN.
Tingkat toksisitas dari sianida bermacam-macam. Dosis letal dari sianida
adalah
Asam hidrosianik sekitar 2,5005,000 mgmin/m3
Sianogen klorida sekitar 11,000 mgmin/m3
Perkiraan dosis intravena 1.0 mg/kg
Perkiraan dalam bentuk cairan yang mengiritasi kulit 100 mg/kg.
7
2. Pengendapan kompleks sianida
Ion-ion tertentu seperti besi, tembaga, nikel, mangan, timbal, seng,
kadmium, timah, dan perak dapat bereaksi dengan kompleks sianida
seperti [Fe(CN)6]4 (ferosianida) dan [Fe(CN)6]3 (ferisianida) membentuk
garam yang sukar larut (mengendap).
3. Adsorpsi
Adsorpsi adalah salah satu mekanisme atenuasi yang dapat mengurangi
konsentrasi senyawa dari larutan di dalam tanah. Alesii dan Fuller (1976)
yang dikutip Smith dan Mudder (1991) mengemukakan bahwa tanah
dengan kapasitas penukar anion yang tinggi dapat mengadsorpsi sianida.
4. Oksidasi menjadi sianat (CNO)
HCN dapat dioksidasi menjadi diubah menjadi CNO yang kurang toksik
bila dibandingkan dengan HCN.
5. Volatilisasi
Sianida dari larutan dapat lepas sebagai HCN yang adalah gas yang tidak
berwarna. Gas HCN dapat terjadi karena hidrolisis CN.
6. Pembentukan SCN
Sianida dapat bereaksi dengan belerang membentuk tiosianat. Proses ini
banyak terjadi pada saat leaching bijih emas yang banyak mengandung
mineral sulfida.
7. Hidrolisis
Hidrolisis dapat mengelurkan HCN sebagai NH4COOH (ammonium
format) atau HCOOH (asam format) menurut reaksi:
HCN + 2 H2O NH4COOH
HCN + 2 H2O NH3 + HCOOH
Degradasi sianida secara alami dapat terjadi tetapi berlangsung lambat
melalui proses termasuk volatilisasi, oksidasi, dekomposisi cahaya dan
biodegradasi (Kyle 1988). Sianida dalam konsentrasi yang kecil dapat
didegradasi oleh mikroba tertentu menjadi gas nitrogen. Contoh mikroba
yang dapat mendegradasi sianida adalah pseudomonas fluorescens NCIMB
11764 yang dapat menghidrolisis sianida menghasilkan asam format dan
8
amonium. Contoh lain adalah pseudomonas pseudoalcaligenes CECT5344
yang dapat mendegradasi sianida dengan menghasilkan amonium yang
kemudian terinkoporasi dengan asam amino.
9
2.7 Analisis Sianida
Dalam analisis sianida dikenal beberapa jenis analisis yang masing-masing
mengukur kelompok sianida yang berbeda, yaitu :
a. CN Free atau sianida bebas yang meliputi spesies CN dan HCN.
b. Amenable CN atau sianida yang mudah bereaksi dengan klorida, yang
meliputi CN total kecuali kompleks sianida-besi.
c. CN WAD (weak acid dissociable cyanide) yang meliputi CN bebas dan
kompleks-kompleks sianida dengan tembaga, kadmium, nikel, seng, perak,
dan logam-logam lain yang mudah terurai menjadi CN bebas dengan
penambahan asam.
d. CN total (sianida total) yang meliputi CN bebas, CN WAD, dan semua
kompleks sianida kuat (memiliki tetapan disosiasi yang sangat rendah)
seperti kompleks sianida dengan besi, emas, kobalt, dan platina.
Ada berbagai metode yang dikenal dalam analisis sianida yang
spesifik menganalis kelompok sianida tertentu. US EPA (United States of
Environmental Protection Agency) dan ASTM (American Standard and
Testing Materials) telah menetapkan metode-metode standard dalam analisis
sianida, yaitu :
a. Metode pengukuran CN total dengan destilasi
Sampel mengandung sianida ditambahkan asam kuat (pH<2) dan
didestilasi reflux selama 1 jam sehingga sianida lepas sebagai HCN yang
ditampung pada larutan NaOH. Sianida yang tertampung kemudian diukur
dengan titrimeti, kolorimetri atau elektroda ion selektif.
b. Metode pengukuran Amenable C
Metode ini umum digunakan disaat metode analisis CN WAD belum
dikenal. Metode ini melibatkan pengukuran CN total sebelum dan sesudah
klorinasi.
c. Metode pengukuran CN WAD dengan destilasi
Metode ini melibatkan destilasi refluks selama satu jam untuk
menguapkan sianida dari sampel yang telah diatur pH-nya menjadi pH 3
10
dengan larutan penyangga. Hasil HCN yang teruapkan diukur dengan
titrimetri, kolorimetri atau dengan elektroda ion spesifik.
d. Metode penentuan CN WAD dengan asam pikrat
Metode ini melibatkan pembentukan senyawa berwarna dengan asam
pikrat dengan kehadiran nikel yang diikuti dengan pemanasan
menggunakan water bath selama 20 menit sebelum kemudian diukur
dengan spektrofotometer vis.
e. Metode penentuan CN free dengan perak nitrat
Metode ini melibatkan titrasi sampel dengan larutan perak nitrat standard
dengan menggunakan indikator dimetilaminobenzal-rodamine.
f. Metode penentuan CN free dengan elektroda ion selektif
Metode ini melibatkan pengukuran langsung sampel menggunakan
voltameter yang kemudian dibandingkan dengan elektroda referensi.
g. Metode ion kromatografi.
h. Metode penentuan sianida reaktif dengan USEPA test
Metode ini melibatkan penempatan sampel dalam massa yang sedikit
kedalam asam sulfat dan melewatkan nitrogen secara terus-menerus
kedalam sampel selama 30 menit. HCN kemudian dikumpulkan dari gas
nitrogen di dalam wadah berisi NaOH dan kemudian diukur.
Selain metode yang dijelaskan diatas, ada juga beberapa metode yang
digunakan untuk menganalisis sianida yang melibatkan penggunaan
instrumen. Contohnya analisis sianida dengan spektrofotometer berdasarkan
pembentukan warna dengan menggunakan asam pikrat, fenolftalin, reagen
klorin-o-tolidin dan asam barbiturat-piridin, analisis sianida dengan
mengukur radioaktivitas dari isotop sianida tertentu, dan analisis sianida
dengan menggunakan ion kromatografi dengan detektor elektro kimia.
Metode lain yang sekarang ini dikembangkan oleh Skalar adalah
analisis CN total dan CN WAD secara otomatis menggunakan instrumen
Skalar San+ system yang dikembangkan berdasarkan metode Kelada-01.
Metode Kelada-01 (Kelada 1999) telah dipatenkan dan melibatkan
penggunaan radiasi UV dan destilasi. Radiasi UV dengan frekuensi rendah
11
digunakan untuk menguraikan kompleks sianida tanpa menguraikan tiosianat
yang umumnya mengganggu dalam analisis sianida. Selanjutnya hasil
penguraian tersebut didestilasi untuk mengukur sianida yang terbentuk.
12
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
a. Sianida adalah kelompok senyawa yang mengandung gugus siano (CN)
yang terdapat dialam dalam bentuk-bentuk berbeda. Sianida adalah racun
yang sangat mematikan dan digunakan sejak ribuan tahun yang lalu. Efek
dari sianida ini sangat cepat dan dapat mengakibatkan kematian dalam
jangka waktu beberapa menit.
b. Sianida di alam dapat diklasifikasikan sebagai sianida bebas, sianida
sederhana, kompleks sianida dan senyawa turunan sianida.
c. Asal Paparan Sianida yaitu inhalasi, mata dan saluran pencernaan.
d. Tingkat ketoksikan sianida ditentukan jenis, konsentrasi dan pengaruhnya
terhadap organisme hidup. Ketoksikan sianida umumnya berhubungan
dengan pembentukan kompleks dengan logam yang berperan sebagai
kofaktor enzim.
e. Mekanisme degradasi alami sianida yang sering ditemukan dialam yaitu
Kompleksasi, Pengendapan kompleks sianida, adsorpsi, Oksidasi menjadi
sianat (CNO), volatilisasi, Pembentukan SCN, hidrolisis.
f. Efek utama dari racun sianida adalah timbulnya hipoksia jaringan yang
timbul secara progresif. Gejala dan tanda fisik yang ditemukan sangat
tergantung dari dosis sianida, banyaknya paparan, jenis paparan dan tipe
komponen dari sianida.
g. Metode-metode standard dalam analisis sianida, yaitu metode pengukuran
CN total dengan destilasi, metode pengukuran Amenable C, metode
pengukuran CN WAD dengan destilasi, metode penentuan CN WAD
dengan asam pikrat, metode penentuan CN free dengan perak nitrat,
metode penentuan CN free dengan elektroda ion selektif, metode ion
kromatografi, metode penentuan sianida reaktif dengan USEPA test.
13
3.2 Saran
14
DAFTAR PUSTAKA
Setiadji, B., Tranggono, Suparno, Sardjono, dan Ibnu Ghalib G. 1990. Kajian
Kimiawi Pangan II, Cetakan Pertama, Tiara Wacana PUA Pangan dan
Gizi UGM
15