(DERMATOFITOSIS)
Disusun oleh :
2018/2019
BAB I
PENDAHULUAN
kulit) dan jamur serupa ragi candida albican, yang menyebabkan terjadinya
infeksi jamur superficial pada kulit, rambut, kuku, dan selaput lendir. Jamur
dalam. Jamur yang berhasil masuk bisa tetap berada di tempat (misetoma)
luas, oleh karena itu akan dibicarakan secara luas. Sebaliknya mikosis
tanduk, misalnya stratum korneum pada epidermis, rambut, dan kuku yang
Dermatofita termasuk kelas fungi imperfecti yang terbagi dalam genus, yaitu
species trichophyton.
yang terbentuk oleh dua koloni yang berlainan “jenis kelaminnya”. Adanya
sistemik. Pada masa kini banyak pilihan obat untuk mengatasi dermatofitosis,
Pengobatan yang efektif ada kaitannya dengan daya tahan seseorang, faktor
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat ditarik beberapa hal yang
2. Bagaimana jenis jamur yang tumbuh pada kerokan kulit yang diduga
dermatofitosis?
jamur.
2. Untuk mengetahui jenis jamur yang tumbuh pada kerokan kulit yang
diduga dermatofitosis.
bagian morfologi khusus dari jamur pada kerokan kulit yang diduga
dermatofitosis.
dermatofitosis.
2. Dapat mengetahui jenis jamur yang tumbuh pada kerokan kulit yang diduga
dermatofitosis.
morfologi khusus dari jamur pada kerokan kulit yang diduga dermatofitosis.
TINJAUAN PUSTAKA
4.1. Dermatofitosis
yang paling dominan dan diikuti dengan tinea kruris, pedis, dan
kepala
daerah perineum, dan sekitar anus. Kelainan ini dapat bersifat akut atau
2.2.1. Epidemiologi
musim panas, pada pria muda, dan orang dengan pakaian ketat
2.2.2. Etiologi
2008).
USA.
berkembang menjadi
kronis.
yang lama.
d. Sering melebar ke
paha
dengan “epidemics”
kronis).
inferior, menyebabkan
inflamasi berat.
c. Biasanya didapatkan
2.2.3. Predileksi
pada daerah lipat paha, genital, sekitar anus dan daerah perineum
(Djuanda, 2010).
2.2.4. Penularan
yang hangat, serta iklim yang lembab. Kelainan ini terjadi tiga kali
lebih sering pada pria bila dibandingkan dengan wanita, dan orang
Tinea kruris lebih sering pada rentang usia 51-60 tahun dan
tinea pedis dan tinea barbae (6%), dan sebanyak 1% tipe lainnya
(Yadav, 2013).
2.2.7. Patogenesis
pada daerah lipat paha, genital, sekitar anus dan daerah perineum
(Djuanda, 2010). Gejala Klinis tinea kruris yang khas adalah gatal
tinggi di bagian dalam dari salah satu atau kedua paha. Pada laki-
daerah tepi luar yang sedikit lebih tinggi, merah, dan memiliki
(Hainer, 2003).
2.2.9. Diagnosis
2.2.9.1. Anamnesis
2003).
dengan tepi lebih aktif terdiri dari papula atau pustul. Jika
a. Lampu Wood
yaitu:
(geographic tounge).
b. Dermatitis Seboroik
yang lekat pada kepala disebut cradle cap. Penyakit ini jika
dengan biopsi kulit atau kuku. Metode lain yang juga dapat
yang tidak sakit (negatif benar + positif semu). Hasil positif benar
adalah hasil positif pada semua subyek yang sakit, dan negatif
benar adalah hasil negatif pada semua subyek yang tidak sakit.
Hasil positif palsu adalah hasil positif pada semua subyek yang
tidak sakit, dan hasil hegatif palsu adalah hasil negatif pada
sama terhadap terapi anti jamur sistemik dah topikal yang ada.
2005).
a. Kebersihan kulit
adalah:
setiap hari
kulit.
2012).
c. Kebersihan rambut
b. Praktik sosial
d. Pengetahuan
e. Kebudayaan
adalah:
a. Dampak fisik
b. Dampak psikososial
3.1. Alat
No Alat Spesifikasi
6 Cover glass -
7 Pipet tetes -
3.2. Bahan
No Bahan Spesifikasi
3 Alkohol 70%
BAB IV
(Putih)
2. Koloni II Saccharomyces
(hitam cereviceae
kehijauan) (Ragi)
Gambar 9. Jamur
Saccharomyces cereviceae pada
koloni II
4.2. Pembahasan
koloni yaitu koloni pertama yang berwarna putih,ukuran 1 – 1,5 cm, elevasi
hitam kehijauan, ukran 0,5 – 1 cm, elevasi cembung, pinggiran rata. setelah
dermatofitosis pada daerah genital, sekitar anus, bokong, dan juga perut
bagian bawah . kelainan ini dapat bersifat akut atau menahun ,bahkan dapat
adanya oklusi dan lingkungan yang hangat, serta iklim yang lembab.
Kelainan ini terjadi tiga kali lebih sering pada pria bila dibandingkan dengan
wanita, dan orang dewasa lebih sering menderita penyakit ini bila
jauh letaknya seperti halnya tinea pedis yang disebabkan oleh T. rubrum
dan kebiasaan menggunakan pakaian yang ketat atau lembab. Obesitas dan
dapat bersifat akut atau menahun, bahkan dapat merupakan penyakit yang
seperti cincin. Tinea kruris dapat menular secara langsung melalui kontak
langsung dengan penderita atau secara tidak langsung melalui barang atau
5.1 Kesimpulan
Dari sampel kerokan kulit (lipatan paha) yang kami amati dapat
didapatkan ragi.
5.2 Saran
Sebaiknya pada saat pengambilan sampel dilakukan secara hati-hati agar tidak
merusak strukur dan beberapa saran yang mungkin dapat mencegah atau
1. Pada masyarakat yang sudah terkena agar segera berobat dan jangan
masing,
DAFTAR PUSTAKA
Abbas KA, Mohammed AZ, Mahmoud SI. 2012. Superficial Fungal infections.
Abdelal EB, Shalaby MAS, Abdo HM, Alzafarany MA, Abubakr AA. 2013.
20(1):31-39
Adiguna, MS. 2011. Update Treatment In Inguinal Intertrigo And Its Differential.
Daili SSE, Menaldi LS, Wisnu MI. 2005. Penyakit Kulit yang Umum Di Indonesia.
Djuanda, A., Hamzah, M., Aisah, S. 2010. Ilmu Penyakit Kulit Dan Kelamin. Edisi
67(1):101-8
Mikologi Unit Rawat Jalan Penyakit Kulit dan Kelamin RSUD Dr. Soetomo
Kuswadji. 2009. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin, edisi ke-5. Jakarta: Fakultas
Patel GA, Wiederkehr M. Schwartz RA. 2009. Tinea Kruris in Children. Pediatric
Potter PA, Perry AG. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan : Konsep,
Risdianto A, Kadir D, Amin S. 2013. Tinea corporis and Tinea cruris Cause by
Siregar. 2003. Atlas Berwarna Saripati Penyakit Kulit. Edisi ke-2. Penerbit Buku
86-92.
Goldmith, L., Katz, S., Gilchrest, B., Paller, A., Leffel, editor, Fitzpatrick’s
Wolff K, Johnson RA. Fitzpatrick’s. 2009. Color Atlas and Synopsis of Clinical
Companies.
Yadav A, Urhekar AD, Mane V, Danu MS, Goel N, Ajit KG. 2013. Optimization