Anda di halaman 1dari 9

Misetoma

MISETOMA
DEFINISI (1,3,4,5,6)
Misetoma adalah penyakit kronik, supuratif dan granulomatosa yang dapat disebabkan bakteri Actinomyces dan Nocardia, yang termasuk Schizomycetes dan Eumycetes atau jamur berfilamen. Misetoma merupakan suatu syndrome yang diidentikkan dengan tumor dan sinus yang mengeluarkan pus (nanah). Misetoma berlokasi pada cutaneus dan subcutaneous jaringan, fascia, ataupun pada tulang. Perubahan yang ditunjukkan berupa pembengkakan, granulomata, dan kekeringan pada sinus. Sinus akan mengeluarkan suatu granule/grains atau seperti butiran pasir yang mengandung fungi atau bakteri. Pada pewarnaan GMS (Gomori Methenamine Silver) bentuk granule tidak teratur, yang didapatkan hiphae dan clamydoconidia. Pada beberapa kasus, misetoma mempunyai beberpa sinonim, yaitu Madura foot, maduromisetoma dan maduromycosis. Merupakan suatu infeksi kronis pada daerah tropis maupun subtropics, seperti yang ditemukan di Brazil, Mexico, Arab, dan beberapa daerah di India.

Gambar 1 dan 2. Misetoma

Diana Ayu Irsanti 0610070100107 FK - UNBRAH

Page 1

Misetoma

ETIOLOGI (1,3,4,5,7)
Etiologi misetoma , terdiri dari :  Bacterial misetoma Disebabkan oleh bakteri dan dikenal sebagai Actinomisetoma Jenis-jenis bakteri penyebab misetoma
y y y

Actinomadura madurae Actinomadura pelletieri Streptomyces somaliensis'

 fungal misetoma Disebabkan oleh fungi dan dikenal sebagai Eumisetoma. Jenis-jenis fungi penyebab misetoma
y y y y y y y y y y

Eumycotic misetoma (granule color) Acremonium falciforme (white) Acremonium recifei (white) Aspergillus nidulans (white) Exophiala jeanselmei (black) Leptosphaeria senegalensis (black) Madurella grisea (black) Madurella misetomatis(black) Neotestudina rosatii (white) Pseudallesheria boydii (white to yellow)

Habitat alami : Tanah

Diana Ayu Irsanti 0610070100107 FK - UNBRAH

Page 2

Misetoma

EPIDEMIOLOGI (2,3,5)
Penyakit ini biasanya muncul pada para pekerja yang berada di daerah pertanian, lebih khusus pada pria dengan usia 20-40 tahun. Penyakit ini terjadi karena adanya spora bakteri atau fungi yang terdapat dalam tanah. Pseudoallescheria boydii spp. adalah salah satu contoh fungi penyebab penyakit ini. Adanya infeksi karena penyakit ini tampak dengan adanya bentukan seperti agar-agar/ yogurt saat sudah dewasa. Penyebaran yang tidak sewajarnya juga bias terjadi, yaitu terjadinya hematogenus dan penyebaran pada limpha. Normalnya, infeksi pertama ditemukan pada daerah kaki atau tangan dan akan berjalan kearah lengan.

PATOFISIOLOGI (3,4,5,6)
Bagian tubuh yang paling umum terkena dampak misetoma adalah kaki bagian bawah, dengan infeksi dorsal kaki depan yang khas. Tangan adalah lokasi berikutnya yang paling umum, namun, lesi misetoma dapat terjadi di manapun pada tubuh. Lesi di dada dan punggung sering disebabkan oleh spesies Nocardia, sedangkan lesi di kepala dan leher biasanya disebabkan oleh Streptomyces somaliensis. Organisme masuk melalui trauma lokal (misalnya, luka di tangan dan kaki, trauma lokal terkait dengan tanah yang terkontaminasi). Respon neutrophilic awalnya terjadi oleh reaksi granulomatosa. Penyebaran terjadi melalui kulit wajah dan dapat melibatkan tulang. Penyebaran jarang melalui hematogen atau limfatik. Perjalanan penyakit termasuk keluhan utama dan tambahan : Jamur masuk ke dalam kulit melalui abrasi atau luka lecet di kaki, selanjutnya berkembang menjadi tumor di bawah kulit, menyebabkan kelainan bentuk (deformitas) pada kaki yang disebut dengan misetoma. Tumor kemudian mengalami perlunakan, terbentuk fistula atau ulkus yang mengeluarkan sekret yang megandung butir butir kuning kehijauan disebut dengan granula sulfur. Pederita mengeluh nyeri dan selalu disertai dengan pembengkakan kelenjar limfe regional.

Diana Ayu Irsanti 0610070100107 FK - UNBRAH

Page 3

Misetoma

HISTOPATOLOGI (3,6)
Daerah abses akan ditemukan materi pyogenic dan suatu granuler yang ditutup oleh eksudat. Pada daerah sekitar eksudat akan tampak adanya inflamasi granulomatosa, inflamasi kronis, dan granulasi pada jaringan.

Gambar 3 dan 4. Gambaran histopapologi Misetoma

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI (3)


 Kebersihan / hygiene : Lebih sering pada hygiene yang kurang yaitu melalui luka luka atau abrasi kulit yang kotor.  Lingkungan : Lingkungan yang kotor dan udara yang lembab merupakan kondisi yang baik untuk perkembangan penyakit.

GEJALA KLINIS (1,2,3,4,6)


Gejala klinis biasanya terdiri atas pembengkakan, abses, sinus dan fistel multiple. Di dalam sinus ditemukan butir butir (granules) yang berpigmen yang kemudian dikeluarkan melalui eksudat. Berhubungan dengan penyebabnya, misetoma yang disebabkan Actinomyces disebut actinomycotic misetoma, yang disebabkan bakteri disebut botryomycosis dan yang disebabkan jamur berfilamen disebut maduromycosis.

Diana Ayu Irsanti 0610070100107 FK - UNBRAH

Page 4

Misetoma
Gejala klinis biasanya merupakan lesi kulit yang sirkumskrip dengan pembengkakan seperti tumor jinak dan harus disertai butir butir. Inflamasi dapat menjalar dari permukaan sampai ke bagian dalam dan dapat menyerang subkutis, fasia, otot dan tulang. Sering terbentuk fistel, yang mengeluarkan eksudat. Butir butir sering bersama sama eksudat mengalir ke luar dari jaringan.

Gambar 5 dan 6. Lesi kulit Misetoma

Gambar 7. Misetoma yang disertai pembengkakan kelenjar limfe regional.

Diana Ayu Irsanti 0610070100107 FK - UNBRAH

Page 5

Misetoma

DIAGNOSIS (1,2,3,4)
Diagnosis dibuat berdasarkan klinis morfologik sesuai dengan uraian di atas. Namun bila disokong dengan gambaran histologik dan hasil biakan, diagnosis akan lebih mantap. Lagipula penentuan spesies penyebab sangat penting artinya untuk terapi dan prognosis. Diagnosis dari misetoma biasa dilakukan dengan pemeriksaan kulit, histopatologi dan isolasi.  Pemeriksaan kulit: Lokalisasi : terutama kaki, tangan, dada dan bokong.  Pemeriksaan Histopatogi : Tampak granuloma dengan serbukan sel sel radang berupa Polimorfonuklear, Eosinofil dan makrofag. Pada bagian tengah infiltrate terlihat sel sel epiteloid dan sel datia Lagerhans.  Isolasi Sample yang mengandung fungi diinokulasikan ke dalam Inhibitory Mould agar atau BHI agar dengan kandungan darah kambing sebesar 10% yang kemudian diinkubasi pada suhu 30C. Skleotia harus dicuci dengan air steril atau dalam larutan antibiotic. Beberapa fungi peka terhadap cycloheximide, seperti IMA dan SDA.

DIAGNOSA BANDING (2,3,6)


 Skofuloderma: Lokasi biasanya di leher atau ketiak. Timbul ulkus dengan pinggir livide dan ada jembatan jembatan kulit.  Osteomielitis : Biasanya berupa benjolan akut berwarna merah, sekresinya pustulosa.

PEMERIKSAAN PENUNJANG (3)


 Pemeriksaan secret secara langsung dengan KOH 10% sulit menemukan elemen jamur.  Biakan granula sulfur dalam agar Sabauraud ; sesudah 1 -2 minggu tampak pertumbuhan koloni berwarna krem sampai coklat.  Pemeriksaan Radiologi untuk menilai derajat kerusakan.

Diana Ayu Irsanti 0610070100107 FK - UNBRAH

Page 6

Misetoma

Gambar 8. Pemeriksaan Kulit dan Radiologi

PENATALAKSANAAN (1,2,3,4)
Misetoma aktinomikotik di obati dengan Penisilin prokain 2,4 4,8 juta unit selama 2 4 minggu. Preparat sulfa seperti sulfadiazin 3 8 g / hari selama 2 4 minggu. Misetoma eumikotik dengan amfoterisin B intravena , kadar dalam darah 1,2 2 g/ml dapat membunuh jamur , tetapi umunya sangat resisten. Jika dengan pengobatan ini tidak menolong dianjurkan amputasi. Penyembuhan secara klinis biasanya dilakukan dengan operasi (reseksi radikal), Ketoconazole, Itraconazole, bahkan amputasi kadang kadang perlu dipertimbangkan. Misetoma disebabkan oleh fungi yang biasanya resisten terhadap kemoterapi. Bila terapi ini dilakukan akan menggunakan tempo waktu yang cukup panjang. Karenanya, amputasi biasanya merupakan langkah terakhir yang dilakukan.

Gambar 9. Jaringan amputasi Misetoma

Diana Ayu Irsanti 0610070100107 FK - UNBRAH

Page 7

Misetoma
Obat obat, misalnya kombinasi kotrimoksazol dengan streptomisin dapat bermanfaat, bila penyakit yang dihadapi adalah misetoma aktinomikotik, tetapi pengobatan memerlukan waktu lama (9 bulan 1 tahun) dan bila kelainan belum meluas benar. Obat obat baru antifungal, misalnya itrakonazol dapat dipertimbangkan untuk misetoma maduromikotik.

PROGNOSA (1,3,4)
Prognosis quo ad vitam umumnya baik. Pada maduromikosis prognosis quo ad sanationam tidak begitu baik bila dibandingkan dengan aktinomikosis / botriomikosis. Diseminasi limfogen atau hematogen dengan lesi pada alat alat dalam merupakan pengecualian.

Diana Ayu Irsanti 0610070100107 FK - UNBRAH

Page 8

Misetoma

DAFTAR PUSTAKA
1. Djuanda A,. Ilmu penyakit kulit dan kelamin, Edisi Kelima, FKUI, Jakarta, 2007, hal 89 91 2. Kerdel F.A., Jimenez-Acosta F., Dermatology just the facts, McGraw-Hill, New York, page 114 - 115 3. Siregar R.S., Atlas berwarna Saripati Penyakit Kulit, Edisi 2, EGC, Jakarta, hal 42 43 4. Available from : http://www.healthline.com/galecontent/mycetoma/1 5. Available from : http://emedicine.medscape.com/article/211459-overview#showall 6. Available from : http://www.pathconsultddx.com/pathCon/diagnosis?pii=S15598675%2806%2970725 -2 7. Wolf K, Goldsmith L.A, Katz S.I, Gilchrest B.A, Paller A.S, Leffell D.J, Fitzpatricks, Dermatology In General Medicine, Sevent Edition, New york, 2008. Page 1783 1786.

Diana Ayu Irsanti 0610070100107 FK - UNBRAH

Page 9

Anda mungkin juga menyukai