Anda di halaman 1dari 38

MASTIGOPHORA

Giardia lamblia
Pendahuluan
Mastigophora atau flagellata
protozoa yang memiliki
flagellata (cambuk)

Flagellata traktus digestivus


yang hidup dirongga usus
Flagellata yang hidup di
dan mulut serta flagellata
darah dan jaringan tubuh
traktus urogenital yang hidup
di vagina, uretra dan prostat

Trypanosoma
Tricmomonas brucei dan T leismania
Giardia lamblia
vaginalis gambiense
Flagellata traktus digestivus
pada mulut hingga usus
Giardia lamblia (Giardia intestinalis
/Duodenalis)
PENDAHULUAN
• Giardiasis adalah infeksi yang sering terjadi di usus kecil dan
disebabkan oleh parasit Giardia lamblia.
• Dilaporkan telah terjadi pada manusia dan berbagai hewan.
• Siapa pun bisa terkena Giardiasis, namun lebih sering pada
bayi, anak kecil maupun orang dewasa di antara 20-40 tahun.
• Giardia lamblia (identik dengan Lamblia intestinalis dan Giardia
duodenalis) adalah protozoa parasit yang membentuk koloni
dan bereproduksi di usus kecil, menyebabkan giardiasis (infeksi
usus kecil).
• Parasit Giardia ini menambatkan dirinya ke epithelium melalui
cakram berperekat diperutnya dan bereproduksi melalui
pembelahan biner.
SEJARAH

• Giardia lamblia  ditemukan oleh Antoni Van


Leeuwenhoek (1681)  organisme yang bergerak
dalam tinjanya.
• Flagellata ini dibahas pertama kali oleh Lambl (1859)
 memberi nama intestinalis
• Stiles (1915) nama baru ”Giardia lamblia” untuk
menghormati Prof. A. Giard dari paris dan Dr. F.
Lambl dari Praha
Klasifikasi ilmiah
• Domain : Eukaryota
Filum : Metamonada
Ordo : Diplomonadida
Famili : Hexamitidae
Genus : Giardia
Spesies : Giardia lamblia
Hospes
• Hospes alami : manusia
• Binatang ditemukan mengandung Giardia spp, yang serupa
dengan Giardia lamblia
• Ditemukan pada hewan : Beaver, serigala, sapi, kucing dan
anjing.
• G. muris menginfeksi mencit dan tikus.
• G.agilis  golongan amfibi
• Giardia lamblia merupakan flagellata usus yang paling patogen,
hidup di usus halus (duodenum) hospes.
• Giardia menyerang manusia, tetapi juga dapat menyerang
kucing, anjing, burung, sapi, berang-berang, rusa dan domba
Distribusi Geografik

• Kosmopolitan
• Lebih sering ditemukan pada daerah
yang beriklim tropik dan subtropik
dari pada daerah dingin
• Terutama : Asia Tenggara, Asia
Selatan, Afrika, Meksiko dan bagian
barat Amerika selatan.
Epidemiologi
• Ditemukan kosmopolitan, dengan prevalensi 2 – 25 % dan
lebih pada sanitasi buruk
• Infeksi terjadi pada semua umur
• Pada orang dewasa ditemukan pada traveler, kaum
homoseksual dan heteroseksual melalui oral-anal, penderita
AIDS
• Pada anak anak 5 – 10 thn: dari keluarga besar, panti asuhan,
day cares center(TPA), sekolah dasar
Prevalensi
• infeksi pada anak-anak di dunia berkisar antara 1-36
%, dengan prevalensi paling tinggi pada usia di
bawah 5 tahun.
• Di negara berkembang, hampir 100% anak terinfeksi
G lamblia dalam 2 tahun pertama kehidupan
Prevalensi Giardiasis :
A. Di Amerika Serikat dan Inggris: antara 3-13%.
B. b. Di RS dr.Sardjito FK UGM Jogjakarta (1980):
4,8%.
C. Di Poliklinik RSUP dr. Hasan Sadikin FK UNPAD
Bandung (1981-1982): 0,45%.
D. Di RS Pemerintah/swasta di jakarta: cenderung
menurun, dari 6,2% menjadi 1,9%.
Penularan
• Infeksi terjadi secara langsung dari orang ke orang
dengan menelan kista matang (fecal oral)
• Atau tidak langsung melalui air dan makanan
• Giardia dapat bertahan di air hangat dalam hitungan
minggu sampai bulanan dan karena itu dapat hadir
dalam air sumur, sumber air tergenang seperti kolam
alami, dan bahkan sumber air yang terlihat bersih
dan jernih di gunung/pegunungan.
Giardia lamblia hidup dalam usus halus
yaitu bagian duodenum, jejenum dan bagian
atas dari ileum, melekat pada permukaan
epithel usus

Pada seorang penderita berat penyakit ini


ditemukan 14 milyar parasit dalam fesesnya,
sedangkan pada infeksi sedang ditemukan
sekitar 300 juta cyste

Di cairan usus halus, parasit  trofozoit, di


kolon membentuk cyste. Pertama flagella
memendek, cytoplasma mengental dan
dinding menebal, kemudian cyste keluar
melalui feses

Pada awal terbentuknya cyste dua


nukleoli, sejam akan mjd 4 nukleoli. cyste
 duodenum, flagella tumbuh dan terbentuk
trofozoit kembali
Morfologi Trofozoit
• Pear-shaped dengan ukuran panjang 9-20 μm dan lebar 5-
15μm
• Bagian anterior lebar, terdapat sebuah sucking disc
• Memiliki dua buah inti yang terletak simetris, karyosom sentral
yang besar tanpa kromatin di perifer
• Axostyle membagi tubuh menjadi dua bagian simetris
• Dua buah benda parabasal menyilang axostyle
• memiliki 8 buah flagella; 2 di ventral, 2 di kaudal, dan 4 di
lateral
• Bergerak seperti daun jatuh
Morfologi Kista
• Berbentuk oval, panjang 8-18 μm, lebar 7-10μm
• Kista matang mengandung 2 - 4 buah inti
• Dapat terlihat axostyle dan benda parabasal
• Dinding tebal sebagai alat pelindung, sitoplasma granuler.
• Pada awal terbentuknya cyste, ditemukan dua nukleoli,
setelah sejam kemudian ditemukan 4 nukleoli.
• Flagellanya masuk ke dalam costa dan costa yang
mengandung flagella ini disebut sebagai bristle, dan pada
bagian tengahnya terdapat axonema.
Patogenesis
• Bentuk infektif adalah kista. Penularan terjadi karena termakan
kista melalui fecal-oral route.
• Di dalam duodenum kista akan mengalami eksistasi menjadi
trofozoit, selanjutnya bermultiplikasi dengan cara belah pasang.
• Trofozoit menempel pada mukosa usus halus dengan bantuan
sucking disc, sehingga mengganggu penyerapan makanan.
• Kelainan di saluran cerna dapat menyebabkan defisiensi
nutrisi, terutama vitamin, asam folat, protein dan
gammaglobulin. Sindrom malabsorbsi dan steatorrhea dapat
timbul dan merupakan penanda infeksi berat
• Giardia lamblia hidup dalam usus halus orang yaitu bagian
duodenum, jejenum dan bagian atas dari ileum, melekat pada
permukaan epithel usus.
• Protozoa dapat berenang dengan cepat menggunakan
flagellanya. Pada seorang yang menderita berat penyakit ini,
ditemukan 14 milyar parasit dalam fesesnya, sedangkan pada
infeksi sedang ditemukan sekitar 300 juta cyste.
Gejala klinik
Dapat berbeda pada tiap
orang ini tergantung dari:

Jumlah kista yang tertelan

Lamanya infeksi terjadi

Faktor hospes dan


parasitnya sendiri
Gejala Giardiasis Akut
• Masa inkubasi 9 – 15 hari
• Rasa tidak enak dimulut di ikuti
dengan mual dan muntah
• Tidak napsu makan
• Demam ringan
• Perut kembung dengan diare cair
yang berbau busuk, kadang ada
kram perut
• Gejala ini terjadi 3 – 4 hari dan
dapat sembuh spontan dan dapat
menjadi sub akut/kronik
Gejala Kronik
• Diare yang hilang timbul selama 2
tahun atau lebih
• Lemah, sakit kepala, sakit otot
• Penurunan berat badan drastis dan
malabsorbsi (gangguan absorbsi
lemak, glukosa, laktosa, folat, vit B
12 dan karoten dll)
• Pada anak anak dapat mengganggu
pertumbuhan
• Kadang : urtikaria, pankreatitis,
dispepsia.
Faktor Predisposisi
• Faktor yang memudahkan seseorang rentan
terkena/menderita) Giardiasis:

1. Penurunan sekresi asam lambung karena


malnutrisi
2. Gastritis
3. Atrof
4. Terapi antasida
5. Operasi
Diagnosis
MIKROSKOPIK

• Diagnosis ditegakkan melalui pemeriksaan tinja,


didukung oleh gejala dan tanda klinis.
• Dianjurkan: Px 3 hari berturut atau 2 hari sekali
selama 10 hari  pengeluaran kista periodik
• Tinja segar dan cairan duodenum pergerakan
trofozoit. Tinja padat  kista
• Morfologi G. lamblia dengan sediaan basah dlm
larutan iodin
• Px tinja adalah px pendahuluan obat obatan
mempengaruhi morfologi dan pengurangan jumlah
trofozoit
Pemeriksaan Laboratorium
1. Pemeriksaan feses/tinja : ditemukan trofozoit dalam feses yang cair.
Dilakukan pada sediaan basah dengan pewarnaan lugol-iodin,
pewarnaan trikrom, atau metode konsentrasi (dengan formalin etil
asetat).

Identifikasi Giardia lamblia :


Kista : oval, dengan empat inti (nuclei).
Trofozoit : berbentuk buah pir (pear-shaped), parasit rata (flattened
parasites) dengan dua nuclei dan empat pasang flagella.
2. Entero test, dengan mengambil sampel mukus duodenum.
3. Sekret duodenal
4. Biopsi jejunum dengan endoskopi atau kapsul Crosby Kugler
5. IFA dan ELISA (Enzyme-Linked-Immunosorbent Serologic
Assay)antigen giardia
Lanjutan
• Endoskopi/enterotest  pasien menelan
kapsul gelatin yg diikat dengan benang 
mukosa usus menempelpx mikroskopik
• Biopsi usus halus didaerah duodeno-jejunum
junction
• Px juga dapat dilakukan terhadap sekret dari
usus 12 jari
Terapi/Pengobatan
• Obat pilihan adalah gol. imidazol metronidazol
dan tinidazol.
• Metronidazol :
– Dosis dewasa: 3 x 250 mg selama 7 hari
– Dosis anak anak: 3 x 5 mg/kgbb selama 7 hari
• Tinidazol :
– 2 gram pada org dewasa dan anak: 30- 35mg/kgbb
Kuinarin
• Dosis : 3 x 100 mg/hari dan 3 x 2 mg/kgbb
selama 7 hari
• Untuk Giardiasis ibu hamil dapat diberikan
dengan kombinasi paramomisin
• E.S: menimbulkan gangguan saluran cerna dan
gangguan tingkah laku
Furazolidon
• Tersedia dalam bentuk cair/sirup untuk bayi dan
anak anak
• Tapi angka kesembuhan lebih kecil karena tidak
seefektif metronidazol atau kuinarin
• Dosis dewasa : 4 x 100 mg
• Dosis anak : 4 x 1,25 mg/kgbb selama 7 hari
Pencegahan
• Pencegahan dilakukan dengan mencegah kontaminasi air.
• Kista G. lamblia biasanya resisten terhadap pemakaian klorin,
sehingga penyaringan air minum diperlukan tinggi atau dengan
konsentrasi t.
• Menjaga higiene perorangan, keluarga dan lingkungan
• Selalu cucilah tangan dengan saksama memakai sabun dan
kucuran air sesudah ke WC, menangani binatang , setelah
mengganti popok, setelah tersentuh kotoran, berkebun atau
sebelum menyiapkan makanan dan minuman.
• Jangan minum air mentah dari kali, arus air, telaga, bendungan
dan tangki air.
• Bila pergi ke negara yang pasokan airnya mungkin kurang baik,
hindari minum air mentah dari keran dan makanan mentah.
• Hentikan penyebaran dengan : anak kecil yang mencret tak
usah ke sekolah atau kolam renang sampai mencretnya sudah
mutlak berhenti.
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai