PENDAHULUAN
Masyarakat Indonesia umumnya begitu akrab dengan sayuran, dari sayuran yang
dikonsumsi segar sebagai lalap mentah seperti kemangi. Kemangi adalah terna kecil yang
daunnya biasa dimakan sebagai lalap. Sebagai lalapan, daun kemangi biasanya dimakan
bersama-sama daun kubis, irisan ketimun, dan sambal untuk menemani ayam atau ikan.
Kebiasaan memakan sayuran mentah (lalapan) perlu hati-hati terutama jika dalam
pencucian kurang baik sehingga memungkinkan masih adanya telur cacing pada tanaman
kemangi. Dengan demikian perlu diketahui seberapa besar pencemaran sayuran mentah
Dalam sistem kesehatan nasional dan rencana pokok program pembangunan jangka
panjang bidang kesehatan dinyatakan antara lain bahwa program dari peningkatan
kesehatan lingkungan adalah agar masyarakat terhindar dari gangguan kesehatan yang
timbul karena kondisi makanan dan kondisi tempat-tempat umum (Ida, 2009).
data dari World Health Organization (WHO), lebih dari 1,5 miliar orang atau 24% dari
populasi dunia terinfeksi Soil Transmitted Helminths (STH). Infeksi tersebar luas di
daerah tropis dan subtropis dengan jumlah terbesar terjadi di sub-Sahara Afrika,
Amerika, Cina dan Asia Timur (WHO, 2013). Di Indonesia angka kesakitan karena
terinfeksi cacing usus atau perut cukup tinggi, pada tahun 2004, prevalensi kecacingan
pada semua umur juga masih cukup tinggi yaitu 58,51% yang terdiri dari 30,4%
(Rasmaliah,2001). Hal ini dikarenakan letak geografis Indonesia di daerah tropik yang
mempunyai iklim yang panas akan tetapi lembab. Pada lingkungan yang memungkinkan
cacing usus dapat berkembang biak dengan baik terutama oleh cacing yang ditularkan
Salah satu jenis sayuran yang sering terkontaminasi oleh Soil Transmitter
Helminths (STH) adalah kemangi. Kemangi merupakan jenis sayuran yang umumnya
dikonsumsi secara mentah, karena dilihat dari tekstur sayuran lalapan ini memungkinkan
untuk jadikan lalapan bersama kubis dan sayuran lainnya. Kemangi memiliki permukaan
daun yang halus dan agak berlekuk sehingga memungkinkan telur cacing menetap di
gelang) hidup dengan menghirup sari makanan, Trichuris trichiura (cacing cambuk)
selain menghisap sari makanan juga menghisap dara, Acylostoma duodenale dan Necator
americanus (cacing tambang) hidup dengan menghisap darah saja, sehingga penderita
cacingan akan kurus, dan kurang gizi, menjadi mudah lelah, malas belajar, daya tangkap
menurun bahkan mengalami gangguan pencernaan (diare) yang berujung pada rendahnya
salah satunya lalapan. Pedagang makanan menyajikan lalapan dalam beraneka jenis
dengan nama yang berbeda juga relatif murah dan nikmat hingga menjadi populer, rumah
makan yang menyediakan lalapan ini menyebar dan hampir berada pada setiap daerah di
Papua. Bertambahnya rumah makan tentunya menjadi aset menggiurkan untuk restribusi
pajak Pemda Papua, Namun sampai saat ini dari pemantauan yang dilakukan untuk
standar sanitasinya masih sangat kurang bahkan tidak ada sama sekali, masyarakat pun
berbagai bahan alternatif untuk meraup keuntungan besar. Kondisi ini menjadi trend
jayapura, terdapat 25 rumah makan di wilayah kerja Puskesmas waena. Berdasarkan latar
belakang diatas peneliti tertarik melakukan Penelitian “Analisis telur cacing pada daun
B. Rumusan Masalah
berikut:
Apakah terdapat telur cacing pada daun kemangi di rumah makan lalapan di
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui ada tidaknya telur cacing pada daun kemangi di rumah makan
2. Tujuan khusus
D. Manfaat Penelitian
Menambah pustaka atau bahan bacaan dalam bidang ilmu kesehatan khususnya
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan untuk penelitian bagi calon
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Pustaka
a. Klasifikasi
Kemangi merupakan salah satu tanaman berkhasiat yang tidak hanya tumbuh di
Indonesia tetapi juga di India, Taiwan, Cina, dan Asia Tenggara. Kemangi disebut
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Lamiales
Famili : Lamiaceae
Genus : Ocimum
Daun kemangi adalah salah satu daun yang cukup terkenal sebagai pemberi rasa
harum bagi makanan, memiliki rasa agak manis, bersifat dingin, dan menyegarkan.
Kemangi juga dikenal sebagai sayuran yang dapat dimakan segar sebagai lalapan
bersama-sama dengan kubis dan irisan ketimun. Daun tanaman yang satu ini biasa
dijumpai pada masakan seperti, nasi krawu, botok, dan lalapan. Daun kemangi juga
digunakan sebagai bumbu masakan (Thailand), dibuat teh daun kemangi (India), dan
menghilangkan bau badan dan bau mulut. Dari bahasa Latin, kemangi yang ada di
Indonesia bernama botani Ocimum basillicum. Nama ini diberikan karena kemangi
Kemangi adalah tumbuhan tahunan yang tumbuh tegak dengan cabang yang
banyak. Tanaman ini berbentuk perdu yang tingginya bisa mencapai 100 cm.
Bunganya tersusun di atas tandan yang tegak. Daunnya panjang, tegak, berbentuk taji
atau bulat telur, berwarna hijau dan berbau harum. Ujung daun bisa tumpul atau bisa
juga tajam, kecil beraroma khas yang berasal dari kandungan sitral yang tinggi pada
Nama lokalnya antara lain; Lampes (Sunda); Lampes (Jawa Tengah); Kemanghi
tinggi 30-150 cm. Batang berkayu, segi empat, beralur, bercabang, berbulu, dan
berwarna hijau. Daun tunggal, bulat telur, ujung runcing, pangkal tumpul, tepi
bergerigi, pertulangan menyirip, panjang 14-16 mm, lebar 3-6 mm, tangkai panjang 1
cm, dan berwarna hijau. Bunga majemuk, bentuk tandan, berbulu, daun pelindung
bentuk elips, bertangkai pendek, dan berwana hijau. Mahkota bulat telur berwarna
putih keunguan.
Daun kemangi tumbuh di banyak tempat di seluruh dunia. Tapi kemangi asli
berasal dari India, Asia, dan Afrika. Nama kemangi dalam bahasa Inggris adalah
basil. Basil berasal dari kata yunani kuno basilikhon, yang berarti “royal (dalam
makna seperti raja)”. Ini untuk melambangkan sifat budaya kuno melalui kemangi
yang mereka anggap sangat baik hati dan sakral. Di India, kemangi dijadikan sebagai
lambang kemurahan hati, sedangkan di Italia, dijadikan sebagai simbol cinta (Herbie,
2015).
Kesehatan RI, kemangi termasuk sayuran kaya provitamin A. Setiap 100 g daun
sayuran yang banyak mengandung mineral, kalsium, dan fosfor yaitu sebanyak 45
tanin, seng, β-sitosterol, dan adaptogen (agen anti sters). Di dalamnya juga terdapat
komponen non gizi seperti flavonoid (orientn, vicenin, 1-8 cinele myrcene dan
eugenol), arginin, anetol, boron, saponin dan minyak atsiri). Daun ini kaya akan
2012).
di semua jaringan ikat, seperti pada tulang rawan, matriks tulang, dentin gigi,
membran kapiler, kulit, dan tendon (urat otot). Daun kemangi kaya mineral makro,
yaitu kalsium, fosfor, dan magnesium. Kalsium penting bagi pembentukan dan
pertumbuhan tulang, transmisi implus saraf, membantu kontraksi otot, dan
transportasi zat gizi, serta mengatur keseimbangan asam dan basa. Magnesium
aliran darah. Selain itu daun kemangi juga mengandung komponen non-gizi. antara
lain senyawa flavonoid, eugenol, arginin, anetol, boron dan minyak atsiri. Flavonoid
dan eugenol berperan sebagai antioksidan yang dapat menetralkan radikal bebas,
menetralkan kolesterol, dan bersifat antikanker. Senyawa flavonoid ini juga bersifat
penyakit. Daun kemangi sangat bagus dikonsumsi oleh wanita karena eugenol-nya
Minyak atsiri pada daun kemangi mudah menguap dan mempunyai aktivitas
biologis sebagai antimikroba. Minyak atsiri dibagi menjadi dua komponen, yaitu
Salmonella sp. dan Escherichia coli; serta menangkal infeksi akibat Basillus subtilis,
Kandungan arginin daun kemangi dapat memperkuat daya tahan sperma dan
mencegah kemandulan. Senyawa anetol dan boron juga sangat berperan dalam
menjaga kesehatan reproduksi pria dan wanita. Anetol dan boron dapat merangsang
kerja hormon estrogen dan androgen, serta mencegah pengeroposan tulang. Hormon
estrogen dan androgen berperan dalam sistem reproduksi wanita (Nuris, 2014).
Eugenol dari daun kemangi dapat membunuh jamur penyebab keputihan. Dan
stigmasterol dapat merangsang ovulasi (pematangan sel telur). Komponen tanein dan
seng-nya dapat mengurangi cairan vagina, sedangkan asam amino triptofan dapat
menunda monopouse. Komponen flavonoid seperti oriontin dan vicenin pada daun
kemangi mampu melindungi struktur sel tubuh. Sementara itu, komponen flavonoid
seperti cineole, myricetin dan eugenol bermanfaat sebagai antibiotik alami dan
Kata “helminth” berasal dari bahasa Yunani yang berarti cacing (Natadisastra,
2009). Yang termaksud cacing pada umumnya berbentuk hewan kecil yang bertubuh
memanjang, tidak mempunyai kaki, simetris bilateral, pipih atau gilik, dan ada yang
beruas-ruas. Dapat bergerak pindah karena mengandung jaringan otot khusus. Ada
yang hidup bebas dan ada pula yang parasit. Berdasarkan bentuk tubuhnya cacing
Kata Platyhelminthes berasal dari bahasa Yunani, yaitu dari kata “Platys”,
artinya pipih dan “helmins”, artinya cacing. Jadi, Platyhelminthes adalah cacing
yang mempunyai bentuk pipih. Tidak mempunyai sistem peredaran darah, tidak
bersegmen, tidak berongga badan, dan tanpa lubang dubur. Cacing pipih yang
berbentuk seperti daun dinamakan cacing daun dan dimasukkan dalam kelas
tremotoda. Rongga badan adalah rongga yang terdapat di antara dinding usus
Bagian tubuh dapat dibagi menjadi ujung anterior (ujung depan, kepala),
ujung posterior (ujung belakang ekor), dan permukaan ventral (permukaan bawah,
perut); sedangkan tubuhnya dibagi menjadi bagian kanan dan bagian kiri yang
sama. Dengan kata lain, tubuh cacing itu berbentuk simetri bilateral.
Cacing pipih hidup sebagai parasit pada manusia dan hewan. Susunan
sarafnya terdiri atas ganglion otak dengan saraf-saraf tepi. Hewan ini berkembang
biak secara kawin (generatif). Cacing ini bersifat hermaprodit karena testis dan
ovarium terdapat bersama-sama dalam satu individu. Di dunia ini terdapat kira-
kira 6.000 jenis (spesies). Contoh Platyhelminthes: cacing hati, cacing pita.
berupa metameri dan sistem saraf. Sistem peredaran darahnya tertutup dan
depan dan anus (dubur) di ujung belakang. Cacing gelang ada yang hidup di
darat di air tawar, dan di air laut. Contoh Annelida: cacing tanah, pacet,
lintah.
benang dan “helminthes” yang artinya cacing atau disebut dengan cacing
benang. Cacing ini juga sering disebut cacing gilik. Cacing yang termasuk
dalam filum ini sangat banyak, sehingga di dalam tanah terdapat jutaan
jumlahnya namun demikin peluang untuk melihatnya sangat kecil hal ini
disebabkan karena ukurannya sangat kecil seperti benang. Nemathelminthes
Bentuk tubuhnya gilik atau bulat panjang, sedangkan pada ujung tubuh
sistem peredaran darah dan jantung. Cacing jantan lebih kecil dari pada
cacing betina. Hidup bebas di laut, di air tawar mulai dari kutub sampai ke
daerah tropis, termasuk daerah padang pasir, dan pada sumber air panas.
cacing gelang, cacing cambuk, cacing tambang, cacing kremi, cacing otot
(Irianto, 2013).
a. Nematoda usus
(Natadisastra, 2009).
antara lain karena iklim tropis yang lembab, higiene, dan sanitasi
kulit.
a) Tipe langsung
b. Nematoda darah
2) Invasi larva migrans di dalam kulit, jaringan di bawah kulit serta alat
dalaman.
3) Nematoda yang jarang didapat, di dalam jaringan hati, ginjal, paru-
a. Askariasis
bisa mencapai 15-20 cm, hidup berkembang di dalam usus. Bila masuk ke dalam
tubuh, cacing gelang akan menyerang usus 12 jari, ke hati dan cabang
miliar orang dengan angka kematian sekitar 20 ribu jiwa. Prevalensi askariasis
bervariasi antara satu daerah dengan lainnya, antara daerah perkotaan dengan
obstruksi usus pada anak. Askariasis endemik di banyak negeri di Asia Tenggara,
Cara penularan penyakit ini melalui lalat atau binatang lain yang membawa
terlur cacing hinggap di makanan. Telur cacing tersebut akhirnya menetas dan
berkembang biak di dalam usus. Gejala cacingan antara lain nafsu makan
menurun, perut sering mual dan kelihatan buncit, demam, muka pucat, kelihatan
kurus dan lemah, rambut kelihatan kemerahan dan jarang, serta sering mencret
dan Necator americanus. Cacing tambang berukuran kecil dan melekat pada
dinding usus. Cacing ini dapat menyebabkan perdarahan pada usus serta meracuni
pasien. Makanan utama cacing ini adalah darah yang diambil dari pembuluh darah
kecil di usus halus. Gejala serangannya muka tampak pucat, badan lemah, pening,
telinga mendengung, sakit kepala, dan cepat lelah. Akibat anemia cacing tambang
banyak tersebar di Afrika Barat, Afrika Tengah, India Utara dan Cina, Di Asia
2009).
c. Trikuriasis
bentuknya mirip cambuk tinggal dalam sekum dan kolon manusia dan hidup
hingga 5 tahun. Sekitar 500 juta orang terinfeksi parasit ini, terutama yang berada
di daerah tropis.
Penularan terjadi secara feko-oral dengan masuknya telur cacing yang infektif
pada anak. Pada infeksi berat cacing ini menimbulkan diare berdarah disertai
Metode pemeriksaan telur cacing dalam tinja yang sering digunakan di Indonesia
adalah metode konsentrasi yang dapat dilakukan dengan dua teknik, yaitu teknik
larutan NaCl jenuh biasanya lebih disukai karena tidak memerlukan alat yang lebih
Pada cara pengapungan digunakan cairan yang berat jenisnya lebih besar
dari pada telur cacing sehingga telur cacing akan terapung di cairan tersebut.
berat jenis telur-telur yang lebih ringan dari pada berat jenis larutan yang
(Bramantyo, 2014).
Garam NaCl yang beredar di pasaran saat ini ada beberapa macam,
diantaranya adalah garam murni keluaran pabrikan yang memang dibuat untuk
kebutuhan bahan kimia untuk laboratorium kesehatan dan industri. Jenis garam
NaCl lainnya adalah garam dapur yang sudah dikenal masyarakat luas untuk
bumbu dapur. Garam dapur yang beredar di pasaran diantaranya adalah garam
krosok, garam meja dan garam cetak. Semua jenis garam tersebut dapat
kedalam larutan NaCl jenuh, dimana telur cacing pada sampel mengapung
kepermukaan larutan dikarenakan perbedaan berat jenis antara telur dan larutan
Pada cara sedimentasi digunakan cairan yang mempunyai berat jenis lebih
kecil dari pada telur cacing sehingga telur cacing akan mengendap di dasar
tabung. Metode ini merupakan metode yang baik untuk memeriksa sampel tinja
yang sudah lama. Prinsip dari metode ini adalah dengan adanya gaya sentrifuge
metode flotasi dalam mencari kista protozoa dan banyak macam telur cacing
(Bramantyo, 2014).
Rumah makan lalapan pada penelitian ini terdapat pada Distrik Heram wilayah
kerja Puskesmas Waena, Kota Jayapura. Rumah makan lalapan berada di pinggiran
jalan raya dan jalan gang yang berada disekitar kompleks perumahan warga, pada
makan adalah setiap tempat usaha komersial yang ruang lingkup kegiatannya
masyarakat dalam melayani kebutuhan konsumen. Hal ini bila tidak ditunjang
dengan pengolahan makanan yang hygienes dan kondisi sanitasi yang baik
Rumah makan, restoran, hingga kantin merupakan beberapa tempat umum yang
dibandingkan memasak makanan sendiri. Keberadaan usaha rumah makan, disisi lain
dapat membantu masyarakat apalagi bagi orang-orang yang sedang dalam perjalanan.
Rumah makan atau restoran adalah istilah umum untuk menyebut usaha
untuk menikmati hidangan tersebut serta menetapkan tarif tertentu untuk makanan
tempat, tetapi ada juga beberapa yang menyediakan layanan take-out dining dan
delivery service sebagai salah satu bentuk pelayanan kepada konsumennya. Rumah
Sebagai contoh yaitu rumah makan chinese food, rumah makan Padang, rumah
makan cepat saji (fast food restaurant) dan sebagainya. Di Indonesia, rumah makan
juga biasa disebut dengan istilah restoran. Restoran merupakan kata resapan yang
berasal dari bahasa Perancis yang diadaptasi oleh bahasa inggris; "restaurant" yang
Cacing Gelang
Cacing Tambang
Daun kemangi
Cacing Cambuk
Keterangan:
Variabel Dependen
Variabel Independen
1. Daun Kemangi
yang ada, tetapi pencucian ulang masih perlu dilakukan oleh konsumen. Adalah sulit
sekali membersihkan semua kotoran sayuran dari seluruh bekas kotoran yang ada,
dan sayuran warna hijau terutama tegar terhadap penghilang kotoran. Maka dari itu
sayuran yang dikonsumsi dalam keadaan mentah tidak boleh berasal dari tempat yang
Kemangi adalah terna kecil yang daunnya biasa dimakan sebagai lalap. Aroma
daunnya khas, kuat namun lembut dengan sentuhan aroma limau. Sebagai lalapan,
daun kemangi biasanya dimakan bersama-sama daun kubis, irisan ketimun, dan
lalapan diberbagai tempat jajanan seperti rumah makan lalapan, ini sangat
daun kemangi yang digunakan sebagai lalapan ini telah terkontaminasi dengan parasit
karena proses pencuciannya yang tidak menjamin bahwa parasit yang ada pada daun
kemangi itu bisa hilang. Seperti diketahui dalam penyajiannya daun kemangi tidak
2. Cacing
lamanya karena untuk menginfeksi manusia kembali. Dan manusia dapat terinfeksi
oleh telur-telur cacing melalui buah dan sayuran yang mereka makan tumbuh di lahan
Setiap parasit pada umumnya mempunyai sifat yang tidak baik yakni hidupnya
karena cacing didalam usus dapat berkembang biak dalam jumlah banyak.
e. Ada cacing yang berbentuk larva bersarang didalam pembuluh limfe dan
Cacing (nematoda usus) yang ditularkan melalui tanah dalam siklus hidupnya
penularan cacing adalah sanitasi lingkungan dan hygiene perorangan yang buruk.
Diantara cacing perut, terdapat sejumlah spesies yang ditularkan melalui tanah
temukan didaerah tropis seperti diIndonesia pada umumya telur cacing bertahan pada
tanah yang lembab, tumbuh menjadi telur yang infektif dan siap untuk masuk ke
disebabkannya disebut askariasis. Berbentuk silider dan warna cacing ini adalah putih
nekatoriais dan ankilostomiasis berwarna merah darah, kedua parasit ini diberii
nama “cacing tambang” karena pada zaman dahulu cacing ini ditemukan di
memadai.
disebut trikuriasisi. Cacing ini berwarna merah atau kelabu. Kosmopolit terutama
1. Daun Kemangi
Daun kemangi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah daun kemangi
yang digunakan sebagai lalapan pada rumah makan lalapan di Distrik Heram
2. Kontaminasi Cacing
Kontaminasi telur cacing pada penelitian ini apabila terdapat telur cacing
pada daun kemangi yang digunakan sebagai lalapan pada rumah makan lalapan di
pemeriksaan laboratorium.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
cacing pada daun kemangi pada rumah makan lalapan di Distrik Heram wilayah kerja
lalapan di Distrik Heram wilayah kerja Puskesmas Waena, Kota Jayapura. Sedangkan
1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah semua rumah makan lalapan yang
menggunakan daun kemangi sebagai lalapan yang dijual di rumah makan lalapan
2. Sampel
Sampel dalam penelitian ini adalah semua rumah makan lalapan yang
menggunakan daun kemangi sebagai lalapan yang dijual oleh rumah makan
lalapan di Distrik Heram wilayah kerja Puskesmas Waena, Kota Jayapura yang
daun kemanginya.
D. Alat Penelitian
1. Alat
b. Pipet tetes
c. Pinset
d. Batang pengaduk
f. Tabung reaksi
g. Deck glass
h. Objek glass
i. Mikroskop
2. Bahan
b. NaCl jenuh
c. Aquadest
3. Cara Kerja
1. Pra Analitik
larutan karena perbedaan berat jenis NaCl jenuh dan telur cacing.
Setelah alat dan bahan disiapkan, berikan kode pada gelas kimia 250
a. Daun kemangi di rendam ke dalam gelas kimia yang berisi NaCl jenuh,
3. Pasca Analitik
1. Hasil pemeriksaan
1. Data Primer
Data primer yaitu kontaminasi cacing pada daun kemangi yang diperoleh
2. Data Sekunder
Data sekunder berasal dari puskesmas, buku dan refrensi lain yang
lelevan.
5. Pengolahan dan Analisis Data
1. Pengolahan Data
Setelah data dikumpulkan, maka data tersebut diolah melalui tahapan sebagai
berikut :
2. Analisis Data
f
X= xk
n
Keterangan:
k = Konstanta (100%)
6. Jadwal Penelitian
Menurut jadwal dari jurusan penelitian dilakukan pada bulan Mei 2019.
Daftar Pustaka
Anonim, (2004). Program Nasional Pemberantasan Cacingan di Era
Desentralisasi. Jakarta: Depkes RI.
Bramantyo, Alexander, L. (2014). Perbedaan Metode Flotasi Menggunakan Larutan
ZnSO4 dengan Metode Kato-katz untuk Pemeriksaan Kuantitatif Tinja.
Leonardo Taruk Lobo, J. W. (2016). kontaminasi telur cacing soil-transmitted helmints
(STH) pada sayuran kemangi pedagang ikan bakar di kota palu sulawesi tengah.
kontaminasi telur cacing, 65-70.