BAKTERIOLOGI III
Nama :…………………………………………………
Kelompok : …………………………………………..
Visi yang ditetapkan oleh Prodi TLM, yaitu “Menjadi Program STudi D3 Teknologi
Laboratorium Medis yang mandiri dan berkarakter serta unggul dalam pemeriksaan
penyakit tropis tahun 2023”.
Untuk mencapai visi tersebut, maka ditetapkan beberapa misi yang harus dilaksanakan
yaitu:
1. Menyelenggarakan pendidikan berkualitas yang unggul di bidang pemeriksaan
penyakit tropis.
2. Melaksanakan penelitian yang bermanfaat bagi pengembangan diagnostik dan
pemecahan masalah kesehatan masyarakat khususnya penyakit tropis.
3. Melaksanakan pengabdian kepada masyarakat berbasis hasil penelitian khususnya
di bidang penyakit tropis.
4. Mengembangkan kemitraan dalam pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi.
Dalam rangka upaya pemenuhan kebutuhan proses belajar mengajar pada institusi Prodi Teknologi
Laboratorium Medis Politeknik Kemenkkes Kupang ,khususnya dalam mata kuliah Praktikum Bakteriologi
III maka penyediaan buku-buku pustaka maupun panduan yang diperlukan dalam rangka peningkatan
proses kegiatan belajar mengajar menjadi bagian yang sangat penting dan perlu mendapat perhatian
dalam pengadaannya.
Praktikum Bakteriologi III adalah kesinambungan dan bagian tak terpisahkan dari Praktikum
Bakteriologi I dan II pada semester sebelumnya. Mata Kuliah ini merupakan mata kuliah Keahlian Berkarya
(MKB) dan salah satu unit mata kuliah yang diujikan pada ujian Nasional Kompetensi. Harapan saya,
pedoman praktikum ini akan membantu penyerapan materi khususnya dan memperlancar jalannya
praktikum. Selain itu juga dalam rangka mempersiapkan diri menyambut Ujian Kompetensi.
Saya selaku Ketua Prodi Teknologi Laboratorium Medis Poltekkes Kemenkkes Kupang menyambut
gembira atas tersusunnya Penuntun Praktikum Bakteriologi III ini . Semoga bisa menjadi bahan pendorong
semangat untuk para penyusun dan mahasiswa serta menjadi bahan kajian mata kuliah praktikum lainnya.
5. Strategi Perkuliahan
Bentuk aktifitas proses belajar mengajar berupa kuliah tatap muka/ceramah, diskusi,
penugasan mandiri, studi kasus, PBL, CTL, praktik serta kegiatan kokurikuler lain yang
mendukung proses pencapaian kompetensi peserta didik.
6. Organisasi Materi
Pemeriksaan Bakteri
7. Jadwal Praktikum
NO HARI/TGL Topik Substansi Metode
1 SELASA , 9 Pendahuluan pembagian Aturan, topik dan tugas Diskusi
MARET 2021 kelompok, kontrak praktikum
perkuliahan
2 SELASA, 18 Pemeriksaan Escherichia Pengambilan, penanganan Praktikum
MARET 2021 coli dan penanaman sampel.
Pemeriksaan Klebsiella Sp Interpretasi Hasil
Pemeriksaaan, Uji Biokimia
3 SELASA, 25 Pemeriksaan
MARET 2021 Staphylococcus Sp dan
Streptococcus Sp
4 6 April 2021 Praktikum
& 14 APRIL Ujian Tengah Semester &
2021 REMEDIAL
5 SELASA, 20 Pemeriksaan Salmonella Pengambilan, penanganan Praktikum
APRIL 2021 Sp dan Shigella Sp dan penanaman sampel.
Interpretasi Hasil
Pemeriksaaan Uji Biokimia
6 SELASA, 27 Pemeriksaan pengaruh Pengambilan, penanganan Praktikum
APRIL 2021 Antimikroba dan penanaman sampel.
Interpretasi Hasil
Uji pengaruh antimikroba/
Uji sensitivitas
7 SELASA, 4 Pemeriksaan Daya Praktikum
MEI 2021 Hambat minimal ( Minimal Uji daya hambat minimal
Inhibition Consentration
8 SELASA, 11 Pemeriksaan Pengambilan, penanganan Praktikum
MEI 2021 Pseudomonas Sp dan penanaman sampel,
Pemeriksaan Proteus Sp, intrepretasi hasil dan uji
Vibrio cholera biokimia.
9 19 MEI 2021 Praktikum
8. Bahan Bacaan
a. Dr.Indan Entjang , “Mikrobiologi dan Parasitologi”,Citra Aditya Bakti,Bandung.
b. Jawetz,Melnick&Adelberg,2008,”Mikrobiologi Kedokteran”, Edisi 23,Penerbit Buku
Kedokteran,EGC
c. DR. Maksum Radji, M.Biomed .”Buku Ajar Mikrobiologi Panduan Mahasiswa
Farmasi dan Kedokteran “,Penerbit Buku Kedokteran,EGC.
d. Cappuccino James,2013”Manual Laboratorium Mikrobiologi’’Edisi 8 ,Penerbit Buku
Kedokteran,EGC.
e. Achmad, H., 2001. Kimia Larutan. Citra Aditya Jawetz, Melnick&Adelberg, 2008,
Mikrobiologi Kedokteran, Edisi 23, Penerbit Buku Kedokteran, EGC
f. Staf Pengajar FK Universitas Indonesia, “Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran”,
Universitas Indonesia, Binarupa Aksara Publisher, Jakarta.
g. R. A. V. Benn, “ Buku Saku Mikrobiologi dan Penyakit Infeksi” , Universitas
Indonesia, Binarupa Aksara Publisher, Jakarta. Universitas Indonesia, Binarupa
Aksara Publisher, Jakarta.
h. Toy, DeBord, Wanger, et all, “ case files Mikrobiologi”, Universitas Indonesia,
Binarupa Aksara Publisher, Jakarta.
i. David T Kingsburry, “Mikrobiologi disertai contoh kasus klinik”, Universitas
Indonesia, Binarupa Aksara Publisher, Jakarta
9. Tugas – Tugas
a. Tugas pendahuluan merupakan tugas mandiri akan ditentukan per topik/pertemuan.
b. Tugas kelompok akan diatur pada akhir praktikum.
c. Laporan praktikum per topik pemeriksaan diselesaikan pada minggu kedua setelah
intrepretasi hasil akhir.
10. Kriteria Penilaian :
Hasil pembelajaran dapat diukur dari evaluasi kemampuan mahasiswa yang diperoleh
selama proses pembelajaran. Komponen evaluasi meliputi pemahaman, kreativitas dan
kepemimpinan. Penilaian dilakukan pada setiap pertemuan, ujian tengah semester dan ujian
akhir semester.
a. Penilaian (assesment) Pembelajaran Praktek
b. Hasil Nilai :
0 - 40 0 – 0,99 E Buruk
Demikian kontrak perkuliahan ini dibuat dan telah disetujui , agar ditaati oleh semua pihak.
(…………………………………..) (…………………………………..)
SPESIMEN MACAM
22. Muntahan
B. PERSIAPAN
Wadah
Wadah spesimen harus memenuhi syarat: terbuat dari gelas atau plastik. tidak
bocor atau tidak merembes.harus dapat ditutup rapat dengan tutup berulir.besar
wadah disesuaikan dengan volume spesimen, Bersih.kering.tidak mempengaruhi
sifat zat-zat dalam spesimen.tidak mengandung bahan kimia atau deterjen.untuk
pemeriksaan zat dalam spesimen yang mudah rusak atau terurai karena pengaruh
sinar matahari, maka perlu digunakan botol berwarna coklat (inaktinis).untuk
pemeriksaan biakan dan uji kepekaan kuman, wadah harus steril.Untuk wadah
spesimen urin, dahak, tinja sebaiknya menggunakan wadah yang bermulut lebar.
Waktu
Lokasi
Sebelum mengambil spesimen, harus ditetapkan terlebih dahulu lokasi
pengambilan yang tepat sesuai dengan jenis pemeriksaan yang diminta, misalnya:
Bersihkan kulit pada bagian yang akan diambil darahnya dengan alkohol
70% dan biarkan kering untuk mencegah terjadinya hemolisis dan rasa
terbakar. Kulit yang sudah dibersihkan jangan dipegang lagi.Tusuk
bagian vena tadi dengan jarum, lubang jarum menghadap ke atas dengan
sudut kemiringan antara jarum dan kulit 15 derajat, tekan tabung
vakum sehingga darah terisap ke dalam tabung. Bila jarum berhasil
masuk vena, akan terlihat darah masuk dalam semprit. Selanjutnya
lepas torniquet dan pasien diminta lepaskan kepalan tangan. Biarkan
darah mengalir ke dalam tabung sampai selesai. Apabila dibutuhkan
darah dengan antikoagulan yang berbeda dan volume yang lebih banyak,
digunakan tabung vakum yang lain. Tarik jarum dan letakkan kapas
alkohol 70 % pada bekas tusukan untuk menekan bagian tersebut
selama ± 2 menit. Setelah darah berhenti, plester bagian ini selama ± 15
menit. Tabung vakum yang berisi darah dibolak-balik kurang lebih 5 kali
agar bercampur dengan antikoagulan.
Kesalahan-kesalahan dalam pengambilan darah vena:
Darah kapiler
Bersihkan bagian yang akan ditusuk dengan alkohol 70 % dan biarkan
sampai kering lagi.
Peganglah bagian tersebut supaya tidak bergerak dan tekan sedikit
supaya rasa nyeri berkurang.Tusuklah dengan cepat memakai lanset
Urin
Pada wanita
Pada pengambilan spesimen urin porsi tengah yang dilakukan oleh
penderita sendiri, sebelumnya harus diberikan penjelasan sebagai
berikut: Penderita harus mencuci tangan memakai sabun kemudian
dikeringkan dengan handuk.Tanggalkan pakaian dalam, lebarkan labia
dengan satu tangan. Bersihkan labia dan vulva menggunakan kasa steril
dengan arah dari depan ke belakang. Bilas dengan air hangat dan
keringkan dengan kasa steril yang lain, Selama proses ini berlangsung,
keluarkan urin, aliran urin yang pertama keluar dibuang. Aliran urin
selanjutnya ditampung dalam wadah yang sudah disediakan. Hindari
urin mengenai lapisan tepi wadah. Pengumpulan urin selesai sebelum
aliran urin habis. Wadah ditutup rapat dan segera dikirimkan ke
laboratorium.
Pada laki-laki
Penderita harus mencuci tangan memakai sabun. Jika tidak disunat tarik
kulit preputium ke belakang, keluarkan urin, aliran yang pertama keluar
dibuang, aliran urin selanjutnya ditampung dalam wadah yang sudah
disediakan. Hindari urin mengenai lapisan tepi wadah. Pengumpulan urin
selesai sebelum aliran urin habis. Wadah ditutup rapat dan segera dikirim
ke laboratorium.
Urin Kateter
Lakukan disinfeksi dengan alkohol 70 % pada bagian selang kateter yang
terbuat dari karet (jangan bagian yang terbuat dari plastik). Aspirasi urin
dengan menggunakan samprit sebanyak kurang lebih 10 ml. Masukkan
ke dalam wadah steril dan tutup rapat. Kirimkan segera ke laboratorium.
Urin aspirasi suprapubik
Urin aspirasi suprapubik harus dilakukan pada kandung kemih yang
penuh. Lakukan desinfeksi kulit di daerah suprapubik dengan Povidone
Iodine 10%, kemudian bersihkan sisa povidone iodine dengan kapas
alkohol 70%. Aspirasi urin tepat di titik suprapubik menggunakan
semprit Ambil urin sebanyak kurang lebih 20 ml dengan cara aseptik
(dilakukan oleh petugas yang berwenang). Masukkan ke dalam wadah
steril dan tutup rapat. Kirimkan segera ke laboratorium.
Tinja
Tinja untuk pemeriksaan sebaiknya yang berasal dari defekasi spontan
(tanpa bantuan obat pencahar), jika pemeriksaan sangat diperlukan,
dapat pula sampel tinja diambil dari rektum dengan cara colok dubur.
Dahak
Pasien diberi penjelasan mengenai pemeriksaan dan tindakan yang akan
dilakukan, dan dijelaskan perbedaan dahak dengan ludah. Bila pasien
mengalami kesulitan mengeluarkan dahak, pada malam hari sebelumnya
diminta minum teh manis atau diberi obat gliseril guayakolat 200 mg.
Sebelum pengambilan spesimen, pasien diminta untuk berkumur dengan
air. Bila memakai gigi palsu, sebaiknya dilepas. Pasien berdiri tegak atau
duduk tegak. Pasien diminta untuk menarik nafas dalam, 2-3 kali
kemudian keluarkan nafas bersamaan dengan batuk yang kuat dan
berulang kali sampai sputum keluar. Dahak yang dikeluarkan langsung
ditampung di dalam wadah, dengan cara mendekatkan wadah ke mulut.
Amati keadaan dahak. Dahak yang berkualitas baik akan tampak kental
purulen dengan volume cukup (3-5 ml). Tutup wadah dan segera kirim ke
laboratorium.
Sekret Endoservik
Pasien diberi penjelasan mengenai tindakan yang akan dilakukan Pasien
berbaring telentang di atas kursi obstetrik dengan kedua lutut diletakkan
pada penyangganya. Petugas mengenakan sarung tangan. Spekulum
dibasahi dengan air hangat kemudian masukkan ke dalam vagina.
Masukkan lidi kapas steril ke dalam canalis cervicalis sedalam 2-3 cm,
putar searah jarum jam dan diamkan selama 5-10 detik supaya sekret
terserap oleh kapas kemudian keluarkan lidi kapas tanpa menyentuh
spekulum. Sekret diambil 2 kali yaitu untuk pemeriksaan mikroskopik
dan untuk biakan. Spekulum yang habis dipakai direndam dalam larutan
hipoklorit 0,1%. Apabila selaput dara masih utuh, tidak dilakukan
pengambilan sekret endoservik.
Sekret vagina
Pengambilan bahan pemeriksaan sama dengan sekret endoservik hanya
dilakukan pada fornix posterior.
Swab rektum
Pasien diberi penjelasan mengenai tindakan yang akan dilakukan. Pasien
dalam posisi menungging. Petugas mengenakan sarung tangan.
Masukkan lidi kapas steril sedalam 3 cm ke dalam saluran anal, putar
beberapa detik untuk mendapatkan sekret dari crypta di dalam lingkaran
anal.
Swab orofaring
Sekret diambil dari tonsil atau bagian posterior faring.
Usap nasofaring
Penderita duduk (kalau anak-anak dipangku). Petugas berdiri di samping
penderita. Kepala ditegakkan dan tangan petugas memegang bagian
belakang kepala penderita. Masukkan lidi dacron ke dalam rongga hidung.
Posisi lidi tegak lurus. Panjang lidi yang masuk kira-kira ½ jarak ujung
hidung sampai telinga. Masukkan sampai menyentuh dinding belakang
nasofaring, kemudian tarik keluar. Masukkan lidi dacron kedalam media
transpor atau langsung tanam pada media isolasi (Agar Darah, Agar Thayer
Martin, Agar Cystin Tellurite) dan dibuat sediaan.
Swab tenggorok
Penderita duduk (kalau anak-anak dipangku). Penderita diminta membuka
mulut. Lidah ditekan dengan spatel lidah. Masukkan lidi kapas yang
sudah dibasahi dengan saline steril hingga menyentuh dinding
belakang faring, Usap ke kiri dan kanan dinding belakang faring dan tonsil
lalu tarik keluar dengan hati-hati tanpa menyentuh bagian mulut yang lain.
Masukkan lidi kapas ke dalam media transpor atau langsung tanam pada
media isolasi (Agar Darah, Agar Thayer Martin, Agar Cystin Tellurite) dan
dibuat sediaan.
PEMBERIAN IDENTITAS
PENGOLAHAN
Beberapa contoh pengolahan spesimen seperti tercantum dibawah ini:
Serum
Biarkan darah membeku terlebih dahulu pada suhu kamar selama 20-30
menit, kemudian disentrifus 3000 rpm selama 5-15 menit. Pemisahan
serum dilakukan paling lambat dalam waktu 2 jam setelah pengambilan
spesimen. Serum yang memenuhi syarat harus tidak kelihatan merah
dan keruh (lipemik).
Plasma
Kocok darah EDTA atau sitrat dengan segera secara pelan-pelan.
Pemisahan plasma dilakukan dalam waktu 2 jam setelah pengambilan
spesimen. Plasma yang memenuhi syarat harus tidak kelihatan merah dan
keruh (lipemik).
Urin
Dahak
Masukkan dahak ke dalam tabung steril yang berisi NaOH 4 % sama
banyak.kocok dengan baik.inkubasi pada suhu kamar (25 -30°C) selama
15 -20 menit dengan pengocokan teratur tiap 5 menit.Sentrifus tabung
dengan kecepatan tinggi selama 8-10 menit. Buang supernatan ke dalam
larutan lysol. Ambil endapannya untuk dilakukan pemeriksaan.
Penyimpanan
Spesimen yang sudah diambil harus segera diperiksa, karena stabilitas
spesimen dapat berubah. Faktor-faktor yang mempengaruhi stabilitas
spesimen antara lain: Terjadi kontaminasi oleh kuman dan bahan kimia.
Terjadi metabolisme oleh sel-sel hidup pada spesimen. Terjadi
penguapan. Pengaruh suhu. Terkena paparan sinar matahari. Beberapa
spesimen yang tidak langsung diperiksa dapat disimpan dengan
memperhatikan jenis pemeriksaan yang akan diperiksa. Persyaratan
penyimpanan beberapa spesimen untuk beberapa pemeriksaan
laboratorium harus memperhatikan jenis spesimen,
antikoagulan/pengawet dan wadah serta stabilitasnya.
Pengiriman
Spesimen yang akan dikirim ke laboratorium lain (dirujuk), sebaiknya
dikirim dalam bentuk yang relatif stabil. Untuk itu perlu diperhatikan
persyaratan pengiriman spesimen antara lain: Waktu pengiriman jangan
melampaui masa stabilitas spesimen. Tidak terkena sinar matahari
langsung.
E. coli adalah kuman opurtunis yang banyak ditemukan di dalam usus besar manusia
sebagai flora normal. Sifatnya unik karena dapat menyebabkan infeksi primer pada usus manusia
misalnya diare pada anak dan travelers diarrhea, seperti juga kemampuannya menimbulkan
infeksi pada jaringan tubuh lain di luar usus. Genus Escherichia terdiri dari 2 spesies yaitu : E. coli
dan E. hermanii.
Berbentuk batang pendek (kokobasil), Gram negatif, ukuran 0,4-0,7 um x 1,4 um,
sebagian besar gerak positif dan beberapa strain mempunyai kapsul. E. coli dapat tumbuh baik
pada hampir semua media yang dipakai dilaboratorium mikrobiologi; pada media yang
dipergunakan untuk isolasi kuman enterik, sebagian besar strain E. coli tumbuh sebagai koloni
yang meragikan Laktosa. E. coli bersifat mikroaerifilik. Beberapa strain bila ditanam pada Agar
Darah menunjukkan hemolosis tipe beta
Struktur antigen E. coli mempunyai Ag O, H, dan K. pada saat ini telah ditemukan 150 tipe
Ag O, 90 tipe Ag K dan 50 tipe Ag H. Antigen K dibedakan lagi berdasarkan sifat fisiknya menjadi 3
tipe yaitu : L, A dan B. Antigen kapsul K 1 seringkali ditemukan pada E. coli yang diisolasi dari
pasien-pasien dengan bakteriemia serta neonatus yang menderita meningitis. Peranan Ag K 1
adalah menghalangi proses fagositosis sel kuman oleh leukosit.
Kuman E. coli membentuk 2 macam enterotoksin yang telah berhasil diisolasi, yaitu :
a. Tosin LT (termolabil)
b. Toksin ST (termostabil)
Produksi kedua macam toksin diatur oleh plasmid yang mampu pindah dari satu sel
kuman ke sel kuman lainnya. Terdapat 2 macam plasmid yaitu :
MORFOLOGI : Gram (-) batang, lurus, tidak berspora, tidak berkapsul, bergerak aktif
Tumbuh mudah pada media sederhana, menguraikan glukosa menjadi asam dan gas,
dapat/tidak memproduksi hydrogen sulfida
A. BAHAN PEMERIKSAAN
Darah, faeces, sputum, urine, makanan, minuman, air, secret vagina
B. IDENTIFIKASI
1. Pemeriksaan mikroskopis dengan pengecatan Gram
2. Pembiakan
3. Biokimia test
Hari I specimen ditanam, pada media MCA, BAP, EMBA agar, ENDO agar,
inkubasi 37oC, 24 jam
Hari II koloni tersangka di cat Gram, jika ditemukan ditanam pada media NA,
TSI, SIM MEDIUM, Simon Citrat agar, inkubasi 37oC,24 jam
Hari III diamati dan dicatat pertumbuhan media dan ditanam pada media gula
– gula, serta test katalase, oksidase
HARI I
1. Pemeriksaan Mikroskopis
Bahan Pemeriksaan dibuat preparat kemudian diwarnai dengan pengecatan...............
Hasil Pewarnaan :
Bentuk : ___________________
Susunan : ___________________
2. Isolasi
Bahan Pemeriksaan ditanam pada media :
c. _________________________________
d. _________________________________
e. _________________________________
f. _________________________________
HARI II
Pengamatan Koloni
Media :_________ Media :__________ Media :__________
Bentuk Koloni :
Warna Koloni :
Elevasi :
Sifat :
HARI III
1. Uji Biokimia
a. Uji Gula-Gula
Kesimpulan :
DISKUSI/PERMASALAHAN :
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
------------------------------------------------------
(________________________________) (_____________________________)
MORFOLOGI : Gram (-) batang, panjang, berpasangan atau berderet tidak berspora, berkapsul
Tumbuh mudah pada media sederhana, dapat membentuk koloni yang mucoid
D. CARA KERJA
Hari I specimen ditanam pada media MCA, BAP, inkubasi 37oC, 24 jam
Hari II koloni tersangka di cat gram, jika ditemukan ditanam pada media
NA, TSI, SIM MEDIUM, SIMON CITRAT agar, INKUBASI 37OC, 24 jam
Hari III diamati dan dicatat pertumbuhan media dan ditanam pada media
gula – gula, serta test katalase
Hari VI hasil dicocokkan dengan ciri – ciri species dari Genus Klebsiella
HARI I
1. Pemeriksaan Mikroskopis
Bahan Pemeriksaan dibuat preparat kemudian diwarnai dengan pengecatan...............
Hasil Pewarnaan :
Bentuk : ___________________
Susunan : ___________________
Tersangka : __________________
2. Isolasi
Bahan Pemeriksaan ditanam pada media :
a. _________________________________
b. _________________________________
c. _________________________________
d. _________________________________
HARI II
Pengamatan Koloni
Media :_________ Media :__________ Media :__________
Bentuk Koloni :
Warna Koloni :
Elevasi :
Sifat :
1. Uji Biokimia
a. Uji Gula-Gula
Kesimpulan :
DISKUSI/PERMASALAHAN :
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
------------------------------------------------------
(________________________________) (_____________________________)
Family : Micrococcaceae
Genus : Staphylococcus
Staphylococcus epidermidis
Staphylococcus saprophyticus
Staphylococcus berasal dari perkataan staphyle yang berarti kelompok buah anggur dan
coccus yang berarti benih bulat. Kuman ini ditemukan sebagai flora normal pada kulit dan selaput
lender pada manusia. Dapat menjadi penyebab infeksi baik pada manusia maupun pada hewan.
Beberapa jenis kuman ini dapat membuat enterotoksin yang dapat menyebabkan keracunan
makanan. Kuman ini diisolasi dari bahan-bahan klinik, carriers, makanan dan dari lingkungan.
1. Staphylococcus aureus
Infeksi oleh kuman ini yang terutama menimbulkan penyakit pada manusia. Setiap
jaringan ataupun alat tubuh dapat diinfeksi olehnya dan menyebabkan timbulnya penyakit
dengan tanda-tanda khas yaitu peradangan, nekrosis dan pembentukan abses.
Kuman ini berbentuk sferis, bila menggerombol dalam susunan yang tidak teratur
mungkin sisinya agak rata karena tertekan. Diameter kuman antara 0,8-1,0 mikron. Pada
sediaan langsung yang berasal dari nanah terlihat sendiri, berpasangan, menggerombol dan
bahkan dapat tersusun seperti rantai pendek. Susunan gerombolan yang tidak teratur
biasanya ditemukan pada sediaan yang terbuat dari perbenihan padat, sedangkan dari
perbenihan cair (kaldu) biasanya ditemukan tersendiri atau tersusun sebagai rantai pendek.
Kuman ini tidak bergerak, tidak berspora dan gram positif. Hanya kadang-kadang yang
gram negatif ditemukan pada bagian tengah gerombolan kuman, pada kuman yang telah
difagositosis dan pada biakan tua yang hamper mati.
Jenis-jenis stafilokokus di lab. tumbuh dengan baik dalam kaldu biasa pada suhu 37 0C.
pertumbuhan terbaik dan khas ialah pada suasana aerob. Kuman inipun bersifat fakultatif
anaerob dan dapat tumbuh dalam udara yang hanya mengandung hydrogen (H) dan pH
optimum untuk pertumbuhan ialah 7,4. Pada lempeng agar koloninya berbentuk bulat,
diameter 1-2 mm,cembung, buram, mengkilat dan konsistensinya lunak. Warna khas adalah
kuning keemasan, hanya intensitas warnanya dapat bervariasi. Pada lempeng agar darah
umumnya koloni lebih besar dan pada varietas tertentu koloninya di kleilingi zona hemolisis.
Koloni yang masih sangat muda tidak berwarna, tetapi dalam pertumbuhannya terbentuk
pigmen yang larut dalam alcohol, eter, chloroform dan benzol. Pigmen ini termasuk dalam
golongan lipokhrom dan akan tetap dalam koloni, tidak meresap ke dalam perbenihan, tetapi
larut dalam eksudat jaringan sehingga nanah berwarna sedikit kuning keemasan yang dapat
merupakan petunjuk tentang adanya infeksi oleh kuman ini. Atas dasar pigmen yang
dibuatnya, stafilokokus dibagi dalam beberapa spesies. Yang berwarna kuning keemasan
dinamakan s. aureus, yang putih s. albus dan yang kuning dinamakan s. citreus. Dalam suasana
aerob pada lempeng agar biasa pada suhu 370C tidak dibentuk pigmen, pada lempeng agar
darah pada suhu 370C pembentukan pigmennya kurang subur. Tetapi bila koloni tersebut
dipindahkan pada agar biasa atau perbenihan Loeffler, dieram pada suhu kamar, maka
2. Staphylococcus epidermidis
Kuman ini merupakan penyebab infeksi kulit yang ringan yang disertai pembentukan abses.
Kuan ini juga disebut sebagai S. albus, koloninya berwarna putih atau kuning dan bersifat
fakultatif anaerob, kuman ini tidak mempunyai protein A pada dinding selnya. Koagulase
negatif, meragi glukosa, dalam keadaan anaerob tidak meragi manitol.
Hemolisis(agar darah) + ± -
Pertumbuhan(anaerob) + - ±
Koagulase + - -
Peragian glukosa + + -
Peragian manitol + - -
Protein A + - -
Novobiosin S S R
MORFOLOGI :
Gram (+) coccus kecil, 0,8-1 mikron, berkelompok yang tidak beratur seperti kelompok buah
anggur yang biasanya disebut Staphylococcus, tidak berspora, tidak berkapsul, tidak bergerak
A. BAHAN PEMERIKSAAN :
Nanah, darah, liquor, hapus mata, hapus hidung, hapus tenggorokan
B. IDENTIFIKASI
a. Pemeriksaan mikroskopis gram
b. Pembiakan
c. Uji plasma koagulase
D. CARA KERJA
Hari I specimen ditanam pada media BAP dan MSA, inkubasi 370C, 24 jam.
Hari II koloni tersangka di cat gram, jika ditemukan ditanam pada media NA,
inkubasi 370C, 24 jam, dan media uji biokimia dan uji resistensi
Hari III diamati dan dicatat pertumbuhan media dan dilakukan test koagulase,
oxidase, katalase, dan biokimia serta uji resistensi
Jika di BAP ditemukan koloni membentuk pigmentasi putih susu
(Staphylococcus albus), kuning emas (Staphylococcus aureus), kuning
jeruk (Staphylococcus citerus).
Uji resistensi dari biakan dibuat suspensi dalam TSB dengan kekeruhan standart
kuman 2 milyar kuman/ml, kemudian goreskan pada perbenihan
Mueller Hilton Agar, letakkan antibiotic disk Novobiocin, Polymixin,
Bacitricin, diinkubasi 370c, 24 jam, lihat zona yang terbentuk.
S. aureus + + + + S S S
S. - - + + R S R/S
saprophyticus
S. hominis +/- - - + S S S
S. + + +/- + S S R
haemolyticus
S. capitis + +/- + + S S S
HARI I
1. Pemeriksaan Mikroskopis
Bahan Pemeriksaan dibuat preparat kemudian diwarnai dengan pengecatan...............
Hasil Pewarnaan :
Bentuk : ___________________
Susunan : ___________________
Tersangka : __________________
2. Isolasi
Bahan Pemeriksaan ditanam pada media :
a. _________________________________
b._________________________________
c. _________________________________
d. _________________________________
HARI II
Pengamatan Koloni
Media :_________ Media :__________ Media :__________
Bentuk Koloni :
Warna Koloni :
Elevasi :
Sifat :
1. Uji Biokimia
a. Uji Gula-Gula
Kesimpulan :
DISKUSI/PERMASALAHAN :
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
------------------------------------------------------
(________________________________) (_____________________________)
Famili : Streptococcaceae
Genus : Streptococcus
Streptococcus pneumonia
Manusia termasuk salah satu makhlukyang paling rentan terhadap infeksi streptokokus
dan tidak ada alat tubuh atau jaringan dalam tubuhnya yang betul-betul kebal. Kuman ini dapat
menyebabkan penyakit epidemik antara lain scarlet fever, erysipelas, radang tenggorokan, febris
purpularis, rheumatic fever, dan bermacam-macam penyakit lainnya. Pasteur dan Koch
menemukannya dalam nanah pada luka yang terkena infeksi. Biakan murni baru dapat dibuat
pada tahun 1883.
Streptokokus terdiri dari kokus yang berdiameter 0,5-1 µm. Dalam bentuk rantai yang
khas, kokus agak memanjang pada arah sumbu rantai. Streptokokus pathogen jika ditanam
dalam perbenihan cair atau padat yang cocok sering membentuk rantai panjang yang terdiri dari
8 buah kokus atau lebih.
Streptokokus yang menimbulkan infeksi pada manusia adalah gram positif, tetapi varietas
tertentu yang diisolasi dari tinja manusia dan jaringan binatang ada yang gram negatif. Pada
perbenihan yang baru kuman ini gram positif, bila perbenihan telah berumur beberapa hari dapat
berubah menjadi gram negatif. Tidak membentuk spora, gerak negatif.
Streptokokus pyogenes mudah tumbuh dalam enriched media. Untuk isolasi primer harus
dipakai media yang mengandung darah lengkap (whole blood), serum atau transudat misalnya
cairan asites atau pleura. Penambahan glukosa dalam konsentrasi 0,5% menigkatkan
pertumbuhannya tetapi menyebabkan penurunan daya lisisnya terhadap eritrosit. Dalam
lempeng agar darah yang dieram pada 370C setelah 18-24 jam akan membentuk koloni kecil
keabu-abuan dan agak opalesen, bentuknya bulat, pinggiran rata, pada permukaan media koloni
Nampak sebagai setitik cairan. Tes katalase negative untuk streptokokus, ini dapat membedakan
dengan stafilokokus dimana tes katalase positif. Juga S. hemolyticus grup A sensitif terhadap
basitrasin 0,2µg, sifat ini digunakan untuk membedakan dengan grup lainnya yang resisten
terhadap basitrasin.
Berdasarkan sifat hemolitiknya pada lempeng agar darah, kuman ini dibagi dalam :
MORFOLOGI : gram (+) streptococci, yaitu coccus kecil-kecil berbentuk bulat bola/oval,
berpasangan, membentuk rantai panjang,pendek, tidak berspora, tidak bergerak, ada yang
berkapsul.
Katalase negatif
A. BAHAN PEMERIKSAAN
Nanah, darah, sputum, secret hidung, tenggorokan.
B. IDENTIFIKASI
1. Pemeriksaan mikroskopis dengan pengecatan gram
2. Pembiakan
3. Bacitrasin test
4. Phadebact test
D. CARA KERJA
Keterangan
BAP (Blood Agar Plate)
B test : Bacitracin test
Cat : Katalase test
Op test : optochin test
HARI I
1. Pemeriksaan Mikroskopis
Bentuk : ___________________
Susunan : ___________________
Tersangka : __________________
2. Isolasi
Bahan Pemeriksaan ditanam pada media :
a. _________________________________
b._________________________________
d. _________________________________
e. _________________________________
HARI II
Pengamatan Koloni
Media :_________ Media :__________ Media :__________
Bentuk Koloni :
Warna Koloni :
Elevasi :
Sifat :
1. Uji Biokimia
a. Uji Gula-Gula
Kesimpulan :
DISKUSI/PERMASALAHAN :
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
------------------------------------------------------
(________________________________) (_____________________________)
MORFOLOGI : Gram (-) batang, lurus, tidak bespora, tidak berkapsul, dan bergerak aktif
Tumbuh mudah pada media sederhana, strenght aerob, tidak menguraikan gula.
PATOGENESITAS :
Dapat menyebabkan infektive pada saluran pernapasan, kandung kencing, telinga, kulit, dan
pada luka – luka yang disebabkan terbakar atau luka operasi. Bakteri dapat ditemukan di
dalam sputum, urine, darah, faeces, pus, secret telinga, juga di dalam makanan, minuman dan
air.
D. CARA KERJA
Hari I specimen ditanam pada media MCA, BAP, EMBA agar, ENDO agar, inkubasi
37oC, 24 jam
Hari II koloni tersangka di cat Gram, jika ditemukan ditanam pada media NA, TSI, SIM
MEDIUM, Simon Citrat agar, inkubasi 37oC,24 jam
Hari III diamati dan dicatat pertumbuhan media dan ditanam pada media gula – gula,
serta test katalase, oksidase
HARI I
1. Pemeriksaan Mikroskopis
Bahan Pemeriksaan dibuat preparat kemudian diwarnai dengan pengecatan...............
Hasil Pewarnaan :
Bentuk : ___________________
Susunan : ___________________
Tersangka : __________________
2. Isolasi
Bahan Pemeriksaan ditanam pada media :
a. _________________________________
b. _________________________________
c. _________________________________
d. _________________________________
HARI II
Pengamatan Koloni
Media :_________ Media :__________ Media :__________
Bentuk Koloni :
Warna Koloni :
Elevasi :
Sifat :
1. Uji Biokimia
a. Uji Gula-Gula
Kesimpulan :
DISKUSI/PERMASALAHAN :
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
------------------------------------------------------
(________________________________) (_____________________________)
PENDAHULUAN
Organisme yang berasal dari genus Salmonella adalah agen penyebab bermacam-macam infeksi,
mulai dari gastroenteritis yang ringan sampai dengan tifoid yang berat disertai bakteriemia. Oleh
Ewing, Salmonella diklasifikasikan dalam 3 spesies yaitu :
1. S. choleraesuis
2. S. typhi
3. S. enteridis
Kuman dangan tipe antigenic yang lain dimasukan kedalam serotype dari S. paratyphi
enteridis bukan sebagai spesies baru lainnya. Misalnya S. paratyphi A sekarang diklasifikasikan
sebagai S. enteridis bioserotipe paratyphi A.
Kuman ini berbentuk batang, tidak berspora, pada pewarnaan Gram bersifat Gram
negative, ukuran 1,3-5 um x 0,5-0,8 um, besar koloni rata-rata 2-4 mm, mempunyai flagel peritrikh,
kecuali S. pullorum dan S. gallinarum.
Kuman tumbuh pada suasana aerob dan fakultatif anaerob, pada suhu 15-410C (suhu
optimum 37,50C) dan pH pertumbuhan 6-8. Pada umumnya isolasi kuman Salmonella dikenal
dengan sifat-sifat : gerak positif, reaksi fermentasi terhadap manitol dan sorbitol positif dan
memberikan hasil negative pada reaksi indol, DNase, fenilalanindeaminase, urease, Voges
Proskauer.
Kuman mati pada suhu 560C, juga pada keadaan kering. Dalam air bisa tahan selama 4
minggu. Hidup subur pada medium yang mengandung garam empedu, tahan terhadap zat warna
Briliant green dan senyawa Na, Tetrationat dan Na. Desoksikholat. Senyawa-senyawa ini
menghambat pertumbuhan kuman coliform sehingga senyawa-senyawa tersebut dapat
digunakan dalam media untuk isolasi kuman Salmonella dari tinja.
Antigen somatic serupa dengan antigen somatic (O) kuman Enterobacteriaceae lainnya.
Ag ini tahan terhadap pemanasan 100oC, alcohol dan asam. Antibody yang dibentuk terutama
IgM. Antigen flagel pada Salmonella ditemukan dalam 2 fase; fase 1 spesifik, fase 2 tidak spesifik.
Ag H dirusak pada pemanasan di atas 60oC, alcohol dan asam. Antibody yang dibentuk bersifat
IgG. Antigen Vi, adalah polimer dari polisakarida yang bersifat asam, terdapat pada bagian yang
paling luar dari badan kuman, dapat dirusak dengan pemanasan 60 oC selama 1 jam, pada
penambahan fenol dan asam. Kuman yang mempunyai antigen Vi ternyata lebih virulen baik
terhadap bakteriofage dan dalam lab, sangat berguna untuk diagnaosis cepat kuman S. typhi
yaitu dengan cara tes agglutination slide dengan Vi antiserum.
Kuman Salmonella di usus halus melakukan penetrasi ke dalam epitel, kuman terus
melalui lapisan epitel masuk ke dalam jaringan sub epitel sampai di lamina propia. Mekanisme
biokimia pada saat penetrasi tidak diketahui dengan jelas, tetapi tampak proses yang menyerupai
fagositosis.
Salmonellosis adalah istilah yang menunjukan adanya infeksi oleh kuman Salmonella.
Manifestasi klinik Salmoneliosis pada manusia dapat dibagi dalam 4 sindro, yaitu :
1. gastroenteritis atau yang dikenal sebagai keracunan makanan
2. demam tifoid
3. bakteriemia – septicemia
4. carries yang asimtopatik
Diagnosis lab. Ada 3 metode yaitu:
- Diagnosis mikrobiologik/pembiakan kuman
- Diagnosis serologic
- Diagnosis klinik
Penuntun Praktikum Bakteriologi-III 64
Metode diagnosis mikrobiologik adalah metode yang paling spesifik dan lebih dari 90%
penderita yang tidak diobati, kultur darahnya positif dalam minggu pertama. Hasil ini menurun
drastic setelah pemakaian obat antibiotika, di mana hasil positif menjadi 40%. Meskipun demikian
kultur sumsum tulang tetap menunjukkan hasil yang tinggi yaitu 90% positif. Pada minggu-minggu
selanjutnya hasil kultur darah menurun, tetapi kultur tinja dan kultur urin meningkat yaitu 85%
dan 25% berturut-turut positif pada minggu ke 3 dan ke 4. Organisme dalam tinja masih dapat
ditemukan selama 3 bulan dari 90% penderita dan kira-kira 3% penderita tetap mengeluarkan
kuman S. typhi dalam tinjanya untuk jangka waktu yang lama. Dapat terjadi seorang carrier lebih
banyak terjadi pada orang dewasa dari pada anak-anak dan lebih sering mengenai wanita dari
pada laki-laki.
Diagnosis serologic tergantung pada antibody yang timbul terhadap antigen O dan H,
yang dapat dideteksi dengan reaksi aglutinasi (tes widal). Antibody terhadap Ag O dari grup D
timbul dalam minggu pertama sakit dan mencapai puncaknya pada minggu ketiga dan keempat
yang akan menurun setelah 9 bulan sampai 1 tahun. Titer agglutinin 1/200 atau kenaikan titer lebih
dari 4 X berarti tes widal positif, hal ini menunjukkan adanya infeksi akut S. typhi.
Antibody tehadap antigen flagel meninggi titernya setelah minggu pertama dan
mencapai puncaknya pada minggu ke 4 sampai ke 6, dan titernya tetap tinggi selama bertahun-
tahun. Ditemukannya titer antibody flagel yang tinggi tidak berarti ada infeksi yang akut. Factor-
faktor yang perlu diperhatikan yang mempengaruhi hasil tes Widal adalah : stadium penyakit,
vaksinasi, reaksi anamnestik, daerah yang endemis, serta pengobatan.
MORFOLOGI : Gram (-) batang,tidak berspora, tidak berkapsul, bergerak aktif dengan flagella
peritrik
A. BAHAN PEMERIKSAAN
B. IDENTIFIKASI
b. Pemeriksaan mikroskopis dengan pengecatan Gram
c. Pembiakan
d. Biokimia test
C. MEDIA YANG DIGUNAKAN
1. MCA
2. EMBA
3. SSA
4. UJI BIOKIMIA (TSIA, SC, MR/VP,AP)
Hari 1 Specimen ditanam pada media MCA, EMBA, SSA, inkubasi 37°C,
selama 24 jam.
Hari 2 koloni tersangka di cat Gram, jika ditemukan ditanam pada
media TSI, SIM MEDIUM, SIMON CITRAT agar, inkubasi 37°C,
selama 24 jam.
Hari 3 diamati dan dicatat pertumbuhan media dan dilakukan test
koagulase. Oxidase, katalase, dan biokimia serta uji resistensi
HARI I
1. Pemeriksaan Mikroskopis
Bahan Pemeriksaan dibuat preparat kemudian diwarnai dengan pengecatan...............
Hasil Pewarnaan :
Bentuk : ___________________
Susunan : ___________________
Tersangka : __________________
2. Isolasi
Bahan Pemeriksaan ditanam pada media :
a. _________________________________
b._________________________________
c _________________________________
d _________________________________
HARI II
Pengamatan Koloni
Media :_________ Media :__________ Media :__________
Bentuk Koloni :
Warna Koloni :
Elevasi :
Sifat :
1. Uji Biokimia
a. Uji Gula-Gula
Kesimpulan :
DISKUSI/PERMASALAHAN :
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
------------------------------------------------------
(________________________________) (_____________________________)
PENDAHULUAN
Shigella adalah kuman pathogen usus yang telah lama dikenal sebagai penyebab
penyakit disentri basiler. Berada dalam tribe Esherichiaceae karena sifat genetik yang saling
berhubungan, tetapi dimasukkan dalam genus tersendiri yaitu genus shigella karena gejala klinis
yang disebabkannya bersifat khas. Spesies yag penting yaitu : Sh.dysenteriae, Sh. flexneri,
Sh.boydii dan Sh. Sonnei.
Kuman ini berbentuk batang,ukuran 0,5-0,7μm x 2-3 μm, pada pewarnaan gram bersifat
negatif, tidak berflagel. Bila ditanam pada agar SS, MC, Endo, EMB, koloni kuman bersifat kecil,
halus, tidak berwarna.
Sifat pertumbuhan adalah aerob dan fakultatif anaerob, pH pertumbuhan 6,4-7,8, suhu
pertumbuhan optimum 370C, kecuali S.sonnei dapat tumbuh pada 450C. sifat biokimia yang khas
adalah tidak meragi adonitol, tidak membentuk gas pada fermentasi glukosa, tidak membentuk
H2S kecuali S. flexneri, negative terhadap sitrat, DNAse,
lisin,fenilalanin,sukrosa,urease,VP,manitol,laktosa kecuali S. sonnei meragi laktosa secara lambat,
manitol,xylosa dan negative pada tes motilitas.
Grup antigen O A B C D
Fermentasi manit - + + +
Jordans tertrate V - - +
Rabinosa dengan - V - V
pengeraman yang
diperpanjang
Bahan pemeriksaan yang paling baik untuk diagnosis etiologic shigella adalah usap dubur
atau diambil dari tukak pada mukosa usus pada saat sedang dilakukannya pemeriksaan
sigmoidoskopi. Bahan pemeriksaan lainnya adalah tinja segar, dalam hal ini harus diperhatikan
bahwa kuman shigella hidupnya singkat sekali dan peka terhadap asam-asam yang ada di dalam
tinja, sehingga jarak waktu sejak pengambilan bahan pemeriksaan sampel sampai penanaman di
lab. harus sesingkat mungkin. Dalam keadaan dimana specimen tidak dapat dikirim secepatnya ke
lab. sebaiknya digunakan medium transpor identifikasi kuman dilakukan secara biokimia dan
serologik.
A. BAHAN PEMERIKSAAN
Tinja,rectal swab,makanan,minuman
B. IDENTIFIKASI
1. Pemeriksaan mikroskopis dengan pengecatan gram
2. Pembiakan
3. Biokimia test
D. CARA KERJA
Hari I specimen ditanam pada media MCA, EMBA, SSA, inkubasi 370c,
24 jam
Hari II koloni tersngka di cat gram, jika ditemukan ditanam pada media
TSI,SIM,MEDIUM,SIMON CITRAT agar, inkubasi 370c, 24 jam
Hari III Diamati dan dicatat pertumbuhan media dan dilakukan, katalase
Catalase test - + + + + + + +
HARI I
1. Pemeriksaan Mikroskopis
Bahan Pemeriksaan dibuat preparat kemudian diwarnai dengan pengecatan...............
Hasil Pewarnaan :
Bentuk : ___________________
Susunan : ___________________
Tersangka : __________________
2. Isolasi
Bahan Pemeriksaan ditanam pada media :
a. _________________________________
b._________________________________
c. _________________________________
d. _________________________________
HARI II
Pengamatan Koloni
Media :_________ Media :__________ Media :__________
Bentuk Koloni :
Warna Koloni :
Elevasi :
Sifat :
1. Uji Biokimia
a. Uji Gula-Gula
Kesimpulan :
DISKUSI/PERMASALAHAN :
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
------------------------------------------------------
(________________________________) (_____________________________)
Pengaruh antimikroba yaitu pengukuran kemampuan obat antimikroba atau obat kimia dalam
menghambat atau membunuh pertumbuhan bakteri secara invitro.
Cara pemeriksaan
HARI I
1. Pengisolasian sampel terhadap antimikroba
Sampel yang digunakan :…………………………………………….
Antibiotik yang digunakan :………………………………………..
Metode yang digunakan :……………………………………………
2. Isolasi
HARI II
Pengamatan hasil
Kesimpulan :
DISKUSI/PERMASALAHAN :
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
------------------------------------------------------
(________________________________) (_____________________________)
Minimal inhibiton consertration = kadar terendah antibiotika dan obat-obat kimia yang masih
mampu menghambat pertumbuhan bakteri.
SPESIMEN
METHODE PEMERIKSAAN
A. Broth Dilution :
Obatnya diencerkan dengan kaldu yang ditumbuhi bakteri yang diperiksa. Umumnya
untuk bakteri yang mudah tumbuh atau cepat tumbuh. Sederetan obat yang berbeda
untuk 1 specimen bakteri.
4. Kadar akhir setelah ditambahkan kultur bakteri sama banyaknya menjadi setengah.
1. Satu jenis obat yang digunakan dibuat larutan dengan pelarutnya sehingga diperoleh
kadar tertentu misalnya 100 mcg / ml.
2. Disediakan beberapa masing – masing dkitambahkan larutan obat tersebut dengan
volume yang berbeda – beda, campuran ini dituang didalam petridisch steril.
NAMA PRAKTIKAN :
TANGGAL :
BAHAN :
HARI I
HARI II
HARI III
HASIL :
KESIMPULAN:
DOSEN PEMBIMBING : TT
1. MEDIA
a. Media Gula – gula Peptone 1 gr, NaCl 0,5 gr, aquadest 100 ml,
Indicator Phenol Red 0,2 % 1 ml, karbohidrat
1 gr (Glukosa, Laktosa, Manit, Maltosa,
Sakarose), masukan dalam tabung reaksi @
8 ml + tabung Durham, steril diautoclave 121
o
C 15 menit.
b. Air pepton / peptone water Peptone 1 gr, NaCl 0,5 gr, aquadest 100 ml,
steril diautoclave 121 oC 15 menit.
c. Media untuk indol / air peptone tanpa Peptone 1 gr, NaCl 0,5 gr, aquadest 100 ml,
glukosa steril diautoclave 121 oC 15 menit.
d. Media untuk MR dan VP / air peptone Peptone 1 gr, NaCl 0,5 gr, aquadest 100 ml,
10 ml (Glukosa 5 gr dalam 100 ml aquadest)
steril diautoclave 121 oC 15 menit.
e. Blood Agar Plate Dibuat media nutrient agar sesuai dengan
petunjuk pada kemasan media, kemudia
disteril diautoclave, didinginkan hingga
suhu 45 oC, lalu tambahkan darah gol O
sebanya 5 % atau dapat juga menggunakan
darah domba steril dari volume media yang
dibuat, dicampur rata, kemudian dituang
kedalam petridish steril + 15 ml atau
ketebalan medai 4 mm, dapat disimpan
tidak lebih dari 1 minggu.
2. REAGENSIA
1. Reagen Kovach Paradimethilaminobenzaldehida 2 gr,
butanol 75 ml, HCl pekat 25 ml, larutkan
aldehide dalam alkohol, kemudian asam
pekat dengan hati – hati, masukan dalam
botol coklat atau
paradimethylaminobenzaldehide 5 gr,
amylalkohol / isoamylalkohol 75 ml, HCl
pekat 25 ml.
2. Reagen Erlich Paradimethylaminobenzaldehide 2 gr,
ethanol 95 % 190 ml, HCl pekat 40 ml,
larutkan aldehide dalam alkohol, kemudian
asam pekat dengan hati-hati, masukan dalam
botol coklat.
3. Reagen Methyl Red Methyl Red 0,4 gr, aquadest 100 ml.
4. Reagen Voges – Proskouer VP I : alpha-naphtol 5 gr, ethanol 95 % 100 ml
VP II: KOH 40 gr, aquadest 100 ml, hati – hati
sewaktu membuat reagen KOH karena
campuran ini bersifat panas.