Anda di halaman 1dari 96

PENUNTUN PRAKTIKUM

BAKTERIOLOGI III

Nama :…………………………………………………
Kelompok : …………………………………………..

Prodi Teknologi Laboratorium Medis


Poltekkes Kemenkes Kupang
2021
VISI, MISI DAN TUJUAN PRODI TLM
POLTEKKES KEMENKES KUPANG

Visi yang ditetapkan oleh Prodi TLM, yaitu “Menjadi Program STudi D3 Teknologi
Laboratorium Medis yang mandiri dan berkarakter serta unggul dalam pemeriksaan
penyakit tropis tahun 2023”.

Untuk mencapai visi tersebut, maka ditetapkan beberapa misi yang harus dilaksanakan
yaitu:
1. Menyelenggarakan pendidikan berkualitas yang unggul di bidang pemeriksaan
penyakit tropis.
2. Melaksanakan penelitian yang bermanfaat bagi pengembangan diagnostik dan
pemecahan masalah kesehatan masyarakat khususnya penyakit tropis.
3. Melaksanakan pengabdian kepada masyarakat berbasis hasil penelitian khususnya
di bidang penyakit tropis.
4. Mengembangkan kemitraan dalam pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi.

Pencapaian visi dan terwujudnya misi dilakukan dengan menetapkan beberapa


tujuan, yaitu:
1. Menghasilkan lulusan ahli madya teknologi laboratorium medis yang mandiri dan
berkarakter serta unggul di bidang pemeriksaan penyakit tropis.
2. Menghasilkan penelitian dan publikasi yang bermanfaat bagi pengembangan
diagnostik serta pemecahan masalah kesehatan masyarakat khususnya penyakit
tropis.
3. Menghasilkan kegiatan pengabdian berbasis penelitian di bidang penyakit tropis dan
publikasi hasil pengabdian.
4. Terlaksananya kegiatan kerjasama dengan institusi dalam dan luar negeri untuk
pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi.
KATA SAMBUTAN
KETUA PRODI TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS
POLITEKNIK KEMENKES KUPANG

Dalam rangka upaya pemenuhan kebutuhan proses belajar mengajar pada institusi Prodi Teknologi
Laboratorium Medis Politeknik Kemenkkes Kupang ,khususnya dalam mata kuliah Praktikum Bakteriologi
III maka penyediaan buku-buku pustaka maupun panduan yang diperlukan dalam rangka peningkatan
proses kegiatan belajar mengajar menjadi bagian yang sangat penting dan perlu mendapat perhatian
dalam pengadaannya.

Praktikum Bakteriologi III adalah kesinambungan dan bagian tak terpisahkan dari Praktikum
Bakteriologi I dan II pada semester sebelumnya. Mata Kuliah ini merupakan mata kuliah Keahlian Berkarya
(MKB) dan salah satu unit mata kuliah yang diujikan pada ujian Nasional Kompetensi. Harapan saya,
pedoman praktikum ini akan membantu penyerapan materi khususnya dan memperlancar jalannya
praktikum. Selain itu juga dalam rangka mempersiapkan diri menyambut Ujian Kompetensi.

Saya selaku Ketua Prodi Teknologi Laboratorium Medis Poltekkes Kemenkkes Kupang menyambut
gembira atas tersusunnya Penuntun Praktikum Bakteriologi III ini . Semoga bisa menjadi bahan pendorong
semangat untuk para penyusun dan mahasiswa serta menjadi bahan kajian mata kuliah praktikum lainnya.

Kupang, Maret 2021

Ketua Prodi Teknologi Laboratorium Medis

Agustina W. Djuma. S.Pd., M.Sc


NIP. 197308011993032001
DAFTAR ISI
Kata Hal
Pengantar……………………………………………………………………………… 2
Daftar Isi………………………………………………………………………………... 3
Kontrak Perkuliahan……………………………………………………………….….. 4
Pembagian Kelompok …………………………………………………………………. 12
Jadwal Praktikum………………………………………………………………………. 13
Praktikum I Pemeriksaan Escherchia Coli…………………………………………….. 14
Praktikum II Pemeriksaan Klebsiella Sp……………………………………………….. 23
Praktikum III Pemeriksaan Staphylococcus Sp……………………………………….. 31
Praktikum IV Pemeriksaan Streptococcus Sp………………………………………… 40
Praktikum V Pemeriksaan Pseudomonas aeruginosa……………………………….. 49
Praktikum VI Pemeriksaan Salmonella Sp……………………………………………. 53
Praktikum VII Pemeriksaan Shigella Sp……………………………………………….. 61
Praktikum VIII Pemeriksaaan Pengaruh Antimikroba………………………………… 69
Praktikum IX Pemeriksaan Minimal Inhibition Concentration (MIC)………………… 77
Pembuatan Media Reagensia…………………………………………………………. 80
KONTRAK PERKULIAHAN
NAMA MATA KULIAH : BAKTERIOLOGI III (Praktikum)
KODE/JUMLAH SKS : TLM 214 / 2 SKS
PENEMPATAN : SEMESTER IV
NAMA DOSEN : 1. Ni Made Susilawai,S.Si,M.Si
2. Yoan Novicadlitha,A.Md.AK
3. Yustina K. Wawo Aja, S.ST
4. Neiny P. Foekh, S.ST., M.Biomed
HARI/JAM PERTEMUAN : Selasa, 08.00 – 11.50 Tingkat II B
Selasa, 13.00 – 15.50 Tingkat II A
Rabu, 08.00 – 11.50 Tingkat II A

Rabu , 13.00 – 15.50 Tingkat II B

1. Manfaat Mata Kuliah


Mata kuliah ini merupakan mata kuliah keahlian Berkarya (MKB) yang merupakan materi
bakteriologi yang terakhir didapatkan setelah melalui Bakteriolgi I dan II. Dengan mempelajari
mata kuliah ini mahasiswa dapat mengetahui prinsip pemeriksaan dan identifikasi Bakteri
Klinik, meliputi pemilihan specimen, metode diagnostik yang tepat, yakni kultur, mikroskopis,
serologi, uji biokimia dan sensitivitas bakteri.
2. Deskripsi Mata Kuliah
Mata Kuliah ini membahas secara rinci tentang sifat-sifat bakteri patogen yang penting dalam
kesehatan (klinis, air makanan dan minuman) dan hubungannya dengan manusia, cara
penularannya, cara pencegahannya dan cara diagnosis laboratorium, memberikan
pengetahuan, praktek dan keterampilan yang digunakan dalam identifikasi mikroorganisme
yang berasal dari sampel biologis, air, makanan dan minuman.
3. Tujuan Mata Kuliah
Setelah menyelesaikan mata kuliah ini mahasiswa dapat memahami sampel mikrobiologi,
penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri, melakukan pengambilan penanganan bahan
pemeriksaan dengan baik dan benar, mampu melakukan isolasi dan identifikasi bakteri dan
bahan pemeriksaan urine, feses, darah, hapus tenggorak, hapus vagina, sputum dan bahan
pemeriksaan lainnya, mampu melakukan uji sensitivitas antibiotika, mampu melakukan uji
antimikrobakterial, mampu melakukan pemeriksaan bakteriologi dari bahan pemeriksaan air,
makanan dan minuman, menerapkan konsep K3 dalam melaksanakan praktek bakteriologi,
menerapkan konsep good laboratory practies dalam praktik dilaboratorium bakteriologi.
4. Kompetensi Mata Kuliah
4.1. Standar Kompetensi

No Tahun Ke Nama Unit Kompetensi

27 II Mencatat dan memproses data

28 II Menjalankan rencana kerja yang telah ditetapkan

33 II Melakukan pemeriksaan mikrobiologi (air, makanan)

34 II Melakukan pemeriksaan mikrobiologi (patologi)

44 II Melakukan pemeriksaan Bakteriologi Klinik

5. Strategi Perkuliahan
Bentuk aktifitas proses belajar mengajar berupa kuliah tatap muka/ceramah, diskusi,
penugasan mandiri, studi kasus, PBL, CTL, praktik serta kegiatan kokurikuler lain yang
mendukung proses pencapaian kompetensi peserta didik.

6. Organisasi Materi

Pemeriksaan Bakteri

Identifikasi Mikroskopis Identifikasi Uji Biokimia Uji sensitivitas bakteri

Identifikasi Kultur Identifikasi Serologi

7. Jadwal Praktikum
NO HARI/TGL Topik Substansi Metode
1 SELASA , 9 Pendahuluan pembagian Aturan, topik dan tugas Diskusi
MARET 2021 kelompok, kontrak praktikum
perkuliahan
2 SELASA, 18 Pemeriksaan Escherichia Pengambilan, penanganan Praktikum
MARET 2021 coli dan penanaman sampel.
Pemeriksaan Klebsiella Sp Interpretasi Hasil
Pemeriksaaan, Uji Biokimia
3 SELASA, 25 Pemeriksaan
MARET 2021 Staphylococcus Sp dan
Streptococcus Sp
4 6 April 2021 Praktikum
& 14 APRIL Ujian Tengah Semester &
2021 REMEDIAL
5 SELASA, 20 Pemeriksaan Salmonella Pengambilan, penanganan Praktikum
APRIL 2021 Sp dan Shigella Sp dan penanaman sampel.
Interpretasi Hasil
Pemeriksaaan Uji Biokimia
6 SELASA, 27 Pemeriksaan pengaruh Pengambilan, penanganan Praktikum
APRIL 2021 Antimikroba dan penanaman sampel.
Interpretasi Hasil
Uji pengaruh antimikroba/
Uji sensitivitas
7 SELASA, 4 Pemeriksaan Daya Praktikum
MEI 2021 Hambat minimal ( Minimal Uji daya hambat minimal
Inhibition Consentration
8 SELASA, 11 Pemeriksaan Pengambilan, penanganan Praktikum
MEI 2021 Pseudomonas Sp dan penanaman sampel,
Pemeriksaan Proteus Sp, intrepretasi hasil dan uji
Vibrio cholera biokimia.
9 19 MEI 2021 Praktikum

& Ujian Akhir Semester &


REMEDIAL
2 JUNI 2021

8. Bahan Bacaan
a. Dr.Indan Entjang , “Mikrobiologi dan Parasitologi”,Citra Aditya Bakti,Bandung.
b. Jawetz,Melnick&Adelberg,2008,”Mikrobiologi Kedokteran”, Edisi 23,Penerbit Buku
Kedokteran,EGC
c. DR. Maksum Radji, M.Biomed .”Buku Ajar Mikrobiologi Panduan Mahasiswa
Farmasi dan Kedokteran “,Penerbit Buku Kedokteran,EGC.
d. Cappuccino James,2013”Manual Laboratorium Mikrobiologi’’Edisi 8 ,Penerbit Buku
Kedokteran,EGC.
e. Achmad, H., 2001. Kimia Larutan. Citra Aditya Jawetz, Melnick&Adelberg, 2008,
Mikrobiologi Kedokteran, Edisi 23, Penerbit Buku Kedokteran, EGC
f. Staf Pengajar FK Universitas Indonesia, “Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran”,
Universitas Indonesia, Binarupa Aksara Publisher, Jakarta.
g. R. A. V. Benn, “ Buku Saku Mikrobiologi dan Penyakit Infeksi” , Universitas
Indonesia, Binarupa Aksara Publisher, Jakarta. Universitas Indonesia, Binarupa
Aksara Publisher, Jakarta.
h. Toy, DeBord, Wanger, et all, “ case files Mikrobiologi”, Universitas Indonesia,
Binarupa Aksara Publisher, Jakarta.
i. David T Kingsburry, “Mikrobiologi disertai contoh kasus klinik”, Universitas
Indonesia, Binarupa Aksara Publisher, Jakarta
9. Tugas – Tugas
a. Tugas pendahuluan merupakan tugas mandiri akan ditentukan per topik/pertemuan.
b. Tugas kelompok akan diatur pada akhir praktikum.
c. Laporan praktikum per topik pemeriksaan diselesaikan pada minggu kedua setelah
intrepretasi hasil akhir.
10. Kriteria Penilaian :
Hasil pembelajaran dapat diukur dari evaluasi kemampuan mahasiswa yang diperoleh
selama proses pembelajaran. Komponen evaluasi meliputi pemahaman, kreativitas dan
kepemimpinan. Penilaian dilakukan pada setiap pertemuan, ujian tengah semester dan ujian
akhir semester.
a. Penilaian (assesment) Pembelajaran Praktek

Aspek Penilaian Unsur Penilaian Persentase


Pre test 20%
Nilai Harian 15 %
Tugas Pendahuluan 20%
Keterampilan 40%
Post Test 20%
Ujian Tengah Semester 35 %
Ujian Akhir Semester 35 %

Nilai Tugas Laporan Mingguan


Laporan Akhir 15 %

b. Hasil Nilai :

Nilai Absolut Angka Mutu Huruf Mutu Kualifikasi

79 – 100 3,51- 4,0 A Sangat Baik

68 - 78 2,75 – 3,50 B Baik

56 - 67 2,0 – 2,74 C Cukup

41 - 55 1,0 – 1,99 D Kurang

0 - 40 0 – 0,99 E Buruk

9. Tata Tertib Praktikum


1. Peserta didik wajib mengikuti praktikum untuk memenuhi semua kompetensi dengan
kehadiran 100%.
2. Peserta didik berhak memperoleh penjelasan dan fotocopy rencana pembelajaran
semester (RPS) dari pengampu/penanggung jawab mata kuliah.
3. Peserta didik wajib hadir di ruangan praktikum sebelum praktikum dimulai.
4. Peserta didik tidak diperkenankan praktek laboratorium apabila terlambat lebih dari 15
menit setelah praktek dimulai pada hari tersebut.
5. Keterlambatan sebanyak 3 kali secara kumulatif selama praktikum dikonversi menjadi 1
kali alpa.
6. Jika pembimbing praktek terlambat ≥ 15 menit, peserta didik dapat meninggalkan
laboratorium dan berhak mengisi absen, kecuali ada pemberitahuan sebelumnya dari
koordinator praktek.
7. Peserta didik berhak memperoleh asistensi atau penjelasan sebelum praktek dari
kordinator atau pembimbing sebelum praktek dimulai.
8. Selama berada di ruang laboratorium peserta didik wajib mengenakan APD yang
ditentukan serta menyiapkan segala peralatan dan bahan praktek yang telah
ditentukan oleh koordinator praktek.
9. Selama berada di ruang laboratorium peserta didik wanita wajib menggunakan jaring
rambut bagi yang berambut panjang dan bagi yang berponi menggunakan jepit
rambut.
10. Peserta didik wajib melaksanakan praktek sesuai dengan instruksi yang diberikan oleh
pembimbing praktek dan tidak diperkenankan melaksanakan praktek tanpa
pengawasan pembimbing praktek.
11. Bagi peserta didik yang melakukan kegiatan lain (mis: mengerjakan tugas matakuliah
lain, main HP, dll) selama praktek berlangsung dan mendapat teguran dari
pembimbing namun tidak mengindahkan teguran tersebut akan dikeluarkan dari
laboratorium dan dianggap alpa pada hari tersebut.
12. Selama berada di laboratorium peserta didik tidak diperkenankan untuk menggunakan
HP kecuali dengn ijin pembimbing praktek apabila diperlukan untuk dokumentasi
praktek.
13. Jika selama praktek berlangsung terjadi kerusakan alat maupun kecelakaan peserta
didik wajib segera melaporkan kejadian tersebut kepada pembimbing/koordinator
praktek.
14. Koordinator praktek atau pembimbing wajib melaksanakan pre test sebelum praktek
mulai atau post test setelah praktek selesai.
15. Peserta didik wajib membuat laporan atau jurnal untuk setiap materi praktek yang
telah dilaksanakan dan mengumpulkan kepada pembimbing setelah selesai jam
praktek.
16. Peserta didik yang kehadirannya tidak memenuhi syarat tidak diperkenakan UTS dan
UAS.
17. Peserta didik yang berhalangan hadir pada saat praktek karena sakit, ijin atau
menjalankan tugas dari institusi diwajibkan melaporkan ketidakhadirannya pada
kordinator praktek untuk mendapatkan praktek susulan diluar jadwal yang telah ada.
18. Apabila peserta didik tidak melaporkan diri dan mendapat penggantian praktek maka
yang bersangkutan tidak diperkenankan mengikuti UTS atau UAS.
19. Peserta didik diwajibkan mengikuti UTS dan UAS apabila berhalangan hadir maka harus
ada pemberitahuan secara tertulis pada koordinator praktek.
20. Peserta didik yang terlambat mengikuti UTS dan UAS diberi kesempatan mengikuti
ujian tanpa adanya tambahan waktu ujian.
21. Peserta didik yang ketahuan menyontek pada saat UTS atau UAS dinyatakan gagal
dengan nilai E.
22. Peserta didik yang ketahuan berkerjasama selama ujian akan mendapat pengurangan
nilai sebesar 25% pada nilai kumulatif UTS atau UAS.
23. Remedial dilakukan hanya 1 (satu) kali, untuk UTS/UAS jika nilai <60 dan
pelaksanaannya 1 minggu setelah UTS/UAS.
24. Ujian susulan bagi mahasiswa yang berhalangan hadir pada jadwal UTS atau UAS akan
dilaksanakan 1 minggu setelah UTS atau UAS berlangung.
25. Kewajiban mahasiswa/i :
- Membuat Jurnal Praktikum
- Menjaga semua barang-barang yang ada didalam laboratorium.
- Membawa keperluan praktikum ( APD, tabung reaksi 10 buah)
26. Kewajiban Kelompok :
- Membawa peralatan seperti spiritus, lampu Bunsen, kertas coklat, kapas non lemak,
korek api, sabun cuci alat, spon cuci, lap kain, sabun cuci tangan, kantong plastic, karet
gelang.
- Membersihkan laboratorium sesuai jadwal yang telah disepakati.
27. Pembagian pembuatan reagen dan media sesuai dengan pembagian kelompok.

Demikian kontrak perkuliahan ini dibuat dan telah disetujui , agar ditaati oleh semua pihak.

Koordinator Mahasiswa Tk II A Koordinator Mahasiswa Tk IIB

(…………………………………..) (…………………………………..)

Koordinator Mata Kuliah Mengetahui


Praktikum Bakteriologi III Ketua Prodi Teknologi Laboratorium Medis

( Ni Made Susilawati, S.Si., M.Si) (Agustina W. Djuma, S.Pd., M.Sc)


NIP. 197707301996032001 NIP.197308011993032001
DATA PEMBAGIAN KELOMPOK PRAKTIKUM BAKTERIOLOGI III
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS KUPANG
TA.2020 / 2021
TINGKAT II A /SEMESTER IV

KEL NAMA MAHASISWA KEL NAMA MAHASISWA


I 1 Ronaldus Savio Parjo II 1 Nimrod Awang
2 Melliyanto Tampani 2 Yustus Malle
3 Agnes A. Peni 3 Afli S. D. Alnabe
4 Angelita F Lewo Keda 4 Cindy M Baun
5 Eusebia T Nahak 5 Felencia A N Rae
6 Grace R A U Raing 6 Helda Kapeda Mareu
7 Jelin O. Boy 7 Julince K Landupari
8 Kristina Novita Iju 8 Mandre A N Luntar
9 Meyeske M M Tunga 9 Nathalia Y Dollu
10 Rani A. Abdullah 10 Ratih Rakmeni
11 Sri Martini U Sogar 11 Stefani Maria Tanesib
12 Veronika K Tea 12 Vivi A Manggoa
13 Yulia Uli Binu
III 1 Tito S Lona IV 1 Yaksem Y Ledoh
2 Amelia Djara Lede 2 Angel A. E. Seingo
3 Caicillia D P Bana 3 Arnaldo Ryski L. T
4 Desy Dian Nenotek 4 Ervinsia Jere
5 Fransiska Tefa 5 Frits Erens Mangi
6 Ikke G C Nakmofa 6 Imelda Neolaka
7 Keti Tania Ate 7 Kristianty A Hawula
8 Maria Tresia Waijawa 8 Marlen E A Halla
9 Orlan Resanti Selan 9 Putri Wildan E Lapu
10 Reisky Y Yuslam A 10 Salsabila M Putri
11 Susan C Chiquita 11 Theresia N D Lanang
12 Winnie D M Thalo 12 Yohana P Moron
13 Christy Yuniar Leo
TINGKAT II B /SEMESTER IV

KEL NAMA MAHASISWA KEL NAMA MAHASISWA


I 1 Fernando Gago II 1 Irvandi L. M. Benu
2 Wisdom U J I H Wali 2 Maleakhi Y.C Olla
3 Andreyanti G.M.D.Ole 3 Angel Yomima Tulle
4 Chesilya T Dengga 4 Desi A. Rohi
5 Eufrasia S Lagoset 5 Evi Fanya T M Coo
6 Grasela M.W. Gol 6 Helfrida Gaur
7 Klemensia A F Ibenge 7 Kristina N. Pio Soge
8 Maria Y Tutpai 8 Made Dwi Sakarwati
9 Michelle G Paais 9 Nevy Y Seran
10 Rambu D Anawaru 10 Rensiana Lay
11 Sri Wulan A Laudu 11 Sukmawati M Suan
12 Wilhelmina S Sani 12 Yemmima N Pekuwali
13 Dorotia Masi Daen 13 Gracia Hanoe
III 1 Kefly A Y Sikas IV 1 Paulus Abia Y Aulu
2 Agustina M.V.Saga 2 Alfonsa Erika Y .Mau
3 Arista Day Atajama 3 Bella Alviani Therik
4 Dorotea Daut 4 Emiliana Ruku
5 Gema M Berkanis 5 Glesdi L. Tnunay
6 Ilin A Putri Hudang 6 Jeni Kuku Yowa
7 Maria A Ewansari 7 Maria P. A. De Freitas
8 Marselina Sanbein 8 Mersiana Kono Feka
9 Nini Marwigia Gegi 9 Nuslyan D Nenobesi
10 Roselina M Astri Nao 10 Siti Nuraisah
11 Ulfiani A Safitri 11 Valentine Rami Bani
12 Yovita Rere 12 Yuni Elvira Seo

Jadwal Kegiatan Mingguan Praktikum

NO HARI/TGL Topik Substansi Metode


1 SELASA , 9 Pendahuluan pembagian Aturan, topik dan tugas Diskusi
MARET 2021 kelompok, kontrak praktikum
perkuliahan
2 SELASA, 18 Pemeriksaan Escherichia Pengambilan, penanganan Praktikum
MARET 2021 coli dan penanaman sampel.
Pemeriksaan Klebsiella Sp Interpretasi Hasil
Pemeriksaaan, Uji Biokimia
3 SELASA, 25 Pemeriksaan
MARET 2021 Staphylococcus Sp dan
Streptococcus Sp
4 6 April 2021 Praktikum
& 14 APRIL Ujian Tengah Semester &
2021 REMEDIAL

5 SELASA, 20 Pemeriksaan Salmonella Pengambilan, penanganan Praktikum


APRIL 2021 Sp dan Shigella Sp dan penanaman sampel.
Interpretasi Hasil
Pemeriksaaan Uji Biokimia
6 SELASA, 27 Pemeriksaan pengaruh Pengambilan, penanganan Praktikum
APRIL 2021 Antimikroba dan penanaman sampel.
Interpretasi Hasil
Uji pengaruh antimikroba/
Uji sensitivitas
7 SELASA, 4 Pemeriksaan Daya Praktikum
MEI 2021 Hambat minimal ( Minimal Uji daya hambat minimal
Inhibition Consentration
8 SELASA, 11 Pemeriksaan Pengambilan, penanganan Praktikum
MEI 2021 Pseudomonas Sp dan penanaman sampel,
Pemeriksaan Proteus Sp intrepretasi hasil dan uji
biokimia.
9 19 MEI 2021 Praktikum

& Ujian Akhir Semester &


REMEDIAL
2 JUNI 2021
PERSIAPAN, PENANGANAN DAN PENGIRIMAN
SAMPEL

SPESIMEN MACAM

Spesimen yang berasal dari manusia dapat berupa:

1. Serum 8. Sperma 12. Cairan pleura*

2. Plasma 9. Swab tenggorok 13. Cairan bronchus*

3. Darah (Whole 10. Swab rektum 13. Cairan acites*

Blood) 11. Sekret 16. Cairan otak*

4. Urin - Uretra 17. Bilasan lambung*

5. Tinja - Vagina 18. Sumsum tulang*

6. Dahak - Telinga 19. Kuku

7. Pus - Hidung 20. Rambut

- Mata 21. Kerokan kulit

22. Muntahan

Pengambilan tidak dilaksanakan di laboratorium


Sampel dapat diartikan sebagai bagian dari spesimen manusia atau dapat
berupa bahan pemeriksaan bersumber lingkungan (non klinis) misalnya: Sisa
makanan; sisa bahan Toksikologi;air, udara; makanan dan minuman; atau
usap alat makan, alat masak, alat medis dan lain-lain.

B. PERSIAPAN

Persiapan Pasien Secara Umum


Persiapan pasien untuk pengambilan spesimen pada keadaan basal:Untuk
pemeriksaan tertentu pasien harus puasa selama 8-12 jam sebelum diambil
darah Pengambilan spesimen sebaiknya pagi hari antara pukul 07.00 -09.00.
PENGAMBILAN
Peralatan
Secara umum peralatan yang digunakan harus memenuhi syarat-syarat:bersih.
kering. tidak mengandung bahan kimia atau deterjen. terbuat dari bahan yang
tidak mengubah zat-zat yang ada pada spesimen. mudah dicuci dari bekas
spesimen sebelumnya. pengambilan spesimen untuk pemeriksaan biakan harus
menggunakan peralatan yang steril. Pengambilan spesimen yang bersifat invasif
harus menggunakan peralatan yang steril dan sekali pakai buang.

Wadah
Wadah spesimen harus memenuhi syarat: terbuat dari gelas atau plastik. tidak
bocor atau tidak merembes.harus dapat ditutup rapat dengan tutup berulir.besar
wadah disesuaikan dengan volume spesimen, Bersih.kering.tidak mempengaruhi
sifat zat-zat dalam spesimen.tidak mengandung bahan kimia atau deterjen.untuk
pemeriksaan zat dalam spesimen yang mudah rusak atau terurai karena pengaruh
sinar matahari, maka perlu digunakan botol berwarna coklat (inaktinis).untuk
pemeriksaan biakan dan uji kepekaan kuman, wadah harus steril.Untuk wadah
spesimen urin, dahak, tinja sebaiknya menggunakan wadah yang bermulut lebar.

Antikoagulan dan Pengawet


Antikoagulan adalah zat kimia yang digunakan untuk mencegah sampel darah
membeku. Pengawet adalah zat kimia yang ditambahkan ke dalam sampel agar
analit yang akan diperiksa dapat dipertahankan kondisi dan jumlahnya untuk
kurun waktu tertentu.

Beberapa spesimen memerlukan bahan tambahan berupa bahan pengawet atau


antikoagulan. Kesalahan dalam pemberian bahan tambahan tersebut dapat
mempengaruhi hasil pemeriksaan. Bahan tambahan yang dipakai harus
memenuhi persyaratan yaitu tidak mengganggu atau mengubah kadar zat yang
akan diperiksa.

Waktu

Pada umumnya pengambilan spesimen dilakukan pada pagi hari, terutama


untuk pemeriksaan kimia klinik, hematologi, dan imunologi karena umumnya
nilai normal ditetapkan pada keadaan basal. Namun ada beberapa pemeriksaan
yang waktu pengambilan spesimennya harus disesuaikan dengan perjalanan
penyakit dan fluktuasi harian, misalnya:

Demam tifoid ;Untuk pemeriksaan biakan darah, paling baik


dilakukan pada minggu I atau II sakit, sedangkan biakan urin atau tinja dilakukan
pada minggu II atau III.Untuk pemeriksaan Widal dilakukan pada fase akut dan
penyembuhan.Pemeriksaan biakan dan uji kepekaan kuman. Spesimen harus diambil
sebelum pemberian antibiotika.
Pemeriksaan Gonorrhoe :Untuk menemukan kuman gonorrhoe, pengambilan
sekret uretra sebaiknya dilakukan 2 jam setelah buang air kecil yang terakhir.
Pemeriksaan mikrofilaria : Untuk menemukan parasit mikrofilaria dalam
darah, pengambilan darah sebaiknya dilakukan pada waktu malam (antara jam
20-23).
Pemeriksaan tuberkulosis : Dahak diambil pada pagi hari segera setelah pasien
bangun tidur memungkinkan ditemukan kuman M tuberkulosis lebih besar
dibandingkan dengan dahak sewaktu.
Pemeriksaan narkoba : Pemeriksaan darah dan urin untuk deteksi
morfin,ganja dan lain-lain dipengaruhi oleh waktu /lama sejak mengonsumsi.

Lokasi
Sebelum mengambil spesimen, harus ditetapkan terlebih dahulu lokasi
pengambilan yang tepat sesuai dengan jenis pemeriksaan yang diminta, misalnya:

Spesimen untuk pemeriksaan yang menggunakan darah vena umumnya diambil


dari vena cubiti daerah siku. Spesimen darah arteri umumnya diambil dari arteri
radialis di pergelangan tangan atau arteri femoralis di daerah lipat paha.
Spesimen darah kapiler diambil dari ujung jari tengah tangan atau jari manis
tangan bagian tepi atau pada daerah tumit 1/3 bagian tepi telapak kaki atau
cuping telinga pada bayi. Tempat yang dipilih tidak boleh memperlihatkan
gangguan peredaran darah seperti "cyanosis" atau pucat dan pengambilan tidak
boleh di lengan yang sedang terpasang infus.

Spesimen untuk pemeriksaan biakan, harus diambil di tempat yang sedang


mengalami infeksi, kecuali darah dan cairan otak. Lokasi pengambilan darah
untuk pemeriksaan:
mikrofilaria: sampel diambil dari darah kapiler (jari tangan). atau darah vena
dengan anti koagulan.
gas darah: sampel berupa darah heparin yang diambil dari pembuluh arteri.
Teknik
Pengambilan spesimen harus dilaksanakan dengan cara yang benar, agar
spesimen tersebut mewakili keadaan yang sebenarnya. Teknik
pengambilan untuk beberapa spesimen yang sering diperiksa.

Darah Vena (dengan cara plebotomi/menggunakan tabung vakum)


Posisi pasien duduk atau berbaring dengan posisi lengan pasien harus
lurus, jangan membengkokkan siku. Pilih lengan yang banyak
melakukan aktivitas.
Pasien diminta untuk mengepalkan tangan

Pasang "torniquet"± 10 cm di atas lipat siku

Pilih bagian vena mediana cubiti

Bersihkan kulit pada bagian yang akan diambil darahnya dengan alkohol
70% dan biarkan kering untuk mencegah terjadinya hemolisis dan rasa
terbakar. Kulit yang sudah dibersihkan jangan dipegang lagi.Tusuk
bagian vena tadi dengan jarum, lubang jarum menghadap ke atas dengan
sudut kemiringan antara jarum dan kulit 15 derajat, tekan tabung
vakum sehingga darah terisap ke dalam tabung. Bila jarum berhasil
masuk vena, akan terlihat darah masuk dalam semprit. Selanjutnya
lepas torniquet dan pasien diminta lepaskan kepalan tangan. Biarkan
darah mengalir ke dalam tabung sampai selesai. Apabila dibutuhkan
darah dengan antikoagulan yang berbeda dan volume yang lebih banyak,
digunakan tabung vakum yang lain. Tarik jarum dan letakkan kapas
alkohol 70 % pada bekas tusukan untuk menekan bagian tersebut
selama ± 2 menit. Setelah darah berhenti, plester bagian ini selama ± 15
menit. Tabung vakum yang berisi darah dibolak-balik kurang lebih 5 kali
agar bercampur dengan antikoagulan.
Kesalahan-kesalahan dalam pengambilan darah vena:

Mengenakan torniquet terlalu lama dan terlalu keras sehingga


mengakibatkan terjadinya hemokonsentrasi.
Kulit yang ditusuk masih basah oleh alkohol.
Jarum dilepaskan sebelum tabung vakum terisi penuh, sehingga
mengakibatkan masuknya udara ke dalam tabung dan merusak sel
darah merah.
Mengocok tabung vakum dapat mengakibatkan hemolisis.

Darah kapiler
Bersihkan bagian yang akan ditusuk dengan alkohol 70 % dan biarkan
sampai kering lagi.
Peganglah bagian tersebut supaya tidak bergerak dan tekan sedikit
supaya rasa nyeri berkurang.Tusuklah dengan cepat memakai lanset

Penuntun Praktikum Bakteriologi-III 17


steril. Pada jari tusuklah dengan arah tegak lurus pada garis-garis sidik
kulit jari, jangan sejajar dengan itu. Pada daun telinga tusuklah
pinggirnya, jangan sisinya.Tusukan harus cukup dalam supaya darah
mudah keluar, jangan menekan-nekan jari atau telinga untuk mendapat
cukup darah. Darah yang diperas keluar semacam itu telah bercampur
dengan cairan jaringan sehingga menjadi encer dan menyebabkan
kesalahan dalam pemeriksaan.Buanglah tetes darah yang pertama keluar
dengan memakai segumpal kapas kering, tetes darah berikutnya boleh
dipakai untuk pemeriksaan.
Kesalahan-kesalahan dalam pengambilan darah kapiler:

Mengambil darah dari tempat yang memperlihatkan adanya gangguan


peredaran darah seperti vasokontriksi (pucat), vasodilatasi (oleh radang,
trauma, dsb), kongesti atau cyanosis setempat.
Tusukan yang kurang dalam sehingga darah harus diperas-peras keluar.
Kulit yang ditusuk masih basah oleh alkohol. Bukan saja darah itu
diencerkan, tetapi darah juga melebar di atas kulit sehingga sitkar diisap
ke dalam pipet.
Tetes darah pertama dipakai untuk pemeriksaan.
Terjadi bekuan pada tetes darah karena terlalu lambat bekerja.

Urin
Pada wanita
Pada pengambilan spesimen urin porsi tengah yang dilakukan oleh
penderita sendiri, sebelumnya harus diberikan penjelasan sebagai
berikut: Penderita harus mencuci tangan memakai sabun kemudian
dikeringkan dengan handuk.Tanggalkan pakaian dalam, lebarkan labia
dengan satu tangan. Bersihkan labia dan vulva menggunakan kasa steril
dengan arah dari depan ke belakang. Bilas dengan air hangat dan
keringkan dengan kasa steril yang lain, Selama proses ini berlangsung,
keluarkan urin, aliran urin yang pertama keluar dibuang. Aliran urin
selanjutnya ditampung dalam wadah yang sudah disediakan. Hindari
urin mengenai lapisan tepi wadah. Pengumpulan urin selesai sebelum
aliran urin habis. Wadah ditutup rapat dan segera dikirimkan ke
laboratorium.

Pada laki-laki
Penderita harus mencuci tangan memakai sabun. Jika tidak disunat tarik
kulit preputium ke belakang, keluarkan urin, aliran yang pertama keluar
dibuang, aliran urin selanjutnya ditampung dalam wadah yang sudah
disediakan. Hindari urin mengenai lapisan tepi wadah. Pengumpulan urin
selesai sebelum aliran urin habis. Wadah ditutup rapat dan segera dikirim
ke laboratorium.

Penuntun Praktikum Bakteriologi-III 18


Pada bayi dan anak-anak
Penderita sebelumnya diberi minum untuk memudahkan buang air kecil.
Bersihkan alat genital seperti yang telah diterangkan di atas.
Pengambilan urin dilakukan dengan cara: Anak duduk di pangkuan
perawat. Pengaruhi anak untuk mengeluarkan urin, tampung urin dalam
wadah atau kantung plastik steril. Bayi dipasang kantung penampung urin
pada alat genital.

Urin Kateter
Lakukan disinfeksi dengan alkohol 70 % pada bagian selang kateter yang
terbuat dari karet (jangan bagian yang terbuat dari plastik). Aspirasi urin
dengan menggunakan samprit sebanyak kurang lebih 10 ml. Masukkan
ke dalam wadah steril dan tutup rapat. Kirimkan segera ke laboratorium.
Urin aspirasi suprapubik
Urin aspirasi suprapubik harus dilakukan pada kandung kemih yang
penuh. Lakukan desinfeksi kulit di daerah suprapubik dengan Povidone
Iodine 10%, kemudian bersihkan sisa povidone iodine dengan kapas
alkohol 70%. Aspirasi urin tepat di titik suprapubik menggunakan
semprit Ambil urin sebanyak kurang lebih 20 ml dengan cara aseptik
(dilakukan oleh petugas yang berwenang). Masukkan ke dalam wadah
steril dan tutup rapat. Kirimkan segera ke laboratorium.

Catatan: untuk pemeriksaan narkoba urin pengambilan sampel harus


disaksikan oleh petugas sesuai jenis kelamin.

Tinja
Tinja untuk pemeriksaan sebaiknya yang berasal dari defekasi spontan
(tanpa bantuan obat pencahar), jika pemeriksaan sangat diperlukan,
dapat pula sampel tinja diambil dari rektum dengan cara colok dubur.

Dahak
Pasien diberi penjelasan mengenai pemeriksaan dan tindakan yang akan
dilakukan, dan dijelaskan perbedaan dahak dengan ludah. Bila pasien
mengalami kesulitan mengeluarkan dahak, pada malam hari sebelumnya
diminta minum teh manis atau diberi obat gliseril guayakolat 200 mg.
Sebelum pengambilan spesimen, pasien diminta untuk berkumur dengan
air. Bila memakai gigi palsu, sebaiknya dilepas. Pasien berdiri tegak atau
duduk tegak. Pasien diminta untuk menarik nafas dalam, 2-3 kali
kemudian keluarkan nafas bersamaan dengan batuk yang kuat dan
berulang kali sampai sputum keluar. Dahak yang dikeluarkan langsung
ditampung di dalam wadah, dengan cara mendekatkan wadah ke mulut.
Amati keadaan dahak. Dahak yang berkualitas baik akan tampak kental
purulen dengan volume cukup (3-5 ml). Tutup wadah dan segera kirim ke
laboratorium.

Penuntun Praktikum Bakteriologi-III 19


Sekret Uretra
Pasien diberi penjelasan mengenai tindakan yang akan dilakukan.
Petugas mengenakan sarung tangan . Bagi yang tidak disirkumsisi,
preputium ditarik ke arah pangkal.Bersihkan sekitar lubang kemaluan
dengan NaCI fisiologis steril, kemudian sekret dikeluarkan dengan
menekan atau mengurut uretra dari pangkal ke ujung. Sekret yang
keluar diambil dengan lidi kapas steril atau sengkelit. Apabila tidak ada
sekret yang keluar atau terlalu sedikit, masukkan sengkelit atau lidi
kapas steril berpenampang 2 mm kedalam uretra sedalam kira-kira 2-3
cm sambil diputar searah jarum jam, kemudian ditarik keluar. Sekret
diambil 2 kali yaitu untuk pemeriksaan mikroskopik dan untuk biakan.

Sekret Endoservik
Pasien diberi penjelasan mengenai tindakan yang akan dilakukan Pasien
berbaring telentang di atas kursi obstetrik dengan kedua lutut diletakkan
pada penyangganya. Petugas mengenakan sarung tangan. Spekulum
dibasahi dengan air hangat kemudian masukkan ke dalam vagina.
Masukkan lidi kapas steril ke dalam canalis cervicalis sedalam 2-3 cm,
putar searah jarum jam dan diamkan selama 5-10 detik supaya sekret
terserap oleh kapas kemudian keluarkan lidi kapas tanpa menyentuh
spekulum. Sekret diambil 2 kali yaitu untuk pemeriksaan mikroskopik
dan untuk biakan. Spekulum yang habis dipakai direndam dalam larutan
hipoklorit 0,1%. Apabila selaput dara masih utuh, tidak dilakukan
pengambilan sekret endoservik.

Sekret vagina
Pengambilan bahan pemeriksaan sama dengan sekret endoservik hanya
dilakukan pada fornix posterior.

Swab rektum
Pasien diberi penjelasan mengenai tindakan yang akan dilakukan. Pasien
dalam posisi menungging. Petugas mengenakan sarung tangan.
Masukkan lidi kapas steril sedalam 3 cm ke dalam saluran anal, putar
beberapa detik untuk mendapatkan sekret dari crypta di dalam lingkaran
anal.

Swab orofaring
Sekret diambil dari tonsil atau bagian posterior faring.

Pus dari luka purulen/ulcus


Pasien diberi penjelasan mengenai tindakan yang akan dilakukan.
Bersihkan luka dengan kain kasa yang telah dibasahi dengan NaCI
fisiologis sebanyak 3 kali untuk menghilangkan kotoran dan lapisan
eksudat yang mengering. Tanpa menyentuh bagian kapas buka kapas lidi
dari pembungkusnya kemudian usapkan bagian kapasnya pada

Penuntun Praktikum Bakteriologi-III 20


luka/ulcus tanpa menyentuh bagian tepi luka/ulcus. Lakukan sebanyak
2 kali dengan menggunakan 2 kapas lidi. Kapas lidi dapat langsung
diinokulasikan pada agar, atau dapat pula dimasukkan ke dalam tabung
media transpor. Patahkan tangkai lidi yang berada di luar tabung. Tutup
tabung dengan erat. Cantumkan identitas dengan jelas pada tabung dan
gunakan surat pengantar ke laboratorium.

Pus dari abses


Pasien diberi penjelasan mengenai tindakan yang akan dilakukan. Lakukan
tindakan disinfeksi dengan povidone iodine 10% di atas abses atau bagian
yang akan ditusuk/diinsisi. Bersihkan sisa povidone iodine dengan kapas
alkohol 70%. Tusukkan jarum dan hisap dengan semprit steril cairan
eksudat atau pus. Cabut jarum, dan tutup dengan kapas steril. Teteskan
cairan aspirasi eksudat/pus pada lidi kapas steril. Kapas lidi dapat
langsung diinokulasikan pada agar, atau dapat pula dimasukkan ke dalam
media transpor. Sisa eksudat/pus pada semprit dapat dimasukkan dalam
wadah steril dan dikirim ke laboratorium. Rendam sisa semprit yang tidak
terpakai lagi dalam larutan Natrium hipoklorit 0,1% selama 30 menit lalu
diautoklaf. Dapat juga dilakukan incisi pada abses dan dengan kapas lidi
steril usapkan bagian dasar abses. Kapas lidi dapat langsung
diinokulasikan pada agar, atau dapat pula dimasukkan dalam media
transpor.

Usap nasofaring
Penderita duduk (kalau anak-anak dipangku). Petugas berdiri di samping
penderita. Kepala ditegakkan dan tangan petugas memegang bagian
belakang kepala penderita. Masukkan lidi dacron ke dalam rongga hidung.
Posisi lidi tegak lurus. Panjang lidi yang masuk kira-kira ½ jarak ujung
hidung sampai telinga. Masukkan sampai menyentuh dinding belakang
nasofaring, kemudian tarik keluar. Masukkan lidi dacron kedalam media
transpor atau langsung tanam pada media isolasi (Agar Darah, Agar Thayer
Martin, Agar Cystin Tellurite) dan dibuat sediaan.

Swab tenggorok
Penderita duduk (kalau anak-anak dipangku). Penderita diminta membuka
mulut. Lidah ditekan dengan spatel lidah. Masukkan lidi kapas yang
sudah dibasahi dengan saline steril hingga menyentuh dinding
belakang faring, Usap ke kiri dan kanan dinding belakang faring dan tonsil
lalu tarik keluar dengan hati-hati tanpa menyentuh bagian mulut yang lain.
Masukkan lidi kapas ke dalam media transpor atau langsung tanam pada
media isolasi (Agar Darah, Agar Thayer Martin, Agar Cystin Tellurite) dan
dibuat sediaan.

PEMBERIAN IDENTITAS

Pemberian identitas pasien dan atau spesimen merupakan hal yang


penting, baik pada saat pengisian surat pengantar/formulir permintaan

Penuntun Praktikum Bakteriologi-III 21


pemeriksaan, pendaftaran, pengisian label wadah spesimen. Pada surat
pengantar/formulir permintaan pemeriksaan laboratorium sebaiknya
memuat secara lengkap: Tanggal permintaan, Tanggal dan jam
pengambilan spesimen, Identitas pasien (nama, umur, jenis kelamin,
alamat/ruang) termasuk rekam medik. Identitas pengirim (nama, alamat,
nomor telepon), Nomor laboratorium, Diagnosis/keterangan klinik, Obat-
obatan yang telah diberikan dan lama pemberian, Pemeriksaan
laboratorium yang diminta, Jenis spesimen, Lokasi pengambilan
spesimen, Volume spesimen,Transpor media/pengawet yang digunakan,
Nama pengambil spesimen.Informed concern

Label wadah spesimen yang akan dikirim atau diambil ke laboratorium


harus memuat: Tanggal pengambilan spesimen, Nama dan nomor Pasien,
Jenis spesimen

PENGOLAHAN
Beberapa contoh pengolahan spesimen seperti tercantum dibawah ini:

Darah (Whole Blood)


Darah yang diperoleh ditampung dalam tabung yang telah berisikan
antikoagulan yang sesuai, kemudian dihomogenisasi dengan cara
membolak-balik tabung kira-kira 10-12 kali secara perlahan-lahan dan
merata.

Serum

Biarkan darah membeku terlebih dahulu pada suhu kamar selama 20-30
menit, kemudian disentrifus 3000 rpm selama 5-15 menit. Pemisahan
serum dilakukan paling lambat dalam waktu 2 jam setelah pengambilan
spesimen. Serum yang memenuhi syarat harus tidak kelihatan merah
dan keruh (lipemik).

Plasma
Kocok darah EDTA atau sitrat dengan segera secara pelan-pelan.
Pemisahan plasma dilakukan dalam waktu 2 jam setelah pengambilan
spesimen. Plasma yang memenuhi syarat harus tidak kelihatan merah dan
keruh (lipemik).

Urin

Penuntun Praktikum Bakteriologi-III 22


Untuk uji carik celup, urin tidak perlu ada perlakuan khusus, kecuali
pemeriksaan harus segera dilakukan sebelum 1 jam, sedangkan untuk
pemeriksaan sedimen harus dilakukan pengolahan terlebih dahulu
dengan cara: Wadah urin digoyangkan agar memperoleh sampel yang
tercampur (homogen). Masukkan ±15 ml urin ke dalam tabung sentrifus.
Putar urin selama 5 menit pada 1500-2000 rpm. Buang supernatannya,
sisakan ± 1 ml, kocoklah tabung untuk meresuspensikan sedimen.
Suspensi sedimen ini sebaiknya diberi cat sternheimer-malbin untuk
menonjolkan unsur sedimen dan memperjelas strukturnya.

Dahak
Masukkan dahak ke dalam tabung steril yang berisi NaOH 4 % sama
banyak.kocok dengan baik.inkubasi pada suhu kamar (25 -30°C) selama
15 -20 menit dengan pengocokan teratur tiap 5 menit.Sentrifus tabung
dengan kecepatan tinggi selama 8-10 menit. Buang supernatan ke dalam
larutan lysol. Ambil endapannya untuk dilakukan pemeriksaan.

PENYIMPANAN DAN PENGIRIMAN SPESIMEN

Penyimpanan
Spesimen yang sudah diambil harus segera diperiksa, karena stabilitas
spesimen dapat berubah. Faktor-faktor yang mempengaruhi stabilitas
spesimen antara lain: Terjadi kontaminasi oleh kuman dan bahan kimia.
Terjadi metabolisme oleh sel-sel hidup pada spesimen. Terjadi
penguapan. Pengaruh suhu. Terkena paparan sinar matahari. Beberapa
spesimen yang tidak langsung diperiksa dapat disimpan dengan
memperhatikan jenis pemeriksaan yang akan diperiksa. Persyaratan
penyimpanan beberapa spesimen untuk beberapa pemeriksaan
laboratorium harus memperhatikan jenis spesimen,
antikoagulan/pengawet dan wadah serta stabilitasnya.

Beberapa cara penyimpanan spesimen: Disimpan pada suhu kamar.


Disimpan dalam lemari es dengan suhu 2 -8°C. Dibekukan suhu -20°C, -
70°C atau -120°C (jangan sampai terjadi beku ulang). Dapat diberikan
bahan pengawet. Penyimpanan spesimen darah sebaiknya dalam bentuk
serum atau lisat.

Pengiriman
Spesimen yang akan dikirim ke laboratorium lain (dirujuk), sebaiknya
dikirim dalam bentuk yang relatif stabil. Untuk itu perlu diperhatikan
persyaratan pengiriman spesimen antara lain: Waktu pengiriman jangan
melampaui masa stabilitas spesimen. Tidak terkena sinar matahari
langsung.

Penuntun Praktikum Bakteriologi-III 23


Kemasan harus memenuhi syarat keamanan kerja laboratorium
termasuk pemberian label yang bertuliskan "Bahan Pemeriksaan
Infeksius" atau "Bahan Pemeriksaan Berbahaya".
Suhu pengiriman harus memenuhi syarat.

Penggunaan media transpor untuk pemeriksaan mikrobiologi.

Penuntun Praktikum Bakteriologi-III 24


PERTEMUAN I
PEMERIKSAAN ESCHERICHIA COLI
PENDAHULUAN

E. coli adalah kuman opurtunis yang banyak ditemukan di dalam usus besar manusia
sebagai flora normal. Sifatnya unik karena dapat menyebabkan infeksi primer pada usus manusia
misalnya diare pada anak dan travelers diarrhea, seperti juga kemampuannya menimbulkan
infeksi pada jaringan tubuh lain di luar usus. Genus Escherichia terdiri dari 2 spesies yaitu : E. coli
dan E. hermanii.

Berbentuk batang pendek (kokobasil), Gram negatif, ukuran 0,4-0,7 um x 1,4 um,
sebagian besar gerak positif dan beberapa strain mempunyai kapsul. E. coli dapat tumbuh baik
pada hampir semua media yang dipakai dilaboratorium mikrobiologi; pada media yang
dipergunakan untuk isolasi kuman enterik, sebagian besar strain E. coli tumbuh sebagai koloni
yang meragikan Laktosa. E. coli bersifat mikroaerifilik. Beberapa strain bila ditanam pada Agar
Darah menunjukkan hemolosis tipe beta

Struktur antigen E. coli mempunyai Ag O, H, dan K. pada saat ini telah ditemukan 150 tipe
Ag O, 90 tipe Ag K dan 50 tipe Ag H. Antigen K dibedakan lagi berdasarkan sifat fisiknya menjadi 3
tipe yaitu : L, A dan B. Antigen kapsul K 1 seringkali ditemukan pada E. coli yang diisolasi dari
pasien-pasien dengan bakteriemia serta neonatus yang menderita meningitis. Peranan Ag K 1
adalah menghalangi proses fagositosis sel kuman oleh leukosit.

Kuman E. coli membentuk 2 macam enterotoksin yang telah berhasil diisolasi, yaitu :

a. Tosin LT (termolabil)
b. Toksin ST (termostabil)
Produksi kedua macam toksin diatur oleh plasmid yang mampu pindah dari satu sel
kuman ke sel kuman lainnya. Terdapat 2 macam plasmid yaitu :

- 1 plasmid mengkode pembentukkan toksin LT dan ST


- 1 plasmid lainnya mengatur pembentukan toksin ST saja
Seperti toksin kolera, toksin LT bekerja merangsang enzim adenil siklase yang terdapat
didalam sel epitel mukosa usus halus, menyebabkan peningkatan aktivitas enzim tersebut dan
terjadinya peningkatan permeabilitas sel epitel usus. Sehingga terjadi akumulasi cairan di dalam
usus dan berakhir dengan diare. Toksin ST tidak merangsang aktifitas enzim adenil siklase dan
tidak reaktif terhadap tes Rabbit skin. Untuk mendeteksi toksin ST dipakai cara tes Suckling
mouse, dimana setelah 4 jam inokulasi akan member hasil positif. Toksin ST bekerja dengan cara
mengaktivasi enzim guanilat siklase menghasilkan siklik guanosin monofosfat, menyebabkan
gangguan absorpsi khlorida dan natrium, selain itu ST menurunkan motilitas usus halus.
E. coli dihubungkan dengan tipe penyakit usus (diare) pada manusia :
- Enteropathogenic E. coli (EPEC), menyebabkan diare pada bayi dan anak-anak di Negara
sedang berkembang dengan mekanisme yang belum jelas diketahui. Frekuensi penyakit
diare yang disebabkan oleh strain kuman ini sudah jauh berkurang.
- Enterotoxigenic E. coli (ETEC) menyebabkan Secretory Diarrhea seperti pada kolera. Strain
kuman ini mengeluarkan toksin LT dan ST. Faktor-faktor permukaan untuk perlekatan sel
kuman pada mukosa usus penting didalam pathogenesis diare, karena sel kuman harus
melekat dulu pada sel epitel mukosa usus sebelum kuman mengeluarkan toksin.
- Enteroinvasive E. coli (EIEC) menyebabkan penyakit diare seperti disentri yang
disebabkan oleh Shigella. Kuman menginvasi sel mukosa, menimbulkan kerusakan sel dan

Penuntun Praktikum Bakteriologi-III 25


terlepasnya lapisan mukosa. Cirri khas diare yang disebabkan oleh Strain EIEC adalah :
tinja mengandung darah, mucus dan pus.
- Kolitis hemoragik disebabkan oleh E. coli serotype 0157 : H7 (EHEC) adalah tinja
bercampur banyak darah. Strain E. coli ini menghasilkan substansi yang bersifat sitotoksik
terhadap sel Vero dan Hela, identik dengan toksin dari Shigella dysentriae. Toksin
merusak sel endotel pembuluh darah, terjadi pendarahan kemudian masuk ke dalam
kuman usus.
Penyakit-penyakit lain yang disebabkan oleh E. coli adalah :
- Infeksi saluran kemih (ISK) mulai dari sistitis sampai pielonefritis, E. coli merupakan
penyebab dari 85% kasus
- Pneumonia; di Rumah Sakit E. coli menyebabkan ± 50% dari Primary Nosocomial
Pneumoniae
- Meningitis pada bayi baru lahir
- Infeksi luka terutama luka di dalam abdomen

MORFOLOGI : Gram (-) batang, lurus, tidak berspora, tidak berkapsul, bergerak aktif

CULTURIL DAN BIOCHEMIS

Tumbuh mudah pada media sederhana, menguraikan glukosa menjadi asam dan gas,
dapat/tidak memproduksi hydrogen sulfida

Table 1.1. Ciri-ciri koloni bakteri E. coli pada media perbenihan

BAP Koloni sedang abu – abu, smooth, haemolitis/tidak,


anhaemolytis
MCA Koloni sedang, merah bata/merah tua, metalic, smooth,
keping/sedikit, cembung
ENDO agar Koloni besar, smooth, cembung, bulat, merah – merah
tua, metalic
Test Positif Reduksi nitrat, test katalase, MR test, motilyti, TSI agar :
lereng (kuning), dasar (kuning), gas (+/-), H2S (+/-), test
gula (glukosa, laktosa, manit, maltose,sakarosa )
Tes Negatif Oksodase test, VP test, urease, SC
EMB agar Koloni sedang, smooth, keping, kehijau-hijauan-hitam,
metalic

A. BAHAN PEMERIKSAAN
Darah, faeces, sputum, urine, makanan, minuman, air, secret vagina
B. IDENTIFIKASI
1. Pemeriksaan mikroskopis dengan pengecatan Gram
2. Pembiakan
3. Biokimia test

C. MEDIA YANG DIGUNAKAN


1. MCA, EMB agar, ENDO agar
2. BAP
3. NA
4. Uji biokimia (TSIA, SC, MR/VP, AP)

Penuntun Praktikum Bakteriologi-III 26


D. CARA KERJA

Hari I specimen ditanam, pada media MCA, BAP, EMBA agar, ENDO agar,
inkubasi 37oC, 24 jam

Hari II koloni tersangka di cat Gram, jika ditemukan ditanam pada media NA,
TSI, SIM MEDIUM, Simon Citrat agar, inkubasi 37oC,24 jam

Hari III diamati dan dicatat pertumbuhan media dan ditanam pada media gula
– gula, serta test katalase, oksidase

Hari IV hasil dicocokkan dengan ciri – ciri spescies Escherichia coli

Penuntun Praktikum Bakteriologi-III 27


PRAKTIKUM : IDENTIFIKASI BAKTERI............ NAMA :........................
TANGGAL : ............................... PARAF :........................

HARI I
1. Pemeriksaan Mikroskopis
Bahan Pemeriksaan dibuat preparat kemudian diwarnai dengan pengecatan...............
Hasil Pewarnaan :

Bentuk : ___________________

Susunan : ___________________

Bakteri diduga : __________________

2. Isolasi
Bahan Pemeriksaan ditanam pada media :
c. _________________________________

d. _________________________________

e. _________________________________

f. _________________________________

HARI II
Pengamatan Koloni
Media :_________ Media :__________ Media :__________

Bentuk Koloni :

Warna Koloni :

Elevasi :

Sifat :

Penuntun Praktikum Bakteriologi-III 28


a. Uji Biokimia : Koloni ditanam pada :________________________________

b. Uji Plasma/Koagulase dan Katalase :_______________________________

HARI III

1. Uji Biokimia

a. Uji Gula-Gula

Biakan dari GLukosa Sukrosa Maltosa Manitol Laktosa


Media

b. Uji IMVIC dan TSIA

Biakan dari Indol MR VP SC TSIA


Media

Kesimpulan :

Dari Bahan/Spesimen :___________________

Didapatkan Bakteri :________________________

DISKUSI/PERMASALAHAN :

------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
------------------------------------------------------

Praktikan, Dosen Pembimbing Praktikum

(________________________________) (_____________________________)

Penuntun Praktikum Bakteriologi-III 29


TUGAS PENDAHULUAN

Penuntun Praktikum Bakteriologi-III 30


TUGAS PENDAHULUAN

Penuntun Praktikum Bakteriologi-III 31


LAPORAN PRAKTIKUM

Penuntun Praktikum Bakteriologi-III 32


LAPORAN PRAKTIKUM

Penuntun Praktikum Bakteriologi-III 33


PERTEMUAN II
PEMERIKSAAN KLEBSIELLA SP.
PENDAHULUAN
Klebsiella Sp. termasuk ke dalam family Enterobacteriaceae dan banyak jenisnya. Kuman
ini terdapat pada saluran pencernaan manusia atau bisa juga ditemukan di rumput, tanah, air dsb.
Bias menyebabkan peradangan pada saluran system urine (tractus urinarius), dan system saluran
pernafasan (tractus respiratorius).
Morfologi dan sifat dari Klebsiella : berbentuk batang Gram negative, dapat
memfermentasikan laktosa, membentuk kapsul baik invivo maupun invitro, membentuk koloni
yang berlendir. Kapsulnya terdiri dari antigen K, dan antigen M (dapat menutupi antigen O).
Berdasarkan antigen ini telah diremukan kurang lebih 70 tipe yang penentuannya dilakukan
dengan Quellung test.
Beberapa spesies yang penting diantaranya
1. K. pneumonia (Friedlander) : kuman ini dapat di temukan dalam hidung, mulut. Merupakan
flora normal usus dan akan pathogen bila orang tersebut menderita penyakit lain, misalnya
penyakit paru-paru yang kronis. Dengan infeksi gabungan ini menyebabkan penyakit
pneumonia akut dan resiko kematian yang tinggi. Mempunyai daya invasi seperti
Pneumococcus karena mempunyai antifagositis efek, juga resisten terhadap Penisilin.
2. K. ozaena : Penyebab penyakit ozaena yaitu mukosa hidung menjadi atropis progresif dan
berlendir serta berbau amis.
3. K. rhinoseleromatis : Menyebabkan penyakit rhinoseloma, yaitu suatu penyakit menahun
berupa granula dengan tanda-tanda seleron dan hipertropi jaringan hidung serta
menyebabkan kerusakan pada hidung dan faring.
4. K. arogenes (Aerobacter aerogenes) : Kuman ini mempunyai sifat mirip (similar) dengan E. coli.
Terdapat di air, tanah, sampah dan lain-lain. Dalam pemeriksaan air kita sering terkecoh,
tetapi bias dibedakan dengan tes IMVIC di mana E. coli reaksinya adalah + + - -, Sedangkan K.
aerogenes - - + +. Masuk kedalam tubuh secara peroral, bisa menyebabkan infeksi pada
saluran kemih biasanya setelah kateterisasi.

MORFOLOGI : Gram (-) batang, panjang, berpasangan atau berderet tidak berspora, berkapsul

CULTURIL DAN BIOCHEMIS

Tumbuh mudah pada media sederhana, dapat membentuk koloni yang mucoid

BAP Koloni besar, abu – abu, smooth, cembung, mucoid/tidak,


anhaemolytis
MCA Koloni besar, smooth, mucoid, cembung, berwarna merah muda-
merah
batang, koloni diambil dengan ose kelihatn molor seperti tali/benang,
sifat mucoid ini akan lebih jelas dilihat apabila ditanam pada ENDO
agar plate
Sifat Umum Fer glu : + gas / +, fer malt : +, oxydase : neg, H2S : neg
PATOGENESITAS :
Klebsiella dapat hidup sebagai saprofit pada lingkungan hidup, air, tanah, makanan, sayur –
sayuran.
Dapat menimbulkan infective pada saluaran urine, paru – paru, saluran pernafasan, luka – luka
dan septisemia.

Penuntun Praktikum Bakteriologi-III 34


A. BAHAN PEMERIKSAAN
Sputum, urine, makanan, minuman, air, secret hidung
B. IDENTIFIKASI
1. Pemeriksaan mikroskopis dengan pengecatan Gram
2. Pembiakan
3. Biokimia test
C. MEDIA YANG DIGUNAKAN
1. MCA
2. BAP
3. NA
4. Uji biokimia (TSIA, SC, MR/VP, AP)

D. CARA KERJA
Hari I specimen ditanam pada media MCA, BAP, inkubasi 37oC, 24 jam

Hari II koloni tersangka di cat gram, jika ditemukan ditanam pada media
NA, TSI, SIM MEDIUM, SIMON CITRAT agar, INKUBASI 37OC, 24 jam

Hari III diamati dan dicatat pertumbuhan media dan ditanam pada media
gula – gula, serta test katalase

Hari VI hasil dicocokkan dengan ciri – ciri species dari Genus Klebsiella

Tabel 2.1 . Perbedaan Klebsiella Sp.

Biokimia pneumo oxytoca ozaenae rhinos Keterangan


Fer glukosa +g +g +g/+ +/+g Pneumo=Kl.pneumoniae
Fer lactosa + + -/+ - Oxytosa=Kl.oxytoasa
Fer sucrose + + + - Ozaenae =Kl.ozaenae
Indol - + - - Rhinos=Kl.rinoscleromatis
Simon + + -/+ -
Citrate
Voges + + - -
Proskouer
Methyl red -/+ +/- + +

Penuntun Praktikum Bakteriologi-III 35


PRAKTIKUM : IDENTIFIKASI BAKTERI............ NAMA :........................
TANGGAL : ............................... PARAF :........................

HARI I
1. Pemeriksaan Mikroskopis
Bahan Pemeriksaan dibuat preparat kemudian diwarnai dengan pengecatan...............
Hasil Pewarnaan :

Bentuk : ___________________

Susunan : ___________________

Tersangka : __________________

2. Isolasi
Bahan Pemeriksaan ditanam pada media :
a. _________________________________

b. _________________________________

c. _________________________________

d. _________________________________

HARI II
Pengamatan Koloni
Media :_________ Media :__________ Media :__________

Bentuk Koloni :

Warna Koloni :

Elevasi :

Sifat :

a. Uji Biokimia : Koloni ditanam pada :________________________________

b. Uji Plasma/Koagulase dan Katalase :_______________________________

Penuntun Praktikum Bakteriologi-III 36


HARI III

1. Uji Biokimia

a. Uji Gula-Gula

Biakan dari GLukosa Sukrosa Maltosa Manitol Laktosa


Media

b. Uji IMVIC dan TSIA

Biakan dari Indol MR VP SC TSIA


Media

Kesimpulan :

Dari Bahan/Spesimen :___________________

Didapatkan Bakteri :________________________

DISKUSI/PERMASALAHAN :

------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
------------------------------------------------------

Praktikan, Dosen Pembimbing Praktikum

(________________________________) (_____________________________)

Penuntun Praktikum Bakteriologi-III 37


TUGAS PENDAHULUAN

Penuntun Praktikum Bakteriologi-III 38


TUGAS PENDAHULUAN

Penuntun Praktikum Bakteriologi-III 39


LAPORAN PRAKTIKUM

Penuntun Praktikum Bakteriologi-III 40


LAPORAN PRAKTIKUM

Penuntun Praktikum Bakteriologi-III 41


PERTEMUAN III
PEMERIKSAAN STAPHYLOCOCCUS SP.
PENDAHULUAN

Family : Micrococcaceae

Genus : Staphylococcus

Spesies : Staphylococus aureus

Staphylococcus epidermidis

Staphylococcus saprophyticus

Staphylococcus berasal dari perkataan staphyle yang berarti kelompok buah anggur dan
coccus yang berarti benih bulat. Kuman ini ditemukan sebagai flora normal pada kulit dan selaput
lender pada manusia. Dapat menjadi penyebab infeksi baik pada manusia maupun pada hewan.
Beberapa jenis kuman ini dapat membuat enterotoksin yang dapat menyebabkan keracunan
makanan. Kuman ini diisolasi dari bahan-bahan klinik, carriers, makanan dan dari lingkungan.

1. Staphylococcus aureus
Infeksi oleh kuman ini yang terutama menimbulkan penyakit pada manusia. Setiap
jaringan ataupun alat tubuh dapat diinfeksi olehnya dan menyebabkan timbulnya penyakit
dengan tanda-tanda khas yaitu peradangan, nekrosis dan pembentukan abses.
Kuman ini berbentuk sferis, bila menggerombol dalam susunan yang tidak teratur
mungkin sisinya agak rata karena tertekan. Diameter kuman antara 0,8-1,0 mikron. Pada
sediaan langsung yang berasal dari nanah terlihat sendiri, berpasangan, menggerombol dan
bahkan dapat tersusun seperti rantai pendek. Susunan gerombolan yang tidak teratur
biasanya ditemukan pada sediaan yang terbuat dari perbenihan padat, sedangkan dari
perbenihan cair (kaldu) biasanya ditemukan tersendiri atau tersusun sebagai rantai pendek.
Kuman ini tidak bergerak, tidak berspora dan gram positif. Hanya kadang-kadang yang
gram negatif ditemukan pada bagian tengah gerombolan kuman, pada kuman yang telah
difagositosis dan pada biakan tua yang hamper mati.
Jenis-jenis stafilokokus di lab. tumbuh dengan baik dalam kaldu biasa pada suhu 37 0C.
pertumbuhan terbaik dan khas ialah pada suasana aerob. Kuman inipun bersifat fakultatif
anaerob dan dapat tumbuh dalam udara yang hanya mengandung hydrogen (H) dan pH
optimum untuk pertumbuhan ialah 7,4. Pada lempeng agar koloninya berbentuk bulat,
diameter 1-2 mm,cembung, buram, mengkilat dan konsistensinya lunak. Warna khas adalah
kuning keemasan, hanya intensitas warnanya dapat bervariasi. Pada lempeng agar darah
umumnya koloni lebih besar dan pada varietas tertentu koloninya di kleilingi zona hemolisis.
Koloni yang masih sangat muda tidak berwarna, tetapi dalam pertumbuhannya terbentuk
pigmen yang larut dalam alcohol, eter, chloroform dan benzol. Pigmen ini termasuk dalam
golongan lipokhrom dan akan tetap dalam koloni, tidak meresap ke dalam perbenihan, tetapi
larut dalam eksudat jaringan sehingga nanah berwarna sedikit kuning keemasan yang dapat
merupakan petunjuk tentang adanya infeksi oleh kuman ini. Atas dasar pigmen yang
dibuatnya, stafilokokus dibagi dalam beberapa spesies. Yang berwarna kuning keemasan
dinamakan s. aureus, yang putih s. albus dan yang kuning dinamakan s. citreus. Dalam suasana
aerob pada lempeng agar biasa pada suhu 370C tidak dibentuk pigmen, pada lempeng agar
darah pada suhu 370C pembentukan pigmennya kurang subur. Tetapi bila koloni tersebut
dipindahkan pada agar biasa atau perbenihan Loeffler, dieram pada suhu kamar, maka

Penuntun Praktikum Bakteriologi-III 42


pembentukan pigmennya sangat baik. Virulensi ada hubungannya dengan kemampuan
membentuk koagulase tetapi tidak bertalian dengan warna koloni.

2. Staphylococcus epidermidis
Kuman ini merupakan penyebab infeksi kulit yang ringan yang disertai pembentukan abses.
Kuan ini juga disebut sebagai S. albus, koloninya berwarna putih atau kuning dan bersifat
fakultatif anaerob, kuman ini tidak mempunyai protein A pada dinding selnya. Koagulase
negatif, meragi glukosa, dalam keadaan anaerob tidak meragi manitol.

Aspek S. aureus S. epidermidis S.


saprohyticus

Warna koloni Kuning-putih Putih Putih

Hemolisis(agar darah) + ± -

Pertumbuhan(anaerob) + - ±

Koagulase + - -

Peragian glukosa + + -

Peragian manitol + - -

Endonuklease termo resisten + - -

Protein A + - -

Novobiosin S S R

MORFOLOGI :

Gram (+) coccus kecil, 0,8-1 mikron, berkelompok yang tidak beratur seperti kelompok buah
anggur yang biasanya disebut Staphylococcus, tidak berspora, tidak berkapsul, tidak bergerak

CULTURIL DAN BIOKEMIS :

Tabel. 3.1 Ciri-ciri koloni bakteri Staphylococcus Sp.

BAP Koloni sedang-besar,smooth,keping,berwarna putih-


kuning,haemolytis/anhaemolytis
MSA Koloni kecil-sedang,smooth,berwarna kuning yang dilingkari zone kuning
NA Koloni berwarna putih-kuning,smooth,keping,cukup besar
Katalase test Positif
Oxidase test Negatif
Coagulase Positif
test

A. BAHAN PEMERIKSAAN :
Nanah, darah, liquor, hapus mata, hapus hidung, hapus tenggorokan
B. IDENTIFIKASI
a. Pemeriksaan mikroskopis gram
b. Pembiakan
c. Uji plasma koagulase

Penuntun Praktikum Bakteriologi-III 43


d. Uji biokimia
e. Uji resistensi
C. MEDIA YANG DIGUNAKAN
a. Blood agar plate/BAP/agar darah
b. Trypticase Soy Broth/TSB
c. Manitol salt agar/MSA
d. Uji biokimia (TSIA,SC,MR/VP,AP)

D. CARA KERJA

Hari I specimen ditanam pada media BAP dan MSA, inkubasi 370C, 24 jam.

Hari II koloni tersangka di cat gram, jika ditemukan ditanam pada media NA,
inkubasi 370C, 24 jam, dan media uji biokimia dan uji resistensi

Hari III diamati dan dicatat pertumbuhan media dan dilakukan test koagulase,
oxidase, katalase, dan biokimia serta uji resistensi
Jika di BAP ditemukan koloni membentuk pigmentasi putih susu
(Staphylococcus albus), kuning emas (Staphylococcus aureus), kuning
jeruk (Staphylococcus citerus).

Uji resistensi dari biakan dibuat suspensi dalam TSB dengan kekeruhan standart
kuman 2 milyar kuman/ml, kemudian goreskan pada perbenihan
Mueller Hilton Agar, letakkan antibiotic disk Novobiocin, Polymixin,
Bacitricin, diinkubasi 370c, 24 jam, lihat zona yang terbentuk.

Tabel . Identifikasi Staphylococus Sp.

Staphylococc haemolitik koagulase manitol sucrosa Novo - Polimi- Bacitra-


us biocin xin B cin
S. epidermidis +/- - - + S R S

S. aureus + + + + S S S

S. - - + + R S R/S
saprophyticus
S. hominis +/- - - + S S S

S. + + +/- + S S R
haemolyticus
S. capitis + +/- + + S S S

S. cohnii + +/- +/- - R S R/S

Penuntun Praktikum Bakteriologi-III 44


PRAKTIKUM : IDENTIFIKASI BAKTERI............ NAMA :........................
TANGGAL : ............................... PARAF :........................

HARI I
1. Pemeriksaan Mikroskopis
Bahan Pemeriksaan dibuat preparat kemudian diwarnai dengan pengecatan...............
Hasil Pewarnaan :

Bentuk : ___________________

Susunan : ___________________

Tersangka : __________________

2. Isolasi
Bahan Pemeriksaan ditanam pada media :
a. _________________________________

b._________________________________

c. _________________________________

d. _________________________________

HARI II
Pengamatan Koloni
Media :_________ Media :__________ Media :__________

Bentuk Koloni :

Warna Koloni :

Elevasi :

Sifat :

a. Uji Biokimia : Koloni ditanam pada :________________________________

b. Uji Plasma/Koagulase dan Katalase :_______________________________

Penuntun Praktikum Bakteriologi-III 45


HARI III

1. Uji Biokimia

a. Uji Gula-Gula

Biakan dari GLukosa Sukrosa Maltosa Manitol Laktosa


Media

b. Uji IMVIC dan TSIA

Biakan dari Indol MR VP SC TSIA


Media

Kesimpulan :

Dari Bahan/Spesimen :___________________

Didapatkan Bakteri :________________________

DISKUSI/PERMASALAHAN :

------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
------------------------------------------------------

Praktikan, Dosen Pembimbing Praktikum

(________________________________) (_____________________________)

Penuntun Praktikum Bakteriologi-III 46


TUGAS PENDAHULUAN

Penuntun Praktikum Bakteriologi-III 47


TUGAS PENDAHULUAN

Penuntun Praktikum Bakteriologi-III 48


LAPORAN PRAKTIKUM

Penuntun Praktikum Bakteriologi-III 49


LAPORAN PRAKTIKUM

Penuntun Praktikum Bakteriologi-III 50


PERTEMUAN IV
PEMERIKSAAN STREPTOCOCCUS SP.
PENDAHULUAN

Famili : Streptococcaceae

Genus : Streptococcus

Spesies : Streptococcus pyogenes

Streptococcus pneumonia

Manusia termasuk salah satu makhlukyang paling rentan terhadap infeksi streptokokus
dan tidak ada alat tubuh atau jaringan dalam tubuhnya yang betul-betul kebal. Kuman ini dapat
menyebabkan penyakit epidemik antara lain scarlet fever, erysipelas, radang tenggorokan, febris
purpularis, rheumatic fever, dan bermacam-macam penyakit lainnya. Pasteur dan Koch
menemukannya dalam nanah pada luka yang terkena infeksi. Biakan murni baru dapat dibuat
pada tahun 1883.

STREPTOCOCCUS PYOGENES (STREPTOCOCCUS BETA HEMOLYTICUS GROUP A)

Streptokokus terdiri dari kokus yang berdiameter 0,5-1 µm. Dalam bentuk rantai yang
khas, kokus agak memanjang pada arah sumbu rantai. Streptokokus pathogen jika ditanam
dalam perbenihan cair atau padat yang cocok sering membentuk rantai panjang yang terdiri dari
8 buah kokus atau lebih.

Streptokokus yang menimbulkan infeksi pada manusia adalah gram positif, tetapi varietas
tertentu yang diisolasi dari tinja manusia dan jaringan binatang ada yang gram negatif. Pada
perbenihan yang baru kuman ini gram positif, bila perbenihan telah berumur beberapa hari dapat
berubah menjadi gram negatif. Tidak membentuk spora, gerak negatif.

Streptokokus pyogenes mudah tumbuh dalam enriched media. Untuk isolasi primer harus
dipakai media yang mengandung darah lengkap (whole blood), serum atau transudat misalnya
cairan asites atau pleura. Penambahan glukosa dalam konsentrasi 0,5% menigkatkan
pertumbuhannya tetapi menyebabkan penurunan daya lisisnya terhadap eritrosit. Dalam
lempeng agar darah yang dieram pada 370C setelah 18-24 jam akan membentuk koloni kecil
keabu-abuan dan agak opalesen, bentuknya bulat, pinggiran rata, pada permukaan media koloni
Nampak sebagai setitik cairan. Tes katalase negative untuk streptokokus, ini dapat membedakan
dengan stafilokokus dimana tes katalase positif. Juga S. hemolyticus grup A sensitif terhadap
basitrasin 0,2µg, sifat ini digunakan untuk membedakan dengan grup lainnya yang resisten
terhadap basitrasin.

Berdasarkan sifat hemolitiknya pada lempeng agar darah, kuman ini dibagi dalam :

a. Hemolisis tipe alfa(α-hemolysis), membentuk warna kehijau-hijauan dan hemolisis sebagian


disekeliling koloninya, bila disimpan dalam peti es zona yang paling luar akan berubah
menjadi tidak berwarna disebut Strep. viridians
b. Hemolisis tipe beta(β-hemolysis), membentuk zona bening disekeliling koloninya, tak ada sel
draha merah yang masih utuh, zona tidak bertambah lebar setelah disimpan dalam peti es,
disebut Strep. hemolyticus.
c. Hemolisis tipe gamma(γ-hemolysis), tidak menyebabkan hemolisis, sering disebut Strep.
anhemolyticus
Penuntun Praktikum Bakteriologi-III 51
Untuk mendapatkan hemolisis yang jelas sehingga mudah dibeda-bedakan maka
dipergunakan darah kuda atau kelinci dan media tidak boleh mengandung glukosa.

MORFOLOGI : gram (+) streptococci, yaitu coccus kecil-kecil berbentuk bulat bola/oval,
berpasangan, membentuk rantai panjang,pendek, tidak berspora, tidak bergerak, ada yang
berkapsul.

CULTURIL DAN BIOCHEMIS :

Bacitrasin test Resisten

Katalase negatif

A. BAHAN PEMERIKSAAN
Nanah, darah, sputum, secret hidung, tenggorokan.

B. IDENTIFIKASI
1. Pemeriksaan mikroskopis dengan pengecatan gram
2. Pembiakan
3. Bacitrasin test
4. Phadebact test

C. MEDIA YANG DIGUNAKAN


1. BAP
2. TSB
3. Uji biokimia (TSIA,SS,MR/VP,AP)

D. CARA KERJA

Hari I specimen ditanam pada media BAP, inkubasi 370C, 24 jam.


Hari II koloni tersangka di cat gram, jika ditemukan ditanam pada media NA, TSB,
inkubasi 370C, 24 jam, dan media uji biokimia dan uji resistensi (bacitrasin dan
phadebact).
Hari III diamati dan dicatat pertumbuhan media dan dilakukan test koagulase, oxidase,
katalase dan biokimia serta uji resistensi. Jika pertumbuhan pada agar darah
adalah bulat halus, pingggiran rata, disekeliling koloni tampak gelanggan/zone :
bening/hemolisis total (beta streptococcus), jernih kehijauan/hemodigesti
(alpha streptococcus), tidak berubah sama sekali (gamma streptococcus).
Streptococcus haemolyticus grup A dihambat oleh bacitrasin pada konsentrasi
rendah (sensitive), sedangkan grup lainnya resisten.
Bacitracin test : tanam 1 ose biakan kuman pada kaldu TSB, eramkan 370c
selama 1 hari, hapuskan biakan kuman pada BAP, letakkan disc Bacitrasin,
eramkan 370c selama 1 hari, amati pertumbuhan kuman disekitar disc.
Test Phadebact untuk streptococcus : untuk penentuan grup dan tipe
Streptoccus haemolyticus dugunakan antiserum spesifik antara lain dengan test
phadebact untuk streptococcus.
Cara kerja : Ambil 1 koloni kuman dari biakan murni, disuspensikan pada kaldu
TSB, eramkan 370C selama 1 hari, reaksikan 1 tetes kuman dengan antisera, lihat
koagulasinya, jika terjadi koagulasi berarti test phadebact positif

Penuntun Praktikum Bakteriologi-III 52


Table 4.1 Perbedaan pertumbuhan koloni bakteri Streptococcus SP. pada media

Bakteri/ S. pyogenes S. agalactiae S. equisimilis S.pneumoniae S. viridans


media

BAP Putih abu, Abu-abu, beta Putih abu, Alfa Alfa


beta haemolyticus beta haemolyticus, haemolyticus
haemolyticus haemolyticus pigmen hijau
(zona bening)

B Test Sensitve Resisten Resisten Resisten Resisten

Cat Negatif Negatif negatif Negatif Negatif

Op test Resiten resisten resisten sensitive Resisten

Keterangan
BAP (Blood Agar Plate)
B test : Bacitracin test
Cat : Katalase test
Op test : optochin test

Penuntun Praktikum Bakteriologi-III 53


PRAKTIKUM : IDENTIFIKASI BAKTERI............ NAMA :........................
TANGGAL : ............................... PARAF :........................

HARI I

1. Pemeriksaan Mikroskopis

Bahan Pemeriksaan dibuat preparat kemudian diwarnai dengan pengecatan...............


Hasil Pewarnaan :

Bentuk : ___________________

Susunan : ___________________

Tersangka : __________________

2. Isolasi
Bahan Pemeriksaan ditanam pada media :
a. _________________________________

b._________________________________

d. _________________________________

e. _________________________________

HARI II

Pengamatan Koloni
Media :_________ Media :__________ Media :__________

Bentuk Koloni :

Warna Koloni :

Elevasi :

Sifat :

a. Uji Biokimia : Koloni ditanam pada :________________________________

b. Uji Plasma/Koagulase dan Katalase :_______________________________

Penuntun Praktikum Bakteriologi-III 54


HARI III

1. Uji Biokimia

a. Uji Gula-Gula

Biakan dari GLukosa Sukrosa Maltosa Manitol Laktosa


Media

b. Uji IMVIC dan TSIA

Biakan dari Indol MR VP SC TSIA


Media

Kesimpulan :

Dari Bahan/Spesimen :___________________

Didapatkan Bakteri :________________________

DISKUSI/PERMASALAHAN :

------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
------------------------------------------------------

Praktikan, Dosen Pembimbing Praktikum

(________________________________) (_____________________________)

Penuntun Praktikum Bakteriologi-III 55


TUGAS PENDAHULUAN

Penuntun Praktikum Bakteriologi-III 56


TUGAS PENDAHULUAN

Penuntun Praktikum Bakteriologi-III 57


LAPORAN PRAKTIKUM

Penuntun Praktikum Bakteriologi-III 58


LAPORAN PRAKTIKUM

Penuntun Praktikum Bakteriologi-III 59


PERTEMUAN V
PEMERIKSAAN PSEUDOMONAS AERUGINOSA
PENDAHULUAN
Genus Pseudomonas terdiri dari sejumlah bakteri gram negatif yang tidak meragi
karbohidrat, hidup di aerob di tanah dan air, memegang peranan penting dalam pembusukan zat
organik. Bergerak dengan flagel polar, dapat memakai H2 dan CO sebagai sumber karbon,
katalase positif.
Kebanyakan spesies pseudomonas tidak menyebabkan sakit pada manusia, tetapi kuman
ini penting karena bersifat opotunitis pathogen, dapat menyebabkan infeksi pada individu
dengan DKAB (Daya Ketahanan Alami Badan) yang menurun. Infeksinya biasanya gawat, sulit
diobati dan biasanya merupakan infeksi nosokomial.
Beberapa spesies penting :
1. P. aeruginosa (pyocianeus) : penyebab 10-20% infeksi nosokomial. Sering diisolasi dari
penderita dengan neoplasma, Luka dan luka bakar yang berat. Kuman ini juga dapat
menyebabkan infeksi pada saluran pernapasan bagian bawah, saluran kemih mata dan lain-
lain. Dapat menghasilkan pigmen piosianin yaitu suatu pigmen yang larut dalam chloroform
dan fluoresen yaitu suatu pigmen yang larut dalam air.
2. P.cepacia : sering diisolasi dari rumah sakit dan bahan klinik. Kuman ini mempunyai hubungan
dengan penyakit: endokarditis, septicemia, infeksi luka dan infeksi saluran kemih (ISK).
Kebanyakan resisten terhadap antibiotika.
3. P. maltophilia: sering diisolasi dari orofaring dan sputum, juga dari lingkungan RS dan
menyebabkan infeksi nosokomial. Dapat menginfeksi luka, saluran kemih dan darah.
Kebanyakan resisten terhadap antibiotika.
4. P. mallei: kuman ini penyebab penyakit kelenjar pada kuda dan keledai. Manusia mendapat
infeksi karena kontak melalui goresan kulit atau inhalasi.
5. P. pseudomallei: kuman ini merupakan penghuni biasa (MFN) dari tanah, menyebabkan
melioidosis yaitu suatu penyakit kelenjar pada manusia. Reaksi penyakitnya dapat terjadi
setelah beberapa tahun dan diberi nama Vietnamese time bomb. Dapat diisolasi dari: sputum,
urine,pus atau darah.
6. P.fluorescens: sering diisolasi dari lingkungan RS atau produk darah. Kuman ini tumbuh
merata dalam suhu 370C.gejala pada manusia adalah demam, karena endotoksinya.

MORFOLOGI : Gram (-) batang, lurus, tidak bespora, tidak berkapsul, dan bergerak aktif

CULTURIL DAN BIOCHEMIS

Tumbuh mudah pada media sederhana, strenght aerob, tidak menguraikan gula.

BAP Koloni besar, putih abu – abu, smooth, haemoloitis/tidak, anhaemolytis,


ada yang membuat pigmen hijau biru
MCA Koloni sedang, jernih keruh, smooth, kadang sedikit kehijau – hijauan,
keping, tepi tidak rata, tidak menguraikan gula
TSIA agar Lereng : merah, dasar : merah

PATOGENESITAS :
Dapat menyebabkan infektive pada saluran pernapasan, kandung kencing, telinga, kulit, dan
pada luka – luka yang disebabkan terbakar atau luka operasi. Bakteri dapat ditemukan di
dalam sputum, urine, darah, faeces, pus, secret telinga, juga di dalam makanan, minuman dan
air.

Penuntun Praktikum Bakteriologi-III 60


A. BAHAN PEMERIKSAAN
Darah, faeces, sputum, urine, makanan, minuman, air, secret vagina
B. IDENTIFIKASI
1. Pemeriksaan mikroskopis dengan pengecatan Gram
2. Pembiakan
3. Biokimia test
C. MEDIA YANG DIGUNAKAN
1. MCA, EMB agar, ENDO agar
2. BAP
3. NA
4. Uji biokimia (TSIA, SC, MR/VP,AP)

D. CARA KERJA
Hari I specimen ditanam pada media MCA, BAP, EMBA agar, ENDO agar, inkubasi
37oC, 24 jam

Hari II koloni tersangka di cat Gram, jika ditemukan ditanam pada media NA, TSI, SIM
MEDIUM, Simon Citrat agar, inkubasi 37oC,24 jam

Hari III diamati dan dicatat pertumbuhan media dan ditanam pada media gula – gula,
serta test katalase, oksidase

Hari IV hasil dicocokkan dengan ciri – ciri spescies Pseudomonas aeruginosa.

Penuntun Praktikum Bakteriologi-III 61


PRAKTIKUM : IDENTIFIKASI BAKTERI............ NAMA :........................
TANGGAL : ............................... PARAF :........................

HARI I
1. Pemeriksaan Mikroskopis
Bahan Pemeriksaan dibuat preparat kemudian diwarnai dengan pengecatan...............
Hasil Pewarnaan :

Bentuk : ___________________

Susunan : ___________________

Tersangka : __________________

2. Isolasi
Bahan Pemeriksaan ditanam pada media :
a. _________________________________

b. _________________________________

c. _________________________________

d. _________________________________

HARI II
Pengamatan Koloni
Media :_________ Media :__________ Media :__________

Bentuk Koloni :

Warna Koloni :

Elevasi :

Sifat :

a. Uji Biokimia : Koloni ditanam pada :________________________________

b. Uji Plasma/Koagulase dan Katalase :_______________________________

Penuntun Praktikum Bakteriologi-III 62


HARI III

1. Uji Biokimia

a. Uji Gula-Gula

Biakan dari GLukosa Sukrosa Maltosa Manitol Laktosa


Media

b. Uji IMVIC dan TSIA

Biakan dari Indol MR VP SC TSIA


Media

Kesimpulan :

Dari Bahan/Spesimen :___________________

Didapatkan Bakteri :________________________

DISKUSI/PERMASALAHAN :

------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
------------------------------------------------------

Praktikan, Dosen Pembimbing Praktikum

(________________________________) (_____________________________)

Penuntun Praktikum Bakteriologi-III 63


PERTEMUAN 6
PEMERIKSAAN SALMONELLA SP.

PENDAHULUAN

Organisme yang berasal dari genus Salmonella adalah agen penyebab bermacam-macam infeksi,
mulai dari gastroenteritis yang ringan sampai dengan tifoid yang berat disertai bakteriemia. Oleh
Ewing, Salmonella diklasifikasikan dalam 3 spesies yaitu :
1. S. choleraesuis
2. S. typhi
3. S. enteridis
Kuman dangan tipe antigenic yang lain dimasukan kedalam serotype dari S. paratyphi
enteridis bukan sebagai spesies baru lainnya. Misalnya S. paratyphi A sekarang diklasifikasikan
sebagai S. enteridis bioserotipe paratyphi A.
Kuman ini berbentuk batang, tidak berspora, pada pewarnaan Gram bersifat Gram
negative, ukuran 1,3-5 um x 0,5-0,8 um, besar koloni rata-rata 2-4 mm, mempunyai flagel peritrikh,
kecuali S. pullorum dan S. gallinarum.
Kuman tumbuh pada suasana aerob dan fakultatif anaerob, pada suhu 15-410C (suhu
optimum 37,50C) dan pH pertumbuhan 6-8. Pada umumnya isolasi kuman Salmonella dikenal
dengan sifat-sifat : gerak positif, reaksi fermentasi terhadap manitol dan sorbitol positif dan
memberikan hasil negative pada reaksi indol, DNase, fenilalanindeaminase, urease, Voges
Proskauer.
Kuman mati pada suhu 560C, juga pada keadaan kering. Dalam air bisa tahan selama 4
minggu. Hidup subur pada medium yang mengandung garam empedu, tahan terhadap zat warna
Briliant green dan senyawa Na, Tetrationat dan Na. Desoksikholat. Senyawa-senyawa ini
menghambat pertumbuhan kuman coliform sehingga senyawa-senyawa tersebut dapat
digunakan dalam media untuk isolasi kuman Salmonella dari tinja.
Antigen somatic serupa dengan antigen somatic (O) kuman Enterobacteriaceae lainnya.
Ag ini tahan terhadap pemanasan 100oC, alcohol dan asam. Antibody yang dibentuk terutama
IgM. Antigen flagel pada Salmonella ditemukan dalam 2 fase; fase 1 spesifik, fase 2 tidak spesifik.
Ag H dirusak pada pemanasan di atas 60oC, alcohol dan asam. Antibody yang dibentuk bersifat
IgG. Antigen Vi, adalah polimer dari polisakarida yang bersifat asam, terdapat pada bagian yang
paling luar dari badan kuman, dapat dirusak dengan pemanasan 60 oC selama 1 jam, pada
penambahan fenol dan asam. Kuman yang mempunyai antigen Vi ternyata lebih virulen baik
terhadap bakteriofage dan dalam lab, sangat berguna untuk diagnaosis cepat kuman S. typhi
yaitu dengan cara tes agglutination slide dengan Vi antiserum.
Kuman Salmonella di usus halus melakukan penetrasi ke dalam epitel, kuman terus
melalui lapisan epitel masuk ke dalam jaringan sub epitel sampai di lamina propia. Mekanisme
biokimia pada saat penetrasi tidak diketahui dengan jelas, tetapi tampak proses yang menyerupai
fagositosis.
Salmonellosis adalah istilah yang menunjukan adanya infeksi oleh kuman Salmonella.
Manifestasi klinik Salmoneliosis pada manusia dapat dibagi dalam 4 sindro, yaitu :
1. gastroenteritis atau yang dikenal sebagai keracunan makanan
2. demam tifoid
3. bakteriemia – septicemia
4. carries yang asimtopatik
Diagnosis lab. Ada 3 metode yaitu:
- Diagnosis mikrobiologik/pembiakan kuman
- Diagnosis serologic
- Diagnosis klinik
Penuntun Praktikum Bakteriologi-III 64
Metode diagnosis mikrobiologik adalah metode yang paling spesifik dan lebih dari 90%
penderita yang tidak diobati, kultur darahnya positif dalam minggu pertama. Hasil ini menurun
drastic setelah pemakaian obat antibiotika, di mana hasil positif menjadi 40%. Meskipun demikian
kultur sumsum tulang tetap menunjukkan hasil yang tinggi yaitu 90% positif. Pada minggu-minggu
selanjutnya hasil kultur darah menurun, tetapi kultur tinja dan kultur urin meningkat yaitu 85%
dan 25% berturut-turut positif pada minggu ke 3 dan ke 4. Organisme dalam tinja masih dapat
ditemukan selama 3 bulan dari 90% penderita dan kira-kira 3% penderita tetap mengeluarkan
kuman S. typhi dalam tinjanya untuk jangka waktu yang lama. Dapat terjadi seorang carrier lebih
banyak terjadi pada orang dewasa dari pada anak-anak dan lebih sering mengenai wanita dari
pada laki-laki.
Diagnosis serologic tergantung pada antibody yang timbul terhadap antigen O dan H,
yang dapat dideteksi dengan reaksi aglutinasi (tes widal). Antibody terhadap Ag O dari grup D
timbul dalam minggu pertama sakit dan mencapai puncaknya pada minggu ketiga dan keempat
yang akan menurun setelah 9 bulan sampai 1 tahun. Titer agglutinin 1/200 atau kenaikan titer lebih
dari 4 X berarti tes widal positif, hal ini menunjukkan adanya infeksi akut S. typhi.
Antibody tehadap antigen flagel meninggi titernya setelah minggu pertama dan
mencapai puncaknya pada minggu ke 4 sampai ke 6, dan titernya tetap tinggi selama bertahun-
tahun. Ditemukannya titer antibody flagel yang tinggi tidak berarti ada infeksi yang akut. Factor-
faktor yang perlu diperhatikan yang mempengaruhi hasil tes Widal adalah : stadium penyakit,
vaksinasi, reaksi anamnestik, daerah yang endemis, serta pengobatan.

MORFOLOGI : Gram (-) batang,tidak berspora, tidak berkapsul, bergerak aktif dengan flagella
peritrik

CULTURIL DAN BIOCHEMIS

Tumbuh mudah pada media biasa, aerob, non lactose fermentative

MCA Koloni tidak berwarna, jernih, keping, sedang, bulat, smoth


EMBA Koloni tidak berwarna, keping, sedang, bulat, smoth
SSA Koloni tidak berwarna, keping, kecil, bulat, smoth
TSI Lereng:merah/alkalis, dasar:asam/kuning, Gas:+/-, H2S: +/-
SCA Tumbuh / tidak tumbuh
Test Neg Fermentasi lactose, sucrose, indol, VP, Oksidase
Test Post Fermentasi sorbitol, motilyti, catalase, MR

A. BAHAN PEMERIKSAAN

Tinja, darah, urine, makanan, minuman dan air

B. IDENTIFIKASI
b. Pemeriksaan mikroskopis dengan pengecatan Gram
c. Pembiakan
d. Biokimia test
C. MEDIA YANG DIGUNAKAN
1. MCA
2. EMBA
3. SSA
4. UJI BIOKIMIA (TSIA, SC, MR/VP,AP)

Penuntun Praktikum Bakteriologi-III 65


D. CARA KERJA

Untuk spesimen darah (2-3 cc dimasukkan 10 cc empedu pepton)


Untuk spesimen faeces / urine bisa langsung ditanam.
Inkubasi 37°C 24 jam kecuali darah 1 -7 hari.

Hari 1 Specimen ditanam pada media MCA, EMBA, SSA, inkubasi 37°C,
selama 24 jam.
Hari 2 koloni tersangka di cat Gram, jika ditemukan ditanam pada
media TSI, SIM MEDIUM, SIMON CITRAT agar, inkubasi 37°C,
selama 24 jam.
Hari 3 diamati dan dicatat pertumbuhan media dan dilakukan test
koagulase. Oxidase, katalase, dan biokimia serta uji resistensi

Tabel 6.1 Perbedaan Salmonella Sp.

Biokimia SPA SPB STM SPC SCS STY SET KETERANGAN

Fer. Glukosa +g +g +g +g +g +g +g SPA=S.parathyphiA


Fer. Manitol +g +g +g +g +g +g +g SPB=S.parathyphiB
Fer. Maltose +g +g +g +g +g +g +g STM=S.typhymurin
Fer. Dulcitol (+) - - - +/- +/- + SPC=S.parathyphiC
Fer. Arabinose (+) + + + - - - SCS=S.cholera suis
Hydrogen sulfide - + + + + + + STY=S.tiphosa

Simmon citrat - + + + - - + SET=S.enteritidis

Penuntun Praktikum Bakteriologi-III 66


PRAKTIKUM : IDENTIFIKASI BAKTERI............ NAMA :........................
TANGGAL : ............................... PARAF :........................

HARI I
1. Pemeriksaan Mikroskopis
Bahan Pemeriksaan dibuat preparat kemudian diwarnai dengan pengecatan...............
Hasil Pewarnaan :

Bentuk : ___________________

Susunan : ___________________

Tersangka : __________________

2. Isolasi
Bahan Pemeriksaan ditanam pada media :
a. _________________________________

b._________________________________

c _________________________________

d _________________________________

HARI II
Pengamatan Koloni
Media :_________ Media :__________ Media :__________

Bentuk Koloni :

Warna Koloni :

Elevasi :

Sifat :

a. Uji Biokimia : Koloni ditanam pada :________________________________

b. Uji Plasma/Koagulase dan Katalase :_______________________________

Penuntun Praktikum Bakteriologi-III 67


HARI III

1. Uji Biokimia

a. Uji Gula-Gula

Biakan dari GLukosa Sukrosa Maltosa Manitol Laktosa


Media

b. Uji IMVIC dan TSIA

Biakan dari Indol MR VP SC TSIA


Media

Kesimpulan :

Dari Bahan/Spesimen :___________________

Didapatkan Bakteri :________________________

DISKUSI/PERMASALAHAN :

------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
------------------------------------------------------

Praktikan, Dosen Pembimbing Praktikum

(________________________________) (_____________________________)

Penuntun Praktikum Bakteriologi-III 68


TUGAS PENDAHULUAN

Penuntun Praktikum Bakteriologi-III 69


TUGAS PENDAHULUAN

Penuntun Praktikum Bakteriologi-III 70


LAPORAN PRAKTIKUM

Penuntun Praktikum Bakteriologi-III 71


LAPORAN PRAKTIKUM

Penuntun Praktikum Bakteriologi-III 72


PERTEMUAN VII
PEMERIKSAAN SHIGELLA SP.

PENDAHULUAN
Shigella adalah kuman pathogen usus yang telah lama dikenal sebagai penyebab
penyakit disentri basiler. Berada dalam tribe Esherichiaceae karena sifat genetik yang saling
berhubungan, tetapi dimasukkan dalam genus tersendiri yaitu genus shigella karena gejala klinis
yang disebabkannya bersifat khas. Spesies yag penting yaitu : Sh.dysenteriae, Sh. flexneri,
Sh.boydii dan Sh. Sonnei.
Kuman ini berbentuk batang,ukuran 0,5-0,7μm x 2-3 μm, pada pewarnaan gram bersifat
negatif, tidak berflagel. Bila ditanam pada agar SS, MC, Endo, EMB, koloni kuman bersifat kecil,
halus, tidak berwarna.
Sifat pertumbuhan adalah aerob dan fakultatif anaerob, pH pertumbuhan 6,4-7,8, suhu
pertumbuhan optimum 370C, kecuali S.sonnei dapat tumbuh pada 450C. sifat biokimia yang khas
adalah tidak meragi adonitol, tidak membentuk gas pada fermentasi glukosa, tidak membentuk
H2S kecuali S. flexneri, negative terhadap sitrat, DNAse,
lisin,fenilalanin,sukrosa,urease,VP,manitol,laktosa kecuali S. sonnei meragi laktosa secara lambat,
manitol,xylosa dan negative pada tes motilitas.

Tes biokimia untuk membedakan keempat spesies Shigella


Aspek Sh.dysenteriae Sh. flexneri Sh.boydii Sh.Sonnei.

Grup antigen O A B C D

Fermentasi manit - + + +

Jordans tertrate V - - +

Rabinosa dengan - V - V
pengeraman yang
diperpanjang

Bahan pemeriksaan yang paling baik untuk diagnosis etiologic shigella adalah usap dubur
atau diambil dari tukak pada mukosa usus pada saat sedang dilakukannya pemeriksaan
sigmoidoskopi. Bahan pemeriksaan lainnya adalah tinja segar, dalam hal ini harus diperhatikan
bahwa kuman shigella hidupnya singkat sekali dan peka terhadap asam-asam yang ada di dalam
tinja, sehingga jarak waktu sejak pengambilan bahan pemeriksaan sampel sampai penanaman di
lab. harus sesingkat mungkin. Dalam keadaan dimana specimen tidak dapat dikirim secepatnya ke
lab. sebaiknya digunakan medium transpor identifikasi kuman dilakukan secara biokimia dan
serologik.

MORFOLOGI : Gram (-) batang, tidak berspora, tidak berkapsul

CULTURIL DAN BIOCHEMIS


Tumbuh mudah pada media biasa, aerob, non lactose fermentative, beberapa sp dapat
menguraikan glukosa menjadi asam dan gas

Penuntun Praktikum Bakteriologi-III 73


Tabel 7.1 Ciri-ciri pertumbuhan koloni Shigella Sp. pada media perbenihan

MCA Koloni non lactose fermentated, kecil-sedang,tidak berwarna,jernih,keping,


smooth
EMBA Koloni tidak berwarna,sedang,keping,smooth,bulat
SSA Koloni tidak berwarna,kecil,keping,smooth,bulat
TSI Lereng : merah/alkalis, dasar : asam/kuning, gas :+/-, H2S : -
ENDOA Koloni kecil-sedang,bulat,merah muda,jernih,keping,smooth
Test Neg Fermentasi lactose,sucrose,indol,VP,oksidase,SC
Test Post Reduksi nitrat,MR

A. BAHAN PEMERIKSAAN
Tinja,rectal swab,makanan,minuman

B. IDENTIFIKASI
1. Pemeriksaan mikroskopis dengan pengecatan gram
2. Pembiakan
3. Biokimia test

C. MEDIA YANG DIGUNAKAN


1. MCA
2. EMBA
3. SSA
4. Uji biokimia (TSIA,SC,MR/VP,AP)

D. CARA KERJA

Hari I specimen ditanam pada media MCA, EMBA, SSA, inkubasi 370c,
24 jam
Hari II koloni tersngka di cat gram, jika ditemukan ditanam pada media
TSI,SIM,MEDIUM,SIMON CITRAT agar, inkubasi 370c, 24 jam
Hari III Diamati dan dicatat pertumbuhan media dan dilakukan, katalase

Tabel. 7.2 Perbedaan Shigella Sp.

Biokimia D1 D2 F.1b F.2a F.4a F.6 B.2 S.a Keterangan


Fer mentasi + + + + + +g + + D=Dysentriae
glukosa
Fer mentasi - - + + + + + + F=flexneri
manitol
Fermentasi - - + + + + + + B=bovdii
maltose
Fermentasi - - - - - - + - S=sonnei
sorbitol
Fermentasi - - + + + + + +
arabinose
Indol test - + + + + + + -

Catalase test - + + + + + + +

Penuntun Praktikum Bakteriologi-III 74


PRAKTIKUM : IDENTIFIKASI BAKTERI............ NAMA :........................
TANGGAL : ............................... PARAF :........................

HARI I
1. Pemeriksaan Mikroskopis
Bahan Pemeriksaan dibuat preparat kemudian diwarnai dengan pengecatan...............
Hasil Pewarnaan :

Bentuk : ___________________

Susunan : ___________________

Tersangka : __________________

2. Isolasi
Bahan Pemeriksaan ditanam pada media :
a. _________________________________

b._________________________________

c. _________________________________

d. _________________________________

HARI II
Pengamatan Koloni
Media :_________ Media :__________ Media :__________

Bentuk Koloni :

Warna Koloni :

Elevasi :

Sifat :

a. Uji Biokimia : Koloni ditanam pada :________________________________

b. Uji Plasma/Koagulase dan Katalase :_______________________________

Penuntun Praktikum Bakteriologi-III 75


HARI III

1. Uji Biokimia

a. Uji Gula-Gula

Biakan dari GLukosa Sukrosa Maltosa Manitol Laktosa


Media

b. Uji IMVIC dan TSIA

Biakan dari Indol MR VP SC TSIA


Media

Kesimpulan :

Dari Bahan/Spesimen :___________________

Didapatkan Bakteri :________________________

DISKUSI/PERMASALAHAN :

------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
------------------------------------------------------

Praktikan, Dosen Pembimbing Praktikum

(________________________________) (_____________________________)

Penuntun Praktikum Bakteriologi-III 76


TUGAS PENDAHULUAN

Penuntun Praktikum Bakteriologi-III 77


TUGAS PENDAHULUAN

Penuntun Praktikum Bakteriologi-III 78


LAPORAN PRAKTIKUM

Penuntun Praktikum Bakteriologi-III 79


LAPORAN PRAKTIKUM

Penuntun Praktikum Bakteriologi-III 80


PERTEMUAN 8
PEMERIKSAAN PENGARUH ANTIMIKROBA
(ANTIMICROBIAL SUSCEPTIBILITY TESTING)
PENDAHULUAN

Pengaruh antimikroba yaitu pengukuran kemampuan obat antimikroba atau obat kimia dalam
menghambat atau membunuh pertumbuhan bakteri secara invitro.

Pemeriksaan ini dapat dilakukan dengan 2 cara :

1. Diffusion test : kirby bauer


obat diserapkan kedalam kertas disc, kemudian ditempelkan kepala kultur bakteri di agar
plate
2. Dilution test : MIC
Obat dilarutkan kedalam kaldu (broth dilution) atau didalam agar – agar (agar dilution),
kemudian ditanami bakteri yang akan diperiksa.

Pemeriksaan snsitivitas methode kirby bauer

1. Muller hilton agar plate


pembuatannya sesuai dengan petunjuk pada label yang ada pada botol media powder,
yang perlu diingat ketebalan agar dibuat + 4 mm, penyimpanan dalam lemari es selama 1
minggu, jika akan digunakan dikeringkan dahulu dalam 37 oC selama 30 menit.
2. Disc. Obat
Bisa diperoleh dipasaran secara komersil dengan diameter dan potensi tertentu, disc obat
dapat disimpan dalam freezer – 20 oC, kalau akan digunakan dikeluarkan dari almari es
dan dan dibiarkan dalam suhu kamar selama + 1 jam.
3. Standard kekeruhan
Dibuat dari 0,5 ml 1,175 % Barium Chloride dihydrat (BaCl2 2H2o) ditambahkan 99,5 ml asam
sulfat 1 %. Standar ini dimasukan dalam tabung screw cap atau tabung reaksi seperti yang
dipakai untuk membuat suspense bakteri, ditutup rapat supaya tidak terjadi penguapan,
dapat disimpan dalam ruang gelap suhu kamar selam 6 bualn, kalau akan digunakan
dikocok dahulu.
4. Lidi kapas atau swab steril
5. Dibuat dari lidi yang panjang + 20 cm yang sudah dihaluskan dan bersih, salah satu
ujungnya dicelupkan kedalam putih telur, kemudian dibalut dengan kapas secukupnya,
masukan dalam kaleng atau dibungkus dengan kertas aluminium foil dan steril dengan
autoclave atau oven.
6. Air garam phisiologis steril atau kaldu steril.

Cara pemeriksaan

1. Pembuatan suspense bakteri :


Ambil 1 ujung ose koloni bakteri media subkultur, disuspensi didalam air garam tabung
sampai kekeruhan sama dengan standard.
2. Penanaman pada Muller Hinton Agar Plate :
Celupkan lidi kapas kedalam suspense kuman, peras dengan menekan pada dinding
tabung bagian dalam sambil diputar-putar, goreskan pada permukaan media samapai
seluruh permukaan tertutup rata, biarkan selama 5-15 menit supaya suspense bakteri
meresap kedalam agar.

Penuntun Praktikum Bakteriologi-III 81


3. Penempelan disc obat :
Tempelkan disc obat pada media, atur jarak antara satu dengan yang lainnya tidak kurang
dari 15 mm.
4. Inkubasi :
Setelah penempelan disc, media diinkubasi pada 35 oC selama 16-18 jam.
5. Pembacaan / pengukuran diameter zone hambatan
ukur diamater zona hambat menggunakan penggaring atau dial caliper, jika mempunyai
zona reader. Diameter zona hambat yang diukur adalah daerah jernih sekitar disc obat
(tidak ada pertumbuhan bakteri) diukur dari ujung yang satu ke ujung yang lain melalui
tengah – tengah disc obat.
6. Penilaian :
Hasil pengukuran diameter zona hambatan dibandingkan dengan standard untuk
memperoleh kepasitian laporannya, Resisten, Intermediet, Sensitif.

Penuntun Praktikum Bakteriologi-III 82


PRAKTIKUM :……………………………............ NAMA :........................
TANGGAL : ............................... PARAF :........................

HARI I
1. Pengisolasian sampel terhadap antimikroba
Sampel yang digunakan :…………………………………………….
Antibiotik yang digunakan :………………………………………..
Metode yang digunakan :……………………………………………

2. Isolasi
HARI II
Pengamatan hasil

Kesimpulan :

Dari Bahan/Spesimen :___________________

Didapatkan Bakteri :________________________

DISKUSI/PERMASALAHAN :

------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
------------------------------------------------------

Praktikan, Dosen Pembimbing Praktikum

(________________________________) (_____________________________)

Penuntun Praktikum Bakteriologi-III 83


TUGAS PENDAHULUAN

Penuntun Praktikum Bakteriologi-III 84


TUGAS PENDAHULUAN

Penuntun Praktikum Bakteriologi-III 85


LAPORAN PRAKTIKUM

Penuntun Praktikum Bakteriologi-III 86


LAPORAN PRAKTIKUM

Penuntun Praktikum Bakteriologi-III 87


PERTEMUAN IX
PENGUJIAN KADAR HAMBATAN MINIMUM /
MINIMAL INHIBITON CONCENTRATION (MIC)
PENDAHULUAN

Minimal inhibiton consertration = kadar terendah antibiotika dan obat-obat kimia yang masih
mampu menghambat pertumbuhan bakteri.

SPESIMEN

Obat – Obat antimikroba dan obat – obatan.

METHODE PEMERIKSAAN

Diketahui ada dua cara pemeriksaan yaitu :

A. Broth Dilution :

Obatnya diencerkan dengan kaldu yang ditumbuhi bakteri yang diperiksa. Umumnya
untuk bakteri yang mudah tumbuh atau cepat tumbuh. Sederetan obat yang berbeda
untuk 1 specimen bakteri.

1. Obat yang diperiksa dilarutkan dalam pelarut dengan kadar tertentu.


2. Diencerkan dengan kaldu steril sehingga diperoleh sederetan kadar obat, misalnya
100, 50, 20, 10, 5, 2 mcgram atau IU/ml.
3. Tiap-tiap kadar diambil1 ml ditambah masing – masing 1 ml kultur bakteri didalam
kaldu umur 4-8 jam 37 oC.
4. Campur baik-baik masukan dalam incubator suhu 37 oC selama 18-48 jam.
5. Pada waktu membacanya MICnya dengan mencari tabung yang mengandung kadar
obat terendah tetapi masih mampu menghambat / mematikan bakteri (campuran
kelihatan jernih)

Cara membuat pengenceran


1. Ditimbang 50 mg didalam labu erlenmeyer steril, tambahkan pelarutnya sampai 50
ml, ini menjadi larutan obat yang kadarnya 1000 mcg/ml.
2. Didalam tabung steril dimasukan 2 ml larutan obat itu ditambah 8 ml kaldu steril,
diperoleh larutan dengan kadar 20mcg/ml.
3. Selanjutnya dibuat larutan sebagai berikut :
Tabung Steril Larutan 200 mcg / Kaldu Kadar mcg / ml
ml
1 1 ml 1 ml 100 ml
2 1 ml 3 ml 50 ml
3 0,5 ml 4,5 ml 20 ml
4 0,5 ml 9,5 ml 10 ml
5 0,1 ml 3,9 ml 5 ml
6 0,1 ml 9,9 ml 2 ml

4. Kadar akhir setelah ditambahkan kultur bakteri sama banyaknya menjadi setengah.

Penuntun Praktikum Bakteriologi-III 88


B. Agar Dilution
Obatnya diencerkan dengan agar – agar yang dapat ditumbuhi bakteri yang diperiksa.
Umumnya untuk bakteri yang sukar atau lambat tumbuh. Satu kadar obat untuk
beberapa bakteri yang sejenis.
1. Obat yang diperiksa dilarutkan dengan pelarut sampai diperoleh kadar obat tertentu
misalnya 200 mcg / ml.
2. Kemudian dibuat pengenceran obat dengan agar – agar sehingga diperolah media
plate dengan kadar obat yang berbeda.
3. Deretan media plate yang yeng berbeda kadar obatnya ditetesi suspense bakteri
pekat yang diperiksa dari kultur umu 24 – 48 jam 37 oC, masukan diinkubator selama
24 jam.
4. Pada waktu dibaca ada tidaknya pertumbuhan bakteri pada bekas tetesan dan dicari
agar plate yang menunjukkan kadar obat terendah yang bakterinya tidak tumbuh.

cara pembuatan pengenceran :

1. Satu jenis obat yang digunakan dibuat larutan dengan pelarutnya sehingga diperoleh
kadar tertentu misalnya 100 mcg / ml.
2. Disediakan beberapa masing – masing dkitambahkan larutan obat tersebut dengan
volume yang berbeda – beda, campuran ini dituang didalam petridisch steril.

Contoh perbandingan agar – agar dan obat :

Obat 100 mcg / ml Media agar – agar Kadar akhir obat


1 ml 199 ml 0,5 mcg / ml
1 ml 99 ml 1 mcg / ml
2 ml 98 ml 2 mcg / ml
5 ml 95 ml 5 mcg / ml
10 ml 90 ml 10 mcg / ml

Penuntun Praktikum Bakteriologi-III 89


PRAKTIKUM : PEMERIKSAAN PENGARUH ANTIMIKROBA

NAMA PRAKTIKAN :

TANGGAL :

BAHAN :

HARI I

HARI II

HARI III

HASIL :

KESIMPULAN:

DOSEN PEMBIMBING : TT

Penuntun Praktikum Bakteriologi-III 90


TUGAS PENDAHULUAN

Penuntun Praktikum Bakteriologi-III 91


TUGAS PENDAHULUAN

Penuntun Praktikum Bakteriologi-III 92


LAPORAN PRAKTIKUM

Penuntun Praktikum Bakteriologi-III 93


LAPORAN PRAKTIKUM

Penuntun Praktikum Bakteriologi-III 94


PEMBUATAN MEDIA DAN REAGENSIA

1. MEDIA

a. Media Gula – gula Peptone 1 gr, NaCl 0,5 gr, aquadest 100 ml,
Indicator Phenol Red 0,2 % 1 ml, karbohidrat
1 gr (Glukosa, Laktosa, Manit, Maltosa,
Sakarose), masukan dalam tabung reaksi @
8 ml + tabung Durham, steril diautoclave 121
o
C 15 menit.
b. Air pepton / peptone water Peptone 1 gr, NaCl 0,5 gr, aquadest 100 ml,
steril diautoclave 121 oC 15 menit.
c. Media untuk indol / air peptone tanpa Peptone 1 gr, NaCl 0,5 gr, aquadest 100 ml,
glukosa steril diautoclave 121 oC 15 menit.
d. Media untuk MR dan VP / air peptone Peptone 1 gr, NaCl 0,5 gr, aquadest 100 ml,
10 ml (Glukosa 5 gr dalam 100 ml aquadest)
steril diautoclave 121 oC 15 menit.
e. Blood Agar Plate Dibuat media nutrient agar sesuai dengan
petunjuk pada kemasan media, kemudia
disteril diautoclave, didinginkan hingga
suhu 45 oC, lalu tambahkan darah gol O
sebanya 5 % atau dapat juga menggunakan
darah domba steril dari volume media yang
dibuat, dicampur rata, kemudian dituang
kedalam petridish steril + 15 ml atau
ketebalan medai 4 mm, dapat disimpan
tidak lebih dari 1 minggu.

2. REAGENSIA
1. Reagen Kovach Paradimethilaminobenzaldehida 2 gr,
butanol 75 ml, HCl pekat 25 ml, larutkan
aldehide dalam alkohol, kemudian asam
pekat dengan hati – hati, masukan dalam
botol coklat atau
paradimethylaminobenzaldehide 5 gr,
amylalkohol / isoamylalkohol 75 ml, HCl
pekat 25 ml.
2. Reagen Erlich Paradimethylaminobenzaldehide 2 gr,
ethanol 95 % 190 ml, HCl pekat 40 ml,
larutkan aldehide dalam alkohol, kemudian
asam pekat dengan hati-hati, masukan dalam
botol coklat.
3. Reagen Methyl Red Methyl Red 0,4 gr, aquadest 100 ml.
4. Reagen Voges – Proskouer VP I : alpha-naphtol 5 gr, ethanol 95 % 100 ml
VP II: KOH 40 gr, aquadest 100 ml, hati – hati
sewaktu membuat reagen KOH karena
campuran ini bersifat panas.

Penuntun Praktikum Bakteriologi-III 95


Penuntun Praktikum Bakteriologi-III 96

Anda mungkin juga menyukai