DISUSUN OLEH :
SANDRIMI BETTY
(2001080046)
yang datang dan kemudian diangkut ke gudang penyimpanan bahan mentah. Dari
ruang pengiriman, dan akhirnya ke atas truk atau mobil pengangkut kelangganan
dipindahkan dan diletakkan banyak sering sekali. Setiap jenis penanganan atau
transportasi bahan adalah tidak produktif dalam artian bahwa kegiatan tersebut tidak
meningkatkan efisiensi.
A. Pemilihan Peralatan Penanganan Bahan
Faktor-faktor pertimbangan tersebut adalah sebagai berikut.
1. Jalur pengangkutan yang akan diikuti oleh bahan atau orang yang akan
meninggalkan lokasi tertentu. Jalur ini dapat variabel atau tetap, yang
biasanya terdapat dalam produksi terus menerus, sebaliknya bila jalur yang
harus dilalui bersifat variabel, itu merupakan karakteristik produksi yang
terputus-putus.
peralatan penanganan bahan yang dapat digunakan. Ketinggian atap dan kekuatan tiang-
tiang penyangga, penempatan lorong-lorong dan ukuran pintu sering membatasi jenis
dan ukuran peralatan yang dapat digunakan. Disamping itu bentuk bangunan yang
4. Keadaan ruangan yang tersedia, bila luas lantai terbatas, tetapi ruangan di atap tersedia.
5. Kapasitas peralatan penanganan yang diperlukan, faktor ini akan menentukan jumlah
peralatan tipe tertentu yang dibutuhkan, dimana ini juga tergantung pada jumlah bahan
Lima faktor pertimbangan di atas akan sangat membantu untuk membuat keputusan-
keputusan peralatan yang digunakan bagi pelaksanaan kegiatan penanganan bahan. Sebagai
contoh perusahaan mungkin perlu memutuskan apakah peralatan sekarang harus diganti oleh
positif. Oleh karena itu, perlu diusahakan agar pembelian dasar yang
pembelian bahan baku secara teratur harus diikuti dengan usaha penyediaan
tersebut tidak lain adalah pemeliharaan safety stock atau persediaan besi
bahan dasar
Pengadaan material secara teratur dan ekonomis akan dilakukan dengan
melaksanakan kebijakan pembelian yang sering disebut EOQ (Economic
Order Quantity). EOQ merupakan jumlah pembelian secara teratur sebesar
EOQ itu maka perusahaan aka nmenanggung biaya-biaya pengadaan bahan
yang minimal. Dalam hal ini EOQ dipengaruhi oleh dua faktor yaitu:
1. Standardisasi Bahan Baku Beberapa negara besar di dunia seperti Amerika Serikat,
Inggris, Perancis, Jepang, dan Jerman memiliki standar mutu tersendiri. Sering
terdapat perbedaan spesifikasi antara standar negara-negara tersebut tetapi memiliki
mutu produk yang sama. Sebagai contoh dalam standar JIS (Jepang), bahan baku
untuk produk paku adalah Low Carbon WireRod JISG 3505SWRM12, yang dapat
dikatakan sama dengan standar Amerika AISI 1012. Dengan data seperti itu maka
dalam era globalisasi, kegiatan jaminan mutu menjadi lebih penting dan diusahakan
mengacu pada sistem yang diakui bersama dalam dunia internasional. Salah satu
standar acuan yang mendapat pengakuan secara internasional adalah yang
dikeluarkan oleh Internasional Organization for Standarization (ISO). Organisasi ini
telah mengeluarkan suatu seri standar sistem mutu yang dapat digunakan sebagai
acuan, standar ini dikenal dengan ISO seri 9000.
2. Supplyer Bahan Baku
Sebuah perusahaan yang memerlukan bahan baku yang cukup banyak, akan
berusaha untuk mencari sumber bahan baku yang lebih mudah, memiliki
kualitas baik, dan dapat terjangkau dengan sarana transportasi dengan mudah.
Jika kriteria- kriteria tersebut tidak dapat dipenuhi, maka biaya yang akan
dikeluarkan oleh perusahaan akan lebih tinggi, akibatnya produk jadi yang akan
dijual ke pasar kemungkinan akan lebih mahal (tidak dapat bersaing dengan
produk lainnya yang sejenis).
3. Syarat Pembelian
Ada berbagai syarat pembelian yang menarik dari masing-masing supplyer.
Berbagai keterangan mengenai hal itu harus dijelaskan. Untuk menggambarkan
hal ini perlu diperhatikan tentang bahan baku seperti pabrik pengalengan ikan
laut, ikan laut sebagai bahan baku harus diangkut dengan kapal khusus yaitu
kapal yang dilengkapi dengan alat pendingin.
4. Cara Penyimpanan Syarat-syarat penyimpanan bahan baku yang harus
diperhatikan seperti; temperatur, ruang yang tersedia, dan syarat
kelembaban, hal ini harus dipenuhi. Jika syarat tersebut diabaikan akibatnya
akan lebih buruk, baik untuk bahan baku yang disimpan tersebut maupun
untuk potensi pasar yang diharapkan perusahaan, karena bahan baku yang
disimpan akan mengalami kerusakan. Dengan demikian konsumen yang
membutuhkan bahan baku akan membatalkan transaksi pembeliannya, maka
pada akhirnya perusahaan dalam jangka panjang akan mengalami kerugian
yang tidak sedikit. Sebagai contoh sekalipun semen merupakan barang jadi
tetapi merupakan bahan baku bagi usaha pengadaan rumah, maka semen
harus memiliki sistem penyimpanan dalam gudang tertutup, berlantai
kering,dan diletakkan 20 sampai 40 cm di atas permukaan lantai.
5. Kemasan/Pembungkus(Packaging) Pembungkus/kemasan (packaging)
sering dihubungkan dengan label atau merek, karena label atau merek
sering dicantumkan dalam pembungkus tersebut. Di samping itu
pembungkus merupakan salah satu fungsi pemasaran, artinya
pembungkus tersebut dapat melindungi barang selama dalam
pengangkutan, melindungi dari kerusakan, risiko hilang/tumpah dan
lebihp raktis. Pembungkus dapat dijadikan sebagai program pemasaran,
dengan tujuan untuk mempromosikan suatu barang kepada calon
konsumennya dalam rangka memperluas pasar.
3. metode rata-rata;
4. metode rata-rata bergerak;
5. metode standar harga.
Kelima metode tersebut tentu saja akan membawa konsekuensi penilaian biaya pemakaian
bahan yang berbeda dan akhirnya memberikan nilai harga pokok produk yang berbeda pula.
Suatu perusahaan yang memproduksi sesuatu barang,pada umumnya
barang hasil produksinya tersebut terdiri dari berbagai bagian,(parts)
atau suku cadang. Bagian-bagian suku cadang tersebut kemudian
dipasangatau di-assembling sehingga menjadi satu kesatuan barang.
Perusahaan tersebut dapat saja membuat seluruh bagian yang
diperlukan untuk di-assembling sehingga menjadi satu kesatuan
barang. Perusahaan tersebut dapat saja membuat seluruh bagian yang
diperlukan untuk membentuk barang hasil produksin yaitu, akan
tetapi tidak jarang pula perusahaanperusahaan itu tidak membuat
seluruh bagian yang diperlukan dalam hal ini perusahaan cukup
memesan (membeli) kepada perusahaan lain atas bagian atau
onderdil.yang diperlukan dalam proses produksi itu.
Sebagai contoh dalam hal ini dapat kita lihat perusahaan lain atas bagian atau onderdil
perusahaan atas yang bahannya terdiri dari kulit, benang, kancing, kain, dan lain-lain.
Pertimbangan itu akan didasari oleh adanya pertimbangan ekonomis yaitu masalah
untung ruginya pembuatan sendiri dengan membeli dari luar. Kedua alternatif tindakan
itu akan membawa konsekuensi biaya yang berbeda terhadap perusahaan. Apabila kita
membuat sendiri bahan yang kita butuhkan itu maka tentu saja kita akan menanggung
tersebut. Untuk membuat sendiri suatu barang tentu saja harus dibeli mesin-mesin
pemeliharaan, reparasi dan sebagainya. Di samping itu, biaya variabel harus juga
ditanggung yaitu bahan langsung dan tenaga kerja langsung. Lain halnya apabila kita
memesan saja dari perusahaan lain maka kita tidak perlu menanggung beban tetap.
Dalam hal membeli saja dari perusahaan lain maka beban biaya yang
ditanggung oleh perusahaan hanya berupa biaya variabel saja yaitu setinggi
harga beli persatuan barang yang dibutuhkan itu. Di samping pertimbangan-
pertimbangan biaya tersebut di atas perlu diperhatikan pula faktor-faktor yang
tidak bersifat biaya. Suatu perusahaan akan lebih baik membuat sendiri apabila: