Anda di halaman 1dari 12

EKONOMI PEMBANGUNAN

(KONSEP, KRITERIA, DAN UKURAN PEMBANGUNAAN NASIONAL)

KELOMPOK I

1. DAHLIA NONA KEDANG


2. SANDRIMI BETTY
3. YENI MODJO

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NUSA CENDANA
KUPANG
2022

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat-
Nyalah sehingga kami mampu menyelesaikan makalah ini dengan baik.

Makalah tentang “KONSEP, KRITERIA,DAN UKURAN PEMBANGUNAAN


NASIONAL” ini disusun dengan tujuan untuk melengkapi tugas mata kuliah Sistem
Informasi Akuntansi.

Penyusunan makalah tidak terlepas dari bantuan dan dukungan dari berbagai
pihak. Kami sebagai penyusun makalah ini sepenuhnya menyadari bahwa dalam
penulisan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kami
mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun demi kesempurnaan di masa
yang akan datang.

Akhir kata, semoga makalah ini bisa memberikan suatu manfaat bagi kami
selaku penyusun makalah pada khususnya dan bagi pembaca pada umumnya serta bisa
menjadi tambahan referensi di bidang ilmu Komunikasi Data bagi penyusun makalah di
masa yang akan datang.

Kupang, September 2022

(Penulis)

ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................................................ i

KATA PENGANTAR ....................................................................................................ii

DAFTAR ISI ..................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................... 1

Latar Belakang.................................................................................................................. 1

Rumusan Masalah ............................................................................................................ 1

Tujuan .............................................................................................................................. 1

BAB II PEMBAHASAN ............................................................................................... 2

Definisi konsep pembangunaan ........................................................................................ 2

Pengertian Pembangunaan Nasional ................................................................................ 6

Kriteria Dan Pengukuran Pembangunaan Nasional ......................................................... 7

BAB III PENUTUP ........................................................................................................ 9

Kesimpulan ....................................................................................................................... 9

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Konsep pembangunan biasanya melekat dalam konteks kajian suatu perubahan,
pembangunan di sini diartikan sebagai bentuk perubahan yang sifatnya
direncanakan. Setiap orang atau kelompok orang tentu akan mengharapkan
perubahan yang mempunyai bentuk lebih baik bahkan sempurna dari keadaan yang
sebelumnya. Untuk mewujudkan harapan ini tentu harus memerlukan suatu
perencanaa.
Pembangunan merupakan suatu proses perubahan yang terus menerus dilakukan
untuk menuju perbaikan di segala bidang kehidupan masyarakat dengan berdasarkan
pada seperangkat nilai yang dianut, yang menuntun masyarakat untuk mencapai
tingkat kehidupan yang didambakan
1.2 Rumusan Masalah
Permasalahan yang dirumuskan dalam makalah ini adalah sebagai berikut;
1. Definisi konsep pembangunaan
2. Pengertian pembangunaan nasional
3. Kriteria dan pengukuran pembangunaan Nasional

1.3 Tujuan
Tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk menjelaskan definesi konsep
pembangunaan , pengertian pembangunaan nasional ,dan kriteria serta pengukuran
pembangunaan nasional.

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi konsep pembangunaan


Konsep pembangunan biasanya melekat dalam konteks kajian suatu perubahan,
pembangunan di sini diartikan sebagai bentuk perubahan yang sifatnya
direncanakan. Setiap orang atau kelompok orang tentu akan mengharapkan
perubahan yang mempunyai bentuk lebih baik bahkan sempurna dari keadaan yang
sebelumnya. Untuk mewujudkan harapan ini tentu harus memerlukan suatu
perencanaan. Pembangunan secara berencana lebih dirasakan sebagai suatu usaha
yang lebih rasional dan teratur bagi pembangunan masyarakat yang belum atau
baru berkembang (Kuncoro, 1997; Jhingan, 2016). Adapun pembangunan menurut
beberapa ahli yaitu: pembangunan menurut Rogers (Rochajat,dkk, 2011) adalah
perubahan yang berguna menuju suatu sistem sosial dan ekonomi yang diputuskan
sebagai kehendak suatu bangsa. Selanjutnya menurut Rostow (Abdul, 2004)
pembangunan merupakan proses yang bergerak dalam sebuah garis lurus, yakni
dari masyarakat terbelakang ke masyarakat negara yang maju. Pembangunan mula-
mula dipakai dalam arti pertumbuhan ekonomi. Sebuah masyarakat dinilai berhasil
melaksanakan pembangunan, bila pertumbuhan ekonomi masyarakat tersebut
cukup tinggi. Dengan demikian, yang diukur adalah produktivitas masyarakat atau
produktivitas negara setiap tahunnya (Rochajat,dkk, 2011). Dalam bidang sosial,
usaha-usaha pembangunan pada umumnya diarahkan untuk mengembangkan nilai-
nilai dan sikap-sikap dalam masyarakat yang lebih kondusif bagi pembaharuan,
pembangunan, pembangunan dan pembinaan bangsa. Dalam hal ini termasuk
pengembangan motivasi kegairahan usaha yang bersifat produktif. Dan yang lebih
penting adalah dapat dikembangkan suatu proses pendewasaan masyarakat melalui
pembinaan dan dorongan serta adanya energy (Arifin, 2013; Mulyani et al., 2017).
Pembangunan sebenarnya meliputi dua unsur pokok; pertama, masalah materi
yang mau dihasilkan dan dibagi, dan kedua, masalah manusia yang menjadi
pengambil inisiatif, yang menjadi manusia pembangun. Bagaimanapun juga,
pembangunan pada akhirnya harus ditujukan pada pembangunan manusia; manusia
yang dibangun adalah manusia yang kreatif, dan untuk bisa kreatif ini manusia

2
harus merasa bahagia, aman, dan bebas dari rasa takut (Harahap, 2019).
Pembangunan pada hakekatnya adalah suatu proses transformasi masyarakat dari
suatu keadaan pada keadaan yang lain yang makin mendekati tata masyarakat yang
dicita-citakan; dalam proses transformasi itu ada dua hal yang perlu diperhatikan,
yaitu keberlanjutan (continuity) dan perubahan (change), tarikan antara keduanya
menimbulkan dinamika dalam perkembangan masyarakat. Akan halnya
kecenderungan konsep pembangunan yang dikembangkan di Indonesia,
mengemukakan adanya tahapan-tahapan sebagai berikut:

a) Strategi pertumbuhan
b) Pertumbuhan dan distribusi
c) Teknologi tepat guna
d) Kebutuhan dasar
e) Pembangunan berkelanjutan dan
f) Pemberdayaan

Menurut Rostow transformasi dari negara yang terbelakang menjadi negara


maju dapat dijelaskan melalui suatu urutan tingkatan atau tahap pembangunan yang
dilalui oleh semua negara. Rostow mengemukakan lima tahap yang dilalui oleh suatu
negara dalam proses pembangunannya, yaitu:

a) Masyarakat tradisional adalah masyarakat yang belum mengetahui


teknologi modern, tetapi masih mengandalkan tenaga fisik. Sektor
utamanya masih berbasis pertanian, perikanan, kehutanan dan
peternakan.
b) Persiapan menuju tingkat landas merupakan masyarakat yang mulai
banyak menggunakan ilmu dan teknologi modern untuk menuju negara
industri.
c) Tinggal landas merupakan pertumbuhan ekonomi meningkat dengan
prioritas pembangunan di sektor industri
d) Masyarakat dewasa merupakan masyarakat menggunakan teknologi
modern untuk melakukan semua aktivitas ekonominya.
e) Masa tingginya konsumsi masyarakat merupakan masyarakat

3
memiliki tingkat konsumsi yang tinggi untuk produksi barang dan jasa
(Witjaksono, 2009). Untuk menjadi negara dengan masyarakat yang tingkat
pembangunannya lebih baik maka ada tahapan-tahapannya, menurut Tjokrowinoto
memberikan deskripsi mengenai ciri-ciri pembangunan yang berpusat pada rakyat
manusia:

 Pertama, prakarsa dan proses pengambilan keputusan untuk memenuhi


kebutuhan masyarakat tahap demi tahap harus diletakkan pada
masyarakat sendiri;
 Kedua, fokus utama adalah meningkatkan kemampuan masyarakat untuk
mengelola dan memobilisasikan sumber-sumber yang terdapat di
komunitas untuk memenuhi kebutuhan mereka;
 Ketiga, pendekatan ini menoleransi variasi lokal dan karenanya, sifatnya
fleksibel dan menyesuaikan dengan kondisi lokal;
 Keempat, di dalam melaksanakan pembangunan, pendekatan ini
menekankan pada proses sosial learning yang di dalamnya terdapat
interaksi kolaboratif antara birokrasi dan komunitas mulai dari proses
perencanaan sampai evaluasi proyek dengan mendasarkan diri saling
belajar;
 Kelima, proses pembentukan jejaring (networking) antara birokrasi dan
lembaga swadaya masyarakat, satu-satunya organisasi tradisional yang
mandiri, merupakan bagian yang integral dari pendekatan ini, baik untuk
meningkatkan kemampuan mereka mengidentifikasi dan mengelola
pelbagai sumber, maupun untuk menjaga keseimbangan antara struktur
vertikal maupun horizontal, melalui proses networking ini diharapkan
terjadi simbiosis antara struktur-struktur pembangunan di tingkat lokal
(Kuncoro, 1997).

Dasar interpretasi pembangunan yang berpusat pada rakyat adalah asumsibahwa


manusia adalah sasaran pokok dan sumber paling strategis, karena itu pembangunan
juga meliputi usaha terencana untuk meningkatkan kemampuan dan potensi manusia
serta mengarahkan minat mereka untuk ikut serta dalam proses pembuatan keputusan
tentang berbagai hal yang memiliki dampak bagi mereka dan mencoba mempromosikan

4
kekuatan manusia, bukan pengabdian ketergantungan yang menciptakan hubungan
antara birokrasi, negara dengan masyarakat.

Dari penjelasan elemen-elemen di atas maka muncullah teori pemberdayaan


(empowerment) yang dipandang sebagai pemikiran alternatif terhadap pembangunan
(Rahayu, 2017). Untuk mewujudkan delapan kondisi utama di atas Mahbub UI Haq
(Tatok Mardikanto dan Poerwoko Soebianto, 2013) Menawarkan tiga komponen
penting dalam pembangunan manusia yaitu:

1. Kesetaraan dalam memperoleh kesempatan (Equal Access To


Opportunity)
2. Berkelanjutan (Sustainability) dipahami bahwa generasi yang akan
datang harus bisa menikmati kesempatan yang sama dengan generasi
sekarang
3. Produktivitas (Productivity) hal ini dibutuhkan investasi pada
pengembangan kualitas sumber daya manusia (SDM) dan set-up
ekonomi makro untuk memfasilitasi pengembangan SDM (Mulyani et
al., 2017).

Pemberdayaan (Empowerment) yang diterjemahkan bahwa masyarakat memiliki


pilihan untuk kepentingan sendiri, sehingga mereka harus bisa memengaruhi keputusan
yang terkait dengan hidup mereka. Logika yang dominan dari paradigma ini adalah
suatu ekologi manusia yang seimbang, dengan sumber-sumber daya utama berupa
sumber-sumber daya informasi dan prakarsa kreatif yang tidak habis-habisnya, dan
yang tujuan utamanya adalah pertumbuhan manusia yang mendefinisikan sebagai
perwujudan yang lebih tinggi dari potensi-potensi manusia. Paradigma ini memberi
peran kepada individu bukan sebagai objek, melainkan sebagai pelaku yang menetapkan
tujuan, mengendalikan sumber daya, dan mengarahkan proses yang memengaruhi
kehidupannya (Mulyani et al., 2017). Pembangunan yang berpusat kepada rakyat
menghargai dan mempertimbangkan prakarsa rakyat dan kekhasan setempat. Menurut
pendekatan ini, tujuan utama dari pembangunan adalah menciptakan suatu lingkungan
yang memungkinkan masyarakatnya untuk menikmati kehidupan yang kreatif, sehat
dan berumur panjang. Walaupun sederhana, tujuan ini sering terlupakan oleh keinginan
untuk meningkatkan akumulasi barang dan modal. Banyak pengalaman pembangunan

5
menunjukkan bahwa kaitan antara pertumbuhan ekonomi dan pembangunan manusia
tidaklah terjadi dengan sendirinya (Huda, 2017). Teori pembangunan dalam
perkembangannya semakin kompleks dan semakin tidak terikat pada satu disiplin ilmu.
Dinamika teori pembangunan tersebut tidak terlepas dari pemahaman terhadap konsep
pembangunan yang bersifat terbuka. Pengalaman selama ini menunjukkan bahwa
implementasi konsep pembangunan ternyata telah banyak merubah kondisi kehidupan
masyarakat. Pada sebagian komunitas, pembangunan telah mengantar kehidupan
mereka lebih baik bahkan ada sebagian yang dapat dikatakan berlebihan, sementara bagi
komunitas lainnya pembangunan justru mengantarkan kesengsaraan. Oleh karena itu
pemahaman masalah pembangunan hendaknya harus bersifat dinamis, karena setiap saat
akan selalu muncul masalah-masalah baru yang harus dipecahkan oleh pembangunan.
Dengan kata lain dapat dijelaskan bahwa akan selalu ada pemecahan atas setiap
masalah, tetapi juga selalu ada masalah atas setiap pemecahan masalah (Arifin, 2013;
Jhingan, 2016).

2.2 Pengertian Pembangunaan Nasional


Pembangunan merupakan suatu proses perubahan yang terus menerus dilakukan
untuk menuju perbaikan di segala bidang kehidupan masyarakat dengan
berdasarkan pada seperangkat nilai yang dianut, yang menuntun masyarakat untuk
mencapai tingkat kehidupan yang didambakan. Pembangunan di sini lebih
diarahkan pada pembangunan potensi, inisiatif, daya kreasi, dan kepribadian dari
setiap warga masyarakat. Dengan pembangunan, masyarakat diharapkan semakin
mampu mengelola alam bagi peningkatan kesejahteraannya. Pembangunan
menuntut orientasi masa depan bagi kelestarian manusia dan alam (Subandi, 2011).
Pembangunan nasional adalah suatu rangkaian upaya pembangunan yang dilakukan
secara berkesinambungan dalam semua bidang kehidupan masyarakat, bangsa dan
negara untuk mewujudkan tujuan nasional. Pembangunan nasional dilakukan dalam
rangka merealisasikan tujuan nasional seperti yang tertulis dalam Pembukaan
Undang-Undang Dasar 1945, yaitu melindungi segenap bangsa dan segenap
tumpah darah Indonesia, meningkatkan kesejahteraan umum, mencerdaskan
kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan
kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial. Pelaksanaan pembangunan
mencakup aspek kehidupan bangsa, yaitu aspek politik, ekonomi, sosial budaya,

6
dan pertahanan keamanan secara berencana, menyeluruh, terarah, terpadu, bertahap
dan berkelanjutan untuk memacu peningkatan kemampuan nasional dalam rangka
mewujudkan kehidupan yang sejajar dan sederajat dengan bangsa lain yang lebih
maju. Oleh karena itu, sesungguhnya pembangunan nasional merupakan
pencerminan kehendak untuk terus menerus meningkatkan kesejahteraan dan
kemakmuran rakyat Indonesia secara benar, adil, dan merata, serta
mengembangkan kehidupan masyarakat dan penyelenggara negara yang maju dan
demokratis berdasarkan Pancasila (Witjaksono, 2009).
2.3 Kriteria Dan Pengukuran Pembangunaan Nasional
Kriteria pengukuran keberhasilan pembangunan ekonomi Pendapatan Nasional
antara lain;

1. Tingkat pendapatan nasional yang tinggi menandakan kapasitas produksi


nasional yang tinggi. Hal ini berarti jumlah barang dan jasa yang
dihasilkan besar dan tingkat kesempatan kerja tinggi. Dengan demikian,
pembangunan ekonomi dapat dianggap berhasil.
2. Pendapatan per Kapita; Keberhasilan pembangunan ekonomi dapat juga
diukur dengan pendapatan per kapita. Tinggi-rendahnya pendapatan per
kapita dapat menggambarkan sejauh mana kemampuan penduduk untuk
mengkonsumsi barang-barang hasil produksi. Pendapatan per kapita
memberikan petunjuk mengenai kemampuan yang dicapai oleh sebuah
negara dalam memenuhi kebutuhan warganya.
3. Distribusi pendapatan; Distribusi pendapatan yang merata juga
merupakan ukuran yang penting. Jika hanya sebagian kecil penduduk
yang berpenghasilan tinggi, sedangkan yang lainnya berpendapatan
rendah, keberhasilan pembangunan belumlah sempurna. Distribusi
pendapatan yang timpang atau tidak merata juga tidak bermanfaat bila
ditinjau dari kemungkinan investasi karena penduduk berpenghasilan
tinggi biasanya konsumtif.
4. Peranan sektor industri dan jasa; Pada umumnya semakin besar
kontribusi sektor industri dan jasa, maka akan semakin maju suatu
negara. Atas dasar hal tersebut dapat dikatakan bahwa besarnya proporsi

7
kontribusi sektor industri dan jasa merupakan salah satu indikasi yang
penting bagi tingkat kemajuan ekonomi.
5. Kesempatan kerja; Apabila suatu negara mampu mempertahankan
tingkat kesempatan kerja yang tinggi (full employment) berarti
masyarakat mampu mempercepat laju perkembangan ekonominya. Hal
ini dapat dilihat dari meningkatnya investasi, meningkatnya lapangan
kerja baru, dan berkurangnya pengangguran.
6. Stabilitas ekonomi; Tingkat perekonomian yang stabil meliputi stabilitas
tingkat pendapatan dan kesempatan kerja serta tingkat harga
memengaruhi pasar produk dalam negeri. Suatu negara dikatakan
berhasil di dalam perkembangan ekonominya apabila mampu menjaga
stabilitas ekonominya.
7. Neraca pembayaran luar negeri; Pada umumnya setiap negara
menginginkan agar neraca pembayarannya seimbang sebab jika neraca
pembayaran mengalami defisit berpengaruh terhadap kredibilitas negara
tersebut. Apalagi bila neraca pembayaran mengalami surplus. Kondisi ini
jauh lebih baik dibandingkan kondisi seimbang karena berpengaruh
terhadap kemajuan ekonomi negara tersebut (Ferinia et al., 2020; Purba,
Nainggolan, et al., 2020; Purba,Sudarmanto, et al., 2020).

8
BAB III
KESIMPULAN

Konsep pembangunan biasanya melekat dalam konteks kajian suatu perubahan,


pembangunan di sini diartikan sebagai bentuk perubahan yang sifatnya
direncanakan. Setiap orang atau kelompok orang tentu akan mengharapkan
perubahan yang mempunyai bentuk lebih baik bahkan sempurna dari keadaan yang
sebelumnya. Untuk mewujudkan harapan ini tentu harus memerlukan suatu
perencanaa.
Pembangunan merupakan suatu proses perubahan yang terus menerus dilakukan
untuk menuju perbaikan di segala bidang kehidupan masyarakat dengan berdasarkan
pada seperangkat nilai yang dianut, yang menuntun masyarakat untuk mencapai
tingkat kehidupan yang didambakan
Kriteria pengukuran keberhasilan pembangunan ekonomi Pendapatan Nasional
antara lain; Tingkat pendapatan nasional yang tinggi menandakan kapasitas
produksi nasional yang tinggi. Pendapatan per Kapita; Keberhasilan pembangunan
ekonomi dapat juga diukur dengan pendapatan per kapita. Distribusi pendapatan;
Distribusi pendapatan yang merata juga merupakan ukuran yang penting. Peranan
sektor industri dan jasa; Pada umumnya semakin besar kontribusi sektor industri
dan jasa, maka akan semakin maju suatu negara. Atas dasar hal tersebut dapat
dikatakan bahwa besarnya proporsi kontribusi sektor industri dan jasa merupakan
salah satu indikasi yang penting bagi tingkat kemajuan ekonomi. Kesempatan kerja;
Apabila suatu negara mampu mempertahankan tingkat kesempatan kerja yang
tinggi (full employment) berarti masyarakat mampu mempercepat laju
perkembangan ekonominya. Stabilitas ekonomi; Tingkat perekonomian yang stabil
meliputi stabilitas tingkat pendapatan dan kesempatan kerja serta tingkat harga
memengaruhi pasar produk dalam negeri. Neraca pembayaran luar negeri; Pada
umumnya setiap negara menginginkan agar neraca pembayarannya seimbang sebab
jika neraca pembayaran mengalami defisit berpengaruh terhadap kredibilitas negara
tersebut. Apalagi bila neraca pembayaran mengalami surplus. Kondisi ini jauh lebih
baik dibandingkan kondisi seimbang karena berpengaruh terhadap kemajuan
ekonomi negara tersebut.

Anda mungkin juga menyukai