Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan
anugerah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas Makalah ini yang
berjudul “Identifikasi Potensi Wilayah.”
Adapun tujuan dari penulisan dari proposal penelitian ini adalah untuk
Mengetahui Apa itu Identifikasi Potensi Wilayah dan bagaimana caranya. kami
menyadari, makalah yang Kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan Kami nantikan demi
kesempurnaan Makalah ini.
Daftar Isi
Kata Pengantar...........................................................................................2
A.Pendahuluan...........................................................................................3
B.Tujuan Penulisan....................................................................................3
C.Ruang lingkup Pembahasan.................................................................4
1. Penjelasan tentang Apa itu Identifikasi Potensi wilayah......................4
2. penjelasan tentang fungsi dan Manfaat identifikasi wilayah................4
D.Pembahasan............................................................................................4
1. Identifikasi Potensi Wilayah..................................................................4
2. Data SDM...........................................................................................15
3. Data Penunjang..................................................................................15
E.Penutup..................................................................................................22
Kesimpulan...............................................................................................22
Daftar Pustaka..........................................................................................22
A.Pendahuluan
B.Tujuan Penulisan
D.Pembahasan
1. Pengertian pembangunan
Menurut Rostow trasnformasi dari negara yang terbelakang menjadi negara maju
dapat dijelaskan melalui suatu urutan tingkatan atau tahap pembagunan yang
dilalui oleh semua neagara. Rostow mengemukakan lima tahap yang dilalui oleh
suatu negara dalam proses pembangunannya; yaitu;
1. Masyarakat teradisional
2. Persiapan menuju tingkat landas
3. Tinggal landas
4. Masyarakat dewasa
5. Masa tingginya komsumsi masyarakat
Didalam hal ini terdapat tiga landasan komponen dasar yang merupakan nilai inti
pembangunan antara lain Kecukupan, Jati diri dan harga diri sebagai manusia, dan
Kebebasan dari penindasan
a. Kecukupan
Kecukupan yang dimaksut bukan hanya sekedar menyangkut makan melainkan
mewakili sebuah hal yang merupakan kebutuhan dasar manusia secara fisik.
Kebutuhan dasar ini meliputi sandang,pangan,papa,kesehatan dan keamanan.
Apabila salah satu dari sekian banyak kebutuhan dasar ini tidak tterpenuhi maka
muncullah keterbelakangan absolut.
b. Jati diri dan harga diri
Sebagai manusia komponen inti dari pembangunan yang kedua adalah
menyangkut jati diri. Kehidupan yang serba lebih baik adalah adanya dorongan
dari dalam diri uuntuk merasa dan pantas layak untuk melakukan sesuatu semua
itu terangkum dari dalam jati diri ( self-esteem)
c. Kebebasan dari perbudakan/penindasan
Tata nilai ketiga sebagai nilai-nilai hakiki pembangunan adalah konsep kebebasan
atau kemerdekaan. Kebebasan dalam konteks ini diartikan secara luas sebagai
kemampuan untuk berdiri tegak sehingga tidak diperbudaka oleh pengajaran
aspek-aspek materi dalam kehidupan serta bebas dari persaan perbudakan sosial
sebagai manusia terhadap alam.
1. Prinsip pembangunan berkelanjutan
Pengelolaan sumber daya alam (SDA), yang berkelanjutan, merupakan isu yang
sangat penting di era sekarang ini. Pengelolaan yang tepat tentu akan memberikan
kemanfaatan yang besar secara ekologis, sekaligus ekonomi negara dan
masyarakatnya. Oleh karena itu pengelolaan SDA, termasuk sumber kehutanan
menjadi hal yang penting dalam perencanaan dan pelaksanaan pembangunan.
Sebagai sebuah konsep, istilah pembangunan berkelanjutan ini berkembang dalam
masyarakat modern (developed countries) maupun lembaga-lembaga
internasional. Namun dalam proses perjalanan peradaban pemikiran manusia,
konsep tersebut juga diyakini dipraktekkan oleh negara-negara sedang
berkembang melalui kearfian lokalnya.
Prinsip pembangunan berkelanjutan (Sustainable Development Goals atau SDGs)
ini merupakan kesepakatan negara-negara di dunia setelah konferensi
Stockholm2. Negara-negara dunia yang tergabung dalam organisasi Perserikatan
Bangsa-Bangsa (PBB) berusaha semaksimal mungkin menyelaraskan visi
pembangunan negara mereka dengan rancangan pembangunan SDGs. Sebagai
sebuah prinsip kesadaran internasional, SDGs merupakan tindak lanjut dari
prinsip Millennium Development Goals (MDGs).
http://jurnal.unsyiah.ac.id/SKLJ/article/view/17634
2. Pergeseran paradigma pembangunan
Secara singkat dan sederhana terjadinya pergeseran paradigma global didunia ini
dapat diuraikan dibawah ini :
a. Paradigma ekonomi
Paradigma ekonomi merupakan yang paling tua dan paling dominan dalam
menentukan pembangunan. Hal ini disebabkan oleh pengertian ekonomi itu
sendiri dapat dipahami sebagai upaya mengatur kesejahteraan keluarga,komunitas
dan bangsa dalam skala yang lebih luas. Pada awalnya (ekonomi klasik)
paradigma ini menerapkan pertumbuhan dan melihat pembangunan sebagai
pembangunan ekonomi ( development = economic development) sehingga ukuran
keberhasilan pembangunan adalah pertumbuhan produksi barang dan jasa secara
nasional ( produksi nasional Bruto/Gross National Product). Maka tinggi
pertumbuhannya maka berhasil pembangunan suatu negara. Paradigma juga
menekankan perlunya kebersamaan, pemupukan modal dan pembagian
kerja( spesialisasi). Kelompok yang tidak puas dengan paradigma ini kemudia
melakukan pembaruan yang kemudian dikenala dengn nama Neo Ekonimi yang
lebih menekankan pada pemerataan dengan mengukur berapa % dari PNB/GNP
diraih oleh penduduk miskin.
Meskipun paradigma neo-ekonomi ini masi sngat jelas dipegaruhi oleh nilai-nilai
ekonomi klasik, tetapi ada beberap perbedaan yang fundamental dalam indikator-
indikator yang digunakan untuk mengukur pembngunan dan makna pertumbuan
itu sendiri. Meskipun sudah banyak perubahan dalam paradigma ekonomi tetapi
perkara utamanya tetap pertumbuhan dan pemerataan dipercayakan melalui
mekanisme penetesan ( trickle down effect).
b. Paradigma kesejahteraan sosial
Pada awalnya paradigma kesejahteraan sosial ini melihat pembangunan sebagai
pemenuhn kebutuhan dasar manusia. Indikator pembangunan diukur dari
pemenuhan kebutuhan dasar, seperti antara MASOL (Minuman Acceptablr
Standard of Living) yang dikembangkan oleh Doh Joon Chien atau PQLI
( Physical Quality Life Index) yang sedikit lebih maju dengan mengukur harapan
hidup, kematian bayi dan melek huruf sampai dengan yang lebih canggih yang
melihat pembangunan sebagai upaya terencana untuk memenuhi kebutuhan sosial
yang lebih tinggi, bukan berapa banyak, tetpi berapa baik pemerataan dan
peningkatan budaya .
c. Paradingma pembangunan manusia
Melihat pembangunan sebagai pembangunan manusia untuk mampu berbuat dan
menciptakan sejarahnya sendiri. Manusai adalah fokus utama pembangunan
karena martabat manusia emiliki dominasi teknologi, pembebasan manusia dari
dominasi pasar (Ramos), pembangunan manusia, kelangungan hidup dan
kehormatan serta kebebasan ( Goulet), pembebasan manusia dari dominasi
manusia lain melalui proses penyadaran diri (Freire). Fokus pembangunan bukan
lagi pada ekonomi, sosial atau teknologi melainkan pada manusia itu sendiri.
Pergeseran paradigma seperti itu bergerak dari ekonomi ke paradigma
kesejahteraan sosial dan akhirnya ke paradigma manusia. Pembangunan menuru
kedua paradigma terdahulu( ekonomi dan kesejahteraan sosial) adalah
pembangunan yang berkibrat ke manusia, sedangkan pembangunan menurut
paradigma manusia dalah pembangunan manusia itu sendiri untuk menjadi
manusia yang utuh dan merdeka atau secara ekonomi produktif dan secara sosial
efektif ( soedjatmoko).
E.Penutup
Kesimpulan
Daftar Pustaka