Anda di halaman 1dari 4

BAGIAN I

TEORI-TEORI PEMBANGUNAN

A. Pengertian Pembangunan

Pembangunan Nasional menurut Katz dirumuskan sebagai perubahan


yang terencana dari situasi nasional yang satu kesituasi nasional yang lain yang
dinilai lebih tinggi. Pembanguan nasional ini bukanlah sekedar sesuatu keadaan
atau kondisi hidup saja , tetapi merupakan proses yang akan berjalan terus menuju
kearah situasi yang lebih baik daripada situasi sebelumnya.

Weidner menyatakan bahwa banyak literature yang membahasa tentang


pembangunan, kemudian mereka memberikan indikasi mengenai pembangunan itu
berbeda-beda. Ada yang mengindeks pembanguan dengan Pertumbuhan. Ada yang
membayangkan pembangunan dengan adanya perubahan system. Sementara lain
pihak menekankan bahwa pembangunan itu harus berorientasi pada tujuan,
terutama pada modernitas, Nations building dan kemajuan social ekonomi. Ada lagi
yang mengatakan bahwa pembangunan itu tidak dapat lepas dari adanya berbagai
perubahan yang memang direncanakan sebaik-baiknya.

Pembanguan adalah merupakan proses perubahan system yang


direncanakan dan pertumbuhan menuju kearah perbaikan yang beriorentasi pada
modernitas, nation building dan kemajuan social ekonomi. Sangat ideal Apabila
dalam pembangunan itu terjadi pertumbuhan yang terarah, perubahan sistem dan
direncanakan sebaik-baiknya. Setiap pembangunan harus mempunyai tujuan.
Tujuan harus harus ditetapkan sebelumnya, kemudian diusahakan agar ada
perubahan , pertumbuhan, dan perkembangan menuju kearah tercapainya tujuan.
Untuk dapat mencapai tujuan tersebut perlu ada kemampuan, yakni kemampuan
untuk berubah, tumbuh dan berkembang menuju kearah tercapainya apa yang
dikehendaki dengan pembangunan.

Teori pembangunan dalam ilmu-ilmu sosial dikenal dengan dua paradigma


besar yakni Paradigma modernisasi dan paradigma ketergantungan (bahan kuliah
S2 oleh. Prof.Hj. syamsiah badruddin,Msi, 2008).

Paradigma modernisasi dijelaskan bahwa paradigma ini mencakup teori-


teori makro tentang pertumbuhan ekonomi dan perubahan sosial dan teori-teori
mikro tentang nilai-nilai individu yang menunjang proses perubahan DAN SECARA
LENGKAP DIBAHAS PADA BAHAGIAN II DIKTAT INI. Sedangkan paradigma
ketergantungan menyangkut teori-teori keterbelakangan (under-development),
ketergantungan (dependent development) dan sistem dunia (world sistem theory).
Sedangkan menurut Dedy Tikson yang dikutif Prof. Samsiah.(2008) menyatakan
bahwa Klasifikasi Teori Pembangunan terbagi tiga yakni Modernisasi,
Keterbelakangan dan ketergantungan. Dari berbagai paradigma tersebut itulah
kemudian muncul berbagai versi tentang pengertian pembangunan.

Nugroho dan Rochim Dahuri dikutip Prof Syamsiah(2008) bahwa


pembangunan adalah suatu upaya terkoordinasi untuk menciptakan alternatif yang
lebih baik secara sah kepada setiap warga negara untuk memenuhi dan mencapai
aspirasinya yang paling manusiawi. Tema pertama adalah koordinasi yang berarti
pentingnya aspek pengelolaan yang lebih baik agar tercapai suatu singkronisasi
dan kesesuaian antara satu dengan lainnya. Tema kedua adalah terciptanya
alternatif yang lebih banyak secara sah, artinya pembangunan hendaknya
berorientasi kepada keberagaman dalam seluruh aspek kehidupan dan
mekanismenya menuntut kepada terciptanya kelembagaan dan hukum yang dapat
dipercaya yang mampu berperan secara efisien, traansparan dan adil. Tema ketiga
adalah mencapai aspirasi yang paling manusiawi, yang mengisyaratkan bahwa
pembangunan hendaknya berorientasi kepada pemecahan masalah dan pembinaan
nilai-nilai moral dan etika umat.

Banyak pengertian mengenai pembangunan, namun secara umum ada


suatu kesepakatan bahwa pembanguan merupakan suatu proses untuk melakukan
perubahan ( Riyadi dan Deddy Supriadi Bratakusuma, 2005).

Siagian (1994) Pembanguan adalah Suatu usaha atau rangkaian usaha


pertumbuhan dan perubahan yang berencana dan dilakukan secara sadar oleh
suatu bangsa, negara dan pemerintah, menuju modernitas dalam rangka pembinaan
bangsa (National Building), sedang Ginanjar Kartasasmita (1994) Pembanguan
adalah suatu proses perubahan kearah yang lebih baik melalui upaya yang
dilakukan secara terencana.

Pembanguan adalah suatu proses perubahan yang mencakup segenap


sistem sosial, ekonomi, politik, hankam, infrastruktur, pendidikan dan tehnologi,
kelembagaan dan budaya (Alexander 1994). Pembangunan adalah teransformasi
ekonomi, sosial dan budaya. Pembanguan adalah proses perubahan yang
direncanakan untuk memperbaiki aspek kehidupan masyarakat (Portes,1976)

Makna penting dari pembangunan adalah adanya kemajuan/ perbaikan


(progress), pertumbuhan, dan diversifikasi.
Pembangunan adalah semua proses perubahan yang dilakukan melalui
upaya-upaya secara sadar dan terencana. Sedangkan perkembangan adalah
proses perubahan yang terjadi secara alami sebagai dampak dari adanya
pembangunan (Riyadi dan Deddy Supriyadi Bratajusuma,2005)
Dalam pembangunan, Rondinelli menyatakan bahwa kebijaksanaan
pemerintah harus ditunjukkan untuk mengubah cara berfikir, selalu memikirkan
perlunya investasi pembangunan. Dengan adanya pembangunan akan terjadilah
peningkatan nilai-nilai budaya bangsa, yaitu tercapainya tarap hidup yang lebih baik,
saling harga menghargai sesamanya, terhindar dari tindakan sewenang-wenang,
dan semakin terasa adanya rasa saling memiliki (sense of belongingness) dari
masyarakat.
Adapun tujuan pembanguan menurut Gant ada dua tahap Tahap pertama,
pada hakikatnya pembangunan bertujuan untuk menghapuskan kemiskinan. Apabila
tujuan ini sudah mulai dirasakan hasilnya, maka tahap kedua adalah menciptakan
kesempatan-kesempatan bagi warganya untuk dapat hidup bahagia dan terpenuhi
segala kebutuhannya.
Diantara Negara-negara yang sedang berkembang, hasil pembangunan
tidak dapat merata pada seluruh penduduknya. Dari 2000 juta jiwa penduduk pada
100 negara berkembang sebanyak 800 juta jiwa penduduknya yang terjerat dalam
perangkat kemiskinan dan keterbelakangan. Adapun ciri-ciri kemiskinan penduduk
antara lain:
a. Sebagian besar kelompok penduduk yang miskin tinggal didaerah pedesaan.
Mereka pada umumnya bekerja sebagai buruh tani karena tidak memiliki
tanah sendiri. Kalau toh memiliki tanah, namun tidak luas sehingga tidak
cukup untuk membiayai hidup sekeluarga dengan layak
b. Banyak diantara mereka yang menganggur atau setengah menganggur,
pengertian setengah mengaggur yaitu jika waktu kerjanya rata-rata setiap hari
kurang dari 3 jam.
c. Jika merka mempunyai usaha sendiri, biasanya alat yang digunakan itu
sewaan dari orang lain. Sifat usaha mereka kecil-kecilan dan terbatas karena
kekurangan modal
d. Kebanyakan mereka tidak berpendidikan, dan jika berpendidikan, tingkat
pendiddikannya rendah
Dalam data sensus ciri-ciri penduduk miskin di Indonesia dapat
dikemukakan sebagai berikut;
a. Jumlah anggota keluarga penduduk dibawah garis kemiskinan umumnya
lebih besar daripada keluarga penduduk diatas garis kemiskinan.
b. Luas tanah yang diolah keluarga dibawah garis kemiskinan relative lebih kecil.
c. Terdapat hubungan yang erat antara tingkat pendidikan kepala keluarga dan
tingkat pengeluaran biaya hidup. Semakin rendah tingkat pendidikannya,
semakin rendah tingkat pengeluarannya.
d. Orang di Kota dan di Desa yang mempunyai rumah dari gedeg ( diding
bamboo) umumnya orang miskin, Semakin kaya, semakin cendrung untuk
menggunakan dinding dari batu bata.
e. Semakin naik pendapatannya, semakin banyak yang menggunakan listrik .

Dari data tersebut diatas menunjukkan adanya perbedaan antara


penduduk miskin dan penduduk kaya, atau sekurang-kurangnya tidak termasuk
miskin. Tolok ukur untuk membedakan mana yang miskin dan mana yang kaya
hanyalah berdasarkan tingkat pendapatan, sebab akan berpengaruh terhadap
tingkat kesejahteraan. Dengann demikian untuk menentukan yang miskin dan yang
tidak miskin maka akan diperlukan waktu yang cukup lama untuk mendata tingkat
pendapatan masyarakat, tentu saja sangat diharapkan kejujuran dari pada
masyarakat dalam memberikan informasi tentang sumber-sumber pendapatannya.
Yang dilakukan selama ini hanyalah dengan survai langsung per rumah
tangga, dengan menentukan criteria rumah tangga yang miskin dan yang tidak
miskin, yakni dengan melihat secara langsung kondisi fisik rumah tangga dalam
masyarakat.
Dewasa kini kesulitan yang dialamim oleh banyak negara-negara
berkembang adalah mengatasi masalah kesenjangan antara masyarakat yang
miskin dan masyarakat yang kaya dalam suatu Negara. Dan salah satu yang
diupayakan oleh banyak Negara-negara berkembang tersebut dengan mendapatkan
bantuaan dari Luar negri dengan harapan kemiskinan akan terhapus kalaupun
tidak, akan terjadi pengurangan kemiskinaan dalam suatu Negara dalam suatu
kurun waktu tertentu.
Strategi pembanguan Nasional yang petrnah dilakukan adalah dengan
mengupayakan pertumbuhan ekonomi dengan mengejar peninkatan GNP , namu
pengalaman itu menunjukkan bahwa strategi tersebut belum dapat mengatassi
masalah dasar yaitu pengguran dan kemiskinan itu sendiri. Oleh karena itu Negara-
negara yang menggunakan strategi ini mengimbanginya dengan Strategi
Pemerataan dan Pemenuhan kebutuhan pokok dengan Istilah Development with
equity. Dengan konsep strategi tersebut di Indonesia lebih dikenal dengan arah
pembanguan untuk mewujudkan suatu masyarakat adil dan makmur yang merata
materil dan spiritual berdasarkan Pancasila.

Anda mungkin juga menyukai