Pembangunan Nasional menurut Katz dirumuskan sebagai perubahan
yang terencana dari situasi nasional yang satu kesituasi nasional yang lain yang dinilai lebih tinggi. Pembanguan nasional ini bukanlah sekedar sesuatu keadaan atau kondisi hidup saja , tetapi merupakan proses yang akan berjalan terus menuju kearah situasi yang lebih baik daripada situasi sebelumnya.
Weidner menyatakan bahwa banyak literature yang membahasa tentang
pembangunan, kemudian mereka memberikan indikasi mengenai pembangunan itu berbeda-beda. Ada yang mengindeks pembanguan dengan Pertumbuhan. Ada yang membayangkan pembangunan dengan adanya perubahan system. Sementara lain pihak menekankan bahwa pembangunan itu harus berorientasi pada tujuan, terutama pada modernitas, Nations building dan kemajuan social ekonomi. Ada lagi yang mengatakan bahwa pembangunan itu tidak dapat lepas dari adanya berbagai perubahan yang memang direncanakan sebaik-baiknya.
Pembanguan adalah merupakan proses perubahan system yang
direncanakan dan pertumbuhan menuju kearah perbaikan yang beriorentasi pada modernitas, nation building dan kemajuan social ekonomi. Sangat ideal Apabila dalam pembangunan itu terjadi pertumbuhan yang terarah, perubahan sistem dan direncanakan sebaik-baiknya. Setiap pembangunan harus mempunyai tujuan. Tujuan harus harus ditetapkan sebelumnya, kemudian diusahakan agar ada perubahan , pertumbuhan, dan perkembangan menuju kearah tercapainya tujuan. Untuk dapat mencapai tujuan tersebut perlu ada kemampuan, yakni kemampuan untuk berubah, tumbuh dan berkembang menuju kearah tercapainya apa yang dikehendaki dengan pembangunan.
Teori pembangunan dalam ilmu-ilmu sosial dikenal dengan dua paradigma
besar yakni Paradigma modernisasi dan paradigma ketergantungan (bahan kuliah S2 oleh. Prof.Hj. syamsiah badruddin,Msi, 2008).
Paradigma modernisasi dijelaskan bahwa paradigma ini mencakup teori-
teori makro tentang pertumbuhan ekonomi dan perubahan sosial dan teori-teori mikro tentang nilai-nilai individu yang menunjang proses perubahan DAN SECARA LENGKAP DIBAHAS PADA BAHAGIAN II DIKTAT INI. Sedangkan paradigma ketergantungan menyangkut teori-teori keterbelakangan (under-development), ketergantungan (dependent development) dan sistem dunia (world sistem theory). Sedangkan menurut Dedy Tikson yang dikutif Prof. Samsiah.(2008) menyatakan bahwa Klasifikasi Teori Pembangunan terbagi tiga yakni Modernisasi, Keterbelakangan dan ketergantungan. Dari berbagai paradigma tersebut itulah kemudian muncul berbagai versi tentang pengertian pembangunan.
Nugroho dan Rochim Dahuri dikutip Prof Syamsiah(2008) bahwa
pembangunan adalah suatu upaya terkoordinasi untuk menciptakan alternatif yang lebih baik secara sah kepada setiap warga negara untuk memenuhi dan mencapai aspirasinya yang paling manusiawi. Tema pertama adalah koordinasi yang berarti pentingnya aspek pengelolaan yang lebih baik agar tercapai suatu singkronisasi dan kesesuaian antara satu dengan lainnya. Tema kedua adalah terciptanya alternatif yang lebih banyak secara sah, artinya pembangunan hendaknya berorientasi kepada keberagaman dalam seluruh aspek kehidupan dan mekanismenya menuntut kepada terciptanya kelembagaan dan hukum yang dapat dipercaya yang mampu berperan secara efisien, traansparan dan adil. Tema ketiga adalah mencapai aspirasi yang paling manusiawi, yang mengisyaratkan bahwa pembangunan hendaknya berorientasi kepada pemecahan masalah dan pembinaan nilai-nilai moral dan etika umat.
Banyak pengertian mengenai pembangunan, namun secara umum ada
suatu kesepakatan bahwa pembanguan merupakan suatu proses untuk melakukan perubahan ( Riyadi dan Deddy Supriadi Bratakusuma, 2005).
Siagian (1994) Pembanguan adalah Suatu usaha atau rangkaian usaha
pertumbuhan dan perubahan yang berencana dan dilakukan secara sadar oleh suatu bangsa, negara dan pemerintah, menuju modernitas dalam rangka pembinaan bangsa (National Building), sedang Ginanjar Kartasasmita (1994) Pembanguan adalah suatu proses perubahan kearah yang lebih baik melalui upaya yang dilakukan secara terencana.
Pembanguan adalah suatu proses perubahan yang mencakup segenap
sistem sosial, ekonomi, politik, hankam, infrastruktur, pendidikan dan tehnologi, kelembagaan dan budaya (Alexander 1994). Pembangunan adalah teransformasi ekonomi, sosial dan budaya. Pembanguan adalah proses perubahan yang direncanakan untuk memperbaiki aspek kehidupan masyarakat (Portes,1976)
Makna penting dari pembangunan adalah adanya kemajuan/ perbaikan
(progress), pertumbuhan, dan diversifikasi. Pembangunan adalah semua proses perubahan yang dilakukan melalui upaya-upaya secara sadar dan terencana. Sedangkan perkembangan adalah proses perubahan yang terjadi secara alami sebagai dampak dari adanya pembangunan (Riyadi dan Deddy Supriyadi Bratajusuma,2005) Dalam pembangunan, Rondinelli menyatakan bahwa kebijaksanaan pemerintah harus ditunjukkan untuk mengubah cara berfikir, selalu memikirkan perlunya investasi pembangunan. Dengan adanya pembangunan akan terjadilah peningkatan nilai-nilai budaya bangsa, yaitu tercapainya tarap hidup yang lebih baik, saling harga menghargai sesamanya, terhindar dari tindakan sewenang-wenang, dan semakin terasa adanya rasa saling memiliki (sense of belongingness) dari masyarakat. Adapun tujuan pembanguan menurut Gant ada dua tahap Tahap pertama, pada hakikatnya pembangunan bertujuan untuk menghapuskan kemiskinan. Apabila tujuan ini sudah mulai dirasakan hasilnya, maka tahap kedua adalah menciptakan kesempatan-kesempatan bagi warganya untuk dapat hidup bahagia dan terpenuhi segala kebutuhannya. Diantara Negara-negara yang sedang berkembang, hasil pembangunan tidak dapat merata pada seluruh penduduknya. Dari 2000 juta jiwa penduduk pada 100 negara berkembang sebanyak 800 juta jiwa penduduknya yang terjerat dalam perangkat kemiskinan dan keterbelakangan. Adapun ciri-ciri kemiskinan penduduk antara lain: a. Sebagian besar kelompok penduduk yang miskin tinggal didaerah pedesaan. Mereka pada umumnya bekerja sebagai buruh tani karena tidak memiliki tanah sendiri. Kalau toh memiliki tanah, namun tidak luas sehingga tidak cukup untuk membiayai hidup sekeluarga dengan layak b. Banyak diantara mereka yang menganggur atau setengah menganggur, pengertian setengah mengaggur yaitu jika waktu kerjanya rata-rata setiap hari kurang dari 3 jam. c. Jika merka mempunyai usaha sendiri, biasanya alat yang digunakan itu sewaan dari orang lain. Sifat usaha mereka kecil-kecilan dan terbatas karena kekurangan modal d. Kebanyakan mereka tidak berpendidikan, dan jika berpendidikan, tingkat pendiddikannya rendah Dalam data sensus ciri-ciri penduduk miskin di Indonesia dapat dikemukakan sebagai berikut; a. Jumlah anggota keluarga penduduk dibawah garis kemiskinan umumnya lebih besar daripada keluarga penduduk diatas garis kemiskinan. b. Luas tanah yang diolah keluarga dibawah garis kemiskinan relative lebih kecil. c. Terdapat hubungan yang erat antara tingkat pendidikan kepala keluarga dan tingkat pengeluaran biaya hidup. Semakin rendah tingkat pendidikannya, semakin rendah tingkat pengeluarannya. d. Orang di Kota dan di Desa yang mempunyai rumah dari gedeg ( diding bamboo) umumnya orang miskin, Semakin kaya, semakin cendrung untuk menggunakan dinding dari batu bata. e. Semakin naik pendapatannya, semakin banyak yang menggunakan listrik .
Dari data tersebut diatas menunjukkan adanya perbedaan antara
penduduk miskin dan penduduk kaya, atau sekurang-kurangnya tidak termasuk miskin. Tolok ukur untuk membedakan mana yang miskin dan mana yang kaya hanyalah berdasarkan tingkat pendapatan, sebab akan berpengaruh terhadap tingkat kesejahteraan. Dengann demikian untuk menentukan yang miskin dan yang tidak miskin maka akan diperlukan waktu yang cukup lama untuk mendata tingkat pendapatan masyarakat, tentu saja sangat diharapkan kejujuran dari pada masyarakat dalam memberikan informasi tentang sumber-sumber pendapatannya. Yang dilakukan selama ini hanyalah dengan survai langsung per rumah tangga, dengan menentukan criteria rumah tangga yang miskin dan yang tidak miskin, yakni dengan melihat secara langsung kondisi fisik rumah tangga dalam masyarakat. Dewasa kini kesulitan yang dialamim oleh banyak negara-negara berkembang adalah mengatasi masalah kesenjangan antara masyarakat yang miskin dan masyarakat yang kaya dalam suatu Negara. Dan salah satu yang diupayakan oleh banyak Negara-negara berkembang tersebut dengan mendapatkan bantuaan dari Luar negri dengan harapan kemiskinan akan terhapus kalaupun tidak, akan terjadi pengurangan kemiskinaan dalam suatu Negara dalam suatu kurun waktu tertentu. Strategi pembanguan Nasional yang petrnah dilakukan adalah dengan mengupayakan pertumbuhan ekonomi dengan mengejar peninkatan GNP , namu pengalaman itu menunjukkan bahwa strategi tersebut belum dapat mengatassi masalah dasar yaitu pengguran dan kemiskinan itu sendiri. Oleh karena itu Negara- negara yang menggunakan strategi ini mengimbanginya dengan Strategi Pemerataan dan Pemenuhan kebutuhan pokok dengan Istilah Development with equity. Dengan konsep strategi tersebut di Indonesia lebih dikenal dengan arah pembanguan untuk mewujudkan suatu masyarakat adil dan makmur yang merata materil dan spiritual berdasarkan Pancasila.