1. Teori modernisasi
Teori Modernisasi didefinisikan sebagai teori yang
menggunakan proses sistematis untuk menggerakkan negara
terbelakang ke tingkat pembangunan yang lebih canggih. Ini
adalah model pembangunan normatif AS dan Eropasentris.
Fokus Teori Modernisasi adalah perubahan budaya yang
diarahkan pada struktur kelembagaan di negara-negara
nonindustri. Teori Modernisasi menjelaskan ketimpangan di
dalam atau di antara negara-negara dengan mengidentifikasi
berbagai nilai, sistem, dan gagasan yang dianut oleh berbagai
negara bangsa. Teori Modernisasi memperlakukan
pembangunan sebagai proses bertahap. Ada lima tahapan
Teori Pembangunan Modernisasi menurut Rostow (1962) :
Masyarakat tradisional, Prasyarat lepas landas, Lepas landas,
Jalan menuju kedewasaan, Usia konsumsi massal.
2. Teori Ketergantungan
Teori dependensi menitikberatkan pada persoalan
keterbelakangan dan pembangunan negara Dunia Ketiga.
Teori ini mewakili suara negara-negara pinggiran untuk
menantang hegemoni ekonomi, politik, budaya, dan
intelektual dari negara maju. Teori ini menyatakan bahwa
karena sentuhan modernisasi itulah negara-negara dunia
ketiga kemudian mengalami kemunduran (keterbelakangan).
Secara ekstrim, dikatakan bahwa kemajuan atau kemakmuran
dari negara-negara maju pada kenyataannya menyebabkan
keterbelakangan dari negara-negara lainnya. Hal ini dilihat
dari kegagalan program dari Komisi Ekonomi PBB untuk
Amerika Latin (KEPBBAL) pada awal 1960-an. Program ini
dimulai tahun 1950-an saat banyak negara Amerika Latin
menerapkan strategi pembangunan yang menitikberatkan
pada proses industrialisasi melalui program Industrialisasi
Substitusi Import (ISI). Strategi pembangunan tersebut
diterapkan dengan harapan dapat meningkatkan kesejahteraan
rakyat dan pemerataan hasil pembangunan. Namun, yang
muncul kemudian adalah terjadinya stagnasi ekonomi yang
ditandai dengan adanya masalah pengangguran, inflasi,
devaluasi, penurunan nilai perdagangan, dan lainnya. Kondisi
ini menimbulkan gerakan perlawanan dari rakyat dan
tumbangnya pemerintahan di beberapa negara. Secara
filosofis, teori dependensi memiliki kehendak untuk meninjau
kembali pengertian dari pembangunan. Pembangunan tidak
tepat untuk diartikan sebagai sekedar proses industrialisasi,
peningkatan output, dan peningkatan produktivitas. Bagi teori
dependensi, pembangunan lebih tepat diartikan sebagai
peningkatan standar hidup bagi setiap penduduk di negara
Dunia Ketiga. Dengan kata lain, pembangunan tidak sekedar
pelaksanaan program yang melayani kepentingan elit dan
penduduk perkotaan, tetapi lebih merupakan program yang
dilaksanakan untuk memenuhi kebutuhan dasar penduduk
pedesaan, para pencari kerja, dan kelas sosial lainnya yang
membutuhkan bantuan.
Tipologi Klassen
2.4. Hipotesis
Kesimpulan
Hipotesis hasil analisis
adalah dugaan sementarasektor potensial
untuk di Provinsi dan harus
suatu permasalahan
Sumatera Barat
dibuktikan kebenarannya melalui suatu penelitian. Menurut A Muri Yusuf
(2005:163) hipotesis adalah kesimpulan sementara yang belum final;
suatu jawaban sementara; suatu dugaan sementara; yang merupakan
konstruk peneliti terhadap masalah penelitian. Kebenaran dugaan tersebut
harus dibuktikan melalui penyelidikan ilmiah.
Berdasarkan pengertian di atas maka penulis merumuskan hipotesisnya
sebagai berikut :
H1 : Terdapat pengaruh sektor unggulan dalam pengembangan ekonomi
wilayah Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Barat.