Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pembangunan adalah proses yang dilakukan secara sadar dan berkelanjutan

mencakup berbagai aspek kehidupan masyarakat. Pada hakekatnya pembangunan

merupakan usaha sadar manusia untuk mengubah keseimbangan dari tingkat

kualitas yang dianggap kurang baik ke keseimbangan baru pada tingkat kualitas

yang diangap lebih tinggi, sehingga dapat diartikan bahwa tujuan pembangunan

adalah pemerataan dalam mensejahterakan rakyat, di negara berkembang

perhatian utama pembangunan terfokus pada dilema antara pertumbuhan dan

pemerataan, dimana pertumbuhan yang paling sering dijadikan pembicaraan

adalah pertumbuhan ekonomi.

Pertumbuhan ekonomi merupakan suatu gambaran mengenai dampak

kebijaksanaan pembangunan yang dilaksanakan khususnya di bidang ekonomi.

Pertumbuhan ekonomi di Indonesia dapat dikaji prosesnya melalui dua

pendekatan, yaitu pertumbuhan ekonomi melalui lapangan usaha dan

pertumbuhan ekonomi melalui sumbangan daerah-daerah administrasi

dibawahnya. Pendekatan tersebut secara tidak langsung menggambarkan tingkat

perubahan ekonomi yang terjadi. Selain yang digunakan sebagai indikator

keberhasilan pembangunan, juga berguna untuk menentukan arah pembangunan

di masa yang akan datang.

Untuk mengetahui dikenal bahwa antara pertumbuhan ekonomi dan

pemerataan terjadi trade off. Apabila program pembangunan dititikberatkan pada


pertumbuhan ekonomi, maka pertumbuhan ekonomi akan tinggi tetapi tidak

diikuti oleh pemerataan pendapatan dan distribusi pendapatan cenderung timpang,

sebaliknya jika pembangunan lebih dititikberatkan pada program pemerataan,

maka distribusi pendapatan akan lebih baik, tetapi pertumbuhan ekonomi

cenderung rendah. Negara-negara maju telah melakukan pembangunan

menggunakan strategi Redistribution With Growth,artinya disamping memacu

pertumbuhan ekonomi juga sekaligus melakukan dengan tetap menampilkan

identitasnya, dan itulah realitas politik kebudayaan pada umumnya, karena kadang

ekspresi tidak butuh ideologi. Estetika bisa saja menjadi determinan. Proses

globalisasi itu memang jauh lebih kompleks.

Modernisasi dalam ilmu sosial Merujuk pada sebuah bentuk transformasi dari

keadaan yang kurang maju atau kurang berkembang ke arah yang lebih baik

dengan harapan akan tercapai kehidupan masyarakat yang lebih

maju,berkembang, dan makmur. Diungkapkan pula modernisasi merupakan hasil

darikemajuan ilmu pengetahuan danteknologiyang terus berkembang sekarang

ini.kemajuan ilmu pengetahuan selalu diikuti dengan kemajuan teknologi. Halini

terbukti dengan banyaknya penemuan dalam bidang teknologi guna

memenuhikebutuhan hidup manusia dalam melakukan berbagai aktivitas sehari-

hari.Pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia melibatkan

negara-negara lain. Dalam banyak proyek pengembangan ilmu pengetahuan

sepertipenelitian-penelitian, beasiswa, dan institusi pendidikan, negara-negara

lainbanyak terlibat baik segi pembiayaan maupun segi pengadaan

fasilitas.Modernisasi berarti proses menuju masa kini atau proses menuju


masyarakatyang modern. Modernisasi dapat pula berarti perubahan dari

masyarakattradisional menuju masyarakat yang modern. Dalam pelaksaaan

modernisasi jugamengalami berbagai macam hambatan dan menimbulkan

berbagai macamdampak, baik dampak positif maupun negatif. Kemudian seiring

denganberkembangnya era modernisasi muncullah berbagai teori modernisasi

yangdikemukakan oleh banyak ilmuan.

1.2.RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latarbelakang diatas dapat dirumuskan rumusan masalah sbb:

1.Siapa yang menemukan teori modernisasi, teori ketergantungan, dan teori

pasca ketergantungan

2.Masalah dari ketiga teori pembangunan

3.implementasi dari ketiga teori pembangunan

BAB 11
PEMBAHASAN

2.1.Siapa yang menemukan teori modernisasi, teori ketergantungan, dan teori

pasca ketergantungan

A. Teori modernisasi

Modernisasi adalah suatu proses perubahan dalam skala besar maupun kecil

menuju kehidupan yang berkemajuan. Hal ini pula yang menyebabkan

modernisasi disebut sebagai transformasi aspek kehidupan masyarakat secara

menyeluruh jika dilihat dari dampaknya.

Menurut Harold Rosenberg, modernisasi merupakan suatu bentuk perubahan

dari tradisi lama menjadi baru atau menuju taraf kehidupan perkotaan sehingga

sifat alamiah pedesaan mulai terkikis dalam kelompok masyarakat. Oleh sebab

itu, jika dalam suatu daerah telah terjadi modernisasi, maka dapat dipastikan

bahwa masyarakat yang tinggal di daerah tersebut mengalami perubahan

karakteristik dari gaya hidup pedesaan menuju gaya hidup perkotaan.

Selanjutnya Soerjono Soekanto juga mengartikan modernisasi sebagai proses

yang memiliki jejak kehidupan tradisional ke arah yang lebih maju. Hal ini

dimaksudkan bahwa kehidupan tradisional tersebut lama-kelamaan menjadi

berubah secara signifikan untuk meningkatkan kesejahteraan suatu kelompok

individu. Sejalan dengan penjelasan tersebut, Abdul Syam menjelaskan pengertian

modernisasi sebagai transformasi kehidupan ke arah peningkatan dalam berbagai

aspek yang ada pada masyarakat.


Selain itu, Ogburn dan Nimkoff juga menjelaskan pengertian modernisasi sebagai

upaya yang timbul untuk memberikan arahan pada masyarakat agar memiliki

gambaran besar tentang kehidupan di masa depan yang lebih maju dan nyata.

Hal lain diungkap oleh Neil Smelser yang menyatakan bahwa modernisasi

merupakan bentuk ketidakteraturan struktur masyarakat dalam melakukan suatu

fungsi kehidupan, sehingga terjadilah sub struktural dan melibatkan konsep

diferensiasi struktural. Oleh sebab itu, dalam buku The Consequence of

Modernity yang ditulis oleh Anthony Giddens, modernisasi dibagi menjadi empat

dimensi, yaitu kapitalisme, industrialisme, kemampuan pengawasan, dan kekuatan

militer.

Itulah Grameds, beberapa pengertian modernisasi yang diungkapkan oleh para

ahli. Sehingga dapat kita simpulkan bahwa modernisasi merupakan suatu proses

perubahan yang bertransformasi menuju kemajuan dengan meninggalkan

karakteristik tradisional menuju modern, dimana hal tersebut secara menyeluruh

dapat memberikan dampak pada segala aspek kehidupan kelompok masyarakat.

B. Teori ketergantungan

Teori ketergantungan (dependency theory) adalah teori yang beragumen

bahwa keterbelakangan pertumbuhan ekonomi yang dialami oleh negara-negara

dunia ketiga, dan senyatanya timpang dengan negara-negara industri, karena

faktor “ketergantungannya” atau keikutsertaannya terhadap sistem integrasi

ekonomi kapitalisme global.

Inti pemikiran teori ketergantungan seperti yang dikemukakan oleh Budiman

(1995) didasarkan pada teori-teori imperialisme dan kolonialisme, baik yang


Marxis maupun yang bukan, serta pemikiran Paul Baran dan Raul Prebisch. Teori

ketergantungan kemudian menentang pendapat kaum Marxis klasik yang

beranggapan bahwa

(1) negara-negara pinggiran yang parakapitalis merupakan negara-negara yang

tidak dinamis, yang memakai cara produksi Asia yang berlainan dengan cara

produksi feodal di Eropa yang menghasilkan kapitalisme,

(2) negara-negara pinggiran ini, setelah disentuh oleh kapitalis maju, akan bangun

dan berkembang mengikuti jejak negara-negara kapitalis maju.

Andre Gunder Frank adalah salah seorang pencetus teori ketergantungan. Dalam

konteks proses hubungan ekonomi antara negara maju dengan negara miskin,

Frank membuat pembagian yaitu apa yang disebutnya dengan negara-negara

metropolis maju (developed metropolitan countries) dan negara-negara satelit

yang terbelakang (satellite underdeveloped countries). Hubungan ekonomi antara

negara metropolis maju dan negara satelit yang terbelakang ini merupakan aspek

utama perkembangan sistem kapitalis dalam skala internasional.Menurut Frank,

hubungan metropolis-satelit menyentuh keseluruhasektor di negara-negara

miskin, dan keterbelakangan sektor tradisional justru diakibatkan oleh adanya

kontak dengan sistem kapitalis dunia yang masuk ke negara miskin melalui sektor

modern di negara ini. Sektor modern merupakan kaki tangan sistem kapitalis

dunia yang melakukan eksploitasi terhadap daerah atau sektor yang sekarang

menjadi terbelakang. Frank tidak setuju pendapat yang mengatakan bahwa

perkembangan ekonomi negara miskin akan terjadi sebagai akibat hubungan

ekonomi dengan negara maju. Hal ini didasarkan pada penemuan historis di
Amerika Latin, yang memberi petunjuk bahwa perkembangan yang sehat dan

otonom justru terjadi pada waktu hubungan metropolis-satelit ini tidak ada.

C. Teori pasca ketergantungan

Teori Pasca Ketergantungan merupakan reaksi terhadap Teori Ketergantungan,

tetapi belum memiliki nama sendiri sebagai satu kelompok. Teori ini bisa disebut

sebagai Teori tentang Pembangunan, yang dimana muncul setelah adanya Teori

Ketergantungan.

Munculnya teori ini dikarenakan ketidakpuasan terhadap teori ketergantungan

karena pada dasarnya pembangunan dan industrialisasi memang terjadi di negara-

negara terbelakang. Pertama dikembangkan oleh antropolog Perancis, seperti

Claude Meillassoux dan Pierre Phillippe Rey.

2.2.Masalah dari ketiga teori pembangunan

A. Teori modernisasi

Teori pembagian kerja yang didasarkan pada keuntungan komparatif dapat

mengakibatkan terjadinya spesialisasi produksi sesuai dengan keuntungan yang

dimiliki. Secara umum, ada 2 negara yaitu negara yang memproduksi hasil dan

industri, dan ketika ada hubungan dagang, mereka saling diuntungkan. Namun

sebagian besar negara industri menjadi negara kaya sebaliknya negara pertanian

menjadi negara miskin, ada 2 teori yang mengulas yaitu:


 Teori modernisasi yang menjelaskan bahwa kemisikinan disebabkan

faktor internal dalam negeri.

 Teori struktural yang menjelaskan bahwa kemisikinan disebabkan faktor

eksternal, karena adanya kekuatan yang menyebabkan negara gagal

melakukan pembangunan.

Dampak positif modernisasi, sebagai berikut: Adanya transfer teknologi

dari negara maju kepada negara berkembang sehingga berdampak pada

kemajuan pembangunan. Semakin berkembangnya ilmu pengetahuan dan

teknologi. Adanya modernisasi membuat cara berpikir masyarakat

berubah, semula irasional menjadi rasional ada pun dan negatif

Modernisasi biasanya ditandai dengan pembangunan sejumlah industri di

berbagai bidang. Industri ini dapat memicu permasalahan baru dalam

lingkungan seperti pencemaran sungai akibat limbah industri, pembebasan

hutan dan juga pengalih fungsian dari tanah pertanian.Pengaruh

modernisasi dapat merubah perilaku sosial budaya masyarakat. Perubahan

pada sosial merupakan perubahan pada struktruk, sistem, dan fungsi sosial

masyarakat. Di samping itu, ada pula perubahan budaya yaitu perubahan

yang terjadi pada unsur budaya masyarakat, baik berupa artefak, ide

gagasan ataupun benda.

B. Teori ketergantungan

Teori Dependensi lahir sebagai tanggapan atas gagalnya program

KEPBBAL (Komisi ekonomi PBB untuk Amerika Latin) atau ECLA

(United nation Economic Commission for Latin America) dan merupakan


kritik terhadap Marxisme Ortodoks di negara-negara Amerika latin pada

awal tahun 1960- an.Menurut Theotonio Dos Santos, Dependensi

(ketergantungan) adalah keadaan di mana kehidupan ekonomi negara–

negara tertentu dipengaruhi oleh perkembangan dan ekspansi dari

kehidupan ekonomi negara–negara lain, di mana negara–negara tertentu

ini hanya berperan sebagai penerima akibat saja.Hal ini terjadi karena

lemahnya penguasaan teknologi dalam mengolah bahan baku menjadi

barang jadi. Akibatnya, negara berkembang banyak mengekspor bahan

baku ke negara maju yang kemudian di negara maju diolah menjadi barang

jadi yang memiliki nilai jual yang lebih tinggi.

Menurut Robert A. Packenham kelemahan dari teori dependensi yaitu:

Menyalahkan hanya kapitalisme sebagai penyebab dari ketergantungan.

Konsep-konsep inti, termasuk konsep ketergantungan itu sendiri kurang

didefinisikan secara jelas. Hanya didefinisikan sebagai konsep dikotomi

C. Teori pasca ketergantungan

Teori pasca-ketergantunga ini muncul sebagai alternatif dari teori

sebelumnya, teori ketergantungan dan memberi perspektif baru pada teori-

teori pembangunan pada umumnya.Salah satu perspektif penting yang

diberikan adalah bahwa aspek eksternal dari pembangunan menjadi

penting. sebelumnya aspek tersebut kurang dianggap berperan. Negara-

negara lain hanya dianggap sbg mitra dagang, yg sering kali sangat
membantu proses pembangunan yang terjadi di suatu negara. Ataupun

dianggap menghambat, karena negara itu sangat besar kekuatan

ekonominya, sehingga negara yang sedang membangun tidak bisa

bersaing dengan mereka.

Munculnya teori ini dikarenakan ketidakpuasan terhadap teori

ketergantungan karena pada dasarnya pembangunan dan industrialisasi

memang terjadi di negara-negara terbelakang. Pertama dikembangkan oleh

antropolog Perancis, seperti Claude Meillassoux dan Pierre Phillippe Rey.

Teori ini melihat persoalan keterbelakangan dalam lingkungan proses

produksi, artinya keterbelakangan di negara-negara Dunia Ketiga harus

dilihat sebagai kegagalan dari kapitalisme untuk berfungsi secara murni,

sebagai akibat dari adanya cara produksi lain di negara-negara tersebut.

2.3.Implementasi dari ketiga teori pembangunan

A. Teori modernisasi

Perspektif teori Modernisasi Klasik menyoroti bahwa negara

Dunia Ketiga merupakan negara terbelakang dengan masyarakat

tradisionalnya. Sementara negara-negara Barat dilihat sebagai negara

modern. aliran modernisasi memiliki ciri-ciri dasar antara lain: ”Sumber

perubahan adalah dari dalam atau dari budaya masyarakat itu sendiri

(internal resources) bukan ditentukan unsur luar”. Modernisasi diartikan

sebagai proses transformasi Dalam rangka mencapai status modern,


struktur dan nilai-nilai tradisional secara total diganti dengan seperangkat

struktur dan nilai-nilai modern. Modernisasi merupakan proses sistematik.

Modernisasi melibatkan perubahan pada hampir segala aspek tingkah laku

sosial, termasuk di dalamnya industrialisasi, diferensiasi,

sekularisasi,sentralisasi dsb. Ciri-ciri pokok teori modernisasi:

1.Modernisasi merupakan proses bertahap.

2.Modernisasi juga dapat dikatakan sebagai proses homogenisasi.

3.Modernisasi terkadang mewujud dalam bentuk lahirnya, sebagai proses

Eropanisasi dan Amerikanisasi, atau modernisasi sama dengan Barat.

4.Modernisasi juga dilihat sebagai proses yang tidak bergerak mundur.

5.Modernisasi merupakan perubahan progresif

6.Modernisasi memerlukan waktu panjang.Modernisasi dilihat sebagai

proses evolusioner, dan bukan perubahan revolusioner.

B. Teori ketergantungan

Istilah Pembangunan[1] selama ini dimaknai sebagai kemajuan yang

dicapai oleh sebuah masyarakat dalam berbagai bidang kehidupan.

Kemajuan yang dimaksud terutama diukur dari keberhasilan material dan

seringkali terdistorsi dengan parameter ekonomi untuk mengukur tingkat

keberhasilan.

Pilihan pembangunan dilakukan berdasarkan asumsi-asumsi pertumbuhan

ekonomi linier dan pentahapan model Rostownian[2], dan hal tersebut


telah menjadi pilihan tunggal yang disebarluaskan untuk merumuskan

pembangunan ekonomi. Meski berhasil mendongkrak angka pertumbuhan,

adaptasi dan integrasi yang dilakukan oleh negara-negara dunia ketiga

dalam mengimpor paradigma modernisasi mengalami sejumlah

kegagalan.Ketika pembangunan mengacu pada pertumbuhan ekonomi,

sebuah masyarakat dinilai berhasil melaksanakan pembangunan, bila

pertumbuhan ekonomi masyarakat tersebut cukup tinggi. Dan yang diukur

berdasarkan tingkat produktivitas masyarakat setiap tahunnya, dalam

bahasa teknis ekonominya produktivitas ini diukur oleh Produk nasional

Bruto (PNB) dan produk Domestik Bruto (PDB). Karena PNB dan PDB

mengukur hasil keseluruhan dari sebuah negara, padahal besar negara

(dalam arti jumlah penduduknya) berlainan, untuk bisa

memperbandingkan setting ekonomi negara lain.Memang pilihan

pembangunan seringkali memakai acuan dari argumen-argumen diatas,

tetapi permasalahannya mengapa pembangunan yang ada seringkali

merupakan paradoks “pembangunan”, pembangunan yang ada bukan

malah menciptakan kesejahteraan tetapi harus dibayar dengan korban

rakyat miskin, yang menjadi tumbal dari pembangunan itu sendiri, padahal

sesuai dengan tujuan awalnya bahwa pembangunan untuk semua rakyat

dan meningkatkan kualitas hidup kita (“hidup” dalam hal ini dimaknai

seluas-luasnya bukan secara ekonomi).


Salah[3] satu kekeliruan yang lakukan adalah kita diajari untuk percaya

bahwa setiap problem dapat diukur dalam istilah perekonomian, tetapi

sarana pokok masyarakat adalah pemahaman, bukan ukuran. Produk

nasional bruto merupakan indeks resmi yang dipergunakan untuk menilai

kemakmuran, tetapi PNB hanya mengukur aktivitas bukan kemakmuran

maupun kesejahteraan.

Pembangunan bisa dikatakan berhasil dinegara-negara maju, tetapi

dinegara-negara dunia ketiga mengalami kegagalan, keberhasilan yang

didambakan malah merupakan keterpurukan atas pilihan pembangunan

yang diadopsi dari negara-negara maju.

C. Pasca ketergantungan

Teori liberal pada dasarnya tidak banyak dipengaruhi oleh teori

ketergantungan,teori liberal tetap berjalan seperti sebelumnya yakni

mengukuti asumsi-asumsibahwa modal dan investasi adalah masalah

utama dalam mendorong pertumbuhanekonomi. Kritik terhadap teori

liberal pada umumnya berkisar pada ketajamandefinisi dari teori

ketergantungan. Definisi yang ada dianggap terlalu kabur, sulitdijadikan

sesuatu yang operasional. Tanpa kejelasan dan ketajaman konsep-

konsepdasarnya, teori ketergantungan lebih merupakan sebuah retorika

belaka. Agarkonsep ketergantungan dapat di pakai untuk menyusun teori,

maka ada dua kriteriayang harus dipenuhinya, yaitu: Gejala


ketergantungan ini harus hanya ada di negara-negara yangekonominya

mengalami ketergantungan dan tidak di negara yang tidak

tergantungdengan negara lain. Gejala ini mempengaruhi perkembangan

dan pola pembangunan di negara-negarayang tergantung. Dari

penelitiannya terhadap aspek ekonomi dan sosiopolitik dari

gejalaketergantungan, Lall melihat bahwa gejala ini juga terdapat di

negara-negara yangdianggap tidak tergantung. Misalnya tentang dominasi

modal asing. Dalam hal ini,Kanada dan Belgia akan lebih tergantung

daripada India atau Pakistan. Tetapi sulitsekali memasukkan Kanada dan

Belgia ke dalam kelompok negara-negara yangtergantung, karena tingkat

kemakmurannya yang tinggi. Baik dominasi maupunketergantungan

merupakan gejala yang umum yang ada di negara-negara pusatmaupun

pinggiran. Teori liberal pada dasarnya tidak banyak dipengaruhi oleh teori

ketergantungan.Teori liberal tetap berjalan seperti sebelumnya, yakni

mengikuti asumsi-asumsibahwa modal dan investasi adalah masalah

utama dalam mendorong pertumbuhanekonomi. Teori yang dianut oleh

para ahli ekonomi ini lebih mengembangkan diripada keterampilan

teknisnya, yakni bagaimana membuat table input-output yangbaik,

bagaimana mengukur keterkaitan diantara berbagai sector ekonomi

dansebagainya. Tentu saja bukan tidak berguna. Tetapi, yang kurang

dipersoalkanadalah bagaimana faktor politik bisa dimasukkan ke dalam

model mereka.
BAB 111

PENUTUP

3.1.KESIMPULAN

Dalam teori pembangunan di bagi menjadi 3 yakni

1.Modernisasi adalah suatu proses perubahan dalam skala besar maupun kecil

menuju kehidupan yang berkemajuan. Hal ini pula yang menyebabkan

modernisasi disebut sebagai transformasi aspek kehidupan masyarakat secara

menyeluruh jika dilihat dari dampaknya.

2. Teori ketergantungan (dependency theory) adalah teori yang beragumen bahwa

keterbelakangan pertumbuhan ekonomi yang dialami oleh negara-negara dunia

ketiga, dan senyatanya timpang dengan negara-negara industri, karena faktor

“ketergantungannya” atau keikutsertaannya terhadap sistem integrasi ekonomi

kapitalisme global.

3.Teori Pasca Ketergantungan merupakan reaksi terhadap Teori Ketergantungan,

tetapi belum memiliki nama sendiri sebagai satu kelompok. Teori ini bisa disebut

sebagai Teori tentang Pembangunan, yang dimana muncul setelah adanya Teori

Ketergantungan.

Anda mungkin juga menyukai