Anda di halaman 1dari 7

Nama : dwi miranti putrid

Nim : 19022075

Materi : teori pembangunan perubahan social budaya

Teori modernisasi menjelaskan tentang proses transformasi dari masyarakat traditional ke


masyarakat modern.  Teori modernisasi tidak terbentuk begitu saja, menurut Teguh Imam
Rahayu  bahwa "ada dua teori besar yang mempengaruhi teori modernisasi, yaitu teori evolusi
dan teori fungsional. Teori modernisasi merupakan teori pembangunan yang berisi tahap-tahap
yang harus dianut/diikuti Negara berkembang untuk mencapai kemajuan seperti Negara-negara
maju. Negara berkembang tidak dapat maju karena tidak memiliki nilai-nilai seperti yang
dianut/dimiliki bangsa barat." Oleh karena itu untuk Negara berkembang memilih untuk
mengikuti Negara-negara maju seperti mengikuti sistem pendidikan, komunikasi, pekerjaan,
transportasi, kesehatan dan juga media massa.

Teori ini menginginkan masyarakat untuk terus melakukan perubahan ke era modern, menurut
Ellya Rosana bahwa "masyarakat senantiasa berubah, dan perubahan yang terjadi dalam
masyarakat merupakan hal yang wajar dan tidak dapat dihindari, walaupun perubahan pada
masyarakat yang satu akan berbeda dengan perubahan pada masyarakat lain. Demikian halnya
dengan proses modernisasi. Modernisasi pada masyarakat tertentu akan berbeda dengan
masyarakat yang lain baik dari prosesnya maupun pada penerimaannya, tergantung dari
kebutuhan dan keinginan dari masyarakatnya. Perubahan yang terjadi karena proses modernisasi
akan membelenggu masyarakat pada budaya konsumtif, hedonisme, dan lain sebagainya.
Modernisasi merupakan salah satu bentuk perubahan sosial masyarakat dari masyarakat
traditional menuju masyarakat yang maju mengikuti perkembangan masyarakat lainnya yang
dianggap lebih dahulu maju. 

Modernisasi menurut KBBI ialah proses pergeseran sikap mentalitas sebagai warga masyarakat
untuk dapat hidup sesuai dengan tuntutan masa kini. Dengan begitu teori modernisasi atau biasa
dikenal dengan teori pembangunan didasarkan pada keyakinan bahwa media massa akan
membantu mengubah masyarakat traditional. Media massa bisa dijadikan sebagai jembatan atau
penghubung untuk ke dunia luar, media membantu masyarakat menemukan informasi  karena
begitu mudah untuk diakses.

Teori modernisasi menjelaskan tentang proses transformasi dari masyarakat traditional ke


masyarakat modern.  Teori modernisasi tidak terbentuk begitu saja, menurut Teguh Imam
Rahayu  bahwa "ada dua teori besar yang mempengaruhi teori modernisasi, yaitu teori evolusi
dan teori fungsional. Teori modernisasi merupakan teori pembangunan yang berisi tahap-tahap
yang harus dianut/diikuti Negara berkembang untuk mencapai kemajuan seperti Negara-negara
maju.

Dalam sistem pendidikan, khususnya dalam pengajaran di sekolah tidak selalu menggunakan
buku, sekarang banyak yang sudah menggunakan e-book, banyaknya aplikasi yang dibuat untuk
belajar online seperti Quipper, Ruang Guru dan banyak lainnya. Di kampus sudah banyak
menggunakan LCD sebagai metode untuk menampilkan materi pembelajaran, sehingga lebih
mempermudah sistem belajar mengajar.

Teori ini menginginkan masyarakat untuk terus melakukan perubahan ke era modern, menurut
Ellya Rosana bahwa "masyarakat senantiasa berubah, dan perubahan yang terjadi dalam
masyarakat merupakan hal yang wajar dan tidak dapat dihindari, walaupun perubahan pada
masyarakat yang satu akan berbeda dengan perubahan pada masyarakat lain. Demikian halnya
dengan proses modernisasi. Modernisasi pada masyarakat tertentu akan berbeda dengan
masyarakat yang lain baik dari prosesnya maupun pada penerimaannya, tergantung dari
kebutuhan dan keinginan dari masyarakatnya. Perubahan yang terjadi karena proses modernisasi
akan membelenggu masyarakat pada budaya konsumtif, hedonisme, dan lain sebagainya.

Modernisasi merupakan salah satu bentuk perubahan sosial masyarakat dari masyarakat
traditional menuju masyarakat yang maju mengikuti perkembangan masyarakat lainnya yang
dianggap lebih dahulu maju. Masyarakatpun harus cerdas dalam memilih mana dari proses
modernisasi tersebut yang akan dapat merubah masyarakat ke arah yang lebih baik, sehingga
manfaat dari modernisasi tersebut dapat dirasakan. Masyarakat harus dapat menyesuaikan diri
terhadap perubahan yang terjadi sebagai dampak dari modernisasi. Perubahan-perubahan yang
sifatnya positif, harus diterima dengan tangan terbuka. Sementara perubahan sosial budaya yang
merugikan nilai-nilai budaya masyarakat dan bangsa harus diantisipasi. Upaya penanggulangan
perubahan yang negative bisa dilakukan dengan pengembangan pendidikan moral dan agama.
Keduanya dapat menuntun masyarakat untuk menunjukkan eksistensinya sebagai masyarakat
yang mempunyai budaya dan nilai-nilai agama yang dapat dijadikan patokan bagi masyarakat
untuk bertingkah laku."

Dengan adanya modernisasi masyarakat dituntut untuk melakukan perubahan. Perubahan


dalam hal ini ialah perubahan kearah yang positif, karena modernisasi juga memiliki dampak
negative yang bisa mempengaruhi atau membuat masyarakat bertindak diluar norma yang ada
dimasyarakat sekitar. Sehingga diharapkan modernisasi dapat menciptakan perubahan untuk
masyarakat kearah yang lebih baik lagi, dengan melakukan perubahan bukan berarti
meninggalkan adat istiadat ataupun budaya yang ada di masyarakat, tetapi melakukan perubahan
dengan tetap menjaga eksistensi adat istiadat ataupun budaya yang ada dimasyarakat sehingga
ada keseimbangan diantara modernisasi dengan traditional.

Pembangunan dan Modernisasi

Dua konsep perubahan sosial budaya yang mendominasi ilmu-ilmu sosial, beberapa dekade
setelah perang dunia II adalah kosep modernisasi dan konsep pembangunan. Pembangunan
merupakan bentuk perubahan sosial yang terarah dan terncana melalui berbagai macam
kebijakan yang bertujuan untuk meningkatkan taraf kehidupan masyarakat. Bangsa Indonesia
seperti termaktub dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 telah mencantumkan tujuan
pembangunan nasionalnya. Kesejahteraan masyarakat adalah suatu keadaan yang selalu menjadi
cita-cita seluruh bangsa di dunia ini. Berbagai teori tentang pembangunan telah banyak
dikeluarkan oleh ahli-ahli sosial barat, salah satunya yang juga dianut oleh Bangsa Indonesia
dalam program pembangunannya adalah teori modernisasi. Modernisasi merupakan tanggapan
ilmuan sosial barat terhadap tantangan yang dihadapi oleh negara dunia kedua setelah
berakhirnya Perang Dunia II.

Ada dua paradigma  dalam pembangunan  yaitu paradigma modernisasi dan paradigma
ketergantungan.
Pokok paradigma modernisasi adalah:

1. Pembangunan adalah suatu proses yang spontan, tidak dapat dibalikkan dan menjadi sifat
dari masing-masing negara
2. Pembangunan secara tersirat menuju ke differensiasi struktural dan spesialisasi
fungsional
3. Proses pembangunan dapat dibagi menjadi tahap-tahapan yang berbeda, yang
menunjukkan tingkat pembangunan yang dicapai oleh setiap masyarakat
4. Pembangunan dapat dirangsang oleh persaingan ekstern atau ancaman militer dan intern
serta modernisasi sektor-sektor tradisional.

Pokok paradigma ketergantungan adalah:

1. Rintangan-rintangan yang paling penting bagi pembangunan bukan tidak adanya modal
atau kecekatan kewiraswataan. Hal-hal ini bersifat ekstern bagi perekonomian yang
kurang berkembang
2. Proses pembangunan dianalisa dalam arti hubungan antara kawasan-kawasan, yaitu pusat
dan pinggiran
3. Kenyataan bahwa kawasan pinggiran itu kehilangan hak atas surplusnya, pembangunan
di pusat secara tersirat. Berarti keterbelakangan di derah pinggiran.

Kedua paradigma ini saling berhubungan, contohnya keterkaitan negara maju dengan negara
berkembang. Keharusan pengembangan pendidikan itu akan membuka pintu untuk menuju ke
dunia modern, karena hanya dengan pendidikan dapat dilakukan perubahan sosial budaya, yaitu
pengembangan ilmu pengetahuan, penyesuaian nilai-nilai dan sikap-sikap yang mendukung
pembangunan dan penguasaan berbagai keterampilan dalam menggunakan teknologi maju untuk
mempercepat proses pembangunan.

Modernisasi merupakan proses menjadi modern. Istilah modern berasal dari kata modo yang
artinya yang kini. Sehingga, modernisasi dapat diartikan sebagai cara hidup yang sesuai dengan
situasi yang kini ada, atau konteks masa sekarang.  Menurut Samuel Huntington proses
modernisasi mengandung beberapa ciri pokok sebagai berikut:
1. Merupakan proses bertahap, dari tatanan hidup yang primitif-sederhana menuju kepada
tatanan yang lebih maju dan kompleks
2. Merupakan proses homogenisasi. Modernisasi membentuk struktur dan kecenderungan
yang serupa pada banyak masyarakat. Penyebab utama proses homogenisasi ini adalah
perkembangan teknologi informasi, komunikasi dan transportasi. Contoh: fenomena coca
colonization, Mc world serta californiazation.
3. Terwujud dalam bentuk lahirnya sebagai: Amerikanisasi dan Eropanisasi
4. Merupakan proses yang tidak bergerak mundur, tidak dapat dihindrkan dan tidak dapat
dihentikan
5. Merupakan proses progresif (ke arah kemajuan), meskipun tidak dapat dihindari adanya
dampak (samping).
6. Merupakan proses evolusioner, bukan revolusioner dan radikal; hanya waktu dan sejarah
yang dapat mencatat seluruh proses, hasil maupun akibat-akibat serta dampaknya

Alex Inkeles dan David Smith mengemukakan ciri-ciri individu modern, sebagai berikut:

1. Memiliki alam pikiran (state of mind) yang terbuka terhadap pengalaman baru
2. Memiliki kesanggupan membentuk dan menghargai opini
3. Berorientasi ke depan
4. Melakukan perencanaan
5. Percaya terhadap ilmu pengetahuan
6. Memiliki keyakinan bahwa segala sesuatu dapat diperhitungkan
7. Menghargai orang lain karena prestasinya
8. Memiliki perhatian terhadap persoalan politik masyarakat
9. Mengejar fakta dan informasi

Talcott Parson menyebut variable-variabel yang berubah dalam perubahan itu, yaitu

1. “Affektivity” ke “Affective Neutrality”. Dari hubungan-hubungan dan tindakan yang


didasarkan pada perasaan, ke hubungan-hubungan dan tindakan yang didasarkan pada
pertimbangan rasional atau kepentingan tertentu. Modernisasi dan industrialisasi
membuat warga masyarakat mampu menunda kesenangan, yang kalau dalam aktivitas
ekonomi akan muncul sebagai investasi.
2. “Partikularisme” ke “Universalisme”. Dari interaksi dan komunikasi yang terbatas pada
kelompok-kelompok, golongan-golongan, atau aliran-alirann, berubah ke lingkup yang
lebih luas (universal).
3. “Orientasi Kolektif” ke “Orientasi Diri”. Dari orientasi hidup untuk kepentingan
kelompok ke kepentingan diri.
4. “Askriptif” ke “Achievement”. Dari penghargaan kepada faktor-faktor bawaan lahir,
berubah kepada penghargaan-penghargaan berdasarkan prestasi.
5. “Functionally diffused” ke “Functionally specified”. Dari cara kerja yang bersifat umum
dan serba meliputi, berubah menjadi berdasarakan kekhususan atau spesialiasi yang
dibatasi oleh konteks ruang dan waktu. Bandingkan hubungan antara orangtua – anak
dengan guru – murid. Orangtua – anak tidak terbatas oleh ruang dan waktu, sedangkan
guru – murid dibatasi oleh ruang dan waktu.

PEMBANGUNAN SOSIAL DAN BUDAYA

Sesuai dengan Propenas 2000–2004, pembangunan sosial dan budaya merupakan bagian
integral dari prioritas pembangunan nasional keempat, yaitu membangun kesejahteraan rakyat,
meningkatkan kualitas kehidupan beragama, dan ketahanan budaya. Prioritas pembangunan ini
dilaksanakan melalui pembangunan bidang agama, bidang pendidikan, serta bidang sosial dan
budaya.

Tujuan pembangunan di bidang sosial dan budaya adalah untuk mewujudkan kesejahteraan
rakyat yang ditandai dengan meningkatnya kualitas kehidupan yang layak dan bermartabat serta
memberi perhatian utama pada tercukupinya kebutuhan dasar. Sasaran umum yang akan dicapai
adalah meningkatnya usia harapan hidup, menurunnya laju pertumbuhan penduduk, menurunnya
angka kelahiran total, menurunnya angka kematian kasar, meningkatnya ketahanan sosial dan
budaya, meningkatnya kedudukan dan peranan perempuan, meningkatnya partisipasi aktif
pemuda, serta meningkatnya pembudayaan dan prestasi olahraga. Untuk mencapai tujuan dan
sasaran tersebut, telah dilaksanakan berbagai kebijakan dan program-program pembangunan di
bidang sosial dan budaya, yang meliputi bidang kesehatan dan kesejahteraan sosial, termasuk
kependudukan dan keluarga berencana; kebudayaan; kedudukan dan peranan perempuan; serta
pemuda dan olah raga.
Secara garis besar arah kebijakan pembangunan sosial dan budaya adalah sebagai berikut.

1.) Di bidang kesehatan adalah peningkatan mutu sumber daya manusia dan
lingkungan yang saling mendukung dengan pendekatan paradigma sehat, serta
peningkatan mutu lembaga dan pelayanan kesehatan.
2.) Di bidang kesejahteraan sosial meliputi pengembangan ketahanan sosial,
peningkatan apresiasi terhadap penduduk lanjut usia dan veteran, peningkatan
kepedulian terhadap penyandang masalah sosial, serta peningkatan aksesibilitas
fisik dan nonfisik bagi penyandang cacat.
3.) Di bidang kependudukan dan keluarga berencana yaitu: peningkatan kualitas
penduduk melalui pengendalian kelahiran, penurunan angka kematian,
peningkatan kualitas program keluarga berencana serta pengembangan dan
keserasian kebijakan kependudukan dengan memperhatikan aspek
kependudukan dan lingkungan sebagai sentral pembangunan.
4.) Di bidang kebudayaan dan pariwisata adalah pengembangan dan pembinaan
kebudayaan nasional, perumusan nilai-nilai budaya Indonesia, pengembangan
sikap kritis terhadap nilai-nilai budaya, pengembangan kebebasan berkreasi
dalam berkesenian, pengembangan dunia perfilman Indonesia, pelestarian
apresiasi nilai kesenian dan kebudayaan tradisional, perwujudan kesenian dan
kebudayaan tradisional Indonesia sebagai wahana pengembangan pariwisata,
dan pengembangan pariwisata dengan pendekatan sistem yang utuh
berdasarkan pemberdayaan masyarakat.
5.) Di bidang kedudukan dan peranan perempuan meliputi: peningkatan
kedudukan dan peran perempuan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara,
dan peningkatan kualitas peran dan kemandirian organisasi perempuan.
6.) Di bidang pemuda dan olahraga meliputi: penumbuhan budaya olahraga,
peningkatan usaha pembibitan dan pembinaan olahraga prestasi,
pengembangan iklim kondusif bagi pengembangan generasi muda,
pengembangan minat dan semangat kewirausahaan di kalangan generasi muda,
dan pelindungan bagi generasi muda dari narkoba.

Anda mungkin juga menyukai