PEMBAHASAN
A. Modernisasi
1. Konsep modernisasi
Modernisasi berasal dari kata modern yang berarti terbaru, mutakhir, atau
sikap dan cara berpikir yang sesuai dengan tuntutan zaman. Selanjutnya modernisasi
diartikan sebagai proses pergeseran sikap dan mentalitas sebagai warga masyarakat
untuk bisa hidup sesuai dengan tuntutan masa kini1.
Menurut Nurcholish Madjid, pengertian modernisasi hampir identik dengan
pengertian rasionalisasi, yaitu proses perombakan pola berpikir dan tata kerja lama
yang tidak rasional dan menggantinya dengan pola berpikir dan tata kerja baru yang
rasional.2 Hal itu dilakukan dengan menggunakan penemuan mutakhir manusia di
bidang ilmu pengetahuan. Oleh karena itu sesuatu bisa disebut modern kalau ia
bersifat rasional, ilmiah, dan kesesuaian hukum-hukum yang berlaku dalam alam.
Contoh: sebuah mesin hitung termodern dibuat dengan rasionalitas yang optimal,
menurut penemuan ilmiah yang terbaru, dan karena itu penyesuaiannya dengan alam
paling mendekati kesempurnaan.
Pada dasarnya semua bangsa dan masyarakat di dunia ini senatiasa terlibat
dalam proses modernisasi, meskipun kecepatan dan arah perubahannya berbeda-beda
antara masyarakat yang satu dengan masyarakat yang lain. Proses modernisasi itu
sangat luas, hampir-hampir tidak bisa dibatasi ruang lingkup dan masalahnya, mulai
dari aspek sosial, ekonomi, budaya, politik, dan seterusnya.
Konsep modernisasi dalam arti khusus yang disepakati teoritisi modernisasi di
tahun 1950-an dan tahun 1960-an, didefinisikan dalam tiga cara: historis, relatif, dan
analisis. Menurut definisi historis, modernisasi sama dengan westernisasi atau
Amerikanisasi. Modernisasi dilihat sebagai gerakan menuju cita-cita masyarakat yang
dijadikan model. Menurut pengertian relatif, modernisasi berarti upaya yang bertujuan
untuk menyamai standar yang dianggap moderen baik oleh masyarakat banyak
maupun oleh penguasa. Definisi analisis berciri lebih khusus dari pada kedua definisi
1
Depdikbud RI, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka, 1989), hal 589.
2
Nurcholish Madjid, Islam Kemodernan, dan Keindonesiaan (Bandung: Mizan, 1997), hal 172.
sebelumnya yakni melukiskan dimensi masyarakat moderen dengan maksud untuk
ditanamkan dalam masyarakat tradisional atau masyarakat pra moderen.3
Modernisasi adalah suatu proses transformasi dari suatu arah perubahan ke
arah yang lebih maju atau meningkat dalam berbagai aspek dalam kehidupan
masyarakat. Secara sederhana dapat dikatakan bahwa modernisasi adalah proses
perubahan dari cara-cara tradisional ke cara-cara baru yang lebih maju, dimana
dimaksudkan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.4
Modernisasi adalah sebuah fenomena dimana terjadinya perubahan pada
fungsi sosial masyarakat yang awalnya bersifat tradisional menuju ke masyarakat
yang bersifat lebih terbuka dan maju atau modern. Proses modernisasi ini akan
ditandai dengan adanya perubahan sosial yang terarah dan terencana dimana di sana
terdapat perencanaan sosial (social planning). Dalam hal ini, suatu perencanaan sosial
harus didasarkan pada pengertian tentang bagaimana sebuah kebudayaan dapat
berkembang dari level rendah hingga ke level modern.
a) Cara berpikir yang ilmiah (Scientific thinking) yang melembaga dalam kelas
pengusaha maupun masyarakat. Hal ini menghendaki suatu sistem pendidikan dan
pengajaran yang terencana dan baik.
b) Sistem administrasi negara yang baik, yang benar-benar mewujudkan birokrasi
c) Adanya sistem pengumpulan data yang baik dan teratur dan terpusat pada suatu
lembaga atau badan tertentu. Hal ini memerlukan penelitian yang kontinu, agar
data tidak tertinggal
d) Penciptaan iklim yang favourable dari masyarakat terhadap modernisasi dengan
cara penggunaan alat-alat komunikasi massa. Hal ini harus dilakukan tahap demi
3
Sztompka, Piort, Sosiologi Perubahan Sosial, (Prenada, Jakarta, 2004), hlm 152-153.
4
Abdulsyani, Sosiologi, Skematika, Teori, dan Terapan, (Bumi Aksara, Jakarta, 1994) hlm 176-177.
5
Soekanto, Soerjono, Pokok-Pokok Sosiologi Hukum, (Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2001) hlm 387
tahap, karena banyak sangkut pautnya dengan sistem kepercayaan masyarakat
(belief system)
e) Tingkat organisasi yang tinggi, di satu pihak berarti disiplin, di lain pihak berarti
pengurangan kemerdekaan
f) Sentralisasi wewenang dalam pelaksanaan perencanaan sosial (Social Planning).
Apabila tidak dilakukan, maka perencanaan akan terpengaruh oleh kekuatan-
kekuatan dari kepentingan-kepentingan yang ingin mengubah perencanaan
tersebut demi kepentingan suatu golongan kecil dalam masyarakat.
Pada prinsipnya, hakikat pembaharuan/modernisasi antara lain :
a) Adanya perubahan. Segala sesuatu yang dapat diamati oleh panca indra
mengalami perubahan. Perubahan adalah proses
b) tidak mungkin dihindari atau dicegah sama sekali (Herakleitos).
c) Pelaksanaan proses perubahan dilakukan secara mendasar, meskipun ada yang
tidak mendasar. Jadi ada perubahan mendasar dan tidak mendasar. Namun,
perubahan mendasar itu inti dari yang tidak mendasar. Sebab, jika ada perubahan
yang sudah sampai pada waktunya, maka perubahan itu tidak luar biasa karena
memang telah datang waktunya untuk berubah. Mengarah pada perbaikan.
Perubahan yang tidak menuju pada perbaikan hanya akan menimbulkan kerusakan
dan anarkisme, sedangkan kerusakan dan anarkisme itu sendiri secara inheren
bertentangan dengan ajaran dasar Islam.
d) Obyeknya jelas. Proses perubahan, disamping dilakukan dengan arah perbaikan
yang jelas juga menuntut pada kejelasan aspek-aspek yang ingin dilakukan pada
perubahan. Sebab, tanpa kejelasan obyek sasaran, maka pembaharuan yang
dilakukan hanya akan menjadi kekecewaan yang sulit untuk diobati.
e) Terjadinya pada wilayah tertentu. Poin ini menjadi spesifikasi pembaharuan.
Wilayah atau tempat berlakunya pembaharuan bisa berada di mana-mana.
Pembaharuan pun bisa terjadi pada tempat yang dianggap sangat mustahil.
2. Dampak modenisasi
Affandi Kusuma membagi dua bagian tentang dampak modernisasi tersebut, yaitu;
a) Dampak positif
1. Perubahan Tata Nilai dan Sikap, Adanya modernisasi dan globalisasi dalam
budaya menyebabkan pergeseran nilai dan sikap masyarakat yang semua
irasional menjadi rasional.
2. Berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi, Dengan berkembangnya
ilmu pengetahuan dan teknologi masyarakat menjadi lebih mudah dalam
beraktivitas dan mendorong untuk berpikir lebih maju.
3. Tingkat Kehidupan yang lebih Baik, Dibukanya industri yang memproduksi
alat-alat komunikasi dan transportasi yang canggih merupakan salah satu
usaha mengurangi penggangguran dan meningkatkan taraf hidup masyarakat
b) Dampak negatif
1. Pola Hidup Konsumtif, Perkembangan industri yang pesat membuat
penyediaan barang kebutuhan masyarakat melimpah. Dengan begitu
masyarakat mudah tertarik untuk mengonsumsi barang dengan banyak pilihan
yang ada.
2. Sikap Individualistik, Masyarakat merasa dimudahkan dengan teknologi maju
membuat mereka merasa tidak lagi membutuhkan orang lain dalam
beraktivitasnya. Kadang mereka lupa bahwa mereka adalah makhluk sosial.
3. Gaya Hidup Kebarat-baratan, Tidak semua budaya Barat baik dan cocok
diterapkan di Indonesia. Budaya negatif yang mulai menggeser budaya asli
adalah anak tidak lagi hormat kepada orang tua, kehidupan bebas remaja, dan
lain-lain.
4. Kesenjangan Sosial, Apabila dalam suatu komunitas masyarakat hanya ada
beberapa individu yang dapat mengikuti arus modernisasi dan globalisasi
maka akan memperdalam jurang pemisah antara individu dengan individu lain
yang stagnan. Hal ini menimbulkan kesenjangan sosial.
B. Pertumbuhan ekonomi
1. Konsep pertumbuhan ekonomi
Selain itu definisi pertumbuhan ekonomi juga dikemukakan oleh para ahli
diantaranya :
Posisi bank indonesia pada era soeharto juga tak independen. BI hanya alat
penutup defisit pemerintah begitu BI tak bisa membendung gejolak moneter,
maka terjadi krisis dan inflasi tinggi hingga 80 persen.
Pada 1998 negara bilateral pun menarik diri untuk membantu ekonomi
indonesia yaitu saat krisis tak terhindarkan. Pertumbuhan ekonomi pun merosot
menjadi minus 13.13 persen. Pada tahun itu indonesia menandatangani
kesepakatan dengan badan moneter internasional (IMF). Gelontoran utang dari
lembaga ini mensyaratkan sejumlah perubahan kebijakan ekonomi disegala lini.
c) Era reformasi-sekarang
Era jokowi kata lana, arah perekonomian indonesia tak terlihat jelas.
Rencana pembangunan jangka menengah nasional seolah hanya sebagai dokumen
tanpa pengawasan dalam implementasinya. Pada 2016 ekonomi indonesia mulai
terdongkrak tumbuh 5,03 persen. Dilanjutkan dengan pertumbuhan ekonomi pada
tahun 2017 sebesar 5,17 persen. Namun pertumbuhan ekonomi 2018 tak cukup
menggembirakan, hanya 5,6 persen.
Karena tuntutan yang besar dari proses modernisasi ini, hal negatif yang juga
dapat muncul setelah terjadinya ketimpangan adalah munculnya tindakan
kriminalitas pada sebagian masyarakat yang berada pada ekonomi rendah atau
miskin. Kriminalitas terjadi karena ketidak mampuan masyarakat untuk
memanfaatkan modernisasi sehingga mencari jalan pintas untuk meningkatkan
kualitas hidup mereka. Namun kriminalitas ini tidak termasuk kedalam upaya dalam
proses pertumbuhan ekonomi.
Seiring dengan perkembangan zaman dan sistem sosial budaya, dewasa ini
budaya lokal dimaknai sebagai pengetahuan bersama yang dimiliki sejumlah orang.
Dengan demikian budaya lokal dapat digunakan untuk merujuk budaya pedagang kaki
lima, budaya pengemis, dan budaya sekolah.
Budaya lokal meliputi berbagai kebiasaan dan nilai bersama yang dianut
masyarakat tertentu. Pengetian budaya lokal sering dihubungkan dengan kebudayaan
suatu bangsa. Budaya lokal lahir secara alamiah dan sudah menjadi kebiasaan yang
sukar diubah. Budaya masyarakat yang tinggal didaerah pedalaman akan berbeda
dengan masyarakat yang tinggal didaerah pantai. Budaya masyarakat pedalaman
(pedesaan) terlihat tenang dengan karakteristik masyarakatnya yang cendrung
tertutup. Sedangkan masyarakat yang tinggal didaerah pantai terlihat keras dengan
karakteristik masyarakat yang cendrung terbuka.
DAFTAR PUSTAKA
Aritoang, Devinna Riskiana, Lili Herawati Parapat. 2019. Buku Ajar Sastra Dan Budaya
Lokal Untuk Perguruan Tinggi. Jawa Timur: Uais Inspirasi Indonesia.
Faried, Annisa Ilmi Dan Rahmad Sembiring.2019. Perekonomian Indonesia (Antara Konsep
Dan Realita Pembangunan): Yayasan Kita Menulis.
Rosana, Ellya. 2011.Modernisasi Dan Perubahan Sosial. Jurnal Tapis Vol.7 No.12 Januari-
Juli 2011.
Suryono, Agus. 2010. Dimensi-dimensi prima teori pembangunan. Malang : UB Press. Hal
45-48.
Depdikbud RI, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka, 1989), hal 589.
Nurcholish Madjid, Islam Kemodernan, dan Keindonesiaan (Bandung: Mizan, 1997), hal
172.
Sztompka, Piort, Sosiologi Perubahan Sosial, (Prenada, Jakarta, 2004), hlm 152-153.
Abdulsyani, Sosiologi, Skematika, Teori, dan Terapan, (Bumi Aksara, Jakarta, 1994) hlm
176-177.
Soekanto, Soerjono, Pokok-Pokok Sosiologi Hukum, (Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2001)
hlm 387