1. Pengertian
Modernisasi berasal dari kata modern yang berarti terbaru, mutakhir,
atau sikap dan cara berpikir yang sesuai dengan tuntutan zaman. Selanjutnya
modernisasi diartikan sebagai proses pergeseran sikap dan mentalitas sebagai
warga masyarakat untuk bisa hidup sesuai dengan tuntutan masa kini. Menurut
Nurcholish Madjid, pengertian modernisasi hampir identik dengan pengertian
rasionalisasi, yaitu proses perombakan pola berpikir dan tata kerja lama yang
tidak rasional dan menggantinya dengan pola berpikir dan tata kerja baru yang
rasional.
Hal itu dilakukan dengan menggunakan penemuan mutakhir manusia di
bidang ilmu pengetahuan, Oleh karena itu sesuatu bisa disebut modern kalau ia
bersifat rasional, ilmiah, dan kesesuaian hukum- hukum yang berlaku dalam alam.
Contoh: sebuah mesin hitung termodern dibuat dengan rasionalitas yang optimal,
menurut penemuan ilmiah yang terbaru, dan karena itu penyesuaiannya dengan
alam paling mendekati kesempurnaan.
Sedangkan Dube berpendapat bahwa terdapat kedua asumsi dasar
konsep modernisasi yaitu pertama, ketiadaan semangat pembangunan harus
dilakukan melalui pemecahan masalah kemanusiaan dan pemenuhan standart
kehidupan yang layak. Kedua, modernisasi membutuhkan usaha keras dari
individu dan kerjasama dalam kelompok, kemampuan kerjasama dalam
kelompok sangat dibutuhkan untuk menjalankan organisasi modern yang sangat
kompleks dan organisasi kompleks membutuhkan perubahan kepribadian (sikap
mental) serta perubahan pada struktur sosial dan tata nilai.
Kedua asumsi tersebut apabila disandingkan dengan pemikiran Spencer
(1963) tentang proses evolusi sosial pada kelompok masyarakat, terdapat
kesamaan. Tujuan akhir dari modernisasi menurut Schoorl dan Dube adalah
terwujudnya masyarakat modern yang dicirikan oleh kompleksitas organisasi
serta perubahan fungsi dan struktur masyarakat. Secara lebih jelas Schoorl
(1980) menyajikan proses petumbuhan struktur sosial yang dimulai dari proses
perbesaran skala melalui integrasi. Proses ini kemudian dilanjutkan dengan
diferensiasi hingga pembentukan stratifikasi dan hirarki.
Ciri manusia modern menurut Dube (1988) ditentukan oleh struktur,
institusi, sikap dan perubahan nilai pada pribadi, sosial dan budaya. Masyarakat
modern mampu menerima dan menghasilkan inovasi baru, membangun
kekuatan bersama serta meningkatkan kemampuannya dalam memecahkan
masalah. Oleh karenanya modernisasi sangat memerlukan hubungan yang
selaras antara kepribadian dan sistem sosial budaya. Sifat terpenting dari
modernisasi adalah rasionalitas..
Kemampuan berpikir secara rasional menjadi sangat penting dalam
menjelaskan berbagai gejala sosial yang ada. Masyarakat modern tidak mengenal
lagi penjelasan yang irasional seperti yang dikenal oleh masyarakat tradisional.
Rasionalitas menjadi dasar dan karakter pada hubungan antar individu dan
pandangan masyarakat terhadap masa depan yang mereka idam-idamkan. Hal
yang sama disampaikan oleh Schoorl, walaupun tidak sebegitu mendetail seperti
Dube(1988). Namun demikian terdapat ciri penting yang diungkapkan Schoorl
(1980), yaitu konsep masyarakat plural yang diidentikkan dengan masyarakat
modern. Masyarakat plural merupakan masyarakat yang telah mengalami
perubahan struktur dan stratifikasi sosial. Lerner dalam Dube (1988)
menyatakan bahwa kepribadian modern dicirikan oleh :
a. Empati : kemampuan untuk merasakan apa yang dirasakan oleh orang
lain.
b. Mobilitas: kemampuan untuk melakukan “gerak sosial” atau dengan kata
lain kemampuan “beradaptasi”. Pada masyarakat modern sangat
memungkinkan terdapat perubahan status dan peran atau peran ganda.
Sistem stratifikasi yang terbuka sangat memungkinkan individu untuk
berpindah status.
c. Partisipasi : Masyarakat modern sangat berbeda dengan masyarakat
tradisional yang kurang memperhatikan partisipasi individunya. Pada
masyarakat tradisional individu cenderung pasif pada keseluruhan
proses sosial, sebaliknya pada masyarakat modern keaktifan individu
sangat diperlukan sehingga dapat memunculkan gagasan baru dalam
pengambilan keputusan.
Menurut Koentjaraningrat, sebagaimana dikutip Faisal Ismail,
mendefinisikan modernisasi sebagai suatu usaha secara sadar yang dilakukan
oleh suatu bangsa atau negara untuk menyesuaikan diri dengan konstelasi dunia
pada suatu kurun tertentu di mana bangsa itu hidup. Pada prinsipnya, hakikat
pembaharuan/modernisasi antara lain :
a. Adanya perubahan. Segala sesuatu yang dapat diamati oleh panca indera
mengalami perubahan. Perubahan adalah proses yang tidak mungkin
dihindari atau dicegah sama sekali (Herakleitos).
b. Faktor Penghambat
1) Perasaan takut akan disintegrasi
Perasaan ini biasanya muncul pada masyarakat yang masih
memgang teguh tradisi nenek moyangnya sehingga modernisasi
dianggap akan merusak integrasi atau organisasi masyarakat yang
telah ada sebelumnya.
2) Kurang berkembangnya IPTEK
Masyarakat yang masih kolot biasanya menolak adanya kemajuan
ilmu pengetahuan dan teknologi. Mereka masih berusaha untuk
mempertahankan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sudah
dimilikinya.
3) Adanya vested interested (nilai-nilai yang telah tertanam dengan
sangat kuat).
Segala sesuatu yang terkait dengan modernitas bagi Suku Badui Dalam
adalah suatu larangan. Yang terkait dengan modernitas diantaranya
kendaraan bermotor, HP, alat-alat elektronika dan sebagainya. Hal ini
menyebabkan kemajuan Suku Badui Dalam lebih lambat
dibandingkan dengan yang lain.
3. Gejala-Gejala Modernisasi
a. adanya penemuan dan pembaharuan unsur teknologi baru yang dapat
meningkatkan kemakmuran masyarakat.
b. meningkatnya produktivitas ekonomi dan efisiensi sumber daya yang
tersedia, serta pemanfaatan SDA yang memperhatikan kelestarian alam
sekitar.
c. adanya sistem pemerintahan perwakilan yang demokratis, pemerintah
yang diawasi dan dibatasi kekuasaanya, dihormati hak- hak asasinya
serta dijaminnya hak-hak sosial.
d. adanya pengembangan nalar (rasio) dan kebahagiaan kebendaan
(materi), yang menimbulkan paham sekularisasi dan sekularisme.
5) Manusia akan cenderung memiliki sifat sombong atas gaya hidup yang
mereka jalani saat ini.
6) Tuhan hampir dipensiunkan dari kehidupan ini, dalam arti kata manusia
tidak lagi memerlukan campur tangan Tuhan dalam mengatasi
kehidupannya dan telah menganggap diri mereka sebagai makhluk yang
telah dewasa dan bebas menentukan pilihan sesuai dengan kehendak
sendiri.
7) Kesenjangan sosial dapat diihat adanya fenomena timbulnya kelompok
sosial seperti asongan, pengangguran, pedagang kaki lima, dan
sebagainya. Modernisasi juga semakin memperkuat jurang pemisah
antara yang berpendidikan kurang baik, dan modernisasi meyebabkan
berubahnya tatabab sosial dalam masyarakat.
8) Kesenjangan ekonomi dapat dilihat dari adanya jurang pemisah antara si
kaya dan si miskin, timbunya budaya konsumerisme, budaya
demonstration effect (suka pamer) dan sebagainya.
9) Pencemaran lingkungan alam, adanya pembangunan seperti pabrik
industrmaka tidak terhndarkan lagi pencemaran lingkungan disekitar
pabrik tersebut yang merupakan hasil pengolahan barang industry.
10) Timbulnya kriminalitas, karena adanya keinginan tiap orang untuk
mengungguli orang lain yang dilakukan dengan berbagai cara termasuk
cara criminal.