A. Pengertian
Dalam era globalisasi seperti sekarang ini, kebutuhan akan pendidikan yang
dapat meningkatkan pandangan tentang masalah-masalah yang mendunia (perspektif
global) menjadi semakin mengemuka. Apakah “Perspektif Global” atau “Global
Perspective” itu? Kamus Besar Bahasa Indonesia (ed.2) mengartikan perspektif
sebagai berikut: (1) cara melukiskan suatu benda pada permukaan yang mendatar
sebagaimana yang terlihat oleh mata dengan tiga dimensi (panjang, lebar, dan
tingginya); (2) sudut pandang atau pandangan. Sedangkan Global diartikan sebagai
berikut: (1) secara umum dan keseluruhan; taksiran secara bulat; secara garis besar; (2)
bersangkut paut, komplek, mengenai banyak hal, meliputi wilayah luas, atau seluruh
dunia. Pengertian ‘perspektif’ dalam perspektif global sebagai mata kuliah ini
cenderung lebih mendekati perspektif sebagai sudut pandang atau pandangan
sedangkan pengertian ‘global’ lebih mendekati global yang bersangkut paut dengan
hal-hal yang menyeluruh atau mendunia.
Robert Hanvey (1982, h.5) menyatakan ‘… a global perspective is not a
quantum, something you either have or don’t have’ (perspektif global bukanlah suatu
quantum ialah sesuatu yang anda miliki atau belum miliki). Perspektif global
merupakan ‘a blend of many things and any given individual may be rich in certain
elements and relatively lacking in others.’ (suatu paduan dari banyak hal dan individu
yang memiliki kekayaan dalam hal tertentu tetapi kekurangan dalam hal lain). Di
Amerika Serikat, National Council for Accreditation of Teacher Education
mendefinisikan perspektif global sebagai ‘the view point that accepts the
interdependency of nations and people and the interlinkage of political, economic,
ecological, and social issues of transnational and global nature’(Merryfield, 1997).
Untuk tujuan pendidikan, perspektif global bertujuan untuk mensosialisasikan
sekelompok orang sehingga unsur-unsur dalam perspektif global itu dapat dipahami
oleh kelompok orang tersebut. Dalam pengertian ini, perspektif global merupakan suatu
variabel yang dimiliki oleh penduduk tertentu dengan ciri-ciri tertentu menurut
kapasitas, kecenderungan, dan sikap anggota kelompok tersebut. Walaupun variabel
1
perspektif global itu telah sampai pada suatu kelompok tersebut, namun tidak berarti
setiap anggota akan memiliki perspektif global yang sama.
Agar perspektif global dapat sampai dan dimiliki oleh setiap anggota kelompok
tertentu umumnya oleh setiap warga negara, maka peran lembaga pendidikan
menempati posisi yang sangat strategis. Dalam hal ini, peran guru di sekolah perlu
mempersiapkan diri untuk memiliki pengetahuan dan keterampilan untuk mengajar: (1)
mengapresiasi perbedaan dan persamaan budaya termasuk cara-cara mengajar
keragaman dan kesadaran akan perspektif, (2) dunia sebagai suatu system dan konsep
saling ketergantungan dan saling terkait; dan (3) bagaimana keberadaan siswa yang ada
pada suatu tempat mempengaruhi dan dipengaruhi oleh hubungan orang dan organisasi
global di seluruh dunia (Merryfield, 1990).
Hanvey (1982) memperkenalkan hasil pikirannya dengan mengemukakan lima
dimensi perspektif global sebagai berikut:
1) Kesadaran perspektif (Perspective consciousness)
2) Kesadaran akan kondisi planet bumi (“State of the Planet” Awareness)
3) Kesadaran antar budaya (Cross-Culture Awareness)
4) Pengetahuan dinamika global (Knowledge of Global Dynamics)
5) Kesadaran pilihan manusia (Awareness of Human Choices)
1. Kesadaran Perspektif
Dimensi ini menunjukkan perlunya pengakuan atau kesadaran bahwa sebagian
individu memiliki pandangan global yang berbeda, bahwa pandangan global itu telah
ada dan dibentuk oleh pengaruh-pengaruh diluar jangkauan kesadaran, dan bahwa
beberapa individu memiliki pandangan global yang berbeda dengan orang lain. Di
antara kita, ada yang memiliki pandangan yang melampaui perspektif orang biasa.
Namun ada pula diantara kita yang memiliki pandangan di bawah rata-rata orang biasa.
Pengakuan akan keberadaan kondisi keragaman perspektif ini disebut kesadaran akan
perspektif. Dalam hal ini, perlu dibedakan antara pendapat (opinion) dan perspektif.
Pendapat adalah lapisan permulaan munculnya kesadaran akan perspektif. Sedangkan
perspektif merupakan lapisan yang dalam dan tersembunyi yang lebih penting dalam
mengenal perilaku. Misalnya, dalam peradaban Indonesia khususnya pada masa
perjuangan kemerdakaan, bangsa Indonesia menganggap ‘Kami cinta perdamaian tetapi
2
lebih cinta kemerdekaan’. Hingga sekarang, slogan ini bukan sekedar pendapat
melainkan sudah menjadi kesadaran perspektif. Contoh lain, gerakan emansipasi
(feminist) telah menimbulkan kesadaran dari kaum wanita dan laki-laki hormat
terhadap kedudukan kaum wanita. Implikasinya, muncul sikap dan perilaku yang lebih
mendalam dengan cara mengangkat harkat dan martabat wanita sesuai kodratnya. Ini
adalah akibat dari perspektif kaum wanita dan laki-laki terhadap emansipasi.
3
hair’, demikian pula sebaliknya. Kedua kelompok masyarakat ini memang mamiliki
budaya yang berbeda.
Adanya perbedaan budaya inilah maka kesadaran antar budaya menjadi alasan
utama akan pentingnya perspektif global. Apabila ada saling menerima sifat manusiawi
antar kelompok masyarakat, keunikan cara/pelaksanaan berbudaya tidak akan merasa
asing lagi sehingga pada gilirannya akan menimbulkan rasa saling percaya. Selanjutnya
keasingan antar budaya akan menjadi semakin saling mengenal. Ini merupakan upaya
yang sangat sulit namun mungkin ada sejumlah metode yang akan meningkatkan
kemungkinan keberhasilan.
4
Dimensi ini menunjukkan sejumlah kesadaran terhadap masalah-masalah
pilihan yang dihadapi individu, bangsa, dan manusia sebagai kesadaran perlunya
pengetahuan system global di masa depan. Bagaimana pilihan sikap kita dalam rangka
menjaga keseimbangan lingkungan? Sudahkah anda ikut serta menjaga kelestarian
lingkungan baik berupa flora mapun fauna? Telahkah berfikir sejenak bahaya yang
akan terjadi apabila ada satu spesies dalam suatu ekosistem musnah? Sebagai contoh,
banyaknya babi hutan sehingga marusak tanaman para petani merupakan bukti adanya
ketidakseimbangan ekosistem di dalam hutan tersebut. Berkembangbiaknya babi yang
hebat karena harimau pemangsa babi sudah tidak mencukupi atau mungkin sudah tidak
ada lagi, habis diburu dan dibunuh oleh manusia.
Saat ini, masyarakat dunia berada pada masa transisi yang ditandai oleh
perubahan dari pre-global kepada kesadaran global (Hanvey, 1982). Adanya kesadaran
global ditandai oleh pengetahuan baru tentang interaksi dalam system dan perencanaan
dalam tindakan. Setidaknya, setiap manusia yang akan melakukan tindakan maka perlu
memikirkan pilihan-pilihan berdasarkan perspektif global untuk masa depan.
5
system ekonomi
system politik
system ekologi
system teknologi (meliputi informasi, komunikasi, trasportasi, pertanian)
pengetahuan tentang dinamika global
prosedur dan mekanisme system global
transaksi dalam dan antar masyarakat, bangsa, wilayah
saling keterkaitan dalam system global yang beraneka ragam
adanya kesadaran terhadap planet bumi
3) Isi-isu dan Masalah Global
kependudukan dan isu-isu keluarga berencana
hak menentukan nasib sendiri
isu-isu pembangunan
isu-isu hak asasi manusia (meliputi hak-hak wanita, penduduk asli, anak-anak)
emigrasi, imigrasi, dan pengungsi
kebiasaan global
isu-isu sumber daya alam/lingkungan
isu-isu yang berhubungan dengan distribusi kesejahteraan, teknologi dan
informasi, sumber daya, pemasaran
isu-isu yang berkaitan dengan prejudis dan diskriminasi (berdasarkan etnik, ras,
kelompok, seks, agama, bahasa, politik, dsb)
4) Sejarah Global
cepatnya saling ketergantungan
hal-hal yang melatarbelakangi isu-isu masa kini
budaya asli dan perkembangannya
kontak budaya dan peminjaman budaya
evolusi system global
konflik dan resolusi konflik
perubahan dalam system global
6
5) Pemahaman/Interaksi Lintas Budaya
memahami budaya suatu bangsa dan warisannya
memahami ragam identitas dan loyalitas
memahami kompleksitas keragaman budaya dan universalnya budaya
peran budaya suatu bangsa dalam system dunia
keterampilan dan pengalaman dalam melihat budaya suatu bangsa dari
perspektif bangsa lain
pengalaman belajar budaya bangsa lain dan dunia dari nilai-nilai dan pandangan
dunia budaya lain
memperluas pengalaman dengan orang yang betul-betul berbeda dari budaya
dirinya
kecakapan berkomunikasi antar budaya
kecakapan bekerja dengan orang yang berbeda budaya
6) Kesadaran Pilihan Manusia
melalui individu, organisasi, masyarakat local, bangsa, wilayah, aliansi ekonomi
dan politik
tindakan masa lalu dan kini serta alternatif di masa depan
pengakuan kompleksitas perilaku manusia
7) Pengembangan Keterampilan Evaluasi dan Analisis
kecakapan mengumpulkan, menganalisis, dan mengevaluasi informasi dari
perspektif dan pandangan yang berbeda
keterampilan berfikir kritis (seperti kecakapan mendeteksi penyimpangan,
mengidentifikasi yang mendasari asumsi-asumsi, dsb)
pengakuan peran nilai dan pandangan dunia dalam penelitian
interaksi antar budaya, partisipasi dan kolaborasi
kesempatan untuk membuat dan melaksanakan keputusan
pengalaman mengarahkan pada masalah-masalah kehidupan nyata
perhatian untuk belajar dari pengalaman
7
B. PENDIDIKAN GLOBAL DAN GLOBALISASI
1 Pendahuluan
8
segala bidang yang sekaligus pula menimbulkan berbagai persaingan dan konflik.
Misalnya, kerjasama di bidang ekonomi telah menciptakan model blok-blok ekonomi
negara-negara seperti di eropa berdiri Masyarakat Ekonomi Eropa (MEE), di Asia
Fasifik berdiri APEC. Akibat dari perkembangan dalam teknologi yang diiringi pula
oleh munculnya permasalahan sedikit demi sedikit, disadari ataupun tidak telah
menimbulkan adanya kontak atau singgungan budaya antar bangsa.
9
6) meningkatnya kesadaran global yang menumbuhkan kesadaran akan
kedudukan manusia di bumi sebagai anggota makhluk manusia, sebagai
penduduk bumi dan sebagai anggota dalam system global
Kehidupan manusia dalam era globalisasi telah terbawa pada suatu arus yang
mengharuskan kita mengubah cara pandang terhadap diri kita sendiri maupun cara
pandang terhadap orang lain. Pandangan suatu bangsa atau negara yang berpaling dari
pandangan global hanya akan membuat negara atau bangsa itu terisolir. Dalam era
globalisasi tak ada satu bangsa atau negarapun di dunia ini yang dapat bersembunyi
atau mengisolasi diri dari pengaruh globalisasi.
Nilai-nilai yang dianut banyak orang mencerminkan sikap dan keyakinan dan
dibentuk oleh pengalamannya. Nilai-nilai yang kita miliki menentukan bagaimana kita
memandang dunia dan bagaimana nilai-nilai itu mempengaruhi keputusan dan perilaku
kita sebagaimana yang kita lakukan dalam aktivitas hidup. Di samping nilai-nilai yang
kita anut itu bersifat pribadi dan terkadang aneh (idiosyncratic) seperti perasaan dan
pilihan, hal-hal yang paling penting adalah kebersamaan dalam kelompok etnis,
nasional dan agama.
Nilai-nilai bersama yang kita miliki terkadang melampaui identitas kita yang
mungkin dianggap universal dan menentukan kita sebagai manusia. Dalam pendidikan
global, khususnya, kita tertarik dengan nilai-nilai manusia universal yang melampaui
identitas kelompok dan perbedaan nilai-nilai yang menentukan keanggotaan kelompok
dan memberikan kontribusi terhadap pandangan dunia dan perspektif kita yang unik.
1) Nilai-nilai Universal
12
budayanya masing-masing, seperti perumahan, makanan, pakaian, peralatan,
hak milik dan sebagainya yang cocok dengan kebutuhan dan lingkungannya.
Masyarakat telah mengembangkan bantuk-bentuk ekspresi estetika yang unik,
pekerjaan dan permainan, bahasa dan system komunikasi lainnya. Mereka telah
mengembangkan organisasi social dan cara-cara kontrol social, system
pendidikan formal dan informal dan transmisi nilai-nilai social, tradisi dan ritual
utnuk mengungkapkan pandangan dunia dan keyakinan-keyakinan serta
mekanisme dan organisasi untuk menyelenggarakan beragam fungsi-fungsi
ekonomi.
Kita melakukan hubungan dengan setiap bangsa di seluruh dunia sampai pada
tahap yang tidak pernah diperkirakan sebelumnya. Adanya saling hubungan dan
ketergantungan antar bangsa inilah adalah akibat dari keikutsertaan bangsa kita dalam
system yang sedang berjalan di dunia saat ini yang sering dinamakan system global.
Besarnya ruang lingkup saling ketergantungan sebagaimana yang kita sadari telah
semakin meningkat sejak berakhirnya Perang Dunia II. Perubahan ini dapat ditelusuri
dari adanya kemajuan dalam ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) yang nampaknya
telah menciutkan dunia dan juga perubahan interaksi antar negara yang telah berhasil
membentuk organisasi internasional PBB dan menghentikan tradisi imperalisme dan
kolonialisme.
13
Karena kita berada di tengah system interaksi global, maka kita merasakan pula
saling ketergantungan global. Semua system ini tentunya memiliki karakteristik,
komponen, peluang interaksi, serta aturan main dan pengaruhnya. Salah satu komponen
yang menjadi perhatian kita saat ini adalah komponen pendidikan global. Dalam hal
ini, untuk membantu para siswa memahami secara mendalam hakekat saling
ketergantungan itu, maka materi pembelajarannya harus dikaitkan dengan kajian
system global di bidang ekonomi, politik, ekologi dan teknologi sejalan dengan tempat
di lingkungan mana mereka hidup. Dengan cara demikian, maka diharapkan para siswa
dapat berpartisipasi secara efektif dan bertanggung jawab dalam lingkungan global.
1) Sistem ekonomi
14
barang yang dibuat oleh pesaing ekonomi dari luar negeri. Kekuatan ekonomi
tersebut akan selalu mengatur pelaku-pelaku ekonomi ini untuk mengimpor
barang-barang yang bukan hanya lebih murah melainkan kualitasnya pun lebih
baik.
Proritas dan kebijakan yang diambil oleh penguasa polit biro komunis
utnuk rencana lima tahun mendatang dalam industrialisasi, pertanian atau motif
ekonomi kapitalis mempengaruhi kehidupan petani, pekerja, pemegang saham,
dan para turis Amerika. Perluasan atau penolakan terhadap konsep hak asasi
manusia oleh suatu negara akan pula memberikan dampak terhadap gelombang
16
arus pengungsi negara-negara tetangga dan bahkan mengakibatkan perdebatan
di dalam Kongres Amerika Serikat tentang kebijakan imigrasi. Demikian pula,
ketika Indonesia membatalkan pembelian sekitar 10 buah pesawat tempur F-16
dari Amerika Serikat sebagai akibatnya kritik/pernyataan prasyarat dari anggota
Kongres AS yang mengkaitkannya dengan masalah politik Indonesia. Masih
banyak contoh lainnya yang pada dasarnya menunjukkan bahwa peristiwa-
peristiwa itu memberikan bukti adanya keterikatan dari pelaku politik
internasional dalam system politik global.
Tingkatan perilaku dalam system global saat ini pun semakin luas yang
meliputi kelompok bisnis, media dan kelompok kepentingan lain. Peran
perusahaan transnasional dalam persoalan-persoalan internasional sedang
meningkat. Di Amerika, misalnya, media elektronik telah menjadi bukan hanya
sebagai obsever dan reporter tentang peristiwa-peristiwa internasional
melainkan pula sebagai pelaku dalam membentuk peristiwa-peristiwa tersebut.
Selain itu, di Amerika Serikat dan di negara-negara demokrasi lainnya, orang
memainkan peran penting dalam system global sebagai pelaksanaan hak-hak
partisipasi mereka. Namun pelaksanaan ini terkadang terlalu jauh sehingga
sangat sulit pula membedakan pelaksanaan hak-hak sebagai anggota masyarakat
dunia atau negara dengan batasan campur tangan (intervention) terhadap
persoalan kedaulatan negara tertentu. Misalnya, peran Amerika Serikat sebagai
pemegang pimpinan demokrasi di dunia yang dominan, pengaruh tindakannya
terhadap bangsa lain terkadang melampaui batas kedaulatan/kemerdekaan
negara lain.
18
3) Sistem Ekologi
Planet tempat kita tinggal ini merupakan bidang batuan yang mengorbit
mengelilingi matahari dan melayang dalam energi sinar menurut system tata
surya. Di bawah kulit bumi adalah lapisan panas berwarna putih dan mencair.
Di atas permukaan terhampar daratan dan samudera luas. Di antara permukaan
yang dinamis dan ruang kosong di atas, terdapat lapisan yang tipis dan rapuh
yang terdiri atas manusia, tumbuhan-tumbuhan, hewan, dan mikroorganisme
yang saling ketergantungan satu sama lain dan semuanya tergantung pada tanah,
lautan, dan unsure-unsur lain untuk menjaga kelangsungan hidupnya.
4) Sistem Teknologi
Banyak saling keterkaitan antar bangsa yang menjadi ciri dunia modern
disebabkan oleh kemajuan teknologi yang sangat cepat khususnya dalam
transportasi dan komunikasi sebagai cara utama kontak manusia. Kemajuan ini
telah mengakibatkan dunia kita semakin menciut dalam arti waktu dan jarak dan
memperluas dunia kita dalam arti jumlah orang, tempat, peristiwa dan sedikit
informasi yang berada di sekitar kita.
Setiap hari, sebagian dari hidup kita dibombardir oleh masalah-masalah dan isu-
isu internasional. Apabila para remaja memahami tentang dunianya, maka pendidikan
harus dikaitkan dengan penelitian tentang sebab-sebab, akibat-akibat dan kemungkinan
penyelesaian tentang isu-isu global saat ini. Seperti dalam kajian system, para siswa
harus mengetahui bagaimana mereka mempengaruhi dan dipengaruhi oleh masalah-
masalah dan isu-isu ini. Sehingga, mereka berhak mengetahui bagaimana mereka dapat
menjadi bagian dari isu-isu dan masalah-masalah global dan bagaimana mereka dapat
memberikan kontribusi dalam proses penyelesaian itu.
Apakah ciri isu-isu dan masalah-masalah global itu? Pertama, ruang lingkupnya
bersifat transnasional. Asal-usul dan akibat dari masalah melintasi lebih dari satu
negara. Kedua, isu-isu dan masalah-masalah hanya dapat diselesaikan melalui tindakan
multilateral: penyelesaian dan perbaikan tidak dapat dicapai hanya oleh tindakan satu
negara.
21
Realitas ini mengantarkan pada karakteristik isu global. Ketiga, yakni bahwa
tingkat konflik itu ada di dalam ciri pertama maupun ciri kedua. Konflik ini berasal dari
ketidaksepakatan tentang hakekat dan sebab masalah, dalam membedakan nilai dan
tujuan tentang hasil dan cara, dan dalam kesulitan menemukan tindakan yang tepat
yang diperlukan untuk menjamin hasil yang diharapkan. Keempat, masalah dan isu-isu
ini mempunyai sifat terus menerus (persistence). Masalah dan isu ini telah berkembang
sebagai masalah dan isu yang berkelanjutan. Kelima, isu dan masalah ini terkait dengan
hal lain. Pada umumnya, penyelesaian pada satu masalah akan mempunyai pengaruh
pada beberapa factor lainnya.
22
melaksanakan hokum dan menyelesaikan konflik dengan suatu system
kedaulatan bangsa-bangsa.
2) Isu-isu pembangunan
23
Studi tentang isu-isu pembangunan mulai dengan pertanyaan dasar:
Apakah pembangunan yang berhasil dan pembangunan yang belum berhasil
itu? Dengan mengkaji isu-isu pembangunan para siswa akan berusaha
mengatasi sejumlah masalah yang dihadapi oleh masyarakat dunia: ledakan
penduduk, kelaparan, penggundulan hutan, penurunan kualitas lingkungan,
hubungan Utara – Selatan dan Barat – Timur, transfer teknologi yang tepat,
krisis ekonomi dan moneter, krisis utang negara Dunia Ketiga dan banyak lagi
krisis-krisis lain yang setiap hari memenuhi halaman muka surat kabar. Kunci
utama bagi siswa adalah menemukan begaimana para siswa mengkaitkan
masalah-masalah pembangunan dan akibat-akibat kesalahan pembangunan dan
lebih penting lagi bagaimana para siswa dapat terlibat dalam pencarian solusi
masalah-masalah ini.
3) Isu-isu lingkungan
24
lainnya. Fokus utama kajian akan mempertimbangkan dan menganalisis solusi
serta perlunya kerjasama secara multilateral untuk menemukan solusi tersebut.
Alasan kedua adanya perhatian yang besar terhadap hak asasi manusia
berasal dari adanya saling keterkaitan dunia modern yang belum pernah
sebelumnya. Kepedulian ini bukan hanya karena orang mempunyai kesadaran
yang lebih besar terhadap isu-isu hak asasi manusia melalui jaringan
komunikasi global tetapi orang tersebut pun mempunyai rasa tanggung jawab
sebagai anggota masyarakat dunia dan secara pribadi menolak terhadap
pengabdian atas hak asasi manusia.
25
Berdasarkan sejarah perjalanan bangsa Indonesia, sebenarnya kita telah
lama mengenal nilai-nilai hak asasi manusia yang semua terkristalisasi dalam
pandangan hidup Pancasila dan lebih operasional ada dalam UUD 1945.
Walaupun Pancasila maupun UUD 1945 tidak secara eksplisit menyebutkan
istilah hak asasi manusia namun semangat dan isi tentang hak asasi manusia itu
telah termasuk di dalamnya. Permasalahan yang sering muncul dan dibahas atau
diperdebatkan adalah tentang peraturan pelaksanaan serta aplikasinya dalam
kehidupan sehari-hari. Hal inilah yang saat ini dalam GBHN 1988 mendapat
perhatian cukup serius sehingga hak asasi dimasukkan sebagai bagian dari isi
Ketetapan MPR 1988 tentang GBHN.
26
sejarahwan yang bernama William Mc Neill yang mengacu pada ‘the ecumene’ sebagai
bukti kontak antar bangsa dari Spayol sampai Afrika Utara hingga Laut Cina selama
Kekaisaran Romawi dan Han. Kontak ini dilakukan melalui jalur laut maupun darat
menlintasi wilayah Timur Tengah. Perpindahan tanaman dan hewan terjadi antara lain
dengan adanya katun, gula dan ayam yang dikembangkan di India menyebar hingga ke
Cina dan Erasia. Rahasia teknologi berpindah secara perlahan. Baja India diekspor oleh
Kekaisaran Romawi namun teknologi pembuatannya tidak mengalami peralihan. Sutra
Cina diekspor ke India, Timur Tengah dan Romawi dari abad ke-2 M namun rahasia
pertanian tidak terjadi hingga abad ke-6 M.
Sejarahwan lain percaya bahwa kontak ini didasarkan pada kesamaan budaya
yang konkrit antara Asia dan Amerika dan bahwa terdapat pengaruh-pengaruh dari Asia
tentang perkembangan masyarakat di Amerika. Untuk mendukung teori-teori tersebut,
para sejarahwan mengemukakan bahwa ribuan tahun sebelum Columbus menginjakkan
kakinya di Benua Amerika, kapal-kapal yang melintasi Sri Langka dan Jawa dengan
penumpang sekitar 200 orang. Kapal-kapal yang melintasi Samudera India tersebut
berbobot 75 ton bahkan Cina mempunyai kapal yang berbobot 800 ton sebelum abad
ke-7 M.
1. Pendahuluan.
Pendidikan global merupakan suatu studi untuk membantu para siswa belajar
menjadi warga negara dunia. Bumi kita semakin menyusut karena adanya saling
ketergantungan dalam bidang travel, komunikasi dan ekonomi yang semakin cepat.
Rosencrance (1986) menyatakan bahwa interaksi antar negara sedang mengalami
perubahan. Dunia telah beralih dari kumpulan bangsa-bangsa pada territorial. Pada
masa lalu, hubungan internasional berdasarkan pada kebijakan proteksi teitorial. Pada
masa depan, keberhasilan atau kegagalan negara-negara akhirnya akan tergantung pada
kemampuan negara-negara itu mengembangkan hubungan perdagangan yang saling
tergantung satu negara dengan lainnya. Masyarakat Ekonomi Eropa (MEE) telah
mewujudkan situasi saling ketergantungan ini, demikian pula ASEAN.
28
Saat ini, banyak negara yang menggantungkan masalah perdagangan,
pembangunan ekonomi, keamanan, dan kesehatan kepada negara lain. Apa yang
dilakukan oleh warga di suatu negara sering berpengaruh terhadap warga di negara lain.
Masalah sampah nuklir, pelanggaran HAM, kelaparan, kemiskinan, penyakit,
kelangkaan sumber daya alam, penipisan lapisan ozon, pengaruh rumah kaca,
terorisme, perang, perlombaan senjata merupakan topik-topik utama yang
mempengaruhi umat manusia di tiap belahan dunia.
Bumi diibaratkan dengan pesawat ruang angkasa yang mengelilingi alam raya.
Seperti pesawat, bumi memiliki sumber daya alam yang terbatas yang harus dilindungi
apabila penduduk dunia ini ingin survive. Untuk membantu melindungi penumpang
pesawat ruang angkasa maka setiap penumpang harus bertanggung jawab akan
keselamatannya. Untuk melindungi sumber-sumber daya alam, maka setiap orang di
bumi ini harus melindungi sumber daya alam. Seperti penumpang pesawat ruang
angkasa, maka kita penduduk bumi harus menyelamatkan bumi ini.
29
3. Masalah-masalah internasional, seperti perdamaian, keamanan internasional,
dan hak-hak asasi manusia; dan
Tidak setiap orang mengakui bahwa pendidikan global sebagai mata pelajaran
yang bermanfaat. Banyak orang bertanya apakah karakteristik yang direkomendasikan
itu cocok dengan siswa sekolah dasar. Mereka masih ragu apakah komitmen ini dapat
dikembangkan atau tidak. Isu yang muncul, “Apakah mungkin mengajar anak-anak
mengapresiasi keragaman dan pluralisme budaya yang mempertahankan komitmen dan
loyalitas terhadap cita-cita demokrasi?”.
30
Belajar melalui pendidikan global dapat diintegrasikan dalam pendidikan IPS
dengan berbagai cara. Ada lima cara penekanan yang dapat dilakukan guru dalam
mengorganisasikan pola pengajaran, ialah dengan memberi tekanan pada:
• Monokultural (monocultural)
• Pengalaman (experience)
• Kontribusi (contributions)
• Perorangan (personal)
1) Melalui Monokultural
31
Pelajaran yang dirancang berdasarkan pada monokultural dapat dengan
mudah disisipkan dalam kurikulum IPS di sekolah dasar. Beberapa materi di
atas dapat dimodifikasi oleh guru, misalnya dengan mengajukan pertanyaan-
pertanyaan yang sesuai dengan tingkatan kelas anak-anak.
Contoh pertanyaan:
Kelas 3:
Apakah Ibu dan Bapakmu suka bekerja ke luar kota, ke propinsi Jawa Barat,
ke luar Jawa, atau ke luar negeri? Samakah pekerjaan yang dilakukan oleh Ibu
dan Bapak itu?
Kelas 4:
Samakah letak wilayah yang kita huni ini dengan wilayah asal kamu
(misalnya, luar Jawa)? Apa saja persamaan dan perbedaannya? Apa pendapatmu
tentang orang-orang yang berada di luar Jawa (Sumatera, Madura, Kalimantan,
Sulawesi, dll)?
Kelas 6:
Samakah propinsi Jawa Barat dengan propinsi lain di Indonesia? Apa saja
perbedaan dan persamaannya?
2) Melalui Pengalaman
32
Ada dua cara mengorganisir bahan pelajaran, ialah melalui cerita
pengalaman dan studi kasus.
1) Cerita pengalaman
• Apakah yang paling mengejutkan ketika Anda sampai di tanah Sunda atau
Indonesia?
Pendekatan ini melibatkan para siswa dalam studi tentang satu atau lebih
aspek budaya tetapi yang mengandung hal-hal yang unik. Misalnya, anak diajak
membahas hidup bertetangga dan bertamu. Bagaimana sopan santun dan adat
kebiasaan kita bertamu ke rumah orang lain. Apa yang harus diucapkan? Di
wilayah Pasundan mengucapkan: Punten!, Assalamu’alaikum! Di Jawa Tengah:
………..; Di Sumatera Barat: ………..; Di Australia: …………..; Di Amerika:
…………….dll.
33
Contoh pertanyaan:
4) Melalui kontribusi
Melalui pendekatan ini para siswa diajak untuk menyadari hal-hal apa
saja negara kita telah mendapat pengaruh dari bangsa lain dan hal-hal apa saja
kita telah memberikan pengaruh terhadap bangsa lain. Pendidikan global
berusaha membantu para siswa mengapresiasi kontribusi-kontribusi yang terjadi
baik pada masa lampau, kini maupun pada masa mendatang.
34
5) Melalui antarkultural
Pendekatan ini melibatkan para siswa dalam belajar dengan cara membantu
mereka membandingkan dan mengkontraskan bagaimana budaya yang beraneka
ragam itu dapat menjawab isu-isu yang muncul. Pelajaran disusun untuk
membantu para siswa dalam mengapresiasi orang lain dalam menghadapi
tantangan sehari-hari dan mengembangkan cara-cara menanggapinya. Teknik
pengajaran yang dilakukan oleh guru dapat melalui tabel.
Contoh:
Jawa Barat
Madura
Maluku
Australia
Jepang
Philipina
• Dengan adanya perbedaan ini, apakah berarti satu bangsa lebih baik dari
bangsa lain?
35
• Bagaimana Anda menjelaskan perbedaan-perbedaan ini?
6) Melalui perorangan
Banyak anak yang sering kontak dengan anak lain yang berasal dari
daerah atau negara lain. Mungkin karena anak itu mempunyai saudara atau
masih satu keluarga sehingga sering berhubungan atau surat-menyurat. Dengan
demikian, anak-anak itu hidup dalam lingkungan masyarakat global (dunia).
Namun, ada pula anak yang tidak pernah mengetahui bagaimana kehidupan
orang yang berbeda di belahan dunia lain. Ia tidak mengetahui bahwa di daerah
atau negara lain pun banyak anak-anak seusianya yang berbeda dalam cara
hidupnya.
Kelas : 4 – 6
Tujuan :
Para siswa (1) menunjukkan lokasi pada peta negara yang memproduksi
sidekick; (2) memberikan alasan mengapa negara-negara menghasilkan barang-
barang yang tidak sama; (3) mengemukakan pengaruh import bagi ekonomi
negara.
Prosedur :
Pada saat di kelas, mintalah siswa menuliskan pada papan tulis atau
pada transparasi. Kemudian, sediakan peta yang besar atau globe dan mintalah
siswa itu untuk menunjukkan letak negara yang telah mereka tulis itu.
Selanjutnya, diskusikanlah apa yang telah dilakukan oleh siswa itu bersama
siswa lain dan dibimbing oleh guru.
• Banyak kendaraan yang ada di Indonesia berasal dari Jepang dan eropa
37
Kajian budaya lokal merupakan langkah penting dalam implementasi kurikulum
IPS guna menyiapkan para peserta didik di sekolah agar mereka memiliki pengetahuan
dan ketrampilan yang diperlukan dalam menghadapi era globalisasi. Kurikulum IPS
yang dimaksud dalam makalah ini bukan sebagai sebuah dokumen untuk disampaikan
kepada peserta didik (curriculum as a document) - seperti halnya yang dianut oleh
pamikir positivistik-modernistik – melainkan kurikulum sebagai sebuah praksis
(curriculum as a praxis) atau proses interaksi dan dialog antara pendidik dan peserta
didik dengan dokumen kurikulum yang ada - sebagaimana dianut oleh para pemikir
pedagogi kritis (critical pedagogy) dalam peradigma postmodernism. Melalui
pengertian kurikulum yang terakhir tersebut, unsur-unsur budaya lokal seperti kearifan
lokal (local wisdom) yang diwariskan sejarah kepada para guru dan siswa di
lingkungan setempat serta sebagai pengetahuan yang diperoleh dari beragam sumber
dapat dimasukkan dan dikaji lebih lanjut tanpa mengubah standard isi kurikulum yang
sudah ada. Dalam kurikulum IPS sebagai sebuah praksis ini, unsur-unsur budaya lokal
bisa diseleksi dan dikaji lebih lanjut untuk menumbuhkan perspektif global. Makalah
ini akan menguraikan kajian tentang pengaruh nilai-nilai budaya terhadap
perkembangan masyarakat di era global yang bisa dikembangkan dalam kurikulum IPS
sebagai sebuah praksis. Budaya lokal yang dimaksud adalah unsur-unsur seperti nilai,
sikap dan perilaku, keyakinan, orientasi, dan anggapan umum yang menyebar di
kalangan masyarakat pada sebuah negara. Partisipasi masyarakat di era global ditandai
dengan kemampuan mereka beradaptasi dengan tuntutan global karena unsur-unsur
budaya lokal yang mereka miliki seperti etos kerja serta entrepreneurship mendukung
kemampuan beradaptasi tersebut. Uraiannya akan menggunakan kategori yang
dikemukakan oleh Immanuel Wallerstein2 yaitu pembagian negara-negara dalam
kawasan berdasarkan tingkat kemakmuran, yaitu negara-negara inti, semi-periphery
dan periphery. Kategori tersebut didasarkan atas kemampuan ekonomi yang
dipengaruhi oleh nilai-nilai budaya lokal, baik nilai-nilai instrinsik maupun
instrumental. Masing-masing nagara yang digolongkan ke dalam kategori di atas
memiliki derajat yang berbeda dalam menggali budaya lokal mereka untuk digunakan
guna menghadapi globalisasi dan hal tersebut merupakan materi yang menantang dalam
kurikulum IPS.
38
1. Pendahuluan
Budaya lokal yang dapat dikaji dan dikembangkan dalam kurikulum IPS
sebagai sebuah praksis dalam makalah ini adalah segala sesuatu yang menyangkut
unsur-unsur seperti nilai, sikap dan perilaku, keyakinan, orientasi, dan anggapan umum
yang menyebar di kalangan masyarakat. Sikap hidup masyarakat yang nampak dalam
simbol, tindakan sehari-hari, institusi serta relasi sosial juga termasuk sebagai bagian
dari unsur budaya lokal. Semuanya memiliki pengaruh terhadap perkembangan
manusia (human progress) pada bangsa-bangsa di dunia. Secara khusus, makalah ini
ingin melihat pengaruh nilai-nilai budaya lokal yang dimiliki oleh beberapa negara
terhadap perkembangan ekonomi global yang terjadi di beberapa kawasan dunia yang
bisa menjadi kajian dalam kurikulum IPS dalam perspektif global.
Menurut Talcott Parsons (1959)3 nilai (value) dalam budaya lokal dapat
didefinisikan sebagai sebuah unsur dalam sistem simbolik konvensional yang berperan
sebagai kriteria untuk melakukan pilihan di antara berbagai alternatif yang tersedia
dalam situasi yang mapan. Bangsa-bangsa yang memiliki budaya lokal berupa sistem
nilai yang mendukung (favourable) dalam menghadapi berbagai tantangan akan terus
berkembang. Terdapat dua kategori nilai, yaitu nilai instrinsik dan nilai instrumental.
Nilai instrinsik adalah nilai yang tidak selalu memperhatian untung dan rugi (cost and
benefits). Patriotisme, sebagai nilai, menuntut adanya pengorbanan yang bahkan tidak
menguntungkan bagi seorang individu. Sejarah mencatat bahwa berjuta-juta orang mati
demi mempertahankan negaranya.
Sebaliknya, nilai bisa menjadi sebuah instrumen ketika masyarakat
mendukungnya sebab nilai tersebut menguntungkan bagi mereka. Pada dasarnya, nilai-
nilai ekonomi bersifat instrumental sebab nilai tersebut selalu menggunakan ukuran
untung rugi. Namun, sebuah negara akan berhenti berkembang ketika keuntungan
(benefit) serta produktifitas diraih dan tidak ada usaha lain untuk mencapai tujuan baru.
Dengan demikian, nilai-nilai instrinsik sangat perlu dalam ekonomi. Sebagai contoh,
dalam mengelola sumber daya alam serta pengembangkan industri untuk
memperhatikan profit (nilai instrumental) harus memperhatikan kelestarian lingkungan
dengan cara menghindari polusi dan lain-lain sehingga terjadi pembangunan yang
berkesinambungan. Profit saja tidak cukup apabila merugikan kepentingan pihak
39
lainnya. Jadi, nilai-nilai budaya tidak hanya berpengaruh terhadap perkebangan
ekonomi, bahkan perkembangan ekonomi itu sendiri merupakan bagian dari proses
budaya.
Bahwa budaya lokal berpengaruh terhadap perkembangan ekonomi sudah
dikemukakan oleh banyak ahli dalam berbagai disiplin. Akan tetapi, bahwa nilai-nilai
budaya berpengaruh terhadap perkembangan ekonomi global mengemuka setelah
beberapa ahli bergabung dalam sebuah seminar internasional yang diselenggarakan di
Harvard Academy for International and Area Studies, Amerika Serikat, pada musim
panas tahun 1998.5 Dalam seminar itu beberapa ahli dalam berbagai bidang
mengemukakan pandangannya dan sampai pada kesimpulan bahwa budaya
berpengaruh terhadap perkembangan manusia, termasuk dalam kegiatan ekonominya di
berbagai kawasan dunia. Pengaruh tersebut bisa bersifat positif atau negatif. Pengaruh
positif ditandai dengan adanya progress, kemajuan atau perkembangan dalam berbagai
kehidupan masyarakat yang antara lain ditandai dengan meningkatnya kemakmuran,
kesejahteraan, atau pendapatan. Adapun pengaruh negatif dapat dilihat dari adanya
stagnasi atau bahkan regres atau mundur. Kemuduran tersebut terjadi karena nilai-nilai
budaya lokal atau nasional yang dianut oleh bangsa tersebut sangat menghambat
kemajuan, misalnya budaya inward looking, lebih melihat ke dalam daripada ke luar,
mementingkan primordialisme, menonjolkan sentimen etnis dan lain-lain. Karena nilai-
nilai tersebut maka masyarakat bangsa berada dalam posisi mandek, tidak berubah dan
akhirnya ketinggalan dibandingkan dengan negara dan bangsa lainnya.
2. Unsur Budaya Lokal di Kawasan Inti sebagai tantangan dalam Kurikulum IPS.
44
pekerjaan”.11 Pengaruh budaya tersebut berlangsung sampai sekarang ketika bangsa
Jepang telah unggul atas bangsa-bangsa lainnya, termasuk atss bangsa Eropa.
Pengaruh unsur-unsur budaya tidak hanya nampak pada bangsa Timur seperti
Jepang melainkan juga Barat seperti Amerika Serikat. Negara yang kini menjadi yang
paling kuat di bidang ekonomi dan perdagangan tersebut juga tidak lepas dari unsur
pengaruh budaya. Salah satu unsur budaya yang berpengaruh itu nampak pada analisis
Max Weber dalam tesisnya mengenai Protestant Ethic and the Spirit of Capitalisme.12
Weber menganggap bahwa munculnya kapitalisme di Amerika Serikat pada awal abad
ke-20 dipengaruhi oleh orang-orang Protestant dari Eropa Barat yang bermigrasi ke
benua Amerika sejak abad ke-17 sampai abad ke-19. Sebagian besar dari imigran
tersebut adalah penganut Protestan yang lahir setelah terjadinya
Reformasi Gereja di Eropa. Salah satu kelompok Protestan itu adalah penganut
Calvin. Menurut Weber, penganut Calvin termasuk kelompok Protestan yang saleh
beragama, suka bekerja keras, hemat, jujur, suka menabung, tidak minum-minuman
keras serta disiplin. Ternyata sikap hidup tersebut sesuai dengan tuntutan agama
mereka. Para penganut Calvin percaya bahwa mereka akan menjadi orang terpilih oleh
Tuhan apabila mereka mampu menumpuk kekayaan (capital) yang banyak di dunia.
Apabila mereka mampu melakukannya maka mereka yakin bahwa mereka telah dipilih
oleh Tuhan. Jadi, doktrin agama tersebut telah menjadi cara hidup sekular yang
direfleksikan dalam kehidupan sehari-hari seperti nampak pada sikap kerja keras, jujur,
serius, dan hemat dalam menggunakan waktu serta uang. Menurut Weber, dalam jangka
satu atau dua generasi, cara hidup seperti ini telah melahirkan kapitalisme. Mereka
yang memiliki sikap tersebut telah mampu menumpuk kapital dan menunjukkan
keunggulannya terhadap kelompok masyarakat lainnya yang tidak memiliki sikap
seperti itu. Kini, tesis Weber tersebut sering digunakan oleh para ahli untuk
menjelaskan mengapa negara-negara yang menganut Protestant di Eropa Barat serta
Amerika Serikat, Kanada dan Australia menjadi negara kapitalis dan menguasai
ekonomi dunia. Ternyata sumbernya adalah ada pada ajaran agama yang mereka anut
serta aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari. Dengan demikian, kapitalisme tidak
hanya dibentuk karena faktor revolusi industri pada abad ke-18-19 di Eropa melainkan
juga karena faktor agama atau pengejawantahan ajaran agama dalam kehidupan budaya
sehari-hari. Ajaran Calvin telah mampu diterjemahkan oleh para pengikutnya sebagai
45
bagian dari budaya mereka, yaitu budaya bekerja keras, hemat, disiplin, jujur, suka
investasi dan lain-lain sebagai sikap yang diperlukan untuk meningkatkan kemakmuran
atau kekayaan penganutnya.
5. Penutup.
52
cenderung memiliki tingkat korupsi yang rendah menurut Index Persepsi
Transparancy International.
8. Rasa keadilan dan permainan yang fair (fair play) merupakan ekspektasi
interpersonal yang bersifat universal pada budaya progresif. Dalam budya statis,
keadilan, peningkatan prestasi diri, sering kali menjadi jalan bagi terjadinya korupsi.
9. Otoritas cenderung penyebar secara horizontal pada budaya progresif, sebaliknya hal
itu sering memusat secara sentralis pada budaya statis.
10. Sekularisme: Pengaruh institusi agama dalam kehidupan sipil sangat kecil pada
masyaraklat budaya progresif, hal sebaliknya terjadi pada budaya statis.
DAFTAR PUSTAKA
54