1
komunikasi, serta bagaimana implikasinya bagi peningkatan dan
pengembangan kualitas kehidupan SDM.
3. Tantangan dalam persaingan global yang semakin ketat, yaitu
meningkatkan daya saing bangsa dalam menghasilkan karya-karya kreatif
yang berkualitas sebagai hasil pemikiran, penemuan dan penguasaan ilmu
pengetahuan, teknologi dan seni.
4. Tantangan terhadap munculnya invasi dan kolonialisme baru di bidang
IPTEK, yang menggantikan invasi dan kolonialisme di bidang politik dan
ekonomi.
2
pembentukan karakter peserta didik dan pembekalan keterampilan atau
skill, agar setelah lulus mereka tidak mengalami kesulitan dalam mencari
pekerjaan daripada hanya sekadar mengandalkan aspek kognitif
(pengetahuan).
2. Dalam proses belajar mengajar guru harus mengembangkan pola student
oriented sehingga terbentuk karakter kemandirian, tanggung jawab, kreatif
dan inovatif pada diri peserta didik.
3. Guru harus benar-benar memahami makna pendidikan dalam arti
sebenarnya. Tidak mereduksi sebatas pengajaran belaka. Artinya, proses
pembelajaran peserta didik bertujuan untuk membentuk kepribadian dan
mendewasakan siswa bukan hanya sekedar transferof knowledge tapi
pembelajaran harus meliputi transfer of value and skill, serta pembentukan
karakter (caracter building).
4. Perlunya pembinaan dan pelatihan-pelatihan tentang peningkatan motivasi
belajar kepada peserta didik sehingga anak akan memiliki minat belajar
yang tinggi.
5. Harus ditanamkan pola pendidikan yang berorientasi proses (process
oriented), di mana proses lebih penting daripada hasil. Pendidikan harus
berjalan di atas rel ilmu pengetahuan yang substantif. Oleh karena itu,
budaya pada dunia pendidikan yang berorientasi hasil (formalitas), seperti
mengejar gelar atau titel di kalangan praktisi pendidikan dan pendidik
hendaknya ditinggalkan. Yang harus dikedepankan dalam pembelajaran
kita sekarang adalah penguasaan pengetahuan, kadar intelektualitas, dan
kompetensi keilmuan dan keahlian yang dimilikinya.
6. Sistem pembelajaran pada sekolah kejuruan mungkin bisa diterapkan pada
sekolah-sekolah umum. Yaitu dengan menyeimbangkan antara teori
dengan praktek dalam implementasinya. Sehingga peserta didik tidak
mengalami titik kejenuhan berfikir, dan siap manakala dituntut
mengaplikasikan pengetahuannya dalam masyarakat dan dunia kerja.
7. Perlunya dukungan dan partisipasi komprehensif terhadap praktek
pendidikan, dengan melibatkan semua pihak yang berkepentingan
3
terhadap dunia pendidikan terutama masyarakat sekitar sekolah, sehingga
memudahkan akses pendidikan secara lebih luas ke kalangan masyarakat.
8. Profesi guru seharusnya bersifat ilmiah dan benar-benar “profesional”,
bukan berdasarkan kemanusiaan. Maksudnya, guru memang pahlawan
tanpa tanda jasa namun guru juga seyogyanya dihargai setimpal dengan
perjuangannya, karena itu gaji dan kesejahteraan guru harus diperhatikan
pemerintah.
9. Pemerintah harus memiliki formula kebijakan dan konsistensi untuk
mengakomodasi semua kebutuhan pendidikan. Salah satunya adalah
memperhatikan fasilitas pendidikan dengan cara menaikan anggaran untuk
pendidikan minimal 20-25 % dari total APBN. Di sini diperlukan political
will kuat dari pemerintah dalam menangani kebijakan pendidikan.
4
agama, status sosial, gender, kemampuan umur dan ras. Walaupun pendidikan
multikultural merupakan pendidikan relatif baru di dalam dunia pendidikan.
Wacana pendidikan multikultural salah satu isu yang mencuat
kepermukaan di era globalisasi seperti saat ini mengandaikan, bahwa
pendidikan sebagai ruangt ransformasi budaya hendaknya selalu
mengedepankan wawasan multikultural, bukan monokultural. Untuk
memperbaiki kekurangan dan kegagalan, serta membongkar praktik-praktik
diskriminatif dalam proses pendidikan. Sebagaimana yang masih kita ketahui
peranginya dalam dunia pendidikan nasional kita, bahkan hingga saat ini.
5
dan teknologi disisi lain berimplikasi kepada rusaknya nilai-nilai moral akibat
berbenturan dengan nilai budaya luar seiring dengan kemajuan informasi yang
mengglobal. Adapun dalam mengantisipasi perkembangan global dan
kemajuan teknologi komunikasi, maka pendidikan jarak jauh diakomodasikan
dalam Sisdiknas, sebagai paradigma baru pendidikan. Pendidikan jarak jauh
tersebut dapat diselenggarakan pada semua jalur, jenjang, dan jenis
pendidikan, yang berfungsi untuk memberi pelayanan pendidikan kepada
kelompok masyarakat yang tidak dapat mengikuti pendidikan secara tatap
muka atau reguler (pasal 31 ayat 1dan 2).
Dalam perkembangannya pendidikan di Indonesia mengalami
perubahan-perubahan yang boleh dikatakan agak lumayan maju, walaupun
belum sepenuhnya memenuhi target dari tujuan bangsa Indonesia itu sendiri.
Pendidikan hadir ditengah-tengah masyarakat memiliki banyak fungsi yang
tidak hanya untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, tetapi juga berfungsi
sebagai pencerdasan diri, sosial, negara bangsa, bahkan dunia. Lebih khusus di
Indonesia karena, hal ini sangat relevan dengan konsep pendidikan
multikultural yang dimana pendidikan ini tidak mempeta-petakan baik itu
bahasa, etnis, kultur, budaya, ras, agama, status sosial, dan lain sebagainya.
Fungsi pendidikan sedikit disinggung pada bab II pasal 3 dalam UU Sisdiknas
2003, bahwa fungsi pendidikan nasional adalah mengembangkan kemampuan
dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa.
Ada beberapa fungsi pendidikan sebagaimana telah dikemukakan diatas.
Setidaknya hal itu bisa dilihat dalam dua presfektif. Pertama, secara sempit,
pendidikan berfungsi untuk membantu secara sadar perkembangan jasmani
danrohani para peserta didik. Kedua, secara luas, pendidikan berfungsi sebagai
pengembangan pribadi, pengembangan warga negara, pengembangan
kebudayaan dan pengembangan bangsa. Dalam pemaparan diatas maka jelas
pendidikan sangat penting sekali untuk mewujudkan masyarakat yang adil dan
makmur dan yang inklusif bagi semua lapisan masyarakat Indonesia.
6
Pendidikan juga selain berfungsi sebagaimana yang telah disebutkan diatas,
pendidikan bisa juga berfungsi sebagai investasi jangka panjang.
7
DAFTAR PUSTAKA
Buku
B.S. Mardiatmadja. 1984. Tantangan Dunia Pendidikan. (penerbit tidak
diketahui).
Silfia Hanani. 2013. Sosiologi Pendidikan Keindonesiaan. Jogjakarta: Ar-Ruzz
Media.
Internet
https://prezi.com/xne4blejfmuo/tantangan-dunia-pendidikan-di-era-
globalisasi/(diakses pada Senin, 2 Maret 2015 pukul 10.25 WIB)
http://armangeofrey.blogspot.com/2013/01/tantangan-pendidikan-di-era-
globalisasi.html (diakses pada Senin, 2 Maret 2015 pukul 10.26 WIB)
http://sumsel.kemenag.go.id/file/dokumen/KONSEPPENDIDIKANMULTIKUL
TURAL.pdf (diakses pada Selasa, 3 Maret 2015 pukul 06.43 WIB)