Anda di halaman 1dari 18

Isu dan Masalah Sosial Budaya dalam Pembelajaran IPS SD

Disusun oleh :

Nova Yunandar (855732168)

Nur Bayyinah (855731134)

Reka Mustika P.S. (855723216)

Siti Saidah (855731206)

Wigi Rahayu (855730078)

Sri Handayani (855732831)

Siti Nurjannah (855729747)

Riska Meiliana (855728698)

Mery Retfariani 855731102

Via kuntari 855731238

RINI OKTIYANI – 855732738

Ulva Inayah -855732824

Rika okta wulandari (855730046


UNIVERSITAS TERBUKA

2021
1. pembuka
1.1  Latar Belakang
Pengajaran IPS bersumber dari masyarakat yang meliputi pertumbuhan,
perkembangan, dan kemajuan kehidupan termasuk segala aspek dengan
permasalahannya. Dengan demikian, pengajaran IPS tidak akan kehabisan materi
untuk dibahas dan dipermasalahkan. Materi tersebut bukan hanya apa yang terjadi
hari ini, melainkan juga yang telah terjadi pada masa lampau, dan lebih jauh pada
masa yang akan datang. Ditinjau dari lingkup wilayahnya, meliputi apa yang
terjadi setempat secara lokal, nasional, regional sampai ke tingkat global. Hal
tersebut jadi perhatian dan lahan garapan pengajaran IPS.
Oleh karena itu, kita selaku Mahasiswa harus memperhitungkan dan
mengatisipasinya. Janganlah anda puas dengan materi yang telah ada. Katakanlah
jenis pakaian, “celana jeans” yang semula merupakan pakaian pengembala
sapi(cowboy), para mekanik bengkel, dewasa ini telah menjadi mode dimana-
mana termasuk di Indonesia, kenyataan yang demikian itu merupakan hal yang
harus diperhatikan pada pembelajaran IPS yaitu Globalisasi, selain itu pula kita
sebagai Generasi penerus harus bisa mempertahankan serta menjaga kelestarian
aneka ragam jenis kebudayaan yang telah ada di Indonesia dengan cara mencintai
produk dalam negeri dan tidak mudah terpengaruh oleh pengaruh luar, serta
mengenalkan dan mengajarkan kepada Anak-anak bahwa pentingnya menjaga
kebudayaan Indonesia.
Dengan demikian kita akan membahas mengenai isu-isu dan masalah sosial
budaya dalam pembelajaran IPS khususnya tentang Trend Globalisasi, masalah-
masalah sosial yang timbul dari keragaman budaya terhadap pembelajaran IPS,
juga akan dibahas hal-hal yang berkenaan dengan masalah-masalah lingkungan,
hukum keterkaitan, kesadaran hukum dan pendidikan kesadaran hukum warga
negara.
1.2  Rumusan Masalah

1.2.1. Bagaimanakah Trend Globalisasi dan keragaman budaya dalam


pembelajaran IPS SD ?
1.2.2.     Apa sajakah masalah-masalah lingkungan dan pendidikan lingkungan
dalam pembelajaran IPS SD?
1.2.3.     Apa sajakah masalah-masalah hukum ketertiban dan kesadaran hukum
dalam pembelajaran IPS SD?
1.2.4. Apa sajakah masalah-masalah kesadaran, hukum, dan pendidikan
kesadaran hukum warga negara dalam pembelajaran IPS SD?
1.2.5.      Bagaimanakah pluralisme budaya dan keanekaragaman etnis dalam
pendidikan IPS SD ?
1.3  Tujuan
.     1.3.1. Untuk mengetahui Trend Globalisasi dan keragaman budaya dalam
pembelajaran IPS SD.
1.3.3. Untuk mengetahui lingkungan dan pendidikan lingkungan dalam
pembelajaran IPS SD.
1.3.3. Untuk mengetahui masalah-masalah hukum ketertiban dan kesadaran
hukum dalam pembelajaran IPS SD.
1.3.4. Untuk mengetahui Trend Globalisasi dan keragaman budaya dalam
pembelajaran IPS SD.
1.3.4. Untuk mengetahui pluralisme budaya dan keanekaragaman etnis dalam
pendidikan IPS SD.
2. PEMBAHASAN
2.1 Tren Globalisasi dan Keragaman Budaya

2.1.1 Globalisasi

Globalisasi inti katanya adalah global, yang artinya bumi atau dunia.
Globalisasi artinya suatu keadaan atau kondisi dimana isu dan masalah-
masalah yang ada menyangkut berbagai bangsa dan negara atau bahkan
seluruh dunia. Pengertian lain berasal dari kata global yang bermakna
keseluruhan.

Pendidikan global adalah salah satu sarana agar siswa mengerti bahwa
mereka adalah bagian dari masyarakat dunia, sekalipun demikian tidak
berarti harus mengingkari dirinya sebagai warga dari sebuah bangsa.
Demikian pula sebaliknya, sebagai warga negara yang baik seharusnya
bisa menjadi warga dunia yang baik.
Contoh-contoh masalah dan isu yang sifatnya global sebagai berikut:

1. Krisis energy, baik persediaan kandungan minyak bumi yang


tersisa, masalah harga maupun penelitian tentang sumber sumber
energy pengganti.
2. Jurang antara Negara kaya dan miskin.
3. Kepadatan penduduk yang mendorong urbanisasi serta
terjangkitnya penyakit-penyakit yang diakibatkan oleh kelaparan
dan kemiskinan.
4. Populasi yang meliputi seluruh lingkungan bumi, seperti kerusakan
hutan, pencemaran akibat industrialisasi, pencemaran udara sampai
lapisan ozon yang semakin menipis.
5. Perang nuklir
6. Perdagangan internasional
7. Komunikasi
8. Perdaganagn obat terlarang
Pendidikan harus dikaitkan denga penelitian tentang sebab-sebab,
akibat-akibat, dan kemungkinan penyelesaia tentang isu-isu global saat
ini. Para siswa harus mengetahui bagaimana mereka memengaruhi dan
dipengaruhi oleh masalah-masalah dan isu-isu ini. Sehingga, mereka
berhak mengetahui bagaimana mereka dapat memberikan kontribusi
dalam proses penyelesaiannya itu.

Ciri isu-isu dan masalah global

1. Ruang lingkupnya bersifat transnasional. Asal-usul dan akibat dari


masalahnya melintasi lebih dari satu negara.

2. Isu-isu dan masalah-masalah hanya dapat diselesaikan melalui


tindakan multilateral: penyelesaian dan perbaikaan tidak dapat dicapai
hanya oleh tindakan satu negara.
3. Konflik berasal dari ketidaksepakatan tentang hakikat dan sebab
masalah dalam membedakan nilai dan tujuan tentang jasil dan cara ,
dan dalam kesulitan menemukan tindakan yang tepat yang diperlukan
untuk menjamin hasil yang diharapkan.
4. Masalah dan isu-isu mempunyai sifat terus menerus (persistence).
Masalah dan isu telah berkembang sebagai masalah dan isu yang
berkelanjutan.
5. Isu dan masalah terkait dengan hal lain.

2.1.2 Keragaman Budaya

keanekaragaman budaya dapat diartikan sebagai suatu keadaan dimana


suatu masyarakat memiliki lebih dari satu perangkat gagasan, tindakan,
dan hasil karya. Keanekaragaman budaya di antaranya mengambil wujud
perbedaan ras dan etnik yang dimiliki oleh sebuah masyarakat.

keanekaragaman budaya dapat diartikan sebagai suatu keadaan dimana


suatu masyarakat memiliki lebih dari satu perangkat gagasan, tindakan,
dan hasil karya. Keanekaragaman budaya di antaranya mengambil wujud
perbedaan ras dan etnik yang dimiliki oleh sebuah masyarakat.

Keanekaragaman budaya bisa diperkenalkan sejak usia sekolah


dasar, di Indonesia sejak kelas 3, dimulai dengan memperkenalkan
perbedaan-perbedaan yang ada pada siswa di kelasnya. Misalnya,
perbedaan jenis kelamin, latar belakang pekerjaan orang tua.
Pelajran IPS akan menarik jika para siswa didorong mengenali
berbagai perbedaan diantara mereka, tetapi tanpa melupakan
kesamaan dan kebersamaan sebagai anggota kelas tersebut. Dalam
masyarakat yang memiliki keanekaragaman budaya timbul
berbagai masalah dan isu0isu diantaranya adalah pembauran,
prasangka dan ethnocentrism (melahirkan superioritas dan
inferioritas).

2.1.4 Pembelajaran IPS Dalam Era Globalisasi Dan Keragaman   Budaya

Fungsi pengajaran IPS, antara lain membantu para siswa untuk


mengembangkan kemampuan pemahaman terhadap diri pribadinya,
menolong mereka untuk mampu mengetahui dan menghargai masyrakat
global dengan keanekaragaman budayanya, memperkenalkan proses
sosialisasi, memberikan pengertian tentang pentingnya
mempertimbangkan masa lampau dan masa kini dalam mengambil
keputusan untuk masa datangdan berpartiipasi dalam aktivitas di
masyrakat.

Pengajaran keanekaragaman dalam IPS harus mengandung tujuan, yaitu:

1. Mampu mentransformasikan bahwa “sekolah” akan memberikan


pengalaman dan kesempatan yang sama kepada semua siswa baik
putra maupun putri sekalipun mereka memiliki perbedaan budaya,
sosila, ras, dan kelompok etnik.
2. Membimbing para siswa utnuk mengembangkan sikap-sikap positif
dalam mendekati masalah perbedaan budaya, ras, etnik, dan kelompok
agama.
3. Mendorong siswa untuk tidak jadi kelompok yang dirugikan dengan
cara memberikan ketrampilan dalam mengambil keputusan dan
mengembangkan sikap-sikap sosial.
4. Membimbing para siswa mengembangkan kemampuan memahami
saling keterhubungan dan ketergantungan budaya dan mampu
melihatnya dari pandangan yang berbeda-beda.

Sementara pengajaran globalisasi dalam IPS harus mengandung tujuan


sebagai berikut:

1. Mampu menanamkan pengertin bahwa sekalipun mereka berbeda


tetapi sebagai manusia memiliki kesamaan-kesamaan.
2. Membantu para siswa untuk mengembangkan kemampuan
pemahaman bahwa bumi dihuni oleh manusia yang memiliki saling
ketergantungan dan lebih banyak memiliki kesamaan budaya daripada
perbedaannya.
3. Membantu para siswa memahami kenyataan bahwa ada masalah-
masalah yang dihadapi bersama.
4.  Membantu siswa mengembangkan kemampuan berpikir kritis
terhadap masalah-masalah dunia dan keterampilan menganalisis
informasi yang diterimanya.

2.1 Masalah-Masalah Lingkungan dan Pendidikan Lingkungan Dalam


Pembelajaran IPS SD
Manusia dalam kehidupannya, baik secara individu maupun kelompok
tidak bisa dilepaskan dari lingkungan sekitar dimana ia hidup. Lingkungan
sekitar memberikan wahana bagi manusia untuk mengembangkan dan
mengaktualisasikan dirinya sehingga tercapai tujuan yang diinginkan,
seperti kenyamanan, kesejahteraan, dan ketenangan dalam kehidupannya.
Manusia merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari lingkungan
sekitar, maka corak hubungan keduanya lebih bersifat fungsional, yaitu
saling ketergantungan antara satu dengan yang lainnya untuk memainkan
fungsi dan perannya masing-masing. Corak hubungan antara manusia
dengan lingkungan sekitarnya mengalami perubahan. Sesuai dengan
perkembangan zaman dan kemajuan peradaban manusia, maka ada usaha-
usaha yang dilakukan manusia untuk mengubah, mengolah, dan
menaklukkan alam. Usaha-usaha yang dilakukan oleh manusia itu pada
gilirannya membawa dampak pada perubahan tatanan lingkungan alam
yang ada. Seringkali dampak yang ditumbuhkan oleh lingkungan alam itu
sedemikian rupa sehingga tidak menguntungkan juga bagi kehidupan
manusia. Bencana alam, seperti banjir, bahaya kekeringan, kelaparan,
tanah yang tandus, polusi udara, tanah, dan air, baik secara langsung
mauoun tidak langsung bersumber dari ulah manusia juga.
2.3 Masalah-Masalah Hukum Ketertiban dan Kesadaran Hukum Dalam
Pembelajaran IPS SD
Sebagai makhluk sosial manusia akan saling berinteraksi satu
samaa lain. Di dalam interaksi tersebut akan ada benturan-benturan
kepentingan antara individu, apabila dibiarkan akan menimbulkan suasana
yang tidak aman dan tertib. Oleh karena itu, perlu adanya aturan-aturan,
baik tertulis maupun tidak yang bersifat mengikat dan memaksa agar
individu atau anggota masyarakat menaatinya. Kumpulan aturan-aturan
tersebut kemudian dikenal dengan istilah hukum.

Apabila di antara individu tersebut tidak mengindahkan kaidah-


kaidah hukum yang berlaku maka akan muncul masalah hukum. Masalah-
masalah hukum adalah suatu keadaan yang memperlihatkan
ketidakselarasan antara kepentingan satu individu/kelompok dengan
individu/kelompok lain, yang ditandai adanya pelanggaran terhadap
tatanan hukum yang berlaku. Di sinilah pentingnya kesadaran hukum
dimiliki oleh setiap individu atau anggota masyarakat sehingga suasana
tertib, aman dan damai dapat terwujud.

Di dalam menanamkan dan mendistribusikan nilai-nilai yang


dikandung dalam aspek-aspek hukum diperlukan suatu sarana atau cara
yang efektif. Salah satunya ialah melalui pengintegrasian aspek-aspek
hukum dengan bidang IPS. Penggabungan kedua aspek ini akan
memberikan kontribusi yang besar terhadap pembentukan warga negara
yang baik karena pada hakikatnya IPS bertujuan untuk membentuk warga
negara yang baik, melalui pemahaman terhadap pengetahuan dan
kemampuannya di dalam berinteraksi secara positif dan aktif dengan
lingkungannya. Di dalam interaksi dengan lingkungan itulah, aspek-aspek
tentang hukum, ketertiban, dan kesadaran hukum penting dimiliki oleh
siswa sebagai angota masyarakat.

2.4 Masalah-Masalah Kesadaran, Hukum, dan Pendidikan Kesadaran Hukum


Warga Negara Dalam Pembelajaran IPS SD
2.4.1 Masalah-Masalah Kesadaran Hukum
Manusia sejak dilahirkan memerlukan proses interaksi dengan manusia
lain. Dalam melakukan interaksinya, manusia selalu menghadapi dua lingkungan,
yaitu lingkungan fisik atau alam dan lingkungan sosial atau masyarakat. Contoh
lingkungan fisik, yatu bagaimana manusia berinteraksi dengan pendayagunaan
laut, hutan, sungai dan lain-lain, sedangkan contoh lingkungan sosial, yaitu
bagaimana manusia berinteraksi dengan sesama manusia dalam suatu masyarakat.
Ketika manusia melakukan interaksi dengan kedua lingkungan tersebut maka
dihadapkan pada aturan-aturan atau hukum-hukum yan tertulis maupun tidak
tertulis. Interaksi dalam suatu kelompok masyarakat, baik  interaksi di antara
sesama anggota kelompok masyarakat tersebut maupun dengan alam sekitarnya
yang diikat oleh hukum yang berlaku dalam masyarakat tersebut akan terbentuk
suatu masyarakat hukum.

Dengan adanya hukum yang mengikat, bagi setiap anggota masyarakat


harus memiliki kesadaran hukum. Keadaran hukum ini yang dimaksud adalah dia
mengetahui mana yang boleh dia lakukan dan mana yang tidak boleh dilakukan
menurut dasar hukum yang telah digariskan. Selain itu, kesadaran dapat pula
menimbulkan pemahaman individu anatara hak dan kewajiban yang dimiliki oleh
individu tersebut.

Hukum memiliki fungsi-fungsi sebagai berikut.

1. Penertiban (penataan) masyarakat dan pengaturan pergaulan hidup.


2. Penyelesaian pertikaian.
3. Memelihara dan mempertahankan tata tertib dan aturan-aturan jika
perlu dengan kekerasan.
4. Pengubahan tata tertib dan aturan-aturan dalam rangka penyesuaian
pada kebutuhan-kebutuhan dari masyarakat.
5. Pengaturan tentang perubahan hukum harus mewujudkan fungsi-fungsi
tersebut di atas agar ia dapat memenuhui tuntutan keadilan, hasil guna
dan kepastian hukum.

Setiap hukum senantiasa ada sanksi. Biasanya bentuk hukum


seperti ini adalah hukum tertulis atau hukum positif. Contohnya, peraturan
lalu lintas, peraturan di sekolah, peraturan ketatanegaraan. Hukum tersebut
sudah memiliki kebakuan yang sangat mutlak.

Selain itu, terdapat pula dalam kehidupan bermasyarakat terdapat


hukum yang tidak tertulis dan tidak ada sanksinya apabila ada yang
melanggar. Walaupun demikian, hukum wajib ditaati oleh masyarakat dan
memiliki kekuatan mengikat. Hukum dinamakan juga norma.

2.4.3 Keterkaitan Pendidikan IPS dengan Masalah-Masalah


Kesadaran Hukum dan Pendidikan Kesadaran Hukum Negara
Menurut E. Wesley, IPS bukan ilmu sosial, tetapi bidang
perhatiannya sama, yaitu hubungan timbal balik di kalangan manusia. IPS
hanya terdapat pada pengajaran program sekolah semata-mata. Ilmu-ilmu
sosial dipolakan untuk menggambarkan human knowledge melalui
penelitian, penemuan, eksperimen, dan sebagainya, dengan materi dan
permasalahan yang kompleks. IPS dipolakan untuk tujuan-tujuan
instruksioanl dengan materi sesederhana mungkin, menarik, mudah
dimengerti, dan mudah dipelajari.

Untuk dapat melaksanakan program-program IPS dengan baik,


sudah sewajarnya apabila guru pengajar ilmu sosial mengetahui benar-
benar akan tujuan pengajaran, di samping pengorganisasian bahan
pelajaran dan metode yang dipakai dalam pelaksanaan proes belajar
mengajar.

2.5 Pluralisme Budaya dan Keanekaragaman Etnis dalam Pendidikan IPS


SD
Keragaman budaya menurut Koenjaraningrat (1980) mengandung dua arti
kata yaitu keragaman yang artinya ketidaksamaan, perbedaan dan budaya
yang berarti dalam rangka kehidupan bermasyarakat yang dijadikan milik
manusia dengan belajar. Dengan demikian keanekaragaman budaya dapat
diartikan sebagai suatu keadaan dimana satu masyarakat memiliki lebih dari
satu perangkat gagasan tindakan dan hasil karya.
Keanekaragaman budaya bisa diperkenalkan sejak usia sekolah dasar di
Indonesia sejak kelas tiga dimulai dengan memperkenalkan perbedaan-
perbedaan yang ada pada kelasnya, misalnya perbedaan jenis kelamin, latar
belakang orang tua kemampuan belajar dan sebagainya. Pelajaran IPS akan
sangat menarik jika para siswa didorong mengenali berbagai perbedaan
diantara mereka, tetapi tanpa melupakan kesamaan dan kebersamaan sebagai
anggota kelas tersebut.
Dalam masyarakat memiliki keanekaragaman budaya tibul berbagai
masalah dan isu diantaranya adalah pembaharuan, prasangka dan
ethnocentrisme yang dapat melahirkan superioritas dan enpioritas dua hal
yang terakhir sebenarnya lebih bersifat bagian yang tak terpisahkan dari
proses pembaharuan (asimilasi).
Proses pembaharuan itu sering mengalami hambatan disebabkan oleh:
1.      Kurang pengetahuan terhadap kebudayaan yang dihadapi.
2.      Sifat takut terhadap kekuatan dari kebudayaan lain atau inferioritas
3.      Memandang terlalu tinggi terhadap kebudayaan sendiri dan memandang
rendah terhadap kebudayaan lain atau perasaan superioritas.
Sebagai akibat dari perkembangannya hambatan-hambatan tersebut dalam
proses pembaharuan maka sering timbul kecurigaan dan ketidak percayaan
diantara individu-individu pendukung kebudayaan tersebut. Akibat lainnya
adalah sulit menanamkan sikap toleransi yang didasari simpati. Sehingga di
beberapa lingkungan masyarakat, hubungan sosial kurang begitu harmonis, hal
ini menunjukan adanya sikap seteriotipe-seteriotipe kuat dikalangan
masyarakat. Seteriotipe adalah karakteristik yang dimiliki oleh individu berupa
ciri khas prilaku dan emosi yang sama dalam suatu kelompok primordial
(kesamaan kedaerahan misalnya sama-sama orang jawa). Stereotipe terbentuk
berdasarkan suatu pendapat yang sudah ada, kemudian diperkuat oleh
pengamatan pribadi secara sepintas dan biasanya berkonotasi negatif.
Contonya: orang gemuk malas dan kurang memiliki disiplin pribadi semua ibu
tiri kejam, orang jepang dan Amerika cerdas-cerdas dan sebagainya.
Steriotipe bisa menumbuhkan fanatisme dan kecurigaan yang akhirnya
akan menutup diri masing-masing kelompok dan memperkuat steoriotif itu
sendiri. Ketertutupan itu tentu saja penghambat pembaruan dalam bernegara.
Komunikasi merupakan slah satu syarat terjadinya interaksi sosial yang
harmonis. Pertukaran pengetahuan dan pengertian dibaalik steriotipe
diharapkan dapat menumbuhkan rasa saling menghormati dan menghargai
antara dua belah pihak.
Indonesia sebagai bagaian dari masyarakat dunia merasakan gelombang
globalisasi yang semakin lama semakin terasa menerpa segala segi kehidupan
masyarakat, baik dari dalam bidang ekonomi, teknologi, politik sosial dan tentu
saja budaya. Berkembangnya karakter global dan teknologi, masalah
lingkungan, keuangan, telekomunikasi, dan menia menyebabkan lahirnya
umpan balik budaya yang baru yakni kebijakan suatu pemerintas, termasuk
pemerintah Indonesia, menjadi perhatian bagi Negara lain. Implikasinya adalah
tidak ada Negara menutupi fakta dari Negara lain. Indonesia tampaknya tidak
hanya strategi dari segi giografis dan ekonomi tetapi juga sumber daya manusia
dan telekkumunikasi. Indonesia lebih dulu menyadari pentingnya
telekomunikasi dalam membina persatuan dan kesatuan bangsa. Luas Indonesia
yang demikian mampu dieratkan dan jaraknya di perpendek dengan teknologi
komunikasi satelit. Bahkan dalam decade 70-an Indonesia adalah saatu-satunya
Negara di asia tenggara yang mempercayakan system komunikasinya dengan
menggunakan satelit Phalapa, bahkan berlangsung hingga decade tahun 80-an
dan Indonesia tidak menggunakan jasa satelit Negara lain tetapi milik sendiri.
Trend globalisasi terakhir yang melanda Indonesia adalah pengggunaan
jaringan internet dalam telekomunikasi. Individu yang menjadi anggota atau
mempunyai akses dalam jaringan tersebut tidak lagi mengenal batas Negara,
budaya, bahkan tidak mengenal batas kepentingan. Orang Indonesia bisa
mengetahui papun tentang Negara dan bangs lain, sebaiknya bangsa lain pun
bisa memperoleh informasi yang berkaitan dengan Indonesia.
Dengan melihat keuntungan dan kerugian yang diakibatkan oleh
gencarnya globalisasi, rasanya kita sepakat bahwa kita harus mewaspadai
perkembangan lebih lanjut demi kelangsungan generasi muda kita di masa
mendatang. Kita tidak akan menolak arus globalisasi. Dengan lebih
memahaminya agar dapat diperkenalkan kepada siswa kita, berbagai
kemungkinan yang akan ditemukan dalam fungsinya kelak sebagai warga
Negara yang baik sekaligus menjadi warga dunia yang efektif.
Pembentukan sebagai warga ngara yang baik bisa dilakukan melalui
antara lain : pendidikan formal, pendidikan yang bagaimana mampu
menghasilkan siswa menghormati dan menghargai keragaman budaya. Bahkan
perbedaan budaya harus di anggap sebagai suatu modal untuk memperkaya
budaya itu sendiri.
Fungsi pelajaran IPS menurut Skell (1995) antara lain membantu para
siswa untuk mengembangkan kemauan pemahaman terhadap diri pribadinya,
menolong mereka untuk mampu mengetahui dan menghargai masyarakat global
keanekaragaman budayanya, memperkenalkan proses sosialisasi, memberika
pengertian tentang pentingnya mempertimbangkan masa lampau atau masa kini
dalam mengambil keputusan untuk masa datang, mengembangkan keterampilann
menganalisis dan memecahkan masalah dalam membimbing pertumbuhan dan
mengembangkan partisipasi dalam aktifitas di masyarakat. (dalam Jschak, 1997:
4.11)
Pengajaran keanekaragaman budaya dalam IPS haruslah mengandung
tujuan, antara lain sebagai berikut :

1. Mampu mentransformasikan bahwa sekolah akan memberikan


pengalaman dan kesempatan yang sama kepada semua siswa baik putra
maupun putri sekalipun mereka memiliki perbedaan budaya, sosial, ras,
dan kelompok etnik.
2. Membimbing para siswa untuk mengembangkan sikap-sikap positif dalam
mendekati masalah perbedaan budaya, ras, etnik dan kelompok agama.
3. Mendorong siswa untuk tidak menjadi kelompok yang dirugikan dengan
cara memberikan keterampilan dalam mengambil keputusan dan
mengembangkan sikap-sikap sosial.
4. Membimbbing para siswa mengembangkan kemampuan memahami saling
keterhubungan dan ketergantungan budaya dan mampu melihatnya dari
pandangan yang berbeda-beda.
Pendidikan keanekaragaman budaya merupakan sebuah pendekatan dalam
proses belajar dan pengajaran yang didasarkan pada nilai-nilai yang
demokratis demi terpeliharanya pluralism budaya yang dimiliki oleh
masyarakat-masyarakat dan menjaga kelangsungan adanya saling
ketergantungan yang ada di dunia ini. meningkatkan perkembangan
intelektuan, sosial dan kepribadian para murid sehingga mereka mampu
mencapai potensinya yang terbaik. Dalam hal ini guru memegang peranan
penting, karena guru dapat membuat suatu perubahan dalam kehidupan rapa
muridnya, dan perubahan ini bisa positif maupun negative. ( Umi Oktyari
Retnaningsih : 1998: 231).
Sementara John U.Michealis ( 1980) menjabarkan tujuan pendidikan
keanekaragaman budaya dan etnis adalah sebagai berikut :
1.      Murid mempunyai kesadaran diri sebagai penghuni pelanet bumi, warga
Negara dari masyarakat yang beraneka ragam budaya. Hidup dalam dunia
yang makin kompleks interaksinya, mampu belajar berpikir, peduli, memilih
dan bertindak sehingga bisa menikmati kehidupan di dunia ini sekaligus
mampu menghadapi tantangan- tantangan yang datang padanya.
2.    Murid mampu menghargai hasil karya orang lain dan menerima pendapat atau
keyakinan orang yang berbeda dengan dirinya. Bila orang mempunyai sifat yang
demikian maka sifat-sifat etnosentrisme akan makin menghilang.
3.    Murid mampu memahami kebutuhan, perasaan, dan kementingan orang lain.
4.    Mengembangkan keterampilan yang diperlukan untuk berpartisipasi dalam
kelompok etnis yang berbeda, untuk berkomunikasi dengan kelompok minoritas
dan mayoritas, untuk memecahkan masaahh komplik dan mengambil tindakan
untuk meningkatkan kondiri yang baru.
5.    Mengembangkan sikap, nilai, tingkah laku yang sportif terhadap berbagai
kebudayaan atau berbedaan etnis, keinginan untuk memerani rasialisme, dan
prasangka, setiap siswa dapat menghormati perbedaan antar individu, sadar
terhadap keberhasilan politik atau menghargai berbagai faktor dalam
meningkatkan kebudayaan.
Dari tujuan- tujuan yang terumuskan diatas, jelas bahwa melalui
pengajaran IPS diharapkan akan lahir generasi muda yang penuh pengertian akan
keragaman budaya da ikut bertanggung jawab dan peduli terhadap masalah dan
isu global sesuai dengan tingkat pendidikan dan kematangan siswa.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Isu dan masalah sosial budaya dalam pengajaran IPS meliputi (1) masalah
tren globalisasi dan keragaman budaya, (2) masalah-masalah lingkungan
dan pendidikan lingkungan, (3) masalah-masalah hukum, ketertiban dan
kesadaran hukum, (4) masalah-masalah hukum dan pendidikan kesadaran
hukum warga negara.

Pembelajaran IPS bagaimana pun merupakan disiplin ilmu yang mengkaji


tentang manusia dan pola-pola interaksi dengan lingkungan di luar dirinya.
Pemahaman dan penghargaan terhadap manusia yang lain, mengapresiasi,
dan mewarisi khasanah peninggalan peradaban manusia, dan yang lebih
penting dalam hubungannya dengan masalah ekologi melestarikan dan
memanfaatkan sumber daya alam secara rasional dan wajar, merupakan
pilar-pilar dari tujuan pembelajaran Pendidikan IPS.

Hakikatnya IPS bertujuan untuk membentuk warga negara yang


baik, melalui pemahaman terhadap pengetahuan dan kemampuannya di
dalam berinteraksi secara positif dan aktif dengan lingkungannya. Di
dalam interaksi dengan lingkungan itulah, aspek-aspek tentang hukum,
ketertiban, dan kesadaran hukum penting dimiliki oleh siswa sebagai
angota masyarakat.

3.2 Saran
Dalam isu dan masalah sosial budaya dalam pengajaran IPS, guru harus
dapat memahami arti globalisasi secara baik agar dapat diperkenalkan oleh
siswa agar meraka dapat menjadi warga negara yang efektif. Hal tersebut
dapat dilakukan dengan pendidikan formal.
Dari tujuan-tujuan yang dijelaskan dalam pembahasan makalah tersebut,
melalui pengajaran IPS diharapkan lahir generasi muda yang penuh
pengertian akan keragaman budaya dan ikut bertanggung jawab dan peduli
terhadap masalah dan isu global sesuai dengan tingkat pendidikan dan
kematangan.

Dalam memecahkan masalah mengenai lingkungan, seharusnya


pendidikan IPS diberikan di tingkat sekolah dengan materi yang tak
terpisahkan dengan masalah-masalah ekologi. pendidikan Ekologi
memiliki tujuan tidak hanya pada tataran konseptualisasi, yaitu untuk
pengembangan disiplin ilmu itu sendiri, tetapi juga memiliki fungsi
aktualisasi, yaitu pengalaman ilmu itu dalam konteks praktis sehingga
dapat bermanfaat secara langsung untuk kepentingan keselamatan,
kesejahteraan, dan keharmonisan manusia di satu sisi dalam hubungannya
dengan lingkungan alam sekitar di sisi lain.
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai