Tijani Addawami
Dunia Hanya Sementara, berbuat baiklah...
MODUL 1-5
RESUME PENDIDIKAN IPS DI SD Blog Archive
HAKIKAT, LANDASAN, DAN KURIKULUM PENDIDIKAN IPS DI SD
▼ 2019 (17)
KEGIATAN BELAJAR 2
Landasan Pendidikan IPS SD Home Search This
A. LANDASAN PENDIDIKAN IPS SEBAGAI PENDIDIKAN DISIPLIN ILMU
Blog
1. Landasan Filosofis: Memberikan gagasan pemikiran mendasar yang Search
digunakan untuk menentukan objek kajian (domain) yang menjadi
kajian pokok dan dimensi pengembangan Pendidikan IPS sebagai disiplin
ilmu (aspek ontologis/bersifat kongkret), bagaimana cara, proses, atau
metode membangun Pendidikan IPS hingga dapat menentukan
pengetahuan mana yang dianggap benar, sah, valid, atau terpercaya
(aspek epistemologis/hakikat rasional), tujuan dan manfaat dari
pendidikan IPS ini (aspek aksilogis/nilai/bagaimana manusia
menggunakan ilmunya).
2. Landasan Ideologis: Sistem gagasan untuk memberi pertimbangan dan
menjawab pertanyaan; (1) Keterkaitan antara das sein/fakta pendidikan
IPS sebagai disiplin ilmu dengan das sollen/teori pendidikan IPS, (2)
Keterkaitan antara teori-teori pendidikan dengan hakikat dan praksis
etika, moral, politik, dan norma-norma perilaku dalam membangun dan
mengembangkan pendidikan IPS.
3. Landasan Sosiologis: Sistem gagasan mendasar untuk menentukan cita-
cita, kebutuhan, kepentingan, kekuatan, aspirasi, serta pola kehidupan
masa depan melalui interaksi social yang akan membangun teori/prinsip
pendidikan IPS sebagai pendidikan disiplin ilmu.
4. Landasan Antropologis: Sistem gagasan mendasar dalam menentukan
pola, system, dan struktur pendidikan disiplin ilmu sehingga relevan
dengan pola, system, dan struktur kebudayaan. Landasan ini
memberikan dasar sosio-kultur masyarakat terhadap IPS sebagai
pendidikan disiplin ilmu.
5. Landasan Kemanusiaan: Sistem gagasan mendasar untuk menentukan
karakter ideal manusia. Landasan ini penting karena pada dasarnya
proses pendidikan adalah proses memanusiakan manusia.
6. Landasan Politis: menentukan arah dan garis kebijakan dalam politik
pendidikan dari pendidikan IPS. Peran dan keterlibatan pihak
pemerintah dalam landasan ini sangat besar sehingga tidak mungkin
steril dari campur tangan birokrasi.
7. Landasan Psikologis: menentukan cara-cara Pendidikan IPS membangun
struktur tubuh disiplin pengetahuannya, baik dalam tataran personal
maupun komunal berdasar entitas psikologisnya.
8. Landasan Religius: tentang nilai-nilai, norma, etika, dan moral yang
menjadi jiwa (ruh) yang melandasi Pendidikan IPS, khususnya di
Indonesia. Landasan religious diterapkan di Indonesia menghendaki
adanya keseimbangan antara pengembangan materi yang bersumber
dari intraceptive knowledge dengan extraceptive knowledge
B. LANDASAN FILOSOFIS PENDIDIKAN IPS SD
1. Landasan Filosofis Guru IPS dalam Perubahan Zaman
Untuk mengimbangi perkembangan dan kemajuan zaman, guru
harus mampu melakukan seleksi aneka kecenderungan peserta didik
dalam mengarahkan proses pembelajaran pendidikan IPS. Guru harus
pandai memanfaatkan kemajuan ini tetapi tetap dalam koridor
kurikulum yang dipakai.
Ada dua aliran filsafat ekstremitas yakni sikap reaksioner (hati-hati
dan takut pembaharuan) dan sikap radikal (sangat mendukung
pembaharuan). Menyikapi hal itu, guru IPS dapat menempati salah satu
dari empat titik utama yang terletak diantara dua ekstremitas tersebut,
yaitu:
a. Perenialisme: keyakinan adanya kebenaran yang sifatnya abdi dan
mutlak. (faham ini berakar pada filsafat Thomas Aquino)
b. Esensialisme: faham bahwa ada hakikat minimum tertentu yang
harus dipertahankan sekolah (hasil endapan pengetahuan dan
kebijaksanaan masa lampau) yang perlu diestafetkan.
c. Progresivisme: faham bahwa sesuatu harus dilakukan secara
ilmiah, dan sekolah sebagai pendahulunya. (faham John Dewey
terhadap pragmatism)
d. Rekonstruksionisme: mirip progresivisme tetapi lebih maju, secara
kongkrit lebih mendekati tujuan ideal yaitu sekolah menjadi
pelopor usaha pembaharuan masyarakat.
2. Landasan Filosofis Pengembangan Kurikulum Pendidikan IPS SD
Penyusunan kurikulum pendidikan IPS di SD, langkah awalnya
didasarkan pada penetapan landasan filsafat apa yang akan digunakan.
Perlu ditekankan bahwa landasan filosofis yan akan digunakan harus
sesuai dengan corak budaya masyarakat.
Pendidikan IPS di SD merupakan suatu synthetic antara disiplin
ilmu pendidikan dan disiplin ilmu social maka pengembangannya
diarahkan untuk tujuan pendidikan khususnya pendidikan dasar. Pada
tahap penyajiannya harus disesuaikan dengan landasan edukatif
pendidikan IPS di SD. Artinya materi yang diberikan harus dilakukan
proses penyederhanaan dengan mempertimbangkan psikologis atau
tingkat kematangan peserta didik.
Berdasarkan uraian tersebut, factor dan unsur-unsur yang
terkandung dalam pendidikan IPS bermuara pada tujuan. Dimana
tujuan itu meliputi pengembangan intelektual, kemampuan individual
serta peranannya dalam masyarakat. Dalam tradisi pengembangan
kurikulum pendidikan IPS SD di Indonesia dipengaruhi berbagai aliran
filsafat, diantaranya:
a. Aliran filsafat esensialisme. Kecemerlangan ilmu harus menjadi
kepedulian setiap generasi sebab hanya melalui penguasaan ilmu,
masyarakat akan berkembang. Pengaruh pemikiran filsafat ini
adalah:
- Pendidikan IPS disajikan secara terpisah dengan keilmuannya
itu sendiri
- Memandang bahwa sasaran utama sekolah adalah
memperkenalkan peserta didik pada karakteristik dasar alam
semesta yang sudah mapan dengan cara mewariskan budaya
yang sudah berkembang sepanjang zaman.
- Menempatkan peserta didik sebagai peserta yang menerima
warisan nilai yang ditransmisikan guru.
b. Aliran filsafat eklekitikisme. Merupakan perpaduan antara
esensialis dengan campur tangan kepentingan pendidikan.
Pendidikan IPS dikembangkan dalam bentuk pendekatan korelasi
dan terpadu.
c. Aliran filsafat perenialisme. Liberal arts artinya pengembangan
intelektualisme didasarkan dan ditujukan untuk mengembangkan
dan melestarikan nilai-nilai luhur bangsa, berbicara tentang
keagungan dan kejayaan bangsa. Menghendaki adanya pewarisan
nilai dari generasi ke generasi. Menekankan pada transfer of
culture.
d. Aliran filsafat progressivisme. Tujuan utama sekolah adalah untuk
meningkatkan kecerdasan praktis yang membuat siswa lebih efektif
dalam memecahkan berbagai masalah yang disajikan dalam
konteks pengalaman siswa pada umumnya.
e. Aliran filsafat rekonstruksi social. Aliran ini memandang
pendidikan sebagai wahana untuk mengembangkan kesejahteraan
social. Sekolah harus diarahkan pada kepada pencapaian tatanan
demokratis yang mendunia.
KEGIATAN BELAJAR 3
Perkembangan Kurikulum Pendidikan IPS SD
MODUL 2
ESENSI KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) IPS SD KELAS
RENDAH
Adapun tujuan pembelajaran yang hendak dicapai oleh mata pelajaran IPS agar
peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut:
1. Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan
lingkungan
2. Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu,
inkuilir, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan sosial.
3. Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan.
4. Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama, dan kompetensi dalam
masyarakat yang majemuk, baik ditingkat local, nasional, dan global (dunia).
Ruang Lingkup esensi materi dari Mata Pelajaran IPS menjadi aspek Ruang
Lingkup esensi materi dari Mata Pelajaran IPS meliputi aspek-aspek :
1. Geografi meliputi manusia, tempat, dan lingkungan.
2. Sejarah meliputi waktu, keberanjuran, dan perubahan.
3. Sosiologi meliputi sistem sosial dan budaya.
4. Ekonomi meliputi perilaku ekonomi dan kesejahteraan
Secara lebih umum bahwa pelajaran IPS berkenaan dengan pengenalan dan
pemahaman anak tehadap berbagai peristiwa yang terjadi pada masa kini, yaitu
yang terkenal dengan isu-isu sosial.
Istilah isu sosial dapat diartikan sebagai kabar atau berita suatu peristiwa yang
terjadi dan menyangkut pada aktivitas kehidupan manusia dimasyarakat serta
tidak jelas asal usulnya, masih berupa desas-desus atau kabar angin.
Fakta berkaitan erat data. Ada pebedaan antara fakta dan Fakta berkaitan erat
dengan data. Ada pebedaan antara fakta dan data.
Data itu bersifat objektif sedangkan fakta mengandung arti penafsiran
seseorang jadi ada unsur subjektivitasnya. Perkembangan ilmu-ilmu sosial dan
ilmu-ilmu pengetahuan alam didasri oleh pengungkapan fakta dan data untuk
selanjutnya sampai kepada konsep, generalisasi, teori, dan hokum. Jika
digambarkan skematikanya sebagai berikut :
1. Peristiwa
2. Fakta/data
3. Konsep
4. Generalisasi
5. Teori
6. Hukum
A. PERISTIWA
peristiwa dalam IPS secara sederhana adalah hal-hal yang pernah terjadi.
Peristiwa atau kejadian ada yang bersifat alamiah seperti gunung meletus,
tsunami, gempa bumi, gerhana matahari. Peristiwa bersifat insaniah yakni
peristiwa yang berkaitan dengan aktivitas umat manusia seperti
pembangunan jembatan, skandal korupsi, pemilu, krisis moneter inflasi,
reformasi dsb. Peristiwa yang telah diuji kebenarannya itulah yang disebut
fakta.
B. FAKTA B. FAKTA
Secara harfiah kata ―fakta‖ berarti sesuatu yang telah diketahui atau telah
terjadi benar dan merupakan kenyataan, realitas yang real, benar dan juga
merupakan kenyataan yang nyata. Fakta dapat menyebabkan lahirnya teori
baru, fakta juga merupakan alasan untuk mempertajam rumus teori baru
yang ada bahkan fakta dapat mendorong untuk mempertajam rumusan
teori yang telah ada.fakta bukan tujuan akhir dari pelajaran IPS.
Pengetahuan yang hanya bertumpu kepada fakta akan sangat terbatas
sebab :
1. Kemampuan kita untuk mengingatkan sangat terbatas
2. Fakta itu bias berubah sesuai waktu misalnya tentang perubahan iklim
suatu kota,dsb.
3. Fakta hanya berkenaan dengan situasi khusus.
C. KONSEP
Konsep adalah suatu istilah pengungkapan abstrak yang digunakan untuk
tujuan mengklasifikasikan atau mengkatagorikan suatu kelompok dari
suatu benda, gagasan atau peristiwa. Konseptualisasi adalah proses
meningkatkan, mengiklasifikasi durian memberi nama pada sekelompok
objek.
D. GENERALISASI
Schuneke (1988 : 16) mengemukankan bahwa generalisasi merupakan
abstraksi dan sangat terikat konsep. Cara mempermudah memahami
generalisasi dalam hubungannya dengan konsep adalah dengan cara
menelusuri proses terbentuknya generalisai. Dua konsep bisa dari disiplin
ilmu sosial atau disiplin dari ilmu-ilmu sosial yang berbeda.
Secara sederhana dapat disimpulkan bahwa generalisasi menunjukn
adanya hubungn antara konsep dan berisi pernyataan bersifat umu, tidak
terkait pda situasi khusus.
Ruang lingkup pelajaran IPS adalah sebagai berikut : Ruang lingkup
pelajaran IPS adalah sebagai berikut : Pengajaran ilmu Ilmu Pengetahuan
Sosial TPS yang tercakup dalam kurikulum mengikuti konsep : kekspanding
Communities of man (Hana dalam Banks,1985:11). Kepada siswa diajarkan
lingkungan kehidupan dari yang terdekat dengan dirinya yaitu keluarga,
rumah,
kemudian berkembangan kelingkungan kehidupan yang lebih luas, sekolah
RT/RW, desa, kota dan propinsi sendiri melalui aspek sosiologi, geografis,
ekonomi dan sejarah.
E. ASPEK LAINNYA DARI IPS MISALNYA SEJARAH
Sejarah memiliki konsep dasar waktu, Rochiati (2006:3) menganjurkan cara
pendekatan melalui pendekatan keluarga. Dijelaskan bahwa jika anak
sudah mengenal bilangan maka guru dapat menanyakan tanggal tahun
kelahirannya. Kemudian menanyakan apakah siswa mempunyai kakak atau
adik serta tahun kelahirannya masing-masing.
Cara untuk lebih mudah memberi pengertian tentang konsep diajarkan juga
dengan visualisasi baik terhadap konsep yng konkret maupun konsep yang
abstrak. Konsep-konsep dasar dari bidang keilmuan IPS untuk
memudahkan pemahaman yang dikemukakan penjelasan Brank (1985: 249-
404)
1. Sosiologi, konsep-konsep dasarnya :
a. Sosialisasi, proses yang ditempuh individu untuk menjadi anggota
kelompoknya dengan cara belajar kebudayaannya dan peranannya.
b. Peranan, peran yang dilakukan seseorang sebagai individu
c. Norma dan sanksi, Norma adalah ukuran/tata cara yang
membimbing perilaku, sedangkan sanksi adalah ganjaran/hukuman
d. Nilai aspek-aspek dari kehidupan masyarakat dan budaya yang
dianggap berharga.
e. Gerakan nasional, Gerakan yang dilakukan sejumlah besar orang
untuk memperbaiki atau melawan perubahan dimasyarakat.
f. Masyarakat unit yang merdeka dan integrase dimana interaksi dan
komunikasi.
2. Ekonomi, konsep-konsep dasarnya :
a. Kelangkaan keinginan manusia terbatas
b. Produksi hasil proses pembuatan barang
c. Saling ketergantungan ada situasi saling memerlukan
d. Pembagian kerja berkenaan dengan pembagian garapan.
3. Geografi, konsep-konsep dasarnya :
a. Lokasi indentifikasi ruang dan tempat
b. Interksi spasi hubungan antara suatu tempat dengan lainnya
c. Pola special kota kedudukan kota sebagai pusat layanan
d. Difusi kebudayaan berkaitan dengan penyebab pengaruh
kebudayaan, Bahasa, pendidikan, etnik, agama, teknologi dll
4. Sejarah, konsep-konsep dasarnya :
a. Kontinuitas dan prubahan kejadian secara kronologis
b. Waktu lampau peristiwa sejarah terjadi di masa lalu
c. Kerjasama dan konflik proses proses timbulnya kerjasama manusia
dalam usaha mencapai tujuan
d. Nasionalisme wujud kepedulian masyarakat suatu Negara akan
perlunya mengembangkan semangat kebangsaan.
KEGIATAN BELAJAR 2
NILAI, SIKAP DAN KETERAMPILAN INTELEKTUAL (KEMAMPUAN ANALISIS,
PERSONAL DAN SOSIAL KTSP IPS KELAS RENDAH
A. NILAI DAN SIKAP DALAM KTSP IPS SD IPS SD DALAM KELAS RENDAH
Nilai berbeda dengan sikap. Nilai bersifat umum, utuh dan abstrak Dan
mempengaruhi perilaku seseorang terhadap obje dan terhadap orang lain
sedangkan sikap berkenaan dengan hak-hak yang khusus. Nilai merupakan
ukuran bagi seseorang dan cita-citanya, tujuan hidupnya, aspirasi yang
dinyatakan, sikapnya yang tampak, perasaannya yang diutarakan serta
perbuatan yang dilakukannya. Dlam pendidikan nilai menyangkut ranah
afektif, ini perlu diajarkan kepada siswa agar siswa mampu menerima nilai
dengan sadar, mantap dan dengan nalar yang sehat. Harapannya, para
siswa dalam mengembangkan kepribadiannya menuju jenjang kedewasaan
memiliki kemampuan untuk memilih (dengan bebas) dan menentukan nilai
yang menjadi anutnnya. Pengajaran nilai mmerlukan ―skill‖ dengan
memperhatikan kesesuaian bahan pengajarn dengan kehidupan sehari-
hari. Bahan acuan bukan hnya kepada kurikulum yang tertera dalam
rencana forma tetapi juga kepada ―hidden curriculum‖ dengan
mempertimbangkan pula potensi kemampuan anak.
1. Arti sikap
Sikap memilii rumusan dan pengertian yang berbeda-beda karena
sifatnya yang telah kompleks. Menurut Thursone sikap adalah
eseluruhan dari kecendrungan dan perasaan, pemahaman, gagasan,
rasa tkut, perasaan terancam dan keyakinan-keyakinan tentang sesuatu
hal. Menurut rochman Natawijaya (1984 :20) sikap adalah kesiapan
seseorang untuk memperlakukan sesuatu objek, di dalam kesiapan itu
ada aspek kognitif, afektif dan kecenrungan bertindak. Kesiapan
merupakan penilaian positif dan negative dengan intensitas berbeda
dan bias berubah ubah.
2. Kaitan Nilai dengan dengan Sikap
Sikap seseorang sangat ditentukan oleh nilai yang dianutnya. Sikap juga
timbul karena banyak nilai (values). Kaitan nilai dengan sikap terkait
dengan aspek-aspek yang terkandung di dalamnya.
Dari kajian para ahli dapat itegaskan sebagai berikut :
a. Ada hubungan timbale balik antara nilai dengan kognitif
b. Ada hubungan timbale balik antara afektif dengan kognitif
c. Nilai mempengaruhi kesiapn seseorang untuk terwujudnya perilaku
yang sesuai dengan tingkat pemahamannya dan penghayatan
terhadap “belief” (kepercayaan).
KEGIATAN BELAJAR 3
CONTOH KETERKAITAN ANTARA PERISTIWA, FAKTA, KONSEP,
GENERALISASI, NILAI, SIKAP DAN KETERAMPILAN INTELEKTUAL,
PERSONAL, SOSIAL DALAM KONTEKS PENDIDIKAN IPS SD KELAS RENDAH
MODUL 3
ESENSI KURIKULUM IPS SD BERDASARKAN KTSP 2006 KELAS TINGGI
Kegiatan Belajar 1
Peristiwa, Fakta, Konsep, Generalisasi Ilmu-Ilmu Sosial Dalam Kurikulum
SD (KTSP) tahun 2006 Kelas Tinggi
Peristiwa dan fakta harus diletakkan dalam hubungannya dengan konsep dan
generalisasi. Peristiwa dan fakta memberikan bahan baku utama bagi
pembentukkan konsep dan generalisasi. Konsep dan generalisasi membantu
kita untuk memperoleh pemahaman yang komprehensif tentang kerangka
berfikir IPS, agar kita memiliki cara yang teratur untuk menerjemahkan apa
yang terjadi didunia kita ini, didalam kehidupan manusia ini.
HUBUNGAN ANTARA FAKTA, KONSEP DAN GENERALISASI
Dari gambaran diatas jelas bahwa suatu peristiwa merupakan dasar dari
kegiatan belajar mengajar IPS dimulai. Guru dan siswa harus aktif menjemput
peristiwa ini dan mengolahnya menjadi content, isi bahan pengajaran. Dalam
proses pengolahan menjadi bahan pengajaran itulah berfungsinya fakta,
konsep, dan generalisasi sehingga guru dapat mengorganisasikan bahan
pengajaran IPS. Jadi skkenario dari alur pengembangan peristiwa, fakta, konsep,
dan generalisasi sehingga guru dapat mengorganisasikan bahan pengajaran IPS.
Jadi scenario dari alur pengembangan fakta, konsep, dan generalisasi,
sesungguhnya sudah ditangan guru, dan dijadikan sebahai bahan dalam
perencanaan kegiatan belajar mengajar dikelas. Contohnya sebagai berikut:
Topik: Zaman Pendudukan Jepang PERISTIWA yang dapat kita ungkapkan
adalah Peringatan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. FAKTA nya melalui
gambar Soekarno-Hatta, foto bersejarah dll. KONSEP nya Imperialisme,
Penindasan, Ampera GENERALISASI nya penjajahan selalu menimbulkan
penderitaan bagi rakyat, tidak ada bangsa yang senang dijajah dll.
KEGIATAN BELAJAR 2
NILAI DAN SIKAP, KETERAMPILAN INTELEKTUAL/KEMAMPUAN ANALISIS,
PERSONAL, DAN SOSIAL DALAM KURIKULUM IPS SD 2006 KELAS TINGGI
A. NILAI DAN SIKAP DALAM KURIKULUM IPS SD 2006 DI KELAS TINGGI
1. Nilai
Nilai mempengaruhi perilaku seseorang terhadap jumlah objek dan
terhadap orang, tidak berkenaan dengan sesuatu yang khusus. Inilah yang
membedakan nilai dan sikap. Suatu nilai merupakan ukuran untuk
menentukan apakah itu baik atau buruk, nilai juga menilik kelakuan
seseorang. Orang mendapatkan nilai dan orang lain dalam lingkungannya.
a. Nilai yang dianut seseorang tercermin dari sikapnya. Nilai bersifat
utuh, merupakan sistem dimana semua jenis nilai terpadu saling
mempengaruhi. Dengan kuat sebagai satu kesatuan yang utuh.
b. Nilai juga bersifat abstrak. Oleh karena itu, yang dapat dikaji hanya
indikatorindikatornya saja yang meliputi cita-cita, tujuan yang dianut
seseorang, aspirasi yang dinyatakan, sikap yang ditampilkan atau
tampak, perasaan yang diutarakan, perubahan yang dilakukan serta
kekuatiran yang dikemukakan (Kosasih Djahiri, 1985: 18)
1) Nilai Material, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi unsur
jasmani manusia
2) Nilai Vital, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi manusia untuk
mengadakan kegiatan.
3) Nilai Kerohanian, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi rohani
manusia.
2. Sikap
Sikap memiliki pengertian yang rumit karena itu tedapat berbagai
rumusan tentang sikap yang dikemukakan para ahli, disebabkan
adanya latar belakang pemikiran dan konsep yang berbeda. Menurut
Thursone adalah keseluruhan dari kecenderungan perasaan,
pemahaman, gagasan, dan rasa takut, perasaan terancam, dan
keyakinan-keyakinan tentang sesuatu hal. Menurut Rochman
Natawijaya (1984: 20) sikap adalah kesiapan seseorang untuk
memperlakukan sesuatu objek, didalam kesiapan itu ada aspek kognitif,
afektif, dan kecenderungan bertindak. Kesiapan sendiri merupakan
penilaian positif dan negatif dengan intensitas yang berbeda-beda
untuk waktu tertentu, kesiapan itu sendiri bias berubah-ubah. Nilai itu
merupakan konsep tentang kelayakan yang dimiliki seseorang atau
kelompok memiliki cara, tujuan, dan perbuatan yang dikehendakinya
sesuai dengan anggapannya bahwa pilihannya adalah yang terbaik.
Nilai yang dimiliki seseorang dapat mengekspresikan mana yang lebih
disukai mana yang tidak. Dapat disimpulkan bahwa nilai menyebabkan
sikap. Yang selalu terjadi adalah satu sikap disebabkan oleh banyak
nilai (values).
KEGIATAN BELAJAR 3
CONTOH KETERKAITAN ANTARA PERISTIWA, FAKTA, KONSEP,
GENERALISASI, NILAI, SIKAP DAN KETERAMPILAN
INTELEKTUAL/KEMAMPUAN ANALISIS, PERSONAL, SOSIAL DALAM
KONTEKS PENDIDIKAN IPS SD KELAS TINGGI
Peristiwa, fakta, konsep dan generalisasi itu ada keterkaitan hubungan yang
tidak mungkin dipisahkan. Kesempatannya terpadu didalam struiktur IPS.
Melalui proses belajar mengajar IPS yang demilkian itu, juga dikembangkan
kemampuan siswa dalam ranah kognitif, afektif dan psikomotorik
(keterampilan) dalam KBM secara jelas kemampuan guru sebagai
pengembangan kurikulum di lapangan direalisasikan dan dapat diamati seara
faktual.
Contoh KBM yang dapat mmenunjukan adanya keterkaitan antara peristiwa,
fakta, konsep, generalisasi, nilai, dan keterampilan siswa.
Topik 1 : perjuangan para pejuang pada masa penjajahan Belanda
dan jepang.
KD : mendeskripsikan perjuang penjajahan Belanda dan Jepang.
Indikator : siswa mengenal arti pergerakan nasional dan arti
Sumpah Pemuda bagi persatuan dan kesatuan bangsa
Indonesia.
Ranah kognitif,
setelah mempelajari topiK ini siswa diharapkan dapat:
1. Menceritakan latar belakang timbulnya penrgerakan national, serta tokoh-
tokohnya.
2. Menerangkan peristiwa sumpah pemuda.
3. Menceritakan tokoh-tokoh yang berperan dalam sumpah pemuda.
4. Menunjukan arti pergerakkan nasional dan sumpah pemuda bagi
persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia.
Ranah afektif
1. Menghayati jasa para pelopor pergerakkan nasional.
2. Mengapresiasi jiwa sumpah pemuda.
Ranah psikomotor
1. Mencoba melakukan wawancara untuk memahami makna zaman
pergerakkan nasional dan tokoh-tokoh tertentu
2. Memahami makna sumpah pemuda melalui proses diskusi kelas.
Peristiwa sebagai bahan kajian: Peristiwa hari kebangkitan nasional dan
sumpah pemuda
Generalisasi:
1. Setiap masyarakat manusia pasti mengalami perubahan
2. Penjajahan selalu menimbulkan konflik dan kesengsaraan.
Nilai:
Nilai material :
Peserta didik merasa telah menikmati hasil kemerdekaan.
Nilai Vital:
1. Cermat dalam meneliti ulasan sejarah
2. Objektif dalam menilai informasi
3. Kreatif dalam memprediksi
Nilai Kerohanian
1. Bersyukur kepada Tuhan YME atas rahmat-Nya dan seterusnya
2. Rasional dalam berargumentasi.
3. Memiliki empati terhadap pengorbanan para pahlawan
4. Rasa tanggung jawab atas nikmat kemerdekaan dan seterusnya.
Sikap:
1. Bersyukur kepada Tuhan YME disertai rasa tanggung jawab
2. Tanggap terhadap perkembangan zaman 3. Bersikap terbuka dan toleransi
terhadap pendapat orang lain
3. Bangga sebagai bangsa Indonesia dan mencintai bangsa dan tanah airnya
dan seterusnya
Keterampilan Intelektual/Kemampuan Analisis:
1. Melukiskan, menyimpulkan, menganalisis informasi, konseptualisasi,
generalisasi dan membuat keputusan.
2. Memperoleh informasi, membentuk konsep, generalisasi,
mengorganisasikan informasi, mengkritik informasi, mengambil keputusan,
menafsirkan fakta, menyusun laporan.
Keterampilan sosial:
Berkontribusi memberikan gagasan, menjadi pendengar yang baik, mampu
menjelaskan, mampu mengadakan wawancara, mampu berperan dengan baik,
mampu bertanya dengan baik, dll.
MODUL 4
ISU DAN MASALAH SOSIAL BUDAYA DALAM PENGAJARAN IPS
KEGIATAN BELAJAR 1
TREN GLOBALISASI DAN KERAGAMAN BUDAYA
A. GLOBALISASI
Globalisasi artinya suatu keadaan atau kondisi dimana isu dan
masalah-masalah yang ada menyangkut berbagai bangsa dan Negara
atau bahkan seluruh dunia. Pendidikan global mengangkat persamaan
daripada perbedaan-perbedaan yang dimiliki oleh berbagai bangsa.
Memberikan penekanan berpikir tentang kesetiaan kepada bumi tempat
kita semua hidup. Masalah-masalah dan isu-isu yang sifatnya global,
seperti berikut:
1. Krisis energy: kandungan minyak bumi yang tersisa, masalah harga
sumber energy pengganti.
2. Jarang antara Negara kaya dan miskin, yang melatarbelakangi
lahirnya beberapa organisasi kerja sama bilateral dan regional.
3. Kepadatan penduduk yang mendorong urbanisasi serta kemiskinan
4. Populasi seluruh lingkungan bumi, seperti kerusakan hutan dan
pencemaran.
5. Perang nuklir
6. Perdagangan internasional, siap dengan persaingan harga dan
kualitas
7. Komunikasi. Perkembangan media komunikasi menghilangkan
batas-batas Negara. Penggunaan internet bisa memperoleh informasi
tanpa ada batasan
8. Perdagangan obat terlarang.
Kegiatan Belajar 2
Masalah – masalah Lingkungan dan Pendidikan Lingkungan
Kegiatan Belajar 3 :
Masalah – masalah Hukum Ketertiban dan Kesadaran Hukum
Kegiatan Belajar 4 :
Masalah-masalah Kesadaran Hukum dan Pendidikan Kesadaran Hukum
Warga Negara
MODUL 5
PENDEKATAN DALAM PEMBELAJARAN IPS DI SEKOLAH DASAR
Kegiatan Belajar 1
Pendekatan Kognitif dalam Pembelajaran IPS SD
Kegiatan Belajar 2 :
Pendekatan Sosial, Personal dan Perilaku dalam Pembelajaran
Pembelajaran IPS di SD
1. Emosi, nilai dan sikap, dan perilaku sosial merupakan dimensi sosial
dan personal yang perlu dikembangkan dalam pengajaran IPS.
Emosi pada dasarnya bersifat peka dan saling melengkapi dengan
rasio yang cenderung bersifat teliti dan tanggap. Nilai merupakan
sesuatu yang berharga dan dipandang berharga sedang sikap
merupakan kecenderungan berbuat.
2. Emosi, nilai dan sikap, dan perilaku sosial dapat dikembangkan
dalam suasana pembelajaran formal dan informal.
3. Dalam pembelajaran formal terdapat model-model pendekatan
transmisi nilai secara bebas terarah penanaman nilai, suri teladan,
klarifikasi nilai, dan klarifikasi nilai terintegrasi struktur.
4. Berikut pendekatan yang dapat diterapkan dalam pembelajaran IPS
SD.
a. Pendekatan ekspositori Berorientasi nilai.
b. pendekatan analitik keteladanan.
c. pendekatan kajian nilai.
d. pendekatan Integratif konsep dan nilai.
Semua pendekatan sosial personal memiliki saling keterkaitan dengan
pendekatan kognitif.
MODUL 6
METODE, MEDIA DAN PEMANFAATAN SUMBER BELAJAR IPS KELAS
III DAN IV
Kegiatan Belajar 1
Merancang dan Menerapkan Metode Pembelajaran IPS di SD Kelas 3
dan 4 dengan Pendekatan Kognitif
1. Dalam merancang metode, media, dan sumber belajar IPS di SD,
Anda perlu menyusun Analisis Materi Pelajaran (AMP), seperti telah
diuraikan di muka. Materi yang dianalisis adalah materi pelajaran
untuk SD Kelas 3 dan 4.
2. Metode mengajar yang digunakan hendaknya memperhatikan hal-
hal berikut.
a. Tujuan pembelajaran.
b. Kemampuan guru terhadap materi pelajaran dan metode yang
dipilih.
c. Kemampuan siswa yang belajar.
d. Jumlah siswa yang belajar.
e. Situasi atau kondisi saat belajar.
f. Fasilitas yang tersedia.
g. Evaluasi yang akan dipilih
Kegiatan Belajar 2
Merancang dan Menerapkan Metode Pembelajaran IPS yang
Berlandaskan Pendekatan Sosial
Pendekatan sosial perlu dikembangkan mengingat proses-proses sosial
akan dialami oleh anak didik sehingga kegiatan belajar mengajar harus
membantu anak didik untuk mengembangkan kemampuan hubungan
dengan masyarakat dan hubungan antarpribadi.
Metode inkuiri sosial memungkinkan siswa berpikir dan mencari fakta-
fakta, informasi, atau data yang mendukung pembuktian hipotesis
dalam situasi bebas dan terarah.
Langkah-langkah penggunaan metode inkuiri sosial
1. Tahap orientasi.
2. Tahap penyusunan hipotesis.
3. Tahap definisi.
4. Tahap eksplorasi.
5. Tahap pembuktian hipotesis.
6. Tahap generalisasi.
Kegiatan Belajar 3
Merancang dan Menerapkan Metode Pembelajaran IPS di SD Kelas 3
dan 4 dengan Pendekatan Personal
1. Model-model yang serumpun dengan pendekatan personal adalah
berikut ini.
a. Model pengajaran nondirektif
b. Model latihan kesadaran
c. Model sinektik
d. Model sistem konsepsional
e. model pertemuan
MODUL 7
KEGIATAN BELAJAR 1
MERANCANG DAN MENERAPKAN PENGGUNAAN METODE
PEMBELAJARAN IPS SD YANG BERLANDASKAN PENDEKATAN
KOGNITIF
KEGIATAN BELAJAR 2
MERANCANG DAN MENERAPKAN PENGGUNAAN METODE
PEMBELAJARAN IPS SD YANG BERLANDASKAN PENDEKATAN SOSIAL
A. Pengertian Pendekatan Sosial
3 Tahap Definisi
Siswa membahas pengertian dari istilah-istilah yang ada dalam
hipotesis :
a. Kondisi fisis : adalah keadaan lingkungan alam yang mempunyai
pengaruh
terhadap peri kehidupan manusia, misalnya SDA pada suatu
daerah.
b. Kualitas SDM : adalah derajat kemampuan manusia untuk
mengolah SDA
yang ada dengan teknologi yang dimiliki.
c. Kemiskinan ada dua yaitu kemiskinan alamiah dan kemiskinan
struktural/
buatan.
Pendekatan personal ini lebih menekankan pada proses yang
membantu individu dalam membentuk dan mengorganisasikan
kenyataan-kenyataan yang kompleks. Melalui pendekatan personal
siswa diharapkan dapat melihat diri pribadi dan sebagai yang berada
di tengah-tengah kelompok.
KEGIATAN BELAJAR 4
Salah satu ciri pendekatan ini adalah adanya kecenderungan
memecah tugas belajar
menjadi sejumlah perilaku yang kecil ( langkah-langkah kecil) dan
berurutan.
KEGIATAN BELAJAR 5
3. Hasil belajar
a. Membandingkan gejala alam negara Indonesia dengan negara-
negara tetangga.
b. Mendeskripsikan gejala sosial negara Indonesia dengan
negara-negara tetangga.
4. Indikator
a. Menunjukkan pada peta letak dan nama negara-negara
tetangga Indonesia.
b. Membandingkan ciri-ciri gejala alam negara Indonesia
dengan negara-negara
tetangga.
c. Membandingkan ciri-ciri gejala sosial negara Indonesia
dengan negara-negara
tetangga.
d. Memberi contoh sikap waspada terhadap gejala sosial di Indonesia.
No comments:
Post a Comment
Enter your comment...
Publish Preview