Anda di halaman 1dari 45

I. PENDAHULUAN 1.

Latar Belakang Sejalan dengan adanya perubahan pandangan tentang belajar yang dilandasi oleh perkembangan teori belajar dari paham behaviorisme menuju paham kognifisme dan selanjutnya konstruktivisme, maka para guru pun hendaknya menyesuaikan pemilihan strategi

pembelajarannya sesuai dengan pandangan yang sekarang banyak dianut oleh para pakar pendidikan. Pemilihan strategi pembelajaran yang tepat dapat membantu pencapaian hasil belajar secara efektif dan efisien. W. Gulo (2002: 3) menyatakan bahwa strategi dapat diartikan sebagai: a plan of operation achieving something , atau rencana kegiatan untuk mencapai sesuatu. Untuk melaksanakan strategi diperlukan metode dan pendekatan pembelajaran tertentu. Penentuan strategi pembelajaran pun tidak terlepas dari tujuan apa yang akan dicapai dari pembelajaran itu. Oleh karena itu penguasaan guru terhadap strategi-strategi pembelajaran sangat penting karena strategi

pembelajaran pada hakikatnya adalah mengkondisian siswa belajar, pernyataan ini didukung oleh para ahli yang menyatakan bahwa

sesungguhnya hasil belajar jangka panjang yang paling penting dari pembelajaran adalah meningkatkan kemampuan siswa untuk belajar lebih mudah dan efektif di masa datang (Joyce and Weil: 1996:7).

Untuk membantu siswa bagaimana belajar, peran guru sangat penting dimulai dari siswa perencanaan belajar yang yang matang bagaimana Strategi

mengkondisikan

dikemas

dalam

pembelajaran yang sesuai dengan tujuan yang akan dicapai. Oleh karena itu guru perlu mengetahui dan menguasai bermacam-macam strategi pembelajaran. 2. Tujuan Setelah mempelajari modul ini, diharapkan Anda dapat: a. Membedakan pengertian metode, pendekatan, dan strategi pembelajaran; b. Menjelaskan komponen-komponen strategi pembelajaran c. mendeskripsikan pengelompokkan strategi pembelajaran menurut Bruce Joyce dan Costa ; d. Mendeskripsikan jenis-jenis strategi pembelajaran yang termasuk kelompok directive, mediative, coolabolative, dan generative. e. membuat rencana pembelajaran yang sesuai dengan tujuan yang akan dicapai dengan menggunakan jenis strategi pembelajaran kelompok directive, mediative, coolabolative, atau generative . f. menganalisis kecalkapan hidup yang dilatihkan dari strategi pembelajaran yang dibuat dengan menggunakan stratgi pembelajaran terpilih. C. Ruang Lingkup Di dalam Modul ini akan dipaparkan mengenai pengertian strategi dan perbedannya dengan metode dan pendekatan; pengelompokan

strategi pembelajaran menurut Bruce Joyce dan Costa beserta jenisjenisnya.

II. URAIAN MATERI A. Pengertian Strategi, Metode,dan Pendekatan Pembelajaran Dalam praktik di lapangan pada umumnya guru cenderung menyamakan pengertian antara metode, pendekatan, dan strategi pembelajaran. Oleh karena itu kiranya ada perlunya sedikit dipaparkan mengenai terminologi-terminologi tersebut. Terminologi strategi pada mulanya digunakan dalam bidang

kemiliteran. Strategi berasal dari bahasa Yunani strategos yang mempunyai arti jenderall atau panglima. Dari pengertian ini, strategi diartikan sebagai ilmu kepanglimaan. Strategi dalam pengertian kemiliteran diartikan secara umum sebagai cara penggunaan seluruh kekuatan militer untuk mencapai tujuan peperangan. (W.Gulo:2002: 1). Selanjutnya kata strategi ini diadopsi dalam bidang pendidikan dan pada awalnya membawakan diartikan sebagai suatu seni dan ilmu dalam

pembelajaran di kelas sehingga tujuan yang telah

ditetapkan dapat tecapai secara efektif dan efisien. Beberapa pengertian strategi pembelajaran di antaranya sebagai berikut. T Raka Joni (1986:3) mengartikan strategi pembelajaran sebagai pola dan urutan umum perbuatan guru-murid dalam mewujudkan kegiatan belajar mengajar. Rangke L.Tobing, dkk, (1990:2) menyatakan strategi pembelajaran sebagai pola umum tingkah laku guru-siswa di dalam mewujudkan sistem lingkungan yang dapat menyebabkan terjadinya proses belajar. Konsep strategi dalam konteks ini merujuk

pada karakteristik rentetan perbuatan guru-siswa dii dalam peristiwa belajar-mengajar. J.R. David (dalam W.Gulo,2002:2) menyatakan bahwa strategi meliputi rencana, metode dan perangkat kegiatan yang direncanakan untuk mencapai pembelajaran tertentu.

Selanjutnya Costa (1985:139) menyatakan bahwa Berdasarkan beberapa pengertian yang diajukan para ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa strategi pembelajaran adalah rencana mengajar yang memperlihatkan pola pembelajaran tertentu, dalam pola tersebut dapat terlihat kegiatan guru-siswa di dalam mewujudkan kondisi belajar atau sistem lingkungan yang menyebabkan terjadinya belajar pada siswa. Di dalam pola pembelajaran yang dimaksud terdapat karakteristik berupa rentetan atau tahapan

perbuatan/kegiatan guru-siswa. Pola pembelajaran dikenal dengan istilah sintak. Dii dalam buku Model of teaching, pengertian strategi di atas sama arttinya dengan pengertian model pembelajaran. Metode pembelajaran diartikan sebagai a way in achieving

something,(cara untuk mencapai sesuatu). Penggunaan metode disesuaikan dengan tujuan, materi/bahan pelajaran, jumlah audience, dan tentunya kemampuan guru serta kondisi lainnya. Sedangkan pendekatan diartikan sebagai suatu cara dalam memandang permasalahan yang ada dalam keseluruhan pembelajaran. Sudut pandang itu memperlihatkan cara berpikir dan berindak guru dalam menyelesaikan persoalan pembelajaran yang ia hadapi.

B.

Komponen-komponen Strategi Pembelajaran Rangke L Tobing, dkk (1990:5) mengidentifikasi lima

karakterististik suatu strategi atau model pembelajaran yang baik, yang meliputi berikut ini. 1. Prosedur ilmiah Suatu model pembelajaran harus memiliki suatu prosedur yang sistematik untuk mengubah tingkah laku siswa atau memiliki sintaks yang merupakan urutan langkah-langkah pembelajaran yang dilakukan guru-siswa. 2. Spesifikasi hasil belajar yang direncanakan Suatu model pembelajaran menyebutkan hasil-hasil belajar secara rinci mengenai penampilan siswa. 3. Spesifikasi lingkungan belajar Suatu model pembelajaran menyebutkan secara tegas kondisi lingkungan dimana respon siswa diobservasi. 4. Kriteria penampilan Suatu model pembelajaran menunjuk kriteria penerimaaan penampilan yang diharapkan dari para siswa. Model pembelajaran merencanakan tingkah laku yang diharapkan dari siswa yang dapat didemonstrasikannya setelah langkah-langkah mengajar tertentu.

5. Cara-cara pelaksanaannya Semua model pembelajaran menyebutkan mekanisme yang menunjuk reaksi siswa dan interaksinya dengan lingkungan. Bruce dan Weil mengidentifikasi karakteristik strategi/ modell pembelajaran ke dalam aspek-aspek berikut. 1. Sintaks Suatu model pembelajaran memiliki sintaks atau urutan tahap-tahap kegiatan belajar yang diistilahkan dengan fase menggambarkan bagaimana model tersebut dalam aksinya. 2. Sistem sosial Sistem sosial menggambarkan peran-peran guru dan siswa dan

hubungannyanya satu sama lain. 3. Prinsip reaksi Prinsip reaksi menggambarkan bagaimana seharusnya guru melihat siswa dan merespon apa yang telah siswa lakukan. 4. Sistem pendukung Sistem pendukung menggambarkan kondisi-kondisi yang harus diperhatikan agar model ini dapat terlaksana, misalnya alat dan bahan, kesiapan guru, serta kesiapan siswa. 5. Dampak pembelajaran langsung dan iringan Dampak pembelajaran langsung merupakan hasil belajar yang dicapai dengan cara mengarahkan para siswa pada tujuan yang diharapkan

sedangkan dampak iringan adalah hasil belar lainnya yang dihasilkan oleh suatu proses pembelajaran. Sedangkan secara luas W. Gulo menyebutkan komponen-komponen strategi pembelajaran meliputi aspek-aspek berikut: 1. Tujuan Pembelajaran. Tujuan pembelajaran

merupakan aspek yang paling penting yang untuk diacu dalam penentuan strategi pembelajaran. 2. yang berbeda Guru. Masing-masing guru memiliki karakteristik dalam hal gaya pengalamana, mengajar, pengetahuan, kemapuan maupuj

menyajikan

pelajaran,

pandangan

hidup,

wawasnnya. Perbedaan ini mengakibatkan perbedaan dalam pemilihan strategi belajar mengajar yang diginakan dalam program pembelajaran 3. Peserta didik. Di dalam kegiatan belajar mengajar, peserta didik mempunyai latar belakang yang berbeda-beda, seperti lingkungan sosial, budaya, gaya belajar, dan keadaan ekonomi. Perbedaan ini perlu dipertimbangkan dalam menyusun suatu strategi pembelajaran 4. Materi pelajaran. Materi pelajaran yang perlu

dipertimbangan dalam pemilihan strategi pembelajaran adalah materi yang bersumber baik dari rujukan yang formal (misal buku teks) maupun yang bersumber ari lingkungan sekolah yang bersangkutan. 5. Metode pembelajaran. Ada berbagai metode

pembelajaran yang dapat di[ilih dalam strategi pembelajaran, penentuan

metode ini salah satunya disesuaikan dengan karakteristik materi yang akan disampaikan. 6. Media pembelajaran. Pemilihan media untuk

program pembelajaran tidak ditentukan dari canggihnya media tersebutm, namun lebih pada ketepatan dan kefektifan media yang digunakan oleh guru. 7. Faktor administrasi dan finansial. Yang termasuk komponen ini adalah jadwal pelajaran, kondisi gedung dan ruang belajar.

C.

Penggolongan Strategi Pembelajaran Jika merujuk pada Bruce Joyce dalam buku Models Of Teaching, strategi pembelajaran dapat dikelompokkan ke dalam empat kelompok atau dikenal dengan rumpun. Ke empat kelompok atau rumpun tersebut adalah:

1.

rumpun Pemrosesan informasi, 2 rumpun perilaku,

3. 4.

rumpun sosial, dan rumpun personal. Jika merujuk pada Costa dalam buku Developing Mind maka pembagian strategi pembelajaran dibedakan juga ke dalam empat kelompok, yaitu

1. Directive strategies, strategi ini ditujukan untuk membantu siswa dalam memperoleh dan menerima fakta, gagasan dan keterampilan.

2. Mediative

strategies,

strategi

ini

ditujukan

untuk

membantu

siswa

mengembangkan penalaran, konsep-konsep dan proses-proses pemecahan masalah. 3. Generative strategies, strategi ini ditujukan untuk membantu siswa mengembangkan solusi baru, kekuatan berpikir untuk memecahkan masalah, dan kreativitas. 4. Collaborative strategies, strategi ini ditujukan untuk membantu siswa belajar berhubungan dengan orang lain dan kerja sama dalam kelompok.

Berdasarkan penggolongan Bruce Joyce dan Costa mengenai strategi pembelajaran tersebut di atas, secara ringkas dapat diuraikan sebagai berikut. 1. Rumpun Strategi atau model Pengolahan Informasi Strategi atau Model-model pembelajaran dalam rumpun ini bertitik tolak dari prinsip-prinsip pengolahan informasi, yaitu yang merujuk pada cara-cara bagaimana manusia untuk memahami dunia ini melalui cara-cara menggali dan mengorganisasi data, mengenali masalah, menyusun konsep, memecahkan masalah, dan menggunakan simbol-simbol atau bahasa untuk

mengungkapkannya. Beberapa strategi/model pembelajaran dalam rumpun ini berhubungan dengan kemampuan siswa untuk menerima sejumlah konsep, sebagian lagi menitikberatkan pada pembentukan konsep dan pengujian hipotesis, dan sebagiannya lagi memusatkan perhatian pada pengembangan kemampuan berpikir kreatif. Jenis-jenis strategii pembelajaran yang termasuk rumpun pemrosesan informasi ini di anatyaranya adalah strategi berpikir

10

induktif, strategi latihan inkuari, strategi perkembangan kognitif, dan strategi pencapaian konsep. 2. Rumpun Strategi atau Model-Model Personal Strategi atau Model-model pembelajaran yang termasuk rumpun ini menekankan pada pengembangan pribadi. Model-model ini menekankan proses dalam membangun/mengkonstruksi dan mengorganisasi realita, yang memandang manusia sebagai pembuat makna. Seringkali, strategi atau modelmodel pembelajaran rumpun ini memberikan banyak perhatian pada kehidupan emosional. Strategi/Model personal beranjak dari pandangan kedirian dari individu. Proses pendidikan sengaja diusahakan untuk memungkinkan kita memahami diri sendiri dengan baik sehingga fokus pembelajaran ditekankan untuk membantu individu dalam mengembangkan hubungan produktif dengan lingkungannya dan untuk melihat dirinya sendiri. Yang termasuk rumpun strategi ini adalah pengajaran non direktif, latihan kesadaran, sinektik, sistem konseptual, dan pertemuan kelas. 3. Rumpun Strategi atau Model-model Interaksi Sosial Strategi atau model-model ini menekankan hubungan individu dengan masyarakat atau orang lain. Strategi atau model-model ini memfokuskan pada proses dimana realitas adalah ini negosiasi sosial. prioritas dengan Strategi/Model-model pada orang peningkatan lain untuk

pembelajaran kemampuan

kelompok individu

memberikan berhubungan

untuk

meningkatkan proses demokratis, dan untuk belajar dalam masyarakat secara produktif. Tokoh-tokoh teori sosial juga peduli dengan pengembangan pikiran

11

(mind)

diri sebagai pribadi dan materi keakademisan . Contoh strategi

pembelajaran yang termasuk rumpun ini adalah Investigasi kelom-pok. (investigation group), Inkuari Sosial, Jurisprudential, Role playing (Bermain peran), dan Simulasi Sosial 4. Rumpun Strategi atau Model-Model Perilaku Semua strategi atau model pembelajaran rumpun ini didasarkan pada suatu pengetahuan yang mengacu pada teori perilaku, seperti teori belajar, teori belajar sosial, modifikasi perilaku, atau perilaku terapi. Strategi/Model- model pembelajaran rumpun ini mementingkan penciptaan lingkungan belajar yang memungkinkan manipulasi penguatan perilaku secara efektif sehingga terbentuk pola perilaku yang dikehendaki. Contoh strategi yang termasuk rumpun ini adalah self Control, Relaksasi, Stress Reduction, ((pengurangan stres), Assertive Training, ((Latihan berekspresi) Penjelasan untuk pembagian strategi pembelajaran menurut

penggolongan Costa adalah sebagai berikut. 1. Strategi Pembelajaran Langsung (Direct atau directive Instruction) Istilah directive digunakan untuk menekankan pembelajaran dalam mencapai tujuan bahwa siswa dapat meniru perilaku-perilaku atau keterampilan yang dimodelkan atau diperagakan atau

diintruksikan oleh guru. Strategi direktif didasarkan pada teori belajar rumpun perilaku, khususnya yang dikemukan oleh Bandura. Direct Instruction atau pembelajaran langsung digunakan oleh para peneliti

12

untuk

merujuk

pola-pola

pembelajaran

dimana

guru

banyak

menjelaskan konsep atau keterampilan kepada sejumlah kelompok siswa dan menguji keterampilan siswa melalui latihan-latihan dibawah bimbingan dan arahan guru. Dengan demikian tujuan pembelajaran distrukturkan oleh guru. Tujuan utama strategi direktif adalah memaksimalkan waktu belajar siswa. Beberapa temuan dalam teori perilaku dihubungkan dengan pencapaian siswa yang dihubungkan dengan waktu yang digunakan oleh siswa dalam belajar/tugas dan kecepatan siswa untuk berhasil dalam mengerjakan tugas. Dengan demikian, model pembelajaran langsung dirancang untuk menciptakan lingkungan belajar terstruktur, dan berorientasi akademik. Guru berperan sebagai penyampai informasi, dalam melakukan tugasnya, guru dapat menggunakan berbagai media, misalnya film, tape rekorder, gambar, peragaan, dsb. Informasi yang dapat disampaikan dengan strategi direktif dapat berupa pengetahuan prosedural, yaitu pengetahuan tentang bagaimana melaksanakan sesuatu atau pengetahuan deklaratif, yaitu pengetahuan tentang sesuatu dapat berupa fakta, konsep, prinsip, atau generalisasi. Dengan demikian pembelajaran langsung sangat cocok jika guru menginginkan siswa menguasai informasi atau keterampilan tertentu. (Gerten, Taylor & Graves, 1999), akan tetapi jika guru menginginkan siswa belajar menemukan konsep lebih jauh, model ini kurang cocok.

13

Sintaks model pembelajaran langsung menurut Bruce dan Weil (1996:349) adalah sebagai berikut. a. Orientasi Sebelum menyajikan dan menjelaskan materi baru, akan sangat menolong siswa jika guru memberikan kerangka pelajaran dan orientasi terhadap materi yang akan disampaikan. Bentuk-bentuk orientasi dapat berupa : a) kegiatan pendahuluan untuk mengetahui pengetahuan yang relevan dengan pengetahuan yang telah dimiliki siswa; b) mendiskusikan atau

menginformasikan tujuan pelajaran; c) memberikan penjelasan/arahan mengenai kegiatan yang akan dilakukan; d) menginformasikan

materi/konsep yang akan digunakan dan kegiatan yang akan dilakukan selama pembelajaran; dan e) menginformasikan kerangka pelajaran. b. Presentasi Pada fase ini guru dapat menyajikan materi pelajaran baik berupa konsepkonsep maupun keterampilan. Penyajian materi dapat berupa: 1) penyajian materi dalam langkah-langkah kecil sehingga materi dapat dikuasai siswa dalam waktu relatif pendek; 2) pemberian contoh-contoh konsep ; 3) pemodelan atau peragaan keterampilan dengan cara demonstrasi atau penjelasan langkah-langkah kerja terhadap tugas; 4) menghindari disgresi; 5) menjelaskan ulang hal-hal yang sulit. c. Latihan terstruktur Pada fase ini guru memandu siswa untuk melakukan latihan-latihan. Peran guru yang penting dalam fase ini adalah memberikan umpan balik terhadap

14

respon siswa dan memberikan penguatan terhadap respon siswa yang benar dan mengoreksi respon siswa yang salah. d. Latihan terbimbing Pada fase ini guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk berlatih konsep atau keterampilan. Latihan terbimbing ini baik juga digunakan oleh guru untuk mengases kemampuan siswa untuk melakukan tugasnya. Pada fase ini peran guru adalah memonitor dan memberikan bimbingan jika diperlukan. e. Latihan mandiri Pada fase ini siswa melakukan kegiatan latihan secara mandiri, fase ini dapat dilalui siswa jika telah menguasai tahap-tahap pengerjaan tugas 8590% dalam fase bimbingan latihan. Borich dalam Udin S, (1992:107) mengemukakan sintaks

pembelajaran langsung sebagai berikut. a. Riviu harian, meliputi pengecekan pekerjaan yang lalu dan pengarahan ulang b. Penyajian bahan baru, meliputi : Memberi pandangan umum dan Menjabarkan langkah khusus c. penegasan, Membimbing Memberi umpan kegiatan balik siswa, meliputi: Mengecek Memberikan pengertian,

khusus,

Melanjutkan kegiatan

15

d.

Memberikan koreksi dan umpan balik, meliputi : Memberi koreksi dan Memberi umpan balik e. Memberi latihan bebas f. Reviem mingguan dan bulanan Slavin (2003:222) mengemukakan tujuh langkah dalam sintaks pembelajaran langsung, yaitu sebagai berikut.

1.

Menginformasikan tujuan pembelaran dan orientasi pelajaran kepada siswa. Dalam fase ini guru menginformasikan hal-hal yang harus dipelajari dan kinerja siswa yang diharapkan.

2.

Mereviu pengetahuan dan keterampilan prasyarat. Dalam fase ini guru mengajukan pertanyaan untuk mengungkap pengetahuan dan keterampilan yang telah dikuasai siswa.

3.

Menyampaikan materi pelajaran. Dalam fase ini, guru menyampaikan materi, menyajikan informasi, memberikan contoh-contoh,

mendemontrasikan konsep dan sebagainya. 4. Melaksanakan bimbingan, dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan untuk menilai tingkat pemahaman siswa dan mengoreksi kesalahan konsep. 5. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk berlatih. Dalam fase ini, guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk melatih keterampilannya atau menggunakan informasi baru secara individu atau kelompok. 6. menilai kinerja siswa dan memberikan unpan balik. Guru memberikan reviu terhadap hal-hal yang telah dilakukan siswa, memberikan unpan balik

16

terhadap respon siswa yang benar dan mengulang keterampilan jika diperlukan. 7. Memberikan latihan mandiri. Dalam fase ini, guru dapat memberikan tugas-tugas mandiri kepada siswa untuk meningkatkan pemahamannya terhadap materi yang telah mereka pelajari. Berdasarkan sintak di atas, model pembelajaran langsung

mengutamakan pendekatan deduktif, dengan titik berat pada proses belajar konsep dan keterampilan motorik. Suasana pembelajaran terkesan lebih terstruktur dengan peranan guru yang lebih dominan. 2. Mediative strategies Mediative strategies, strategi ini ditujukan untuk membantu siswa mengembangkan penalaran, konsep-konsep dan proses-proses pemecahan masalah. Dalam buku Develoving of Mind, disebutkan yang termasuk dalam strategi ini diantaranyanya adalh strategi induktif, latihan inkuari. Dengan demikian, strategi ini sama dengan strategi pemrosesan informasi yang dikemukakan oleh Bruce Joyce. Karakteristik dari beberapa strategi pembelajaran yang termasuk ke dalam penggolongan Mediative strategies adaalah sebagai berikut. a. Sintaks Model Pencapaian Konsep Sintaks untuk membentuk konsep ini berlangsung melalui tiga fase, yaitu sebagai berikut. Fase pertama: Penyajian data dan identifikasi konsep

17

Pada fase ini guru menyajikan contoh-contoh konsep, setiap unit data menyatakan contoh dan non contoh konsep. Selanjutnya kepada siswa diinformasikan bahwa semua contoh konsep memiliki satu karakteristik umum, kemudian siswa diminta membandingkan atribut dalam contoh positif dan negatif. Siswa menggeneralisasikan dan menguji hipotesis. Selanjutnya siswa diminta untuk menyatakan suatu definisi menurut atribut-atribut esensial yang ditemukan. Fase kedua: Pengujian konsep Siswa mengidentifikasi konsep dengan menambahkan contoh-contoh yang dilabeli ya dan tidak. Guru mengkonfirmasikan hipotesis siswa, nama konsep, dan pernyataan definisi menurut atribut esensial. Siswa menemukan contoh-contoh konsep. Fase ketiga: Analisis strategi berpikir Siswa mengungkapkan apa yang dipikirkannya. Siswa mendiskusikan hipotesis dan atribut konsep. Siswa mendiskusikan jenis dan jumlah hipotesis

b. Sistem Sosial Pada awal pembelajaran guru harus memilih, menyeleksi, dan menata konsep ke dalam contoh dan non contoh. Dalam

menggunakan model ini, guru berperan sebagai pencatat, guru juga harus menambahkan contoh dan non contoh konsep jika diperlukan .

18

c. Prinsip Reaksi Selama pembelajaran, guru harus memberi dukungan dengan menitikberatkan pada hipotesis dan diskusi-diskusi siswa.

Selanjutnya guru dapat memberikan bantuan dalam mempertimbangkan hipotesis, mengarahkan siswa pada contohcontoh yang spesifik, serta memberikan bantuan dan menilai strategi berpikir yang digunakan siswa. d. Sistem Pendukung Sarana pendukung untuk terlaksananya startegi/model ini adalah adanya data konsep yang terpilih dan terorganisasi dalam bentuk unit-unit yang memberikan contoh dan non contoh. e. Dampak langsung dan dampak iringan Di dalam strategi/model pembelajaran pembentukan konsep ini, guru berfungsi sebagai pengontrol proses belajar dalam kelas. Selama pembelajaran, guru diharapkan membantu siswa dalam menemukan dan menyusun hipotesis untuk kemudian didiskusikan dan

dibandingkan dengan hipotesis yang disusun oleh siswa yang lain. Strategi/Model pembelajaran pembentukan konsep ini dapat menjadi alat penilaian yang baik apabila guru ingin menentukan apakah gagasan-gagasan penting yang telah diperkenalkan telah dikuasai siswa atau belum. Startegi/Model pembelajaran ini dengan cepat dapat mengungkapkan kedalaman pemahaman siswa dan dapat menguatkan pengetahuan siswa sebelumnya.

19

Di dalam penggunaannya, startegi/model pembelajaran pembentukan konsep ini mempunyai dampak pengajaran langsung ( Instructional effects) dan dampak pengajaran iringan ( Nurturant effects). Dampak pengajaran langsung dan dampak iringan dari penggunaan model pembelajaran pembentukan konsep adalah sebagai berikut. Peningkatan konsep pembentukan strategi Konsep-konsep spesifik
Model pembentukan konsep Menyadari adanya pandangan alternatif Berpikir Induktif

dan

Sifat konsep

Sensitif thd penalaran logis dalam berkomukasi

Toleran terhadap ambiguitas tetapi dengan apresiasi yang logis

Bagan 1 Dampak pembelajaran Langsung dan Iringan dari Model Pembelajaran Pencapaian Konsep Dampak langsung Dampak iringan

Bagab 1 Strategi/Model Pembelajaran berpikir Induktif Strategi/Model pembelajaran ini dikemukakan oleh Hilda Taba. Ia

menganalisis berpikir dari sudut psikologi dan butir-butir logika, kemudian ia menyimpulkan bahwa : Sementara proses-proses berpikir itu merupakan proses psikis, oleh karena itu terpengaruh oleh proses analisis psikologis, produk dan isi

20

berpikir harus dinilai dengan kriteria logis dan dinilai oleh aturan aturan logis. Taba mengajukan tiga postulat mengenai berpikir, yaitu sebagai berikut, a. Proses berpikir dapat dipelajari. b. Proses berpikir merupakan transaksi aktif antara individu dan data. Hal ini berarti bahwa dalam situasi di kelas, bahan-bahan pelajaran menjadi sesuai bagi individu bila ia membentuk operasi-operasi kognitif tertentu terhadap bahan pelajaran tersebut dengan cara mengorganisasi fakta-fakta ke dalam sistem konseptual,

menghubungkan butir-butir dalam data pada yang lainnya dan menggeneraralisasikan fakta-fakta, memprediksi, dan menjelaskan fenomena-fenomena yang tidak dikenal. Operasi mental ini tidak dapat diajarkan secara langsung tanpa melalui bahan-bahan pelajaran. Peran guru adalah membatu siswa dalam hal

menginternalisasikan dan mengkonseptualisasikan proses-proses mental tersebut. . Proses berpikir melibatkan tahapan berpikir. Taba

mengemukakan bahwa untuk menguasai keterampilan berpikir tertentu, seseorang harus menguasai dahulu keterampilan yang mendahuluinya dan ini tidak dapat dibalik. Prinsip mengajar dengan strategi/model ini adalah untuk melatih siswa membentuk konsep, menginterpretasi data, dan merapkan

21

konsep. Peran guru adalah melihat tugas-tugas kognitif apa yang dapat diberikan kepada siswa pada waktu yang tepat. Fungsi utama guru adalah sebagai pemonitor cara-cara siswa melakukan proses informasi. Guru harus menentukan kesiapan siswa untuk menerima pengalaman baru. Karakteristik dari strategi/model Berpikir Induktik adalah sebagai berikut: a. Sintaks Strategi/Model Berpikir Induktif Sintak (tahapan) pembelajaran dengan menggunakan model berpikir induktif ini adalah sebagai berikut. TABEL1. SINTAKS MODEL BERPIKIR INDUKTIF SINTAKS PEMBELAJARAN Strategi konsep Kegiatan yang nampak: Mengidentifikasi daftar konsep Mengelompokkan data ke dalam kategori yang memiliki atribut umum memberi mengkategorikan label dan dan menyusun Mengidentifikasi sifat mengabstraksi Menentukan secara hierarkis urutan sifatumum, Membedakan 1: Pembentukan PROSES KOGNITIF

22

SINTAKS PEMBELAJARAN Strategi 2: Interpretasi data Kegiatan yang nampak: Mengidentifikasi hubungan kritis Menggali hubungan sebab-akibat

PROSES KOGNITIF

Membedakan Menentukan hubungan sebab-akibat

Membuat

inferensi

(merumuskan

Menemukan

implikasi

kesimpulan) Strategi 3: Aplikasi prinsip-prinsip Kegiatan yang nampak Memprediksi konsekuensi,

dan ekstrapolasi

menganalisis hakikat dari situasi atau masalah dan mendapatkan kembali relevan menentukan hubungan pengetahuan yang

menjelaskan fenomena yang tidak biasa, mengajukan hipotesis

menjelaskan dan atau mendukung ramalan dan hipotesis

kausal yang menuju ke prediksi dan hipotesis menggunakan prinsipatau faktual dalam

menguji ramalan

prinsip pengetahuan yang rangka logis

menentukan

23

SINTAKS PEMBELAJARAN b. Sistem Sosial

PROSES KOGNITIF kondisi yang diperlukan

Dalam ketiga strategi di atas atmosfer kelas hendaknya menciptakan suasana kooperatif. Guru sebagai penginisiatif dan kegiatan selanjutnya ditentukan bersama siswa, guru berlaku sebagai pengontrol proses kognitif siswa.

c. Prisip Reaksi Ketika menggunakan tugas-tugas kognitif dalam setiap fase, guru harus yakin bahwa tugas-tugas kognitif itu akan terjadi secara optimal dan berurutan serta tepat waktu dalam melatihkannya.

d. Sistem Pendukung Strategi/Model ini dapat terlaksana dengan baik jika guru memiliki data yang dapat digunakan guru untuk membantu siswa

memprosesnya dengan cara-cara berpikir yang sederhana sampai kompleks.

e. Dampak langsung dan iringan Strategi/Model pembelajaran berpikir induktif ini dalam

penggunaannya memiliki dampak pengajaran langsung dan iringan sebagai berikut.

24

Bagan

2 Dampak pembelajaran

Langsung dan

Iringan dari

startegi/Model Pembelajaran Berpikir Induktif

Proses pembentukan konsep

Model berpikir induktif

Konsep-konsep yang spesifik

Perhatian pada logika

Sensitivitas pada bahasa

Kesadaran akan hakikat pengetahuan

Bagan 2 Dampak langsung dan iringan strategi/ Model pembelajaran Latihan Inkuari Startegi/Model Latihan Inkuari Latihan inkuari berasal dari suatu keyakinan bahwa siswa memiliki kebebasan dalam belajar. Inti dari latihan inkuari adalah me;latih

25

siswa mengolah fakta menjadi teori. Model pembelajaran ini menuntut partisipasi aktif siswa dalam inkuari (penyelidikan) ilmiah. Siswa memiliki keingintahuan dan ingin berkembang. Latihan inkuari menekankan pada sifat-sifat siswa ini, yaitu memberikan kesempatan pada siswa untuk mengeksplorasi dan memberikan arah yang spesifik sehingga area-area baru dapat tereksplorasi dengan lebih baik. Tujuan umum dari strategi latihan inkuari adalah membantu siswa mengembangkan keterampilan keterampilan seperti intelektual mengajukan dan keterampilandan

lainnya,

pertanyaan

menemukan (mencari) jawaban yang berawal dari keingintahuan mereka. Hal yang penting juga adalah menyadarkan siswa bahwa seluruh pengetahuan bersifat tentatif Startegi atau Model pembelajaran latihan inkuari ini dikemukan oleh Richard Suchman, ia menginginkan siswa untuk bertanya mengapa suatu peristiwa terjadi, kemudian siswa melakukan kegiatan, mencari jawaban, memproses data secara logis, sampai akhirnya siswa mengembangkan strategi pengembangan intelektual yang dapat digunakan untuk menemukan mengapa suatu fenomena bisa terjadi.

Karakteristik Startegi atau Model pembelajaran latihan inkuari adalah sebagai berikut:

26

a. Sintaks Model Latihan Inkuari Strategi atau model pembelajaran latihan inkuari ini memiliki lima fase sebagai sintak pembelajarannya. Adapun kelima fase tersebut adalah sebagai berikut.

TABEL 2 SINTAKS STRATEGI/ MODEL LATIHAN INKUARI FASE PEMBELAJARAN Fase 1: Berhadapan dengan masalah Fase 2: Pengumpulan data untuk verifikasi KEGIATAN GURUSISWA Guru menjelaskan prosedur inkuari dan menyajikan peristiwa yang membingungkan Guru memberi kesempatan siswa untuk menemukan sifat obyek dan kondisi. terjadinya masalah. Pada fase ini siswa mengajukan serangkaian pertanyaan kepada guru dimana pertanyaan mereka dijawab oleh guru dengan ya atau tidak Siswa diberi kesempatan untuk mengorganisasikan informasi berdasarkan jawaban guru yang dilabeli ya dan mengenali variabel-variabel yang relevan, merumuskan hipotesis dan mengujinya dalam eksperimen Siswa menata informasi yang mereka peroleh dan

Fase 3 :Pengumpulan data-eksperimen

Fase 4: Menata informasi, merumuskan ,dan merumuskan penjelasan

27

FASE PEMBELAJARAN

KEGIATAN GURUSISWA mencoba menjelaskannya serta merumuskan aturanaturan yang mereka peroleh. Guru dan siswa menganalisis strategi pemecahan masalah selama mereka berinkuari dan mengembangkannya menjadi lebih efektif

Fase 5: Mengalisis proses inkuari

Dampak langsung dan iringan Di dalam penggunaannya, model ini memiliki dampak pengajaran langsung dan iringan sebagai berikut.
Keterampilan proses sains

Strategi untuk penyelidikan kreatif

Model latihan Inkuari

Semangat untuk kreativitas

Kebebasan atau otonomi dalam belajar

Toleran terhadap pendapat

yang

berbeda
Menyadari bahwa pengetahuan itu

bersifat

sementara 28

Dampak langsung

Dampak iringan

Bagan 3 Dampak Pembelajaran Langsung dan Iringan dari Strategi/ Model Pembelajaran Latihan Inkuari 3. Generative strategies Generative strategies, strategi ini ditujukan untuk membantu

siswa mengembangkan solusi baru, kekuatan berpikir untuk memecahkan masalah, dan kreativitas. Contoh strategi pembelajaran yang termasuk Generative strategies adalah
Strategi generative Learning. Startegi Pembelajaran Generative Learning Strategi pembelajaran generatvef learning ( belajar generatif) dikemukakan oleh Wittrock. Ia memandang bahwa pebelajar dalam belajar harus secara aktif mengkonstruk (construct) atau membangkitkan (generate) arti/makna dari input inderawi, misalnya dari penglihatannya, pendengarannya, penciumannya dan sebagainya. Pengkonstruksian makna hanya dapat dilakukan oleh pebelajar sendiri. Menurut Osborne dan Wittrock dalam Nggandi Katu (1998:4), dalam membangun pengetahuannya mengenai alam sekitarnya, pebelajar secara aktif berperan seperti seorang ilmuwan. Dalam melakukan pengamatan, pebelajar mula-mula melakukan seleksi atas informasi yang dianggapnya

29

penting, menafsirkannya berdasarkan pemahaman yang sudah dimilikinya, dan kemudian mengambil kesimpulan yang masuk akal bagi dia. Wittrock mengkombinasikan gagasannya tentang generative meaning ini dengan pandangan ahli pendidikan lainnya mengenai pemrosesan informasi untuk menghasilkan model belajar generatif. Menurut model ini, terdapat beberapa hal yang perlu diketahui, yaitu sebagai berikut. a. Penyimpanan memori pebelajar dan strategistrategi pemrosesan berinteraksi dengan input inderawi (rangsangan

inderawi) yang sesuai dari lingkungan dengan cara aktif menyeleksi dan menyertai sejumlah input dan mengabaikan input-input lainnya. b. Input yang terseleksi dan dihadirkan oleh pebelajar, belum bermakna bagi si pebelajar. c. Pebelajar membangun hubungan antara input yang masuk dan bagian-bagian dari memori yang disimpannya yang dipandang relevan oleh si pebelajar. Kadang-kadang hubungan yang dibuat si pebelajar tidak diharapkan oleh guru.

d.

Pebelajar

memperoleh

informasi

dari

penyimpanan memori, dan menggunakannya untuk membangun makna dari input inderawi

e.

Pebelajar mungkin menguji makna yang dibangunnya terhadap memori nya dan pengalaman inderawinya

30

f. dalam

Pebelajar mungkin memasukkan hasil pengkontruksiannya ke memorinya. Kadang-kadang gagasan-gagasan baru mudah

diakomodasikan dengan gagasan-gagasan yang telah ada sebelumnya

g.

Pebelajar

akan

menempatkan

beberapa

status

terhadap

konstuksi/bentukan baru, walaupun hal itu tanpa disadarinya. Seringkali, bentukan baru itu dan gagasan-gagasan yang telah ada dalam memori akan dipertahankan secara bersama dan dalam beberapa waktu kemudian salah satu status itu akan berbambah dan yang lainnya akan berkurang. Model pembelajaran generatif mempunyai urutan atau tahapan sebagai berikut.

TABEL 3 FASE-FASE PADA MODEL PEMBELAJARAN GENERATIF FA SE Per sia pa n (pr eli mi Menegaskan pandang an siswa; mengklasi fikasi pandangan siswa, mencari pandangan ilmiah,mengidentifik asi pandangan historis, me ninjau bukti-bukti yang menyebabkan orang meningkan pandangan lama. KEGIATAN GURU KEGIATAN SISWA Melengkapi pengamatan atau kegiatankegiatan lain, merancang penempatan.gagasangagasan yang telah ada.

31

FA SE nar y) Fo kus (Fo cus )

KEGIATAN GURU

KEGIATAN SISWA

Menentukan konteks, memberikan pengala- man yang memotivasi, mengajukan pertanyaan terbuka, menginterpre tasikan respon siswa, menginterpretasika n dan menjelaskan pandangan siswa.

Mengenali bahan-bahan yang digunakan untuk mengeksplorasi konsep,. Memikirkan apa yang terjadi, mengajukan perta nyaan yang berhubungan dengan konsep. Memutuskan dan menjelaskan apa yang siswa ketahui mengenai peristiwa, menggunakan masukan dari kelas dan dari rumah. Memberikan klarifikasi terhadap pandangannya sendiri mengenai konsep yang dipelajarinya. Menyajikan pandangannya terhadap kelompok, kelas melalui diskusi dan pameran

32

FA SE Ta nta ng an (C hall en ge)

KEGIATAN GURU

KEGIATAN SISWA

Memfasilitasi pertukaran pandangan. Memastikan semua pandangan dipertimbangkan. Menjaga suasana diskusi agar tetap terbuka. Menyarankan demonstrasi bila diperlukan. Menyajikan buktibukti pandangan saintis Menerima sifat tentatif dari reaksi siswa terhadap pandangan baru . Mengajukan masalah yang pemecahannya sederhana dan dapat dipecahkan dengan pandangan ilmiah yang telah diterima secara umum. Membantu siswa untuk menjelaskan pandangan baru, meminta siswa bahwa hal itu dapat digunakan untuk menjelaskan seluruh pemecahan masalah. Meyakinkan siswa dapat menjelaskan pemecahan

Meninjau pandangan dari: Siswa lainnya dalam kelompok, siswa lainnya dalam kelas, mencari kebaikan dan kelemahan Menguji validitas pandangan dengan cara mencari buktibukti. Membandingkan pandangan saintis dan pandangan kelas.

Pe ner ap an (ap plic

Memecahkan masalahdengan menggunakan konsep-konsep sebagai dasar. Menyajikan pemecahan masalah terhadap siswa lain di kelas. Mendiskusikan

33

FA SE atio n) (Ap plic ati on)

KEGIATAN GURU

KEGIATAN SISWA

masalah secara verbal. Guru turut serta, dan mendorong, serta berkontribusi dalam diskusi untuk pemecahan masalah. Membantu siswa dalam memecahkan masalah, mengembangkan masalah, menyarankan sumber-sumber belajar yang dapat diperoleh untuk membantu pemecahan masalah.

dan berargumentasi tentang kebaikan pemecahan masalah, menilai secara kritis terhadap pemecahan masalah. Menyarankan masalahmasalah lainnya yang timbul dari pemecahan masalah yang telah disajikan.

4. Collaborative strategies Collaborative strategies, strategi ini ditujukan untuk membantu siswa belajar berhubungan dengan orang lain dan kerja sama dalam kelompok. Kelompok strategi ini sama dengan rumpun strategi sosial seperti yang dikemukakan oleh Bruce Joyce. Yang termasuk strategi kolaborasi ini di antaranya adalah pembelajaran kooperatif. Pembelajaran kooperatif merupakan suatu strategi pembelajaran yang mengembangkan hubungan kerjasama dalam mengerjakan tugas-tugas akademik di dalam kelas. Di dalam strategi kooperatif ini ada dua aspek

34

pengelolaan pembelajaran yang harus diperhatikan, yaitu tugas-tugas yang terstruktur yang harus dikerjakan peserta didik dalam bekerja sama dengan yang lainnya dan struktur penghargaan yang bergantung pada kinerja kelompok baik produk maupun hasil belajar lainnya yang ditampilakn oleh setiap siswa dalam proses pembelajaran. Strategi pembelajaran kooperatif m4miliki karakteristik : a) adanya ketergantungan yang positif, b) adanya tanggungawab individu, c) adanya learning coomunity melalui interaksi antar siswa, d).adanya keterampilan

interpersonal yang dikembangkan, e) adanya refleksi dalam kelompok. Jenisjenis strategi pembelajaran kooperatif di ataranya STAD ( Student- Team Achievement-Division), TGT (Teams-Gams-Tournament), dan Jigsaw. Secara ringkas sintak dari masing-asing tipe strategi pembelajaran kooperatif tersebut adalah sebagai berikut. Sintak strategi STAD meliputi lima tahap, yaitu: a. b. c. d. Improvement score) e.. pemberian penghargaan Kelompok (Team recognition Presentasi guru Pembentukan kelompok Kuis individu Peningkatan skor individu (Individual

Sintaks strategi TGT meliputi empat tahap, meliputi a. materi/keterampilan) Teach (guru menjelaskan

35

b.

Team

study

(siswa

melakukan kegiatan kelompok mempelajari tugas-tugas yang berhubungan dengan apa yabg sudah dipelajari). c. Tournament melakukan permainan akademik dalam kelompok yang homogen) d. memberikan penghargaan) Sintak strategi pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II (Slavin 1994) meliputi lima tahapan, yaitu: a. Reading (pengarahan guru terhadap siswa untuk membaca materi pelajaran yang akan didiskusikan) b. Diskusi kelompok ahli (siswa dibagi ke dalam kelompok ahli , penentapan kelompok ahli disesuaikan dengan topik yangdipilih siswa) c. Laporan kelompok (anggota kelompok diskusi dari kelompok ahli kembali ke kelompok asal melaporkan hasil diskusinya) d. e. Penilaian (assessmnet) Team recognition (guru memberikan penghargaan kelompok) Team recognition (guru (siswa

Strategi kooperatif secara rinci akan dijelaskan tersendiri dalam modul strategi pembelajaran kooperatif .

36

A. Aplikasi Berikut ini contoh menerapkan strategi pembelajaran dalam rencana pembelajaran . Contoh ini mengunakan strategi direktif. Contoh Strategi Pembelajaran Langsung Tujuan pembelajaran: Siswa dapat: a. menyebutkan urutan langkah-langkah mengukur suhu zat cair dengan termometer; b. memperagakan cara menggunakan termometer

Kegiatan Pembelajaran Sintaks pembelajaran Orientasi Guru menginformasikan tujuan pembelajaran: Misalnya: Anak-anak hari ini kalian akan belajar dan berlatih menggunakan termometer, setelah pelajaran selesai kamu diharapkan dapat: menyebutkan urutan langkah-langkah mengukur suhu zat cair dengan termometer; memperagakan cara menggunakan Kegiatan Guru-Siswa

37

Sintaks pembelajaran

Kegiatan Guru-Siswa termometer Guru dan menginformasikan pentingnya mempelajari

kegiatan yang akan dilakukan penggunaan termometer Guru menginformasikan hal-hal yang harus diperhatikan siswa dalam pelajaran.

Presentasi

Guru menunjukkan termometer dan menjelaskan termometer urutan nama kemudian dan jenis cara menjelaskan

langkah-langkah

menggunakan termometer Guru mendemonstrasikan suhu zat cair cara dengan

mengukur termometer Guru langkah sesuai dijelaskan Guru

meminta

seorang

siswa

menyebutkan kembali urutan langkahmenggunakan dengan apa termometer yang telah

meminta

seorang

siswa

mengulang peragaan menggunakan termometer Latihan terstruktur Guru meminta siswa melakukan kegiatan mengukur suhu zat cair dengan kondisi

38

Sintaks pembelajaran

Kegiatan Guru-Siswa suhu zat cair berbeda-beda dibawah instruksi guru dan pengawasan guru

Latihan terbimbing

Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan kegiatan berbagai dipanaskan dingin. pengukuran zat cair dan suhu dengan suhu

kondisi dipanaskan dan tidak campuran air panas dengan air Latihan mandiri Guru memberikan kesempatan kepada zair Penutup: Guru mengadakan tanya jawab untuk memantapkan pengetahuan dan keterampilan yang telah dipelajari siswa siswa melakukan pengukuran suhu berbagai zat

E. Evaluasi Aplikasi Diskusikan dengan rekan Anda, apakah contoh model

pembelajarn langsung tersebut telah mengikuti sintaks pembelajaran langsung (directive) sesuai dengan yang telah dijelaskan, masih adakah kekurangannya?

F. Lembar kerja/Tugas

39

Buatlah rancangan pembelajaran dengan strategil pembelajaran Directive, Mediative, Generative atau Colaborative untuk salah satu topik yang ada dalam kurikulum. Diskusikanlah dengan rekan anda, apakah strategil pembelajaran tersebut cocok dengan tujuan ataiu kompetensi yang aka dicapai siswa atau belum

G.Lembaran Evaluasi Untuk mengetahui penguasaan Anda terhadap isi materi yanga da dalam modul ini, jawablah pertanyyan-pertanyyan berikut. 1. Jelaskanlah perbedaan antara metode, pendektan, dan strategi

pembelajaran! 2. Jelaskanlah komponen-komponen strategi pembelajarn atau karakteristik suatu pembelajaran menggunakan strategi pembelajaran . 3. Jelaskan pengelompokkan strategi pembelajarn menurut Bruce Joyce dan Costa. Apakah kedua penggolongan tersebut memiliki perbedaan atau persamaannya, jelaskan! 4 Dari hasil tugas membuat perencanaan pembelajaran dengan menggunakan salah satu strategi yang telah anda buat, analisislah dari setiap tahapan pembelajarannya, kecakapan hidup apa saja yang dikembangkan dengan strategi pembelajaran tersebut!

40

H. Rangkuman Strategi pembelajaran berbeda dengan metode dan pendekatan pembelajaran. Strategi pembelajaan memiliki arti luas dari kedua istilah itu. Strategi pembelajaran merupakan rencana mengajar yang memperlihatkan

pola pembelajaran tertentu, dalam pola tersebut dapat terlihat kegiatan gurusiswa di dalam mewujudkan kondisi belajar atau sistem lingkungan yang menyebabkan terjadinya belajar pada siswa. Di dalam pola pembelajaran yang dimaksud terdapat karakteristik berupa rentetan atau tahapan

perbuatan/kegiatan guru-siswa. Pola pembelajaran dikenal dengan istilah sintak. Strategi pembelajaran dapat digolongkan ke dalam empat golongan., Bruce Joyce menggolongkannya ke dalam rumpun pemrosesan informasi, rumpun personal. Rumpum perilaku, dan rumpun sosial. Sedangkan Costa menggolongkannnya ke dalam strategi Directive, Mediative, Generative, dan Collaborative. Masing-masing golongan memiliki jenis-jenis strategi, dimana setiap jenis strategi itu memiliki karakteristik masing-masing, yang antara lain

41

ditandai dengan adanya sintaks, sistem sosial, prinsip reaksi, dampak-dampak pembelajarannya baik langsung maupun tidak langsung.

J. Daftar Istilah Sintaks Tahapan atau urutan pembelajaran yang memperlihatkan aktivitas guru dan siswa dalam pembelajaran Direct Strategy Pembelajaran langsung. Suatu model pembelajaran yang menekankan pada pemberian informasi atau keterampilan secara terstruktur yang diberikan

Mediative Strategy

secara deduktif. Pembelajaran yang menekankan pada dialog guru-siswa untuk tujuannya untuk meningkatkan

Recognition

kemampuan berpikir nalar. Penghargaan guru yang diberikan kepada siswa setelah siswa menyelesaikan tugas-tugas

Learning Community

akademik. Masyarakat pebelajar, yang di kelas dapat diciptakan dengan adanya kelompok-kelompok

42

diskusi

III. Penutup Demikianlah modul ini dibuat untuk membantu guru meningkatkan kompetensinya dalam membuat persiapan mengajar dengan menggunakan berbagai strategi/model pembelajaran . Guru dapat melanjutkan ke modul berikutnya untuk mempelajari model-model pembelajaran lainnya setelah menguasai materi ini dalam aspek kognitif 80%, aspek psikomotor dan sikap 90%.

Bacaan yang disarankan lebih lanjut: Costa, Arthur L (editor), 1985, Developing Minds a Resource Book for Teaching Thinking, Virginia: Association for Supervision and Curriculum Development Joyce,Bruce and Weil, Marsha. 1996. Models of Teaching, Fifth Edition. Boston: allyn and Bacon. Slavin, Robert E., 2003, Educational Psychology: Theory and Practice, 7thEdition, Boston: John Hopkins University

43

DAFTAR PUSTAKA Costa, Arthur L (editor), 1985, Developing Minds a Resource Book for Teaching Thinking, Virginia: Association for Supervision and Curriculum Development Joyce , Bruce ; Weil, Marsha, 1980, Models of Teaching, Second Edition, New Jersey: Prentice Hall, Inc. Joyce, Bruce ;Weil , Marsha, and Showers, Bweverly.1992. Models of Teaching. Fourth Edition. Boston: Allyn and Bacon. -------------------------. 1996. Models of Teaching. Fifth Edition. Boston: allyn and Bacon. Gulo, W, 2002, Strategi Belajar-Mengajar, Jakarta: Grasindo. Slavin, Robert E., 2003, Educational Psychology: Theory and Practice, 7thEdition, Boston: John Hopkins University. Tobing, Rangke L , Setia Adi, Hinduan, 1990, Model-Model mengajar Metodik Khusus Pendidikan Ilmu pengetahuan Alam Sekolah Dasar, makalah dalam penataran Calon Penatar Dosen Pendidikan Guru SD (Program D-II)

44

Winataputra, Udin. 1992/1993. Materi pokok Strategi Belajar Mengajar IPA. Modul 1-9. Jakarta: Depdikbud.

45

Anda mungkin juga menyukai