Anda di halaman 1dari 11

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MATEMATIKA PERKALIAN DASAR MELALUI

PENGGUNAAN MEDIA KONKRET DIKELAS III SDN Cikemabng 01


Rika Samrotul Fuadah,
PGSD – Masukan Sarjana, Universitas Terbuka
rikasamrotulf@gmail.com

Rojif Mualim, M.Pd


UIN Raden Mas Said Surakarta
rojifmualim@gmail.com

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah mengkaji penggunaan media konkret untuk mengetahui
peningkatan motivasi dan pencapaian hasil belajar siswa kelas III pada pembelajaran perkalian
bilangan, penelitiian ini menggunakan rancangan pebelitian Tindakan kelas dengan metode
kualitatif. Perbaikan pembelajaran ini dilatar belakangi oleh hasil belajar siswa kelas III di
SDN Cikembang 01 pada pembelajaran matematika tentang perkalain dasar yang belum
optimal, dimana dari 25 siswa yang melaksanakan pembelajaran pra siklus terdapat 15 siswa
yang belum tuntas dan perolehan nilai rata-rata 65. Tujuan dari penelitian perbaikan
pembelajaran ini adalah untuk meningkatakan kemampuan siswa dalam matematika perkalian
dasar melalui penggunaan media konkret. Hasil belajar pada siklus 1 menunjukan bahwa siswa
memperoleh nilai 65 keatas dalam pembelajaran matematika sebanyak 19 siswa dari 25 siswa
atau 76% ini berarti kriteria pada siklus 1 pada mata pelajaran matematika masih banyak
kekurangannya untuk memenuhi target yang diharapkan, yaitu siswa mendapat nilai 65 keatas
sebesar 85% atau lebih. Data dari siklus akhir pada siklus II menunjukan bahwa siswa
memeperolah nilai 65 keatas pada mata pelajaran matematika sebanyak 23 siswa dari 25 siswa
atau 92%. Hal ini menunjukan bahwa pada siklus II pembelajaran matematika dalam perkalian
sudah mengalami kemajuan dan sudah sedikit memenuhi target yang diharapkan , yaitu pada
siklus 1 siswa mendapat nilai 65 keatas sebesar 76% atau lebih dan pada siklus II 92% hasil
yang diperolehnya telah sesuai dengan target yandiharapkan.

Kata Kunci: Hasil Belajar Siswa, Pembelajaran Matematika, Media Benda Konkret
PENDAHULUAN

Matematika merupakan cabang ilmu pengetahuan eksak yang mengajarkan tentang


pengetahuan tentang bilangan dan kalkulasi fakta-fakta kuantitatif. Akan tetapi, pembelajaran
Matematika di SDN Cikembang 01 sulit mencapai Standart Kompetensi yang ditetapkan yaitu
KKM 70.Menurut Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,
Pendidikan Nasional berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945. Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia
yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,
cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi
modern. Matematika mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin ilmu dan memajukan
daya fikir manusia. Perkembangan pesat dibidang teknologi informasi dan komunikasi dewasa
ini tidak terlepas dari hasil perkembangan matematika. Untuk menguasai dan mengembangkan
teknologi di masa depan diperlukan penguasaan matematika yang kuat sejak dini (Permendiknas
No.11 Tahun 2009: 337 ).
Pendidikan matematika di Indonesia berkembang sejalan dengan perkembangan
pendidikan matematika dunia. Perubahan-perubahan yang terjadi dalam proses pembelajaran di
kelas, selain dipengaruhi oleh adanya tuntutan sesuai perkembangan teknologi dan ilmu
pengetahuan serta adanya perubahan-perubahan pandangan tentang hakikat matematika serta
pembelajarannya. Tujuan belajar matematika pada dasarnya adalah pemahaman terhadap
konsep-konsep matematika yang relatif abstrak melalui kegiatan pembelajaran matematika di SD
yang meliputi tiga tahapan pokok yaitu kegiatan pembelajaran untuk penanaman konsep,
kegiatan pembelajaran untuk pemahaman konsep, dan kegiatan pembelajaran untuk pembinaan
ketrampilan. Dalam menciptakan suatu pembelajaran matematika yang menarik, maka
pembelajaran matematika hendaknya disesuaikan dengan perkembangan anak SD dan
penyesuaian antara banyaknya materi yang ada dalam kurikulum dengan alokasi waktu yang
tersedia dan disesuaikan dengan perkembangan intelektual atau struktur kognitif dan pengalaman
belajar yang telah diperoleh anak, sehingga anak termotivasi untuk belajar dengan 2 mengaitkan
pengalaman belajar yang telah ada dengan materi yang akan dipelajari.
Menurut Herman Hudojo (2005:37), Matematika adalah suatu adalah suatu alat untuk
mengembangkan cara berfikir, karena itu matematika sangat diperlukan untuk kehidupan sehari-
hari maupun dalam menghadapi kemajuan IPTEK sehigga matematika perlu dibekalkan kepada
setiap peserta didik sejak SD, bahkan sejak TK. Namun matematika yang ada pada hakekatnya
merupakan suatu ilmu yang bernalarnya deduktif formal dan abstrak, harus diberikan kepada
anak-anak SD yang cara berfikirnya masih pada tahap operasi konkret, sehingga perlu kehati-
hatian dalam menanamkan konsep-konsep matematika. Siswa Sekolah Dasar cara berfikirnya
masih sangat terbatas, artinya cara berfikir anak Sekolah Dasar dengan dikaitkannya benda-
benda konkret ataupun gambar-gambar konkret.

Anak usia SD pada umumnya baerada pada tahap berpikir operasional konkret namun
tidak menutup kemungkinan mereka masih berada pada tahap pre-operasi. Sedangkan pada
setiap tahapan ada ciri-cirinya sesuai umur kesiapannya. Pada dasarnya agar pelajaran
matematika di SD dapat dimengerti oleh para siswa dengan baik, sebaiknya mengajarkan sesuatu
bahasan harus diberikan pada siswa yang sudah siap untuk dapat menerimanya.(dalam karso,dkk.
2011:1.7)

Menurut J. Piaget dan Roseffendi dalam Anis Novianti, (1997:1). tahap perkembangan
siswa kelas III SD berada pada tahap operasi konkret. Pada tahap operasi konkret ini siswa
mempunyai pengalaman belajar yang mengesankan apabila dalam pembelajaran Matematika
digunakan media pembelajaran. Artinya guru dituntut untuk memberikan pengalaman belajar
yang mengesankan dengan cara penggunaan berbagai macam media pembelajaran, salah satunya
dengan menggunakan media konkret. Menurut ET. Russefendi seperti yang dikutip oleh
Lisnawati Simanjuntak (1993:72) untuk dapat mempelajari dengan baik struktur matematika
maka representasinya (model) dimulai dengan benda-benda konkrit yang beraneka ragam.
Misalnya anak akan lebih cepat memahami arti benda-benda bila 3 disajikan berbagai bentuk dan
jenis benda-benda, atau dengan kata lain bahwa benda-benda yang akan diamati harus beragam
jenisnya
Pada materi perkalian, siswa-siswi merasa kesulitan memahami konsep perkalian dan
kerena motivasi belajar rendah karena pada waktu pelaksanaan pembelajaran guru tidak
menggunakan media apapun. Kuat lemahnya motivasi belajar seseorang turut mempengaruhi
keberhasilan belajar. Karena itu, motivasi belajar harus diusahakan terutama yang berasal dari
dalam diri (motivasi intrinsik) dengan cara senantiasa memikirkan masa depan yang penuh
tantangan dan harus dihadapai untuk mencapai cita-cita. Senantiasa memasang tekad bulat dan
selalu optimis bahwa cita-cita dapat dicapai dengan belajar. M. Dalyono dalam Djamarah, Saiful.
(2008: 201).

Berdasarkan hal tersebut, peneliti menemukan kesenjangan-kesenjangan atas masalah,


dan peneliti ingin mengatasi masalah tersebut menggunaakna benda konkrit dalam pembelajaran
matematika dasar kelas III. Guru harus memiliki kecakapan dalam mengajar dan harus bisas
membangkitkan semanagt peserta didik m,enjadi lebih aktif dalam prose belajar mengajar.

Dari permasalahan di atas, maka tujuan yang diharapkan terhadap penelitian ini adalah
sebagai berikut: 1) meningkatkan kemampuan perkalian dasar siswa menggunakan media
konkrit. 2) mendeskripsikan pelaksaan pembelajaran matematika menggunakan media konkrit.
Media pembelajaran konkrit yaitu benda yang sebenarnya, maksudnya benda yang sebenarnya
yang dijadikan untuk media pembelajatran. Menurut Ahmad Rohani (1997:18) media termasuk
kedalam klasipikasi media intruksional edukatif berdasarkan jenis ali dan tiruan. Jadi media
konkrit dalam penelitian ini addalah benda yang sebenarnya untuk media pembelajaran. Menurut
Mulyana Sumantri (2004:178) media konkrit berfungsi sebagai nalat bantu untuk mewujudkan
situasi belajar mengajar yang efektoif, berfungsi sebagai dasar yang konkrit dan konsep yang
abstrak sehingga dapat mengurangoi pemahaman yang bersifat verbalisme dan dapat
mengembangkan motivasi siswa serta mempertinggi muutu belajar mengajar.

Dari beberapa pengertian media konkrit di atas dapat disimpulkan bahwa media
pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan sehingga
dapat merangsang aktivitas belajar mengajar seperti perhatian, minat siswa dan perasaan peserta
didik. Dalam pembelajaran di sekolah dasar media alat peraga berupa kelereng sangat baik
digunakan dan diterapkan dalam proses belajar mengajar sebgai media pembelajaran karena
media alat peraga ini cenderung sanagt menarik hati peserta didik sehingga akan muncul
motivasi untuk lebih ingin mengetahui tentang alat peraga yang dijelaskan dan gurupun dapat
menyampaikan materi dengan optimal menggunakan media alat peraga tersebut.

A. Rumusan Masalah
Dari hasil identifikasi dan analisis masalah tersebut di atas, maka dibuatlah
rumusan masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana Rencana perbaikan pembelajaran untuk Meningkatkan Kemampuan
Matematika Perkalian Dasar Melalui Penggunaan media Konkret
2. Bagaimana pelaksanaan perbaikan pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan
matematika perkalian dasar melalui penggunaan media konkret.
3. Bagaimana hasil pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan Matematika perkalian
Dasar melalui media konkret?

Metode

Metode dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian
Tindakan kelas menurut Susilo (2010:15) adalah penelitian yang dilakukan oleh guru dikelas
atau di sekolah, tempat mengajar, dengan penekanan pada penyempurnaan atau peningkatan
penelitian ini adalah bentuk penelitian Tindakan kelas. Menurut Fitri Yulianti, Dkk (2012:21)
menyatakan bahwa “tujuan penelitian Tindakan kelas adalah untuk memecahkan permasalahan
nyata yang terjadi didalam kelas sekaligus mencari jawaban ilmiah mengapa hal tersebut dapat
dipecahkan melalui Tindakan yang akan dilakukan”.

Menurut Wijaya Kusumah (2011:14) manfaat penelitian Tindakan kelas adalah antara
lain: a) membantu guru memperbaiki mutu pembelajaran, b) meningkatkan profesionalitas guru.
c) meningkatkan rasa percaya diri dari guru. d) memungkinkan guru secara aktif
mengembangkan pengetahuan dan keterampilannya. Menurut Fitri Yulianti, Langkah-langkah
pelaksanaan penelitian Tindakan kelas adalah antara lain: a. Planning atau perencanaan, b. acting
atau pelaksanaan, c. observing atau observasi, d. reflecting atau refleksi.
Dalam hal ini penelitian yang dilakukan guru yaitu ingin memperbaiki masalah-masalah
yang dihadapi guru dalam proses pembelajaran didalam kelas dengan menggunakan media
konkrit pada pembelajaran matematika. Penelitian Tindakan kelas ini bersifat kolaboratif yaitu
peneitian bekerja sama dengan orang lain yang disebut teman sejawat.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Berdasarkan data yang telah dikumpulkan selanjutnya data tersebut dianalisis untuk
mengetahui peningkatan kemampuan siswa dalam perkalian matematika dasar dikelas III
menggunakan media konkrit. Penelitian ini mengkaji sejauh mana kemampuan peserta didik
setelah menerapkan media konkrit dengan bantuan alat peraga klereng kelas III SDN Cikembang
01. peningkatan kemampuan peserta didik dapat dilihat pada hasil observasi peserta didik
terhadap pembelajaran matematika dan peningkatan hasil belajar yang dapat dilihat dari hasil tes
yang akan dilakukan siswa pada siklus 1 dan siklus 2. Dari hasil pengatamat pelaksaan siklus 1
pertemuan 1 terhadap rancangan pembelajaran yang dibuat oleh guru, penerapan pembelajaran
matematika menggunakan media konkrit kemudian dilakukan refleksi oleh peneliti dan guru.
dari hasil refleksi diperoleh kesepatakatan bahwa pelaksanaan pembelajaran pada siklus 1
pertemuan ke 1 belum optimal seperti apa yang teleh direncanakan. Pada siklus 1 persentasi
ketuntasan siswa dapat menyelesaikan soal tes hanya 19 dari 25 siswa. Hal ini menunjukan hasil
belajar peserta didik masih rendah sehingga hasil pembelajaran belum mencapai KKM yaitu 70.
Hal ini dikarenakan peserta didik belum menunjukan partisipasinya secara baik dala proses
pembelajaran serta kurangnya kerja sama dalam menghitung perkalian sebagai penjumlahan.
Sehingga penerapan penggunaan media konkrit belum optimal. Dari hasil pengamatan siklus II
pertemuan 2 penerapan pembelajaran matematika menggunakan media konkrit mengalami
perubahan dan peningkatan yang jauh meningkat terdapat 23 siswa yang tuntas dari 25 siswa.
1. Siklus 1
Penelitian pada siklus 1 dilaksanakan pada tanggal 04 November 2022 pada
pembelajaran Matematika dalam perkalian dasar menggunakan Media Konkret memberikan
gambaran capaian prestasi belajar siswa pada siklus I diatas, dari 25 orang siswa yang
mengikuti pembelajaran, 19 orang siswa atau sekitar 76% sudah memperoleh nilai diatas
KKM. Akan tetapi, ada 6 orang siswa atau sekitar 24% yang masih memperoleh nilai
dibawah KKM. Oleh karena itu, peneliti akan Kembali melakukan perbaikan pada Siklus II.

Pada pelaksanaan perbaikan pembelajaran dalam kemampuan Matematika perkalian


Dasar dikelas III SD, menunjukan adanya peningkatan. Hal ini berdasarkan hasil tes yang
dicapai siswa. Dibawah ini penulis gambarkan grafik tentang perbandingan perbaikan
pembelajaran sebelum (prasiklus) dengan siklus I pada kemampuan Matematika Perkalian
Dasar Kelas III SD.

Nilai Rata-rata Pra siklus dan Siklus 1


Nilai Rata-rata
76
74
72
70
68
66
64
62
60
Pra Siklus Siklus 1

Grafik Siklus I
Perbandingan Nilai Prasiklus dengan Siklus I

Berdasarkan Grafik 4.3 di atas dapat dideskripsikan sebagai berikut: 1) Sebelum


siklus 1 rata-rata nilai yang dicapai siswa adalah 65; dan 2) Pada siklus I nilai rata-rata yang
di capai siswa adalah 74,44 dengan tingkat ketuntasan yang dicapai siswa sebesar 76%.
2. Siklus II
Gambaran capaian hasil belajar siswa pada siklus II diperoleh rata-rata 86,8 Dalam
perhitungan rata-ratanya disajikan pada Untuk lebih meningkatkan hasil belajar siswa agar
semua siswa bisa mencapai ketuntasan yang diharapkan, maka penulis merencanakan
perbaikan pembelajaran pada siklus II. Pada pelaksanaan perbaikan pembelajaran pada
materi matematika siklus II, menunjukan adanya peningkatan prestasi belajar siswa.
Berdasarkan hasil dari evaluasi yang dicapai siswa, dengan ini penulis gambarkan grafik
tentang perbandingan perbaikan pada Sikulis I dan siklus II Pada mata pelajaran
Matematika .

nilai rat-rata
100
90
80
70
60
50
40
30
20
10
0
Pra Siklus Siklus l Siklus II

nilai rat-rata

Dari grafik di atas dapat di uraikan bahwa sebelum Siklus I nilai rata-rata Siswa adalah 65
dengan ketuntasan yang dicapai siswa sebesar 40% pada siklus I mengalami peningkatan
nilai rata-rata menjadi 74,4 dengan ketuntasan yang dicapai sebesar 76% begitu punpada
siklus II mengalami peningkatan nilai rata-rata menjadi 86,8 dengan ketuntasan yang dicapai
siswa sebesar 92%. Hasil pelaksanaan perbaikan pembelajaran siklus II terlihat adanya
peningkatan kemampuan siswa dalam mata pelajaran matematika.
SIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan
Perencanaan pembelajaran Matematika dengan media kongkrit pada peserta didik kelas
III SDN Cikembang 01 pada siklus I skor rata - rata 2,35. Pada siklus II skor rata-rata diperoleh
2,88. Pelaksanaan pembelajaran Matematika dengan media kongkrit pada peserta didik kelas
III SDN Cikembang 01 mengalami peningkatan dari siklus I sampai siklus II, dimana
pada siklus I pelaksanaan pembelajaran skor rata-rata diperoleh 2,36. Pada siklus II diperoleh
skor rata – rata diperoleh 3,16. Hasil pembelajaran Matematika dengan media kongkrit pada
peserta didik kelas III SDN Cikembang 01 dengan rata-rata nilai pada siklus I sebesar 61,25 dan
pada siklus II sebesar 78,75.Dengan demikian penggunaan media kongkrit dapat meningkatkan
hasil belajar Matematika peserta didik kelas III SDN Cikembang 01.

Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah diperoleh dan setelah melihat kendala _kendala yang
dialami pada saat penelitian, maka diberikan beberapa saran dari penelitian ini sebagai berikut:
1. Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif dalam memberikan pengajaran
pada materi matematika lain yang sesuai. 2 Dalam pembelajaran sebaiknya disajikan dengan
bantuan alat peraga yang sesuai dengan materi pelajaran matematika dan dapat meningkatkan
hasil belajar siswa. 3 Dalam proses pembelajaran sebaiknya guru lebih optimal menggunakan
variasi model pembelajaran serta memperbanyak dalam memberikan penguatan agar peserta
didik lebih termotivasi untuk berperan aktif dalam pembelajaran sehingga berdampak pada hasil
belajar yang lebih maksimal.
DAFTAR PUSTAKA

Sugiyono.(2011).Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,Kualitatif dan R&


D.Bandung: Alfabeta.

Susilo.(2010). Panduan Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta: Pustaka.

Wijayah Kusumah.(2011). Mengenal Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Indeks.

Sadiman, Arief, dkk.(2010). Media Pendidikan. Jakarta Rajawali Pres.

Dian Aprillia Kusumasari, Kiswoyo & Ryky Mandar Sary. 2021. Analisis Kesulitan Belajar
Matematika Materi Perkalian Pada Siswa Kelas III Sekolah Dasar. Jurnal Gentala
Pendidikan Dasar. 6(1): 104-117.

Khusnul, H., Jamal, M., & Latifah, N. (2021). Efektivitas Metode Jarimatika dalam
Meningkatkan Kemampuan Berhitung Perkalian Siswa. Dawuh Guru: Jurnal
Pendidikan SD/MI, 1(1), 57-68.

Tetiwar, J.,& Appulembang, O.(2018). Penerapan Metode Peer Tutoring Untuk Meningkatkan
Pemahaman Konsep Materi Perkalian Bersusun Pada Siswa Kelas III SD. Scholaria :
Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, 8(3), 302–308.

Sundi,H., Bahar, H., & Irrawati, R. (2020). Peningkatan Hasil Belajar Matematika Melalui
Penggunaan Puzzle Rumah Perkalian Di Kelas II Sekolah Dasar. Jurnal Perseda, 3
(2), 54-62)

Jhon Tetiwar, O. D. (2018). Penerapan Metode Peer Tutoring untuk Meningkatkan Pemahaman
Konsep Materi Perkalian Bersusun Pada Siswa Kelas III SD. Scholaria : Jurnal
Pendidikan dan Kebudayaan, 8, 302-308.
Khusnul Himmah, J. M. (2021). Efektivitas Metode JarimatikadalamMeningkatkanKemampuan
Berhitung Perkalian Siswa. Dawuh Guru : Jurnal Pendidikan MI/SD, 1, 57-68.

Venni Herli Sundi. (2020). Peningkatan Hasil Belajar Matematika Melalui Penggunaan Puzzle
Rumah Perkalian. Jurnal Perseda, 3, 54-62.

Anda mungkin juga menyukai