Kode MK : PDGK4201
Purbosari ( 857705958 )
MODUL 7
Kegiatan Belajar 1
Konsep Demokrasi
Konsep demokrasi secara etimologi berarti rakyat berkuasa atau "government or rule by
the people" (Budiardjo, 1992:50). Konsep demokrasi menurut The Advanced Leaner's
Dictionary of Current English bahwa negara dengan prinsip pemerintahannya yang ditandai oleh
adanya partisipasi warga negara yang sudah dewasa ikut berpartisipasi dalam pemerintahan
melalui wakilnya yang dipilih; negara dengan pemerintahannya menjamin kemerdekaan
berbicara, beragama, berpendapat, berserikat dan menegakkan "rule of law", masyarakat yang
kelompok mayoritas menghargai kelompok minoritas; dan saling memberi perlakuan yang sama.
Abraham Lincoln mengatakan demokrasi adalah pemerintahan dari rakyat oleh rakyat dan untuk
rakyat. Dari penjelasan di atas, menunjukkan bahwa demokrasi merupakan pelembagaan
(constitution), kebebasan (freedom), dan nilai persamaan (equal). Center for Indonesian Civic
Education (CICED) bekerja sama dengan Center for Civic Education (CCE) Calabasas USA
memberikan penjelasan bahwa Demokrasi dipandang sebagai kerangka berpikir dalam
melakukan pengaturan urusan umum atas dasar prinsip dari, oleh dan untuk rakyat diterima baik
sebagai ide, norma, sistem sosial, maupun sebagai wawasan, sikap, perilaku individual yang
secara kontekstual diwujudkan, dipelihara dan dikembangkan. Winataputra (2001)
menyimpulkan bahwa "demokrasi dilihat sebagai konsep yang bersifat multidimensional, secara
filosofis demokrasi sebagai ide, norma, prinsip, secara sosiologis sebagai sistem sosial, dan
secara psikologis sebagai wawasan, sikap, dan perilaku individu dalam hidup bermasyarakat".
Konsep demokrasi menurut Winataputra (2001) "demokrasi dilihat sebagai konsep yang
bersifat multidimensional, secara filosofis demokrasi sebagai ide, norma, prinsip, secara
sosiologis sebagai sistem sosial, dan secara psikologis sebagai wawasan, sikap, dan perilaku
individu dalam hidup bermasyarakat".
Kegiatan Belajar 2
Pendidikan Demokrasi
Gandal dan Finn (1992) menegaskan bahwa demokrasi tidak bisa mengajarkannya
sendiri. Kalau kekuatan, kemanfaatan dan tanggung jawab demokrasi tidak dipahami dan
dihayati dengan baik oleh warga negara, sukar diharapkan mereka mau berjuang untuk
mempertahankannya. Thomas Jeffersoon menyatakan bahwa pengetahuan, skill, perilaku warga
negara yang demokratis tidak akan terjadi dengan sendirinya, tetapi harus diajarkan kepada
generasi penerus. Winataputra (2001) memberikan penjelasan bahwa pendidikan demokrasi
adalah upaya sistematis yang dilakukan negara dan masyarakat untuk memfasılitasi individu
warga negara agar memahami,menghayati, mengamalkan dan mengembangkan konsep, prinsip
dan nilai demokrasi sesuai dengan status perannya dalam masyarakat. Hasil penelitian Gandal
and Finn (1992) bahwa: bukan saja di negara-negara berkembang, di negara-negara maju
sekalipun, education for democracy sangat penting, namun sering dilupakan, tetapi sering
dianggap enteng dilupakan. Oleh karena itu, pendidikan demokrasi harus disikapi secara sadar
dan Sungguh-sungguh.
Gandal and Finn (1992) mengatakan pendidikan bukan hanya sekadar memberikan
pengetahuan dan praktik demokrasi, tetapi juga menghasilkan warga negaranya yang
berpendirian teguh, mandiri, memiliki Sikap selalu ingin tahu, dan berpandangan jauh ke depan.
Namun, diingatkannya bahwa pendidikan demokrasi ini jangan hanya dilihat sebagai isolated
subject yang diajarkan dalam waktu terjadwal yang cenderung diabaikan lagi, tetapi, jangan
hanya dilihat sebagai mata pelajaran yang terisolasi, tetapi harus dikaitkan dengan banyak hal
yang dipelajari siswa, mungkin dalam pelajaran Sejarah, Kewarganegaraan, Etika atau Ekonomi
dan lebih banyak terjadi di luar sekolah. Dengan kata lain pendidikan demokrasi yang baik
adalah bagian dari pendidikan yang baik secara umum. Berkenaan dengan hal tersebut
disarankan Gandal and Finn, (1992) perlu dikembangkannya model, paling tidak dalam 4 bentuk
alternatif:
Kegiatan Belajar 3
Sekolah sebagai laboratorium Demokrasi
Sekolah dalam Undang-Undang RI No.20 Tahun 2003 disebut “satuan pendidikan” Sekolah
Dasar (SD) sebagai satuan pendidikan merupakan suatu entity (satuan utuh) wahana pendidikan
nasional yang mencapai tujuan pendidikan nasional.
Oleh karena itu sekolah perlu dikembangkan sebagai pusat pembudayaan dan pemberdayaan
peserta didik sepanjang hayat, yang mampu memberi keteladanan, membangun kemauan, dan
mengembangkan kreativitas peserta didik dalam proses pembelajaran demokratis.
Paradigma pendidikan demokrasi yang perlu dikembangan dalam lingkungan sekolah adalah
pendidikan demokrasi yang bersifat multidimensional atau bersisi jamak. Sifat
multidimensionalnya itu antara lain terletak pada berikut ini :
1. Pandangannya yang bermacam-macam tetapi menyatu
2. Sikapnya dalam menempatkan individu, negara dan masyarakat global secara harmonis
3. Tujuannya yang diarahkan pada semua dimensi kecerdasannya
4. Konteks yang menghasilkan pengalaman belajarnya yang terbuka.
1. Strategi Umum Pengembangan Warga Negara yang Demokrasi di Lingkungan Sekolah
a) Waktu untuk penghargaan merupakan strategi pengembangan demokratis dan
bertanggung jawab melalui pertemuan untuk memberikan penghargaan atau
penghormatan terhadap orang lain.
b) Waktu untuk yang terhormat merupakan strategi pengembangan sikap demokratis dan
bertanggung jawab
c) Pertemuan perumusan tujuan merupakan strategi pengemangan sikap demokratis dan
bertanggung jawab melalui pertemuan yang sengaja diadakan atas inisiatif guru dan/ayau
siswa untuk merumuskan visi atau tujuan sekolah
d) Pertemuan Legislasi merupakan strategi pengembangan sikap demokratis dan
bertanggung jawab melalui pertemuan untuk merumuskan ataumenyusun norma atau
aturan yang akan berlaku di sekolah
e) Pertemuan evaluasi aturan merupakan strategi pengembangan sikap demokratis dan
bertanggung jawab melalui pertemuan untuk mengevaluasi pelaksanaan norma atau
aturan yang telah disepakati dan berlaku di sekolah.
f) Pertemuan [erumusan langkah kegiatan merupakan strategi pengembangan sikap
demokratis dan bertanggung jawab melalui pertemuan untuk menetapkan prioritas atau
tahapan kegiatan yang akan dilakukan oleh siswa di bawah supervise sekolah.
g) Pertemuan refleksi belajar merupakan stretagi pengembangan sikap demokratis dan
bertanggung jawab melalui pertemuan pengendapan dan evaluasi terhadap proses
dan/atau hasil belajar setelah selesai satu atau beberapa pertemuan.
h) Pertemuan pemecahan masalah merupakan strategi pengembangan sikap demokrasi dan
bertanggung jawab melalui pertemuan terencana untuk memecahkan masalah yang ada di
lingkungan sekitar atau lingkungan daerah atau nasional yang menyangkut kehidupan
siswa.
i) Pertemuan isu akdemis merupakan strategi pengembangan sikap demokratis dan
beranggung jawab melalui pertemuan terencana untuk untuk membahas masalah
akademis
j) Pertemuan perbaikan kelas merupakan strategis pengembangan sikap demokratis dan
bertanggung jawab melalui pertemuan kelas untuk membahas atau memecahkan masalah
yang menyanglut kehidupan siswa di kelasnya atau lingkungan sekolahnya
k) Pertemua tindak lanjut merupakan strategi pengembangan sikap demokratis dan
bertanggung jawab melalui pertemuan terencana untuk membahas tindak lanjut dari suatu
kegiatan berseri di lingkungan sekolah
l) Pertemuan perencanaan merupakan strategi pengembangan sikap demokratis dan
bertanggung jawab melalui pertemuan terencana untuk menyusun rencana bersama.
m)Pertemuan pengembangan konsep merupakan strategi pengembangan sikap demokratis
dan bertanggung jawab melalui pertemuan terencana untuk menyusun suatu gagasan baru
yang dimaksudkan untuk mendapatkan bantuan atau menyarankan pemecahan atas
masalah yang cukup pelik.
n) Pembahasan situasi pelik merupakan strategi pengembangan sikap demokratis dan
bertanggung jawab melalui pertemuan untuk memecahkan masalah yang terkait pada
keadaan yang pelik.
o) Kotak saran merupakan strategi pengembangan sikap demokratis dan bertanggung jawab
melalui pengumpulan pendapat secara bebas dan rahasia untuk memecahkan masalah
yang ada di lingkungans ekolah dan lingkungan sekitar
p) Pertemuan dalam pertemuan merupakan strategi pengambangan sikap demokratis dan
bertanggung jawab melalui pertemuan kelompok kecil dalam konteks pertemuan klasikal
atau pertemuan besar.
2. Fungsi dan Peran Sekolah dalam Mengembangkan Warga Negara yang Demokratis
Sekolah sebagai organisasi mempunyai struktur dan kultur. Sebagai bagian dari
struktut birokrasi pendidikan SD merupakan satuanpendidikan dalam lingkungan
pemerintah daerah kabupaten.
Kegiatan Belajar 1
Konsep, Nilai, Moral, dan Norma ( KNMN ) dalam Hubungan Warga Negara
dengan Negara
Konsep adalah pengertian yang menunjukkan kepada sesuatu. Pengertian tersebut dapat
dinyatakan dalam bentuk kata-kata, nama, atau pernyataan. Oleh karena konsep dapat
dinyatakan dengan kata maka ada ahli yang mendefinisikan konsep sebagai kata yang
menunjuk kepada sesuatu.
Nilai adalah sesuatu yang merujuk kepada tuntutan perilaku yang membedakan perbuatan
yang baik dan buruk atau dapat diartikan sebagai kualitas kebaikan yang melekat pada
sesuatu.
Moral adalah keharusan perilaku yang dibawakan oleh nilai.
Norma adalah sumber dasar hokum yang menguatkan kedudukan konsep, nilai, dan moral
serta perilaku yang dilakukan.
Perilaku kita sebagai warga Negara tentu kita memiliki kewajiban dan rasa tanggung
jawab secara moral terhadap Negara.
Dalam aspek berkehidupan berbangsa dan bernegara tentunya sangat luas dan tidak lepas
dari kehidupan yang meliputi berbagai satu kesatuan dibidang politik, ekonomi, sosial, budaya,
dan hankam (GBHN 1993)
Pendidikan politik berdasarkan pancasila dan UUD 1945 perlu lebih ditingkatkan agar
rakyat makin sadar akan hak dan kewajiban sebagai warga Negara sehingga makin mampu ikut
berperan secara aktif dan bertanggung jawab dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara serta untuk lebih memperkokoh persatuan dan kesatuan bangsa.
Dalam pembahasan ini bahwa keikutsertaan rakyat dalam kehidupan bernegara
merupakan hal yang mutlak, dalam pemerintahan demokrasi pancasila terutama dalam
pembangunan. Partisipasi yang diberikan pada Negara tersebut haruslah partisipasi yang tumbuh
karena kesadarannya sendiri, artinya kesadran-kesadaran tentang hak dan kewajibannya sebagai
warga Negara yang dilandasi oleh penghayatan akan nilai-nilai luhur yang menjiwai sitem yang
berlaku. Tentunya kesadaran harus disesuaikan dengan peningkatan kecerdasan.
Hakikat Pembangunan Nasional adalah pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan
pembangunan seluruh masyarakat Indonesia yang mengandung berikut ini:
1. Adanya keselarasan, keserasian, dan kebulatan yang utuh dalam seluruh kegiatan
pembangunan. Meskipun pembangunan ekonomi mendapat tempat utama dalam
pembangunan nasional dewasa ini dan didalam jangka panjang,unsur manusia,unsur sosial
budaya dan unsure lainnya mendapat perhatian seimbang.
2. Pembangunan merata untuk seluruh masyarakat dan seluruh wilayah tanah air.
3. Hal yang ingin dibangun manusia dan masyarakat Indonesia sehingga pembangunan harus
berkepribadian Indonesia dan menghasilkan manusia dan masyarakat maju yang tetap
berkepribadian Indonesia pula.
Pembangunan mengandung arti bahwa warga Negara adalah objek dan subjek
pembangunan karena warga Negara sebagai subjek pembangunan maka warga Negara
sebagai manusia harus diperhitungkan. Oleh karena itu perlu mengajak subjek pembangunan
untuk berpartisipasi aktif dalam pembangunan (Pasaribu: 62).
Modul 8
Kegiatan Belajar 2
Secara kodrati manusia dilahirkan ke bumi ini sebagai makhluk social ( Zoon
Politicon ) yang senantiasa berhubungan dengan manusia lain dan lingkungannya dalam
memenuhi kebutuhan hidupnya.
Salah satu upaya yang dilakukan dalam rangka memenuhi kebutuhan hidupnya manusia
adalah membangun suatu wadah tempat mereka berlindung yang dinamakan Negara.
Menurut Rustandi ( 1988:60 ) “ Warga Negara ialah mereka yang berdasarkan
hukum merupakan anggota dari suatu Negara.Mereka yang tidak termasuk Warga Negara
disebut orang asing, jadi dapat dikatakan sebagai Warga Negara maka seseorang harus
dinyatakan secara legal ( sah ) menjadi Warga Negara.
Orang- orang bangsa Indonesia asli adalah orang – orang yang dilahirkan oleh orang
tua yang berasal dari seluruh wilayah Indonesia yang tersebar dari Sabang sampai
Merauke.
Adanya legalisasi bagi orang- orang yang akan menjadi warga dari suatu Negara
membawa konsekuensi logis bahwa orang yang menjadi Warga Negara setelah disahkan
UU akan memiliki hak –hak dan kewajiban sebagai Warga Negara.
Ciri- ciri Warga Negara yang baik dapat dilukiskan yaitu Warga Negara yang
patriotik, loyal terhadap bangsa dan Negara, toleran, beragama, demokratis ,Warga
Negara yang Pancasilais Sejati.
Kegiatan Belajar 3
Bela Negara dapat terwujud bila dilandasi oleh adanya tekad, sikap dan tindakan
Warga Negara yang teratur, menyeluruh, terpadu dan berlanjut didasarkan oleh :
Ketahanan Nasional adalah kondisi dinamis yang merupakan integrasi dari kondisi
tiap aspek kehidupan bangsa dan Negara.
HANKAMNAS adalah upaya rakyat semesta yang merupakn salah satu fungsi
utama Pemerintah Negara dalam rangka Penegakan Ketahanan Nasional, dengan tujuan
mencapai keamanan Bangsa dan Negara serta Keamanan Perjuangan Nasional.
Cinta tanah air yaitu mengenal dan mencintai wilayah Nasionalnya sehingga selalu
waspada serta siap membaca tanah air Indonesia terhadap segala bentuk ancaman,
tantangan, hambatan dan gangguan yang dapat membahayakan kelangsungan hidup
bangsa dan Negara oleh siapapun dan dari manapun.
Yakin akan kesaktian Pancasila sebagai satu –satunya falsafah dan ideology
bangsa dan Negara.
Rela berkorban untuk Bangsa dan Negara : rela mengorbankan waktu, tenaga,
pikiran dan harta benda untuk kepentingan umum, siap mengorbankan jiwa raga bagi
kepentingan Bangsa dan Negara.
Kemampuan awal bela Negara secara psikis memiliki sifat displin, ulet dan kerja
keras sedangkan secara fisik memiliki kondisi kesehatan, keterampilan jasmani untuk
mendukung kemampuan awal bela Negara.
Jadi pengertian Bela Negara yang dimaksud pasal 30 ayat 1 buka berate masing-
masing Warga Negara ahrus dibekali senjata tetapi partisipasi aktif warga Negara yang
sangat diharapkan.
PERTANYAAN
MODUL 7 KB 3
MODUL 8 KB 1
2. Contohkan konsep nilai, moral dan norma sebagai warga dengan negara ? dan
hubungannya itu seperti apa mohon penjelasannya !
Jawaban :
Contohnya misal yang norma, untuk norma hukum sebagai warga kita harus taat hukum
seperti membayar pajak, tidak melakukan tindak kriminal. Untuk moral .
Perilaku kita sebagai warga Negara tentu kita memiliki kewajiban dan rasa tanggung
jawab secara moral terhadap Negara.
Dalam aspek berkehidupan berbangsa dan bernegara tentunya sangat luas dan tidak lepas
dari kehidupan yang meliputi berbagai satu kesatuan dibidang politik, ekonomi, sosial, budaya,
dan hankam (GBHN 1993)
Pendidikan politik berdasarkan pancasila dan UUD 1945 perlu lebih ditingkatkan agar
rakyat makin sadar akan hak dan kewajiban sebagai warga Negara sehingga makin mampu ikut
berperan secara aktif dan bertanggung jawab dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara serta untuk lebih memperkokoh persatuan dan kesatuan bangsa. Dalam pembahasan
ini bahwa keikutsertaan rakyat dalam kehidupan bernegara merupakan hal yang mutlak, dalam
pemerintahan demokrasi pancasila terutama dalam pembangunan. Partisipasi yang diberikan
pada Negara tersebut haruslah partisipasi yang tumbuh karena kesadarannya sendiri, artinya
kesadran-kesadaran tentang hak dan kewajibannya sebagai warga Negara yang dilandasi oleh
penghayatan akan nilai-nilai luhur yang menjiwai sitem yang berlaku. Tentunya kesadaran harus
disesuaikan dengan peningkatan kecerdasan.
Hakikat Pembangunan Nasional adalah pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan
pembangunan seluruh masyarakat Indonesia yang mengandung berikut ini:
1. Adanya keselarasan, keserasian, dan kebulatan yang utuh dalam seluruh kegiatan pembangunan.
Meskipun pembangunan ekonomi mendapat tempat utama dalam pembangunan nasional dewasa
ini dan didalam jangka panjang,unsur manusia,unsur sosial budaya dan unsure lainnya mendapat
perhatian seimbang.
2. Pembangunan merata untuk seluruh masyarakat dan seluruh wilayah tanah air.
3. Hal yang ingin dibangun manusia dan masyarakat Indonesia sehingga pembangunan harus
berkepribadian Indonesia dan menghasilkan manusia dan masyarakat maju yang tetap
berkepribadian Indonesia pula.
Pembangunan mengandung arti bahwa warga Negara adalah objek dan subjek
pembangunan karena warga Negara sebagai subjek pembangunan maka warga Negara sebagai
manusia harus diperhitungkan. Oleh karena itu perlu mengajak subjek pembangunan untuk
berpartisipasi aktif dalam pembangunan (pasaribu:62)
Dalam rangka ajakan ini para pemimpin diharapkan memiliki persepsi yang tajam guna
mendeteksi keinginan msyarakat untuk menggerakan partisipasi masyarakat. Walaupun
bagaimana bahwa pembangunan adalah usaha rakyat. Masyarakat sebanyak mungkin ikut serta
dengan pemerintah untuk memberikan bantuan guna meningkatkan, memperlancar,
mempercepat, dan menjamin berhasilnya pembangunan. Keberhasilan pembangunan ditentukan
oleh partisipasi unsur masyarakat.