Anda di halaman 1dari 120

Kelompok 1 :

1. 1. Selvia Anggraeni (857698021)


2. 2. Nurul Hidayah (857698189)
3. 3. Afrelia Eka Safitri (857698458)
4. 4. Wildah Syahidah (857706974)
5. 5. Mega Kurniasih Jayanti (857698236)

Pengampu :
Drs. M. Mujiyanto, M. Pd
MODUL 1.
HAKIKAT, FUNGSI, DAN TUJUAN
PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DI SD
PENDAHULUAN

• Dalam modul ini kita akan belajar tentang ciri – ciri pokok atau karakteristik dari
mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di Sekolah Dasar.

• Target Modul :
• Menjelaskan hakikat, fungsi, dan tujuan PKn di SD
• Menjelaskan ruang lingkup PKn di SD
• Menguraikan tuntutan pedagogis PKn di SD
PETA KONSEP
KB 1. HAKIKAT, FUNGSI, DAN TUJUAN PKn DI SD
A. HAKIKAT
Apabila dikaji secara historis-kurikuler, perkembangan
Kurikulum SD sejak tahun 1946 hingga saat ini, yaitu :
Kurikulum tahun 1946, 1957, dan 1961 dikemas dalam Pengetahuan Umum di SD atau Tata Negara di
SMP dan SMA,

Kurikulum SD tahun 1968 dikenal dengan PKN (Pendidikan Kewargaan Negara) yang mencakup
Sejarah Indonesia, Geografi, dan Civics,

Kurikulum SD 1975 dan 1984 dinamakan PMP (Pendidikan Moral Pancasila),


Kurikulum SD 1994 dinamakan PPKN (Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan) mencakup
konsep dan nilai Pancasila sesuai dengan UU Sistem Pendidikan Nasional No.2 Tahun 1989

Pada tahun 2003 sesuai Undang – Undang sisdiknas No.20 Tahun 2003, secara hukum istilah PPKn
berubah menjadi Pendidikan Kewarganegaraan. Sehingga di SD Mata pelajaran tersebut menjadi
Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan
Terdapat 2 Istilah Penting yang Perlu di perhatikan,
yaitu :
Kewargaannegara dan Kewarganegaraan

merupakan terjemahan dari digunakan dalam


“Civics” yang merupakan mata perundangan
pelajaran sosial yang bertujuan mengenai status
membina dan mengembangkan formal warga negara
anak didik agar menjadi warga dalam suatu negara
Negara yang baik (good citizen)
Saat ini, kedua konsep tersebut digunakan secara
bersama – sama dengan istilah
KEWARGANEGARAAN
yang secara umum diartikan sebagai hal – hal yang
terkait pada status hukum (legal standing) dan
karakter warga Negara.
Perundang – undangan Kewarganegaraan untuk
status warga negara dan pendidikan
kewarganegaraan untuk program pengembangan
karakter warga negara secara kurikuler
B. Fungsi dan Tujuan PKn di SD
• Pembelajaran PKn berfungsi penting dalam proses

pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik


sepanjang hayat, karena akan memberikan suasana
kualitas tumbuh kembang peserta didik untuk berperan
sebagai warga negara yang demokratis serta
bertanggung jawab dengan sikap dan akhlak mulia,
kesehatan, ilmu, kecakapan, kreativitas, dan
kemandirian sesuai dengan isi Pasal 3 UU Sisdiknas No.
20 Tahun 2003
•Pembelajaran PKn bertujuan melatih diri
sebagai warga negara yang demokratis dan
membangun kehidupan yang lebih
demokratis sesuai konsep nilai serta moral
dan norma yang terkandung dalam Pancasila
dan UUD 1945
KB. 2 Ruang Lingkup PKn di SD
Struktur Kurikulum SD/MI

Secara umum PKn di SD bertujuan untuk mengembangkan kemampuan


1. Berpikir secara kritis, rasional, dan kreatif dalam menanggapi isu
kewarganegaraan;
2. Berpartisipasi secara aktif dan bertanggung jawab, dan bertindak secara cerdas
dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, serta antikorupsi;
3. Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri berdasarkan
karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup bersama dengan
bangsa-bangsa lainnya;
4. Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia secara
langsung atau tidak langsung dengan memanfaatkan teknologi informasi dan
komunikasi.
• Struktur kurikulum disusun berdasarkan standar kompetensi lulusan dan standar
kompetensi mata pelajaran dengan ketentuan sebagai berikut :
1. Kurikulum SD/MI memuat 8 mata pelajaran, muatan local, dan pengembangan
diri.
2. Substansi mata pelajaran IPA dan IPS pada SD/MI merupakan “IPA Terpadu” dan
“IPS Terpadu”.
3. Pembelajaran Kelas I s.d III melalui pendekatan tematik sedangkan Kelas IV s.d
VI melalui pendekatan mata pelajaran.
4. Jam pelajaran untuk setiap mata pelajaran dialokasikan sebagaimana tertera
dalam struktur kurikulum. Satuan pendidikan dimungkinkan menambah
maksimum 4 jam pembelajaran per minggu secara keseluruhan.
5. 1 (satu) jam pembelajaran adalah 35 menit.
6. Minggu efektif 1 (satu) tahun pelajaran 2 (dua) semester adalah 34-38 minggu.
Berdasarkan Permendiknas No. 22 Tahun 2006
ruang lingkup mata pelajaran PKn untuk
pendidikan dasar dan menengah secara umum
meliputi aspek-aspek sebagai berikut yaitu :
1. Persatuan dan Kesatuan Bangsa
Meliputi hidup rukun dalam perbedaan, cinta lingkungan, kebanggaan sebagai
bangsa Indonesia, sumpah pemuda, keutuhan NKRI, partisipasi dalam pembelaan
negara, sikap positif terhadap NKRI, keterbukaan dan jaminan keadilan.
 
2. Norma, Hukum, dan Peraturan
Meliputi tertib dalam kehidupan keluarga, tata tertib di sekolah, norma yang
berlaku di masyarakat, peraturan-peraturan daerah, norma-norma dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara, sistem hokum dan peradilan nasional,
hukum dan peradilan internasional.
3. Hak Asasi Manusia
Meliputi Hak dan kewajiban anak, hak dan kewajiban anggota masyarakat, instrument
nasional dan internasional HAM, pemajuan, penghormatan dan perlindungan HAM.

4. Kebutuhan Warga Negara


Meliputi hidup gotong-royong , harga diri sebagai warga masyarakat, kebebasan
berorganisasi, kemerdekaan mengeluarkan pendapat, menghargai keputusan bersama,
prestasi diri, persamaan kedudukan warga negara.

5. Konstitusi Negara
Meliputi proklamasi kemerdekaan dan konstitusi yang pertama, konstitusi-konstitusi yang
pernah digunakan di Indonesia, hubungan dasar negara dengan konstitusi.
6. Kekuatan dan Politik
Meliputi pemerintahan desa dan kecamatan, pemerintahan daerah dan otonomi,
pemerintahan pusat, demokrasi dan sistem politik, budaya politik, budaya demokrasi
menuju masyarakat madani, sistem pemerintahan, pers dalam masyarakat demokrasi.

7. Pancasila
Meliputi kedudukan Pancasila sebagai dasar negara dan ideology negara, proses
perumusan Pancasila sebagai dasar negara, pengalaman nilai-nilai Pancasila dalam
kehidupan sehari-hari, Pancasila sebagai ideology terbuka.

8. Globalisasi
Meliputi globalisasi di lingkungannya, politik luar negeri Indonesia di era globalisasi,
dampak globalisasi, hubungan internasional dan organisasi internasional, dan
mengevaluasi glabalisasi.
KB. 3 Tuntutan Pedagogis PKn di SD
• Istilah pedagogis diserap dari bahasa Inggris paedagogical. Sesungguhnya akar
katanya adalah paes dan ago (bahasa latin), artinya saya membimbing. Kemudian
muncul istilah paedagogy yang artinya ilmu mendidik atau ilmu pendidikan
(Purbakawatja 1956).

• Tuntungan pedagogis diartikan sebagai pengalaman belajar yang diperlukan untuk


mencapai tujuan pendidikan kewarganegara, dalam pengertian ketuntasan
penguasaan kompetensi kewarganegaraan yang tersurat dan tersirat dalam
lingkup isi dan kompetensi dasar.
PKn merupakan mata pelajaran dengan visi utama sebagai pendidikan
demokrasi yang bersifat multidimensional. Namun yang paling menonjol dalam
Pendidikan PKn adalah pendidikan nilai dan pendidikan moral. Alasannya antara lain
sebagai berikut :

• Materi PPKn adalah konsep – konsep nilai Pancasila dan UUD 1945 beserta
dinamika perwujudan dalam kehidupan masyarakat Negara Indonesia.
• Sasaran belajar akhir PKn adalah perwujudan nilai – nilai tersebut dalam perilaku
nyata kehidupan sehari – hari.
• Proses pembelajarannya menunutut terlibatnya emosional, intelektual, dan social
peserta didik dan guru sehingga nilai – nilai itu tidak hanya dipelajari melainkan
juga dihayati dan dilaksanakan.
Setiap konsep nilai Pancasila yang telah dirumuskan sebagai butir materi PKn
pada dasarnya harus memiliki aspek konsep moral, sikap moral, dan perilaku
moral.
Konsep Moral
• Kesadaran perlunya tenggang rasa Perilaku Moral
• Pemahaman tentang tenggang rasa • kemampuan menenggang rasa orang
• Manfaat tenggang rasa di masa depan lain
• • kemauan menenggangkan rasa orang
Alasan perlunya saling menenggang rasa

lain
Bagaimana memilih cara menenggang rasa
• kebiasaan menenggang rasa orang lain
• Penilaian diri sendiri mengenai tenggang rasa

Sikap Moral
• Kata hati kita tentang orang lain
• Rasa percaya diri kita dalam berhadapan
dengan orang lain
• empati kita mengenai orang lain
• cinta kita terhadap tenggang rasa
• pengendalian diri kita untuk orang lain
• rasa hormat kita kepada orang lain
Dari pembahasan mengenai PKn sebagai pendidikan nilai dan
moral dikaitkan dengan konsep pendidikan watak, dapat kita
simpulkan :
• PKn sebagai mata pelajaran yang memiliki aspek utama
sebagai pendidikan nilai dan moral pada akhirnya akan
bermuara pada pengembangan watak atau karakter peserta
didik sesuai dengan dan merujuk kepada nilai – nilai dan moral
Pancasila.
• Nilai dan moral Pancasila dan UUD 1945 dapat dikembangkan
dalam diri peserta didik melalui pengembangan konsep moral,
sikap moral, dan perilaku moral setiap rumusan butir nilai yang
telah dipilih sebagai materi PPKn.
MODUL 2
KARAKTERISTIK PKN SEBAGAI
PENDIDIKAN NILAI DAN MORAL
PENDAHULUAN

• Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) merupakan mata


pelajaran yang salah satu misinya yaitu sebagai
pendidikan nilai.

• TARGET MODUL  mahasiswa sebagai calon guru


diharapkan mampu menjelaskan hakikat PKn sebagai
pendidikan nilai untuk dunia persekolahan.
KB 1 : Pendekatan PKn sebagai
Pendidikan Nilai dan Moral di SD
Makna Pendidikan Nilai
Dalam Pasal 1 butir 1 UU Sidikan 20/2003
“Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik
secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan
dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara.”
Misi PKn sebagai Pendidikan Nilai dan Moral

• Pasal 37 ayat (3) Undang-Undang RI No.20 Tahun 2003  mengemangkan misi


agar peserta didik memiliki rasa kebangsaan dan rasa cinta tanah air

• Pembukaan UUD 1945 alinea keempat  mencerdaskan kehidupan bangsa

• Menurut Sanusi dalam Winataputra (2001)  Secara psikologis dan social cerdas
itu bukanlah hanya cerdas rasional tetapi juga cerdas emosional, cerdas sosial,
dan cerdas spiritual.
Hal yang perlu dikembangkan dalam pendidikan nilai
adalah nilai karakter, yang meliputi beberapa dimensi :

• Dimensi Wawasan Moral


• Dimensi Perasaan Moral
• Dimensi Perilaku Moral
Alasan pendidikan nilai/moral perlu diberikan di sekolah-sekolah Indonesia

• Secara praktis  menanamkan sikap dan perilaku sehari-hari yang


ssesuai dengan nilai Pancasila baik sebagai pribadi maupun sebagai anggota
masyarakat dan memberikan bekal kemampuan untuk mengikuti pendidikan di
SMP (Sekolah Menengah Pertama).
• Secara konstitusional demokrasi Indonesia 
menanamkan nilai-nilai keagamaan, nilai-nilai demokrasi yang ber Ketuhanan
Yang Maha Esa dan nilai sosial kultural yang berbhineka tunggal ika.
KB 2 : Pendidikan Nilai dan Moral dalam Standar Isi PKn di SD

• Materi PKn yang diajarkan di SD berpedoman pada Peraturan Menteri


Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006
• Adapun nilai dan moral yang termasuk dalam substransi kurikuler yaitu :
1. Persatuan dan Kesatuan bangsa,
2. Norma, hukum, dan peraturan
3. Hak Asasi Manusia
4. Kebutuhan warga Negara Khusus untuk SD/MI lingkup isi Pendidikan
5. Konstitusi Negara Kewarganegaraan dikemas dalam Standar
Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD)
6. Kekuasaan dan Politik
7. Pancasila Tiap kelas memiliki SK&KD masing-masing
8. Globalisasi
KB 3 : Hubungan Interaktif Pengembangan Nilai Dan Moral Dalam PKn SD

A. Konsep Hubungan Interaktif Antara Pengembangan


Nilai Dan Moral Dalam Proses Pendidikan PKn
Dilihat dari dua paradigma  kontekstual dan operasional.

Secara operasional  individu mengerti dan memiliki komitmen terhadap


fondasi moral demokrasi

Secara kontekstual  berpegang pada teori perkembangan moral Piaget


dan Kohlberg
B. Perkembangan Nilai Moral Dalam Diri Individu

1. Tahapan Perkembangan Moral Jean Piaget

Tahapan pada domain kesadaran mengenai aturan


• Usia 0-2 tahun : aturan tidak bersifat memaksa
• Usia 2-8 tahun : aturan bersifat sacral dan diterima tanpa pemikiran
• Usia 8-12 tahun : aturan diterima sebagai hasil kesepakatan

Tahapan pada domain pelaksanaan aturan


• Usia 0-2 tahun : aturan yang dilakukan bersift motrik saja
• Usia 2-6 tahun : aturan yang dilakukan sebagai perilaku yang berorientasi pada diri sendiri
• Usia 6-10 tahun : aturan diterima sebagai perwujudan dari kesepakatan
• Usia 10-12 tahun : aturan diterima sebagai ketentuan yang sudah dihimpun
2. Tahapan Perkembangan Moral Kohlberg

• Tingkat I : Prakonvensional
Tahap I : Orientasi hukuman dan kepatuhan  baik : hadiah, buruk : hukuman
Tahap II : Orientasi intrmental nisbi  baik : ketika orang lain berbuat hal yang sama

• Tingkat II : Konvensional
Tahap III : Orientasi kesepakatan timbal balik  baik :karena dianggap baik oleh orang
lain
Tahap IV : Orientasi hukum dan ketertiban  baik : ketika ada dalam hokum masyarakat

• Tingkat III : Poskonvensional


Tahap V : Orientasi kontrak sosial legalistic  baik : diterma sebagai kesepakatan umum
Tahap VI : Orientasi prinsip etika universal  baik : sesuai prinsip etika yang bersifat
universal dari mana norma dan aturan dijabarkan.
c. Persamaan Teori Perkembangan Moral Piaget Dan
Kohlberg

Dua teori tersebut menitikberatkan pada



pengendaliantperilaku dan
mengabaikan pertimbangan bahwa di
dunia ini ada nilai religious yang
melandasi kehidupan individu dan
masyarakat yang tidak bisa sepenuhnya
didekati secara rasional.
TERIMA
KASIH
KELOMPOK 2
MODUL 3 & 4
 
PEMBELAJARAN PKN DI SD

• DISUSUN OLEH
•  
• FATKHUL RIBKHAH NIM. 857698741
• NAELY FAJRIYAH HASAN NIM. 857698806
• KRISTIYANI NIM. 857705102
• YUNIKA SARASWATI NIM. 857703162
• MYA NOVITASARI NIM. 857698014
MODUL 3
KETERKAITAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DENGAN IPS DAN
MATA PELAJARAN LAIN

Kegiatan Belajar 1

Tujuan mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan:

• Berfikir kritis, rasional, dan kreatif dalam menanggapi isu kewarganegaraan

• Berpartisipasi aktif, bertanggung jawab, dan bertindak secara cerdas dalam kegiatan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

• Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk karakter masyarakat Indonesia

• Berinterksi dengan negara-negara lain dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi.
Karakteristik Pendidikan Kewarganegaraan antara lain:

• Civic Intellegence yaitu kecerdasan dan daya nalar warga negara baik dalam dimensi
spiritual, rasional, emosional, maupun sosial.

• Civic Responsbility yaitu kesadaran akan hak dan kewajiban sebaga warga negara yang
bertanggung jawab

• Civic Participation yaitu kemampuan berpartisipasi warga negara atas dasar tanggung
jawabnya, bai secara individual dan sosial.
Pendidikan Kewarganegaraan sebagai Mata Pelajaran SD secara umum memiliki fungsi dan konsep
utama sebagai berikut:

• Sebagai Pendidikan nilai dan moral Pancasila

• Sebagai Pendidikan Politik

• Sebagai Pendidikan Kewarganegaraan

• Sebagai Pendidikan Hukum dan Kemasyarakatan.


Kegiatan belajar 2
Keterkaitan antara Pendidikan Kewarganegaraan dan IPS

Bidang Studi Pendidikan Kewarganegaraan memiliki keterkaitan dengan bidang studi lainnya
khususnya IPS. Dikatakan demikian karena sebelum menjadi Studi Pendidikan
Kewarganegaraan, dalam Kurikulum tahun 1994 diberi nama Studi Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan. Menurut versi Kurikulum tahun 1975 dan kurikulum tahun 1984 Bidang Studi
Pendidikan Kewarganegaraan adalah bagian dari IPS yang erat kaitannya dengan Pancasila,
Undang-undang Dasar 1945 dan hal-hal yang menyangkut negara serta pemerintahan.
Bagian yang erat kaitannya dengan Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945 antara lain
UUD 1945 dan Pancasila, Pemerintahan Negara RI yang meliputi Pemerintahan Pusat dan
Daerah, MPR, DPR, Demokrasi Pancasila, hak dan kewajiban warga negara, musyawarah dan
mufakat.
Pembelajaran Terpadu dalam Pendidikan
Kewarganegaraan
Pengertian pembelajaran terpadu dapat dilihat sebagai berikut:
• Pembelajaran yang beranjak dari satu tema tertentu sebagai pusat perhatian (center of interest)
yang digunakan untuk memahami konsep lain baik dari bidang studi yang bersangkutan maupun
bidang studi lain.
• Suatu pendekatan pembelajaran yang menghubungkan berbagai bidang studi yang
mencerminkan dunia nyata dan perkembangan anak
• Suatu cara untuk mengembangkan pengetahuan dan ketrampilan anak
• Merakit dan menggabungkan sejumlah konsep dalam beberapa bidang studi yang berbeda
dengan harapan anak belajar lebih bermakna.
Pembelajaran terpadu bukan merupakan hal yang baru, khususnya dalam bidang Studi
Pendidikan Kewarganegaraan jika dihubungkan dengan hubungan historis dan akademik
dengan studi sosial atau biasa di kenal dengan Ilmu Pengetahuan Sosial. Dikatakan
demikian karena untuk satuan pendidikan SD pendekatan pengajaran yang paling tepat
adalah pendekatan terpadu karena pada umumnya guru SD adalah guru kelas
Kegiatan belajar 3

Hubungan bidang studi pendidikan


kewarganegaraan dengan mata pelajaran
lainnya
Hubungan bidang studi pendidikan kewarganegaraan dengan mata
pelajaran lainnya dapat disebut dengan model pembelajaran terpadu

Hubungan tersebut dapat dilakukan dengan model sebagai berikut


• Model Conneted
• Model Webbed
• Model Integrated
MODUL 4
Konsep dan Prinsip Kepribadian Nasional

1. Keanekaragama Bangsa Indonesia Sebagai Kepribadian Nasional


2. Latar Belakang Kemajemukan Bangsa Indonesia
3. Keanekaragaman Kebudayaan Yang Merupakan Unsur Kebangsaan dan
Kepribadian Nasional
4. Bhineka Tunggal Ika dan Integrasi Nasional.
5. Landasan Hukum Bhineka Tunggal Ika
6. Misi Bangsa Indonesia Di Era Global
1. Keanekaragama Bangsa Indonesia Sebagai Kepribadian Nasional

Indonesia merupkan bangsa yang majemuk , dapat dilihat dari


dua sudut pandang yaitu secara horizontal dan vertikal.
a. Perbedaan Fisik
b. Perbedaan Suku Bangsa
c. Perbedaan Agama Perbedaan Jenis Kelamin
Secara Vertikal: menujukkan adanya tingkatan contoh. Adanya
tingkat pendidikan SD, SMP,SMA dan Perguruan Tinggi.
2. Latar Belakang Kemajemukan Bangsa Indonesia

Latar belakang historik , nenek moyang bangsa indonesia


berasal dari yunan( Cina Selatan)
Secara geografis, kepulauan indonesia berbeda, seperti
perbedaab iklim, curah hujan, suku, kelembaban,udara, jenis
tanah, dan moroogiaa air, flora dan fauna.
Secara sosiologi dan kultural, dampak teknologi manusia yang
berkembang selama berabad-abad menghasilkan peradapan
yang berbeda.
3. Keanekaragaman Kebudayaan Yang Merupakan Unsur Kebangsaan dan
Kepribadian Nasional

a. Kebudayaan dairah sebagai Unsur Kebudayaan Nasional


b. Pengenalan Keanekaragaman Budaya di Indonesia
c. Suku-suku bangsa Indonesia
d. Budaya daerah
4. Bhineka Tunggal Ika dan Integritas Nasional

Di latarbelakangi oleh keanekaragaman suku bangsa indonesia


yang ingin bersatu dalam wadah negara kesatuan RI. Untuk
mewujudkan suatu kesatuan nasional tersebut dikenal dengan
istilah Integrasi Nasional ysuatu proses dan hasil kehidupan
sosial yang dicapai: akomodasi, kerja sama, koodinasi, dan
asimilasi.
5. Landasan Hukum Bhineka Tunggal Ika

a. Pancasila sila 3: persatuan Indonesia


b. Pembukaan UUD 1945 alinea kedua
c. Batang Tubuh UUD 1945
d. Pembinaan Kebudayaan
6. Misi Bangsa Idonesia di Era Global

a. Pengamalan pancasila secara kosisten dlm kehidupan


bermasyarakat, berbangsa, dan beragama.
b. Penegakan kedaulatan rakyat
c. Peningkatan Pengalaman ajaran agama
d. Menjamin kondisi aman, damai, tertib, dan ketentraman
masyarakat.
e. Perwujudan sistem hukum nasional
f. Perwujudan kehidupan sosial budaya
Kegiatan Belajar 2
Konsep dan Prinsip Semangat Kebangsaan
 
A. PENGERTIAN DAN UNSUR TERBENTUKNYA BANGSA
Definisi bangsa adalah sekelompok manusia yang memiliki cita-cita
bersama, memilki sejarah hidup bersama, memiliki adat, budaya, dan
kebiasaan yang sama, menempati suatu wilayah tertentu, terorganisasi,
serta pemerintahahannya yang berdaulat.
Unsur-unsur penting bagi pembentukan bangsa Indonesia
yaitu :
1. Persamaan asal keturunan bangsa
2. Persamaan pola kebudayaan
3. Persamaan tempat tinggal
4. Persamaan nasib sejarah
5. Persamaan cita-cita
B. Menunjukkan Semangat Kebangsaan (nasionalisme)
Nasionalime merupakan suatu paham kebangsaan yang
didasarkan pada adanya rasa cinta tanah air untuk mencapai,
mempertahankan, mengabdikan dan integrasi kekuatan
bangsanya
C. Paham yang Bertentangan dengan Nasionalisme
Paham yang bertentangan dengan nasionalisme yaitu :
1. Suknisme
2. Chauvinisme
3. Ekstremisme
4. Kedaerahan.
D. Patriotisme Sebagai Wujud Sikap dan Perilaku Kebangsaan
Patriotisme diartikan pembela tanah air yang mempunyai
semangat, sikap dan perilaku cinta tanah air dimana
mengorbankan segalanya bahkan jiwanya untuk kemajuan,
kejayaan, dan kemakmuran tanah air
E. Nilai-nilai semangat Kebangsaan
Nilai-nilai yang terdapat dalam perjuangan bangsa
indonesia yaitu:
1. Nilai persatuan
2. Kecintaan
3. Kebangsaan
4. pengorbanan
Kegiatan Belajar 3
Konsep serta Prinsip Cinta Tanah Air dan Bela Negara
A. Konsep dan Prinsip Cinta Tanah Air
Cinta tanah air dan bangsa merupakan sikap batin yang di
landasi oleh ketulusan dan keikhlasan yang diwujudkan dalam
perbuatan demi kejayaan tanah air dan kebahagiaan bangsa.
Konsep Serta Prinsip Cinta Tanah Air dan Bela Negara

A. Konsep dan Prinsip Cinta Tanah Air


Cinta tanah air merupakan suatu sikap batin yang dilandasi oleh ketulusan dan
keikhlasan yang diwujudkan dalam perbuatan demi kejayaan tanah air dan bangsa.
B. Konsep dan Prinsip Bela Negara
Upaya bela negara adalah sikap dan perilaku warga negara yang dijiwai oleh
kecintaannya pada negara kesatuan RI yang berdasarkan pancasila dan UUD 1945
dalam menjamin kelangsungan hidup bangsa dan negara.
MODUL 5

KONSEP HAK ASASI MANUSIA (HAM)


DALAM UNDANG-UNDANG DASAR 1945

KELOMPOK 3:

ARIF DERMAWAN 857698401


FARKHATU SIKHA 857698393
NISA ERLINDA 857698426
ROIKHATUL JANNAH 857705166
MODUL 5

PENGERTIAN HAM

Deklarasi Universal HAM (Universal Declaration of Human


Right) yang dicetuskan pada tanggal 10 Desember 1948
telah merumuskan pengertian HAM, yaitu merupakan
pengakuan akan martabat dan harkat manusia yang
menyatu dalam diri setiap manusia yang meliputi
kebebasan, keadilan dan perdamaian dunia.
MODUL 5

Konsep HAM

Kodrat Hakiki Nilai HAM

Tidak membeda-
bedakan manusia yang Tidak dapat di cabut Kebebasan/ Kemanusiaan/per
satu dengan yang lainnya
kemerdekaan damaian

Keadilan/
kesederajatan/pers
amaan
MODUL 5

HAM dalam Undang-undang Dasar 1945

Hak mengembangkan diri Hak untuk hidup


Jaminan HAM
dalam UUD Hak berkeluarga dan melanjutkan
Hak atas kebebasan pribadi
1945 dan keturunan
penjabarannya
dalam UU Hak turut serta dalam pemerintahan Hak atas rasa aman
No.39 Tahun
1999, secara Hak memperoleh keadilan Hak atas kesejahteraan
garis besar,
meliputi : Hak wanita Hak anak
MODUL 5

- Undang-undang RI No. 7 Tahun 1984 tentang ratifikasi Konvensi PBB tentang Penghapusan
segala bentuk diskriminasi terhadap perempuan.
- Keputusan Presiden No. 36 Tahun 1990 tentang Pengesahan Konvensi tentang Hak-hak
Anak (Convention on the Rights of the Child).
- Majelis Umum PBB dalam sidangnya yang ke 44 pada bulan Desember 1989 telah berhasil
menyepakati sebuah Resolusi yakni Resolusi MU PB No. 44/25 tanggal 5 Desember 1989
tentang pengertian anak, Konvensi menekankan pada faktor umur yakni setiap orang yang
masih berumur di bawah 18 tahun.
- Deklarasi PBB mengenai Hak-hak Anak tahun 1959 (Declaration on the Rights of the Child of
1959) dan deklarasi PBB tentang Tahun anak-anak Internasional
- Undang-undang RI No. 8 Tahun 1998 tentang pengesahan Konvensi Menentang Penyiksaan
dan Perlakuan atau penghukuman lain yang Kejam, Tidak Manusiawi, atau Merendahkan
Martabat Manusia.
MODUL 5

Kasus-kasus yang Berkaitan dengan HAM

Dalam upaya penegakan HAM telah ditemui berbagai kendala yang


merupakan tantangan untuk dipecahkan bersama. Kendala tersebut di
antaranya paradigma pelanggaran HAM dalam dataran kebijakan politik selalu
berbeda dengan paradigma hukum. Pelanggaran HAM yang ditetapkan DPR,
misalnya berbeda secara teoretis dan fakta-fakta hukum di mata hakim AdHoc
HAM.
MODUL 6

KONSEP PENEGAKAN HUKUM DI


INDONESIA

KELOMPOK 3:

ARIF DERMAWAN 857698401


FARKHATU SIKHA 857698393
NISA ERLINDA 857698426
ROIKHATUL JANNAH 857705166
MODUL 6

KONSEP PENEGAKAN HUKUM DI INDONESIA

Pengertian Hukum
Hukum adalah himpunan peraturan-peraturan hidup yang bersifat memaksa, berisikan suatu
perintah, larangan atau izin untuk berbuat atau tidak berbuat sesuatu serta dengan maksud
untuk mengatur tata tertib dalam kehidupan masyarakat.
Adapun hukum itu meliputi beberapa unsur, yaitu sebagai berikut:
1. Peraturan mengenai tingkah laku manusia dalam pergaulan masyarakat.
2. Peraturan itu diadakan oleh badan-badan resmi yang berwajib.
3. Peraturan itu bersifat memaksa.
4. Sanksi terhadap pelanggaran peraturan tersebut adalah tegas.
MODUL 6

Konsep Negara Hukum Menurut Para Ahli

Konsepsi negara hukum yang dikemukakan oleh F.J. Stahl adalah “Negara
Kesejahteraan” atau Welvaarstaat (Belanda), Social Service State (Inggris).
Beliau mengatakan sebagai elemen dari negara hukum, antara lain:

1. Adanya jaminan atau hak dasar manusia;


2. Adanya pembagian kekuasaan;
3. Pemerintahan berdasarkan peraturan-peraturan hukum;
4. Adanya peradilan administrasi negara.
MODUL 6

Macam-macam Pembagian Hukum

1. Hukum menurut sumbernya


2. Hukum menurut bentuknya
3. Hukum menurut tempat berlakunya
4. Hukum menurut berlakunya
5. Hukum cara mempertahankan, menurut fungsinya
6. Hukum menurut sifat atau daya kerjanya atau sanksinya
7. Hukum menurut isinya
MODUL 6

Penegakan Hukum di Indonesia

Klasifikasi hukum ditinjau dari sumber hukum:


Hukum undang-undang
Hukum persetujuan
Hukum traktat (perjanjian antar negara)
Hukum kebiasaan dan hukum adat
Hukum yutisprudensi
Klasifikasi hukum ditinjau dari kepentingan yang diatur:
Hukum privat (hukum perdata, hukum dagang, hukum privat internasional)
Hukum publik (hukum tata negara, hukum tata usaha negara, hukum antarnegara,
hukum pidana, hukum acara pidana, hukum acara perdata, hukum (acara) pengadilan
tata usuaha negara)
MODUL 6

Penegakan Hukum di Indonesia

Lembaga penegak hukum

Kejaksaan

Kehakiman

Kepolisisan
MODUL 6

Kasus- kasus yang Berkaitan dengan Hukum

Kasus pencurian uang melalui


Kasus perampokan
ATM
SEKIAN DAN TERIMAKASIH 
RESUME
MODUL
  7
 
 
 
Mata Kuliah : Pembelajaran PKN di SD

Kode MK :PDGK4201

Di susun Oleh :

Iszati ( 857703979 )
Muchamad Misbah ( 857698243 )
Purbosari ( 857705958 )
MODUL 7
KONSEP DAN PRAKTIK DEMOKRASI SERTA
Kegiatan Belajar 1 PENDIDIKAN DEMOKRASI
Konsep Demokrasi

Konsep demokrasi secara etimologi berarti rakyat berkuasa atau "government or rule by the people" (Budiardjo,
1992:50). Konsep demokrasi menurut The Advanced Leaner's Dictionary of Current English bahwa negara dengan
prinsip pemerintahannya yang ditandai oleh adanya partisipasi warga negara yang sudah dewasa ikut berpartisipasi
dalam pemerintahan melalui wakilnya yang dipilih; negara dengan pemerintahannya menjamin kemerdekaan
berbicara, beragama, berpendapat, berserikat dan menegakkan "rule of law", masyarakat yang kelompok mayoritas
menghargai kelompok minoritas; dan saling memberi perlakuan yang sama. Abraham Lincoln mengatakan
demokrasi adalah pemerintahan dari rakyat oleh rakyat dan untuk rakyat.
Dari penjelasan di atas, menunjukkan bahwa demokrasi merupakan pelembagaan (constitution),
kebebasan (freedom), dan nilai persamaan (equal). Center for Indonesian Civic Education (CICED) bekerja
sama dengan Center for Civic Education (CCE) Calabasas USA memberikan penjelasan bahwa Demokrasi
dipandang sebagai kerangka berpikir dalam melakukan pengaturan urusan umum atas dasar prinsip dari,
oleh dan untuk rakyat diterima baik sebagai ide, norma, sistem sosial, maupun sebagai wawasan, sikap,
perilaku individual yang secara kontekstual diwujudkan, dipelihara dan dikembangkan
Kegiatan Belajar 2
Pendidikan Demokrasi

Gandal dan Finn (1992) menegaskan bahwa demokrasi tidak bisa mengajarkannya sendiri. Kalau
kekuatan, kemanfaatan dan tanggung jawab demokrasi tidak dipahami dan dihayati dengan baik oleh warga
negara, sukar diharapkan mereka mau berjuang untuk mempertahankannya. Thomas Jeffersoon menyatakan
bahwa pengetahuan, skill, perilaku warga negara yang demokratis tidak akan terjadi dengan sendirinya,
tetapi harus diajarkan kepada generasi penerus.
Winataputra (2001) memberikan penjelasan bahwa pendidikan demokrasi adalah upaya
sistematis yang dilakukan negara dan masyarakat untuk memfasılitasi individu warga negara agar
memahami,menghayati, mengamalkan dan mengembangkan konsep, prinsip dan nilai demokrasi
sesuai dengan status perannya dalam masyarakat. Hasil penelitian Gandal and Finn (1992) bahwa:
bukan saja di negara-negara berkembang, di negara-negara maju sekalipun, education for democracy
sangat penting, namun sering dilupakan, tetapi sering dianggap enteng dilupakan. Oleh karena itu,
pendidikan demokrasi harus disikapi secara sadar dan Sungguh-sungguh.
Berkenaan dengan hal tersebut disarankan Gandal and Finn, (1992) perlu dikembangkannya
model, paling tidak dalam 4 bentuk alternatif:

1. Landasan dan bentuk-bentuk demokrasi,


2. Bagaimana ide demokrasi
3. Adanya kurikulum yang dapat menjawab persoalan apakah kekuatan dan kelemahan demokrasi,
4. Tersedianya kesempatan untuk memahami kondisi demokrasi dalam berbagai konteks, serta kegiatan
ekstra kurikuler yang bernuansa demokrasi dan menjadikan sekolah sebagai lingkungan yang
demokratis,dan pelibatan siswa dalam kegiatan masyarakat.
Kegiatan Belajar 3
Sekolah sebagai laboratorium Demokrasi
 
Sekolah dalam Undang-Undang RI No.20 Tahun 2003 disebut “satuan pendidikan” Sekolah Dasar (SD)
sebagai satuan pendidikan merupakan suatu entity (satuan utuh) wahana pendidikan nasional yang
mencapai tujuan pendidikan nasional.
Oleh karena itu sekolah perlu dikembangkan sebagai pusat pembudayaan dan pemberdayaan peserta
didik sepanjang hayat, yang mampu memberi keteladanan, membangun kemauan, dan mengembangkan
kreativitas peserta didik dalam proses pembelajaran demokratis.
Paradigma pendidikan demokrasi yang perlu dikembangan dalam lingkungan sekolah adalah
pendidikan demokrasi yang bersifat multidimensional atau bersisi jamak. Sifat multidimensionalnya
itu antara lain terletak pada berikut ini :

1. Pandangannya yang bermacam-macam tetapi menyatu


2. Sikapnya dalam menempatkan individu, negara dan masyarakat global secara harmonis
3. Tujuannya yang diarahkan pada semua dimensi kecerdasannya
4. Konteks yang menghasilkan pengalaman belajarnya yang terbuka.
1.      Strategi Umum Pengembangan Warga Negara yang Demokrasi di Lingkungan Sekolah :

a. Waktu untuk penghargaan


b. Waktu untuk yang terhormat
c.  Pertemuan perumusan tujuan
d. Pertemuan Legislasi
e. Pertemuan evaluasi aturan
f. Pertemuan [erumusan langkah
g. Pertemuan refleksi belajar
h. Pertemuan pemecahan masalah
i. Pertemuan isu akdemis
j. Pertemuan perbaikan kelas
k. Pertemua tindak lanjut
l. Pertemuan perencanaan
m. Pertemuan pengembangan konsep
n. Pembahasan situasi pelik
o. Kotak saran
p. Pertemuan dalam pertemuan
2.      Fungsi dan Peran Sekolah dalam Mengembangkan Warga Negara yang Demokratis
Sekolah sebagai organisasi mempunyai struktur dan kultur. Sebagai bagian dari struktut birokrasi
pendidikan SD merupakan satuanpendidikan dalam lingkungan pemerintah daerah kabupaten. 
 
3.      Mekanisme Kerja dalam Konteks Kesisteman Sekolah
Sekolah sebagai lembaga penyelenggara pendidikan dan harus memberdayakan seluruh komponen-
komponen yang terkait dengan struktur organisasi sekolah yaitu sebagai berikut :
a. Kepala Sekolah
b. Wakil Kepala Sekolah
c. Tata Usaha
d. Dewan Guru
e. Unit Laboratorium
f. Unit Perpustakaan
RESUME
MODUL 8

HUBUNGAN KONSEP, NILAI, MORAL DAN NORMA DENGAN


TUNTUTAN PERILAKU WARGA NEGARA
Kegiatan Belajar 1
Konsep, Nilai, Moral, dan Norma ( KNMN ) dalam Hubungan Warga Negara dengan Negara
 
• Konsep adalah pengertian yang menunjukkan kepada sesuatu. Pengertian tersebut dapat dinyatakan dalam
bentuk kata-kata, nama, atau pernyataan. Oleh karena konsep dapat dinyatakan dengan kata maka ada ahli
yang mendefinisikan konsep sebagai kata yang menunjuk kepada sesuatu.

• Nilai adalah sesuatu yang merujuk kepada tuntutan perilaku yang membedakan perbuatan yang baik dan
buruk atau dapat diartikan sebagai kualitas kebaikan yang melekat pada sesuatu.
• Moral adalah keharusan perilaku yang dibawakan oleh nilai.
• Norma adalah sumber dasar hokum yang menguatkan kedudukan konsep, nilai, dan moral serta perilaku
yang dilakukan.
Hakikat Pembangunan Nasional adalah pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan pembangunan seluruh
masyarakat Indonesia yang mengandung berikut ini:
 Adanya keselarasan, keserasian, dan kebulatan yang utuh dalam seluruh kegiatan pembangunan. Meskipun
pembangunan ekonomi mendapat tempat utama dalam pembangunan nasional dewasa ini dan didalam jangka
panjang,unsur manusia,unsur sosial budaya dan unsure lainnya mendapat perhatian seimbang.
 Pembangunan merata untuk seluruh masyarakat dan seluruh wilayah tanah air.
 Hal yang ingin dibangun manusia dan masyarakat Indonesia sehingga pembangunan harus berkepribadian
Indonesia dan menghasilkan manusia dan masyarakat maju yang tetap berkepribadian Indonesia pula.
Kegiatan Belajar 2
Konsep, Nilai,Moral dan Norma ( KNMN ) dalam Hubungannya dengan Sesama Warga Negara

Secara kodrati manusia dilahirkan ke bumi ini sebagai makhluk social ( Zoon Politicon ) yang senantiasa
berhubungan dengan manusia lain dan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.
Salah satu upaya yang dilakukan dalam rangka memenuhi kebutuhan hidupnya manusia adalah membangun
suatu wadah tempat mereka berlindung yang dinamakan Negara.
Syarat – syarat yang mengenai kewarganegaraan Negara telah ditetapkan dalam Undang- undang, yang
menjadi WNI adalah sebagai berikut :

• Orang- orang bangsa Indonesia asli


• Orang – orang bangsa lain yang disahkan dengan undang –undang sebagai warga Negara Indonesia.
• Orang- orang bangsa Indonesia asli adalah orang – orang yang dilahirkan oleh orang tua yang berasal dari
seluruh wilayah Indonesia yang tersebar dari Sabang sampai Merauke.

Ciri- ciri Warga Negara yang baik dapat dilukiskan yaitu Warga Negara yang patriotik, loyal terhadap bangsa
dan Negara, toleran, beragama, demokratis ,Warga Negara yang Pancasilais Sejati.
Kegiatan Belajar 3
Konsep, Nilai,Moral dan Norma ( KNMN ) dalam Pengembangan Komitmen Bela Negara
Bela Negara dapat terwujud bila dilandasi oleh adanya tekad, sikap dan tindakan Warga Negara yang teratur,
menyeluruh, terpadu dan berlanjut didasarkan oleh :
• Kecintaan pada tanah air
• Kesadaran berbangsa dan bernegera Indonesia
• Keyakinan akan kesaktian Pancasila sebagai ideologi Negara dan Kerelaan berkorban
Tanah air merupakan tempat kelahiran / tempat tinggal yang digunakan sebagai tempat untuk
menyelenggarakan dan menjamin kelangsungan hidup, tanah air yang bentuk wujudnya demikian ditambah
dengan letak geografis diantara 2 benua dan 2 samudra dinamakan Nusantara.
UNIVERSITAS TERBUKA

Disusun Oleh kelompok 5 :

Nailul Khiyarul Umam NIM : 857705926

Deny Dwi Prasetyo NIM : 857705245

Silma Mursalina NIM : 857705972


MODUL 9
Model Pembelajaran PKn Tematis di Kelas I, II, dan III SD/MI

Kegiatan Belajar 1

Hakikat Pembelajaran Tematik


Pembelajaran yang mengaitkan atau menghubungkan tema atau topik yang berkaitan dalam
satu mata pelajaran atau antarmata pelajaran pada suatu kurikulum sekolah.
Langkah-langkah Pembelajaran Tematik
Secara umum : Pandangan lain oleh Dyah Sriwilujeng, (2006) :

• membuat/memilih tema
• mempelajari kompetensi dasar dari setiap • melakukan analisis indikator, kompetensi
mata pelajaraan. dasar dan hasil belajar yang sesuai dengan
• membuat memilih tema yang dapat tema dan membagi alokasi waktu
mempersatukan kompetensi • melakukan pemetaan hubungan kompetensi
• membuat matrik atau bagan hubungan dasar, indikator dengan tema
kompetensi dasar dengan tema • membuat pengelompokan jaringan indikator
• membuat pemetaan pembelajaran tematik • melakukan penyusunan silabus
• menyusun silabus berdasarkan matrik • menyusun rencana pembelajaran
• menyusun rencana pembelajaraan tematik
Kegiatan Belajar 2

Model Pembelajaran PKn Tematis di SD


Pembelajaran tematis merupakan salah satu model pembelajaran terpadu.

Terdapat 10 model atau cara merencanakan pembelajaran terpadu, Robin Fogary (1991) :
1. Fragmented
2. Connected
3. Nested
4. Seguented
5. Shared
6. Webbing
7. Threated
8. Integrated
9. immersed,
10. Networked

Dari sepuluh model pada pembelajaran di Sekolah Dasar yang paling cocok diterapkan adalah Webbed, Connected,
dan Integrated.
1. Model Webbed
Model pembelajaran yang dipergunakan untuk mengajarkan tema tertentu yang berkecenderungan
dapat disampaikan melalui beberapa mata pelajaran. Tema sebagai sentral dijadikan sebagai landas
tumpu penyampaian isi pembelajaran interdisipliner maupun antar disipliner. .

Dalam mengimplementasikan model pembelajaran tematik ini ada beberapa


tahapan kegiatan yang mesti dilakukan guru, yaitu tahap perencanaan,
pelaksanaan, dan penilaian.
 Tahap perencaan meliputi langkah – langkah perencaan pembelajaran terpadu.
 Tahap Pelaksanaan merupakan kegiatan guru dalam membelajarkan siswa dengan menggunakan
pendekatan, metode, dan pola pembelajaran tertentu yang dapat dipilah menjadi kegiatan persiapan,
pembukaan, kegiatan inti dan penutup.
 Tahap Penilaian merupakan kegiatan guru tuntuk menilai proses dan basil belajar siswa, yang
meliputi prosedur, jenis, bentuk, dan alat penilaian.
2. Model Connected
Model connected (berhubungan) dilandasi anggapan bahwa butir – butir pembelajaran
dapat dipayungkan pada induk mata pelajaran tertentu. Misalnya, butir – butir
pembelajaran ideologi pancasila, hukum, dan ketatanegaraan atau materi tentang hak
dan kewajiban, ketertiban, demokrasi dapat dipayungkan pada mata pembelajaran PKn.
3. Model Integrated
Model integrated merupakan model pemaduan sejumlah tema (topik) pembelajaran dari
mata pelajaran yang berbeda tetapi esensinya lama dalam sebuah tema/topik tertentu.
Model ini berangkat dari adanya tumpah tindih beberapa konsep, ketrampilan, dan sikap
yang dituntut dalam pembelajaran sehingga perlu adanya pengintegrasian multididiplin.
MODUL 10
MODEL PEMBELAJARAN PKn SD BERBASIS PORTOFOLIO DI KELAS IV, V, DAN
VI
• Kegiatan Belajar 1

Konsep dan Hakekat Pembelajaran Portofolio


Portofolio adalah kumpulan informasi yang tersusun dengan baik yang
menggambarkan rencana kelas berkenaan dengan suatu isu kebijakan public yang
telah diputuskan untuk dikaji, baik dalam kelompok kecil maupun kelas (antar
kelompok dalam kelas atau antar kelas dan bahkan antar sekolah. Portofolio kelas
akan berisi pernyataan-pernyataan tertulis, peta, grafik, photography, dan karya seni
asli.
Langkah-langkah Model Pembelajaran PKn SD
Berbasis Portofolio

Tahap Siswa Guru


I Mengidentifikasi masalah-masalah kebijakan Publik di Mengidentifikasi masalah-masalah kebijakan public dalam
  Masyarakat masyarakat
 
Memilih masalah untuk kajian kelas Mengumpulkan Memilih masalah untuk kajian kelas Mengumpulkan informasi
II
III
informasi tentang masalah yang akan dikaji kelas tentang masalah yang akan dikaji kelas
Membuat portofolio kelas Menyajikan Membuat portofolio kelas Menyajikan portofolio
 
portofolio Merefleksi pada pengalaman belajar
IV
V Merefleksi pada pengalaman belajar
VI
Kegiatan Belajar 2

Model Pembelajaran PKn SD Berbasis Portofolio di Kelas IV, V, dan VI

• Model Pembelajaran PKn SD Berbasis Portofolio di Kelas IV, V, dan VI


• Model pembelajaran portofolio siswa dituntut untuk aktif, kreatif, berpartisipasi, juga dapat
bekerjasama dengan siswa lainnya. Adapin seksi/tahapan dalam sebuah portofolio adalah.
• Seksi penayangan, bagian ini memuat rangkuman masalah secara tertulis,penyajian
masalah dengan grafik, dan identifikasi sumber-sumber informasi.
• Seksi dokumentasi, bertugas mengkoordinir bahan-bahan yang paling baik
untuk didokumentasikan atau memberi bukti penelitiannya.
• Dalam menyelenggarakan show case, guru sebagai pihak penyelenggara hendaknya
melakukan hal-hal sebagai berikut:
• Persiapan
• Pelaksanaan
Refleksi Pengalaman Belajar
Merefleksi maknanya adalah bercermin pada pengalaman belajar yang baru saja dilakukan
siswa, baik secara perorangan maupun kelompok.

Tujuan dari refleksi ini yaitu untuk belajar menghindari kesalahan di masa yang akan
datang dan meningkatkan kinerja siswa

Panduan untuk merefleksi pengalaman siswa dengan beberapa


pertanyaan-pertanyaan berikut:
Melalui kerja sama dengan teman-teman sekelas, apakah yang telah saya pelajari secara pribadi tentang cara-
cara membuat suatu kebijakan untuk mengatasi masalah?

Apakah yang telah kelas kami pelajari tentang cara-cara membuat suatu kebijakan untuk mengatasi masalah
melalui pembuatan portofolio?

Keterampilan apa yang telah saya pelajari melalui kegiatan ini?

Apa keuntungan bekerja dalam tim?

Apakah kerugian bekerja dalam tim?

Apakah yang telah kami lakukan dengan baik?

Bagaimanakah saya dapat meningkatkan keterampilan memecahkan masalah?

Bagaimanakah kami dapat meningkatkan keterampilan memecahkan masalah?

Apakah yang kami ingin lakukan secara berbeda, seandainya kami membuat portofolio lain pada masa yang
akan datang?
Dengan demikian, refleksi hasil pembelajaran praktik belajar Pendidikan
Kewarganegaraan dapat disimpulkan sebagai berikut

Mengembangkan sifat pembawa atau karakter siswa berupa tanggung jawab individu; disiplin
diri; sopan dan jujur serta berani; menghormati hak-hak orang lain dan hukum; berpikir
terbuka dan kritis; negoisasi dan kompromi; ketekunan;dan berpikir kemasyarakatan.

TERIMA KASIH
RESUME BUKU MATERI POKOK PDGK 4201

MODUL 11 KARAKTERISTIK WARGA NEGARA


INDONESIA DALAM KONTEKS INDIVIDU YANG
BERBHINEKA TUNGGAL IKA

Disusun Oleh :
 
1. DIAN RAHMAWATI ( 857698171 )
2. RIRIN WIDIANINGRUM ( 857698379 )
3. DIYAH YULIANTI ( 857698386 )
4. MIFTACHUDIN ( 857702178 )
I. WARGA NEGARA YANG CERDAS
A.   KONSEP WARGA NEGARA
1.     Dilihat dari asal kata
Warga negara dalam Bahasa Inggris disebut Citizen, dalam bahasa Yunani Civics (asal katanya
Civicus) yang berarti penduduk sipil (Citizen). Citizen melaksanakan kegiatan demokrasi secara
langsung dalam suatu negara kota atau Polis (suatu organisasi yang berperan dalam
memberikan kehidupan yang lebih baik).

Menurut Aristoteles
Warga negara adalah orang yang secara aktif ikut mengambil bagian dalam kegiatan hidup bernegara,
yaitu orang yang bisa berperan sebagai orang yang diperintah, dan orang yang bisa berperan sebagai
yang memerintah.
Warga negara dibagi ke dalam dua golongan :
a.  Yang menguasai atau yang memerintah
b.  Yang dikuasai atau yang diperintah
B.     KARAKTERISTIK WARGA NEGARA YANG CERDAS
Warga negara yang cerdas erat kaitannya dengan kompetensi warga negara, sebab warga negara yang
cerdas harus memiliki dan melaksanakan kompetensi tersebut dalam kehidupan sehari-hari.
Ricey mengemukakan enam kompetensi dasar (basic competencies) warga negara :
1.     Kemampuan memperoleh informasi dan menggunakan informasi
2.     Menjaga dan membina ketertiban
3.     Membuat keputusan
4.     Kemampuan berkomunikasi
5.     Kerja sama
6.     Melakukan berbagai Kepentingan dengan benar
C.     DIMENSI-DIMENSI KECERDASAN WARGA NEGARA
Warga negara yang cerdas ( civic intelligence ) sangat diperlukan bagi kelangsungan hidup
bangsa dan negara, tidak terkecuali bangsa Indonesia.
Warga negara yang cerdas sebagaimana hendak diwujudkan melalui pembelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan ( civic education ) tidak semata-mata memenuhi kualifikasi cerdas secara
intelektual ( Intellectual Quotion ) melainkan cerdas secara emosional ( EmotionalIntelligence ), cerdas
spiritual ( Spiritualintelligence ), cerdas secara moral ( Moralintelligence ). Oleh karena itu penting
untuk diusahakan bagaimana memadukan dimensi-dimensi kecerdasan tersebut.
Warga negara yang cerdas merupakan warga negara yang mampu memberdayakan segala potensi
yang dimilikinya serta diaktualisasikan dalam kehidupan riil.Potensi dasar mental yang dapat
dikembangkan menurut Nursit Sumaatmadja (1998), meliputi :
1.     Minat ( sense of interest )
2.     Dorongan ingin tahu ( sense of curiosity )
3.     Dorongan ingin membuktikan kenyataan ( sense of reality )
4.     Dorongan ingin menyelidiki ( sense of inquiry )
5.     Dorongan ingin menemukan sendiri ( sense of discovery )
II.   WARGA NEGARA YANG PARTISIPATIF
A.     PENGERTIAN PARTISIPASI
1.    Partisipasi lazim dimaknai sebagai keterlibatan atau keikutsertaan warga negara dalam berbagai
kegiatan kehidupan bangsa dan negara.
2.   Bentuk partisipasi menurut Koentjaraningrat ( 1994 ) :
a.    Berbentuk tenaga
b.    Berbentuk pikiran
c.    Berbentuk materi ( benda )
3.   Unsur yang harus dipenuhi warga negara berpartisipasi dalam kegiatan berbangsa, bernegara, dan
berpemerintahan menurut (Wasistiono, 2003)
a.    Ada rasa kesukarelaan ( tanpa paksaan )
b.    Ada keterlibatan secara emosional
c.    Memperoleh manfaat secara langsung maupun tidak langsung dari keterlibatannya
B.     PARTISIPASI POLITIK
Berdasarkan beberapa pengertian, dapat disimpulkan bahwa partisipasi politik adalah keterlibatan
warga negara dalam kehidupan sistem politik, yang mana disesuaikan dengan kemampuan yang
dimiliki masing-masing warga negara.

Partisipasi politik secara teoritis ( Mas’oed dan MacAndrew, 2000 ) dapat dibedakan ke dalam 2 bagian,
yaitu partisipasi politik yang konvensional dan partisipasi politik non ko
Contoh perwujudan atau manifestasi partisipasi politik :
1.    Mengkritisi secara arif terhadap kebijakan pemerintah
2.    Aktif dalam partai politik
3.    Aktif dalam kegiatan Lembaga Swadaya Masyarakat ( LSM )
4.    Diskusi Politik
C.     PARTISIPASISOSIAL
Partisipasi sosial warga negara erat hubungannya dengan kegiatan atau aktivitas warga negara
sebagai anggota masyarakat untuk terlibat atau ikut serta dalam kehidupan sosial kemasyarakatan.

D.    PARTISIPASI DALAM BIDANG EKONOMI


Contoh partisipasi dalam bidang ekonomi yang dapat dilakukan masyarakat antara lain :
1.    Membayar pajak
2.    Hemat dan cermat dalam
3.    Mensosialisasikan gerakan gemar menabung
4.    Menyisihkan sebagian harta
5.    Bagi pejabat tidak menggunakan fasilitas negara untuk pribadi
6.    Menghimpun modal
7.    Mengembangkan jiwa kewirausahaan ( entrepreneurship )
E.     PARTISIPASI DALAM BIDANG BUDAYA
Beberapa contoh sikap dan perilaku yang mencerminkan partisipasi dalam bidang budaya, yaitu :
1.    Menghilangkan etnosentrisme dan chauvinisme
2.    Mencintai budaya lokal dan nasional
3.    Melakukan berbagai inovasi kreaatif untuk menyokong pengembangan budaya daerah.
III. Warga Negara yang Bertanggung Jawab
PENGERTIAN TANGGUNG JAWAB
Dalam menggunakan haknya, setiap warga negara harus memperhatikan beberapa aspek, seperti :
aspek kekuatan, yaitu kekuasaan atau wewenang untuk melaksanakan hak tersebut.
aspek perlindungan hukum (proteksi hukum) yang melegalisir atau mensahkan aspek kekuasaan
atau wewenang yang memberi kekuatan bagi pemegang hak mutlak untuk menggunakan haknya
tersebut.
aspek pembatasan hukum (restriksi hukum) yang membatasi dan menjaga jangan sampai terjadi
pengunaan hak oleh suatu pihak yang melampaui batas (kelayakan dan kepantasan) sehingga
menimbulkan akibat kerugian bagi pihak lain.
B. TANGGUNG JAWAB WARGA NEGARA TERHADAP TUHAN YANG MAHA ESA
Tanggung jawab warga negara terhadap Tuhannya diwujudkan dengan beribadah sesuai dengan
keyakinan masing-masing yang dimanifestasikan dalam bentuk perilaku yang dipancari keimanan dan
ketaqwaan terhadap-nya, seperti dalam hubungan atau berinteraksi sesama warga negaradalam
kehidupan bermasyarakat.

C. TANGGUNG JAWAB WARGA NEGARA TERHADAP MASYARAKAT


Sebagai anggota masyarakat setiap individu mempunyai tanggung jawab, antara lain diwujudkan
dengan sikap dan perilaku sebagai berikut :
Memlihara ketertiban dan keamanan hidup bermasyarakat.
Menjaga dan memelihara rasa persatuan dan kesatuan masyarakat.
Meningkatkan rasa solidaritas sosial sebagai sesama anggota masyarakat.
Menghapuskan bentuk-bentuk tindakan deskriminatif dalam kehidupan dimasyarakat untuk
menghindari disintegrasi masyarakat, bangsa dan negara.
D. TANGGUNG JAWAB WARGA NEGARA TERHADAP LINGKUNGAN

Tanggung jawab warga negara terhadap lingkungan dapat diwujudkan dengan contoh sikap dan perilaku
sebagai berikut :
Memlihara kebersihan lingkungan
Tidak mengeksploitasi alam secara berlebihan.
Menngunakan teknologi yang ramah lingkungan (environtment friendly).

E. TANGGUNG JAWAB WARGA NEGARA TERHADAP LINGKUNGAN


Bentuk –bentuk sikap dan perilaku warga negara yang mencerminkan tanggung jawab terhadap negara
dan bangsa, sebagai beriku :
• Memahami dan mengamalkan ideologi nasional kita, yakni Pancasila dalam kehidupan sehari-hari
dalam berbagai bidang kehidupan
• Menjaga dan memelihara nama baik bangsa dan nrgara yang merdeka, berdaulat, berperadaban dan
bermartabat.
• Menjaga persatuan dan kesatuan bangsa dengan menghindari sikap dan perilaku diskriminatif.
• Membina solidaritas sosial sebagai sesama warga negara Indonesia.
• Meningkatkan wawasan kebangsaan.
IV. Warga Negara yang Religius dan Penuh Toleransi
MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK RELIGIUS

Manusia adalah homo religius artinya bahwa manusia adalah makhluk yang beragama, makhluk
yang mempunyai keyakinan akan kekuasaan Tuhan Yang Maha Esa.menurut Paul Tellich, orang yang
beragama selalu terlibat (involved) dengan agama yang dianutnya.

PENGERTIAN WARGA NEGARA RELIGIUS


Nilai-nilai keimanan dan ketakwaan harus senantiasa tercermin dalam sikap maupun perilaku
yang ditampilkan oleh setiap warga negara,baik

PENTINGNYA SUATU TOLERANSI


Toleransi bermakna lapang dada atau menerima secara sadar dan penuh tanggung jawab terhadap
pendirian atau prinsip orang lain tanpa mengorbankan prinsip dan pendirian sendiri. Toleransi dibagi ke
dalam 2 jenis, yaitu :
Toleransi agama, adalah toleransi yang menyangkut keyakinan, yang berhubungan dengan akidah.
Toleransi sosial, yakni toleransi yang menyangkut hubungan sosial kemasyarakatan.
RESUME BUKU MATERI POKOK PDGK
4201

MODUL 12 PENILAIAN DALAM


PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN SD
PENDAHULUAN
Modul ini merupakan muara dari kemampuan yang dituntut seorang guru. Secara umum diharapkan
mahasiswa memiliki kemampuan untuk merancang dan menerapkan prosedur dan alat penilaian dalam
Pendidikan Kewarganegaraan Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah. Sedangkan secara khusus
kemampuan yang diharapkan muncul adalah:
Kemampuan menjelaskan konsep dan prinsip penilaian Pendidikan Kewarganegaraan SD/MI;
Merumuskan berbagai alat penilaian dalam PKn SD/MI;
Memilih model-model alat pnilaian PKn SD/MI;
Mencobakan penggunaan model alat penilaian PKn SD/MI berbasis portofolio.
Kegiatan Belajar 1 : Konsep dan Prinsip PKn SD/MI
Kegiatan Belajar ini akan mengkaji dan mencermati uraian tentang “Konsep dan prinsip penilaian
Pendidikan Kewarganegaraan SD/MI”. Pembaharuan dan inovasi dalam Pendidikan Kewarganegaraan
serta keterkaitan dan aplikasinya menjadi sebuah pembelajaran yang kreatif, produktif yang bersifat
kooperatif dan kolaboratif. Pendidikan Kewarganegaraan sebagai salah satu bidang kajian (Undang-
Undang Sistem Pendidikan No 20 Tahun 2003) dan program studi, yang fungsi dan perannya, antara
lain sebagai pendidikan hukum, pendidikan politik dan pendidikan kewarganegaraan. Keberhasilan
pembelajaran sangat tergantung pada kemampuan profesional guru maka diharapkan guru dapat
memilih strategi/metode mengajar yang sesuai dengan kejelasan tuntutan kompetensi yang
dibutuhkan oleh siswa.
Kegiatan Belajar 2 : Berbagai Alat Penilaian dalam PKn SD/MI

Penilaian merupakan bagian yang integral dalam keseluruhan proses belajar mengajar, ia merupakan
subsistemnya. Pada pelaksanaannya, informasi yang akan dijadikan dasar menentukan nilai dapat
diperoleh melalui berbagai cara sesuai dengan tujuan dari penilaian itu sendiri. Pengmpulan informasi
dapat dilakukan dalam suasana resmi maupun tidak resmi, di dalam atau di luar kelas. Sebagai penilaian
pada umumnya, secara umum prinsip-prinsip penilaian klas adalah sebagai berikut: valid, mendidik,
berorientasi pada kompetensi, adil dn objektif, terbuka, berkesinambungan, menyeluruh, dan bermakna
 Kegiatan Belajar 3 :Model – model Alat PenilaianPKn SD/MI

Tujuan : diharapkan mampu mengembangkan model-model alat penilaian PKn SD/MI.

 Pengembangan Alat Penilaian Kelas Dalam PKn


 Langkah-langkah pengembangan alat penilaian :
 Menyusun spesifikasites
 Menentukan KD
 Menyusun kisi-kisites
 Menulissoaltes
 Menelaahsoaltes
 Melakukan uji cob ates
 Menganalisisbutirsoaltes
 Memperbaikisoaltes
 Merakitsoal
 Melaksanakantes
 Menganalisishasiltes
Model-model Alat PenilaianPKn SD/MI

1. Kaidah-kaidah pengembangan soal pilihan ganda:


2. Pokok soal dirumuskan secara jelas
3. Perumusan soal dan jawaban tidak bertele-tele
4. Setiap Satu soal hanya ada satu jawaban benar
5. Cegah perumusan pernyataan negative
6. Alternative jawaban sebaiknya logis
7. Tidak ada petunjuk jawaban benar
8. Larangan penggunaan option yang berbunyi “semua jawaban benar” atau “semua jawaban salah”
9. Alternative jawaban homogen,
10. Jika alternative jawaban angka, susunlah secara berurutan mulai angka terkecil dan terbesar
11. Tidak menggunakan ungkapan atau kata-kata yang bersifat tidak tentu, seperti kebanyakan, sering
kali, kadang-kadang, pada umumnya.
12. Jawaban butir soal yang satu tidak tergantung dari jawaban butir soal yang lain.
13. Kunci jawaban letaknya menyebar di antara A, B, C, dan D.
MODEL PENILAIAN ANEKDOT
Catatan anekdot yaitu catatan-catatan kejadian khusus yang dapat dipergunakan untuk melihat
perkembangan individua tau kelompoksiswa.
Contoh:
Pada hari Sabtutanggal 31 mei 2006 antarapukul 07.00-09.00 Petri kelihatan melamun dan
pandangannya menerawang jauh (kosong).
 
Ruang kelas VI SD Budi Perkasa

MODEL PENILAIAN DAFTAR COCOK


Daftar cocok adalah suatu daftar yang berisi pernyataan-pernyataan tentang suatu permasalahan
yang berkaitan dengan pokok bahasan yang di sampaikan pada siswa.
Contoh: daftar cocok guru dalam Pendidikan moral
Bubuhkan tanda (v) pada kolom yang tepat
MODEL PENILAIAN SKALA BERTINGKAT (NUMERICAL RATING SCALE)

Skala bertingkat adalah alat penilaian non tes untuk mengukur karakteristik tertentu sebagaimana
diharapkan muncul dalam diri siswa.
Kaidah-kaidah alat penilaian ini dikembangkan oleh AsmawiZainul (1993:76) sebagai berikut :

• Jumlah pertanyaan atau pernyataan haruslah terbatas


• Angka untuk perangkat rating scale haruslah mempunyai arti yang sama
• Jumlah kategori angka cukup bermakna, jangan lebih dari 7 kategori.
• Setiap pernyataan atau pertanyaan hendaknya hanya mengukur satu komponen.
• Apabila untuk mengukur suatu prosedur, sebaiknya pertanyaan disusun secara urut berdasarkan
prosedur
• Apabila untuk mengukur suatu hasil, sebaiknya pertanyaan dan disusun secara urut dari yang
termudah ke yang lebih sukar
MODEL PENILAIAN SOSIOMETRI
Penilaian sosiometri bertujuan untuk melihat sikap sosialsiswa di kelas,
terutama terhadap teman. Sosiometri adalah suatu Teknik untuk
mendapatkan informasi tentang struktur hubungan sosial anggota
kelompok dalam suatu kelompok. Proses ini berdasarkan perasaan pribadi
anggota kelompok terhadap anggota yang lain. Hasil ini dapat digunakan
untuk Menyusun suatu kelompok baru.

Model PENILAIAN PEDOMAN WAWANCARA (INTERVIEW)


Interview merupakan Teknik pengumpulan data akan kemampuan belajar
siswa yang dilakukan secara lisan. Ada 2 cara interview yaitu secara langsung
dan tak langsung. Interview langsung adalah wawancara dengan sumber
utama untuk menggali data dirinya. Interview tak langsung adalah
wawancara dengansiswa lain untuk memberikan informasi tentang seorang
siswa.
Kegiatan Belajar 4 :Penggunaan Model Alat Peilaian PKn SD/MI Berbasis
Portofolio
Tujuan : diharapkan mampu mencobakan penggunaan model alat
penilaian PKn SD/MI berbasis portofolio.
Portofolio berarti kumpulan hasil karya siswa yang menyajikan kemajuan,
pencapaian dan prestasi masing-masing siswa yang mencakup: partisipasi
siswa dalam memilih muatan portofolio, kriteria seleksi, kriteria penilaian, dan
fakta-fakta yang menggambarkandiri para siswa.

Anda mungkin juga menyukai