Pengampu :
Drs. M. Mujiyanto, M. Pd
MODUL 1.
HAKIKAT, FUNGSI, DAN TUJUAN
PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DI SD
PENDAHULUAN
• Dalam modul ini kita akan belajar tentang ciri – ciri pokok atau karakteristik dari
mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di Sekolah Dasar.
• Target Modul :
• Menjelaskan hakikat, fungsi, dan tujuan PKn di SD
• Menjelaskan ruang lingkup PKn di SD
• Menguraikan tuntutan pedagogis PKn di SD
PETA KONSEP
KB 1. HAKIKAT, FUNGSI, DAN TUJUAN PKn DI SD
A. HAKIKAT
Apabila dikaji secara historis-kurikuler, perkembangan
Kurikulum SD sejak tahun 1946 hingga saat ini, yaitu :
Kurikulum tahun 1946, 1957, dan 1961 dikemas dalam Pengetahuan Umum di SD atau Tata Negara di
SMP dan SMA,
Kurikulum SD tahun 1968 dikenal dengan PKN (Pendidikan Kewargaan Negara) yang mencakup
Sejarah Indonesia, Geografi, dan Civics,
Pada tahun 2003 sesuai Undang – Undang sisdiknas No.20 Tahun 2003, secara hukum istilah PPKn
berubah menjadi Pendidikan Kewarganegaraan. Sehingga di SD Mata pelajaran tersebut menjadi
Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan
Terdapat 2 Istilah Penting yang Perlu di perhatikan,
yaitu :
Kewargaannegara dan Kewarganegaraan
5. Konstitusi Negara
Meliputi proklamasi kemerdekaan dan konstitusi yang pertama, konstitusi-konstitusi yang
pernah digunakan di Indonesia, hubungan dasar negara dengan konstitusi.
6. Kekuatan dan Politik
Meliputi pemerintahan desa dan kecamatan, pemerintahan daerah dan otonomi,
pemerintahan pusat, demokrasi dan sistem politik, budaya politik, budaya demokrasi
menuju masyarakat madani, sistem pemerintahan, pers dalam masyarakat demokrasi.
7. Pancasila
Meliputi kedudukan Pancasila sebagai dasar negara dan ideology negara, proses
perumusan Pancasila sebagai dasar negara, pengalaman nilai-nilai Pancasila dalam
kehidupan sehari-hari, Pancasila sebagai ideology terbuka.
8. Globalisasi
Meliputi globalisasi di lingkungannya, politik luar negeri Indonesia di era globalisasi,
dampak globalisasi, hubungan internasional dan organisasi internasional, dan
mengevaluasi glabalisasi.
KB. 3 Tuntutan Pedagogis PKn di SD
• Istilah pedagogis diserap dari bahasa Inggris paedagogical. Sesungguhnya akar
katanya adalah paes dan ago (bahasa latin), artinya saya membimbing. Kemudian
muncul istilah paedagogy yang artinya ilmu mendidik atau ilmu pendidikan
(Purbakawatja 1956).
• Materi PPKn adalah konsep – konsep nilai Pancasila dan UUD 1945 beserta
dinamika perwujudan dalam kehidupan masyarakat Negara Indonesia.
• Sasaran belajar akhir PKn adalah perwujudan nilai – nilai tersebut dalam perilaku
nyata kehidupan sehari – hari.
• Proses pembelajarannya menunutut terlibatnya emosional, intelektual, dan social
peserta didik dan guru sehingga nilai – nilai itu tidak hanya dipelajari melainkan
juga dihayati dan dilaksanakan.
Setiap konsep nilai Pancasila yang telah dirumuskan sebagai butir materi PKn
pada dasarnya harus memiliki aspek konsep moral, sikap moral, dan perilaku
moral.
Konsep Moral
• Kesadaran perlunya tenggang rasa Perilaku Moral
• Pemahaman tentang tenggang rasa • kemampuan menenggang rasa orang
• Manfaat tenggang rasa di masa depan lain
• • kemauan menenggangkan rasa orang
Alasan perlunya saling menenggang rasa
•
lain
Bagaimana memilih cara menenggang rasa
• kebiasaan menenggang rasa orang lain
• Penilaian diri sendiri mengenai tenggang rasa
Sikap Moral
• Kata hati kita tentang orang lain
• Rasa percaya diri kita dalam berhadapan
dengan orang lain
• empati kita mengenai orang lain
• cinta kita terhadap tenggang rasa
• pengendalian diri kita untuk orang lain
• rasa hormat kita kepada orang lain
Dari pembahasan mengenai PKn sebagai pendidikan nilai dan
moral dikaitkan dengan konsep pendidikan watak, dapat kita
simpulkan :
• PKn sebagai mata pelajaran yang memiliki aspek utama
sebagai pendidikan nilai dan moral pada akhirnya akan
bermuara pada pengembangan watak atau karakter peserta
didik sesuai dengan dan merujuk kepada nilai – nilai dan moral
Pancasila.
• Nilai dan moral Pancasila dan UUD 1945 dapat dikembangkan
dalam diri peserta didik melalui pengembangan konsep moral,
sikap moral, dan perilaku moral setiap rumusan butir nilai yang
telah dipilih sebagai materi PPKn.
MODUL 2
KARAKTERISTIK PKN SEBAGAI
PENDIDIKAN NILAI DAN MORAL
PENDAHULUAN
• Menurut Sanusi dalam Winataputra (2001) Secara psikologis dan social cerdas
itu bukanlah hanya cerdas rasional tetapi juga cerdas emosional, cerdas sosial,
dan cerdas spiritual.
Hal yang perlu dikembangkan dalam pendidikan nilai
adalah nilai karakter, yang meliputi beberapa dimensi :
• Tingkat I : Prakonvensional
Tahap I : Orientasi hukuman dan kepatuhan baik : hadiah, buruk : hukuman
Tahap II : Orientasi intrmental nisbi baik : ketika orang lain berbuat hal yang sama
• Tingkat II : Konvensional
Tahap III : Orientasi kesepakatan timbal balik baik :karena dianggap baik oleh orang
lain
Tahap IV : Orientasi hukum dan ketertiban baik : ketika ada dalam hokum masyarakat
• DISUSUN OLEH
•
• FATKHUL RIBKHAH NIM. 857698741
• NAELY FAJRIYAH HASAN NIM. 857698806
• KRISTIYANI NIM. 857705102
• YUNIKA SARASWATI NIM. 857703162
• MYA NOVITASARI NIM. 857698014
MODUL 3
KETERKAITAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DENGAN IPS DAN
MATA PELAJARAN LAIN
Kegiatan Belajar 1
• Berpartisipasi aktif, bertanggung jawab, dan bertindak secara cerdas dalam kegiatan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
• Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk karakter masyarakat Indonesia
• Berinterksi dengan negara-negara lain dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi.
Karakteristik Pendidikan Kewarganegaraan antara lain:
• Civic Intellegence yaitu kecerdasan dan daya nalar warga negara baik dalam dimensi
spiritual, rasional, emosional, maupun sosial.
• Civic Responsbility yaitu kesadaran akan hak dan kewajiban sebaga warga negara yang
bertanggung jawab
• Civic Participation yaitu kemampuan berpartisipasi warga negara atas dasar tanggung
jawabnya, bai secara individual dan sosial.
Pendidikan Kewarganegaraan sebagai Mata Pelajaran SD secara umum memiliki fungsi dan konsep
utama sebagai berikut:
Bidang Studi Pendidikan Kewarganegaraan memiliki keterkaitan dengan bidang studi lainnya
khususnya IPS. Dikatakan demikian karena sebelum menjadi Studi Pendidikan
Kewarganegaraan, dalam Kurikulum tahun 1994 diberi nama Studi Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan. Menurut versi Kurikulum tahun 1975 dan kurikulum tahun 1984 Bidang Studi
Pendidikan Kewarganegaraan adalah bagian dari IPS yang erat kaitannya dengan Pancasila,
Undang-undang Dasar 1945 dan hal-hal yang menyangkut negara serta pemerintahan.
Bagian yang erat kaitannya dengan Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945 antara lain
UUD 1945 dan Pancasila, Pemerintahan Negara RI yang meliputi Pemerintahan Pusat dan
Daerah, MPR, DPR, Demokrasi Pancasila, hak dan kewajiban warga negara, musyawarah dan
mufakat.
Pembelajaran Terpadu dalam Pendidikan
Kewarganegaraan
Pengertian pembelajaran terpadu dapat dilihat sebagai berikut:
• Pembelajaran yang beranjak dari satu tema tertentu sebagai pusat perhatian (center of interest)
yang digunakan untuk memahami konsep lain baik dari bidang studi yang bersangkutan maupun
bidang studi lain.
• Suatu pendekatan pembelajaran yang menghubungkan berbagai bidang studi yang
mencerminkan dunia nyata dan perkembangan anak
• Suatu cara untuk mengembangkan pengetahuan dan ketrampilan anak
• Merakit dan menggabungkan sejumlah konsep dalam beberapa bidang studi yang berbeda
dengan harapan anak belajar lebih bermakna.
Pembelajaran terpadu bukan merupakan hal yang baru, khususnya dalam bidang Studi
Pendidikan Kewarganegaraan jika dihubungkan dengan hubungan historis dan akademik
dengan studi sosial atau biasa di kenal dengan Ilmu Pengetahuan Sosial. Dikatakan
demikian karena untuk satuan pendidikan SD pendekatan pengajaran yang paling tepat
adalah pendekatan terpadu karena pada umumnya guru SD adalah guru kelas
Kegiatan belajar 3
KELOMPOK 3:
PENGERTIAN HAM
Konsep HAM
Tidak membeda-
bedakan manusia yang Tidak dapat di cabut Kebebasan/ Kemanusiaan/per
satu dengan yang lainnya
kemerdekaan damaian
Keadilan/
kesederajatan/pers
amaan
MODUL 5
- Undang-undang RI No. 7 Tahun 1984 tentang ratifikasi Konvensi PBB tentang Penghapusan
segala bentuk diskriminasi terhadap perempuan.
- Keputusan Presiden No. 36 Tahun 1990 tentang Pengesahan Konvensi tentang Hak-hak
Anak (Convention on the Rights of the Child).
- Majelis Umum PBB dalam sidangnya yang ke 44 pada bulan Desember 1989 telah berhasil
menyepakati sebuah Resolusi yakni Resolusi MU PB No. 44/25 tanggal 5 Desember 1989
tentang pengertian anak, Konvensi menekankan pada faktor umur yakni setiap orang yang
masih berumur di bawah 18 tahun.
- Deklarasi PBB mengenai Hak-hak Anak tahun 1959 (Declaration on the Rights of the Child of
1959) dan deklarasi PBB tentang Tahun anak-anak Internasional
- Undang-undang RI No. 8 Tahun 1998 tentang pengesahan Konvensi Menentang Penyiksaan
dan Perlakuan atau penghukuman lain yang Kejam, Tidak Manusiawi, atau Merendahkan
Martabat Manusia.
MODUL 5
KELOMPOK 3:
Pengertian Hukum
Hukum adalah himpunan peraturan-peraturan hidup yang bersifat memaksa, berisikan suatu
perintah, larangan atau izin untuk berbuat atau tidak berbuat sesuatu serta dengan maksud
untuk mengatur tata tertib dalam kehidupan masyarakat.
Adapun hukum itu meliputi beberapa unsur, yaitu sebagai berikut:
1. Peraturan mengenai tingkah laku manusia dalam pergaulan masyarakat.
2. Peraturan itu diadakan oleh badan-badan resmi yang berwajib.
3. Peraturan itu bersifat memaksa.
4. Sanksi terhadap pelanggaran peraturan tersebut adalah tegas.
MODUL 6
Konsepsi negara hukum yang dikemukakan oleh F.J. Stahl adalah “Negara
Kesejahteraan” atau Welvaarstaat (Belanda), Social Service State (Inggris).
Beliau mengatakan sebagai elemen dari negara hukum, antara lain:
Kejaksaan
Kehakiman
Kepolisisan
MODUL 6
Kode MK :PDGK4201
Di susun Oleh :
Iszati ( 857703979 )
Muchamad Misbah ( 857698243 )
Purbosari ( 857705958 )
MODUL 7
KONSEP DAN PRAKTIK DEMOKRASI SERTA
Kegiatan Belajar 1 PENDIDIKAN DEMOKRASI
Konsep Demokrasi
Konsep demokrasi secara etimologi berarti rakyat berkuasa atau "government or rule by the people" (Budiardjo,
1992:50). Konsep demokrasi menurut The Advanced Leaner's Dictionary of Current English bahwa negara dengan
prinsip pemerintahannya yang ditandai oleh adanya partisipasi warga negara yang sudah dewasa ikut berpartisipasi
dalam pemerintahan melalui wakilnya yang dipilih; negara dengan pemerintahannya menjamin kemerdekaan
berbicara, beragama, berpendapat, berserikat dan menegakkan "rule of law", masyarakat yang kelompok mayoritas
menghargai kelompok minoritas; dan saling memberi perlakuan yang sama. Abraham Lincoln mengatakan
demokrasi adalah pemerintahan dari rakyat oleh rakyat dan untuk rakyat.
Dari penjelasan di atas, menunjukkan bahwa demokrasi merupakan pelembagaan (constitution),
kebebasan (freedom), dan nilai persamaan (equal). Center for Indonesian Civic Education (CICED) bekerja
sama dengan Center for Civic Education (CCE) Calabasas USA memberikan penjelasan bahwa Demokrasi
dipandang sebagai kerangka berpikir dalam melakukan pengaturan urusan umum atas dasar prinsip dari,
oleh dan untuk rakyat diterima baik sebagai ide, norma, sistem sosial, maupun sebagai wawasan, sikap,
perilaku individual yang secara kontekstual diwujudkan, dipelihara dan dikembangkan
Kegiatan Belajar 2
Pendidikan Demokrasi
Gandal dan Finn (1992) menegaskan bahwa demokrasi tidak bisa mengajarkannya sendiri. Kalau
kekuatan, kemanfaatan dan tanggung jawab demokrasi tidak dipahami dan dihayati dengan baik oleh warga
negara, sukar diharapkan mereka mau berjuang untuk mempertahankannya. Thomas Jeffersoon menyatakan
bahwa pengetahuan, skill, perilaku warga negara yang demokratis tidak akan terjadi dengan sendirinya,
tetapi harus diajarkan kepada generasi penerus.
Winataputra (2001) memberikan penjelasan bahwa pendidikan demokrasi adalah upaya
sistematis yang dilakukan negara dan masyarakat untuk memfasılitasi individu warga negara agar
memahami,menghayati, mengamalkan dan mengembangkan konsep, prinsip dan nilai demokrasi
sesuai dengan status perannya dalam masyarakat. Hasil penelitian Gandal and Finn (1992) bahwa:
bukan saja di negara-negara berkembang, di negara-negara maju sekalipun, education for democracy
sangat penting, namun sering dilupakan, tetapi sering dianggap enteng dilupakan. Oleh karena itu,
pendidikan demokrasi harus disikapi secara sadar dan Sungguh-sungguh.
Berkenaan dengan hal tersebut disarankan Gandal and Finn, (1992) perlu dikembangkannya
model, paling tidak dalam 4 bentuk alternatif:
• Nilai adalah sesuatu yang merujuk kepada tuntutan perilaku yang membedakan perbuatan yang baik dan
buruk atau dapat diartikan sebagai kualitas kebaikan yang melekat pada sesuatu.
• Moral adalah keharusan perilaku yang dibawakan oleh nilai.
• Norma adalah sumber dasar hokum yang menguatkan kedudukan konsep, nilai, dan moral serta perilaku
yang dilakukan.
Hakikat Pembangunan Nasional adalah pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan pembangunan seluruh
masyarakat Indonesia yang mengandung berikut ini:
Adanya keselarasan, keserasian, dan kebulatan yang utuh dalam seluruh kegiatan pembangunan. Meskipun
pembangunan ekonomi mendapat tempat utama dalam pembangunan nasional dewasa ini dan didalam jangka
panjang,unsur manusia,unsur sosial budaya dan unsure lainnya mendapat perhatian seimbang.
Pembangunan merata untuk seluruh masyarakat dan seluruh wilayah tanah air.
Hal yang ingin dibangun manusia dan masyarakat Indonesia sehingga pembangunan harus berkepribadian
Indonesia dan menghasilkan manusia dan masyarakat maju yang tetap berkepribadian Indonesia pula.
Kegiatan Belajar 2
Konsep, Nilai,Moral dan Norma ( KNMN ) dalam Hubungannya dengan Sesama Warga Negara
Secara kodrati manusia dilahirkan ke bumi ini sebagai makhluk social ( Zoon Politicon ) yang senantiasa
berhubungan dengan manusia lain dan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.
Salah satu upaya yang dilakukan dalam rangka memenuhi kebutuhan hidupnya manusia adalah membangun
suatu wadah tempat mereka berlindung yang dinamakan Negara.
Syarat – syarat yang mengenai kewarganegaraan Negara telah ditetapkan dalam Undang- undang, yang
menjadi WNI adalah sebagai berikut :
Ciri- ciri Warga Negara yang baik dapat dilukiskan yaitu Warga Negara yang patriotik, loyal terhadap bangsa
dan Negara, toleran, beragama, demokratis ,Warga Negara yang Pancasilais Sejati.
Kegiatan Belajar 3
Konsep, Nilai,Moral dan Norma ( KNMN ) dalam Pengembangan Komitmen Bela Negara
Bela Negara dapat terwujud bila dilandasi oleh adanya tekad, sikap dan tindakan Warga Negara yang teratur,
menyeluruh, terpadu dan berlanjut didasarkan oleh :
• Kecintaan pada tanah air
• Kesadaran berbangsa dan bernegera Indonesia
• Keyakinan akan kesaktian Pancasila sebagai ideologi Negara dan Kerelaan berkorban
Tanah air merupakan tempat kelahiran / tempat tinggal yang digunakan sebagai tempat untuk
menyelenggarakan dan menjamin kelangsungan hidup, tanah air yang bentuk wujudnya demikian ditambah
dengan letak geografis diantara 2 benua dan 2 samudra dinamakan Nusantara.
UNIVERSITAS TERBUKA
Kegiatan Belajar 1
• membuat/memilih tema
• mempelajari kompetensi dasar dari setiap • melakukan analisis indikator, kompetensi
mata pelajaraan. dasar dan hasil belajar yang sesuai dengan
• membuat memilih tema yang dapat tema dan membagi alokasi waktu
mempersatukan kompetensi • melakukan pemetaan hubungan kompetensi
• membuat matrik atau bagan hubungan dasar, indikator dengan tema
kompetensi dasar dengan tema • membuat pengelompokan jaringan indikator
• membuat pemetaan pembelajaran tematik • melakukan penyusunan silabus
• menyusun silabus berdasarkan matrik • menyusun rencana pembelajaran
• menyusun rencana pembelajaraan tematik
Kegiatan Belajar 2
Terdapat 10 model atau cara merencanakan pembelajaran terpadu, Robin Fogary (1991) :
1. Fragmented
2. Connected
3. Nested
4. Seguented
5. Shared
6. Webbing
7. Threated
8. Integrated
9. immersed,
10. Networked
Dari sepuluh model pada pembelajaran di Sekolah Dasar yang paling cocok diterapkan adalah Webbed, Connected,
dan Integrated.
1. Model Webbed
Model pembelajaran yang dipergunakan untuk mengajarkan tema tertentu yang berkecenderungan
dapat disampaikan melalui beberapa mata pelajaran. Tema sebagai sentral dijadikan sebagai landas
tumpu penyampaian isi pembelajaran interdisipliner maupun antar disipliner. .
Tujuan dari refleksi ini yaitu untuk belajar menghindari kesalahan di masa yang akan
datang dan meningkatkan kinerja siswa
Apakah yang telah kelas kami pelajari tentang cara-cara membuat suatu kebijakan untuk mengatasi masalah
melalui pembuatan portofolio?
Apakah yang kami ingin lakukan secara berbeda, seandainya kami membuat portofolio lain pada masa yang
akan datang?
Dengan demikian, refleksi hasil pembelajaran praktik belajar Pendidikan
Kewarganegaraan dapat disimpulkan sebagai berikut
Mengembangkan sifat pembawa atau karakter siswa berupa tanggung jawab individu; disiplin
diri; sopan dan jujur serta berani; menghormati hak-hak orang lain dan hukum; berpikir
terbuka dan kritis; negoisasi dan kompromi; ketekunan;dan berpikir kemasyarakatan.
TERIMA KASIH
RESUME BUKU MATERI POKOK PDGK 4201
Disusun Oleh :
1. DIAN RAHMAWATI ( 857698171 )
2. RIRIN WIDIANINGRUM ( 857698379 )
3. DIYAH YULIANTI ( 857698386 )
4. MIFTACHUDIN ( 857702178 )
I. WARGA NEGARA YANG CERDAS
A. KONSEP WARGA NEGARA
1. Dilihat dari asal kata
Warga negara dalam Bahasa Inggris disebut Citizen, dalam bahasa Yunani Civics (asal katanya
Civicus) yang berarti penduduk sipil (Citizen). Citizen melaksanakan kegiatan demokrasi secara
langsung dalam suatu negara kota atau Polis (suatu organisasi yang berperan dalam
memberikan kehidupan yang lebih baik).
Menurut Aristoteles
Warga negara adalah orang yang secara aktif ikut mengambil bagian dalam kegiatan hidup bernegara,
yaitu orang yang bisa berperan sebagai orang yang diperintah, dan orang yang bisa berperan sebagai
yang memerintah.
Warga negara dibagi ke dalam dua golongan :
a. Yang menguasai atau yang memerintah
b. Yang dikuasai atau yang diperintah
B. KARAKTERISTIK WARGA NEGARA YANG CERDAS
Warga negara yang cerdas erat kaitannya dengan kompetensi warga negara, sebab warga negara yang
cerdas harus memiliki dan melaksanakan kompetensi tersebut dalam kehidupan sehari-hari.
Ricey mengemukakan enam kompetensi dasar (basic competencies) warga negara :
1. Kemampuan memperoleh informasi dan menggunakan informasi
2. Menjaga dan membina ketertiban
3. Membuat keputusan
4. Kemampuan berkomunikasi
5. Kerja sama
6. Melakukan berbagai Kepentingan dengan benar
C. DIMENSI-DIMENSI KECERDASAN WARGA NEGARA
Warga negara yang cerdas ( civic intelligence ) sangat diperlukan bagi kelangsungan hidup
bangsa dan negara, tidak terkecuali bangsa Indonesia.
Warga negara yang cerdas sebagaimana hendak diwujudkan melalui pembelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan ( civic education ) tidak semata-mata memenuhi kualifikasi cerdas secara
intelektual ( Intellectual Quotion ) melainkan cerdas secara emosional ( EmotionalIntelligence ), cerdas
spiritual ( Spiritualintelligence ), cerdas secara moral ( Moralintelligence ). Oleh karena itu penting
untuk diusahakan bagaimana memadukan dimensi-dimensi kecerdasan tersebut.
Warga negara yang cerdas merupakan warga negara yang mampu memberdayakan segala potensi
yang dimilikinya serta diaktualisasikan dalam kehidupan riil.Potensi dasar mental yang dapat
dikembangkan menurut Nursit Sumaatmadja (1998), meliputi :
1. Minat ( sense of interest )
2. Dorongan ingin tahu ( sense of curiosity )
3. Dorongan ingin membuktikan kenyataan ( sense of reality )
4. Dorongan ingin menyelidiki ( sense of inquiry )
5. Dorongan ingin menemukan sendiri ( sense of discovery )
II. WARGA NEGARA YANG PARTISIPATIF
A. PENGERTIAN PARTISIPASI
1. Partisipasi lazim dimaknai sebagai keterlibatan atau keikutsertaan warga negara dalam berbagai
kegiatan kehidupan bangsa dan negara.
2. Bentuk partisipasi menurut Koentjaraningrat ( 1994 ) :
a. Berbentuk tenaga
b. Berbentuk pikiran
c. Berbentuk materi ( benda )
3. Unsur yang harus dipenuhi warga negara berpartisipasi dalam kegiatan berbangsa, bernegara, dan
berpemerintahan menurut (Wasistiono, 2003)
a. Ada rasa kesukarelaan ( tanpa paksaan )
b. Ada keterlibatan secara emosional
c. Memperoleh manfaat secara langsung maupun tidak langsung dari keterlibatannya
B. PARTISIPASI POLITIK
Berdasarkan beberapa pengertian, dapat disimpulkan bahwa partisipasi politik adalah keterlibatan
warga negara dalam kehidupan sistem politik, yang mana disesuaikan dengan kemampuan yang
dimiliki masing-masing warga negara.
Partisipasi politik secara teoritis ( Mas’oed dan MacAndrew, 2000 ) dapat dibedakan ke dalam 2 bagian,
yaitu partisipasi politik yang konvensional dan partisipasi politik non ko
Contoh perwujudan atau manifestasi partisipasi politik :
1. Mengkritisi secara arif terhadap kebijakan pemerintah
2. Aktif dalam partai politik
3. Aktif dalam kegiatan Lembaga Swadaya Masyarakat ( LSM )
4. Diskusi Politik
C. PARTISIPASISOSIAL
Partisipasi sosial warga negara erat hubungannya dengan kegiatan atau aktivitas warga negara
sebagai anggota masyarakat untuk terlibat atau ikut serta dalam kehidupan sosial kemasyarakatan.
Tanggung jawab warga negara terhadap lingkungan dapat diwujudkan dengan contoh sikap dan perilaku
sebagai berikut :
Memlihara kebersihan lingkungan
Tidak mengeksploitasi alam secara berlebihan.
Menngunakan teknologi yang ramah lingkungan (environtment friendly).
Manusia adalah homo religius artinya bahwa manusia adalah makhluk yang beragama, makhluk
yang mempunyai keyakinan akan kekuasaan Tuhan Yang Maha Esa.menurut Paul Tellich, orang yang
beragama selalu terlibat (involved) dengan agama yang dianutnya.
Penilaian merupakan bagian yang integral dalam keseluruhan proses belajar mengajar, ia merupakan
subsistemnya. Pada pelaksanaannya, informasi yang akan dijadikan dasar menentukan nilai dapat
diperoleh melalui berbagai cara sesuai dengan tujuan dari penilaian itu sendiri. Pengmpulan informasi
dapat dilakukan dalam suasana resmi maupun tidak resmi, di dalam atau di luar kelas. Sebagai penilaian
pada umumnya, secara umum prinsip-prinsip penilaian klas adalah sebagai berikut: valid, mendidik,
berorientasi pada kompetensi, adil dn objektif, terbuka, berkesinambungan, menyeluruh, dan bermakna
Kegiatan Belajar 3 :Model – model Alat PenilaianPKn SD/MI
Skala bertingkat adalah alat penilaian non tes untuk mengukur karakteristik tertentu sebagaimana
diharapkan muncul dalam diri siswa.
Kaidah-kaidah alat penilaian ini dikembangkan oleh AsmawiZainul (1993:76) sebagai berikut :