Anda di halaman 1dari 4

PDGK4201 PEMBELAJARAN PKN DI SD

RESUME MODUL 7 dan 8

NAMA : Rani Febria Putri


NIM : 856214631
POKJAR/SEMESTER : Sitiung/I

MODUL 7. KONSEP DAN PRAKTIK DEMOKRASI SERTA PENDIDIKAN DEMOKRASI

Konsep Demokrasi
Demokrasi ialah sebuah kata dalam bahasa Indonesia yang berasal dari bahasa inggris
“democracy” yang diserap dari dua kata bahasa Yunani “demos” dan ‘ratos” atau “kratein”.
Demos berarti rakyat, kratos berarti kekuasaan.
Demokrasi adalah negara dengan prinsip pemerintahannya yang ditandai oleh adanya
partisipasi warga negara yang sudah dewasa ikut berpartisipasi dalam pemerintahan melalui
wakilny yang dipilih, negara dengan pemerintahannya menjamin kemerdekaan berbicara,
beragama, berpendapat, berserikat dan menegakkan rule of law, masyarakat yang kelompok
mayoritas menghargai kelompok minoritas dan saling memberi perlakuan yang sama.
Demokrasi di samping sebagai sistem pemerintahan, juga diperlukan proses demokrasi
yang meliputi 4 hal yaitu :
1) Mengutamakan kepentingan khalayak
2) Manusia sebagai makhluk memiliki potensi untuk mengembangkan kekuasaan dan
kemampuan
3) Memperhatikan keseimbangan antara partisipasi dan apatisme
4) Untuk mencapai partisipasi perlu ada perubahan terlebih dahulu serta perubahan itu
sendiri akan terwujud jika adanya partisipasi.

Pendidikan Demokrasi sebagai Esensi PKn


Thomas Jefferson sebagai penulis Deklarasi Kemerdekaan Amerika, dalam Wahab
(2001), menyatakan bahwa maksud dari pengetahuan, skill, perilaku warga negara yang
demokratis tidak akan terjadi dengan sendirinya, tetapi harus diajarkan kepada generasi
penerus. Winataputra (2001) dalam disertasinya memberikan penjelasan bahwa pendidikan
demokrasi adalah upaya sistematis yang dilakukan negara dan masyarakat untuk memfasilitasi
individu warga negara agar memahami, menghayati, mengamalkan dan mengembangkan
konsep, prinsip dan niai demokrasi sesuai dengan status perannya dalam masyarakat.
Pendidikan demokrasi yang perlu dikembangkan yang bersifat multidimensional, yang
memungkinkan para siswa dapat mengembangkan dan menggunakan seluruh potensinya
sebagai individu dan warga negara dalam masyarakat bangsa dan negara yang demokratis.
Dalam kepustakaan asing PKn disebut civic education yang batasannya ialah seluruh kegiatan
rumah, sekolah dan masyarakat yang dapat menumbuhkan demokrasi (Somantri,2001). Artinya
bahwa PKn merupakan pendidikan demokrasi atau disebut juga pendidikan demokrasi
merupakan esensi dari PKn.

Sekolah Sebagai Laboratorium Demokrasi


Sekolah dalam undang-undang RI No.20 Tahun 2003 disebut satuan pendidikan Sekolah
Dasar sebagai satuan pendidikan merupakan suatu entity (satuan utuh) wahana pendidikan
nasional yang berfungsi mewujudkan proses pendidikan secara utuh dalam rangka mencapai
tujuan pendidikan nasional.
Paradigma pendidikan demokrasi yang perlu dikembangkan dalam lingkungan sekolah
adalah pendidikan demokrasi yang bersifat multidimensional atau bersisi jamak. Sifat
multidimensionalnya itu, antara lain terletak pada berikut ini
1. Pandangannya yang pluralistik-uniter (bermacam-macam, tetapi menyatu dalam
pengertian Bhineka Tunggal ika
2. Sikapnya dalam menempatkan individu, negara dan masyarakat global secara harmonis
3. Tujuannya yang diarahkan pada semua dimensi kecerdasan (spiritual, rasional,
emosional dan sosial.
4. Konteks (setting) yang menghasilkan pengalaman belajarnya yang terbuka, fleksibel atau
luwes dan bervariasi merujuk kepada dimensi tujuannya.
Situasi sekolah dan kelas dikembangkan demikian rupa sebagai democratic laboratory
atau lab demokrasi dengan lingkungan sekolah yang diperlakukan sebagai micro cosmos of
democracy atau lingkungan kehidupan yang demokratis dan memperlakukan masyarakat luas
sebagai open global room atau sebagai kelas global yang terbuka. Dengan cara itu akan
memungkinkan siswa dapat belajar demokrasi dalam situasi yang demokratis dan untuk tujuan
melatih diri sebagai warga negara yang demokratis dan membangun kehidupan yang lebih
demokratis. Itulah makna dari konsep learning democracy, in democracy and for democracy

MODUL 8. HUBUNGAN KONSEP, NILAI, MORAL DAN NORMA DENGAN TUNTUTAN PERILAKU
WARGA NEGARA

Konsep, Nilai, Moral dan Norma (KNMN) dalam Hubungan Warga Negara dengan Negara
Pengenalan nilai dengan pengalaman nilai tidak sama pengertiannya. Kaitan konsep
nilai, moral, dan norma (KNMN) dalam hubungan antara warga negara dengan negara sangat
erat dan mempunyai pengaruh timbal balik.
Tiap warga negara memiliki kewajiban dan tanggung jawab terhadap negara, terutama
peran serta dalam pembangunan. Pembentukan perilaku seseorang memerlukan proses,
kebiasaan dan keteladanan. Kelompok perilaku warga negara dengan negara, meliputi hal-hal
yang mencakup kehidupan berbangsa dan bernegara, antara lain bidang politik, ekonomi, sosial
budaya dan Hankam
Konsep pengertian yang menunjukan kepada sesuatu. Pengertian tersebut dapat
dinyatakan dalam bentuk kata-kata, nama atau pernyataan. Oleh karena konsep dapat
dinyatakan dengan kata maka ada ahli yang mendefenisikan konsep sebagai kata yang
menunjukan kepada sesuatu. Berdasarkan definisi itu dapat disimpulkan bahwa konsep nilai
adalah pengertian yang menunjuk pada nilai tertentu
Nilai adalah sesuatu yang merujuk kepada tuntutan perilaku yang membedakan
perbuatan yang baik dan buruk atau dapat diartikan sebagai kualitas kebaikan yang melekat
pada sesuatu. Moral adalah suatu keharusan perilaku yang dibawakan oleh nilai.
Norma merupakan dasar hukum yang menguatkan kedudukan konsep, nilai, dan norma serta
perilaku yang dilakukan.
Langkah-langkah agar dapat menguasai suatu materi dengan baik adalah sebagai
berikut :
1) pahami secara mantap konsep, nilai, moral dan norma
2) lakukan kajian nilai, moral dan norma dalam kurikulum PKn 2006, termasuk cermati
standar kompetensi dan kompetensi dasar serta tentukan materi atau indikator yang
dapat meletakkan dari ketiga unsur tersebut
3) Kaitkan dengan perilaku yang diharapkan dari rumusan nilai atau kompetensi dasar dan
indikator tersebut

Konsep, Nilai, Moral dan Norma (KNMN) dalam Hubungan Warga Negara sesama Warga
Negara
Seseorang dikatakan sebagai warga negara bila telah dinyatakan secara legal (sah)
menjadi warga negara. Warga negara RI yang terdiri dari beraneka ragam suku, bangsa, agama
dan keyakinan, budaya dan adat istiadat , memerlukan adanya kesadaran yang cukup tinggi
dalam hubungannya sesama warga negara. Ciri-ciri warga negara yang baik adalah warga yang
patriotik, loyal terhadap bangsa dan negara, toleran, beragama dan demoktratis. Pedoman
tuntutan perilaku warga negara tersebut diharapkan dapat diterapkan dan dilaksanakan dalam
kehidupan sehari-hari.

Konsep, Nilai, Moral dan Norma (KNMN) dalam Pengembangan Komitmen Bela Negara
Pada alinea 2 Pembukaan UUD 1945 terdapat cita-cita perjuangan bangsa, yaitu
mewujudkan NKRI yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur berdasarkan pancasila
dan UUD 1945. Untuk mewujudkan cita-cita bangsa tersebut perlu dipelihara adanya
Kepsentingan Nasional demi tetap tegaknya NKRI serta terwujudnya tujuan Nasional melalui
Pembangunan Nasional.
Bela negara merupakan tekad, sikap dan tindakan warga negara yang teratur,
menyeluruh, terpadu dan berlanjut yang dilandasi :
1. Kecintaan pada tanah air
2. Kesadaran berbangsa dan bernegara Indonesia
3. Keyakinan akan kesaktian pancasila sebagai ideologi negara
4. Kerelaan berkorban
Hak, kewajiban dan kehormatan untuk ikut serta dalam usaha pembelaan negara bagi
setiap warga negara harus dapat dilaksanakan. Partisipasi aktif bagi setiap warga negara untuk
menjaga ketertiban dan keamanan lingkungannya masing-masing sangat diharapkan.

Anda mungkin juga menyukai