Anda di halaman 1dari 25

KELOMPOK 1

PEMBELAJARAN PKN DI SD
MODUL 2
KARAKTERISTIK PKN SEBAGAI
PENDIDIKAN NILAI DAN MORAL
Disusun Oleh :
Sabila Amalia Utami 857077562
Ahmad Maulufi 857083534
Ahmad Wahidin 857083749
Kegiatan Belajar 1
PENDEKATAN PKN
SEBAGAI
PENDIDIKAN NILAI
DAN MORAL DI SD
Pendidikan Nilai
“ … value is neither thought nor cought, is learned”,
yang artinya bahwa substansi nilai tidaklah semata-
mata ditangkap dan diajarkan tetapi lebih jauh, nilai
dicerna dalam arti ditangkap, diinternalisasi dan
dibakukan sebagai bagian yang melekat dalam
kualitas pribadi seseorang melalui belajar.”
PENGERTIAN PENDIDIKAN
Pasal 1 butir 1
Secara umum
UU Sisdikan
Proses yang sengaja di rancang 20/2003
& dilakukan untuk
Usaha sadar dan terencana untuk
mengembangkan potensi individu mewujudkan suasana belajar & proses
dalam interaksi dengan pembelajaran agar peserta didiksecara
lingkungannya sehingga dewasa aktif mengembangkan potensi dirinya
untuk memiliki kekuatan spiritual
& dapat mengarungi hidup
keagamaan pengendalian diri , kepribadian ,
dengan baik , dalam arti selamat kecerdasan , akhlak mulis
dunia akhiat , serta keterampilan yang diperlukan
dirinya , masyarakat , bangsa dan
negara
PRINSIP PENDIDIKAN
Sebagai suatu proses
Diselenggarakan Sebagai satu kesatuan
pembudayaan &
secara demokratis yang sistematik
pemberdayaan
dan berkeadilan dengan sistem yang
peserta didik
terbuka & multimakna
sepanjang hayat

Memberi keteladanan, Mengembangkan


Memberdayakan
membangun kemauan & budaya membaca,
semua komponen
mengembangkan kreativitas menulis dan
masyarakat
peserta didik berhitung
HAKIKAT MORAL
Moral :
Dalam perkembangannya diartikan sebagai kebiasaan
dalam bertingkah laku yang baik. Dalam kehidupan
bermasyarakat, pendidikan nilai dan moral sudah
berlangsung didalamnya. Proses pendidikan yang
memusatkan pehatian pada pengembangan nilai dan sikap
dikenal dengan value education, affective education,
moral education, carachter education.
DIMENSI NILAI
GOOD CHARACTER

Dimensi wawasan Wawasan nilai Dimensi perasaan Dimensi perilaku


moral (knowing moral moral
moral
moral values) • Perasaan moral
• Kata hati atau Nurani • Perilaku moral
• Kemampuan mengambil • Harapan diri sendiri
• Wawasan moral • Kompetensi
pandangan orang lain • Merasakan diri orang
• Kesadaran Moral lain • Kemauan
• Penalaran moral
• Cinta kebaikan
• Mengambil keputusan
• Kebiasaan
• Kontrol diri
• Pemahaman diri sendiri • Merasakan diri sendiri
PENDIDIKAN MORAL
SECARA FORMAL
KURIKULER DI INDONESIA

PKN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI


mencakup pendidikan sikap, AGAMA mencakup pendidikan nilai
keyakinan, perilaku dalam yang menyangkut pemaknaan
hubungan manusia dengan Mencakup sikap, keyakinan dan
perilaku dalamhubungan manusia
dan penghargaan terhadap
negaranya, masyarakatnya harmoni keindahan ,
dengan khaliq Tuhan YME,
dan bangsanya hubungan manusia dengan manusia keserasian ). dalam hubungan
lain dan alam
antara manusia dan alam
semesta
UU RI NO. 20 Pendidikan Kewarganegaraan merupakan
wahana pedagogis untuk
TAHUN 2003
mengembangkan rasa atau intuisi
Tentang Sistem kebangsaan atau cinta tanah air atau
Pendidikan Nasional patriotisme serta nilai dan kebajikan
demokratis (democratic virtues culture)
SIFAT SIFAT DARI TUJUAN
PENDIDIKAN MENURUT
(Djojonegoro 1996:75-76)
• Perasaan bakti kepada Tuhan Yang Maha Esa;
• Perasaan cinta kepada alam;
• Prasaan cinta kepada Negara;
• Perasaan cinta dan hormat kepada ibu dan bapak;
• Perasaan cinta kepada bangsa dan kebudayaan;
• perasaan berhak dan wajib ikut memajukan negaranya menurut pembawaan dan
kekuatannya;
• Keyakinan bahwa orang menjadi bagian tak terpisah dari keluarga dan
masyarakat;
• Keyakinan bahwa orang yang hidup dalam masyarakat harus tunduk pada tata
tertib;
• Keyakinan bahwa padadasarnya manusia itu sama derajatnya sehingga sesama
anggota masyarakat harus saling menghormati, berdasarkan rasa keadilan dengan
berpegang teguh pada harga diri;
• Dan keyakinan bahwa Negara memerlukan warga Negara yang rajin bekerja,
mengetahui kewajiban dan jujur dalam pendidikan dan tindakan.”
KEGIATAN PENDIDIKAN
NILAI DAN
BELJAR 2 MORAL
DALAM
STANDAR ISI
PKN DI SD
PERATURAN MENTERI
PENDIDIKAN NASIONAL NO. 22
TAHUN 2006

“Mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan


merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada
pembentukan warga negara yang memahami dan
mampu melaksanakan hak hak dan kewajibannya
untuk menjadi warga negara Indonesia yang cerdas
terampil dan berkarakter yang diamanatkan oleh
pancasila dan UUD 1945
RUANG LINGKUP PKN MENURUT PERATURAN
MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NO. 22 TAHUN
2006

1. 2. 3. 4.
5. 6.
Persatuan & Norma,huku Kebutuhan 8.
Hak asasi Konstitusi Kekuasaan 7. Pancasila
kesatuan m dan warga Globalisasi
manusia negara dan politik
bangsa peraturan negara
Berpikir secara kritis rasional dan kreatif dalam
TUJUAN menanggapi dalam isu kewarganegaraan

PENDIDIKAN
Berpartisipasi secara aktif dan bertanggung jawab

KEWARGA serta bertindak secra cerdas dalam kegiatan


bermasyarakat berbangsa dan bernegara

NEGARAAN Berkembang secara positif dan demokratis untuk


membentuk diri berdasarkan pada karakter karakter
masyarakat Indonesia agar dapat hidup bersama dengan
bangsa bangsa lainnya

Berinteraksi dengan bangsa bangsa lain dalam


percaturan dunia serta langsung atau tidak langsung
dengan memanfaatkan teknologi informasi dan
komunikasi
SK dan KD menjadi arah dan landasan
untuk mengembangkan materi pokok,
kegiatan pembelajaan, dan indikator
pencapaian kompetensi untuk penilaian
KEGIATAN
BELAJAR 3
HUBUNGAN INTERAKTIF
PENGEMBANGAN NILAI DAN
MORAL DALAM PKN SD
Konsep values eduation , moral
education, education for vitues ” sebagai
program dan proses pendidikan yang
tujuannya selain mengembangkan pikiran ,
juga mengembangkan nilai dan sikap
LICKONA (1992:6 7)
“ pendidikan moral merupakan aspek yang esensial
bagi pekembangan dan berhasilnya kehidupan
demokrasi Yakni

Menghormati hak orang lain Mematuhi hukum yang belaku

Partisipasi dalam kehidupan Peduli terhadap perlunya


masyarakat kebaikan bagi umat
TAHAPAN DOMAIN KESADARAN
MENGENAI ATURAN (PIAGET)

0-2 Tahun 2-8 Tahun


Pada usia ini aturan dirasakan pada usia ini aturan disikapi
sebagai hal tidak bersifat sebagai hal yang bersifat sakral
dan di terima tanoa pemikiran.
memaksa

8-12 Tahun
Pada usia ini aturan
diterima sebagi
kesepakatan
TAHAPAN DOMAIN

PELAKSANAAN ATURAN (PIAGET)

2-6 Tahun
0-2 Tahun
pada usia ini aturan
Pada usia ini aturan dilakukan
dilakukan sebagai perilaku
sebagai hal yang hanya bersifat
motoriksaja yang lebih berorientasi diri
sendiri

6-10 Tahun 10-12 Tahun


Pada usia ini aturan diterima Pada usia ini aturan diterima
sebagi perwujudan dari sebagi ketentuan yangsudah
kesepakatan dihimpun.
Tahap 1 : orientasi
hukum dan kepatuhan
TINGKAT I :
PRAKONVENSIONAL

PERUMUSAN PERKEMBANGAN MORAL


Tahap 2 : orientasi
instrumental nisbi

Tahap 3 : orientasi
kesepakatan timbal balik

(Kohlberg)
TINGKAT II :
KONVENSIONAL
Tahap 4 : Oientasi hukum
dan ketertiban

Tahap 5 : orientsi
kontrak sosial legalistik
TINGKAT III :
POSKONVENSIONAL
Tahap 6 : Orientasi
prinsip etika universal
PERBEDAAN PENDEKATAN PENILAIAN
PIAGET DENGAN KOHLBERG

PIAGET KOHLBERG
Menitikberatkan pada Menitik beratkan pada
pengembangan pengembangan
kemampuan pengambilan kemampuan
keputusan dan
pengambilan keputusan
memecahkan masalah
dan memecahkan
masalah
PERSAMAAN PENDEKATAN
PENILAIAN PIAGET DENGAN
KOHLBERG

Perilaku moral yang Sangat kental Tidak mempertimbangkan


dilandasi penalaran dengan nilai yang nilai religius yang tidak bisa
moral bersifat sekuler sepenuhnya di dekati
secara rasional
KESIMPULAN
Pendidikan nilai merupakan suatu kebutuhan sosiokultural yang jelas
dan mendesak bagi kelangsungan kehidupan yang berkeadaban karena
pada dasarnya pewarisan nilai antar generasi dan dalam satu
generasi merupakan wahana sosiopsikologis dan selalu menjadi tugas
dari proses peradaban. Peranan sekolah sebagai wahana
psikopedagogis dan sosio pedagogis yang berfungsi sebagai pendidik
moral menjadi semakin penting, pada saat dimana hanya sebagian
kecil anak yang mendapatkan pendidikan moral dari orangtuanya dan
peranan lembaga keagamaan semakin kecil.
THANK
YOU
Do you have any questions?

Anda mungkin juga menyukai