Anda di halaman 1dari 68

JENIS-JENIS KURIKULUM

PAUD

OLEH :
MIA RACHMAWATY
KURIKULUM ANAK USIA DINI
STANDAR PAUD

1. STANDAR TINGKAT PENCAPAIAN


PERKEMBANGAN
2. STANDAR PENDIDIK DAN TENAGA
KEPENDIDIKAN
3. STANDAR ISI, PROSES, DAN PENILAIAN
4. STANDAR SARANA DAN PRASARANA,
PENGELOLAAN, DAN PEMBIAYAAN
STANDAR TINGKAT PENCAPAIAN PERKEMBANGAN
• Kaidah pertumbuhan dan perkembangan anak usia dini (0-6 Tahun)
• Aktualisasi potensi semua aspek perkembangan bukan pada pencapaian
kecakapan akademik
• Aspek nilai-nilai agama dan moral, fisik, kognitif, bahasa, dan sosial-
emosional
Pengelompokkan Usia Anak
1. Tahap usia 0 - < 2 tahun, terdiri atas kelompok usia:
a. 3 - < 6 bulan
b. 6 - < 9 bulan
c. 9 - < 12 bulan
d. 12 - < 18 bulan
e. 18 - < 24 bulan
2. Tahap usia 2 – < 4 tahun, terdiri atas kelompok usia:
a. 2 – < 3 tahun
b. 3 – < 4 tahun
3. Tahap usia 4 – ≤ 6 tahun, terdiri atas kelompok usia :
a. 4 – < 5 tahun
b. 5 – ≤ 6 tahun
STANDAR PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN

• Memuat kualifikasi dan


kompetensi yang dipersyaratkan
bagi :
– guru,
– guru pendamping,
– Pengasuh
– tenaga kependidikan
Pendidik
• Pendidik anak usia dini adalah profesional yang
bertugas :
– merencanakan,
– melaksanakan proses pembelajaran,
– menilai hasil pembelajaran,
– melakukan pembimbingan,
– pengasuhan dan perlindungan anak didik
• Bertugas di berbagai jenis layanan baik pada jalur
pendidikan formal maupun nonformal
• Formal terdiri dari guru dan guru pendamping;
• Pendidik PAUD nonformal terdiri dari guru, guru
pendamping, dan pengasuh
Tenaga Kependidikan

• bertugas melaksanakan :
– administrasi,
– pengelolaan,
– pengembangan,
– pengawasan,
– pelayanan teknis untuk menunjang proses pendidikan
pada lembaga PAUD
• PAUD Formal terdiri dari Pengawas, Kepala TK/RA,
Tenaga Administrasi, dan Petugas Kebersihan
• PAUD Nonformal terdiri dari Penilik, Pengelola,
Administrasi, dan Petugas Kebersihan
STANDAR ISI, PROSES, DAN PENILAIAN

• Meliputi :
– struktur program,
– alokasi waktu,
– perencanaan,
– pelaksanaan,
– penilaian
– dilaksanakan secara terintegrasi/terpadu
– sesuai dengan tingkat perkembangan, bakat/minat dan
kebutuhan anak
• Mempertimbangkan potensi dan kondisi setempat
• Struktur meliputi : Standar Isi
– bidang pengembangan pembentukan perilaku
– bidang pengembangan kemampuan dasar
– melalui kegiatan bermain dan pembiasaan
• Bentuk Kegiatan Layanan
• Alokasi waktu
• Rombongan belajar :
– 4.2.1 Kelompok usia 0 - <1 tahun 1 : 4 anak;
– 4.2.2 Kelompok usia 1 - <2 tahun 1 : 6 anak;
– 4.2.3 Kelompok usia 2 - <3 tahun 1 : 8 anak;
– 4.2.4 Kelompok usia 3 - <4 tahun 1 : 10 anak;
– 4.2.5 Kelompok usia 4 - <5 tahun 1 : 12 anak;
– 4.2.6 Kelompok usia 5 - ≤6 tahun 1 : 15 anak.
• Kalender Pendidikan
Standar Proses

• Perencanaan: Pengembangan Rencana


Pembelajaran, Prinsip-prinsip,
Pengorganisasian
• Pelaksanaan : Penataan Lingkungan Main,
Pengorganisasian Kegiatan,
Standar Penilaian

1. Teknik Penilaian :
– Pengamatan,
– penugasan,
– unjuk kerja,
– pencatatan anekdot,
– percakapan/dialog,
– laporan orang tua,
– dokumentasi hasil karya anak (portofolio),
– deskripsi profil anak
Lanjutan Standar Penilaian

2. Lingkup
3. Proses
4. Pengelolaan hasil
5. Tindak lanjut
STANDAR SARANA DAN PRASARANA, PENGELOLAAN, DAN
PEMBIAYAAN

• Meliputi :
– jenis,
– kelengkapan,
– kualitas fasilitas yang digunakan dalam
menyelenggarakan proses penyelenggaraan
PAUD
DEVELOPMENTALLY APPROPRIATE
PRACTICE (DAP)
• Kata DAP dicetuskan oleh NAEYC (National Association for the
Education of Young Children) pada tahun 1998.
• NAEYC lahir dari Departemen Pendidikan USA untuk
merumuskan kurikulum dan program yang sesuai dengan AUD.
Keberhasilan sosialisasi NAEYC tentang kurikulum untuk PAUD
karena DAP memberikan panduan pembelajaran berdasarkan
jenjang usia anak.

Pengertian DAP adalah “


perencanaan yang bermakna dan sesuai dengan perkembangan
anak sebagai penerapan pengetahuan mengenai perkembangan
anak dalam lembaga PAUD
APA ITU KURIKULUM (menurut DAP)
1. Rencana kegiatan yang berisi pengembangan
seluruh area perkembangan anak : fisik,
emosional, bahasa, seni, dan kognitif
2. Mencakup bahasan yang luas meliputi seluruh
disiplin ilmu : sosial, intelektual, dan konsep diri
anak
3. Dibangun atas pengetahuan yang sudah siap
dipelajari dan dilaksanakan anak (aktivitas
pengetahuan utama) untuk menghubungkan
pengetahuan mereka dan menerima konsep
serta keterampilan baru
LATAR BELAKANG
• Kata DAP dicetuskan oleh NAEYC
(National Association for the Education
of Young Children) pada tahun 1998
• NAEYC lahir dari Dep Pendidikan USA
untuk merumuskan kurikulum dan
program yang sesuai dgn AUD
• Keberhasilan sosialisasi NAEYC tentang
kurikulum untuk PAUD karena DAP
memberikan panduan pembelajaran
berdasarkan jenjang usia anak
PENGERTIAN
• Perencanaan yang bermakna dan sesuai
dengan perkembangan anak sebagai
penerapan pengetahuan mengenai
perkembangan anak dalam lembaga
PAUD
• Program pembelajaran yang
direncanakan untuk AUD berdasarkan
pengetahuan mengenai perkembangan
anak
• DAP berdasarkan pada pertimbangan
data dan kenyataan tentang anak
12 Prinsip Dasar DAP

1. Seluruh aspek perkembangan anak saling terkait


satu dengan lainnya dan saling mempengaruhi.

2. Perkembangan memiliki urutan yang runtut.

3. Setiap anak memiliki proses perkembangan yang


berbeda.

4. Pengalaman sebelumnya mempengaruhi


perkembangan
Lanjutan Prinsip Dasar DAP

5. Proses perkembangan sesuatu yang dapat


diperkirakan menuju ke arah yang lebih
kompleks, terorganisasi dan terinternalisasi.

6. Perkembangan dan pembelajaran dipengaruhi


oleh konteks budaya dan sosial yang beragam.
7. Anak sebagai pebelajar aktif

8. Perkembangan dan pembelajaran dipengaruhi


kematangan secara biologis dan lingkungan
Lanjutan Prinsip Dasar DAP

9. Bermain sebagai alat bagi anak dalam


menunjukan tahap perkembangannya.

10. Perkembangan anak akan lebih meningkat,


jika anak diberikan kesempatan untuk
melatih keterampilan yang baru dan
meningkatkan keterampilan yang sudah
dimiliknya sekarang.
Lanjutan Prinsip Dasar DAP

11. Anak memiliki beragam cara untuk


belajar dan mencari tahu serta memiliki
berbagai cara untuk menunjukan apa
yang diketahuinya.

12. Anak akan lebih mudah belajar jika anak


merasa merasa aman dan nyaman.
PENDEKATAN-PENDEKATAN
PAUD
1. MONTESSORI
• Dikembangkan Oleh Maria Motessori (1870 –
1957)
• Awalnya diperuntukan bagi ABK
• Bertujuan mengoptimalkan seluruh
kemampuan anak melalui stimulasi yang
dipersiapkan
• Setiap anak memiliki keunikan
Keunikan setiap anak :
1. Masa peka (sensitive period)
– Lahir – 6 th : masa eksplorasi sensoris
Menciptakan pengetahuannya melalui pengalaman-
pengalaman sensoris
– Usia 6-12 tahun : eksplorasi konsep
Mengembangkan kekuatan berpikir abstrak dan
imajinasi
– Usia 12-18 tahun : eksplorasi humanistik
Memahami posisi di masyarakat dan tahu cara
berkontribusi pada dunia
– Usia 18-24 tahun : eksplorasi khusus
Menemukan keberadaan diri bagian dari dunianya
2. Daya serap pikiran (absorbent mind)
– Anak belajar secara tidak sadar dari
lingkungannya
– Anak sudah memiliki kemampuan, langkah dan
irama belajar sendiri-sendiri dalam dirinya
– Anak mampu mengembangkan konsentrasi,
disiplin diri, namun memerlukan lingkungan yang
dapat mendukungnya
– Pada masa perkembangan awal, anak
berkembang melalui pengalaman sensori bukan
karena imajinasinya
Komponen kunci penerapan Montessori :
1. Para pendidik dilatih secara khusus tentang filosofi
dan metode Montessori.
2. Terjalin kemitraan dengan orangtua.
3. Kelas merupakan kelompok heterogen yang terdiri
dari beragam usia.
4. Bermacam-macam bahan dan pengalaman
pembelajaran Montessori diberikan kepada anak
secara cermat dan berurutan sesuai kebutuhan anak.
5. Penjadwalan yang teratur yang memberikan
kesempatan pada anak untuk terlibat dalam
pemecahan masalah dan terlibat secara mendalam
dalam pembelajaran.
6. Suasana kelas mendorong interaksi sosial yang
mendukung pembelajaran kooperatif.
Kurikulum dan kegiatan :
1. Materi sensorial
– Anak berlatih memperluas dan memperhalus persepsi
sensorinya
– Materi yang digunakan adalah alat-alat yang mengandung
konsep tentang ukuran, bentuk, warna, suara, tekstur, bau,
berat ringan
2. Materi konseptual
Merupakan bahan-bahan konkret untuk melatih anak
membaca, menulis, matematika dan pengetahuan sosial
3. Materi kehidupan praktis (sehari-hari)
• Pembelajaran yang diberikan banyak ditemukan dalam
kehidupan sehari-hari
• menyapu lantai, mencuci piring, menyiram tanaman,
mengancingkan baju
2. BANK STREET
• Dikembangkan Oleh Lucy Sprague Mitchell,
Caroline Pratt, Harriet Johnson (1878 – 1967)
• Berawal dari ”Nursery School”, bagian dari
Biro Eksperimen Pendidikan
• Dipengaruhi oleh kajian John Dewey yang
meyakini bahwa kekuatan pendidikan untuk
mempengaruhi dan meningkatkan
masyarakat
• “the whole child” anak secara keseluruhan
Prinsip Umum :
1. Perkembangan berawal dari simple ke kompleks.
2. Sifat individual terjadi secara kontinum
3. Peningkatan perkembangan memerlukan
waktu yang lama dan hal-hal baru yang
dipelajari
4. Anak mempunyai motivasi dalam dirinya untuk
secara aktif terlibat dengan lingkungan
5. Percaya diri anak terbentuk dari pengalaman
dengan orang lain dan objek dalam berinteraksi
6. Pertumbuhan dan perkembangan melibatkan
konflik antara individu dan orang lain
Ide Dasar :
• Anak merupakan pembelajar aktif, peneliti,
eksplorer, dan artis.
• Belajar terjadi dalam konteks sosial yang
memungkinkan anak belajar melalui interaksi
dengan lingkungannya
• Pemahaman perkembangan kognitif dan
afektif merupakan suatu interkoneksi atau
tidak terpisah-pisah.
Kurikulum & kegiatan :
• Terfokus pada tema yang paling menarik bagi anak
• Masyarakat merupakan lingkungan pendidikan
• Seni dan ilmu sentra pengalaman dan aktivitas yang
membantu anak menemukan makna di dunia sekitar
• Bermain dengan material yang bersifat buka tutup
• Balok, air, kayu, kertas, materi-materi seni dan tanah
liat
• Bebas memilih permainan yang diinginkan
• Didorong untuk belajar dengan cara mereka sendiri
• Bermain merupakan jantung dari pendekatan interaksi
perkembangan
Fokus utama :
1. Kompetensi,
Bagaimana individu menggunakan keterampilan dan
pengetahuannya dalam hidup.
2. Individualitas,
Menekankan fungsi otonomi, kemampuan untuk
membuat pilihan, mengambil inisiatif, risiko kegagalan,
dan menerima bantuan tanpa kehilangan kebebasan.
3. Sosialisasi,
Tingkat pertama berkaitan dengan control dan memikir
ulang, adaptasi dan internalisasi perilaku ; tingkat kedua
mengacu kepada perkembangan hubungan dengan orang
lain yang ditandai dengan kepedulian, kejujuran,
tanggungjawab dan kerjasama.
Peran guru

1. Memahami perkembangan anak


2. Potensi dasar pengetahuan
3. Memilih dan menyusun materi-materi
4. Mengetahui anak secara individual
5. Sebagai fasilitator
3. HIGH/SCOPE

• Dikembangkan Oleh David Weikart


(1960an)
• Mulai digunakan pada tahun 1962
• Melibatkan anak sebagai pembelajar
aktif
Komponen Utama :
• Anak sebagai pembelajar aktif yang
menggunakan sebagian besar waktunya di dalam
learning center yang beragam
• Merencanakan-melakukan-mengulang (plan – do
- rewiew)
– Guru membantu anak untuk memilih apa yang akan
mereka lakukan setiap hari
– melaksanakan rencana mereka
– mengulang kembali yang telah mereka pelajari.
• Pengalaman kunci (key experience)
• Penggunaan catatan anekdot untuk mencatat
kemajuan yang diperoleh anak
Unsur Kurikulum :

1. Benda-benda yang dapat dieksplor anak


2. Manipulasi benda-benda oleh anak
3. Pilihan bagi anak tentang apa yang
harus dilakukan anak
4. Bahasa anak
5. Dukungan dari orang dewasa
Pengalaman Kunci Pemandu Kegiatan
1. Representasi kreatif,
2. Bahasa dan keaksaraan,
3. Inisiatif dan hubungan sosial,
4. Gerakan,
5. Musik,
6. Klasifikasi,
7. Seriasi,
8. Bilangan,
9. Ruang,
10. Waktu
Peranan guru
• Strategi interaksi yang positif
• Berfokus pada kekuatan anak
• Membangun hubungan dengan anak
• Mendukung ide-ide bermain anak
• Mengembangkan ketrampilan dalam bertanya
• Mengajak anak untuk memecahkan masalah
jika terjadi konflik sosial
4. Kurikulum Kreatif (creative
curriculum)
• Dikembangkan Oleh Diane Trister Dodge (1978
- sekarang)
• Dasar filosofinya adalah guru harus mampu
menggunakan bermacam-macam strategi
untuk memenuhi kebutuhan anak dalam
aspek perkembangan sosial, emosional, fisik,
kognisi dan bahasa
Elemen-elemen penting dari kurikulum kreatif

1. Teori dan riset tentang otak oleh Maslow, Erickson,


Piaget, Vygotsky, Smilansky dan Gardner
2. Pemahaman cara belajar anak sebagai proses yang
kontinum
3. Menekankan pada setting lingkungan pembelajaran
dalam sentra, mengatur jadwal kegiatan sehari-hari,
mengorganisasi pilihan waktu- belajar, dan
menciptakan komunitas kelas
Lanjutan

4. Guru berperan menjadi pengamat dan


menggunakan bermacam strategi untuk
memandu pembelajaran
5. Bermitra dengan orangtua untuk mendukung
pembelajaran
Lingkungan pembelajaran
1. Anak belajar di dalam sentra
2. Material yang digunakan harus beragam dan
diorganisasi
3. Kelas dirancang untuk bisa menerima anak
dari berbagai latar belakang
4. Anak terlibat secara aktif
5. Belajar melalui investigasi dan bermain
5. Regio Emilia

• Diciptakan oleh Loris Malaguzzi dan para


orang tua di daerah sekitar Reggio Emilia di
Italia setelah Perang Dunia II.
• berkomitmen “menciptakan kondisi
pembelajaran yang akan mendorong dan
memfasilitasi anak untuk membangun
kekuatan berpikirnya sendiri melalui
penggabungan seluruh bahasa ekspresif,
komunikatif, dan kognitifnya” (Edward &
Forman, 1993)
Konsep
1. Anak sebagai individu yang kompeten, kuat,
suka menemukan, dan penuh ide
2. Lingkungan sebagai guru ketiga harus
dirancang dengan baik
3. Adanya hubungan di antara anak, guru, dan
orangtua
4. Dokumentasi sebagai penguatan terhadap
pengalaman anak
Lanjutan

5. Perencanaan yang fleksibel


6. Provokasi guru pada anak dengan
memperhatikan minat anak dan
mendorong/mengembangkan
lebih jauh pemikiran dan tindakan
7. Seratus bahasa dari anak sebagai
representasi ide-ide anak
Struktur program
1. Perbandingan guru : anak di kelas 2 : 25
2. Anak, guru, dan keluarga bersama-
sama mendorong pembelajaran
3. Kegiatan proyek dalam kelompok kecil,
maks 5 anak/kelompok
4. Konflik dalam pergaulan anak
dipandang sebagai proses kognisi
bukan sosial interaksi
Lingkungan sebagai guru ke-tiga
1. Ruang/tempat yang digunakan harus bisa menarik
dan mengundang minat anak
2. Segala sesuatu dan tempat harus mengandung
unsur pendidikan
3. Setiap sentra dan sekolah memiliki area pusat
budaya
4. Menekankan pada berbagai macam media
5. Anak dan orangtua membantu untuk
mengumpulkan dan mengelola bahan-bahan main
yang digunakan
Kurikulum
1. Kurikulum dirancang berdasarkan minat
anak
2. Guru memfasilitasi anak untuk
memperluas proyek
3. Anak juga mengerjakan kegiatan seperti
pada umumnya
4. Guru mengamati, mendiskusikan, dan
menginterpretasikan setiap kegiatan yang
dilakukan bersama anak
Peranan guru
1. Membangun pengetahuan dan pemahaman anak
2. Menjadi seorang pendengar yang baik dan observer.
3. Mendokumentasikan hasil kerja anak dan
mendiskusikannya dengan guru-guru yang lain
setiap minggu.
4. Menjadi partner bagi anak di dalam proses
pembelajaran.
5. Pedagogista, guru sebagai koordinator, konsultan
pendidikan
6. Project-Base dikembangkan oleh Lilian Katz
Tujuan Pembelajaran :
1. Pengetahuan (knowledge)
Fakta-fakta, informasi, cerita, konsep,
dan banyak unsur dari pikiran
2. Ketrampilan (skills)
Ketrampilan berbeda dengan
pengetahuan. Pengetahuan harus
dapat menjadi suatu ketrampilan
Lanjutan
3. Disposisi (disposition)
– Kebiasaan berpikir yang
digabungan dengan hati
– Kemampuan prososial, motivasi,
peduli, dan empati kepada anak
lain
– Berkembang dengan baik melalui
mengamati (observing) dan
meniru (modelling)
– Bawaan dari lahir untuk memaknai
pengalaman, bertanya, mencari
jawaban, dll
– Tidak bisa diajarkan melalui instruksi
– harus diwujudkan dalam tingkah
laku, diekspresikan dan digunakan
– disposisi yang hilang, tidak akan
bisa kembali lagi
Lanjutan

4. Perasaan (feelings)
– Dipelajari melalui pengalaman
– Tidak dapat dipelajari melalui instruksi,
paksaan, atau doktrinasi
– Memberi kesempatan untuk terlibat aktif,
menentukan pilihan, dan mengambil
keputusan
Kapan dipelajari ?
1. Sesuai tujuan akademik
– Ketika mengajarkan pengetahuan, konsep,
informasi dan ketrampilan
2. Sesuai tujuan intelektual
– Ketika mengajarkan unsur-unsur pengalaman
yang melibatkan disposisi : menganalisa,
mensintesa, menghipotesa, hubungan sebab
akibat, meramalkan dan menginvestigasi
Bagaimana cara belajarnya ?

• “Hearts and Minds”


• Dari pengamatan dan penyelidikan
BCCT
• Dikembangkan oleh CCCRT (Creative Center
for Childhood Research and Training) Florida,
USA
• Dilaksanakan di Creative Preschool asuhan
Pamela
• Di Indonesia bernama BCCT (Beyond Center
and Cyrcle Time)
• Kemudian akan diganti dengan nama SELING
(Sentra & Lingkaran)
Konsep : Melalui 3 jenis main

1. Main Sensorimotor
– anak belajar melalui panca indera dan
hubungan fisik dengan lingkungan
– Dengan menyediakan kesempatan
untuk berhubungan dengan
bermacam-macam bahan dan alat
permainan di dalam dan di luar
ruangan.
2.Main Peran, atau simbolik, main
pura-pura, fantasi, imajinasi atau
main drama. Untuk perkembangan
kognisi, sosial dan emosi anak.

• Main Peran dibagi atas 2 jenis :


1. Main Peran Makro, Anak berperan
sesungguhnya dan menjadi seseorang atau
sesuatu
2. Main Peran Mikro, Anak memegang
atau menggerak-gerakkan benda-benda
berukuran kecil untuk menyusun adegan
Main Peran Makro dan Mikro
3. Main Pembangunan
a. Main pembangunan bahan sifat
cair/bahan alam
– bermain dengan menggunakan bahan bahan cair
– seperti air, krayon, spidol cat dengan kuas,
pensil, pulpen, playdough, ublegh, pasir,
lumpur, biji-bijian seperti beras, kacang kedelai,
kacang hijau dll
b. Main Pembangunan
Terstruktur
bermain dengan
mempergunakan balok
unit,balok berongga, balok
berwarna, lego, puzzle dan lain
lain
Main Pembangunan Sifat Cair &
Terstruktur
Pelaksanaan BCCT
Dilaksanakan menggunakan 4 pijakan
(schafolding) :
1.Pijakan Lingkungan
– Menata lingkungan belajar
– Menyiapkan kegiatan dalam sentra
– Menyiapkan alat main yang akan digunakan
2.Pijakan sebelum main
– Do’a, salam, & menyapa anak satu persatu
– Apersepsi materi
– Membuat aturan main dalam sentra
Lanjutan
3. Pijakan selama main
– Memberi waktu main (45’ – 1 jam)
– Membimbing anak menyelesaikan tugasnya
– Memperluas bahasa dan gagasan dengan
pertanyaan terbuka
– Mengamati & mendokumentasikan kemajuan
anak
4. Pijakan setelah main
– Bersama anak membereskan alat main
– Recalling,
– Menghubungkan dengan konsep yang akan
dipelajari selanjutnya
TUGAS
• Tugas dalam kelompok:
• Membuat presentasi dalam kelompok
berdasarkan 6 artikel kajian ilmiah mengenai:
• 1) kurikulum reggio emilia
• 2) kurikulum Montessori
• 3) kurikulum highscope

Anda mungkin juga menyukai