Anda di halaman 1dari 16

TEKNIK OBSERVASI PEMBELAJARAN ANAK USIA DINI

Disusun Guna Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Asesmen Pembelajaran AUD
Dosen Pengampu: Siti Mumun Muniroh, S. Psi, MA

Disusun Oleh :

Kelompok 10

Lailatul Maghfiroh 2419055


Atim Khilmiyati Khikmah 2419070

FAKULTAS TARBIYAH ILMU DAN KEGURUAN


JURUSAN PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PEKALONGAN
2022
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah Yang Maha Kuasa atas segala
limpahan rahmat, nikmat sehat kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan
penyusunan tugas kelompok makalah ini dengan tepat waktu. Sholawat seta salam
tak lupa kami hanturkan kepada junjungan kami Nabi Muhammad SAW. Semoga
kami dan para pembaca makalah ini mendapatkan syafaat beliau di yaumul akhir
kelak, aamiin allahuma aamin.
Penulisan makalah yang berjudul “Teknik Observasi Pembelajaran Anak
Usia Dini”, kami selaku penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Siti
Mumun Muniroh, S. Psi, MA selaku dosen pengampu mata kuliah Asesmen
Pembelajaran AUD, karena telah membantu dan membimbing kami sehingga
kami mampu menyusun makalah ini. Tak lupa ucapan terima kasih kepada orang
tua yang telah memberikan pengertian dan dukungan kepada kami dan kepada
teman-teman yang sudah memberikan saran dan juga dukungan, sehingga
makalah ini dapat diselesaikan tepat waktu.
Demikian, penulis menyadari bahwa makalah yang kami buat masih jauh
dari kata sempurna. Besar harapan kami agar pembaca berkenan memberikan
saran dan kritiknya guna memperbaiki makalah ini. Semoga bermanfaat bagi kita
semua. Aamin.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Pekalongan, 14 Mei 2022

Kelompok 10

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
A. Latar Belakang................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...........................................................................................1
C. Tujuan..............................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................2
A. Pengertian Observasi dan macam-macam observasi..................................2
D. Teknik Pencatatan Data Observasi (Anekdotal Dan Ceklis).....................4
E. Skala Jenjang Sampling Waktu dan Sampling Kejadian...........................8
BAB III PENUTUP...............................................................................................10
A. Kesimpulan....................................................................................................10
F. Kritik dan Saran............................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................iv

iii
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hal yang paling penting dalam melakukan penilaian terhadap anak
adalah pengamatan (observasi). Observasi adalah cara pengumpulan data
atau informasi melalui pengamatan langsung terhadap sikap, pengetahuan,
dan keterampilan anak. Observasi dilakukan guru saat anak bermain atau
melakukan suatu kegiatan sekalipun tidak sedang bermain di dalam
ruangan.

Dalam observasi anak usia dini tentunya bertujuan untuk bentuk


pelaporan perkembangan yang akan ditunjukkan pada orangtua.
Pelaporan memiliki banyak makna dan tujuan yang utamanya berpusat
pada bagaimana memahami anak dan memberi program yang lebih sesuai
dengan perkembangan anak. Hal yang perlu ditegaskan dalam observasi
bertujuan untuk memperbaiki layanan atau peningkatan layanan yang
paling sesuai untuk anak. Observasi pada PAUD memang bukanlah hal
yang sederhana karena banyak factor yang harus ditentukan. Maka dari itu
perlunya pendidik mengetahui apa saja Teknik dalam melakukan obsevasi
pada peserta didik.

B. Rumusan Masalah
1. Apa maksud dari pengertian observasi dan macam-macam
observasi?
2. Bagaimana teknik pencatatan data observasi (anekdotal dan
ceklis)?
3. Bagaimana skala jenjang sampling waktu dan sampling kejadian?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian observasi dan apa saja macam-
macam observasi.

1
2. Untuk mengetahui Bagaimana teknik pencatatan data observasi
(anekdotal dan ceklis).
3. Untuk mengetahui Bagaimana skala jenjang sampling waktu dan
sampling kejadian.

2
BAB II

PEMBAHASAN
A. Pengertian Observasi dan macam-macam observasi
Observasi adalah cara pengumpulan data untuk mendapatkan
informasi melalui pengamatan langsung terhadap sikap dan perilaku siswa.
Observasi merupakan pengamatan yang dilakukan guru secara langsung
dan alamiah untuk mendapatkan data atau informasi tentang
perkembangan dan permasalahan anak dalam berbagai situasi dan kegiatan
yang dilakukan.1
Observasi ialah metode atau cara-cara yang menganalisis dan
mengadakan pencatatan secara sistematis mengenai tingkah laku dengan
melihat atau mengamati individu atau kelompok secara langsung. Cara
atau metode tersebut dapat juga dikatakan dengan menggunakan teknik
dan alat-alat khusus seperti blangko-blangko, checklist, atau daftar isian
yang telah dipersiapkan sebelumnya. Dengan demikian, teknik observasi
dapat dibagi menjadi dua, yaitu:
1. Structured or controlled observation (observasi yang
direncanakan, terkontrol).
Biasanya pengamat menggunakan blangko-blangko
daftar isian yang tersusun, dan di dalamnya telah tercantum
aspek-aspek ataupun gejala-gejala apa saja yang perlu
diperhatikan pada waktu pengamatan itu dilakukan.
2. Unstructure or informal observation (observasi informasi
atau tidak terencanakan lebih dahulu).
Pada umumnya pengamat belum atau tidak
mengetahui sebelumnya apa yang sebenarnya harus dicatat
dalam pengamatan itu. Aspek-aspek atau peristiwanya tidak

1
Mhd Habibu Rahman, Assesmen Pembelajaran PAUD, (yogyakarta: HIJAZ
PUSTAKA MANDIRI, 2020), hal. 22

3
terduga sebelumnya.2
Observasi dapat dilakukan dengan cara mengamati berbagai
perilaku atau perubahan yang terjadi yang ditunjukkan anak selama kurun
waktu tertentu. Agar observasi dapat terarah, guru dapat menggunakan
instrument observasi, dengan tetap mengacu pada indikator pencapaian
perkembangan anak.
Mengobservasi berarti memperhatikan, mengamati secara intensif,
dengan fokus pada satu bagian tertentu atau secara keseluruhan. Hal ini
berarti menangkap informasi mengenai gambaran menyeluruh dan detail
yang signifikan. Agar observasi pada anak yang kita lakukan menjadi
bermanfaat, maka kita harus memahami perkembangan anak, lingkungan,
dan bagaimana anak berinteraksi dengan orang lain.
Guru sebagai observer juga harus tahu benar apa tujuan kita
melakukan observasi dan bersedia mengumpulkan informasi dan kesan-
kesan dengan mata dan pikiran yang siap menerima. Melalui observasi
secara berkesinambungan, maka guru sedang mengembangkan “child
sense”, yaitu kepekaan mengenai bagaimana anak baik secara individual
ataupun berkelompok merasakan sesuatu dan bereaksi terhadap
lingkungan. Observasi dapat menghidupkan kepekaan dan pemahaman
yang lebih baik, menimbulkan empati serta perhatian kita terhadap anak.
Menurut Feeniy dalm Ria Novianti melalui observasi guru
mengembangkan berbagai hal, yaitu:
1. Meningkatkan sensitivitas terhadap anak secara umum,
berupa kepekaan akan wilayah perkembangan anak, juga
mempertinggi kepekaan akan kualitas unik dunia anak.
2. Memperdalam pemahaman terhadap anak secara individual,
yaitu bagaimana mereka berpikir, merasakan, dan
memandang dunia, serta minat, kemampuan dan
karakteristik respon yang mereka miliki, juga apa yang

2
Dadan Suryana, PENDIDIKAN ANAK USIA DINI Teori Dan Praktik
Pembelajaran, (Jakarta: KENCANA, 2021), hal. 262-263

4
menjadi kekuatan dan kelemahan mereka.
3. Memahami relasi sosial antara sesama anak juga antara
anak dengan orang dewasa yang ada disekitarnya.
4. Mengasah kepekaan mengenai bagaimana lingkungan
digunakan oleh anak keluarga, dan staf sekolah sehingga
guru dapat memperbaiki dan meningkatkan kualitas
lingkungan tersebut.
5. Meningkatkan kemampuan untuk berbagai aspek-aspek
berarti dari perkembangan anak dan kemampuan untuk
memperhatikan kekuatan dari pembelajaran anak.3

B. Teknik Pencatatan Data Observasi (Anekdotal Dan Ceklis)


1. Pengertian catatan anekdot
Anecdotal record (catatan anekdot) merupakan kumpulan
catatan peristiwa –peristiwa penting tentang sikap dan perilaku
anak dalam situasi tertentu. Catatan tersebut dapat digunakan untuk
mengetahui kreativitas anak baik yang bersifat positif maupun
negatif yang kemudian ditafsirkan guru sebagai bahan penilaian
semester. Catatan anekdot menjelaskan sesuatu yang terjadi secara
factual (sesuai dengan apa yang dibuat dan didengar), dengan cara
yang obyektif (tidak berprasangka dan tidak menduga-duga),
menceritakan bagaimana, kapan, dan dimana peristiwa itu, serta
apa yang dikerjakan mauapun dikatakan anak.
Catatan anekdot bertujuan untuk memperkuat pemahaman
guru terhadap setiap anak sebagai suatu pola atau profil anak dan
sebagai bahan penyusunan rencana pembelajaran selanjutnya.
Ciri-ciri catatan anekdot, yaitu:
a. Memuat keterangan tanggal, tempat dan suasana
b. Menggambarkan perbuatan anak dan reaksi orang

3
Mhd Habibu Rahman, Assesmen Pembelajaran PAUD, (yogyakarta: HIJAZ PUSTAKA
MANDIRI, 2020), hal. 23-24

5
disekeliling anak
c. Menampilkan gerakan isyarat yang dilakukan anak,
seperti mimik, gerak-gerik, tekanan suara.
d. Memisahkan antara fakta dengan interpretasi4
Catatan anekdot dapat ditilulis dalam format table seperti
contoh dibawah, namun dapat juga berupa narasi (tidak
menggunakan tabel). Pendidik juga dapat memilih Teknik
pencatatan yang paling mudah dam sederhana dilakukan.

Contoh :

Hari senin tanggal 21 Juli 2021, Yasmin bermain di area


membaca, dia memegang buku hanya menatapnya. Yasmin bahkan
tidak menjawab ketika Alisha menanyakan buku yang
dipegangnya.

Melihat catatan di atas sepertinya Yasmin sedang tidak


berminat untuk melakukan kegiatan bermain dan tidak seperti hari
biasanya yang bersikap aktif. Guru harus mengetahui lebih lanjut
apa yang menyebabkan perilaku Yasmin berubah untuk hari ini.
Sebelum memberikan kesimpulan, sebaiknya pendidik harus
bertanya kepada anak dan orangtua siswa. Kesimpulan pendidik
disampaikan kepada orangtua dan dijadikan sebagai catatan untuk
dijadikan bahan dalam memberi dukungan pembelajaran
selanjutnya untuk Yasmin.5

2. Ceklis
Ceklist merupakan alat perekam hasil observasi terhadap aspek
perkembangan anak usia dini. Ceklis tersebut memuat indicator
perkembagan untuk setiap kompetensi dasar (KD) anak usia dini.

4
Mhd Habibu Rahman, Assesmen Pembelajaran PAUD, (Yogyakarta: HIJAZ
PUSTAKA MANDIRI, 2020), hal. 45-46
5
. KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN RI. PEDOMAN
PENILAIAN PEMBELAJARAN PROGRAM PENDIDIKAN ANAK USIA DINI. (Jakarta : 2014 ),
hlm. 19

6
Melalui ceklis dapat diketahui tingkat perkembangan anak
sehingga dapat menjadi pedoman dalam mengembangkan
berbagai rencana dan kegiatan pengembangan yag seuai dengan
kebutuhan anak. Hasil ceklis juga menjadi materi komunikasi
dengan orangtua perihal segala sesuatu yang telah dipelajari anak
dan bagaimana berproses dalam belajar.
Sebuah ceklis akan menjadi kerangka dalam memantau
perkembangan anak dan pengembangan kurikulum. Untuk itu,
ketika merancang ceklis, pertama menentukan kateogori utama
yang akan dimasukkan ke dalam ceklis. Selanjutnya ada 4 tahapan
yang harus dilakukan yaitu :
a. Mengidentifikasi keterampilan yang akan dimasukkan ke
dalam ceklis
b. Mempelajari setiap kategori dan menentukan sasaran
khusus/ keterampilan yang akan dimasukkan
c. Mengorganisasikan setiap urutan ceklist. Untuk itu, setiap
item dalam ceklis harus disusun menurut tingkat
kesukarannya
d. Melakukan pencatatan. Setiap ceklis ditandai dengan
adanya sasaran pengembangan kurikulum atau karakteristik
perkembangan anak sehingga diperlukan strategi khusus
untuk mencatatnya. Biasanya ada dua kolom yang
menunjukkan kemampuan anak, yaitu belum menguasai
atau belum menguasai. Dalam ceklis perlu dicatat tanggal
dan peristiwa terjadi, ceklis juga digunakan untuk
menyimpan catatan tentang kegiatan anak dalam kelas
maupun kelompok.6
Berikut contoh penilaian berupa ceklist untuk usia 5-6 tahun

Nama anak : Doni

6
Selfi Lailiyatul Iftitah, EVALUASI PEMBELAJARAN ANAK USIA DINI, (Jakarta : Duta
Media Publishing, 2019), hlm. 43

7
Usia : 5 tahun

Kelompok : B1

Bulan : Juli-September 2021

Indicator Perkembangan BB MB BHS BSB


1.1 Mempercayai adanya Tuhan 
melalui ciptaan-Nya
1. Menyadarai semua benda
ciptaan-Nya
2. Menyadari dirinya sebagai
ciptaan Tuhan berbeda dengan
benda yang dibuat manusia
1.2 menghargai diri sendiri, orang 
lain, dan lingkungan sekitar
sebagai rasa syukur kepada
Tuhan
1. menghargai diri sebagai
ciptaan Tuhan
2. menghargai binatang dana lam
sebagai ciptaan Tuhan

2.1 memiliki perilaku yang 


mencerminkan hidup sehat
1. senang membuang sampah di
tempatnya
2. senang mencuci tangan
sesudah melakukan kegiatan
3.1 mengenal kegiatan beribadah 
sehari-hari
4.1 melakukan kegiatan beribadah
sehari-hari dengan tuntunan

8
orang dewasa
1. mengucapkan doa-doa pendek
2. melakukan ibadah sesuai dengan
agamanya

Keterangan :

BB : Belum berkembang, bila sampai akhir bulan penilaian


kemampuan itu belum Nampak pada anak.

MB : mulai berkembang, bila kemampan tersebut sekali-kali


Nampak pada anak misalnya membuang sampah pada tempatnya
muncul bila diingatkan tetapi sering kali membuang dimana saja.

BSH : berkembang sesuai harapan, bila kemampuan tersebut sudah


dimiliki anak secara terus menerus sesuai indicator di usianya.

BSB : berkembang sangat baik, bila kemampuan yang dimiliki


anak secaraterus menerus melebihi kemampuan yang tercantum
dalam indicator di usianya.

C. Skala Jenjang Sampling Waktu dan Sampling Kejadian


1. Sampling waktu
Sample waktu bertujuan untuk mencatat frekuensi munculnya
perilaku pada waktu yang telah ditentukan. Observer menentukan
kapan perilaku akan mulai diamati, berupa lama pengamatan, dan
bagaimana perilaku tersebut akan dicatat. Dalam prosedur
pengambilan sample waktu, anak-anak diamati selama periode
yang telah ditentukan selama perilaku tertentu akan dicatat setiap
terjadi. Teknik observasi ini sangat berguna untuk mengamati
anak-anak yang menunjukkan masalah perilaku.
Sampel waktu ini dapat digunakan pada anak usia dini karena
perilaku anak dapat diamati dengan jelas. Dengan menggunakan
metode ini maka observer akan memperoleh informasi

9
komprehensif mengenai perilaku anak. Hal yang dapat
mempengaruhi perilaku anak adalah lama rentang waktu observasi,
kedekatan anak dengan observer, situasi saat pengamatan dan
jumlah anak yang akan diobservasi.7
2. Sampling kejadian
Event sampling adalah suatu metode yang memberikan
kesempatan pada pengamat untuk menunggu dan kemudian
mencatat perilaku khusus yang sudah dipilih lebih dulu. Sampling
event digunakan untuk mempelajari kondisi dimana perilaku
tertentu terjadi atau sering terjadi.
Keuntungan menggunakan sampling kejadian adalah :
a. Mencatat peristiwa dengan utuh sehingga membuat Analisa
lebih mudah.
b. Sangat menolong untuk menguji perilaku yang tidak sering
terjadi.
c. Lebih obyektif dibandingkan metode lain, karena perilaku telah
ditentukan sebelumnya.
d. Pencatat dapat dilakukan dalam berbagai cara, tergantung dari
tujuan pengamat.8

7
Ainun Rosidah, KONSEP DASAR PENDIDIKAN ANAK USIA DINI, (Jakarta : Tahta
Media Group, 2021), hlm. 65
8
Ali Nugraha, Evaluasi Pendidikan Anak Usia Dini, (Universitas Pendidikan Indonesia :
2020), hlm. 21

10
BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan
Observasi adalah cara pengumpulan data untuk mendapatkan
informasi melalui pengamatan langsung terhadap sikap dan perilaku siswa.
Observasi merupakan pengamatan yang dilakukan guru secara langsung
dan alamiah untuk mendapatkan data atau informasi tentang
perkembangan dan permasalahan anak dalam berbagai situasi dan kegiatan
yang dilakukan.
Adapun teknik pencatatan data observasi ada dua yakni anekdotal
dan ceklis. Anecdotal record (catatan anekdot) merupakan kumpulan
catatan peristiwa – peristiwa penting tentang sikap dan perilaku anak
dalam situasi tertentu. Sedangkan ceklis dapat diketahui tingkat
perkembangan anak sehingga dapat menjadi pedoman dalam
mengembangkan berbagai rencana dan kegiatan pengembangan yag seuai
dengan kebutuhan anak.
Skala Jenjang Sampling dibagi dua yaitu sampling Waktu dan
Sampling Kejadian. Sample waktu bertujuan untuk mencatat frekuensi
munculnya perilaku pada waktu yang telah ditentukan. Sedangkan Event
sampling adalah suatu metode yang memberikan kesempatan pada
pengamat untuk menunggu dan kemudian mencatat perilaku khusus yang
sudah dipilih lebih dulu.
B. Kritik dan Saran
Kami menyadari bahwa makalah ini banyak kesalahan dan jauh dari
kesempurnaan, maka dari itu kami mengharapkan kritik dan saran yang
membangun, supaya penulisan makalah selanjutnya dapat lebih baik.

11
12
DAFTAR PUSTAKA
Iftitah, Selfi Lailiyatul. 2019. EVALUASI PEMBELAJARAN ANAK USIA
DINI. Jakarta : Duta Media Publishing
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN RI. PEDOMAN
PENILAIAN PEMBELAJARAN PROGRAM PENDIDIKAN ANAK USIA DINI.
Jakarta : 2014
Nugraha, Ali. 2020. Evaluasi Pendidikan Anak Usia Dini. Universitas
Pendidikan Indonesia
Rahman, Mhd Habibu, dkk. 2020. Assesmen Pembelajaran PAUD.
Yogyakarta: HIJAZ PUSTAKA MANDIRI.

Rosidah, Ainun. 2021. KONSEP DASAR PENDIDIKAN ANAK USIA


DINI. Jakarta : Tahta Media Group
Suryana, Dadan. 2021. PENDIDIKAN ANAK USIA DINI Teori Dan Praktik
Pembelajaran. Jakarta: KENCANA.

iv

Anda mungkin juga menyukai