Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

“MODEL DAN METODE PEMBELAJARAN PAUD”

(Mata Kuliah : Perencanaan Pembelajaran AUD)

Dosen Pengampu :

Teri Santera,M.Pd.,Kons
 

Disusun oleh :

NOVA RITAULI (2112000149)


PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

SEMESTER III

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM MA’ARIF JAMBI


TAHUN AKADEMIK 2022/2023
 

X
KATA PENGANTAR 

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga Saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
“Model Dan Metode Pembelajaran PAUD” ini tepat pada waktunya.

Adapun  tujuan  dari  penulisan  dari  makalah  ini  adalah untuk


memenuhi  tugas ibu Teri Santera,M.Pd.,Kons sebagai dosen pengampu di
mata kuliah Perencanaan Pembelajaran AUD. Selain itu, makalah ini juga
bertujuan untuk menambah wawasan tentang Model Dan Metode
Pembelajaran PAUD bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Saya mengucapkan terima kasih kepada ibu selaku dosen pengampu mata
kuliah ini yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah
pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang Saya tekuni.

Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membagi sebagian pengetahuannya sehingga Saya dapat menyelesaikan
makalah ini.

Saya menyadari, makalah yang Saya tulis ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan Saya
nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Jambi, 10 Oktober  2022

                                                                                                         DIANA

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................ii

DAFTAR ISI....................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN................................................................................1

A. LATAR BELAKANG.........................................................................1
B. RUMUSAN MASALAH....................................................................1
C. TUJUAN MASALAH.........................................................................1

BAB II PEMBAHASAN.................................................................................2

A. PENGERTIAN MODEL PEMBELAJARAN.....................................2


B. KONSEP DASAR PEMBELAJARAN ANAK USIA DINI...............5
C. MODEL PEMBELAJARAN ANAK USIA DINI......................7
D. METODE PEMBELAJARAN ANAK USIA DINI............................11

BAB III PENUTUP.........................................................................................13

A. KESIMPULAN...................................................................................13
B. SARAN...............................................................................................14

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................15

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Proses pendidikan dan pembelajaran pada anak usia dini hendaknya


dilakukan dengan memberikan konsep-konsep dasar yang memiliki
kebermaknaan bagi anak melalui pengalaman nyata. Hanya pengalaman
nyatalah yang memungkinkan anak untuk menunjukkan aktivitas dan rasa
ingin tahu (curiousity) secara optimal dengan menempatkan posisi pendidik
sebagai pendamping, pembimbing serta fasilitator bagi anak. Melalui proses
pendidikan seperti ini diharapkan dapat menghindari bentuk pembelajaran
yang hanya berorientasi pada kehendak guru yang menempatkan anak secara
pasif dan guru menjadi dominan.

Proses pendidikan mempunyai peranan penting dalam upaya


pengembangan individu secara khusus dan pengembangan bangsa secara
umum. Proses pendidikan memberikan kesempatan kepada setiap individu
untuk mengembangkan seluruh kemampuan dan keterampilan secara optimal.
Oleh karena itu, pendidikan hendaknya diberikan sedini mungkin agar upaya
pngembangan kemampuan dan keterampilan individu dapat berlangsung
optimal. Pada rentang usia dini anak mengalami masa keemasan (the golden
age) yang merupakan masa dimana anak mulai peka/sensitive untuk menerima
berbagai rangsangan. Masa peka pada masing-masing anak berbeda, seiring
dengan laju pertumbuhan danperkembangan anak secara individual.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa Pengertian Model Pembelajaran?
2. Bagaiamana Konsep Dasar Pembelajaran Anak Usia Dini?
3. Apa Model Pembelajaran Anak Usia Dini?
4. Apa Metode Pembelajaran Anak Usia Dini?

C. TUJUAN MASALAH
1. Untuk Mengetahui Pengertian Model Pembelajaran
2. Untuk Mengetahui Konsep Dasar Pembelajaran Anak Usia Dini
3. Untuk Mengetahui Model Pembelajaran Anak Usia Dini
4. Untuk Mengetahui Metode Pembelajaran Anak Usia Dini

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN MODEL PEMBELAJARAN


Model pembelajaran dapat diartikan sebagai suatu prosedur sistematis
dalam mengorganisasikan pengalaman belajar agar dapat mencapai tujuan
belajar. Juga dapat diartikan suatu pendekatan yang digunakan dalam kegiatan
pembelajaran. Jadi, sebenarnya model pembelajaran ini sendiri memiliki arti
yang sama dengan pendekatan, strategi ataupun metode pembelajaran. Saat ini
telah ada banyak dikembangkan berbagai macam model pembelajaran, mulai
dari yang sederhana sampai model yang agak kompleks serta rumit karena
memerlukan banyak alat bantu dalam penerapannya.1
Model pembelajaran menurut Kardi dan Nur ada lima model yang
dapat dipergunakan dalam mengelola pembelajaran, yakni antara lian:
pembelajaran langsung, pembelajaran kooperatif, pembelajaran berdasarkan
masalah, diskusi, serta learning strategi.
Menurut Dedi Supriawan dan A. Benyamin Surasega, mereka
mengetengahkan 4 (empat) kelompok model pembelajaran, yakni:2
1. Model interaksi sosial
2. Model pengolahan informasi
3. Model personal-humanistik
4. Model modifikasi tingkah laku.

Menurut Joyce dan Weil (1986: 14-15), mereka mengemukakan


bahwa setiap dari model belajar mengajar atau model pembelajaran tersebut
harus mempunyai empat unsur yaitu sebagai berikut:

1. Sintak (syntax) atau merupakan fase-fase (phasing) dari model yang


menjelaskan model tersebut serta dalam pelaksanaannya secara nyata.
Dan sebagai contohnya, bagaimana kegiatan pendahuluan pada proses
pembelajaran itu dilakukan? Apa yang akan terjadi berikutnya?
1
Ratna wulan, mengasah kecerdasan pada anak (Yogyakarta : pustaka pelajar, 2011), Hal.34.
2
Lilis Mardyawanti, Strategi Pengembangan Bahasa Pada Anak ( Jakarta : PT Kharisma Putra
Utama, 2016 ), Hal. 141.

2
3

2. Sistem sosial (the social system) yang menunjukkan peran &


hubungan guru serta siswa selama proses pembelajaran.
Kepemimpinan seorang guru sangatlah ber variasi pada satu model
dengan model yang lainnya. Pada satu model, seorang guru berperan
sebagai fasilitator akan tetapi pada model yang lainnnya seorang guru
berperan sebagai sumber ilmu pengetahuan.
3. Prinsip reaksi (principles of reaction) yang menunjukkan bagaimana
seorang guru memperlakukan siswanya serta bagaimana pula ia
merespon terhadap apa yang dilakukan oleh siswanya. Pada satu
model, seorang guru memberi ganjaran atas sesuatu yang sudah
dilakukan oleh siswa dengan baik, akan tetapi pada model yang
lainnya seorang guru bersikap tidak memberikan penilaian terhadap
siswanya, terutama untuk hal-hal yang berkait dengan kreativitas.
4. Sistem pendukung (support system) yang menunjukkan segala sarana,
bahan, & alat yang dapat dipergunakan dalam mendukung model
tersebut.

Menurut Toeti Soekamto & Winataputra (1995:78), mereka


mendefinisikan ‘model pembelajaran’ itu sebagai kerangka konseptual yang
dapat menggambarkan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan
pengalaman belajar bagi para siswa untuk mencapai tujuan dalam
pembelajaran serta berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang
pembelajaran & para pengajar dalam merencanakan Serta melaksanakan
aktivitas belajar mengajar.3

B. KONSEP DASAR PEMBELAJARAN ANAK USIA DINI

3
Himpunan Peraturan Perundang-Undangan Tentang Sistem Pendidikan Nasional, (Bandung :
Fokus media, 2006), Hal. 2.
4

Konsep dasar pembelajaran anak usia dini pada hakikatnya anak


belajar melalui bermain, oleh karena itu pembelajaran pada pada anak usia
dini pada dasarnya adalah bermain sambil belajar, artinya anak belajar melalui
cara-cara yang menyenangkan, aktif dan bebas. Bebas artinya tidak didasarkan
pada perintah atau target orang lain serta memiliki keleluasaan kapan mulai
dan kapan berakhir. Sesuai dengan karakteristik anak usia dini yang bersifat
aktif dalam melakukan berbagai ekplorasi terhadap lingkungannya, maka
aktivitas bermain merupakan bagian dari proses pembelajaran.4
Pembelajaran diarahkan pada pengembangan dan penyempurnaan
potensi kemampuan yang dimiliki seperti kemampuan berbahasa, sosio-
emosional, motorik dan intelektual. Untuk itu pembelajaran pada usia dini
harus dirancang agar anak merasa tidak terbebani dalam mencapai tugas
perkembangnya. Agar suasana belajar tidak memberikan beban dan
membosankan anak, suasana belajar perlu dibuat secara alami, hangat dan
menyenangkan. Aktivitas bermain yang memberi kesempatan kepada anak
untuk berinteraksi dengan teman dan lingkungannya merupakan hal yang
diutamakan. Selain itu, karena anak merupakan individu yang unik dan sangat
variatif, maka unsur variasi individu dan minat anak juga perlu diperhatikan.
Dalam kegiatan pembelajaran, anak adalah sebagai subjek dan bukan
sebagai objek dalam kegiatan pengajaran. Karena itu, inti proses pengajaran
tidak lain adalah kegiatan belajar anak didik dalam mencapai suatu tujuan
pengajaran. Tujuan pengajaran tentu saja akan dapat tercapai jika anak didik
berusaha secara aktif untuk mencapainya. Keaktifan anak didik disini tidak
hanya dituntut dari segi fisik, tetapi juga dari segi kejiwaan. 5
Bila hanya fisik anak yang aktif tetapi pikiran dan mentalnya kurang
aktif, maka kemungkinan besar tujuan pembelajaran tidak tercapai. Ini sama
halnya anak didik tidak belajar, karena anak didik tidak merasakan perubahan
di dalam dirinya. Padahal belajar pada hakikatnya adalah perubahan yang

4
Trianto Ibnu Badar al-Tabany, Desain Pengembangan Pembelajaran Tematik (Jakarta :
Prenadamedia Group, 2011), Hal. 24.
5
Suyadi, Ulfah Maulidya, KONSEP DASAR PAUD (Bandung : PT Remaja Karya, 2013), Hal.
17.
5

terjadi di dalam diri seseorang setelah berakhirnya melakukan aktivitas


belajar. Walaupun pada kenyataannya tidak semua perubahan termasuk
kategori belajar. Misalnya, perubahan fisik, mabuk, gila dan sebagainya.
Menurut Hidebrand (1986:54) Bermain berarti berlatih, mengeksploitasi,
merekayasa, mengulang latihan apapun yang dapat dilakukan untuk
mentransformasi secara imajinatif hal-hal yang sama dengan dunia orang
dewasa.
Akibat jika pembelajaran anak usia dini tidak sesuai dengan prisnip
”belajar melalui bermain” maka anak akan mengalami tahab perkembangan
yang kurang optimal, yang berakibat anak akan memiliki sikap cenderung
bermusuhan. Proses pembelajaran yang akan dilakukan harus memenuhi
prinsip-prinsip pembelajaran sebagai berikut :6
1. Berangkat dari yang dimiliki anak. Setiap anak membawa segala
pengetahuan yang telah dimilikinya terhadap pengalaman-pengalaman
barunya. Jika suatu pengalaman belajar tidak memberikan kesempatan
kepada anak untuk menciptakan pengetahuan baru, maka
pembelajaran itu akan membosankan. Pengalaman belajar hendaknya
mengandung sebagian unsur yang sudah dikenal oleh anak dan
sebagian lainnya merupakan pengalaman yang baru.
2. Belajar harus menantang pemahaman anak. Untuk memastikan
terjadinya pengembangan pada anak, aktivitas pembelajaran yang
dirancang harus menantang anak untuk mengembangkan pemahaman
sesuai dengan apa yang dialaminya. Bila anak mampu menyelesaikan
tantangan pertama, maka anak diberikan tantangan berikutnya yang
lebih sulit dari pertama. Jika anak tidak dirangsang dengan tantangan
berikutnya, maka selain anak bosan akan menyebabkan pemahaman
anak tidak akan berkembang dengan optimal.
3. Belajar dilakukan sambil bermain. Belajar melalui bermain dapat
memberi kesempatan bagi anak untuk bereksplorasi, menemukan,
mengekpresi- kan perasaan, berkreasi, dan belajar secara

6
Ibid hal. 36.
6

menyenangkan. Bermain juga dapat membantu anak mengenal diri


sendiri, dengan siapa ia hidup, dan dilingkungan mana ia hidup.
Bermain merupakan sarana belajar, muncul dari dalam diri anak,
bebas dan terbebas dari aturan yang mengikat, aktivitas nyata atau
sesungguhnya, berfokus pada proses daripada hasil, harus didominasi
oleh pemain, serta melibatkan peran aktif dari pemain.
4. Menggunakan alam sebagai sarana pembelajaran. Alam merupakan
sarana yang tak terbatas bagi anak untuk berekplorasi dan berinteraksi
dalam membangun pengetahuannya. Robin Dranath Tagore
menggunakan model pembelajarannya hampir 90 % kegiatannya
dilakukan dengan berinteraksi dengan alam. Anak diajarkan dapat
membangun ikatan emosional di antara teman-temannya, menciptakan
kesenangan belajar, menjalin hubungan serta mempengaruhi memori
dan ingatan yang cukup lama akan bahan-bahan yang dipelajari.
5. Belajar dilakukan melalui sensorinya. Anak memperoleh pengetahuan
melalui sensori atau inderawinya yaitu: peraba, pencium, pendengar,
penglihat dan perasa. Setiap sensori anak akan merespon stimulan atau
rangsangan yang diterima. Oleh karenanya pembelajaran hendaknya
memberikan stimulasi yang dapat merangsang setiap sensori yang
dimiliki anak.7
6. Belajar membekali keterampilan hidup. Belajar harus dapat
membekali anak untuk memiliki keterampilan hidup (lifeskill) sesuai
dengan kemampuan anak, dengan demikian anak diajarkan untuk
memiliki kemandirian dan rasa tanggungjawab terhadap dirinya.
Misalnya mampu memakai sepatu, menyisir rambut, makan dan
minum sendiri, dan sebagainya.
7. Belajar sambil melakukan. Student Avtive learning adalah salah satu
bentuk pembelajaran yang diilhami oleh John Dewey (learning by
doing) dan diteruskan oleh Killpatrik dengan pengajaran proyek.

7
Moeslicathon, Metode Pengajaran Di Taman Kanak-kanak, (Jakarta : Rhineka Cipta, 2000), Hal.
155.
7

Pembelajaran proyek sangat memberikan kesempatan pada anak untuk


aktif, mau bekerja dan secara produktif menemukan berbagai
pengetahuan baru.

C. MODEL PEMBELAJARAN ANAK USIA DINI


Dasar penyusunan model pembelajaran anak usia dini adalah silabus
yang dikembangkan menjadi: program semester, satuan kegiatan mingguan,
satuan kegiatan harian. Oleh karena itu model pembelajaran merupakan
gambaran konkrit yang dilakukan pendidik dan peserta didik sesuai RKH yang
telah dibuat. Beberapa model pembelajaran yang dilaksanakan di PAUD:
1. Model Pembelajaran Klasikal
Adalah suatu pembelajaran dimana dalam waktu yang sama,
kegiatan dilakukan oleh seluruh anak sama dalam satu kelas.
Pembelajaran ini merupakan model yang paling awal digunakan di TK.
Sarana pembelajaran terbatas dan kurang memperhatikan minat anak
secara individu.

2. Model Pembelajaran Berdasarkan Kelompok Dengan Kegiatan


Pengamanan
Dalam pembelajaran ini anak-anak dibagi menjadi 3 kelompok,
masing-masing kelompok melakukan kegiatan yang berbeda-beda. dalam
satu pertemuan anak harus menyelesaikan 2 – 3 kegiatan dan secara
bergantian. Bila ada anak yang sudah menyelesaikan tugas lebih cepat,
maka anak tersebut dapat meneruskan kegiatan lain di kelompok yang
tersedia tempat. Kalau tidak ada tempat anak dapat bermain di kegiatan
pengaman. Kegiatan pengaman disediakan alat-alat yang bervariasi, sering
diganti sesuai dengan tema / sub tema.

3. Model Pembelajaran Berdasarkan Sudut


8

Langkah-langkah pembelajaran hampir sama dengan model area,


hanya sudut-sudut kegiatan merupakan pusat kegiatan. Alat-alat kegiatan
yang disediakan lebih bervariasi, sering diganti sesuai dengan tema dan sub
tema.

4. Model Pembelajaran Berdasarkan Area Model


Pembelajaran ini lebih memberikan kesempatan kepada anak dalam
memilih / menentukan kegiatan sendiri sesuai dengan minatnya.
Pembelajaran ini untuk memenuhi kebutuhan anak dan menghormati
keberagaman budaya serta menekankan pada pengalaman belajar bagi
setiap anak.8

5. Model Pembelajaran Berdasarkan Sentra


Adalah pendidikan pembelajaran dalam proses pembelajaran
dilakukan di dalam lingkaran dan sentra bermain. Guru bersama anak
duduk dengan posisi melingkar dan saat dalam lingkaran, guru memberikan
pijakan pada anak sebelum dan sesudah bermain Sentra bermain merupakan
area / zona bermain anak yang di lengkapi alat bermain, berfungsi sebagai
pijakan lingkungan yang diperlukan untuk mengembangkan seluruh potensi
dasar anak dalam berbagai aspek perkembangan secara seimbang. Dalam
membuka sentra setiap hari disesuaikan dengan jumlah kelompok setiap
PAUD Pembelajaran sentra dilakukan secara tuntas mulai awal kegiatan
sampai akhir dan fokus pada satu kelompok usia PAUD dalam satu
kegiatan di satu sentra kegiatan.
Setiap sentra mendukung perkembangan anak dalam tiga jenis
bermain : bermain sensori motor / fungsional , bermain peran , bermain
konstruktif (membangun pemikiran anak). Bermain sensorimotor adalah
permainan menangkap rangsangan melalui penginderaan dan menghasilkan
gerakan sebagai reaksi. Anak belajar melalui pancaindera dan hubungan

8
Armai Arif, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam, (Jakarta: Ciputat Pers, 2002),
hlm. 160-161.
9

fisik dengan lingkungan mereka. Misal : menakar air, meremas kertas


bekas, menggunting, dan lain-lain. Bermain peran :bermain peran makro
(besar), bermain peran mikro (kecil), bermain simbolik, pura-pura, fantasi,
imajinasi (bermain drama), bermain dengan benda untuk membantu
menghadirkan konsep yang telah dimiliki. Bermain konstruktif :
menunjukkan pemikiran, ide dan gagasan menjadi karya nyata. Bermain
konstruktif sifat cair (air, pasir, spidol dan lain-lain), Bermain konstruktif
(balok-balok, lego, dan lain-lain).

6. Model Pembelajaran Berdasarkan Sentra


a. Sentra Bahan Alam Dan Sains
Bahan-bahan yang diperlukan disentra ini adalah daun, ranting,
kayu, pasir, air, batu, biji-bijian, dan lain-lain. Alat yang digunkan
diantaranya sekop, corong, ember, dan lain-laian
b. Sentra Balok
Sentra balok berisi berbagai macam balok dalam berbagai bentuk,
ukuran, warna, dan tektur. Disini anak belajar banyak hal dengan cara
menyusun / menggunakan balok, mengembangkan kemampuan logika
matematika / berhitung permulaan, kemampuan berpikir dan
memecahkan masalah.9
c. Sentra Seni
Bahan-bahan yang diperlukan diarea ini adalah kertas, cat air,
krayon, spidol, gunting, kapur, tanah liat, pasir, lilin, kain, daun,
potongan-potongan bahan / gambar, sentra seni memfasilitasi anak
untuk memperluas pengalaman dalam mewujudkan ide, gagasan dan
pengalaman yang dimiliki anak ke dalam karya nyata (hasil karya)
melalui metode proyek.

d. Sentra Bermain Peran

9
Mulyasa, Manajemen PAUD, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2012), hlm. 47.
10

Sentra bermain peran terdiri dari, sentra bermain peran makro


dapat menggunakan anak sebagai model. Sentra bermain peran mikro
misalnya, menggunakan boneka maket meja kursi, rumah-rumahan dan
sebagainya. Sentra bermain peran merupakan wujud dari kehidupan
nyata yang dimainkan anak, membantu anak memahami dunia mereka
dengan memainkan berbagai macam peran. Pemilihan berbagai benda
untuk bermain peran tergantung dari minat anak pada saat itu, misal,
tema “keluarga” dengan alat-alat yang dibutuhkan peralatan dapur dan
lain-lain.
e. Sentra Persiapan
Bahan yang ada pada sentra ini adalah, buku-buku, kartu kata,
kartu huruf, kartu angka dan bahan-bahan untuk kegiatan menyimak,
bercakap-cakap dan persiapan menulis, berhitung. Kegiatan yang
dilaksanakan adalah persiapan membaca permulaan, menulis permulaan
serta berhitung permulaan mendorong kemampuan intelektual anak,
gerakan otot halus, kordinasi mata tangan, belajar ketrampilan sosial
(berbagi, bernegosiasi dan memecahkan masalah).
f. Sentra Agama
Bahan-bahan yang disiapkan adalah maket tempat ibadah,
perlengkapan ibadah, gambar-gambar, buku-buku cerita keagamaan dan
sebagainya. Kegiatan yang dilaksanakan adalah menanamkan nilai-nilai
kehidupan beragama, keimanan dan ketaqwaan terhadap Tuhan yang
Maha Esa. Agama merupakan suatu konsep yang abstrak yang perlu
diterjemahkan menjadi aktivitas yang konkrit bagi anak.
g. Sentra Music
Bahan yang dibutuhkan pada sentra musik, misalnya : botol
beling/kaca, tempurung kelapa, rebana, tutup botol, triangle dan lain-
lain. Sentra musik memfasilitasi anak untuk memperluas
pengalamannya dalam menggunakan gagasan mereka melalui olah
tubuh, bermain musik dan lagu yang dapat memperluas pengalaman,
pengetahuan anak tentang irama, berirama (ketukan) dan mengenal
11

berbagai bunyi-bunyian dengan mengguna kan alat-alat musik yang


mendukung misalnya ; pianika, piano, rebana dll.

D. METODE PEMBELAJARAN ANAK USIA DINI


Metode pembelajaran anak usia dini merupakan cara-cara atau teknik
yang digunakan agar tujuan pembelajaran tercapai. Kalau model pembelajaran
merupakan pendekatan umum dalam satu proses pembelajaran dan biasanya
dalam satu proses pembelajaran menggunakan satu model, sedangkan metode
adalah langkah teknisnya dan dapat menggunakan lebih dari satu metode
disesuaikan dengan model pembelajaran yang digunakan serta kebutuhan anak
ketika pembelajaran berlangsung.
Penggunaan metode pengajaran yang tepat dan sesuai dengan karakter
anak akan dapat memfasilitasi perkembangan berbagai potensi dan
kemampuan anak secara optimal serta tumbuhnya sikap dan perilaku positif
bagi anak. Secara teknis ada beberapa metode yang tepat untuk diterapkan
pada anak usia dini, antara lain :
1. Bermain
2. Bercerita
3. Bernyanyi
4. Bercakap ( dialog dengan tanya jawab )
5. Karya wisata
6. Praktik langsung
7. Bermain peran ( sosio-drama )
8. Penugasan
9. Ceramah
10. Demonstrasi
11. Eksperimen
12. Diskusi
13. Pemecahan masalah (problem solving)
14. Latihan
12

Selain metode yang bersifat teknis di atas, ada beberapa metode


pengajaran yang lebih umum antara lain :

1. Metode Global (Ganze Method)


Anak belajar membuat suatu kesimpulan dengan kalimatnya sendiri.
Contohnya, ketika membaca buku, minta anak menceritakan kembali
dengan rangkaian katanya sendiri. Sehingga informasi yang anak peroleh
dari hasil belajar sendiri akan dapat diserap lebih lama. Anak juga terlatih
berpikir kreatif dan berinisiati.10

2. Metode Percobaan (Experimental method)


Metode pengajaran yang mendorong dan memberi kesempatan anak
melakukan percobaan sendiri. Setidaknya tedapat tiga tahapan yang
dilakukan anak untuk memudahkan masuknya informasi, yaitu
mendengar, menulis atau menggambar lalu melihat dan melakukan
percobaan sendiri.11 Misalnya, anak belajar tentang tanaman pisang,
pendidik tak hanya menjelaskan tentang pisang tapi juga mengajak anak
ke kebun untuk mengeksplorasi tanaman pisang. Dengan belajar dari alam,
anak dapat mengamati sesuatu.

10
Mansur, Pendidikan Anak Usia Dini dalam Islam, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009), hlm. 50.
11
Mulyasa, Manajemen PAUD, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2012), hlm. 47.
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
1. Model pembelajaran ini sendiri memiliki arti yang sama dengan
pendekatan, strategi ataupun metode pembelajaran. Saat ini telah ada
banyak dikembangkan berbagai macam model pembelajaran, mulai dari
yang sederhana sampai model yang agak kompleks serta rumit karena
memerlukan banyak alat bantu dalam penerapannya.
2. Konsep dasar pembelajaran anak usia dini pada hakikatnya anak belajar
melalui bermain, oleh karena itu pembelajaran pada pada anak usia dini
pada dasarnya adalah bermain sambil belajar, artinya anak belajar melalui
cara-cara yang menyenangkan, aktif dan bebas. Bebas artinya tidak
didasarkan pada perintah atau target orang lain serta memiliki keleluasaan
kapan mulai dan kapan berakhir. Sesuai dengan karakteristik anak usia
dini yang bersifat aktif dalam melakukan berbagai ekplorasi terhadap
lingkungannya, maka aktivitas bermain merupakan bagian dari proses
pembelajaran.
3. Model Pembelajaran Anak Usia Dini:
a. Model Pembelajaran Klasikal
b. Model Pembelajaran Berdasarkan Kelompok Dengan Kegiatan
Pengamanan
c. Model Pembelajaran Berdasarkan Sudut
d. Model Pembelajaran Berdasarkan Area Model
e. Model Pembelajaran Berdasarkan Sentra
f. Model Pembelajaran Berdasarkan Sentra
4. Metode Pembelajaran Anak Usia Dini:
a. Metode Global (Ganze Method)
b. Metode Percobaan (Experimental Method)

13
14

B. SARAN

Akhirnya Saya ucapkan syukur kepada Allah atas segala pertolongan


dan petunjuk-Nya, sehingga Saya dapat menyelesaikan penulisan makalah ini
dengan segala keterbetasan. Saya menyedari bahwa karya ini masih banyak
terdapat kekurangan, oleh karenanya, penulis mengaharapkan kritik dan saran
yang konstruktif dari semua pihak demi menuju kepada perbaikan. Semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi Saya, khususnya dan pembaca pada
umumnya.
DAFTAR PUSTAKA

Agus Ruslan. 2007. Pendidikan usia Dini yang Baik, Landasan Keberhasilan


Pendidikan Masa Depan, Makalah. Darul ma’arif:Bandung.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 2007. Undang-undang No.20 Tahun


2009 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Depdiknas:Jakarta.

Direktorat Pendidikan Anak Usia Dini, Depdiknas. 2007. Kerangka Dasar


Kurikulum Pendidikan Anak Usia Dini. Universitas Negeri Jakarta: Jakarta.

M. Hariwijaya dan Bertiani Eka Sukaca. 2007. PAUD Melejitkan Potensi Anak


dengan Pendidikan Sejak Dini. Bandung

Mulyasa. (2005). Menjadi Guru Profesional, PT. Remaja Rosda karya: Bandung.

W.S Wimkel. (2004). Psikologi Pengajaran, PT Media Abadi: Yogyakarta

15

Anda mungkin juga menyukai