Anda di halaman 1dari 22

TUMBUHAN DAN HEWAN

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pendidikan Sains AUD

Dosen Pengampu :
Agustiningsih, S.Pd., M.Pd
Aisyah Nur Atika, S.Pd., M.Pd

Kelas B
Disusun Oleh :

1. Tiara Firda Cahyarani (190210205073)


2. Imroatul Azizah (190210205108)
3. Rifdah Rusidah (190210205055)
4. A’yuninda Nur Azizah (190210205056)
5. Fira Nur Ivani (190210205071)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA


DINI JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JEMBER
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Allah Swt, atas segala rahmat dan hidayahnya
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Tumbuhan dan
Hewan”.

Penyusunan makalah ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh
karena itu, penulis berterima kasih kepada semua yang membantu dalam
penyusunan makalah ini, khususnya dosen pengampu matakuliah Pendidikan
Sains AUD dengan dosen pengampu Agustiningsih, S.Pd., M.Pd dan Aisyah Nur
Atika, S.Pd., M.Pd.

Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Dengan ini,
penyusun menerima kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, agar
kedepannya dalam membuat makalah menjadi lebih baik lagi. Kemudian apabila
terdapat kesalahan pada makalah yang penyusun telah buat tolong dimaafkan.
Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.

Jember, 25 Februari 2021

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................................ii
BAB 1. PENDAHULUAN............................................................................................1
1.1 Latar Belakang..............................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.........................................................................................2
BAB 2. PEMBAHASAN...............................................................................................3
2.1 Hakikat Anak Usia Dini................................................................................3
2.1.1 Pengertian Anak Usia Dini................................................................................3
2.1.2 Karakteristik Anak Usia Dini............................................................................4
2.2 Pengenalan Konsep Tumbuhan Bagi Anak Usia Dini..................................6
2.2.1 Pengenalan Bagian-Bagian Tumbuhan..............................................................7
2.2.2 Pengenalan Jenis-Jenis Tumbuhan..................................................................10
2.2.3 Penggunaan Tumbuhan sebagai Media Pengembangan Keterampilan Anak...11
2.3 Pengenalan Konsep Hewan bagi Anak Usia Dini.......................................12
2.3.1 Tempat hidup..................................................................................................13
2.3.2 Makanan..........................................................................................................14
2.3.3 Cara bergerak..................................................................................................14
BAB 3. PENUTUP......................................................................................................16
3.1 Kesimpulan......................................................................................................16
3.2 Saran................................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................18

iii
BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Bagi anak usia dini pendidikan merupakan sebuah upaya pembinaan yang
ditunjukkan bagi anak sejak lahir hingga usia enam tahun yang dilakukan melalui
pemberian stimulus untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan pada
jasmani dan rohani anak. Mengingat pendidikan anak usia dini memiliki peranan
yang sangat penting dalam masa perkembangan, maka pemberian upaya untuk
menstimulasi, membimbing, mengasuh, dan memberikan pengajaran haruslah
diberikan dengan maksimal. Sehingga dapat menghasilkan beberapa kemampuan
dan keterampilan pada anak. Dalam mendukung hal-hal tersebut, anak dapat
diajarkan pada pendidikan sains melalui konsep-konsep sederhana yang sudah
disesuaikan dengan kebutuhan di tingkatan usia anak.

Adapun pembelajaran sains bagi anak usia dini dapat ditujukan agar anak
dapat memiliki kemampuan untuk problem solving, memiliki sikap ilmiah dan
mengasah kepekaan panca indera dalam bereksplorasi untuk memahami kejadian
yang ada di lingkungan sekitarnya. Kemampuan-kemampuan itu dapat
diwujudkan secara maksimal melalui pelaksanaan pembelajaran sains yang
berpegang pada tiga dimensi utama yaitu sains sebagai proses, sains sebagai
produk dan sains sebagaisikap. Pendidikan sains sendiri dikenal dengan istilah life
science yang merupakan salah satu dari bagian sains permulaan bagi anak usia
dini. Sesuai dengan STPPA (Standar Tingkat Pencapaian Perkembangan Anak)
Pendidikan sains muatan belajar yang telah disesuaikan dengan beberapa aspek
pada perkembangan kognitif di usia 0-6 tahun, dimana Pendidikan sains ini
merujuk pada konsep, prinsip, teori serta hukum yang berkaitan dengan
tumbuhan, binatang atau hewan serta aspek-aspek yang ada di kehidupan di
lingkungannya.
1.2 Rumusan Masalah

1. Hakikat Anak Usia Dini


2. Pengenalan Konsep Tumbuhan Bagi Anak Usia Dini
3. Pengenalan Konsep Hewan Bagi Anak Usia Dini
1.3 Tujuan
1. Untuk memahami hakikat anak usia dini
2. Untuk memahami pengenalan konsep tumbuhan bagi anak usia dini
3. Untuk memahami pengenalan konsep hewan bagi anak usia dini

2
BAB 2. PEMBAHASAN

2.1 Hakikat Anak Usia Dini


Usia dini merupakan periode awal yang paling penting dan mendasar
dalam sepanjang rentang pertumbuhan dan perkembangan di kehidupan manusia.
Pada masa ini akan ditandai dengan berbagai periode penting yang fundamental
dalam kehidupan anak dikemudian hari sampai pada periode akhir
perkembangannya. Periode tersebut yang mencirikan anak usia dini adalah
periode keemasan.

2.1.1 Pengertian Anak Usia Dini


Dengan banyaknya argumen para tokoh mengenai batasan-batasan
usia pada anak usia dini, maka ada salah satu argumen mengenai batasan
usia yang disampaikan oleh NAEYC (National Association for the
Education of Young Children) menjelaskan bahwa yang dikatakan anak
usia dini ialah anak yang berada pada rentang usia 0-8 tahun yang
termasuk dalam program pendidikan taman penitipan anak, melalui
penitipan anak pada anggota keluarga (family child care home),
pendidikan prasekolah, baik swasta maupun negeri. Sedangkan dengan
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional pada Pasal 1 ayat 14 menyatakan bahwa pendidikan
anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak
sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui
pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan
perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam
memasuki pendidikan lebih lanjut (Depdiknas,2003). Selain itu, ada
beberapa negara yang melakukan persetujuan dengan UNESCO untuk
membagi jenjang pendidikan menjadi 7 jenjang yang biasa disebut dengan
ISDEC (International Standart Classification). Di jenjang inilah
pendidikan anak usia dini termasuk pada level 0 atau termasuk jenjang
prasekolah yakni untuk usia 3-5 tahun. Sedangkan menurut Siskandar di

3
beberapa negara ditemukan ada yang memulai pendidikan prasekolah ini
lebih awal yaitu pada usia 2 tahun, dan beberapa negara lain
mengakhirinya pada usia 6 tahun. Bahkan beberapa negara lainnya lagi
memasukkan pendidikan dasar dalam jenjang pendidikan anak usia dini.

2.1.2 Karakteristik Anak Usia Dini


Setiap anak memiliki karakteristik yang unik karena mereka berada
pada proses tumbuh kembang yang sangat pesat dan fundamental bagi
kehidupan berikutnya. Secara psikologis anak usia dini memiliki
karakteristik yang khas dan berbeda-beda dengan anak yang usianya diatas
delapan tahun. Menurut (Hartati dalam Amini) telah membagi karateristik
untuk anak usia dini sebagai berikut :
a. Memiliki rasa ingin tahu yang besar
Pada hakikatnya setiap anak usia dini sangat tertarik dengan
dunia sekitarnya. Dia ingin mengetahui segala sesuatu yang
terjadi di sekelilingnya. Pada masa bayi, ketertarikan ini
ditunjukkan dengan meraih dan memasukkannya ke dalam
mulut benda apa saja yang berada dalam jangkauannya. Pada
anak usia 3-4 tahun, selain sering membongkar pasang segala
sesuatu untuk memenuhi rasa ingin tahunya, anak juga mulai
gemar bertanya meski dalam bahasa yang masih sangat
sederhana.
b. Merupakan pribadi yang unik
Walaupun semua anak memiliki banyak kesamaan dalam pola
umum perkembangannya, pasti ada beberapa keunikannya
yang ada dalam diri setiap anak. Misalnya, gaya bicara, gaya
belajar, serta bakat dan minat. Keunikan-keunikan yang ada
dalam diri anak dapat berasal dari beberapa faktor, salah
satunya yakni berasal dari faktor genetis (misalnya pada ciri
fisik) dan dari lingkungan (dapat berupa minat dan bakat). Oleh
karena itu, sudah seharusnya para guru diluar sana untuk
melakukan pendekatan individual kepada setiap anak didiknya,

4
agar semua keunikan pada anak dapat terakomodasi dengan
baik.
c. Suka berfantasi dan imajinasi
Fantasi dan imajinasi pada anak sangat penting bagi
pengembangan kreativitas dan bahasanya. Oleh karena itu,
selain perlu diarahkan agar secara perlahan anak mengetahui
perbedaan khayalan dengan kenyataan; fantasi dan imajinasi
tersebut juga perlu dikembangkan melalui berbagai kegiatan
misalnya bercerita atau mendongeng.
d. Masa paling potensial untuk belajar
Masa paling potensial untuk belajar sering dikaitkan dengan
istilah anak usia dini, yakni golden age atau usia emas.
Disebut demikian karena pada usia ini terjadi pertumbuhan
dan perkembangan yang sangat pesat dalam berbagai aspek.
Oleh karena itu, usia dini terutama di bawah 2 tahun menjadi
masa yang paling peka dan potensial bagi anak untuk
mempelajari sesuatu. Pendidik perlu memberikan berbagai
stimulasi yang tepat agar masa peka ini tidak terlewatkan
begitu saja, tetapi diisi dengan hal-hal yang dapat
mengoptimalkan tumbuh kembang anak.
e. Menunjukkan sikap egosentris
Egosentris berasal dari kata ego dan sentris. Ego artinya aku,
sentris artinya pusat. Jadi egosentris artinya ”berpusat pada
aku”, artinya bahwa anak usia dini pada umumnya hanya
memahami sesuatu dari sudut pandangnya sendiri, bukan sudut
pandang orang lain. Egosentrisme pada anak ini baru
merugikan bagi penyesuaian diri dan sosialnya jika terjadi
berkelanjutan. Umumnya begitu anak mulai memasuki sekolah,
egosentrisme sedikit demi sedikit mulai berkurang.
f. Memiliki rentang konsentrasi yang pendek

5
Anak di rentang usia ini memang mempunyai tingkat perhatian
yang sangat pendek sehingga perhatiannya mudah teralihkan
pada kegiatan lain. Oleh karena itu, para guru harus lebih
memperhatikan karateristik ini sehingga dapat membuat
suasanya kelas menjadi lebih fun dan nyaman.
g. Sebagai bagian dari makhluk sosial
Anak usia dini mulai suka bergaul dan bermain dengan teman
sebayanya. Ia mulai belajar berbagi, mengalah, dan antri
menunggu giliran saat bermain dengan teman-temannya.
Melalui interaksi sosial dengan teman sebaya ini, anak
terbentuk konsep dirinya. Anak juga belajar bersosialisasi dan
belajar untuk dapat diterima di lingkungannya. Jika dia
bertindak mau menang sendiri, teman-temannya akan segera
menjauhinya. Dalam hal ini anak akan belajar untuk
berperilaku sesuai harapan sosialnya karena ia membutuhkan
orang lain dalam kehidupannya.

2.2 Pengenalan Konsep Tumbuhan Bagi Anak Usia Dini


Studi Botani atau ilmu tumbuh-tumbuhan menggunakan tumbuhan
sebagai objek utamanya. Dalam Biologi, studi Botani sangat luas
cakupannya karena meliputi seluruh dunia tumbuhan, baik tumbuhan tingkat
tinggi maupun tumbuhan tingkat rendah. Namun dalam lingkup pendidikan Anak
Usia Dini, Botani dapat diperkenalkan pada anak dalam konsep yang lebih
sederhana. Anak secara alamiah selalu penasaran dengan lingkungan sekitar.
Pada prakteknya anak bisa lebih memahami secara sederhana, karena tumbuhan
bisa langsung ditemukan disekitar anak. Mereka sering mengajukan pertanyaan
seperti apa, dimana, kapan dan bagaimana mengenai hal-hal yang terjadi
disekitar mereka. Dalam aktivitas pembelajaran, tumbuhan dapat digunakan
menjadi media yang dapat mendorong anak memunculkan rasa ingin tahu,
sehingga anak dapat bertanya dan mencari jawabannya sendiri melalui proses
pencarian (eksplorasi) dan pengamatan (observasi).

6
Pada saat melakukan pengamatan langsung ( Observasi ), anak diajak
berjalan-jalan diluar, mereka senang memungut sesuatu, melihat, mengamati
dan bertanya mengenai dedaunan, biji-bijian, ranting, buah, atau apapun yang
mereka temukan dari bagian tumbuhan. Karena tumbuhan memiliki wujud yang
jelas serta memiliki daur hidup yang mudah dimengerti, memperkenalkan
tumbuhan pada usia prasekolah akan membantu anak membangun skema
tentang dunia tumbuhan. Skema ini merupakan dasar dari pemikiran kognitif
yang akan membantu anak untuk menyusun dan memahami informasi yang
nantinya akan diterapkan dalam proses pembelajaran berikutnya. dapat
dikembangkan dikemudian hari. Skema berkembang lebih kompleks lagi sejalan
dengan semakin dewasanya anak (Thomas, 1992)
Berdasarkan salah satu teori belajar yaitu, teori konstruktivisme yang
dikemukakan oleh Piaget, setiap tahap perkembangan intelektual anak dilengkapi
dengan ciri-ciri tertentu dalam rangka mengkonstruksi ilmu pengetahuan yang
diterimanya (Ruseffendi, 1988). Pengetahuan akan dibangun secara aktif
oleh anak melalui persepsi dan pengalaman langsung dengan lingkungannya.
Guru menuntun anak-anak dengan menyediakan bahan-bahan yang tepat, tetapi
yang terpenting agar anak dapat memanfaatkan sesuatu, anak harus
membangun pengertian itu sendiri, dan harus menemukannya sendiri (Musbikin,
2010). Anak yang banyak bersentuhan dengan alam akan lebih baik memaknai
dunia mereka sehingga anak perlu mendapatkan kesempatan berinteraksi
dengan lingkungan mereka yang akan membuat mereka secara aktif terus
menerus mendapatkan ilmu pengetahuan.

2.2.1 Pengenalan Bagian-Bagian Tumbuhan

Pengenalan bagian tumbuhan pada anak bertujuan untuk mendukung


anak dalam berinteraksi dengan alam dan memberikan kesempatan
pada anak untuk mengamati, bertanya, dan mencatat kesamaan dan
perbedaan antara bagian tumbuhan yang satu dengan lainnya. Disiplin
ilmu yang lebih spesifik mempelajari tumbuhan seperti Ekologi,

7
Biologi, Botani, Hortikultura dan sebagainya akan terlalu abstrak jika
diperkenalkan untuk anak usia prasekolah.

Kegiatan pengenalan ini dapat dilakukan baik di dalam kelas


maupun di luar kelas. Dalam aktivitas ini, anak akan mengamati
beberapa bagian tumbuhan melalui aktivitas pengamatan langsung dengan
dibantu alat seperti kaca pembesar (lup) dan alat ukur (penggaris) dan
mendokumentasikan hasil observasi mereka pada lembar kerja untuk
anak. Kebanyakan anak usia prasekolah tertarik pada makhluk hidup lain
dan sudah dapat membedakan ciri-ciri yang umum terlihat (Sohail, 2015).

Guru dapat mengembangkan daya pikir anak untuk berpir lebih


kritis mengenai bagian tumbuhan. Misalnya memberikan kaca
pembesar, agar anak mengamati bagian tumbuhan lebih seksama, lalu
menugaskan anak untuk menggambar bagian akar, bagian batang,
bagian daun dan seluruh tumbuhan utuh. Kegiatan ini juga dapat
dilakukan melalui game untuk mencari dan mencocokkan kesamaan
bagian tumbuhan seperti akar, batang, daun, buah, bunga dan sebagainya
(Math/ Science Nucleus. 2000). Dengan mendorong anak untuk
mengetahui bahwa tumbuhan terdiri dari berbagai bagian, hal ini dapat
memfasilitasi anak untuk dapat berpikir lebih detail lagi. Semakin detail
cara berpikir, semakin mendorong kemampuan dalam mengobservasi
dan mengklasifikasi, dan secara bersamaan dapat membangun
pembelajaran lebih lanjut mengenai tumbuhan dan hubungan antara
makhluk hidup di alam.

Berdasarkan Botany Manual tingkat usia dini yang diterbitkan oleh


Montessori Research and Development, 2013), pengenalan bagian
tumbuhan meliputi nomenklatur sederhana tumbuhan, pengenalan bagian
akar, batang, daun, bunga, buah, dan biji. Tumbuhan memiliki bagian-
bagian yang dapat diingat dan diidentifikasi oleh anak usia prasekolah.

8
Bagian-bagian tumbuhan yang dapat diamati morfologinya secara
langsung yaitu (Tjitrosoepomo, 2015):

A) Daun
Daun merupakan bagian tumbuhan dimana fungsinya sangat penting
dalam proses pengolahan atau pembuatan makanan (fotosintesis)
yang terjadi di dalam tubuh tumbuhan dan juga dalam fungsi sistem
pernapasan tumbuhan. Ciri daun yang penting, yaitu tipis melebar,
berwarna hijau, dan duduk pada batang dengan posisi menghadap
keatas (ke arah sinar matahari).
B) Batang
Batang merupakan bagian tumbuhan yang fungsi utamanya yaitu
sebagai penopang tubuh, pengangkut pengangkut hasil asimiliasi dan
menyalurkan air serta zat hara menuju daun, dan sebagai penimbun
cadangan makanan.
C) Akar
Akar merupakan bagian terbawah dari tumbuhan yang memiliki
fungsi sebagai penyerap nutrisi atau makanan tumbuhan dari dalam
tanah serta berfungsi juga sebagai pengangkut air dan zat hara menuju
seluruh bagian tumbuhan di atasnya. Akar tidak berbuku-buku, tidak
beruas, dan tidak mendukung daun-daun. Pertumbuhannya umumnya
mengarah ke pusat bumi (Geotrop) atau menuju ke air (Hidrotrop);
namun adapula bagian akar yang tumbuh lateral atau menjauhi pusat
bumi.
D) Bunga
Merupakan alat reproduksi seksual (generatif) yang akan menghasilkan
buah. Bunga adalah bagian dari perhiasan tumbuhan yang biasanya
memiliki beragam warna dan bentuk yang menarik.
E) Buah dan biji
Buah berasal dari bunga sebagai hasil dari proses fertilisasi.
Berfungsi sebagai tempat cadangan makanan tumbuhan. Didalamnya

9
terdapat biji, yaitu sebagai calon tumbuhan baru. Ada pula tumbuhan
yang bijinya tidak ditutup oleh daging buah (Gymnospermae).

2.2.2 Pengenalan Jenis-Jenis Tumbuhan

Anak secara ilmiah adalah individual yang memiliki sifat penasaran


terhadap lingkungan sekitarnya. Pada awalnya anak akan mulai mengenali
lingkungan melalui inderanya. Lalu mereka akan mulai menyerap dan
mengamati secara tidak langsung melalui indera yang dimilikinya terhadap
nama, jenis tumbuhan, jenis bunga, jenis buah, warna bunga, warna buah
dan bagian-bagian lain serta macam-macam tumbuhan tersebut. Biasanya
anak-anak yang aktif ketika di ajak untuk mengeksplorasi lingkungan
sekitar mereka akan menanyakan dan mencari tahu tentang lingkungan
sekitar dan apa-apa saja yang masih belum mereka ketahui termasuk
melalui kegiatan pengamatan anak secara langsung.
Pengetahuan yang dimiliki oleh anak akan terus berkembang dari
waktu ke waktu. Begitu juga tentang pengetahuan anak tentang berbagai
macam jenis tumbuhan yang telah mereka ketahui sebelumnya. Dengan
berkembangnya pengetahuan anak tentang tumbuhan, hal yang bisa

10
dilakukan oleh guru maupun orang tua adalah dengan cara mengajak anak
untuk berkunjung ke suatu tempat atau yang biasa disebut dengan
karyawisata. Dimana di tempat tersebut terdapat banyak sekali berbagai
macam tumbuh-tumbuhan dan tanaman. Dengan begitu orang tua maupun
guru juga dapat terus mengenalkan dan mengembangangkan potensi anak
melalui kegiatan tersebut.

2.2.3 Penggunaan Tumbuhan sebagai Media Pengembangan Keterampilan


Anak
Penggunaan tumbuhan sebagai media pengenalan Botani untuk anak,
dapat meningkatkan rasa ingin tahu. Hal ini anak cenderung bertanya dan
menjawab pertanyaannya sendiri. Selain rasa ingin tahu anak, juga melatih
jiwa berpetualang dengan mengajak anak langsung ke kebun atau taman
untuk melihat berbagai tumbuhan. Serta meningkatkan rasa percaya diri
anak.

Dalam mengajarkan anak mengenai tumbuhan secara alamiah dapat


membangun dasar untuk pembelajaran dan pemahaman saintifik di masa
yang akan datang. Melalui tumbuhan, anak dapat mengembangkan
keterampilan dalam memecahkan masalah konkret dan penemuan yang
fokus pada pengamatan dan penyelidikan.

Berikut bentuk-bentuk keterampilan yang dapat mengembangkan


anak melalui tumbuhan, sebagai berikut :

1. Keterampilan mengamati, yaitu dimana anak di dorong untuk


memperhatikan secara spesifik
2. Keterampilan klasifikasi, yaitu anak harus menggolongkan objek
kedalam kategori yang telah ditentukan
3. Keterampilan membandingkan, yaitu memeriksa objek dalam hal
kesamaan dan perbedaan
4. Keterampilan mengukur, yaitu membandingkan besar kecil, tinggi
rendah, dan banyak sedikit

11
5. Keterampilan komunikasi, yaitu dimana anak didorong untuk berbicara
mengenai hasil temuan atau pengamatan
6. Keterampilan menyimpulkan, yaitu mengenai penyelesaian masalah
dan menentukan hubungan sebab akibat yang terjadi

Melalui tumbuhan menyediakan ruang kerja bagi anak dalam


memahami mengenai alam, mengambil tindakan, dan mencari jawaban
melalui observasi, ekplorasi, dan pengumpulan data. Kegiatan tersebut
dapat dilakukan menggunakan alat-alat sederhana seperti, penggaris, kaca
pembesar (lup) untuk mengobservasi fenomena serta mendokumentasikan
yang ia temukan melalui gambar dan grafik. Tumbuhan juga menyediakan
ruang belajar bagi anak dengan cara menghargai alam dan mencari
pemecahan masalah melalui observasi, eksplorasi, dan pengumpulan data.

2.3 Pengenalan Konsep Hewan bagi Anak Usia Dini


Pengenalan hewan merupakan sebuah bentuk kegiatan pembelajaran yang
dirancang oleh guru yang sarat dengan kesenangan anak. dalam pengenalan
hewan ini, anak dituntut agar mampu mengingat kembali nama – nama hewan dan
juga jenis – jenisnya. Hal tersebut juga merupakan tanggung jawab guru untuk
mendapat bimbingan dan mengarahkan anak didik dalam kegiatan pengenalan
hewan. Contoh pengenalan hewan bisa dilakukan melalui bermain seperti
permainan telur ayam, permainan ini menstimulasi kecerdasan natural melalui
kegiatan mengurutkan gambar tentng perkembangan hewan, yaitu seperti anak
mengurutkan perkembangan hewan telur ulat, ulat kepompong, dan kupu kupu.
Perkembangan kognitif anak usia 4 – 5 tahun menurut piaget berada pada
tahap praoprasional (2 – 7 tahun). Anak mulai menjelaskan dunia dengan kata –
kata, gambar atau lukisan. Meskipun demikian, anak prasekolah masih kurang
mampu melakukan operasi, tindakan mental yang terinternalisasi, yang
memungkinkan anak melakukan secara mental apa yang sebelumnya hanya dapat
dilakukan secara fisik. Penambahan dan pengurangan jumlah secara mental adalah
contoh operasi. Ciri khas ini adalah kemampuan anak menggunakan simbol yang
mewakili konsep. Kemampuan simbolik ini memungkinkan anak melakukan

12
tindakan-tindakan yang berkaitan dengan materi yang telah disampaikan oleh
guru.

2.3.1 Tempat hidup

Seperti yang kita ketahui bahwasannya tidak hanya manusia saja


yang memiliki tempat hidup, hewan pun memiliki tempat hidup, namun
tempat hidup hewan tidak hanya didarat saja, akan tetapi beberapa.
Sebagai pendidik kita bisa mengenalkan tempat hidup hewan kepada anak
didik dengan memberitahu bahwasannya tempat hidup hewan itu ada
beberapa. Berikut adalah pengelompokan hewan berdasarkan tempat
hidupnya:

1. Hewan yang hidup di air


Untuk mengajarkan kepada anak tentang tempat hidup hewan yang ada di
air kita bisa memberikan contoh hewan apa saja yang tinggal di dalam air
seperti ikan, udang dan ubur – ubur dan memberitahu bahwasannya
biasanya hewan yang ada di dalam air itu bernapas menggunakan insang,
namun ada juga hewan yang bernafas menggunakan paru – paru
contohnya seperti paus dan lumba – lumba. Hewan yang ada diair juga
dibagi menjadi beberapa bagian yaitu : air tawar contohnya ikan lele dan
ikan hias, air laut itu contohnya ikan paus dan ikan hiu, dan air payau
contohnya adalah kerang, udangdan ikan bandeng
2. Hewan yang hidup di darat
Hewan yang ada di darat sebenarnya kemungkinan besar anak usia dini
sudah tau beberapa jenis hewan yang ada di darat seperti kucing, ayam,
dan juga semut. Karena pada sadarnya hewan yang ada didarat lebih
sering kita lihat dibandingkan hewan yang ada di air. Dan biasanya hewan
yang tinggal di darat adalah hewan yang bernafas mengunakan paru - paru
3. Hewan yang hidup di darat dan di air
Selain hewan yang hidup di air dan di darat, ada juga hewan yang bisa
hidup di kedua tempat. Hewan yang memilki kemampuan untuk
menyelam di air dan juga bisa hidup di daratan, contoh hewan yang hidup

13
di air dan juga di darat adalah katak, buaya, anjing laut dan juga kura –
kura.

2.3.2 Makanan

Setiap yang bernyawa pasti memerlukan makan, dan untuk hewan


makanan hewan tidak sama seperti makanan manuasia, hewan memiliki
jenis makanan yang mana dibedakan menjadi 3 jenis, diantaranya ialah :

1. Karnivora
Jenis hewan karnivora merupakan jenis hewan pemakan daging, dan
dalam kategori ini hewan pemakan daging atau karnivora ini adalah
hewan buas. Kita bisa memberitahu kepada anak didik bahwasannya
hewan karnivora adalah hewan pemakan daging seperti buaya, singa dan
juga macan
2. Herbivora
Sedangkan hewan herbivora ini adalah hewan pemakan tumbuh –
tumbuhan. Biasanya hewan pemakan tumbuhan ini, yang dimaksud
tumbuhan ini adalah seperti daun, akar, batang, bunga, dan juga rumput.
Dan contoh hewan pemakan tumbuhan adalah kambing, gajah, sapi dan
lain sebagainya
3. Omnivora
Omnivora sendiri adalah hewan pemakan daging dan juga tumbuhan atau
biasa dikenal pemakan segalanya. Contoh hewan pemakan segalanya
ialah beruang, tikus, musang dan lain sebagainya.

2.3.3 Cara bergerak


Hewan berdasarkan cara bergeraknya, diketahui bahwasannya
banyak sekali jenis hewan dengan cara bergeraknya ada beberapa macam
seperti hewan bergerak dengan kaki, dengan sayap, dengan perut dan

14
juga bergerak dengan sirip, berikut adalah jenis hewan dengan cara
geraknya :

1. Hewan bergerak menggunakan kaki

Tidak hanya manusia, tetapi ada beberapa hewan yang bergerak


menggunakan kaki, dengan bantuan kaki biasanya hewan dapat berjalan,
melompat dan juga berlari. Hewan yang bisa bergerak enggunakan kaki
contohnya adalah singa, kelinci, ayam

2. Hewan bergerak menggunakan sayap

Sayap adalah salah satu bagian dari tubuh hewan yang berguna untuk
terbang, telah kita ketahui bahwasannya ada beberapa hewan yang bisa
terbang seperti burang, kupu – kupu, capung dan lain sebagainya.

3. Hewan bergerak menggunakan perut

Bergerak dengan mengunakan perut memanglah terkesan aneh, tetapi ada


beberapa hewan yang memang bergerak menggunakan perut, atau biasa
disebut adalah hewan melata. Beberapa contoh hewan melata ini adalah
ular, ulat, kadal dan komodo

4. Hewan bergerak dengan menggunakan sirip

Berbeda dengan cara hewan bergerak lainnya, hewan yang bergerak


menggunakan sirip adalah hewan yang hidup di air entah air tawar, air
sungai dan air laut. Kegunaan sirip adalah membantu hewan yang ada di
air untuk berenang. Dan untuk contohnya biasanya sirip kita akan temui
pada jenis ikan, seperti paus, lumba – lumba dan ikan hiu

15
BAB 3. PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Anak memiliki karakteristik yang unik karena mereka berada pada
proses tumbuh kembang yang sangat pesat dan fundamental bagi
kehidupan berikutnya. Secara psikologis anak usia dini memiliki
karakteristik yang khas dan berbeda-beda dengan anak diatas udia delapan
tahun. Karakteristik Anak usia dini seperti rasa ingin tahu yang tinggi,
pribadi yang unik, mempunyai fantasi yang tinggi, egosenteris, memiliki
konsentrasi pendek, dan masa potensial. Salah satu pada masa ini anak
harus mulai dikenalkan dengan lingkungannya, seperti halnya pada
tumbuhan. Tumbuhan berada disekitar anak, tentunya lebih mudah
dijumpai dan dipelajari. Anak bisa langsung mempelajari tumbuhan
dengan praktek langsung. Dengan mengeksplorasi dan melakukan
pengamatan langsung, anak akan melihat, mengamati, dan bertanya
mengenai dedaunan, biji-bijian, ranting atau batang tumbuhan. Hal
tersebut sangat bermanfaat bagi anak sebagai awal pengenalan terhadap
tumbuhan, seperti bagian-bagian tumbuhan dan jenis-jenis tumbuhan.
Manfaat pengenalan tumbuhan kepada anak adalah membentuk
keterampilan anak pada keterampilan mengamati, klasifikasi,
membandingkan, mengukur, komonikasi, dan menyimpulkan.
Selain tumbuhan, dilingkungan sekitar anak juga terdapat hewan.
Pengengenalan hewan pada anak merupakan kegiatan dengan pegenalan
nama-nama hewan dan juga jenis-jenis hewan. Kegiatan pengenalan bisa

16
dilakukan dengan kegiatan bermain. Selain itu pengenalan yang dapat
dilakukan pada anak dengan menjelasakan tentang tempat hidup hewan,
makanan hewan dan macam-macam cara gerak hewan. Hal tersebut bisa
mulai dikenalkan pada anak, bisa lewat kegiatan belajar sambal bermain
ataupun dengan berkunjung di kebun binatang

3.2 Saran
Anak usia dini merupakan masa keemasan dimana anak akan
banyak menerima hal baik maupun buruk. Masa ini juga masa potensial
anak mengembangkan Sesutu dari apa yang anak ketauhi. Orang tua
ataupun guru harus bisa memfasilitasi hal tersebut. Orang tua dan guru
harus mampu memberi pelajaran sederhana tentang lingkungan sekitar
dengan cara praktek langsung. Misalnya mengamati sebuah tumbuhan
secara langsung, yang akan menimbulkan rasa ingin tahu anak akan
bentuk, warna, atau jenis tumbuhan tersebut.

17
DAFTAR PUSTAKA

Amini, M. dkk. 2010. Perkembangan dan Konsep Dasar Pengembangan Anak


Usia Dini. Jakarta: Universitas Terbuka.
http://www.pustaka.ut.ac.id/lib/wp-
content/uploads/pdfmk/PAUD4306-M1.pdf. [Di akses pada 24
Februari 2021].

Rahma. A. 2019. Pengenalan Botani Untuk Anak Usia Dini. Jurnal Ilmiah

Pendidikan.https://www.researchgate.net/publication/335352914_PENGE
NALAN_BOTANI_UNTUK_ANAK_USIA_DINI. [Di akses pada 24
Februari 2021].

Subhan. 2016. Peningkatan Pemahaman Sains Biologi Melalui Permainan


Karambol. Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini. 10(1): 135-156.
https://www.google.com/url?
sa=t&source=web&rct=j&url=https://core.ac.uk/download/pdf/2969
73255.pdf&ved=2ahUKEwjg05mm4HvAhWUeisKHZOPC0gQFjABe
gQICxAC&usg=AOvVaw2awNW8EQ-C9-JZN49EEF_T. [Diakses
pada 24 Februari 2021].

18
https://bobo.grid.id/read/082411792/jenis-hewan-berdasarkan-tempat-hidupnya-
pengelompokan-dan-contohnya?page=all. [Diakses pada tanggal 1
Maret 2021]

https://bobo.grid.id/read/082229440/mengenal-3-jenis-hewan-berdasarkan-jenis-
makanannya-karnivora-herbivora-dan-omnivora?page=all.

[Diakses pada tanggal 1 Maret 2021]

https://bobo.grid.id/read/082426636/mengenal-jenis-penggolongan-hewan-
berdasarkan-cara-bergeraknya?page=all [Diakses pada tanggal 1
Maret 2021]

19

Anda mungkin juga menyukai