OLEH :
KELOMPOK IX2
A. PENDAHULUAN
1
Makalah ini dipersentasekan oleh kelompok IX Jurusan ITP, UHO
2
Farmin, Raeda, Sultan, Indra, Masyita, Marlia, Nurul, Prissa, Lia, Dwi, Ainul, Arfian, Intan
B. KONSEP KETAHANAN NASIONAL
Secara filosofi terdapat dua pendekatan yang esensi makna dari terorisme,
yaitu :
Masyarakat adalah salah satu komponen utama dalam membentuk suatu bangsa
yang merdeka. Masyarakat berperan dalam bela negara. Bela negara bertujuan untuk
memperkuat ketahan nasional. Bela negara harus didiversifikasi tidak sekedar dalam
pengertian pertahanan negara, tapi juga ketahanan dalam pancagatra ideologi, politik,
ekonomi, sosial dan budaya, yang harus dimotori oleh inovasi dan kreatifitas bangsa
untuk membina dan membangun bangsa untuk menjadi salah satu kekuatan ekonomi
dunia, memiliki stabilitas ideologi dan politik serta memiliki ketahan sosial dan budaya,
dengan membina basis filosofi bangsa harmony in diversity.
Adapun membangun kolektif kebangsaan, Pancasila sebagai dasar negara sering
kali di anak tirikan jikalau kita cermati bagaimana arah kebijakan pembagunan.
Seringkali pembangunan fisik adalah mutlak dilakukan, namun seringkali lupa pada
pembangunan manusianya. Tidak mengherankan jika kemudian banyak masalah yang
muncul di sebabkan karena mental kemanusiaan kita. Kasus berkibarnya bendera negara
asing di tanah kedaulatan harus di evaluasi serius, selain ada UU yang mengatur juga
menciderai martabat bangsa. Disinilah perlunya membangun komitmen kebangsaan
dengan menggerakkan moral/kolektif nasional. Penyadaran kembali terhadap segala
tantangan bangsa dan penegasan kembali pancasila sebagai ideologi dan dasar negara.
Maka dari itu perlunya mempertebal keimanan dalam diri sendiri serta
kesadaran untuk menghilangkan sikap keegoisan dalam diri sendiri atau dalam
diri seseorang yang telah menjadi pejabat sehingga dengan sendirinya tindakan
korupsi akan menghilang secara perlahan.
J. BAGAIMANA MENGATASI KURANGNYA PEMAHAMAN
MASYARAKAT TERHADAP PENTINGNYA KETAHANAN
NASIONAL
Menurut UU No. 3 tahun 2002 tentang pertahanan negara sudah secara eksplisit
menjelaskan bahwa salah satu bentuk bel negara adalah berkarya yang dedikatif untuk
bangsa dengan skil keterampian dan keahlian untuk kemajuan bangsa. Masyarakat yang
bekerja dalam sektor industri, sektor perdagangan, sektor tambang, sektor pertanian
adalah para pembela negara, karena kalau mereka tidak bekerja serius, indonesia tidak
akan masuk 10 negara terbesar GDP-nya di dunia. Tapi mereka tidak akan menjadi mulia
sebagai pahlawan-pahlawan ekonomi jika mereka melakukan pembangkangan terhadap
kewajiban bayar pajak, dan mereka juga bukan pahlawan jika menjadi pengusaha
eksploitasi hutan dengan meakukakan illegal loging dan yang lainnya. Demikian pula
mereka yang berprofesi sebagai pegawai negri sipil, mereka juga melakukan bela negara
bila mampu melakukan perbaikan sektor layanan publik dengan baik, mampu
meningkatkan akuntabilitas layanan publik, akuntabel dalam pembangunan proyek-
proyek untuk layanan publik. Tapi sebaliknya mereka akan menjadi musuh negara jika
justru melakukan korupsi uang negara dalam pelaksanaan proyek negara tersebut. Dengan
demikian, untuk semua jenis profesi dan keahlian, di perlukan penguatan-penguatan
karakter bangsa sebagai bangsa yang maju, mandiri dan sejahtera untuk memperkuat
ketahanan nasional.
Adapun perlunya membangun komitmen perlunya membangun komitmen
kebangsaan dengan menggerakkan moral/kolektif nasional. Penyadaran kembali terhadap
segala tantangan bangsa dan penegasan kembali pancasila sebagai ideologi dan dasar
negara. Apel Kebangsaan dan Aksi Damai yang serentak dilakukan di berbagai wilayah
harus menjadi momentum atas kebangkitan kebangsaan kita. Bercermin pada perjalanan
sejarah bangsa ini cikal bakal komitmen kebangsaan yang lahir sejak peristiwa
Kebangkitan Nasional 1908, Sumpah Pemuda 1928, dan Proklamasi 1945, secara
substansial telah memberi pengalaman berkebangsaan yang mengakar kuat. Untuk itu,
sebuah bangsa akan tumbuh menjadi bangsa yang besar dan terhormat apabila memiliki
nilai-nilai luhur yang di junjung tinggi. Bahwa di bentuknya NKRI adalah untuk
melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah. Sehingga ada kewajiban untuk
menjamin kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa.
L. PENUTUP
KESIMPULAN
Urgensi dan tantangan ketahanan nasional dan bela negara bagi bangsa Indonesia
dalam membangun komitmen kolektif kebangsaan mencakup
ancaman,tantangan,hambatan,dan gangguan secara internal dan external, atau yang
langsung maupun tidak langsung. Dalam mengatasi masalah ini, diperlukan adanya kerja
sama antara perangkat pemerintahan dan masyarakat karena apabila hanya perangkat
pemerintah atau masyarakat saja yang aktif dalam mengatasi dampak negatif tersebut
maka urgensi dan tantangan ketahanan nasional dan bela negara tidak akan mudah dalam
membangun komitmen kolektif kebangsaan Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA
https://luk.staff.ugm.ac.id/atur/mkwu/9-PendidikanKewarganegaraan.pdf (diakses
10/10/2017 pada jam 11 : 27)
http://www.Uinjkt.ac.id/pembinaan-kesadaran-bela-negara-dalam-rangka-membangun-
karakter-bangsa/ (diakses 11/10/2017 pada jam 14:15)
https://nasional.sindonews.com/readi1220069/14/pertemuan-bnpt-dengan-asisten-khusus-
presiden-as-bahas-terorisme-1499854474 (diakses 11/10/2017 pada jam 12 : 28)