Anda di halaman 1dari 34

KETAHANAN NASIONAL

A. LATAR BELAKANG DAN LANDASAN KETAHANAN NASIONAL 1. Latar Belakang Terbentuknya negara Indonesia dilatarbelakangi oleh perjuangan seluruh bangsa. Sudah sejak lama Indonesia menjadi incaran banyak negara atau bangsa karena potensinya yang besar dilihat dari wilayahnya yang luas dengan kekayaan alam yang banyak. Kenyataanya, ancaman datang tidak hanya dari luar tetapi juga dari dalam. Kekuatan bangsa dalam menjaga keutuhan negara Indonesia tentu saja harus selalu didasari oleh segenap landasan baik landasan ideal, konstitusional dan juga wawasan visional. 2. Landasan-landasan Ketahanan Nasional a. Pancasila sebagai Landasan Ideal Peranan Pancasila sebagai landasan ideal tidak dapat dipisahkan dari kedudukan Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia. Menurut Kaelan, pandangan hidup merupakan kesatuan rangkaian nilai-nilai luhur yang merupakan suatu wawasan yang menyeluruh terhadap kehidupan. Pandangan hidup ini berfungsi sebagai kerangka acuan baik untuk menata kehidupan diri pribadi maupun dalam interaksi antar manusia dalam masyarakat serta alam sekitarnya. Pancasila merupakan sumber kejiwaan masyarakat yang memberikan pedoman bahwa kodrat manusia adalah sebagai makhluk individu dan makhluk sosial. Pancasila dalam hal ini merupakan asas nilai dan norma dalam sikap dan bertingkah laku dalam kehidupan masyarakat, berbangsa dan bernegara. Dalam kapasitasnya sebagai ideonogi, Pancasila merupakan cita-cita bangsa yang merupakan ikrar segenap bangsa dalam upaya mewujudkan masyarakat adil makmur yang merata material maupun spiritual. Pancasila merupakan asas kerohanian yang akan membawa bangsa dalam suasana merdeka, berdaulat, bersatu dan berkedaulatan rakyat dalam suasanan

perikehidupan bangsa yang aman, tentram, tertib, dan dinamis dalam lingkungan pergaulan dunia yang merdeka, bersahabat, tertib dan damai. b. UUD 1945 sebagai Landasan Konstitusional UUD 1945 sendiri yang merupakan keputusan politik ini kemudian diturunkan dalam norma-norma konstitusional (perundangan) untuk menentukan sistem negara dengan pemerintahan negara dengan bentuk-bentuk konsep pelaksanaannya secara spesifik. Negara Indonesia bukanlah negara berdasarkan atas kekuasaan. Artinya, penyelenggaraan negara tidak didasarkan atas kekuasaan yang membawa pada sistem pemerintahan yang totaliter. Negara Indonesia adalah negara yang berdasarkan pada aturan kondtitusional, berdasar atas hukum. c. Wawasan Nusantara sebagai Landasan Visional Bangsa Indonesia merintis jalan kebangsaannya dengan berjuang mulai dari jaman penjajahan, secara fisik dan intelektual. Hal ini ditunjukkan dengan perjuangan dengan berdirinya beberapa organisasi kebangsaan yang merintis kebangkitan kesadaran kebangsaan dan semangat untuk merdeka. Wawasan Nusantara melandasi upaya meningkatkan Ketahanan Nasional berdasarkan dorongan mewujudkan cita-cita, mencapai tujuan nasional, dan menjamin kepentingan nasional. Dalam rangkan mencapai cita-cita dan tujuan nasional tersebut cara pandang bangsa sangat diperlukan untuk menjaga kesatuan langkah. Wawasan ini pun harus ditambah konsep pembinaan keuletan dan ketangguhan yang mengandung kemampuan mengembangkan kekuatan nasional yang disebut Ketahanan Nasional.

B.

RUANG LINGKUP PENGERTIAN KETAHANAN NASIONAL 1. Pokok-Pokok Pikiran yang Mendasari Konsep Ketahanan Nasional Konsepsi Ketahanan Nasional mengandung keuletan dan ketangguhan dalam rangka tetap engembangkan kekuatan nasional untuk menghadapi segala potensi

tantangan, ancaman dan gangguan yang berasal dari dalam dan luar negeri. Konsepsi ini sesungguhnya didasarkan atas beberapa pokok pikiran: a. Manusia adalah Makhluk yang Berbudaya Manusia memiliki kemampuan akal budi yang memungkinkan ia mengaktualisasikan kreativitasnya dalam berhubungan dengan Tuhan, manusia lain, dan alam sekitarnya. Pada dasarnya manusia adalah makhluk yang mempunyai naluri, intelegensia dan keterampilan. Dengan kemampuannya ini manusia berjuang mempertahankan eksistensi, kelangsungan hidup, dan mengembangkan kreativitasnya dalam rangka mengaktualisasikan potensi dalam dirinya. Semua hal tersebut terjadi karena manusia ingin memenuhi kebutuhan, ingin berkembang, ingin memperluas pengetahuan, juga ingin menunjukkan kemampuan dan kreasinya. Kesadaran atas potensi manusia di bidang sebagaimana tersebut di atas selaras dengan pemahaman akan ketahanan nasional yang memungkinkan negara dihuni beragam manusia ini mengalami dinamika yang cukup fluktuatif.. b. Tujuan Nasional, Falsafah, dan Ideologi Negara Tujuan nasional bangsa menjadi pokok pikiran bagi perlunya Ketahanan Nasional karena negara Indonesia sebagai suatu organisasi dalam rangka kegiatannya untuk mencapai tujuan akan selalu menghadapi masalah-masalah, baik yang berasal dari dalam maupun yang berasal dari luar. Seperti halnya tertuang dalam Pembukaan UUD 1945 yang memuat semangat perjuangan membela hak asasi untuk merdeka, tercantumnya tujuan negara yang harus dicapai, kepercayaan adanya kuasa Allah dan landasan falsafah Pancasila yang termuat pada alenia keempat. Beberapa hal tersebut di atas memberi dasar pemikiran perlunya kondisi dinamis dalam mencapai tujuan negara dan bangsa yang disebut Ketahanan Nasional. Terkait dengan itu, telah ditegaskan dalam Pembukaan UUD 1945: Alenia 1 Bahwa sesungguhnya kemerdekaan adalah hak segala bangsa.

Pada intinya: merdeka merupakan hak segala bangsa dan penjajahan bertolak belakang dengan konsep penghargaan hak-hak asasi manusia. Alenia 2 Dan perjuangan pergerakan kemerdekaan telah sampai ke depan pintu gerbang kemerdekaan negara Indonesia yang merdeka, berdaulat, adil dan makmur. Pada intinya: kemerdekaan adalah syarat dapat mengadakan pembangunan dalam rangka meraih masa depan dan cita-cita sesuai dengan tujuan nasional. Tidak cukup negara ini merdeka, tetapi juga harus berdaulat, adil dan makmur. Alenia 3 Atas berkat rakhmat Allah yang Maha Kuasa dan dengan didorongkan oleh suatu keinginan luhur maka dengan ini bangsa Indonesia menyetakan kemerdekaannya Pada intinya: menunjukkan bahwa pencapaian cita-cita kemerdekaan tidak semata-mata hasil perjuangan, tetapi juga atas karunia dan kekuasaan Allah. Disini terlihat adanya dorongan spiritual baik dalam proses kemerdekaan maupun dalam rangka mengisi kemerdekaan. Alenia 4 Kemudian daripada itu, untuk membentuk suatu Pemerintahahn negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah indonesia (dst) , maka disusunlah Kemerdekaan Kebangsaan Indonesia itu dalam suatu Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat dengan berdasarkan kepada (Pancasila). Pada intinya: cita-cita nasional yang tercantum dalam Pembukaan UUD 1945 tersebut harus dicapai dalam wadah negara Kesatuan Republik Indonesia dan selalu dilandaskna oleh nilai-nilai Pancasila.

2. Pengertian Ketahanan Nasional dan Pengertian Konsepsi Ketahanan Nasional Ketahanan Nasional (Indonesia) adalah kondisi dinamis suatu bangsa (Indonesia) yang meliputi segenap kehidupan nasional yang terintegrasi, berisi keuletan dan ketangguhan yang mengandung kemampuan mengembangkan kekuatan nasional dalam menghadapi dan mengatasi segala tantangan ancaman, hambatan dan gangguan, baik yang datang dari dalam maupun dari luar, untuk menjamin identitas, itegritas, dan kelangsungan hidup bangsa dan negara serta perjuangan mencapai tujuan nasional. Ketahanan nasional ini merupakan kondisi dinamis yang harus diwujudkan oleh suatu negara dan harus dibina secara dini, terus menerus dan sinergis dengan aspek-aspek kehidupan bangsa yang lain. 3. Hakikat Ketahanan Nasional dan Hakikat Konsepsi Ketahanan Nasional Hakikat Ketahanan nasional Indonesia adalah keuletan dan ketangguhan bangsa yang mengandung kemampuan mengembangkan kekuatan nasional untuk menjamin kelangsungan hidup bangsa dan negara dalam mencapai tujuan nasional. Hakikat konsepsi nasional Indonesia adalah pengaturan dan penyelenggaraan kesejahteraan dan keamanan secara seimbang, serasi dan selaras dalam seluruh aspek kehidupan nasional. 4. Asas-asas Ketahanan Nasional Asas Ketahanan Nasional adalah tata laku yang didasari nilai-nilai yang tersusun berlandaskan Pancasila, UUD 1945, dan Wawasan Nusantara. Asas-asas tersebut adalah sebagai berikut: a. Asas kesejahteraan dan keamanan Asas ini merupakan kebutuhan yang sangat mendasar dan wajib dipenuhi bagi individu maupun masyarakat atau kelompok. b. Asas komprehensif integral/menyeluruh terpadu Artinya, ketahanan nasional mencakup seluruh aspek kehidupan. Aspek-aspek tersebut berkaitan dalam bentuk persatuan dan perpaduan secara selaras, serasi dan seimbang.

c. Asas mawas ke dalam dan mawas ke luar Dalam hal mawas ke dalam bertujuan berdasarkan nilai-nilai kemandirian dan dalam rangka meningkatkan kualitas kemandirian bangsa. Dalam hal mawas ke luar dilakukan dalam rangka mengantisipasi, menghadapi dan mengatasi dampak lingkungan strategis luar negeri. d. Asas kekeluargaan Asas ini berisi sikap-sikap hidup yang diliputi keadilan, kebersamaan, kesamaan, gotong-royong, tenggang rasa dan tanggung jawab dalam kehidupan bermasyarakat bangsa dan bernegara. 5. Sifat Ketahanan Nasional Beberapa sifat Ketahanan Nasional dapat disebutkan berikut: a. Dinamis Dinamis artinya tidak tetap, naik turun, tergantung situasi dan kondisi bangsa dan negara serta lingkungan strategisnya. b. Wibawa Keberhasilan bangsa. c. Konsultasi dan Kerjasama Hal ini dimaksudkan adanya saling menghargai dengan mengandalkan pada kekuatan moral dan kepribadian bangsa. 6. Kedudukan dan Fungsi Konsepsi Ketahanan Nasional Kedudukan dan fungsi Konsepsi Ketahanan Nasional dapat dijelaskan sebagai berikut: a. Kedudukan Konsepsi Ketahanan Nasional merupakan suatu ajaran yang diyakini kebenarannya oleh seluruh bangsa Indonesia serta merupakan cara terbaik yang perlu diimplementasikan secara berlanjut dalam rangka membina kondisi kehidupan nasional yang ingin diwujudkan. pembinaan Ketahanan Nasional yang berlanjut dan berkesinambungan tetap dalam rangka meningkatkan kekuatan dan kemampuan

b. Fungsi Konsepsi Ketahanan Nasional berdasarkan tuntutan penggunaannya berfungsi sebagai berikut: 1) Konsep Ketahanan Nasional dalam fungsinya sebagai Doktrin Dasar Nasiona perlu dipahami untuk menjamin tetap terjadinya pola pikir, pola sikap, pola tindak, dan pola kerja dalam menyatukan langkah bangsa baik yang bersifat inter-regional (wilayah), inter-sektoral maupun multi disiplin. 2) Konsepsi Ketahanan Nasional dalam fungsinya sebagai metode Pembinaan Kehidupan Nasional pada hakikatnya merupakan suatu metode integral yang mencakup seluruh aspek dalam kehidupan negara yang dikenal sebagai astagatra yang terdiri dari aspek alamiah (geografi, kekayaan alam dan penduduk) dan aspek sosial budaya (ideologi, politik, sosial budaya, pertahanan dan keamanan).

C.

PENGARUH HAM, DEMOKRASI DAN LINGKUNGAN HIDUP TERHADAP KETAHANAN NASIONAL Ketahanan Nasional di berbagai bidang dipengaruhi oleh masalah-masalah yang berkaitan dengan isu dan aktivitas hidup yang sering disosialisasikan dengan permasalahan HAM, demokrasi, dan ligkungan hidup. 1. Hak Asasi Manusia Pengertian hak asasi manusia di bawah ini diambil dari rumusan yang terdapat dalam Undang-Undang No. 39 tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia. a. Hak Asasi Manusia Adalah seperangkat hak yang melekat pada hakikat dan kodrat manusia sebagai makhluk Tuhan yang Maha Esa dan merupakan anugerah-Nya yang wajib dihormati. b. Kewajiban Dasar Manusia Adalah seperangkat kewajiban yang apabila tidak dilaksanakan, tidak dimungkinkan terlaksana dan tegaknya Hak Asasi Manusia.

c. Diskriminasi Adalah setiap pembatasan-pembatasan atau pengecualian yang langsung atau tidak langsung didasarkan kepada perbedaan manusia atas dasar agama, suku, ras, atnik, kelompok, golongan, status sosial, status ekonomi, jenis kelamin, bahasa, kekayaan, politik, yang berakibat pengurangan, penyimpangan dan penghapusan pengakuan. d. Penyiksaan Adalah setiap perbuatan yang dilakukan dengan sengaja sehingga menimbulkan rasa sakit atau penderitaan yang hebat, baik jasmani maupun rohani, pada seseorang. e. Pelanggaran Hak Asasi Manusia Penindasan HAM disuatu daerah tertentu di wilayah suatu negara akan menjadi bahan pembicaraan internasional bahkan untuk menentukan suatu keputusan politik tertentu. Berikut hak-hak asasi manusia yang tercantum di dalam pasal-pasal UUD 1945: 1) Hak atas Kebebasan untuk Mengeluarkan Pendapat Hak ini termuat pada pasal 18 yang menyatakan bahwa Kemerdekaan berserikat dan berkumpul, mengeluarkan pikiran dengan lisan dan tulisan dan sebagainya ditetapkan dengan Undang-Undang. Konsep ini kemudian sesuai dengan pasal 19 Declaration of Human Right yang menyatakan bahwa Setiap orang berhak atas kebebasan mempunyai dan mengeluarkan pendapat. 2) Hak atas Kedudukan yang sama di dalam Hukum UUD 1945 pasal 27 ayat (1) menyatakan Segala warga negara bersamaan kedudukannya di dalam hukum da pemerintahan dan wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya. Di dalam Declaration of Human Right pasal 7 disebutkan Sekalian orang adalah sama terhadap undang-undang dan berhak atas perlindungan hukum yang sama dengan tidak ada perbedaan.

3) Hak atas Kebebasan Berkumpul Pasal 28 UUD 1945 menyatakan Kemerdekaan berserikat dan berkumpul, mengeluarkan pikiran dengan lisan dan tulisan dan sebagainya ditetapkan dengan Undang-Undang. 4) Hak atas Kebebasan Beragama Pasal 29 UUD 1945 memuat: Ayat (1) Negara berdasarkan atas Ketuhanan Yang Maha Esa. Ayat (2) Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadat menurut agamanya dan kepercayaannya itu. 5) Hak atas Penghidupan yang Layak Pasal 27 ayat (2) UUD 1945 menyatakan Tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusian. Selanjutnya pada pasal 34 berbunyi Fakir miskin dan orang-orang terlantar dipelihara oleh negara. 2. Demokrasi Secara etilogis demokrasi berasal dari bahasa Yunani, demos artinya rakyat dan cratos berarti kekuasaan atau berkuasa, sehingga demokrasi secara asal ketanya berarti rakyat berkuasa. Atau secara umum makna demokrasi diartikan pemerintahan rakyat. Demokrasi disimpulkan secara singkat adalah seperangkat gagasan dan prinsip kebebasan, disamping termasuk di dalamnya praktek dan prosedurnya yang berjalan terus. Selanjutnya disebutkan bahwa demokrasi mengandung nilai-nilai antara lain: 1) Adanya pengakuan perbedaan-perbedaan di masyarakat baik dalam hal kenyataan obyektif, pendapat, maupun kepentingan. 2) Atas dasar kenyataan tersebut maka perlu adanya cara penyelesaian terhadap kepentingan-kepentingan yang berbeda tersebut dengan cara damai, tertib, adil dan beradab.

Dengan demikian di dalam demokrasi terkandung kepentingan individual, kelompok, dan publik atau masyarakat umum. Secara umum (universal) demokrasi sering dicirikan dengan adanya unsur-unsur di bawah ini yang disebut soko guru demokrasi: 1) Kedaulatan rakyat 2) Pemerintahan berdasarkan persetujuan dari yang diperintah 3) Kekuasaan mayoritas 4) Diakuinya hak-hak minoritas 5) Jaminan terhadap hak asasi manusia 6) Pemilihan yang bebas dan jujur 7) Persamaan di depan hukum 8) Pembatasan pemerintah secara konstitusional 9) Pluralisasi sosial, ekonomi, dan politik 10) Nilai-nilai toleransi, pragmatisme, kerjasama dan mufakat. 3. Lingkungan Hidup Pengertian lingkungan hidup adalah kondisi yang ada di sekitar manusia, hewan maupun tumbuhan dan benda lainnya. Lingkungan hidup merupakan suatu ekosistem yang saling berhubungan. Bila terjadi ketidakberesan di antara unsur penyusunan ekosistem tersebut maka ketidakseimbangan akan terjadi. Pada ere reformasi dewasa ini permasalahan HAM, demokrasi dan lingkungan hidup sangat mempengaruhi upaya bangsa Indonesia dalam membina dan mengembangkan ketahanan nasional.

D.

PENGARUH ASPEK KETAHANAN NASIONAL TERHADAP KEHIDUPAN BERBANGSA DAN BERNEGARA Dalam era reformasi dewasa ini dan dalam rangka bangsa Indonesia menyongsong era global, maka tiodak mengherankan jikalau berbagai aspek mempengaruhi ketahanan nasional baik dalam aspek ideologi, politik, sosial, budaya serta aspek pertahanan dan keamanan. Sebagaimana dipahami bahwa dalam era global dewasa ini setiap bangsa hanya berdasarkan kemampuan dan otoritas bangsa itu sendiri melainkan senantiasa berkaitan dengan kekuatan bangsa lain dalam pergaulan internasional.

1. Pengaruh Aspek Ideologi Istilah ideologi berasal dari kata Idea yang berarti gagasan, konsep, pengertian dan dan logos yang berarti ilmu. Kata ideaberasal dari kata bahasa Yunani eidos yang berarti bentuk. Disamping itu ada kata idein yang berarti melihat. Maka secara harfiah, ideologi berarti ilmu tentang pengertian-pengertian dasar. Dalam pengertian sehari-hari, kata idea disamakan artinya dengan citacita. Cita-cita yang dimaksud adalah cita-cita yang bersifat tetap yang harus dicapai, sehingga cita-cita yang bersifat tetap itu sekaligus merupakan suatu dasar, pandangan atau faham. Pengertian ideologi secara umum dapat dikatakan sebagai kumpulan gagasan-gagasan, ide-ide, keyakinan-keyakinan, kepercayaan-kepercayaan yang menyeluruh dan sistematis yang menyangkut: a. Bidang politik b. Bidang sosial c. Bidang kebudayaan d. Bidang keagamaan Maka ideologi Negara dalam arti cita-cita Negara atau cita-cita yang menjadi basis bagi suatu teori atau sistem kenegaraan untuk seluruh rakyat dan bangsa yang bersangkutan. a. Ideologi Dunia 1) Liberalisme Paham liberalisame berkembang dari akar-akar rasionalisme yaitu paham yang mendasarkan pada rasio sebagai sumber kebenaran tertinggi, materialisme yang meletakkan materi sebagai empiris (yang dapat ditangkap melalui indra manusia), serta individualisme yang meletakkan nilai dan kebebasan individu sebagai nilai tertinggi dalam kehidupan masyarakat dan negara Manusia menurut paham liberalisme sebagai pribadi yang utuh dan lengkap yang terlepas dari manusia lainnya. Manusia sebagai individu memiliki potensi dan senantiasa berjuang untuk kepentingan dirinya sendiri.

Negara menurut liberalisme harus tetap menjamin kebebasan individu, negara pada hakikatnya merupakan alat untuk mencapai tujuan individu dan dalam kepentingan inilah kemudian manusia secara individu dan dalam kepentingan inilah kemudian manusia secara bersama-sama menyelenggarakan dan mengatur negara sebagai lembaga kemasyarakatan dan lembaga kemanusian. Liberalisme tetap pada individu-individu yang bebas, dan ikatan hukumlah yang mendasari kehidupan bersama dalam negara. Berdasarkan latar belakang timbulnya iberalisme yang merupakan sintesa dari beberapa paham filsafat antara lain paham materialisme, rasionalisme, dan individualisme maka dalam penerapan ideologi terseut dalam negara senantiasa didasari oleh aliran-aliran serta paham-paham tersebut secara keseluruhan. Dalam kaitan dengan ketahanan ideologi hal itu haruslah dipahami dan terlebih lagi demokrasi dalam suatu negara sebenarnya tidak hanya manyatukan masalah politik saja melainkan jua demokrasi ekonomi, sosial, budaya, ilmu pengetahuan bahkan kehidupan keagamaan atau kehidupan religius. Atas dasar itulah maka sifat, ciri, serta karakter bangsa sering menimbulkan gejolak dalam penerapan demokrasi yang hanya mendasarkan pada paham liberalisme saja dengan basis kebebasan individu. Pengaruh yang cukup kuat daru ideologi liberal terhadap ketahanan ideologi bangsa Indonesia adalah konsepnya tentang hakikat masyarakat sipil atau civil society yang seakan-akan berbeda san terpisah dari negara. Hal sebenarnya berkaitan erat dengan hakikat konsep negara sebagai organisasi kemasyarakatan dalam mewujudkan suatu cita-cita bersama dari seluruh warganya. Dalam masalah ini terdapat dua sudut pandang yang berbeda yang sering digunakan dalam meahami pengertian dan eksistensi masyarakat sipil. Pertama, perspektif yang melihat posisi negara sebagai yang mengungguli masyarakat sipil. Perspektif ini sering digunakan sebagai dasar pijakan untuk menjelaskan keadaan politik dalam suatu negara yang menerapkan sistem otoritarianisme.

Kedua,

perspektif yang melihat adanya otonomi dari masyarakat sipil di luar negara dan yang harus diperjuangkan daam rangka mengimbangi kekuasaan negara. Kedua pandangan tersebut pada hakikatnya menenkankan pada

pemisahan antara domain negara dengan domain masyarakat sipil sepagai dua hal yang bereda. Hal ini jikalau dipaksaan dalam suatu negara yang sedang berkembang maka akan terjadi duatu gejoak yang dalam tingatan tertentu dapat menghancurkan negara tersebut. 2) Komunisme Berkembangnya paham individualisme liberalisme di barat berkaitan muncunya masyarakat kapitalis menurut paham komunisme mengakibatkan penderitaan rakyat. Komunisme muncul sebearna sebagai reaksi atas penindasan rayat kecil oleh kalangan kapitalis yang didukung oleh pemerintah. Bertolak belakang dengan individualime kapitalisme, paham

komunisme yang dicetuskan melalui pemikiran Karl Mar memandang bahwa hakikat kebebasan dan hak individu itu tidak ada ideologi komunisme mendasarkan pada suatu keyakinan bahwa manusia pada hakikatnya adalah merupakan makhluk sosial saja. Manusia secara ontologis merupakan sekumpulan relasi, sehingga yang mutlak adalah komunitas dan bukannya individualitas. Hak milik pribadi tidak ada arena ini akan menimbulkan kapitalisme yang pada giliranya akan melakukan penindasan pada kaum proletar. Sehingga menurut komunisme dapat disimpukan bahwa berkembangnya individualime kapitalisme merupakan sumber penderitaan rakyat terutama kaum miskin. Oleh karena itu hak milik individu harus diganti dengan hak milik kolektif. Dalam masyarakat terdapat kelas-kelas yang saling berinterasi secara dialektis, yaitu kelas kapitalis dan kelas proletar, kelas buruh. Walaupun kedua hal tersebut bertentangan namun saling membutuhkan. Menurut komunisme ideologi hanya diperuntukkan bagi masyarakat secara keseluruhan. Etika komunisme mendasaran ada suatu kebaikan yang hanya diperuntukan bagi kepentingan keuntungan kelas masyarakat secara totaitas. Atas dasar inilah maka komunisme mendasarkan moralitas pada kebaikan

relatif demi keuntungan kelasnya, oleh karena itu untuk mencapai tujuannya segala cara dapat dihalalkan. Menurut komunisme hak asasi individual tidak ada, yang ada hanyalah hak asasi yang berpusat pada hak kolektif, sehingga hak asasi itu hanya diukur berdasarkan kepentingan kelas proletar. Atas dasar inilah maka sebenarnya komunisme adalah ideologi yang anti demokrasi dan anti hak asasi. Paham komunisme dalam memandang hakikat hubungan negara dengan agama meletakkan pada pandangan dilosofinya yaitu materialisme dialektis dan meterialisme historis. Hakikat kenyataan tertinggi menurut komunisme adalah materi. Namun materi menurut komunisme berada pada suatu ketegangan intern secara dinamis bergerak dari keadaan tesis ke keadaan lain antitesis, kemudian menyatukan sehingga merupakan suatu sintesis yang merupakan tingkat yang lebih tinggi. Agama menurut komunisme adalah merupakan suatu kesadaran diri bagi manusia untuk kemudian menghasilkan masyarakat negara. Agama menurut kemunisme adalah merupakan suatu realisasi fantastis makhluk manusia, agama adalah merupakan keluhan makhluk tertindas. Oleh karena itu menurut komunis Marxis, agama adalah merupakan candu masyarakat dan oleh karena itu harus diperangi dan dilenyapkan. Berdasarkan prinsi-prinsi ideologi komunisme tersebut maka komunisme berpaham atheis, tidak mengakui adanya Tuhan bahkan anti Tuhan, sehingga hal ini tidak sesuai dengan pandangan hidup dan dasar filsafat bangsa indonesia yang Berketuhanan Yang Maha Esa. Ideologi kemunisme pada hakikatnya bercorak pertikular yaitu suatu ideologi yang hanya membela dan diperuntukkan suatu golongan tertentu, yaitu golongan proletar. Dalam kaitannya dengan sifat dan lingkup pengembangannya maka ideologi komunisme bersifat Kosmopolitisme yaitu mengembangkan hegemoninya ke seluruh dunia. Sesuai dengan filosofinya komunisme berpendapat bahwa cita-cita itu dapat tercapai dengan melakukan prombakan masyarakat secara total dengan jalan revolusi. Jikalau revolusi tercapai maka hanya kaum proletarlah yang

memegang kekuasaan pemerintahan negara yang dilakukan secara diktator yang populer disebut diktator proletariat. 3) Ideologi Keagamaan Ideologi keagamaa pada hakikatnya memiliki perspektif dan tujuan yang berbeda dengan ideologi liberalisme dan komunisme. Atas dasar kenyataan politik dunia maka muncullah berbagai gerakan yang berbasis pada ideologi keagamaan, untuk melawan ketidakadilan dan kesewenangwenangan bangsa satu terhadap bangsa lainnya. Misalnya di Belfas Inggris persoalan Irlandia Utara dan Selatan oleh karena tekanan Inggris maka muncullah gerakan Tentara Republik Irlandia Utara yang berbasis pada ideologi Nasrani, sehingga kekerasan terjadi di Inggris. Dalam kaitan dengan konsep negara juga banyak gerakan politik di berbagai negara termasuk di Indonesia, yang mendasarkan organisasinya atas basis ideologi agama. Sebenarnya berkembangnya ideologi keagamaan memiliki aspek positif dan negatif. Aspek positif sebenarnya tidak satu agamapun mengajarkan kekerasan, salig menyerang dan membuat kekacauan. Agama senantiasa mengajak umat manusi untuk mengembangkan dan mengamalkan moral yang baik dalam hidup di dunia, terutama dalam hubungan antar umat manusi. Adapun aspek negatifnya jikalau terdapat suatu gerakan politik yang membenarkan tindakannya berdasarkan sempalansempalan norma agama. Hal inilah yang sering menimbulkan kekaburan ajaran agama yang sebenarnya sangat mulia kemudian disalahgunakan untuk tujuan-tujuan sempit, bahkan kadangkala dengan suatu kekerasan. b. Ideologi Pancasila Pancasila pada hakikatnya merupakan suatu kesepakatan filosofis dan kesepakatan polits dari segala elemen bangsa Indonesia dalam mendirikan negara. Proses terjadinya Pancasila berbeda dengan ideologi-ideologi besar lainnya seperti liberalisme, komunisme, sosialisme dan lainnya. Pancasila digali dan dikembangkan oleh para pendiri negara dengan melalui pengamatan, pembahasan dan konsensus yang cermat nilai-nilai Pancasila yang bersumber dari budaya yang dimiliki oleh bangsa Indonesia sendiri disublimasikan menjadi suatu prinsip hidup kebangsaan dan kenegaraan bagi bangsa Indonesia.

Berbeda dengan ideologi-ideologi lainnya maka Pancasila pada hakikatnya merupakan suatu ideologi yang bersifat komprehensif, artinya ideologi Pancasila bukan untuk dasar perjuangan kelas tertentu, golongan tertentu atau kelompok primordial tertentu. Pancasila pada hakikatnya merupakan suatu ideologi bagi seluruh lapisan, golonga, kelompok dan seluruh elemen bangsa dalam mewujudkan cita-cita bersama dalam suatu kehidupan berbangsa dan bernegara. Oleh karena itu ideologi Pancasila secara ontogonis berprinsip monopluralis atau majemuk tunggal yang bersumber pada hakikat manusia baik sebagai individu dan makhluk sosial. Dalam kehidupan kemasyarakatan dan negara ideologi Pancasila tidak mengenal dikotomi masyarakat dan negara. Negara adalah merupakan masyarakat hukum yang merupakan kesatuan organis sehingga setiap anggota, bagian, lapisan, kelompok, maupun golongan yang ada yang membentuk negara, satu dengan lainnya saling berhubungan erat dan merupakan suatu kesatuan hidup. Paham ini beranggapan bahwa setiap unsur merasa berkewajiban akan terciptanya keselamatan, kesejahteraan, dan kebahagiaan bersama. Hal inilah yang dilukiskan dalam suatu seloka Bhineka Tunggal Ika. c. Ketahanan Nasional Bidang Ideologi Bangsa Indonesia tersusun atas golongan, agama dan adat istiadat yang beraneka ragam. Keadaan yang demikian ini memiliki dua kemungkinan: Pertama, keanekaragaman itu dapat menimbulkan potensi perpecahan, jikalau diantara unsur-unsur bangsa tidak memiliki wawasan kebersamaan sebagaimana terkandung dalam ideologi Pancasila. Kedua, keanekaragaman itu justru merupakan suatu khasanah budaya bangsa yang dapat dikembangkan serta menguntungkan dalam pelbagai kepentingan. Pancasila sebagai suatu ideologi merupakan suatu sistem nilai yang telah diyakini kebenarannya dan kesesuaiannya dengan pandangan hidup bangsa, sehingga merupakan suatu prinsip dalam kehidupan kemasyarakatan dan kenegaraan. Pancasila sebagai suatu ideologi bangsa dan negara Indonesia, kecuali sebagai sarana persatuan dan kesatuan bangsa, juga berfungsi mengarahkan

perjuangan bangsa Indonesia untuk mencapai cita-citanya sehingga perannya sangat penting dalam kehidupan negara. 1) Konsep Pengertian Ketahanan Ideologi Ketahanan nasional bidang ideologi adalah merupakan suatu kondisi dinamis suatu bangsa, berisi keuletan dan ketangguhan yang mengandung kemampuan untuk mengembangkan kekuatan ideologi di dalam menghadapi dun mengatasi segala tantangan, rongrongan, hambatan dan gangguan baik yang datang dari luar negara Indonesia maupaun yang datang dari dalam negara Indonesia. Dasar ideologi membentuk identitas suatu kelompok atau bangsa. Dengan demikian dalam kehidupan bernegara ideologi menentukan kepribadian nasional, sehingga mampu mempersatukan aspirasi atau cita-cita suatu kehidupan yang diyakini sebagai terbaik, serta mempersatukan perjuangan untuk mewujudkan cita-cita tersebut. Penjabaran ideologi secara sistematik sebagai suatu kebulatan ajaran atau doktrin. Lazimnya pengembangan doktrin dimulai atau timbul dari pemikiran yang bersifat perenungan dengan perbangkal kepada pandangan hidup dan pandangan dunia atau populer sebagai suatu sistem filsafat tertentu. Maka setiap ideologi dapat dipastikan bersumber pada suatu prinsip atau suatu pandangan filsafat tertentu. 2) Strategi Pembinaan Ketahanan Ideologi Dalam proses kehidupan berbangsa dan bernegara upaya untuk meningkatkan ketahanan nasional bidang ideologi dipengaruhi oleh sistem nilai, artinya kemamfaatan ideologi sangat bergantung kepada serangkaian nilai yang terkandung di dalamnya yang dapat memenuhi dan menjamin segala aspirasi dalam kehidupan masyarakat baik secara pribadi, makhluk sosial, maupun sebagai warga negara sesuai kodrat manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa. Ideologi bagi suatu negara merupakan sistem nilai yang mencakup segenap nilai hidup dan kehidupan bangsa serta negara baik bersifat interrelasi maupun interdependensi. Memiliki suatu ideologi yang sempurna dan cocok belum menjamin ketahanan nasional bangsa tersebut di bidang ideologi.

2. Pengaruh Aspek Politik a. Pengertian Pengertian ketahanan nasional bidang politik adalah suatu kondisi dinamis suatu bangsa, yang berisi keuletan dan ketangguhan yang mengandung kemampuan mengembangkan potensi nasional menjadi kekuatan nasional, sehingga dapat menangkal dan mengatasi segala kesulitan dan ganguan yang dihadapi oleh negara baik yang berasal dari dalam meupun dari luar negeri. Dalam kehidupan bernegara, istilah politik memiliki makna bermacammacam, dan kesemuanya itu dapat dikelompokkan menjadi dua macam yaitu: Pertama : politik sebagai sarana atau usaha untuk memperoleh kekuasaan dan dukungan dari masyarakat dalam melakukan kehidupan bersama. Kedua : politik digunakan sebagai suatu kebijakan yang dalam bahasa Inggris dikenal dengan istilah policy. Akumulasi kekuatan nasional dalam menerapkan kedaulatan rakyat didelegasikan kepada wakil-wakil rakyat, yakni Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR). Bangsa Indonesia setiap lima tahun sekali menuangkan aspirasinya untuk memilih wakil-wakilnya melalui suatu pemilu, atau yang populer dengan pesta demokrasi. Kalangan eksekutif maupun legislatif melakukan reformasi pada bidang politik, dan yang paling esensial adalah melakukan reformasi terhadap UndangUndang Politik tahun 1985, dan diganti dengan Undang-Undang Politik no. 4 tahun 1999. atas dasar Undang-Undang Politik inilah maka bangsa Indonesia melakukan pemilu dan menghasilkan para wakil rakyat kita sekarang ini. Para wakil rakyat secara politis memiliki tugas dan tanggung jawab untuk menentukan kebijakan apa yang terbaik bagi rakyat, yaitu dapat meningkatkan kesejahteraan dan taraf kehidupan rakyat. Strategi, arah serta kebijkasanaan itu lazimnya dituangkan dalam suatu rumusan yang padat yang dikenal dengan Garis-Garis Besar Haluan Negara (GBHN). GBHN merupakan suatu haluan negara dalam garis besarnya, sebagai pengarah perjuangan bangsa Indonesia

mewujudkan cita-citanya, juga merupakan suatu landasan umum bagi pelaksanaan pembangunan nasional, yang pada gilirannya didelegasikan kepada mandataris MPR untuk dilaksanakan secara bertahap, berencana dan berkesinambungan. Politik dalam arti kebijakan (policy) merupakan suatu proses alokasi sistem nilai dan norma kehidupan berbangsa dan bernegara, yang diyakini baik dan benar, dilakukan oleh suatu institusi yang berwenang, agar menjadi pedoman pelaksanaan dalam mewujudkan cita-citanya. Di dalam proses penentuan kebijakan maupun pelaksanaan kebijakan itu terdapat rambu-rambu yang tidak boleh dilanggar, yaitu kepentingan tingkat nasional, persatuan dan kesatuan bangsa, serta tetap tegaknya negara Kesatuan Republik Indonesia dengan berdasarkan filsafat Pancasila. Politik dilakukan dalam rangka kehidupan bernegara, kekuasaan politik (political power) berpusat pada pemerintah negara yang telah memperoleh mandat dari rakyat, bertindak atas nama rakyat, sistem pemerintahan mempunyai otoritas menentukan kebijaksanaan umum. Oleh karena itu perjuangan politi pada akhirnya ditujukan untuk menguasai pemerintahan dalam arti positif. Kehidupan politik dapat dibagi dalam 2 sektor, yaitu: Pertama Kedua : : sektor pemerintahan, sektor kehidupan politik masyarakat.

Sedangkan hal hal yang menyangkut ketahanan nasional bidang politik meliputi beberapa unsur antara lain: 1) Menempatkan secara proporsional kedaulatan rakyat di dalam kehidupan negara, dalam arti kesempatan. 2) Memfungsikan lembaga-lembaga negara, sesuai dengan ketentuan konstitusi yaitu kedudukan, peran, hubungan kerja, kewenangan, dan produktivitas. 3) Menegakkan keadilan sosial dan keadilan hukum. 4) Menciptakan situasi yang kondusif. 5) Meningkatkan budaya politik dalam arti luas. 6) Memberikan kesempatan yang ptimal kepada saluran-saluran politik untuk memperjuangkan aspirasinya secara proporsional.

7) Melaksanakan pemilihan umum, secara demokratis secara langsung, bebas, rahasia, jujur dan adil. 8) Melaksanakan sosial kontrol yang bertanggung jawab kepada jalannya pemerintahan ngara, walaupun tidak harus menjadi partai oposisi. 9) Menegakkan hukum dan menyelenggarakan keamanan dan ketertiban masyarakat. 10) Mengupayakan pertahanan dan keamanan nasional. 11) Mengupayakan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat. b. Politik Dalam Negeri Politik dalam negeri adalah kehidupan kenegaraan berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 yang mampu menyerap aspirasi dan dapat mendorong partisipasi masyarakat dalam suatu sistem. Unsur-unsurnya terdiri atas struktur politik, proses politik, budaya politik, lomunikasi politik, dan partisipasi politik. 1) Struktur politik merupakan wadah penyaluran kepentingan masyarakat dan sekaligus wadah pengkaderan pemimpin nasional. 2) Proses politik merupakan suatu rangkaian pengambilan keputusan tentang berbagai kepentingan politik maupun kepentingan umum yang bersifat nasional dan penentuan dalam pemilihan kepemimpinan yang puncaknya terselenggara melalui pemilu. 3) Budaya politik merupakan percerminan dari aktualisasi hak dan kewajiban rakyat dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsan dan bernegara yang dilaksanakan secara sadar dan rasional melalui pendidikan politik maupun kegiatan politik yang sesuai dengan disiplin nasional. 4) Komunikasi politik merupakan suatu hubungan timbal balik dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara dimana rakyat merupakan sumber aspirasi dan sumber pimpinan nasional. Ketahanan pada Aspek Politik Dalam Negeri 1) Sistem pemerintahan yang berdasarkan hukum, tidak berdasarkan kekuasaan yang bersifat absolut, dimana kedaulatan berada ditangan rakyat dan dilakukan sepenuhnya oleh MPR sebagai penjelmaan seluruh rakyat. 2) Mekanisme politik yang memungkinkan adanya perbedaan pendapat.

3) Kepentingan nasional mampu mengakomodasikan aspirasi yang hidup dalam masyarakat dan tetap berada dalam lingkup dasar filsafat Pancasila, UUD 1945 dan Wawasan Nusantara. 4) Terjalinnya komunikasi politik timbal balik antara pemerintah dan masyarakat, dan antarkelompok/golongan dalam masyarakat dalam rangka mencapai tujuan nasional dan kepentingan nasional. c. Politik Luar Negeri Politik luar negeri adalah salah satu sarana pencapaian kepentingan nasional dalam pergaulan antar bangsa. Politik luar negeri Indonesia yang berlandaskan pada Pembukaan UUD 1945, yaitu melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial, serta anti penjajahan bangsa. Rincian politik luar negeri Indonesia adalah sebagai berikut: 1) Sebagai bagian integral dari strategi nasional. Hal tersebut dijiwai oleh filsafat negara Pancasila sebagai tuntutan moral dan etika, politik luar negeri Indonesia ditujukan pada kepentingan nasional terutama pembangunan nasional. 2) Garis Politik Luar Negeri Indonesia adalah bebas dan aktif. Bebas artinya bahwa negara Indonesia tidak memihak pada kekuatan-kekuatan yang tidak sesuai dengan kepribadian bangsa. Aktif dalam pengertian peran Indonesia dalam percaturan dunia internasional tidak bersifat reaktif, dan Indonesia tidak menjadi obyek percaturan dunia internasional. Ketahanan pada Aspek Politik Luar Negeri 1) Hubungan luar negeri ditujukan untuk meningkatkan kerjasama internasional di berbagai bidang atas dasar sikap saling menguntungkan, meningkatkan citra positif Indonesia di luar negeri, dan memantapkan persatuan serta keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia. 2) Politik luar negeri terus dikembangkan menurut prioritas dalam rangka, meningkatkan persahabatan dan kerjasama antar negara berkembang serta antara negara berkembang dengan negara maju sesuai dengan kemampuan demi kepentingan nasional.

3) Citra positif Indonesia terus ditingkatkan dan diperluas antara lain melalui promosi, peningkatan diplomasi, lobi internasional, pertukaran pemuda, pelajar, dan mahasiswa serta kegiatan olah raga. 4) Perkembangan, perubahan, dan gejolak dunia terus diikuti dan dikaji dengan seksama agar dampak negatif yang mungkin mempengaruhi stabilitas nasional dan menghambat kelancaran pembangunan dan pencapaian tujuan nasional dapat diperkirakan secara dini. 5) Langkah bersama negara berkembangan dengan industri maju untuk memperkecil ketimpang dan mengurangi ketidakadilan perlu ditingkatkan melalui perjanjian perdagangan internasional serta kerjasama lembagalembaga keuangan internasional. 6) Perjuangan mewujudkan suatu tatanan dunia baru dan ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial melalui penggalangan, pemupukan solidaritas, kesamaan sikap, serta kerjasama internasional dalam berbagai forum internasional dan global. 7) Peningkatan kualitas sumber daya manusia perlu dilaksanakan dengan pembenahan sistem pendidikan, pelatihan, dan penyuluhan calon diplomat tugas yang mereka hadapi. 8) Perjuangan bangsa Indonesia yang menyangkut kepentingan nasional, seperti melindungi kepentingan Indonesia dari kegiatan diplomasi negatif negara lain dan melindungi hak-hak warga negara Republik Indonesia di luar negeri perlu ditingkatkan. 3. Pengaruh Aspek Ekonomi a. Pengertian Perekonomian Bidang ekonomi perupakan suatu bidang kegiatan manusia dalam rangka mencukupi kebutuhan di samping alat pemuas kebutuhan yang terbatas. Perekonomian selai berkaitan dengan wilayah geografis suatu negara, juga sumber kekayaan alam, sumber daya manusia, cita-cita masyarakat yang lazimnya disebut ideologi, akumulasi kekuatan, kekuasaan, serta kebijaksanaan yang akan diterapkan dalam kegiatan produksi dan distribusi, nilai sosial budaya, serta pertahanan dan keamanan yang memberikan jaminan lancarnya roda kegiatan ekonomi suatu bangsa.

Ekonomi kapitalis memberikan kebebbasan persaingan (free fight liberalism) kepada para pelaku ekonomi, sehingga setiap individu memiliki kesempatan untuk bersaing. Sebaliknya ekonomi sosialis komunis menekankan aspek pemerataan sehingga distribusi dilakukan oleh negara dan dalam masalah ini peran individu ditentukan oleh negara. b. Perekonomian Indonesia Sistem perekonomian besar seperti liberalisme dan sosialisme komunis, tidak pernah diterapkan dalam satu negara secara murni, sehingga terjadi saling mempengaruhi antara satu dengan lainnya. Bangsa Indonesia memiliki sistem perekonomian sendiri, yaitu yang menekankan asas kebersamaan dan kekeluargaan, dalam arti penekanan pada aspek kemakmuran bersama di samping kemakmuran individu dan kelompok. Sistem ini secara konstitusional telah dijamin dalam pasal 33 UUD 1945, yang menyebutkan bahwa sistem perekonomian Indonesia disusun sebagai usaha bersama berdasarkan asas kekeluargaan. Secara makro sistem perekonomian Indonesia dapat disebut sistem perekonomian kerakyatan. Bumi, air dan kekayaan alam yang terkandugn di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Indonesia juga menyebutkan bentuk-bentuk kerjasama ekonomi dunia seperti GATT, AFTA dan APEC, yang diharapkan dapat meningkatkan potensi ekonomi nasional dan pada gilirannya akan meningkatkan tingkat kemakmuran rakyat secara nasional. c. Ketahanan pada Aspek Ekonomi Ketahanan ekonomi adalah merupakan suatu kondisi dinamis kehidupan perekonomian bangsa yang berisi keuletan dan ketangguhan, kekuatan nasional dalam menghadapi serta mengatasi segala tantangan dan dinamika perekonomian baik yang datang dari dalam maupun dari luar negara Indonesia, dan secara langsung maupun tidak langsung menjamin kelangsungan dan peningkatan perekonomian bangsa dan negara Republik Indonesia yang telah diatur berdasarkan UUD 1945.

Pencapaian tingkat ketahanan ekonomi yang diinginkan memerlukan pembinaan berbagai hal, yaitu antara lain: 1) Sistem ekonomi Indonesia diarahkan untuk dapat mewujudkan kemakmuran dan kesejahteraan yang adil dan merata diseluruh wilayah negara Indonesia, melalui ekonomi kerakyatan serta menjamin kesinambungan pembangunan nasional dan kelangsungan hidup bangsa dan negara yang berdasarkan UUD 1945. 2) Ekonomi kerakyatan harus menghindarkan diri dari: a) Sistem free fight liberalism yang hanya menguntungkan pelaku ekonomi yang bermodal tinggi dan tidak memungkinkan berkembangnya ekonomi kerakyatan. b) Sistem etatisme, dalam arti nefara beserta aparatur ekonomi negara bersifat dominan serta mendesak dan mematikan potensi dan daya kreasi unit-unit ekonomi di luar sektor negara. c) Pemusatan kekuatan ekonomi pada satu kelompok dalam bentuk monopoli yang merugikan masyarakat dan bertentangan dengan cita-cita keadilan sosial. 3) Struktur ekonomi dimantapkan secara seimbang dan saling menguntungkan dalam keselarasan antara sektor pertanian, perindustrian, serta jasa. 4) Pembangunan ekonomi, yang merupakan usaha bersama atas dasar asas kekeluargaan di bawah pengawasan anggota masyarakat, memotivasi dan mendorong peran serta masyarakatsecara aktif. 5) Pemerataan pembangunan dan pemanfaatan hasil-hasilnya senantiasa dilaksanakan dengan memperhatikan keseimbangan dan keserasian pembangunan antar wilayah dan antar sektor. 6) Kemampuan bersaing harus ditumbuhkan secara sehat dan dinamis untuk mempertahankan serta meningkatkan eksistensi dan kemandirian perekonomian nasional. 4. Pengaruh Aspek Sosial Budaya a. Pengertian Budaya Dengan kemampuan jiwanya, kehidupan manusia mampu menghasilkan serentetan produk yang disebut kebudayaan. Menurut Koentjaraningrat produk kebudayaan dibedakan atas tiga macam yaitu: (1) Sistem nilai, gagasan-gagasan atau sistem kebudayaan yang bersifat abstrak yang hanya mampu difahami, dimengerti dan dipikirkan.

(2)

Benda-benda budaya, aitu suatu karya kebudayaan manusia yang berupa benda-benda, baik berupa prasasti, candi, lembaran sejarah, pusaka, rumah, kerajinan, benda seni dan lain sebagainya.

(3)

Suatu sistem interaksi antar manusia dalam kehidupan bersama atau sering diistilahkan antara satu dengan lainnya untuk memenuhi kebutuhannya, ekpresi, kerjasama atau untuk memenuhi hasrat emosi dan lain sebagainya. Yang terakhir ini diistilahkan dengan sistem sosial. Melalui budayanya itulah manusia berkarya, sehingga manusia menjadi

makhluk yang berbudaya, terhormat dan beradab. Dinamika kehidupan manusia, terus dinamis dan berkembang melalui sistem nilai dan norma-norma. Dengan kata lain, perkembangan kepribadian itu dapat terwujud, manakala setiap individu konsisten terhadap sistem nilai dan norma, menempatkan kepentingan individu dan sosial secara selaras, serasi dan seimbang, serta setiap kegiatan individu atau kelompok itu mengacu kepada terwujudnya kesejahteraan bersama. b. Kondisi Budaya di Indonesia Dalam kehidupan sehari-hari kebudayaan daerah sebagai suatu sistem nilai yang menuntun sikap, perilaku dan gaya hidup merupakan identitas dan menjadi kebanggaan dari suku bangsa yang bersangkutan. Dalam setiap kebudayaan daerah terdapat nilai-nilai budaya yang tidak dapat dipengaruhi budaya asing, yang sering disebut sebagai local genius. Local genius inilah pangkal segala kemampuan budaya daerah untuk menetralisir pengaruh negatif budaya asing. Kebudayaan suku-suku yang mendiami wilayah nusantara ini telah lama saling berkomunikasi dan berinteraksi dalam kesetaraan. Dalam kehidupan bernegara saat ini, dapat dikatakan bahwa kebudayaan daerah merupakan kerangka dari kehidupan sosial budaya bangsa Indonesia. Dengan demikian kehidupan sosial budaya bangsa tidak akan terlepas dari perkembangan sosial budaya daerah. 1) Kebudayaan Nasional Kebudayaan nasional adalah merupakan hasil interaksi kebudayaankebudayaan suku bangsa yang masing-masing memiliki kebudayaan daerah,

yang kemudian diterima sebagai nilai bersama dan sebagai suatu identitas bersama sebagai satu bangsa yaitu bangsa Indonesia Kebudayaan nasional juga merupakan suatu hasil interaksi dari nilainilai kebudayaan yang telah ada dengan kebudayaan asing yang datang dari luar Indonesia, yang kemudian juga diterima sebagai nilai bersama bangsa Indonesia. Kebudayaan nasional berkembang dan tumbuh sejalan dengan perkembangan budaya daerah yang ada di Indonesia. Oleh karena itu, kebudayaan nasional menurut Koentjaraningrat berfungsi sebagai pemberi identitas kebudayaan bersama sebagai suatu bangsa. Oleh karena itu pula, berdasarkan fungsinya kebudayaan nasional adalah: a) Suatu sistem gagasan dan perlambang yang memberi identitas kepada warga negara Indonesia. b) Suatu sistem gagasan dan perlambang yang dapat dipakai oleh semua warga negara Indonesia yang bhinneka itu, untuk saling berkomunikasi dan dengan demikian untuk dapat memperkuat solidaritas. Berdasarkan proses interaksi budaya tersebut maka kebudayaan nasional Indonesia memiliki ciri-ciri sebagai berikut: a) Berisifat religius b) Bersifat kekeluargaan c) Bersifat serba selaras d) Bersifat kerakyatan Bagi bangsa dan negara Indonesia secara formal yuridis rumusan keudayaan nasional Indonesia sebgaimana tercantum dalam penjelasan UUD 1945 pasal 32 yang berbunyi : Kebudayaan bangsa ialah kebudayaan yang timbul sebagai buah usaha budi daya rakyat Indonesia seluruhnya. 2) Integrasi Nasional Komunikasi dan interaksi suku-suku bangsa yang mendingan wilayah nusantara Indonesia pada tahun 1928 telah menghasilkan aspirasi bersama untuk hidup bersama sebagai satu bangsa di satu tanah ait. Aspirasi itu terwujud secara sah diakui oleh bangsa-bangsa lain di dunia melalui Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945. kenyataan sejarah menunjukkan

bahwa keanekaragaman budaya justru merupakan hikmah bagi bangsa Indoneisa dan di masa lalu telah mampu memunculkan faktor-faktor perekat persatuan atau merupakan suatu integrasi bangsa. Untuk selanjutnya di masa depan, upaya untuk melestarikan keberadaan faktor perekat persatuan bangsa tersebut yaitu keinginan dan semangat untuk hidup dan meraih cita-cita bersama, akan merupakan tugas seluruh warga bangsa terutama generasi penerus bangsa. 3) Kebudayaan dan Alam Lingkungan Perkembangan kebudayaan dalam suatu wilayah daerah tertentu senantiasa sangat ditentukan oleh alam lingkungan di mana kebudayaan tersebut tumbuh dan berkembang. Berdasarkan tradisi kebudayaan lama yang kurang mendukung pengembangan Iptek tersebut maka secara arif bijaksana harus dikembangkan budaya yang meletakkan manusia sebagai bagian sistemik dari alam lingkungannya. Oleh karena itu bangsa Indonesia melalui budaya daerah masingmasing harus mengembangkan sistem budaya yang meletakkan manusia sebagai bagian dari alam, sehingga harus membuat keselarasan, keserasian antara kebudayaan manusia dengan alam lingkungannya. c. Struktur Sosial di Indoensia Pengertian sosial pada hakikatnya merupakan interaksi dalam pergaulan hidup manusia dalam bermasyarakat. Untuk menjamin keberataan dan keberlangsungan hidup masyarakat, terdapat empat unsur penting yaitu: 1) Struktur sosial artinya fungsi utama dari hidup berkelompok dimaksudkan agar mudah dalam menjalankan tugas dan memenuhi kebutuhan hidup, seperti sandang, pangan, papan, keamanan dan sejenisnya. 2) Pengawasan sosial, yaitu merupakan suatu sistem dan prosedur yang mengatur kegiatan dan tindakan anggota masyarakat, dalam berinteraksi satu dengan lainnya, agar tidak terjadi konflik.

3) Media sosial, yaitu di dalam suatu masyarakat diperlukan hubungan/relasi. Untuk itu masyarakat memerlukan landasan material untuk melakukan kegiatan dengan menggunakan alat transportasi, serta landasan spiritual untuk mengadakan komunikasi dengan menggunakan bahasa dan isyarat. 4) Standar sosial, yaitu di dalam realita kehidupan masyarakat, standar sosial baik tertulis maupun tidak tertulis, betapapun sederhana selalu ada. d. Ketahanan pada Aspek Sosial Budaya Ketahanan nasional bidang sosial budaya adalah suatu kondisi dinamis sosial budaya suatu bangasa, yang berisi keuletan, ketangguhan dari kemampuan suatu bangsa untuk mengembangkan kekuatan nasional dalam menghadapi dan mengatasi segala tantangan permasalahan, gangguan, ancaman serta hambatan baik dari luar maupun dari dalam negeri, yang langsung maupun tidak langsung dapat membahayakan kelangsungan kehidupan sosial budaya bangsa dan negara Republik Indonesia. Hal itu dipertegas secara yuridis dalam UUD 1945 pasal 32 bahwa: Kebudayaan nasional itu adalah kebudayaan yang timbul sebagai buah usaha budi daya rakyat Indonesia seluruhnya. Kebudayaan lama dan asli yang terdapat sebagai puncak-puncak kebudayaan di daerah-daerah di seluruh Indonesia, terhitung sebagai bangsa. Usaha kebudayaan harus menuju kearah kemajuan adab, budaya, dan persatuan, dengan tidak menolak bahan-bahan dari kebudayaan asing yang dapat memperkembangkan atau memperkaya kebudayaan bangsa sendiri, serta mempertinggi derajat kemanusiaan Indonesia. Wujud ketahanan bidang sosial budaya tercermin dalam kehidupan sosial budaya bangsa, yang mampu membentuk dan mengembangkan kehidupan sosial budaya manusia dan masyarakat Indonesia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, rukun, bersatu, cinta tanah air, berkualitas, maju dan sejahtera dalam kehidupan yang serba selaras, serasi, dan seimbang serta mampu menangkal penetrasi budaya asing yang tidak sesuai dengan kebudayaan nasional. Dalam hubungan ketahanan bidang sosial budaya harus diingat bahwa demokrasi harus menyentuh seluruh sendi-sendi kehidupan masyarakat, tidak hanya politik saja melainkan juga sosial, budaya, ekonomi bahkan kehidupan umat beragama.

5. Pengaruh Aspek Pertahanan dan Keamanan a. Filosofi Pertahanan dan Keamanan Dewasa ini konsep pertahanan dan keamanan negara sering diartikan negatif, yaitu untuk mempertahankan kekuasaan atau meningkatkan supremasi kekuasaan negara. Namun bagi orang yang memandang negara adalah sebagai lembaga hidup bersama yang berkembang dalam masyarakat, maka pertahanan dan keamanan adalah sebagai sesuatu yang mutlak harus ada, karena mayarakat membentuk negara salah satu tujuannya adalah untuk mendapatkan jaminan keamanan dari negara, sehingga dalam kehidupan sehari-harinya dapat tentram, damai dan sejahtera. Pertahanan dan keamanan merupakan upaya preventif untuk menjaga dan mempertahankan kedaulatan bangsa dan negara Indonesia dari berbagai rongrongan, tekanan, maupun gangguan baik yang datang dari dalam maupun dari luar negara Republik Indonesia. Sejalan dengan pengertian tersebut maka yang dimaksud dengan pengertian ketahanan nasional dalam bidang pertahanan dan keamanan, yaitu merupakan suatu kondisi dinamis suatu bangsa, berisi keuletan dan ketangguhan, yang mengandung potensi untuk mengembangkan kemampuan nasional menjadi kekuatan nasional, guna menghadapi dan mengatasi segala ancaman, rongrongan, gangguan, hambatan baik yang datang dari dalam maupun dari luar negara Indonesia, langsung maupun tidak langsung membahayakan pertahanan dan keamanan bangsa dan negara. Pertahanan mengandung makna kemampuan bangsa untuk membina dan menggunakan kekuatan nasional guna menghadapi ataupun menangkal rongrongan, gangguan, ancaman maupun tekanan dari luar. Adapun keamanan mengandung arti kemampuan bangsa untuk membina dan menggunakan kekuatan nasional untuk menghadapi serta menangkal ancaman, gangguan, dan tantangan yang datang dari dalam negeri. Wujud ketahan pertahanan dan keamanan tercermin dalam kondisi daya tangkal bangsa yang dilandasi oleh kesadaran bela negara seluruh rakyat. Kondisi ini mengandung kemampuan bangsa dalam memelihara stabilitas pertahanan dan keamanan negara, mengamankan pembangunan dan hasil-

hasilnya, serta mempertahankan kedaulatan bangsa dan negara dan menangkal segala bentuk ancaman. Hal ini merupakan perjuangan rakyat semesta, dimana seluruh potensi dan kekuatan ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya, militer, dan kepolisian disusun dan dikerahkan secara terpimpin, terintegrasi dan terkoordinasi untuk menjamin penyelenggaraan sistem keamanan nasional, dan menjamin kesinambungan pembangunan nasional serta kelangsungan hidup bangsa dan negara Indonesia, yang secara konstitusional berdasarkan UUD 1945 dan dasar filosofi Pancasila, yang didasari oleh prinsip-prinsip nilai yang merupakan dasar keyakinan dan kebenaran bagi kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Prinsip-prinsip tersebut adalah sebagai berikut: 1) Pandangan bangsa Indonesia tentang perang dan damai. 2) Penyelenggaraan Pertahanan dan Keamanan Negara Kesatuan Republik Indonesia, dilandasi oleh landasan ideal nilai-nilai Pancasila, landasan konstitusional UUD 1945, dan landasan visional Wawasan Nusantara. 3) Pertahanan dan Keamanan Negara merupakan suatu upaya nasional terpadu dengan melibatkan segenap potensi dan kekuatan nasional. 4) Pertahanan dan Keamanan Negara Republik Indonesia diselenggarakan dengan Siskamling (Sishankamrata) yang bersifat total, kerakyatan, dan kewilayahan. 5) Segenap kekuatan dan kemampuan pertahanan dan keamanan rakyat semesta diorganisasikan dalam satu wadah tunggal yang dinamakan Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan Kepolisian Republik Indonesia (Polri). b. Postur Kekuatan Pertahanan dan Keamanan 1) Postur Kekuatan Hankam Postur kekuatan Hankam mencakup struktur kekuatan tingkat kemampuan, dan gelar kekuatan. Terdapat empat pendekatan yang digunakan untuk membangun postur kekuatan hankam, yaitu (1) pendekatan ancaman, (2) misi, (3) kewilayahan, dan (4) politik. Pertahanan difokuskan untuk menghadapi ancaman dari luar negeri menjadi tanggung jawab TNI. Keamanan difokuskan untuk menghadapi

ancaman dan gangguan dari dalam negeri dan menjadi tanggung jawab Polri. TNI dapat dilibatkan untuk ikut menangani masalah keamanan apanila diminta atau Polri sudah tidak mampu lagi karena eskalasi ancaman yang meningkat ke keadaan darurat. 2) Pembangunan Kekuatan Hankam Konsepsi Hankam perlu mengacu kepada konsep Wawasan Nusantara di mana Hankam mengarah pada upaya pertahanan seluruh wilayah kedaulatan negara kesatuan Republik Indonesia, yang meliputi wilayah laut, udara, dan darat termasuk pulau-pulau besar dan kecil. 3) Hakikat Ancaman Rumusan ini akan mempengaruhi kebijakan dan dtrategi

pembangunan kekuatan Hankam. Kekeliruan dalam merumuskan hakikan ancaman akan mengakibatkan postur kekuatan Hankam menjadi kurang efektif dalam menghadapi berbagai gejolak dalam negeri, bahkan tidak mampu untuk melakukan perang secara konvensional. Perumusan hakikat ancaman juga perlu mempertimbangkan konstelasi geografi Indonesia dan kemajuan Iptek. Ancaman dari luar senantiasa akan menggunakan media laut dan udara di atasnya karena Indonesia merupakan negara kepulauan. Dengan demikian pembangunan postur kekuatan hankam masa depan perlu diarahkan ke pembangunan kekuatan secara proporsional dan seimbang antara unsurunsur utama kekuatan pertahanan, yaitu TNI AD, TNI AL, dan TNI AU serta unsur utama keamanan, yaitu Polri. 4) Gejolak Dalam Negeri Di dalam era globalisasi dewasa ini dan di masa mendatang, tidak tertutup kemungkinan munculnya campur tangan asing dengan alasan menegakkan nilai-nilai HAM, demokrasi, penegakan hukum, dan lingkungan hidup di balik kepentingan nasional mereka. Situasi seperti ini kemungkinan besar dapat terjadi apabila unsur-unsur utama kekuatan Hankam dan komponan bangsa yang lain tidak mampu mengatasi permasalahan dalam negeri.

5) Geopolitik ke arah Geoekonomi Kondisi ini mengimplikasikan semakin canggihnya upaya diplomasi guna mencapai tujuan politik dan ekonomi. Pergeseran ini seolah-olah tidak akan menimbulkan ancaman yang serius dari luar negeri. Namun bila dikaji secara mendalam, pergeseran tersebut justru dapat menimbulkan ancaman yang sangat membahayakan integritas bangsa dan negara kesatuan Republik Indonesia. 6) Perkembangan Lingkungan Strategis Perkembangan ini mengisyaratkan bahwa pergeseran geopolitik ke arah geoekonomi, membawa perubahan besar dalam penerapan kebijakan dan strategi negara-negara di dunia dalam mewujudkan kepentingan nasionalnya masing-masing. Dalam menyikapi perkembangan seperti ini, kita perlu membangun postur kekuatan Hankam yang memiliki profesionalisme yang tinggi untuk melakukan : (1) kegiatan intel strategis dalam semua aspek kehidupan nasional; (2) upaya pertahanan darat, laut dan udara; (3) pemeliharaan dan penegakan keamanan dalam negeri secara berlanjut dalam semua aspek kehidupan nasional; (4) pembinaan potensi dan kekuatan wilayah dalam semua aspek kehidupan nasional untuk meningkatkan Tanmas; (5) pemeliharaan stabilitas nasional dan Tannas secara menyeluruh dan berlanjut. 7) Mewujudkan Postur Kekuatan Hankam Perwujudan postur kekuatan Hankam yang memiliki daya bendung dan daya tangkan yang tinggi dalam menghadapi kemungkinan ancaman dari luar membutuhkan anggaran yang sangat besar. Pengembangan konsep dengan susunan kekuatan Hankam ini meliputi: (1) perlawanan bersenjata yang terdiri atas bala nyata yang merupakan kekuatan TNI yang selalu siap dan yang dibina sebagai kekuatan cadangan serta bala potensial, yaitu Polri dan Ratih yang fungsinya adalah sebagai Wanra; (2) perlawanan yang tidak bersenjata yang terdiri dari Ratih yang berfungsi sebagai Tibum, Linra, Kamra dan Linmas; (3) komponen pendukung masing-masing dengan pemanfaatan semua sumber daya

nasional, sarana, dan prasarana serta perlindungan masyarakat terhadap bencana perang dan bencana lainnya. c. Ketahanan pada Aspek Pertahanan dan Keamanan 1) Pertahanan dan Keamanan harus dapat mewujudkan kesiapsiagaan serta upaya bela negara, yang berisi ketangguhan, kemampuan dan kekuatan melalui penyelenggaraan Siskamnas (Sishankamrata) untuk menjamin kesinambungan Pembangunan Nasional dan kelangsungan hidup bangsa dan negara Republik Indonesia yang berdasarkan filsafat Pancasila dan landasan konstitusional UUD 1945. 2) Mempertahankan kemerdekaan bangsa dan mengamankan kedaulatan negara merupakan suatu kehormatan demi martabat bangsa dan negara dengan mengandalkan kekuatan dan kemampuan sendiri. 3) Pembangunan kekuatan dan kemampuan pertahanan dan keamanan dimanfaatkan untuk menjamin perdamaian dan stabilitas keamanan demi kesinambungan pembangunan nasional dan kelangsungan hidup bangsa dan negara. 4) Potensi nasional dan hasil-hasil pembangunan yang telah dicapai harus dilindungi dari segala ancaman dan gangguan agar dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kesejahteraan lahir dan batin segenap lapisan masyarakat Indonesia. 5) Perlengkapan dan peralatan untuk mendukung pembangunan kekuatan dan kemampuan pertahanan dan keamanan sedapat mungkin dihasilkan oleh industri dalam negeri. 6) Pembangunan dan penggunaan kekuatan dan kemampuan pertahanan dan keamanan harus diselenggarakan oleh manusi-manusia yang berbudi luhur, arif, bijaksana, menghormati HAM dan menghayati makna nilai dan hakikat perang dan damai. 7) Sebagai tentara rakyat, tentara pejuang dan tentara nasional, TNI berpedoman pada Sapta Marga yang merupakan penjabaran dari asas kerokhania negara Pancasila. Dalam keadaan damai TNI dikembangkan dengan kekuatan kecil, profesional, efektif, efisien, dan modern bersama segenap kekuatan perlawanan bersenjata dalam wadah Siskamnas (Sishankamrata) yang strategisnya adalah penangkalan. 8) Kesadaran dan ketaan masyarakat kepada hukum perlu terus menerus ditingkatkan.

Dengan demikian Ketahanan Pertahanan dan Keamanan yang diinginkan adalah kondisi daya tangkal bengsa dilandasi oleh kesadaran bela negara seluruh rakyat dan mengandung kemampuan memelihara stabilitas Pertahanan dan Keamanan Negara yang dinamis, mengamankan pembangunan dan hasil-hasilnya, serta mempertahankan kedaulatan negara dan menangkal segala bentuk ancaman. d. Keberhasilan Ketahanan Nasional Indonesia Kondisi kehidupan nasional merupakan suatu pencerminan Ketahanan Nasional yang mencakup aspek ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya dan pertahanan keamanan. Kondisi ini harus ada dalam semua aspek kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berlandaskan ideal Pancasila dan konstitusional UUD 1945, dan landasan visonal wawan nusantara. Untuk mewujudkan keberhasilan ketahanan nasional setiap warga negara Indonesia perlu: 1) Memiliki semangat perjuangan bangsa dalam bentuk perjuangan non fisik yang disertai keuletan dan ketangguhan tanpa kenal menyerah dan mampu mengembangkan kekuatan nasional dalam rangka menghadapi segala tantangan, ancaman, gangguan dan hambatan yang datang dari luar maupun dari dalam untuk menjamin identitas, integritas, kelangsungan hidup bangsa dan negara serta pencapaian tujuan nasional. 2) Sadar dan peduli akan pengaruh-pengaruh yang timbul pada aspek ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya dan pertahanan sehingga setiap warga negara Indonesia dapat mengeliminir pengaruh tersebut. Perwujudan Ketahanan Nasional memerlukan satu kebijakan umum dan pengambilan kebijakan yang disebut Politik dan Strategi Nasional (Polstranas). Demikianlah letak pentingnya pengaruh aspek Pertahanan dan Keamanan Nasional dalam mewujudkan cita-cita nasional, terutama ke arah terwujudya masyarakat yang berkeadilan dan berkemakmuran. Hakikat tujuan reformasi pada akhirnya adalah perbaikan nasib bangsa agar menjadi lebih sejahtera, makmur, tentram, aman, dan damai. Hal yang demikian ini dapat tercapai manakala pertahanan dan ketahanan dapat terwujud dengan proporsional dan memadai.

Anda mungkin juga menyukai