Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

WAWASAN NUSANTARA

DOSEN PENGAMPU
HUMA MAGRIDONI KOLING S.Pd, M.Pd

Disusun oleh:

AUDAL SEPTIAN MAHENDRA


20323004

TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2021
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan
karunia, rahmat, serta hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu.
Shalawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW beserta keluarga
dan sahabat beliau.
Kami mengucapkan terimakasih kepada Ibuk Huma magridoni koling S.Pd,M.Pd selaku
dosen pengampu mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan, dan kami juga mengucapkan
terimakasih kepada penulis yang saya kutip tulisannya sebagai rujukan pembelajaran pada
makalah ini.
Makalah yang berjudul " Wawasan Nusantara “ ini ditulis sebagai tugas individu dari
mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan. Dalam setiap bab yang dibahas merupakan informasi
yang sesuai dengan materi yang dibahas. Kami berharap adanya makalah ini dapat memberikan
pelajaran yang berarti bagi siapa saja yang membacanya terutama kami pribadi.
Akhir kata, manusia tidak ada yang sempurna, begitupun dengan makalah ini, yang jauh
dari kata sempurna. Oleh karena itu, mohon maaf jika banyak kekurangan dalam makalah ini,
saran dan kritik yang membangun sangat kami nantikan dari Ibuk demi kesempurnaan makalah
ini.
Tertanda,

AUDAL SEPTIAN MAHENDRA


DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR… ............................................................................................. 1
DAFTAR ISI .............................................................................................................. 2
BAB I PENDAHULUAN…........................................................................................ 3
1.1 Latar Belakang........................................................................................... 3
1.2 Rumusan Masalah ...................................................................................... 3
1.3 Tujuan...........................................................................................................3
1.4 Manfaat.........................................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN ............................................................................................. 4
2.1 Konsep dan urgensi wawasan nusantara .....................................................4
2.2 Alasan diperlukannya wawasan nusantara.....................................................4
2.3 Sumber historis,sosiologis, dan politis wawasan nusantara...........................5
2.4 Dinamika dan tantangan wawasan nusantara...............................................6
2.5 Esensi dan urgensi wawasan nusantara…………........................................9
BAB III PENUTUP....................................................................................................12
3.1 Kesimpulan............................................................................................... 12
3.2 Saran ....................................................................................................... 12
DAFTAR RUJUKAN ............................................................................................... 13
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Wawasan nusantara adalah sudut pandang geopolitik Indonesia secara mendasar.


Secara harfiah, wawasan nusantara berarti konsep kepulauan; secara kontekstual istilah ini
lebih tepat diterjemahkan sebagai “visi kepulauan Indonesia”. Wawasan nusantara adalah cara
bagi Indonesia untuk memandang dirinya sendiri (secara geografis) sebagai satu kesatuan
antara ideologi, politik, ekonomi, sosiokultural, serta masalah keamanan dan pertahanan.

Konsep ini berupaya untuk menjawab tantangan geografis yang melekat pada diri
Indonesia sebagai negara yang terdiri dari ribuan pulau serta ribuan latar belakang sosial
budaya penduduknya. Hal ini terkait dengan sikap negara yang mengutamakan pada persatuan
dan kesatuan, maka perairan yang terdapat di antara pulau-pulau itu harus dianggap sebagai
elemen penghubung dan bukanlah sebagai faktor pemisah.

Lebih lanjut, wawasan nusantara dikaitkan dengan dasar ideologi dan konstitusional,
yakni sebagai cara pandang dan sikap bangsa Indonesia mengenai diri dan bentuk geografinya
berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.Dalam pelaksanaanya, wawasan nusantara
mengutamakan kesatuan wilayah dan menghargai kebhinekaan untuk mencapai tujuan
nasional.

1.2 Rumusan Masalah


1) Konsep dan urgensi Wawasan Nusantara
2) Alasan diperlukannya Wawasan Nusantara
3) Sumber historis, sosiologis, dan politis Wawasan Nusantara
4) Dinamika dan tantangan Wawasan Nusantara
5) Esensi dan urgensi Wawasan Nusantara

1.3 Tujuan
1) Untuk mewujudkan nasionalisme yang tinggi di segala aspek kehidupan rakyat
Indonesia dengan mengutamakan kepentingan nasional.
2) Mewujudkan kesatuan dan persatuan seluruh aspek kehidupan untuk menjamin
kelangsungan penyelenggaraan bangsa dan negara untuk mencapai masyarakat adil dan
makmur.
3) Mewujudkan hubungan dengan dunia internasional berdasarkan kemerdekaan,
perdamaian abadi, dan keadilan sosial guna mendukung kepentingan nasional.

1.4 Manfaat

1) Menciptakan integrasi nasional


2) Mampu menghasilkan pola pikir dan pandangan mengenai keutuhan wilayah
3) Memberikan kesejahteraan melalui potensi sumber daya yang lebih besar
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Konsep dan urgensi Wawasan Nusantara

Wawasan nusantara dapat dibedakan dua pengertian yakni


pengertian entinologis dan terminology.

Secara entinologi kata wawasan nusantara berasal dari dua kata


wawasan dan nusantara. Wawasan dari kata wawas ( bahasa jawa ) yang
artinya pandangan sementara. Kata kata nusantara merupakan gabungan dari
kata nusa yang berate pulau dan antara. Kata nusantara sendiri secara historis
bermula dari sumpah pemuda dari patih gajah mada yang di ucapkan dalamm
upacara pengangkatannya sebagai raja majapahit tahun 1336 M, tertulis
dalam kitap pararatan.

Pengertian terminologis adalah pengrtian yang dihubungkan dengan


konteks istilah tersebut dikemukakan untuk membangun semangat
kebangsaan dan cinta tanah air, meskipun tampak bahwa wilayah Indonesia
itu terdiri dari banyak pulau dengan lautan yang luas kita memandang
wilayah Indonesia itu tetap merupakan suatu kesatuan sebagai satu wilayah.
Wawasan nusntara memiliki perannan penting untuk mewujutkan persepsi
yang sam a bagi seluruh warga Negara Indonesia atara kelompok dan
konteks sosiologi, politis serta pantangan yang harus dihindari adalah
perbuatan tindakan yang menaggapi norma nomrma, etika, moral, nilai
agung, atau tindakan anarkis menuju kearah disentegrasi bangsa. Namun
demikian kewilayahan tidak dapat di ganggu gugat sebagi harga mati yang
normative

2.2 Alasan diperlukannya Pendidikan Kewarganegaraan

1. Wawasan nusantara sebagai wawasan pembangunan yang mempunyai


kesatuan kecakupan politik, keatuan ekonomi, kesatuan social, dan
politik, keatuan pertahanan keamanan.

2. Wawasan nusantara sebagai pertahanan dan keamanan Negara merupakan


gopolotik Indonesia dalam lingkup tanah air Indonesia sebagai satu
kesatuan yang meliputi seluruh wilayah dan segenap kekuatan bangsa.

3. Wawasan nusantara sebagai wawasan kewilayahan sehingga dalam


pembahasan Negara agar tidak terjadi sengketa dengan tetangga.

2.3 Sumber historis, sosiologis, dan politis Wawasan Nusantara

1. Sumber Historis Wawasan Nusantara

Lahirnya konsepsi wawasan nusantara bermula dari Perdana Menteri Ir.


H. Djuanda Kartawidjaja yang pada tanggal 13 Desember 1957
mengeluarkan deklarasi yang selanjutnya dikenal sebagai Deklarasi
Djuanda.

2. Sumber Sosiologis

Berdasar pada kondisi sosial budaya masyarakat Indonesia, wawasan


nusantara yang pada awalnya berpandangan akan “kesatuan atau keutuhan
wilayah” diperluas lagi sebagai pandangan akan “persatuan bangsa”.
Bangsa Indonesia tdak ingin lagi terpecah-pecah dalam banyak bangsa.
Untuk mewujudkan persatuan bangsa itu dibutuhkan penguatan semangat
kebangsaan secara terus menerus. Semangat kebangsaan Indonesia
sesungguhnya telah dirints melalui peristwa Kebangkitan Nasional 20
Mei 1908, ditegaskan dalam Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928, dan
berbasil diwujudkan dengan Proklamasi Kemerdekaan bangsa pada
tanggal 17 Agustus 1945. Oleh karena itu, jauh sebelum Deklarasi
Djuanda 1957, konsep semangat dan kesatuan kebangsaan sudah tumbuh
dalam diri bangsa.

3. Sumber Politik

Wawasan nusantara yang bermula dari Deklarasi Djuanda 1957


selanjutnya dijadikan konsepsi politk kenegaraan. Rumusan wawasan
nusantara dimasukkan dalam naskah Garis Besar Haluan Negara (GBHN)
sebagai hasil ketetapan MPR mulai tahun 1973, 1978, 1983, 1988, 1993,
dan 1998.

 Latar Belakang Historis


Wawasan Nusantara tidak hanya melalui peraturan perundangan nasional,
bangsa Indonesia juga memperjuangkan konsepsi wawasan nusantara
berdasar Deklarasi Djuanda ke forum internasional agar mendapat
pengakuan bangsa lain atau masyarakat internasional.
 Latar belakang sosiologis

Bermula dari wawasan kewilayahan, namun sering tuntunan dan


perkembangan konsepsi wilayah Negara mencakup pandangan akan
kesatuan politik, ekonomi, social, budaya sebagaimana dalam rumusan
HBNN 1998 wawasan nusantara adalah cara pandang da sikapbangsa
Indonesia mengenal diri lingkungan dengan mengutamakan persatuaan.

 Latar belakang politis

Kepentingan nasional mencakupi cita cita nasional tujuan dan visi nasional
warga nega bermula dari deklaarasi juanda, kemudian dirumuskan dalam
naskah GBHN sebagai hasil konsep politik

2.4 Dinamika dan tantangan Wawasan Nusantara

Dengan adanya konsepsi wawasan nusantara menjadi sangat luas dan


beragam isi flora dan fauna menjadi sangat luas serta penduduk yang
memahami willayah itu, namun demikian lisensi wawasan nusantra yang
mengajak seluruh warga Negara untuk memandang luasnya wilayah
dankeberagaman yang ada di dalamnya sebagai satu kesatuan. Dinamika
yang berkembang itu misalnya jika pada masa lalu penguasa wilayah
dilalkukan dengan pendidikan militer maka sekarang lebih di tekan pada
upaya perlindungan dan pelestarian alam di wilayah tersebut, tantangan
yang berubah misalnya perubahan dari kesejahteraan kolonialisme
menjadi kejahatan dunia maya.

1) Pemberdayaan masyarakat

John Naisbit menyatakan dalam bukunya “Global Paradox” bahwa


negara harus dapat memberikan warganya peran yang paling besar.
Pemberdayaan masyarakat dalam arti peran dalam bentuk kegiatan
masyarakat dan partisipasi dalam mencapai tujuan nasional hanya dapat
dilakukan oleh negara-negara industri dengan perencanaan yang luas,
sedangkan negara-negara berkembang dengan perencanaan yang luas
karena terbatasnya kualitas staf, sehingga menjadi landasan diperlukan
secara operasional oleh GBHN.Kondisi nasional (pembangunan) yang
tidak merata menyebabkan keterbelakangan, yang membahayakan
integritas. Penguatan masyarakat sangat dibutuhkan di daerah tertinggal.
Keadaan ini menyebabkan kemiskinan dan ketidaksetaraan sosial di
masyarakat. Jika situasi ini mempengaruhi orang-orang di daerah yang
kurang beruntung, pola pikir, sikap, dan pola tindakan akan berubah
karena masyarakat tidak berdaya di habitat mereka. Ini adalah ancaman
untuk tetap tegak dan utuh NKRI. Untuk memperkuat masyarakat, perlu
memberikan prioritas pada pengembangan daerah tertinggal agar
masyarakat dapat berperan dan berpartisipasi aktif dalam pembangunan
di semua aspek kehidupan, seperti yang diterapkan oleh UU RI No. 22
Pemerintah Daerah diatur pada tahun 1999.

2) Dunia tanpa batas

a) Perkembangan IPTEK
Perkembangan global saat ini sangat maju dan cepat, didukung oleh
pengembangan IPTEK, terutama di bidang teknologi informasi,
komunikasi dan transformasi, seolah-olah dunia telah bergabung
menjadi desa global. Dunia menjadi transparan tanpa mengetahui
perbatasan nasional, sehingga dunia menjadi tidak terbatas. Keadaan
seperti itu memengaruhi kehidupan semua aspek kehidupan sosial,
nasional, dan negara, yang dapat memengaruhi pola pikir, sikap, dan
perilaku semua orang Indonesia dalam aspek kehidupan mereka.
Terbatasnya kualitas SDM Indonesia di bidang IPTEK merupakan
tantangan serius bagi serangan global karena kontrol IPTEK
merupakan nilai tambah untuk bertahan dalam persaingan global.

b) Kenichi Omahe dalam bukunya “Borderless Word” dan “The End of


Nation State” berpendapat bahwa dalam perkembangan masyarakat
global, geografi nasional dan batas-batas politik masih relatif konstan,
tetapi tinggal di satu negara tidak dapat membatasi kekuatan global
dalam bentuk informasi, investasi, industri, dan konsumen menjadi
semakin individual. Untuk mengatasi kekuatan global suatu negara,
peran pemerintah pusat harus dikurangi dan peran pemerintah daerah
dan masyarakat diperkuat. Perkembangan IPTEK dan perkembangan
masyarakat global yang terhubung dengan dunia tanpa batas dapat
menjadi tantangan bagi wawasan nusantara, karena perkembangan ini
mempengaruhi penduduk Indonesia dalam pemikiran, sikap dan pola
perilaku mereka. Bisa di masyarakat, bangsa dan negara.

3) Era baru kapitalisme

a. Sloan and Zureker

Dalam bukunya “dictionary of economics” sebuah sistem ekonomi


yang didasarkan pada hak kepemilikan pribadi atas berbagai barang
dan kebebasan individu untuk membuat perjanjian dengan pihak lain
dan untuk melakukan kegiatan ekonomi sendiri kepentingan dan
kepentingan mendapatkan keuntungan Anda sendiri. Di era baru
kapitalisme, sistem ekonomi harus menghasilkan keuntungan dengan
melakukan kegiatan yang luas yang mencakup semua aspek kehidupan
masyarakat, sehingga diperlukan strategi baru dalam sistem ekonomi,
yaitu keseimbangan.

b. Lester Thurow

Dalam bukunya “The Future of Capitalism” menekankan, antara lain,


bahwa bertahan hidup di era baru kapitalisme membutuhkan strategi
baru yang mencari keseimbangan antara pemahaman individu dan
pemahaman sosialis. Bersamaan dengan era baru kapitalisme, yang
tidak dapat dilihat secara terpisah dari globalisasi, negara-negara
kapitalis, yaitu negara-negara industri, untuk mempertahankan mata
pencaharian mereka secara ekonomi, menekankan negara-negara
berkembang dengan masalah global seperti demokratisasi, HAM dan
lingkungan hidup. Strategi baru yang dikonfirmasi oleh Thurow pada
dasarnya berakar pada filosofi Pancasila bangsa Indonesia, yang
membutuhkan keharmonisan kehidupan yang serasi, selaras dan
seimbang antara individu, masyarakat, bangsa, manusia dan dalam
semesta serta penciptanya.

c. Kesadaran Warga Negara

1) Pandangan bangsa Indonesia tentang hak dan kewajiban

Bangsa Indonesia melihat bahwa hak terkait erat dengan kewajiban,


itulah sebabnya orang Indonesia memiliki posisi, hak, dan kewajiban
yang sama baik sebagai warga negara maupun sebagai warga negara.
Hak dan kewajiban dapat dibedakan tetapi tidak dapat dipisahkan,
karena merupakan satu kesatuan dari semua hak yang mengandung
kewajiban dan sebaliknya, keduanya merupakan dua sisi dari mata
uang yang sama. Kepulauan Indonesia didasarkan pada konsep
negara kesatuan dan berjanji sebelumnya bahwa kepentingan publik
atau masyarakat, bangsa dan negara memiliki prioritas di atas
kepentingan pribadi atau kelompok.

2) Kesadaran bela negara

Pada saat penaklukan dan pertahanan kemerdekaan indonesia ada


kesadaran optimal tentang pertahanan negara, di mana semua orang
telah berjuang bersama tanpa mengetahui perbedaan, tanpa terikat
oleh kondisi dan tidak mengetahui dalam semangat Dedikasi
kepahlawanan dan patriotisme ditunjukkan. Nasib yang sama dan
teman setia yang sama melalui perjuangan fisik untuk mengusir
penjajah kemerdekaan. Menyelesaikan perjuangan kemerdekaan
adalah perjuangan non-fisik yang mencakup semua aspek kehidupan,
khususnya perjuangan melawan keterbelakangan, kemiskinan,
ketimpangan sosial, penghapusan korupsi, kolusi dan nepotisme,
penguasaan IPTEK dan peningkatan potensi SDM yang berkualitas
untuk menjadi kompetitif, transparan dan menjaga serta memelihara
persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia. Dalam perjuangan non-
fisik, pertahanan negara yang sesungguhnya telah menurun secara
signifikan dibandingkan dengan perjuangan fisik. Ini dibuktikan
dengan kurangnya rasa persatuan dan kesatuan nasional dan bahwa
ada beberapa daerah yang ingin memisahkan dari NKRI, yang
mengarah ke integrasi nasional.

2.5 Esensi dan urgensi Wawasan Nusantara

 Esensi Wawasan Nusantara

Kesatuan atau keutuhan wilayah dan persatuan bangsa, mencakup di


dalamnya pandangan akan satu kesatuan politik, ekonomi, sosial budaya,
dan pertahanan keamanan. Wawasan nusantara merupakan perwujudan
dari sila III Pancasila yakni Persatuan Indonesia.

 Urgensi Wawasan Nusantara

Wawasan nusantara sangat penting,berfungsi sebagai panduan dan


pedoman dasar bagi penyelenggaraan bagi kehidupan yang memberikan
motivasi dorongan untuk mencapai tujuan, juga melandasi perjuangan
bangsa indonesia untuk bersatu dalam mencapai tujuan nasional secara
utuh, menyeluruh dan terpadu. Maka untuk menjamin agar kesatuan
Indonesia selalu terpelihara, bangsa Indonesia melahirkan Wawasan
Nusantara. Pandangan itu adalah satu konsepsi geopolitik dan geostrategi
yang menyatakan bahwa Kepulauan Nusantara yang meliputi seluruh
wilayah daratan, lautan dan ruang angkasa di atasnya beserta seluruh
penduduknya adalah satu kesatuan politik, ekonomi, sosial budaya dan
pertahanan-keamanan.

1) Perwujudan Kepulauan Nusantara sebagai Satu Kesatuan Politik, dalam


arti :
a) Bahwa kebulatan wilayah nasional dengan segala isi dan kekayaannya
merupakan satu kesatuan wilayah, wadah, ruang hidup, dan kesatuan
matra seluruh bangsa serta menjadi modal dan milik bersama bangsa.

b) Bahwa bangsa Indonesia yang terdiri dari berbagai suku dan berbicara
dalam berbagai bahasa daerah serta memeluk dan meyakini berbagai
agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa harus
merupakan satu kesatuan bangsa yang bulat dalam arti yang seluas-
luasnya.

c) Bahwa secara psikologis, bangsa Indonesia harus merasa satu, senasib


sepenanggungan, sebangsa, dan setanah air, serta mempunyai tekad
dalam mencapai cita-cita bangsa.

d) Bahwa Pancasila adalah satu-satunya falsafah serta ideologi bangsa


dan negara yang melandasi, membimbing, dan mengarahkan bangsa
menuju tujuannya.

e) Bahwa kehidupan politik di seluruh wilayah Nusantara merupakan satu


kesatuan politik yang diselenggarakan berdasarkan Pancasila dan
Undang-Undang Dasar 1945. F. Bahwa seluruh Kepulauan Nusantara
merupakan satu kesatuan sistem hukum dalam arti bahwa hanya ada
satu hukum nasional yang mengabdi kepada kepentingan nasional.

f) Bahwa bangsa Indonesia yang hidup berdampingan dengan bangsa lain


ikut menciptakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan,
perdamaian abadi, dan keadilan sosial melalui politik luar negeri bebas
aktif serta diabdikan pada kepentingan nasional.

2) Perwujudan Kepulauan Nusantara sebagai satu Kesatuan Ekonomi, dalam


arti :

a) Bahwa kekayaan wilayah Nusantara baik potensial maupun efektif


adalah modal dan milik bersama bangsa, dan bahwa keperluan hidup
sehari-hari harus tersedia merata di seluruh wilayah tanah air.

b) Tingkat perkembangan ekonomi harus serasi dan seimbang di seluruh


daerah, tanpa meninggalkan ciri khas yang dimiliki oleh daerah dalam
pengembangan kehidupan ekonominya. C. Kehidupan perekonomian
di seluruh wilayah Nusantara merupakan satu kesatuan ekonomi yang
diselenggarakan sebagai usaha bersama atas asas kekeluargaan dan
ditujukan bagi sebesar-besar kemakmuran rakyat.

3) Perwujudan Kepulauan Nusantara sebagai Satu Kesatuan Sosial dan


Budaya, dalam arti :

a) Bahwa masyarakat Indonesia adalah satu, perikehidupan bangsa harus


merupakan kehidupan bangsa yang serasi dengan terdapatnya tingkat
kemajuan masyarakat yang sama, merata dan seimbang, serta adanya
keselarasan kehidupan yang sesuai dengan tingkat kemajuan bangsa.
b) Bahwa budaya Indonesia pada hakikatnya adalah satu, sedangkan
corak ragam budaya yang ada menggambarkan kekayaan budaya
bangsa yang menjadi modal dan landasan pengembangan budaya
bangsa seluruhnya, dengan tidak menolak nilai-nilai budaya lain yang
tidak bertentangan dengan nilai budaya bangsa, yang hasil-hasilnya
dapat dinikmati oleh bangsa.

4) Perwujudan Kepulauan Nusantara sebagai Satu Kesatuan Pertahanan


Keamanan, dalam arti :

a) Bahwa ancaman terhadap satu pulau atau satu daerah pada hakekatnya
merupakan ancaman terhadap seluruh bangsa dan negara.

b) Bahwa tiap-tiap warga negara mempunyai hak dan kewajiban yang


sama dalam rangka pembelaan negara
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dari pembahasan di atas kita dapat menyimpulkan secara umum Wawasan


Nusantara adalah keutuhan nusantara/nasional, dalam pengertiannya yaitu cara
pandang yang secara utuh menyeluruh dalam lingkup nusantara dan demi
kepentingan nasional. Tujuan dari wawasan nusantara tersebut yaitu
mewujudkan nasioanalisme yang tinggi disegala aspek kehidupan rakyat
Indonesia yang lebih mengutamakan kepentingan nasioanal dari pada
kepentingan individu, kelompok, golongan, suku bangsa atau daerah. Bangsa
Indonesia memiliki berbagai budaya yang tersebar diseluruh wilayah. Berbagai
perbedaan kebudayaan adalah keanekaragaman budaya yang menjadi identitas
dari bangsa Indonesia.Namun tidak dipungkiri bahwa keaneragaman budaya
bisa saja menimbulkan berbagai konflik yang terjadi dalam masyarakat.Karena
itu diperlukan Wawasan Nusantara sebagai nilai dasar Ketahanan Nasional serta
sebagai pemersatu keragaman budaya bangsa.

3.2 Saran

Semoga makalah ini dapat memberi manfaat bagi yang membacanya


dan lebih bisa memahami tentang wawasan nusantara,serta kita sebagai
masyarakat Nusantara harus senantiasa menjujung tinggi derajat dan
kedaulatan negara dengan banyak cara¸ seperti melalui politik, ekonomi,
sosial, dan budaya.Wawasan nusantara merupakan hal yang penting bagi
membangun mental masyarakat bangsa, dengan wawasan itu mungkin
masyarakat dapat lebih sadar terhadap lingkungan sekitar.
Daftar Rujukan

https://id.m.wikipedia.org/wiki/Wawasan_Nusantara

https://amp-kompas-
com.cdn.ampproject.org/v/s/amp.kompas.com/skola/read/2020/12/18/160307369/wa
wasan-nusantara-kedudukan-fungsi-dan-
tujuan?amp_js_v=a6&amp_gsa=1&usqp=mq331AQHKAFQArABIA%3D%3D#aoh
=16226589833949&referrer=https%3A%2F%2Fwww.google.com&amp_tf=Dari%2
0%251%24s&ampshare=https%3A%2F%2Fwww.kompas.com%2Fskola%2Fread%
2F2020%2F12%2F18%2F160307369%2Fwawasan-nusantara-kedudukan-fungsi-
dan-tujuan

Anda mungkin juga menyukai