WAWASAN NUSANTARA
Dilaksanakan sebagai salah satu tugas mata kuliah Pendidikan
Kewarganegaraan
Disusun Oleh:
Nursavitri (22031170)
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang mana atas rahmat-Nya dan
karunianya kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu. Adapun tema dari makalah ini
adalah “Wawasan Nusantara”.
Pada kesempatan ini kami mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada dosen
mata kuliah Pendidikan kewarganegaraan yang telah memberikan tugas terhadap kami. Kami
juga ingin mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang turut membantu dalam pembuatan
makalah ini.
Kami jauh dari kata sempurna, dan ini merupakan langkah yang baik dari studi yang
sesungguhnya. Oleh karena itu, keterbatasan waktu dan kemampuan kami, maka kritik dan saran
yang membangun senantiasia kami harapkan semoga makalah ini dapat berguna bagi saya pada
khususnya dan pihak lain yang berkepentingan pada umumnya.
Nursavitri
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................................i
DAFTAR ISI................................................................................................................ii
BAB 1 PENDAHULUAN............................................................................................1
1.3 Tujuan.............................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.............................................................................................3
BAB 3 PENUTUP......................................................................................................17
3.1 Kesimpulan...................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................18
BAB 1
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari makalah ini adalah untuk mengetahui bagaimana konsep dan
urgensi dari wawasan nusantara, alasan mengapa diperlukannya wawasan nusantara,
bagaimana sumber historis, sumber sosiologi dan sumber politis wawasan nusantara,
bagaimana dinamika dan apa saja tantangan dari wawasan nusantara, dan apa saja esensi
dan urgensi dari wawasan nusantara.
BAB II
PEMBAHASAN
Tap MPR Tahun 1993 dan 1998 Tentang GBHN, Pengertian wawasan nusantara
menurut definisi Tap MPR tahun 1993 dan 1998 tentang GBHN adalah cara pandang dan
sikap bangsa Indonesia mengenai diri dan lingkungan dengan mengutamakan persatuan
dan kesatuan bangsa serta kesatuan wilayah dalam menyelenggarakan kehidupan
masyarakat, berbangsa, dan bernegara untuk mencapai tujuan nasional.
Definisi wawasan nusantara secara singkat adalah cara pandang dan sikap bangsa
Indonesia terhadap diri dan bentuk geografinya berdasarkan Pancasila dan UUD 1945
dengan menghargai dan mengutamakan kebhinekaan dalam mencapai tujuan nasional.
Pada pengertian modern, kata nusantara dapat diartikan sebagai kata ganti
wilayah Indonesia, yang terdiri dari ribuan pulau dan laut yang ada di sekelilingnya.
Wawasan pun bisa diartikan sebagai cara pandang bangsa Indonesia tentang diri dan
lingkungannya merupakan fenomena (gejala) sosial yang dinamis yang memiliki tiga
unsur dasar.
Secara umum fungsi dari wawasan nusantara adalah sebagai pedoman, motivasi,
dorongan serta rambu-rambu dalam menentukan segala kebijaksanaan, tindakan,
keputusan, dan perbuatan bagi penyelenggaraan Negara di pusat dan daerah ataupun bagi
seluruh rakyat Indonesia dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Fungsi wawasan
nusantara dikelompokkan dalam beberapa pandangan, yaitu:
Tujuan dari wawasan nusantara sama dengan tujuan nasional yang dapat dilihat
dalam Pembukaan UUD 1945, bahwa tujuan kemerdekaan Indonesia adalah “untuk
melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk
mewujudkan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut
melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan perdamaian abadi dan
keadilan sosial”. Tujuan ke dalam adalah mewujudkan kesatuan segenap aspek
kehidupan sosial, dapat disimpulkan bahwa tujuan bangsa Indonesia adalah menjunjung
tinggi kepentingan nasional, serta kepentingan kawasan untuk menyelenggarakan dan
membina kesejahteraan, kedamaian dan budi luhur serta martabat manusia di seluruh
dunia.
2.2. Alasan Diperlukannya Pendidikan Kewarganegaraan
Perkembangan dunia saat ini begitu pesat diiringi perkembangan teknologi
informasi yang terus bergerak dengan cepat mempengaruhi pola pikir manusia bahkan
gaya hidup dalam kehidupan manusia sehari-hari. Perkembangan ini juga sangat
berpengaruh besar pada generasi muda. Di era milenial ini kita dapat melihat peranan
pemuda Indonesia dalam membangun bangsa dinilai sangat kurang. Hal inidisebabkan
karena kurangnya perhatian para pemuda terhadap bangsa, dimana nilai akan rasa
nasionalisme dikalangan generasi muda sudah mulai luntur. Informasi yang berkembang
saat ini dimana akses untuk mendapatkan informasi hampir tidak ada halangan
menyebabkan generasi muda bangsa kita mudah untuk terpengaruh oleh informasi
negative yang bertentangan dengan budaya bangsa Kondisi seperti ini bila kita biarkan
akan menggerogoti nasionalisme bangsa kita khususnya nasionalisme generasi muda
Indonesia. Informasi-informasi negative yang dapat mengganggu mental dan moral
generasi muda sangat mudah diakses dan sangat berdampak buruk bagi perkembangan
generasi muda bangsa kita. Oleh sebab itu harus ada upaya yang dilakukan khususnya
bagi generasi muda bagaimana kita menanamkan rasa nasionalisme yang tinggi melalui
pemahaman wawasan Nusantara yang baik sehingga generasi muda memiliki daya
tangkap yang baik terhadap segala sesuatu yang mengganggu stabilitas Negara Indonesia.
Generasi muda adalah penerus bangsa yang harus dijaga dan dibentuk rasa
nasionalisme mereka terhadap bangsa dan negaranya. Sehingga budaya, pola pikir,
tindakan yang bertentangan dengan nilai-nilai Pancasila yang datangnya dari luar harus
segera dicegah agar tidak menimbulkan dampak yang lebih buruk lagi bagi generasi
muda. Pencegahan tersebut dapat dilakukan yaitu dengan penanaman wawasan
nusantara kepada generasi muda. Dimana wawasan nusantara sendiri ialah cara pandang
bangsa Indonesia terhadap diri dan lingkungannya berdasarkan Pancasila dan Undang
Undang Dasar 1945. Oleh karena itu wawasan nusantara sangat penting untuk
ditanamkan dijiwa generasi muda khusunya di era modern ini.
Penanaman wawasan nusantara bagi generasi muda terutama di era milenial
seperti saat ini harus dilakukan secara terus menerus dengan tujuan agar generasi muda di
era modern ini benar-benar mengerti dan memahami wawasan nusantara dan memiliki
rasa nasionalisme yang tinggi. Pemahaman tentang wawasan nusantara penting diberikan
kepada generasi muda saat ini. Wawasan nusantara perlu diberikan kepada Generasi
Muda karena sebagai pedoman, motivasi, dorongan serta rambu-rambu, dalam perbuatan,
serta peran generasi muda dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Para pemuda harus diberikan pemahaman yang baik tentang Pancasila dan bagaimana
membentuk pelajar-pelajar yang berPancasila, sehat jasmani dan rohani, memiliki
pengetahuan dan ketrampilan, memiliki tanggung jawab, tenggang rasa, mencintai bangsa
dan mencintai sesama manusia sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang termaktub dalam
Undang-Undang Dasar 1945.
Dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, wawasan nusantara
merupakan hal yang sangat penting untuk ditanamkan bagi generasi muda khususnya
pelajar sebagai proses dalam pembentukan sikap moral agar memiliki kecintaan
terhadap tanah airnya dalam memelihara kesinambungan perjalanan kehidupan bangsa,
serta terpeliharanya Negara Kesatuan Republik Indonesia. Upaya peningkatan wawasan
nusantara bagi generasi muda khususnya pelajar dilakukan dengan membangun karakter
agar memiliki wawasan dan motivasi yang kuat serta memiliki kepekaan dan kepedulian
terhadap masa depan bangsa dan negara. Generasi muda merupakan sumber daya
manusia
yang potensial dimasa yang akan datang. Generasi muda merupakan potensi bangsa yang
dipersiapkan untuk dapat berprestasi dan memberikan sumbangan nyata bagi
pembangunan bangsa dan Negara. Bila pemahaman wawasan nusantara meningkat maka
keutuhan persatuan dan kesatuan NKRI akan kuat karena secara sadar muncul semangat
atau dorongan hati yang kuat untuk cinta tanah air, membela dan menjaga keutuhan
NKRI. Oleh karena itu, wawasan nusantara penting untuk di ajarkan karena wawasan
nusantara mengajarkan kepada kita cara pandang dan sikap yang benar terhadap
keberadaan negara dan bangsa Indonesia yang nota bene diwarnai oleh berbagai-bagai
macam perbedaan, agar dalam kondisi perbedaan itu dapat mewujudkan persatuan dan
kesatuan bangsa serta dapat mencapai tujuan nasional. Adapun persatuan dan kesatuan
yang diwujudkan bukanlah persatuan dan kesatuan yang dibangun diatas penyeragaman,
melainkan persatuan dan kesatuan yang dibangun dengan sikap menghargai terdapatnya
perbedaan. Itulah alasan mengapa nasionalisme sangat penting diterapkan bagi generasi
muda indonesia di era modern seperti saat ini.
Konsep wawasan nusantara pertama kali dikemukakan oleh Perdana Menteri Ir.
H. Djuanda Kartawidjaja, yang membuat pernyataan pada 13 Desember 1957,
selanjutnya disebut Deklarasi Djuanda. Masukkan pernyataan tersebut adalah "Bahwa
segala perairan di sekitar, di antara dan yang menghubungkan pulaupulau yang
termasuk Negara Indonesia dengan tidak memandang luas atau lebarnya adalah
bagianbagian yang wajar daripada wilayah daratan Negara Indonesia dan dengan
demikian bagian daripada perairan pedalaman atau nasional yang berada di bawah
kedaulatan mutlak Negara Indonesia. Lalu lintas yang damai di perairan pedalaman ini
bagi kapal-kapal asing dijamin selama dan sekedar tidak bertentangan
dengan/mengganggu kedaulatan dan keselamatan Negara Indonesia. Penentuan batas
landas lautan teritorial (yang lebarnya 12 mil) diukur dari garis yang menghubungkan
titik-titik ujung yang terluar pada pulaupulau Negara Indonesia. Ketentuan-ketentuan
tersebut di atas akan diatur selekas-lekasnya dengan Undang-Undang"
Isi utama dari pernyataan ini adalah bahwa garis lintang laut pantai Indonesia
dihitung 12 mil dari garis yang menghubungkan pulau-pulau terluar Indonesia. Dengan
garis teritorial baru ini, wilayah Indonesia menjadi wilayah kesatuan Laut di antara
pulau-pulau itu bukan lagi dinding pemisah karena bukan lagi lautan terbuka, melainkan
sebuah pulau penghubung.
Konvensi Hukum Laut PBB ke-III (UNCLOS) 1982 akhirnya mengakui deklarasi
Indonesia sebagai negara kepulauan. Kemudian UU No 17 tahun 1985 diadopsi untuk
meratifikasi UNCLOS tahun 1982 dan untuk memperkuat aturan-aturan PBB. Pada
tanggal 13 Desember dicanangkan sebagai Hari Nusantara selama masa jabatan Presiden
Abdurahman Wahid. Keputusan Presiden No RI diadopsi pada masa pemerintahan Ibu
Megawati Keppres RI No. 126 Tahun 2001 tentang Hari Nusantara. Deklarasi Djuanda
adalah terobosan penting untuk memperjelas batas-batas wilayah perairan Indonesia dan
untuk menjamin keselamatan negara.
Secara politis, ada juga kepentingan nasional tentang bagaimana seluruh kawasan
dan PBB dapat terus dikembangkan, dilestarikan dan dipertahankan. Kepentingan
nasional adalah turunan lanjut dari cita-cita nasional, tujuan nasional dan visi nasional.
Cita-cita nasional bangsa Indonesia, sebagaimana diatur dalam alinea II pada pembukaan
UUD 1945, adalah untuk mewujudkan Negara Indonesia, yang merdeka, bersatu,
berdaulat, adil dan makmur sedangkan tujuan nasional Indonesia sebagaimana tertuang
dalam pembukaan UUD 1945 alinea IV salah satunya adalah melindungi segenap bangsa
Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia. Visi nasional Indonesia menurut
ketetapan MPR No VII/MPR/2001 tentang Visi Indonesia Masa Depan adalah
terwujudnya masyarakat Indonesia yang religius, manusiawi, bersatu, demokratis, adil,
sejahtera, maju, mandiri, serta baik dan bersih dalam penyelenggaraan negara.
Kenichi Omahe dalam bukunya “Borderless Word” dan “The End of Nation State”
menyatakan: dalam perkembangan masyarakat global, batas-batas wilayah negara dalam arti
geografi da politik relative masih tetap, namun kehidupan dalam satu negara tidak mungkin
dapat membatasi kekuatan global yang berupa informasi, investasi, industri dan konsumen
yang makinindividual. Untuk dapat menghadapi kekuatan global suatu negara harus
mengurangi peranan pemerintah pusat dan lebih memberikan peranan kepada pemerintah
daerah dan masyarakat. Perkembangn iptek dan perkembangan masyarakat global dikaitkan
dengan dunia tanpa batas dapat merupakan tantangan wawasan nusantara, mengingat
perkembangan tersebut akan dapat mempengaruhi masyarakat Indonesia dalam pola piker,
pola sikap dan pola tindak di dalam masyarakat, berbangsa dan bernegara.
Esensi dari wawasan nusantara adalah kesatuan atau keutuhan wilayah dan
persatuan bangsa, mencakup di dalamnya pandangan akan satu kesatuan politik,
ekonomi, sosial budaya, dan pertahanan keamanan. Wawasan nusantara merupakan
perwujudan dari sila III Pancasila yakni Persatuan Indonesia. Setiap warga bangsa dan
aparatur negara harus berfikir, bersikap dan bertindak secara utuh menyeluruh dalam
lingkup dan demi kepentingan bangsa termasuk produk-produk yang dihasilkan oleh
lembaga negara.
3.1 Kesimpulan
Hasnan Habib
Kebulatan wilayah nasional, termasuk satu kesatuan bangsa, satu tujuan dan tekad
perjuangan dan satu kesatuan hukum, satu kesatuan sosial budaya, satu kesatuan ekonomi
dan satu kesatuan ketahanan.
Wan Usman
Cara pandang bangsa Indonesia mengenai diri dan tanah airnya sebagai negara kepulauan
dengan semua aspek kehidupan yang beragam