Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

WAWASAN NUSANTARA
Dilaksanakan sebagai salah satu tugas mata kuliah Pendidikan
Kewarganegaraan

Disusun Oleh:
Nursavitri (22031170)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang mana atas rahmat-Nya dan
karunianya kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu. Adapun tema dari makalah ini
adalah “Wawasan Nusantara”.
Pada kesempatan ini kami mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada dosen
mata kuliah Pendidikan kewarganegaraan yang telah memberikan tugas terhadap kami. Kami
juga ingin mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang turut membantu dalam pembuatan
makalah ini.
Kami jauh dari kata sempurna, dan ini merupakan langkah yang baik dari studi yang
sesungguhnya. Oleh karena itu, keterbatasan waktu dan kemampuan kami, maka kritik dan saran
yang membangun senantiasia kami harapkan semoga makalah ini dapat berguna bagi saya pada
khususnya dan pihak lain yang berkepentingan pada umumnya.

Padang, 28 November 2022

Nursavitri
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................................i

DAFTAR ISI................................................................................................................ii

BAB 1 PENDAHULUAN............................................................................................1

1.1 Latar Belakang................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah...........................................................................................2

1.3 Tujuan.............................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN.............................................................................................3

2.1. Konsep dan Urgensi Wawasan Nusantara......................................................3

2.2. Alasan Yang Diperlukannya Wawasan Nusantara.........................................5

2.3. Sumber Historis, Sosiologi, dan Politis Wawasan Nusantara.........................7

2.3.1. Sumber Historis.......................................................................................7

2.3.2. Sumber Sosiologis...................................................................................8

2.3.3. Sumber Politis..........................................................................................9

2.4. Dinamika dan Tantangan Wawasan Nusantara............................................11

2.5. Esensi dan Urgensi Wawasan Nusantara......................................................14

BAB 3 PENUTUP......................................................................................................17

3.1 Kesimpulan...................................................................................................17

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................18
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Setiap bangsa mempunyai wawasan kebangsaan yang merupakan visi bangsa


yang bersangkutan menuju ke masa depan. Kehidupan berbangsa dalam suatu negara
memerlukan suatu konsep cara pandangan atau wawasan kebangsaan yang bertujuan
untuk menjamin kelangsungan kehidupan dan keutuhan bangsa dan wilayahnya serta jati
diri bangsa itu. Bangsa yang dimaksudkan adalah bangsa yang bernegara. Perkembangan
pemikiran bangsa Indonesia mengenai wawasan yang akan dianut dalam kehidupan
bernegara dapat diikuti dalam sejarah pergerakkan kemedekaan sejak tahun 1908, yaitu
sejak kita sadar akan rasa kebangsaan. Inti dari wawasan nasional yang disebut wawasan
nusantara adalah tekad untuk bersatu yang didasarkan pada cita-cita dan tujuan nasional.
Konsep wawasan nusantara (dalam Rahayu, A.S, 2014, hlm. 117) merupakan cara
pandang bangsa Indonesia tentang diri dan lingkungannya berdasarkan pancasila dan
UUD Tahun 1945 serta sesuai dengan geografi wilayah nusantara yang menjiwai
kehidupan bangsa dalam mencapai tujuan atau cita-cita nasionalnya.

Dengan demikian, wawasan nusantara berperan untuk membimbing bangsa


Indonesia dalam penyelenggaraan kehidupannya serta sebagai rambu-rambu dalam
perjuangan mengisi kemerdekaannya. Wawasan nusantara sebagai cara pandangan juga
mengajarkan bagaimana pentingnya membina persatuan dan kesatuan dalam segenap
aspek kehidupan bangsa dan negara dalam mencapai tujuan dan cita-citanya. Secara
keadaanya pun, isi nilai-nilai wawasan nusantara telah tertuang dalam dasar negara yaitu
Pancasila dan pembukaan UUD tahun 1945.

Dorongan yang melahirkan kebangsaan Indonesia bersumber dari perjuangan


untuk mewujudkan kemerdekaan. Wawasan nusantara Indonesia menolak segala
diskriminasi suku, ras, asal-usul, keturunan, warna kulit, kedaerahan, golongan, agama
dan kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, kedudukan maupun status sosial.
Konsep kebangsaan kita bertujuan membangun dan mengembangkan persatuan dan
kesatuan.
Wawasan kebangsaan Indonesia memberi peran bagi bangsa Indonesia untuk
proaktif mengantisipasi perkembangan lingkungan dengan memberi contoh bagi bangsa
lain dalam membina identitas, kemandirian dan menghadapi tantangan dari luar tanpa
konfrontasi dengan meyakinkan bangsa lain bahwa eksistensi bangsa merupakan aset
yang diperlukan dalam mengembangkan nilai kemanusiaan yang beradab Sumitro (dalam
Suhady, I. dan Sinaga, 2006)

1.2 Rumusan Masalah

Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam makalah ini adalah:


1. Bagaimana konsep dan urgensi wawasan nusantara?
2. Apakah alasan diperlukannya wawasan nusantara?
3. Bagaimana sumber historis, sumber sosiologis dan sumber politis wawasan
nusantara?
4. Bagaimana dinamika dan apa tantangan wawasan nusantara?
5. Apa esensi dan urgensi wawasan nusantara?

1.3 Tujuan

Adapun tujuan dari makalah ini adalah untuk mengetahui bagaimana konsep dan
urgensi dari wawasan nusantara, alasan mengapa diperlukannya wawasan nusantara,
bagaimana sumber historis, sumber sosiologi dan sumber politis wawasan nusantara,
bagaimana dinamika dan apa saja tantangan dari wawasan nusantara, dan apa saja esensi
dan urgensi dari wawasan nusantara.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Konsep dan Urgensi Wawasan Nusantara

Secara etimologis, pengertian Wawasan Nusantara adalah melihat kesatuan


Nusantara antara dua benua, yaitu Asia dan Australia, dan dua samudera, yaitu Samudra
Hindia dan Samudra Pasifik. Istilah "pengetahuan pulau" berasal dari kata "wawas"
(bahasa Jawa) dan berarti "pandangan, tinjauan atau penglihatan indrawi". Kemudian
ditambahkan akhiran -an. Arti wawasan adalah cara pandang, cara tinjau, dan cara
melihat. Sedangkan kata Nusantara terdiri dari dua kata, yaitu Nusa, yang berarti "pulau
atau kepulauan bersatu" dan di antara yang berarti "tempat antara dua elemen, yaitu dua
benua dan dua samudera". Oleh karena itu, makna kata nusantara adalah kesatuan pulau-
pulau, yang terletak di dua benua, yaitu Asia dan Australia, dan di dua lautan, yaitu India
dan Samudra Pasifik. Pendidikan Kewarganegaraan

Pengertian terminologis adalah pengertian yang dihubungkan dengan konteks


istilah tersebut dikemukakan. Pengertian terminologis umumnya adalah pengertian istilah
menurut para ahli atau tokoh dan lembaga yang mengkaji konsep tersebut. Pada uraian
sebelumnya, Anda telah mengkaji konsep wawasan nusantara secara terminologis.
Berdasar pengertian terminologis, wawasan nusantara merupakan pandangan bangsa
Indonesia terhadap lingkungan tempat berada termasuk diri bangsa Indonesia itu sendiri.

Tap MPR Tahun 1993 dan 1998 Tentang GBHN, Pengertian wawasan nusantara
menurut definisi Tap MPR tahun 1993 dan 1998 tentang GBHN adalah cara pandang dan
sikap bangsa Indonesia mengenai diri dan lingkungan dengan mengutamakan persatuan
dan kesatuan bangsa serta kesatuan wilayah dalam menyelenggarakan kehidupan
masyarakat, berbangsa, dan bernegara untuk mencapai tujuan nasional.

Definisi wawasan nusantara secara singkat adalah cara pandang dan sikap bangsa
Indonesia terhadap diri dan bentuk geografinya berdasarkan Pancasila dan UUD 1945
dengan menghargai dan mengutamakan kebhinekaan dalam mencapai tujuan nasional.
Pada pengertian modern, kata nusantara dapat diartikan sebagai kata ganti
wilayah Indonesia, yang terdiri dari ribuan pulau dan laut yang ada di sekelilingnya.
Wawasan pun bisa diartikan sebagai cara pandang bangsa Indonesia tentang diri dan
lingkungannya merupakan fenomena (gejala) sosial yang dinamis yang memiliki tiga
unsur dasar.

Secara umum fungsi dari wawasan nusantara adalah sebagai pedoman, motivasi,
dorongan serta rambu-rambu dalam menentukan segala kebijaksanaan, tindakan,
keputusan, dan perbuatan bagi penyelenggaraan Negara di pusat dan daerah ataupun bagi
seluruh rakyat Indonesia dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Fungsi wawasan
nusantara dikelompokkan dalam beberapa pandangan, yaitu:

 Fungsi wawasan nusantara sebagai konsepsi ketahanan nasional adalah sebagai


konsep dalam pembangunan, pertahanan keamanan dan kewilayahan.
 Fungsi wawasan nusantara sebagai pembangunan nasional adalah mencakup kesatuan
politik, sosial dan ekonomi, kesatuan pertahanan dan keamanan.
 Fungsi wawasan nusantara sebagai pertahanan dan keamanan adalah pandangan
geopolitik Indonesia sebagai satu kesatuan pada seluruh wilayah dan segenap
kekuatan negara.
 Fungsi wawasan nusantara sebagai wawasan kewilayahan adalah pembatasan negara
untuk menghindari adanya sengketa antarnegara tetangga.

Tujuan dari wawasan nusantara sama dengan tujuan nasional yang dapat dilihat
dalam Pembukaan UUD 1945, bahwa tujuan kemerdekaan Indonesia adalah “untuk
melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk
mewujudkan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut
melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan perdamaian abadi dan
keadilan sosial”. Tujuan ke dalam adalah mewujudkan kesatuan segenap aspek
kehidupan sosial, dapat disimpulkan bahwa tujuan bangsa Indonesia adalah menjunjung
tinggi kepentingan nasional, serta kepentingan kawasan untuk menyelenggarakan dan
membina kesejahteraan, kedamaian dan budi luhur serta martabat manusia di seluruh
dunia.
2.2. Alasan Diperlukannya Pendidikan Kewarganegaraan
Perkembangan dunia saat ini begitu pesat diiringi perkembangan teknologi
informasi yang terus bergerak dengan cepat mempengaruhi pola pikir manusia bahkan
gaya hidup dalam kehidupan manusia sehari-hari. Perkembangan ini juga sangat
berpengaruh besar pada generasi muda. Di era milenial ini kita dapat melihat peranan
pemuda Indonesia dalam membangun bangsa dinilai sangat kurang. Hal inidisebabkan
karena kurangnya perhatian para pemuda terhadap bangsa, dimana nilai akan rasa
nasionalisme dikalangan generasi muda sudah mulai luntur. Informasi yang berkembang
saat ini dimana akses untuk mendapatkan informasi hampir tidak ada halangan
menyebabkan generasi muda bangsa kita mudah untuk terpengaruh oleh informasi
negative yang bertentangan dengan budaya bangsa Kondisi seperti ini bila kita biarkan
akan menggerogoti nasionalisme bangsa kita khususnya nasionalisme generasi muda
Indonesia. Informasi-informasi negative yang dapat mengganggu mental dan moral
generasi muda sangat mudah diakses dan sangat berdampak buruk bagi perkembangan
generasi muda bangsa kita. Oleh sebab itu harus ada upaya yang dilakukan khususnya
bagi generasi muda bagaimana kita menanamkan rasa nasionalisme yang tinggi melalui
pemahaman wawasan Nusantara yang baik sehingga generasi muda memiliki daya
tangkap yang baik terhadap segala sesuatu yang mengganggu stabilitas Negara Indonesia.
Generasi muda adalah penerus bangsa yang harus dijaga dan dibentuk rasa
nasionalisme mereka terhadap bangsa dan negaranya. Sehingga budaya, pola pikir,
tindakan yang bertentangan dengan nilai-nilai Pancasila yang datangnya dari luar harus
segera dicegah agar tidak menimbulkan dampak yang lebih buruk lagi bagi generasi
muda. Pencegahan tersebut dapat dilakukan yaitu dengan penanaman wawasan
nusantara kepada generasi muda. Dimana wawasan nusantara sendiri ialah cara pandang
bangsa Indonesia terhadap diri dan lingkungannya berdasarkan Pancasila dan Undang
Undang Dasar 1945. Oleh karena itu wawasan nusantara sangat penting untuk
ditanamkan dijiwa generasi muda khusunya di era modern ini.
Penanaman wawasan nusantara bagi generasi muda terutama di era milenial
seperti saat ini harus dilakukan secara terus menerus dengan tujuan agar generasi muda di
era modern ini benar-benar mengerti dan memahami wawasan nusantara dan memiliki
rasa nasionalisme yang tinggi. Pemahaman tentang wawasan nusantara penting diberikan
kepada generasi muda saat ini. Wawasan nusantara perlu diberikan kepada Generasi
Muda karena sebagai pedoman, motivasi, dorongan serta rambu-rambu, dalam perbuatan,
serta peran generasi muda dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Para pemuda harus diberikan pemahaman yang baik tentang Pancasila dan bagaimana
membentuk pelajar-pelajar yang berPancasila, sehat jasmani dan rohani, memiliki
pengetahuan dan ketrampilan, memiliki tanggung jawab, tenggang rasa, mencintai bangsa
dan mencintai sesama manusia sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang termaktub dalam
Undang-Undang Dasar 1945.
Dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, wawasan nusantara
merupakan hal yang sangat penting untuk ditanamkan bagi generasi muda khususnya
pelajar sebagai proses dalam pembentukan sikap moral agar memiliki kecintaan
terhadap tanah airnya dalam memelihara kesinambungan perjalanan kehidupan bangsa,
serta terpeliharanya Negara Kesatuan Republik Indonesia. Upaya peningkatan wawasan
nusantara bagi generasi muda khususnya pelajar dilakukan dengan membangun karakter
agar memiliki wawasan dan motivasi yang kuat serta memiliki kepekaan dan kepedulian
terhadap masa depan bangsa dan negara. Generasi muda merupakan sumber daya
manusia
yang potensial dimasa yang akan datang. Generasi muda merupakan potensi bangsa yang
dipersiapkan untuk dapat berprestasi dan memberikan sumbangan nyata bagi
pembangunan bangsa dan Negara. Bila pemahaman wawasan nusantara meningkat maka
keutuhan persatuan dan kesatuan NKRI akan kuat karena secara sadar muncul semangat
atau dorongan hati yang kuat untuk cinta tanah air, membela dan menjaga keutuhan
NKRI. Oleh karena itu, wawasan nusantara penting untuk di ajarkan karena wawasan
nusantara mengajarkan kepada kita cara pandang dan sikap yang benar terhadap
keberadaan negara dan bangsa Indonesia yang nota bene diwarnai oleh berbagai-bagai
macam perbedaan, agar dalam kondisi perbedaan itu dapat mewujudkan persatuan dan
kesatuan bangsa serta dapat mencapai tujuan nasional. Adapun persatuan dan kesatuan
yang diwujudkan bukanlah persatuan dan kesatuan yang dibangun diatas penyeragaman,
melainkan persatuan dan kesatuan yang dibangun dengan sikap menghargai terdapatnya
perbedaan. Itulah alasan mengapa nasionalisme sangat penting diterapkan bagi generasi
muda indonesia di era modern seperti saat ini.

2.3. Sumber Historis, Sosiologi, dan Politis Wawasan Nusantara

2.3.1. Sumber Historis

Konsep wawasan nusantara pertama kali dikemukakan oleh Perdana Menteri Ir.
H. Djuanda Kartawidjaja, yang membuat pernyataan pada 13 Desember 1957,
selanjutnya disebut Deklarasi Djuanda. Masukkan pernyataan tersebut adalah "Bahwa
segala perairan di sekitar, di antara dan yang menghubungkan pulaupulau yang
termasuk Negara Indonesia dengan tidak memandang luas atau lebarnya adalah
bagianbagian yang wajar daripada wilayah daratan Negara Indonesia dan dengan
demikian bagian daripada perairan pedalaman atau nasional yang berada di bawah
kedaulatan mutlak Negara Indonesia. Lalu lintas yang damai di perairan pedalaman ini
bagi kapal-kapal asing dijamin selama dan sekedar tidak bertentangan
dengan/mengganggu kedaulatan dan keselamatan Negara Indonesia. Penentuan batas
landas lautan teritorial (yang lebarnya 12 mil) diukur dari garis yang menghubungkan
titik-titik ujung yang terluar pada pulaupulau Negara Indonesia. Ketentuan-ketentuan
tersebut di atas akan diatur selekas-lekasnya dengan Undang-Undang"

Isi utama dari pernyataan ini adalah bahwa garis lintang laut pantai Indonesia
dihitung 12 mil dari garis yang menghubungkan pulau-pulau terluar Indonesia. Dengan
garis teritorial baru ini, wilayah Indonesia menjadi wilayah kesatuan Laut di antara
pulau-pulau itu bukan lagi dinding pemisah karena bukan lagi lautan terbuka, melainkan
sebuah pulau penghubung.

Sebelum Deklarasi Djuanda dikeluarkan, wilayah Indonesia didasarkan pada


Territoriale Zee en Maritieme Kringen Ordonantie tahun 1939 (TZMKO tahun 1939)
atau Ordonantie tahun 1939, suatu persetujuan pemerintah Hindia Belanda. Isi peraturan
ini pada dasarnya menentukan luasnya lebar laut 3 mil laut dengan menggambar garis
dasar berdasarkan garis pasang surut atau pulau / darat. Menurut aturan era Hindia
Belanda, pulau-pulau di kepulauan dipisahkan oleh laut di sekitarnya dan setiap pulau
hanya memiliki satu laut pada jarak 3 mil dari pantai. Laut setelah garis 3 mil adalah laut
yang jernih, yang berarti bahwa kapal-kapal asing dapat berlayar bebas di laut yang
memisahkan pulau-pulau. Karena itu laut memisahkan pulau-pulau di Indonesia.

Konvensi Hukum Laut PBB ke-III (UNCLOS) 1982 akhirnya mengakui deklarasi
Indonesia sebagai negara kepulauan. Kemudian UU No 17 tahun 1985 diadopsi untuk
meratifikasi UNCLOS tahun 1982 dan untuk memperkuat aturan-aturan PBB. Pada
tanggal 13 Desember dicanangkan sebagai Hari Nusantara selama masa jabatan Presiden
Abdurahman Wahid. Keputusan Presiden No RI diadopsi pada masa pemerintahan Ibu
Megawati Keppres RI No. 126 Tahun 2001 tentang Hari Nusantara. Deklarasi Djuanda
adalah terobosan penting untuk memperjelas batas-batas wilayah perairan Indonesia dan
untuk menjamin keselamatan negara.

2.3.2. Sumber Sosiologis

Lahirnya konsep wawasan ke nusantara juga terinspirasi oleh keadaan sosiologis


masyarakat Indonesia. Seperti kita ketahui, bangsa Indonesia sangat beragam dan
terfragmentasi sebelum kemerdekaan. Bahkan di antara orang Indonesia, mudah untuk
melawan Belanda melalui kebijakan Devide-et-Impera. Dalam perang melawan Belanda,
ada orang yang menjadi pengkhianat bagi bangsa.

Berdasarkan kondisi sosial budaya masyarakat Indonesia, pemahaman nusantara,


yang semula berisi visi "integritas atau integritas teritorial", semakin diperluas sebagai
visi "persatuan nasional". Rakyat Indonesia tidak mau lagi dibagi ke banyak negara.
Untuk mencapai persatuan bangsa, semangat nasionalisme harus terus diperkuat.

Semangat kebangsaan Indonesia sebenarnya diprakarsai oleh acara Kebangkitan


Nasional 20 Mei 1908, yang dikonfirmasi di Majelis Pemuda pada 28 Oktober 1928 dan
berhasil dicapai dengan deklarasi kemerdekaan nasional pada 17 Agustus 1945. Maka
jauh sebelum tahun 1957, Deklarasi Djuanda, konsep semangat dan persatuan nasional,
telah berkembang di negara ini. Padahal, semangat kebangsaan ini telah berhasil
membentuk bangsa yang mandiri.

Di atas, situasi sosiologis masyarakat Indonesia, dan juga kelanjutan kolonialisme


yang memisahkan bangsa, telah meningkatkan antusiasme dan tekad orang-orang di
kepulauan ini untuk bersatu menjadi satu kebangsaan, satu bangsa, yaitu bangsa
Indonesia. Semangat persatuan pertama kali bersatu dalam perjuangan untuk pembebasan
dari penjajahan dan kemudian bersatu dalam wadah kebangsaan Indonesia.

2.3.3. Sumber Politis

Secara politis, ada juga kepentingan nasional tentang bagaimana seluruh kawasan
dan PBB dapat terus dikembangkan, dilestarikan dan dipertahankan. Kepentingan
nasional adalah turunan lanjut dari cita-cita nasional, tujuan nasional dan visi nasional.
Cita-cita nasional bangsa Indonesia, sebagaimana diatur dalam alinea II pada pembukaan
UUD 1945, adalah untuk mewujudkan Negara Indonesia, yang merdeka, bersatu,
berdaulat, adil dan makmur sedangkan tujuan nasional Indonesia sebagaimana tertuang
dalam pembukaan UUD 1945 alinea IV salah satunya adalah melindungi segenap bangsa
Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia. Visi nasional Indonesia menurut
ketetapan MPR No VII/MPR/2001 tentang Visi Indonesia Masa Depan adalah
terwujudnya masyarakat Indonesia yang religius, manusiawi, bersatu, demokratis, adil,
sejahtera, maju, mandiri, serta baik dan bersih dalam penyelenggaraan negara.

Pengetahuan wawasan nusantara yang diperoleh sejak Deklarasi Djuanda 1957


kemudian menjadi citra politik negara. Kata-kata wawasan nusantara dimasukkan dalam
rancangan Garis Besar Haluan Negara (GBHN) berdasarkan Keputusan MPR tahun
1973, 1978, 1983, 1988, 1993 dan 1998. Menurut GBHN, konsep wawasan nusantara
dimasukkan dalam Pasal 25A UUD NRI 1945, yang dihasilkan dari perubahan keempat
pada tahun 2002.

Wawasan Nusantara sebenarnya adalah pandangan geopolitik rakyat Indonesia.


Geopolitik diartikan sebagai ilmu administrasi negara, yang dalam setiap kebijakan
dikaitkan dengan masalah geografis di wilayah atau tempat tinggal suatu negara.
Geopolitik adalah studi tentang hubungan antaramfaktor-faktor geografis, strategis dan
politis suatu negara. Implementasi membutuhkan strategi nasional (Ermaya Suradinata,
2001). Pandangannya tentang wilayah, lokasi, dan geografi suatu negara akan
mempengaruhi politik negara tersebut.
Banyak ahli memberikan pendapat atau teori tentang geopolitik. Ini termasuk
teori geopolitik Frederich Ratzel, teori geopolitik Rudolf Kjellen, teori geopolitik Karl
Haushofer, teori geopolitik Halford Mackinder, teori geopolitik Alfred Thayer Mahan
dan teori geopolitik Nicholas J. Spijkman.

2.4. Dinamika dan Tantangan Pendidikan Kewarganegaraan

Pemberdayaan masyarakat kondisi nasional (pembangunan) yang tidak merata


mengakibatkan keterbelakangan danini merupakan ancaman bagi integritas. Pemberdayaan
masyarakat diperlukan terutama untukdaerah-daerah tertinggal. Kondisi tersebut
menimbulkan kemiskinan dan kesenjangan social dimasyarakat, apabila kondisi ini berlarut-
larut masyarakat di daerah tertinggal akan berubah pola piker, pola sikap dan pola tindak,
mengingat masyarakat sudah tidak berdaya dalam aspekkehidupannya. Hal ini merupakan
ancaman bagi tetap tegak dan utuhnya NKRI. Dikaitkan dengan pemberdayaan masyarakat
maka diperlukan prioritas utama pembangunan daerah tertinggal, agarmasyarakat dapat
berperan dan berpartisipasi aktif dalam pembangunan diseluruh aspekkehidupan, yang di
dalam pelaksanaannya diatur dengan UU RI No. 22 Tahun 1999 tentang pemerintahan
daerah.

Kenichi Omahe dalam bukunya “Borderless Word” dan “The End of Nation State”
menyatakan: dalam perkembangan masyarakat global, batas-batas wilayah negara dalam arti
geografi da politik relative masih tetap, namun kehidupan dalam satu negara tidak mungkin
dapat membatasi kekuatan global yang berupa informasi, investasi, industri dan konsumen
yang makinindividual. Untuk dapat menghadapi kekuatan global suatu negara harus
mengurangi peranan pemerintah pusat dan lebih memberikan peranan kepada pemerintah
daerah dan masyarakat. Perkembangn iptek dan perkembangan masyarakat global dikaitkan
dengan dunia tanpa batas dapat merupakan tantangan wawasan nusantara, mengingat
perkembangan tersebut akan dapat mempengaruhi masyarakat Indonesia dalam pola piker,
pola sikap dan pola tindak di dalam masyarakat, berbangsa dan bernegara.

Sloan dan Zureker, dalam bukunya yang berjudul “dictionary of economics”,


menyebutkan tentang kapitalisme adalah system ekonomi yang didasarkan atas hak milik
swasta atas macam-macam barang dan kebebasan individu untuk mengadakan perjanjian
dengan pihak lain dan untuk berkecimpung dalam aktivitas-aktivitas ekonomi yang
dipilihnya sendiri berdasarkan kepentingansendiri serta untuk mencapai laba guna diri
sendiri. Di era baru kapitalisme bahwa system ekonomiuntuk mendapatkan keuntungan
dengan melakukan aktivitas-aktivitas secara luas dan mencakupsemua aspek kehidupan
masyarakat, sehingga di dalam system ekonomi diperlukan strategi baruyaitu adanya
keseimbangan

2.5. Esensi Dan Urgensi Wawasan Nusantara

Esensi dari wawasan nusantara adalah kesatuan atau keutuhan wilayah dan
persatuan bangsa, mencakup di dalamnya pandangan akan satu kesatuan politik,
ekonomi, sosial budaya, dan pertahanan keamanan. Wawasan nusantara merupakan
perwujudan dari sila III Pancasila yakni Persatuan Indonesia. Setiap warga bangsa dan
aparatur negara harus berfikir, bersikap dan bertindak secara utuh menyeluruh dalam
lingkup dan demi kepentingan bangsa termasuk produk-produk yang dihasilkan oleh
lembaga negara.

Urgensi wawasan nusantara, wawasan nusantara sangat penting, berfungsi sebagai


panduan dan pedoman dasar bagi penyelenggaraan bagi kehidupan yang memberikan
motivasi dorongan untuk mencapai tujuan, juga melandasi perjuangan bangsa indonesia
untuk bersatu dalam mencapai tujuan nasional secara utuh, menyeluruh dan terpadu.
Maka untuk menjamin agar kesatuan Indonesia selalu terpelihara, bangsa Indonesia
melahirkan Wawasan Nusantara. Pandangan itu adalah satu konsepsi geopolitik dan
geostrategi yang menyatakan bahwa Kepulauan Nusantara yang meliputi seluruh wilayah
daratan, lautan dan ruang angkasa di atasnya beserta seluruh penduduknya adalah satu
kesatuan politik, ekonomi, sosial budaya.
BAB 3
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Wawasan adalah tinjauan atau cara pandang. Sedangkan, nusantara merupakan


bangsa Indonesia itu sendiri, yaitu negara yang terdiri dari banyak pulau, wilayah
perairan yang sangat luas, serta kebudayaan yang beragam. Wawasan nusantara bisa
diartikan sebagai cara pandang serta bagaimana Indonesia bersikap sebagai bangsa yang
memiliki keanekaragaman yang tinggi. Cara pandang ini pun harus berdasarkan ideologi
dan konstitusi yang ada, yaitu Pancasila serta UUD 1945.

Pengertian Wawasan Nusantara:

Hasnan Habib
Kebulatan wilayah nasional, termasuk satu kesatuan bangsa, satu tujuan dan tekad
perjuangan dan satu kesatuan hukum, satu kesatuan sosial budaya, satu kesatuan ekonomi
dan satu kesatuan ketahanan.

Wan Usman
Cara pandang bangsa Indonesia mengenai diri dan tanah airnya sebagai negara kepulauan
dengan semua aspek kehidupan yang beragam

Majelis Permusyawaratan Rakyat Tahun 1998


Cara pandang dan sikap bangsa Indonesia mengenai diri dan lingkungannya, dengan
mengutamakan persatuan dan kesatuan bangsa serta kesatuan wilayah dalam
penyelenggaraan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara
Lembaga Ketahanan Nasional Tahun 1999
Cara pandang dan sikap bangsa Indonesia mengenai diri dan lingkungannya yang serba
beragam dan bernilai strategis dengan mengutamakan persatuan dan kesatuan bangsa
serta kesatuan wilayah dalam penyelenggaraan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara untuk mencapai tujuan nasional
DAFTAR PUSTAKA
Nurdin, Ismail dan Sri Hartati. 2019. PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
(Konsep Dasar Kehidupan Berbangsa dan Bernegara di Indonesia). Pasuruan, Jawa
Timur: PENERBIT QIARA MEDIA

Anda mungkin juga menyukai