Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

DINAMIKA HISTORIS, DAN URGENSI WAWASAN NUSANTARA


SEBAGAI KONSEPSI DAN PANDANGAN KOLEKTIF KEBANGSAAN
INDONESIA DALAM KONTEKS PERGAULAN DUNIA
“Mata kuliah kewarganegaraan”
Yang diampu oleh BAPAK Doddy Ariyanto K.W. S.HUT , Msi

DI SUSUN OLEH
KELOMPOK 3;
RITA PURNAMA SARI (223010214013)
DIEN KRITINA LASE (223010214008)
RIKO (223010214006)
SULIWA (223030214036)

PRODI PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI


JURUSAN IKORDIKDA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PALANGKA RAYA
2023
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah tentang dinamika historis dan wawasan nusantara dalam
konteks pergaulan dunia.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan
dari berbagai pihak dan berbagai sumber refrensi dalam penulisannya sehingga
dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan
banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu
dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar
kami dapat memperbaiki penulisan makalah ini menjadi lebih baik lagi dan akan
kami jadikan tolak ukur dalam pembuatan makalah selanjutnya.
Demikian makalah tentang dinamika historis dan urgensi wawasan
nusantara sebagai konsepsi dan pandangan kolektif kebangsaan Indonesia dalam
konteks pergaulan dunia kami susun dengan sebaik baiknya semoga bisa
bermanfaat dan memberiakn inspirasi bagi setiap pembacanya sebagai bahan
pembelajaran untuk kedepannya

Palangka raya ,1september 2023

Tim penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ ii


DAFTAR ISI .......................................................................................................... iii
BAB I ...................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
A . LATAR BELAKANG ................................................................................... 1
B. RUMUSAN MASALAH................................................................................ 1
C. MAKSUD DAN TUJUAN ............................................................................. 2
BAB II ..................................................................................................................... 3
PEMBAHASAN ..................................................................................................... 3
A. Konsep Dan Urgensi Wawasan Nusantara ..................................................... 3
B. Menggali Sumber Historis, Sosiologis, dan Politik tentang Wawasan
Nusantara ............................................................................................................. 4
C. Dinamika dan Tantangan Konstitusi dalam kehidupan Berbangsa-Negara
Indonesia ............................................................................................................. 7
D. Pentingnya Dinamika Dan Tantangan Wawasan Nusantara ......................... 9
E. Esensi dan Urgensi konstitusi dalam Kehidupan Berbangsa-Negara ........... 11
BAB III ................................................................................................................. 15
PENUTUP ............................................................................................................. 15
A. KESIMPULAN ........................................................................................... 15
B. KRITIK DAN SARAN................................................................................. 16

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A . LATAR BELAKANG

Wawasan nusantara merupakan wawasan nasional (national outlook)


bangsa Indonesia yang selanjutnya dapat disingkat wasantara. Wawasan nasional
merupakan cara pandang bangsa terhadap diri dan lingkungan tempat hidup bangsa
yang bersangkutan. Cara bangsa memandang diri dan lingkungannya tersebut
sangat mempengaruhi keberlangsungan dan keberhasilan bangsa itu menuju
tujuannya. Bagi bangsa Indonesia, wawasan nusantara telah menjadi cara pandang
sekaligus konsepsi berbangsa dan bernegara. Ia menjadi landasan visional bangsa
Indonesia. Konsepsi wawasan nusantara, sejak dicetusakan melalui deklarasi
djuanda tahun 1957 sampai sekarang mengalami dinamika yang terus tubuh dalam
praktek kebidupan bangsa.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Bagaimana konsep dan urgensi wawasan nusantara ?


2. Bagaimana Sumber Historis, Sosiologis, dan Politik tentang Wawasan
Nusantara ?
3. Bagaimana Dinamika dan Tantangan Konstitusi dalam kehidupan
Berbangsa-Negara Indonesia ?
4. Apa Pentingnya Dinamika Dan Tantangan Wawasan Nusantara ?
5. Bagaimana Esensi dan Urgensi konstitusi dalam Kehidupan Berbangsa-
Negara ?

1
C. MAKSUD DAN TUJUAN

1. Agar mahasiswa memahami konsep dan urgensi wawasan nusantara.

2. Agar mahasiswa Menggali Sumber Historis, Sosiologis, dan Politik tentang


Wawasan Nusantara.

3. Agar mahasisa memahami Dinamika dan Tantangan Konstitusi dalam


kehidupan Berbangsa-Negara Indonesia

4. Agar mahasiswa memahami pentingnya wawasan nusantara sebagai


konsepsi dan pandangan kolektif bangsa indonesia dalam konteks pergaulan
dunia.
5. Agar mahasiswa memahamiEsensi dan Urgensi konstitusi dalam
Kehidupan Berbangsa-Negara

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Konsep Dan Urgensi Wawasan Nusantara

Wawasan nusantara merupakan Cara pandang dan sikap bangsa Indonesia


mengenai diri dan lingkungannya, dengan mengutamakan persatuan dan kesatuan
bangsa serta kesatuan wilayah dalam penyelenggaraan kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara. Namun, demikian timbul pertanyaan apa arti wawasan
nusantara dan apa pentingnya kehidupan berbangsa dan bernegara. Wawasan
Nusantara bisa kita bedakan dalam dua pengertian, yakni pengertian etimologis dan
pengertian terminologi.

Secara etimologi, kata wawasan nusantara berasal dari dua kata wawasan
dan nusantara. Wawasan dari kata wawas (bahasa jawa) yang artinya
pandangan.sementara kata “nusantara” merupakan gabungan kata nusa yang artinya
pulau atau kepulauan. sedangkan dalam bahasa latin kata lusa berasal dari
katanaesos yang dapat berarti semenanjung, bahkan suatu bangsa.

Kata kedua yaitu “antara” memiliki padanan dalam bahasa latin, in dan terra
yang berarti antara atau dalam suatu kelompok. “antara” juga mempunyai makna
yang sama dengan kata inter dalam bahasa inggris yang berarti antar (antara) dan
relasi. Sedangkan dalam bahsa sanskerta. Kata “antara” dapat diartikan sebagai laut

Ada pendapat lain yang menyatakan nusa berarti pulau. Dan antaranya berarti
dilapit atau berada ditengah-tengah. Nusantara beraeti gugusan pulau yangdilapit
atau berada ditengah-tengah antara benua dan dua samudra (pasha, 2008) tersebut
dikemukakan.

Berdasar pengertian terminologis, wawasan nusantara merupakan pandangan


bangsa Indonesia terhadap lingkungan tempat berada termasuk diri bangsa
Indonesia itu sendiri. Untuk membangun semangat kebangsaan dan cinta tanah air,
meskipun tampak bahwa wilayah Indonesia itu terdiri dari banyak pulau dengan

3
lautan yang luas, kita memandang wilayah Indonesia itu tetap merupakan satu
kesatuan, sebagai satu wilayah. “Wawasan Nusantara adalah cara pandang dan
sikap bangsa Indonesia mengenai diri dan lingkungannya, dengan mengutamakan
persatuan dan kesatuan bangsa serta kesatuan wilayah dalam penyelenggaraan
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara” GBHN 1998.

Dalam kehidupan berbangsa dan bernegara Indonesia, keberadaan wawasan


nusantara pada dasarnya digunakan sebagai jembatan penghubung dan pemersatu
bagi wawasan lokal yang terdapat di setiap daerah atau geografis nusantara. Jadi,
wawasan lokal pada dasarnya boleh berbeda dengan wawasan nasional, namun
harus ada jembatan yang harus menghubungkan kedua wawasan tersebut.
Selanjutnya, wawasan lokal tidak boleh bertentangan dengan wawasan nasional,
dalam arti tidak boleh keluar dari konteks wawasan nasional. Keperbedaan
wawasan lokal dengan wawasan nasional, harus diartikan sebagai variadi dan
kekayaan yang dimiliki bangsa indonesia yang diangkat dari keanekaragaman
budaya yang ada. Secara demikian, munculnya wawasan nasional merupakan
resultante (hasil) dari interaksi wawasan lokal yang beraneka ragam.

B. Menggali Sumber Historis, Sosiologis, dan Politik tentang Wawasan


Nusantara

Ada sumber historis (sejarah), sosiologis, dan politis terkait dengan munculnya
konsep wawasan Nusantara. Sumber-sumber itu melatar belakangi berkembangnya
wawasan nusantara.

1. Latar belakang sumber historis


Wilayah Indonesia didasarkan pada Territoriale Zee en Maritieme
Kringen Ordonantie 1939 (TZMKO 1939) atau dikenal dengan nama
Ordonansi 1939 Penentuan lebar laut lebar 3 mil laut dengan cara menarik
garis pangkal berdasarkan garis air pasang surut atau countour pulau/darat.
Laut setelah garis 3 mil merupakan lautan bebas yang berarti kapal asing
boleh dengan bebas melayari laut yang memisahkan pulau-pulau tersebut.
Laut dengan demikian menjadi pemisah pulaupulau di Indonesia.
Lahirnya konsepsi wawasan nusantara bermula dari perdana menteri
Ir.H. Djuanda kartawidjaja yang pada tanggal 13 desember 1957

4
mengeluarkan deklarasi yang selanjutnya dikenal sebagai deklarasi
Djuanda isi deklarasi tersebut sebagai berikut: Isi pokok deklarasi ini
adalah bahwa lebar laut territorial Indonesia 12 mil yang dihitung dari garis
yang mengubungkan pulau terluar Indonesia. Dengan garis tutorial yang
baru iini wilayah Indonesia menjadi satu kesatuan wilayah.
Sebelum keluarnya deklarasi Djuanda, wilayah Indonesia
didasarkan pada territorial zee en maritime kringen ordinantie 1939
(TZMKO 1939) atau dikenal dengan nama ordonasi 1939, sebuah
peraturan buatan pemerintah hindia-belanda. Isi oedonasi tersebut pada
intinya adalah penentuan lebar laut 3 mil dengan cara menarik garis
pangkal berdasarkan garis air pasang surut atau countour pulau/darat.
Guna memperkuat kedaulatan atas wilayah negara tersebut
dibentuklah undang-undang sebagai penjabarannya. Setelah keluarnya
deklarasi Djuanda 1957 dibentuklah undang-undang No. 4 Prp Tahun 1960
tentang perairan Indonesia.
Penguatan Konsepsi Wawasan Nusantara “Negara Kesatuan
Republik Indonesia adalah sebuah negara kepulauan yang berciri
Nusantara dengan wilayah yang batas-batas dan hak-haknya ditetapkan
dengan undang-undang”. Pasal 25 A UUD NRI 1945 Undang-Undang No.
4 Prp Tahun 1960 tentang Perairan Indonesia. Konferensi PBB tanggal 30
April 1982 “The United Nation Convention on the Law of the Sea”
(UNCLOS). Wilayah laut yang dimiliki Indonesia menjadi sangat luas,
yakni mencapai 5,9 juta km2, terdiri atas 3,2 juta km2 perairan territorial
dan 2,7 juta km2 perairan zona ekonomi eksklusif (ZEE). Luas perairan ini
belum termasuk landas kontinen (continent shelf).
Tidak hanya melalui peraturan perundang-undang nasional, bangsa
Indonesia juga memperjuangkan konsepsi wawasan nusantara berdasar
deklarasi Djuanda ini ke forum international agar dapat pengakuan bangsa
lain atau masyarakat internasional.
2. Latar belakang sosiologis wawasan nusantara
Berdasar pada kondisi sosial budaya masyarakat Indonesia,
wawasan nusantara yang pada awalnya berpandangan akan “kesatuan atau

5
keutuhan wilayah” diperluas lagi sebagai pandangan akan “persatuan
bangsa”. Sumber Sosiologis Semangat kebangsaan Indonesia, Kebangkitan
Nasional 20 Mei 1908, Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928, Proklamasi
Kemerdekaan bangsa pada tanggal 17 Agustus 1945, Deklarasi Djuanda
1957. Wawasan Nusantara tidak hanya wawasan kewilayahan tetapi juga
berkembang sebagai wawasan kebangsaan. Esensi wawasan nusantara
tidak hanya kesatuan atau keutuhan wilayah tetapi juga persatuan bangsa.
Berdasarkan sejarah, wawasan nusantara bermula dari wawasan
kewilayahan. Ingat deklarasi Djuanda 1957 sebagai perubahan atas
ordonasi 1939 berintikan mewujudkan wilayah Indonesia sebagai satu
kesatuan wilayah, tidak lagi terpisah-pisah. sebagai konsepsi kewilayahan,
bangsa Indonesia mengusahakan dan memandang wilayah sebagai satu
kesatuan.
Namun seiring tuntunan perkembangan, konsepsi wawasan
nusantara mencakup pandangan akan satu kesatuan politik, ekonomi, social
budaya, dan pertahanan keamanan, termasuk persatuan sebagai satu
bangsa. Sebagaimana dalam urusan GBHN 1998 dikatakan wawasan
nusantara adalah cara pandang dan sikap bangsa Indonesia mengenai diri
dan lingkungannya, dengan mengutamakan persatuan dan kesatuan bangsa
serta kesatuan wilayah dalam penyelenggaraan kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara. Ini berarti lainnya konsep wawasan nusantara
juga dilatar belakangi oleh kondisi sosiologis masyarakat Indonesia.
Hal diatas, keadaan sosiologis masyarakat Indonesia dan juga
keberlangsungan penjanjahan yang memecah belah bangsa, telah
melatarbelakangi tumbuhnya semangan dan tekad-tekad orang wilayah
dinusantara ini untuk bersatu dalam satu nasionalitas, satu kebangsaan
yakni bangsa Indonesia.

3. Latar belakang politis wawasan nusantara


Selanjutnya Secara politis, ada kepentingan nasional bagaimana
agar wilayah yang utuh dan bangsa yang bersatu ini dapat dikembangkan,
dilestarikan, dan dipertahankan secara terus menerus. Sumber Politis

6
Kepentingan nasional merupakan turunan lanjut dari cita-cita nasional,
tujuan nasional, maupun visi nasional. Cita-cita nasional bangsa Indonesia
sebagaimana tertuang dalam pembukaan UUD 1945 alinea II adalah untuk
mewujudkan Negara Indonesia, yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan
makmur. Tujuan nasional Indonesia sebagaimana tertuang dalam
pembukaan UUD 1945 alinea IV salah satunya adalah melindungi segenap
bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia. Visi nasional
Indonesia menurut ketetapan MPR No VII/MPR/2001 tentang Visi
Indonesia Masa Depan adalah terwujudnya masyarakat Indonesia yang
religius, manusiawi, bersatu, demokratis, adil, sejahtera, maju, mandiri,
serta baik dan bersih dalam penyelenggaraan negara.
Wawasan nusantara pada dasarnya adalah pandangan geopolitik
bangsa Indonesia, Geopolitik secara tradisional didefinisikan sebagai studi
tentang "pengaruh faktor geografis pada tindakan politik” Geopolitik
adalah ilmu yang mempelajari hubungan antara faktor-faktor geografi,
strategi dan politik suatu negara. Adapun dalam impelementasinya
diperlukan suatu strategi yang bersifat nasional (Ermaya Suradinata, 2001)
Pandangan tentang wilayah, letak dan geografi suatu negara akan
mempengaruhi kebijakan atau politik negara yang bersangkutan

C. Dinamika dan Tantangan Konstitusi dalam kehidupan Berbangsa-Negara


Indonesia

Dengan adanya konsepsi Wawasan Nusantara wilayah Indonesia menjadi


sangat luas dengan beragam isi flora, fauna, serta penduduk yang mendiami wilayah
itu. Namun demikian, konsepsi wawasan nusantara juga mengajak seluruh warga
negara untuk memandang keluasan wilayah dan keragaman yang ada di dalamnya
sebagai satu kesatuan. Kehidupan politik, ekonomi, sosial budaya, pertahanan dan
keamanan dalam kehidupan bernegara merupakan satu kesatuan.
Luas wilayah Indonesia tentu memberikan tantangan bagi bangsa Indonesia
untuk mengelolanya. Hal ini dikarenalan luas wilayah memunculkan potensi
ancaman dan sebaliknya memiliki potensi keunggulan dan kemanfaatan. Yaitu
Potensi positif yang ada tentu saja perlu digali, diolah, didayagunakan, dan
dimanfaatkan sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat. Potensi negatif perlu

7
diantisipasi, ditanggulangi, dan dijaga agar tidak merusak atau mengganggu
kelangsungan hidup masyarakat.

Wawasan nusantara telah menjadi landasan visiponal bagi bangsa Indonesia


guna memperkokoh kesatuan wilayah dan persatuan bangsa akan terus meneruis
dilakukan. Hal ini dikarenakan visi tersebut dihadapkan pada dinamika kehidupan
yang selalu berkembang dan tantangan yang berbeda sesuai dengan perubahan
zaman.

Dinamika yang berkembang itu misalnya, jika pada masalalu penguasaan


wilayah dilakukan dengan pendudukan militer maka sekarang ini lebih ditekankan
pada upaya perlindungan pelestarian diwilayah tersebut. Tantangan yang berubah,
misalnya adanya perubahan dari kejahatan konvensional menjadi kejahatan didunia
maya.

Wawasan nusantara pada dasarnya menjadi cara pandang suatu bangsa yang
di dalamnya menampakkan bagaimana suatu bangsa itu melakukan dialogis dengan
kondisi geografis dan sosial budayanya. Wawasan nasional, juga di artikan sebagai
cara pandang nasional yang merupakan salah satu gagasan falsafah hidup bangsa
yang berisikan dorongan-dorongan motifasi dan rangsangan di dalam
merealisasikan dan mencapai aspirasi serta tujuan nasional. Bangsa indonesia
memiliki wawasan nasional dan pada perkembangannya yang terakhir wawasan
tersebut merupakan suatu konsepsi kewilayahan dan konsepsi politik
ketatanegaraan bagi bangsa indonesia dan bukanlah semata-mata sebagai suatu
konsepsi pertahanan keamanan belaka. Degan demikian maka konsepsi wawasan
nusantara mencakup seluruh bidang kehidupan sosial bangsa yang menjadi
pedoman bagi pembinaan kelangsungan hidup bangsa indonesia. Sebagai umat
yang beragama kita percaya bahwa Tuhan Yang Maha Esa telah menciptakan empat
golongan mahluk, yaitu :

a) benda mati yang hanya mempunyai bentuk dan wujud.


b) flora yang mempunyai bentuk wujud dan kehidupan.
c) fauna yang mempunyai bentuk, wujud, kehidupan daya reaksi dan naluri.

8
d) manusia yang mempunyai bentuk, wujud, kehidupan daya reaksi dan naluri
dengan ahlak dan daya pikir.

Wawasan nusantara dalam perundang-undangan negara republik indonesia


yang merupakan suatu pandangan, sikap pendirian dan keyakinan bangsa indonesia
yang telah lama dikenal dan dianutnya, dan bahkan telah mempunyai legalitas
dalam kehidupan kita sebagai bangsa dan negara yang telah merdeka dan berdaulat.
Wawasan dalam mencapai tujuan pembangunan nasional adalah wawasan
nusantara yang mencakup :

a) perwujusan kepulauan nusantara sebagai suatu kesatuan politik


b) perwujudan kepulauan nusantara sebagai satu kesatuan sosial dan budaya.
c) perwujudan kepulauan nusantara sebagai satu kesatuan ekonomi.
d) perwujudan kepulauan nusantara sebagai satu kesatuan pertahanan dan
keamanan.

Implementasi wawasan nusantara dalam kehidupan nasional,Wawasan


nusantara dalam kehidupan nasional yang mencakup kehidupan politik, ekonomi,
sosial budaya dan pertahanan keamanan harus tercermin dalam pola pikir, pola
sikap, dan pola tindakan yang senantiasa mengutamakan kepentingan bangsa dan
negara kesatuan republik indonesia diatas kepentingan pribadi dan golongan.

D. Pentingnya Dinamika Dan Tantangan Wawasan Nusantara

Salah satu persyaratan mutlak harus dimiliki oleh sebuah negara adalah
wilayah kedaulatan, disamping rakyat dan pemerintah yang diakui. Konsep dasar
wilayah kepulauan telah diletakkan melalui Deklarasi Djuanda 13 Desember 1957.
Deklarasi tersebut memiliki nilai sangat strategis bagi bangsa Indonesia, karena
telah melahirkan konsep wawasan nusantara yang menyatukan wilayah Indonesia,
karena telah melahirkan konsep wawasan nusantara yang menyatukan wilayah
Indonesia. Wawasan ialah cara pandang bangsa Indonesia berdasarkan Pancasila
dan Undang-Undang Dasar 1945 tentang diri dan lingkungannya. Unsur-unsur
dasar wawasan nusantara itu adalah wadah, isi, dan tata laku. Dalam kehidupannya,
bangsa Indonesia tidak terlepas dari pengaruh interaksi dan interelasi dengan
lingkungan sekitar (regional atau internasional). Salah satu pedoman bangsa

9
Indonesia dalam wawasan nasional yang berpijak pada wujud wilayah nusantara
disebut Wawasan Nusantara.

Wawasan nusantara adalah cara pandang dan sikap bangsa Indonesia


mengenai diri dan bentuk geografinya berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 serta
sesuai dengan geografi wilayah Nusantara yang menjiwai kehidupan bangsa dalam
mencapai tujuan cita-cita nasional. Unsur Dasar Wawasan Nusantara Wadah
(Counter) Wadah kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara meliputi
seluruh wilayah Indonesia yang memiliki sifat serba nusantara dengan kekayaan
alam dan penduduk serta aneka ragam budaya. Isi (Content) Isi adalah aspirasi
bangsa yang berkembang dimasyarakat dan cita-cita serta tujuan nasional yang
terdapat dalam pembukaan UUD 1945. Isi ini sendiri menyangkut dua hal yang
esensial, yakni : Relasasi aspirasi bangsa Persatuan dan Kesatuan Tata Laku
(Conduct) Tata Laku merupakan hasil interaksi antara wadah dan isi yang terdiri
dari tata laku batiniah dan lahiriah. Tantangan Implementasi Nusantara
Pemberdayaan Masyarakat, Pemberdayaan masyarakat dalam arti memberikan
peranan dalam bentuk aktivitas dan partisipasi masyarakat untuk mencapai tujuan
nasional hanya dalam dilaksankan oleh negara-negara maju dengan Buttom Up
Planning, sedang untuk negara berkembang dengan Top Down Planning karena
adanya keterbatasan kualitas sumber daya manusia, sehingga diperlukan landasan
operasional berupa GBHN.

Kondisi nasional (pembangunan) yang tidak merata mengakibatkan


keterbelakangan dan ini merupakan ancaman bagi integritas. Dunia Tanpa Batas
Perkembangan Iptek dan perkembangan masyarakat global dikaitkan dengan dunia
tanpa batas merupakan tantangan wawasan nusantara. Mengingat perkembangan
tersebut akan mempengaruhi masyarakat indonesia dalam pola pikir, pola sikap dan
pola tindak didalam masyarakat, berbangsa dan bernegara. Era Baru Kapitalisme
Sloan dan Zureker menyatakan kapitalisme adalah suatu sistem ekonomi yang
didasarkan atas hak milik swasta atas macam-macam barang dan kebebasan
individu untuk mengadakan perjanjian dengan pihak lain dan untuk berkecimpung
dalam aktifitas-aktifitas ekonomi yang di pilihnya sendiri. Lester Thurow
menyatakan, “Untuk dapat bertahan dalam era baru kapitalisme harus membuat

10
strategi baru yaitu keseimbangan (balance) anatara paham individu dan paham
sosialis”. Kesadaran Warga Negara Pandangan Indonesia tentang hak dan
kewajiban Masyarakat Indonesia mempunyai kedudukan, hak, dan kewajiban yang
sama. Hak dan kewajiban dapat dibedakan namun tidak dapat dipisahkan.
Kesadaran Bela Negara Dalam mengisi kemerdekaan perjuangan yang dilakukan
adalah perjuangan non fisik untuk memerangi keterbelakangan, kemiskinan,
kesenjangan sosial, membrantas KKN, menguasai Iptek, meningkatkan kuliatas
SDM, transparan, dan memelihara persatuan, Kedudukan, Fungsi, dan Tujuan
Wawasan Nusantara Kedudukan Wawasan Nusantara sebagai wawasan nasional
bangsa Indonesia merupakan ajaran yang diyakini kebenarannnya oleh seluruh
rakyat agar tidak terjadi penyesatan dan penyimpangan dalam upaya mencapai serta
mewujudkan cita-cita dan tujuan nasional.

E. Esensi dan Urgensi konstitusi dalam Kehidupan Berbangsa-Negara

Sebagaimana telah di kemukakan di muka, esensi atau hakikat dari wawasan


nusantara adalah “kesatuan wilayah dan persatuan bangsa” Indonseia. Mengapa
perlu kesatuan wilayah? Mengapa perlu persatuan bangsa? Sebelumnya anda telah
mengkaji bahwa sejarah munculnya wawasan nusantara adalah kebutuhan akan
kesatuan atau keutuhan wilayah Indonesia yang terbentang dari Sabang sampai
Merauke. Wilayah itu harus merupakan satu kesatuan tidak lagi terpisah-pisah oleh
adanya lautan bebas. Sebelumnya kita ketahuai bahwa wilayah Indonesia itu
terpecah-pecah sebagai akibat dari aturan hukum kolonial Belanda yakni Ordonomi
1939. Baru setelah adanya Deklarasi Djuanda tanggal 13 Desember 1957, wilayah
Indonesia barulah merupakan satu kesatuan dimana laut tidak lagi merupakan
pemisah tetapi sebagai penghubung.
Wilayah Indonesia sebagai satu kesatuan memiliki keunikan antara lain :
a) Bercirikan negara kepulauan (Archipelago State) dengan jumlah 17.508
pulau
b) Luas wilayah 5.192 juta km2 dengan perincian daratan seluas 2.027 juta
km2 dan laut seluas 3.166 juta km2. Negara kita terdiri 2/3 lautan/perairan.
c) Jarak utara selatan 1.888 km dan jarak timur barat 5.110 km

11
d) Terletak diantara dua benua dan dua samudra (posisi silang)
e) Terletak pada garis katulistiwa
f) Berada pada iklim tropis dengan dua musim
g) Menjadi pertemuan dua jalur pergunungan yaitu Mediterania dan Sirkum
Pasifik
h) Berada pada 60 LU- 110 LS dan 950 BT – 1410 BT
i) Wilayah yang subur dan habittable (dapat dihuni)
j) Kaya akan flora, fauna, dan sumberdaya alam.
Wawasan nusantara yang pada awalnya sebagai konsepsi kewilayahan
berkembang menjadi konsepsi kebangsaan. Artinya wawasan nusantara tidak hanya
berpandangan keutuhan wilayah, tetapi juga persatuan bangsa. Bangsa Indonesia
dikenal sebagai bangsa yang heterogen. Heterogenitas bangsa ditandai dengan
keragaman suku, agama, ras, dan kebudayaan. Bangsa yang heterogen dan beragam
ini juga harus mampu bersatu. Cobalah anda kemukakan mengapa bangsa Indonesia
yang beragam ini harus kita pandang sebagai satu kesatuan ?

Bangsa Indonesua sebagai kesatuan juga memiliki keunikan yakni:

1. Memiliki keragaman suku, yakni sekitar 1.128 suku bangsa (Data BPS,
2010)
2. Memiliki jumlah pendudukan besar, sekitar 242 juta (Bank Dunia, 2011)
3. Memiliki keragaman ras
4. Memiliki kergaman agama
5. Memilliki keragaman kebudayaan, sebagai konsekuensi dari keragman suku
bangsa.

Konsep Wawasan Nusantara menciptakan pandangan bahwa Indonesia


sebagai satu kesatuan wilayah merupakan satu kesatuan politik, sosial budaya,
ekonomi serta pertahanan dan keamanan atau dengan kata lain perwujudan
wawasan nusantara sebagai satu kesatuan politik sosial budaya, ekonomi dan
pertahanan dan keamanan. Pandangan demikian penting sebagai landasan visional
bangsa Indonesia terutama dalam melaksanakan pembangunan.

12
1. Perwujudan Kepulauan Nusantara sebagai Satu Kesatuan Politik Memiliki
makna :
a) Bahwa kebulatan wilayah nasional dengan segala isi dan kekayaannya
merupakan satu kesatuan wilayah, wadah, ruang hidup, dan kesatuan matra
seluruh bangsa serta menjadi modal dan miliki bersama bangsa.
b) Bahwa bangsa Indonesia yang terdiri dari berbagai suku dan berbicara
dalam berbagai bahasa daerah serta memeluk dan meyakini berbagai agama
dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa harus merupakan satu
kesatuan bangsa yang bulat dalam arti yang seluas luasnya.
c) Bahwa secara psikologis, bangsa Indonesia harus merasa satu, senasib,
sepenanggungan, sebangsa dan setanah air, serta mempunyai tekad dalam
mencapai cita-cita bangsa.
d) Bahwa pancasila adalah satu-staunya falsafah serta ideologi bangsa dan
negara yang melandasi, membimbing, dan mengarahkan bangsa.
e) Bahwa kehidupan politik di seluruh wilayah Nusatara merupakan satu
kesatuan politik yang diselenggarakan berdasarkan Pancasila dan Undang-
Undang Dasar 1945.
f) Bahwa seluruh Kepulauan Nusantara merupakan satu kesatuan sistem
hukum dalam arti bahwa hanya ada satu hukun nasional yang mengabdi
kepada kepentingan nasional.
g) Bahwa bangsa Indonesia yang hidup berdampingan dengan bangsa lain ikut
menciptakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian
abadi, dan keadilan sosial melalui politik luar negeri bebas aktif serta
diabdikan pada kepentingan nasional.
2. Perwujudan Kepulauan Nusantara sebagai Satu Kesatuan Ekonomi
Memiliki makna:
a) Bahwa kekayaan wilayah Nusantara baik potensial maupun efektif adalah
modal dan milik bersama bangsa, dan bahwa keperluan hidup sehari-hari
harus tersedia merata di seluruh wilayah tanah air.
b) Tingkat perkembangan ekonomi harus serasi dan seimbang di seluruh
daerah, tanpa meninggalkan ciri khas yang dimiliki oleh daerah dalam
pengembangan kehidupan ekonominya.

13
c) Kehidupan perekonomian di seluruh wilayah Nusantara merupakan satu
kesatuan ekonomi yang diselenggarakan sebagai usaha bersama atas asas
kekeluargaan dan ditujukan bagi sebesar-besar kemakmuran rakyat.
3. Perwujudan Kepulauan Nusantara sebagai Satu Kesatuan Sosial Budaya
Memiliki makna:
a) Bahwa masyarakat Indonesia adalah satu, perikehidupan bangsa harus
merupakan kehidupan bangsa yang serasi dengan terdapatnya tingkat
kemajuan masyarakat yang sama, merata dan seimbang, serta adanya
keselarasan kehidupan yang sesuai dengan tingkat kemajuan bangsa.
b) Bahwa budaya Indonesia pada hakikatnya adalah satu, sedangkan corak
ragam budaya yang ada menggambarkan kekayaan budaya bangsa yang
menjadi modal dan landasan pengembangan budaya bangsa seluruhnya,
dengan tidak menolak nilai–nilai budaya lain yang tidak bertentangan
dengan nilai budaya bangsa, yang hasil-hasilnya dapat dinikmati oleh
bangsa.
4. Perwujudan Kepulauan Nusantara Sebagai Satu Kesatuan Pertahanan dan
keamanan
Memiliki makna:
a) Bahwa ancaman terhadap satu pulau atau satu daerah pada hakekatnya
merupakan ancaman terhadap seluruh bangsa dan negara.
b) Bahwa tiap-tiap warga negara mempunyai hak dan kewajiban yang sama
dalam rangka pembelaan negara dan bangsa.

14
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Wawasan nusantara bermula dari wawasan kewilayahan dengan dicetuskannya


Deklarasi Djuanda tanggal 13 Desember 1957. Inti dari deklarasi itu adalah segala
perairan di sekitar, di antara dan yang menghubungkan pulau-pulau yang termasuk
Negara Indonesia dengan tidak memandang luas atau lebarnya adalah bagian-
bagian yang wajar dari pada wilayah daratan Negara Indonesia. Dengan demikian,
bagian dari perairan pedalaman atau nasional yang berada di bawah kedaulatan
mutlak milik Negara Indonesia.
Keluarnya Deklarasi Djuanda 1957 membuat wilayah Indonesia sebagai satu
kesatuan wilayah. Laut bukan lagi pemisah pulau, tetapi laut sebagai penghubung
pulau-pulau Indonesia. Melalui perjuangan di forum internasional, Indonesia
akhirnya diterima sebagai Negara kepulauan (Archipelago state) berdasarkan hasil
keputusan Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang Hukum Laut (UNCLOS)
tahun1982.
Pertambahan luas wilayah Indonesia sebagai satu kesatuan memberikan potensi
keunggulan (positif) yang dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kesejahteraan.
Namun demikian juga mengundang potensi negatif yang bisa mengancam keutuhan
bangsa dan wilayah.
Wawasan nusantara sebagai konsepsi kewilayahan selanjutnya dikembangkan
sebagai konsepsi politik kenegaraan sebagai cara pandang bangsa Indonesia
terhadap diri dan lingkungan tempat tinggalnya sebagai satu kesatuan wilayah dan
persatuan bangsa.
Esensi dari wawasan nusantara adalah kesatuan atau keutuhan wilayah dan
persatuan bangsa, mencakup di dalamnya pandangan akan satu kesatuan politik,
ekonomi, sosial budaya, pertahanan dan keamanan. Wawasan nusantara merupakan
perwujudan dari sila III Pancasila yakni Persatuan Indonesia.
Rumusan wawasan nusantara termuat pada naskah GBHN 1973 sampai 1998
dan dalam Pasal 25 A UUD NRI 1945. Menurut pasal 25 A UUD NRI 1945,

15
Indonesia dijelaskan dari apek kewilayahannya, merupakan sebuah negara
kepulauan (Archipelago State) yang berciri nusantara.
Berdasar Pasal 25 A UUD NRI 1945 ini pula, bangsa Indonesia menunjukkan
komitmennya untuk mengakui pentingnya wilayah sebagai salah satu unsur negara
sekaligus ruang hidup (lebensraum) bagi bangsa Indonesia yang telah menegara.
Ketentuan ini juga mengukuhkan kedaulatan wilayah NKRI di tengah potensi
perubahan batas geografis sebuah negara akibat gerakan separatisme.

B. KRITIK DAN SARAN

Demikianlah pokok bahasan makalah ini yang dapat kami paparkan, besar
harapan kami makalah ini dapat bermanfaat untuk kalangan banyak. Karena
keterbatasan pengetahuan dan referensi, penulis menyadari makalah ini masih jauh
dari sempurna. Oleh karena itu saran dan kritik yang membangun sangat diharapkan
agar makalah ini dapat disusun menjadi lebih baik lagi dimasa yang akan datang.

16
DAFTAR PUSTAKA

Jenis Sumber Citasi dalam Teks/ Foot note


Buku PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN (PH4103,
PH3103, EKW212)

M. IQBAL KATIK RE., S .ST., M.P.PAR.

Jurnal

Dinamika Historis dan Pentingnya Wawasan


Nusantara Mata Kuliah: Pendidikan
Kewarganegaraan.

Niko Tesni Saputro Alfian Eka Pradana

Situs Web
Dinamika Historis,dan Urgensi WANUS Sebagai
Konsepsi dan Pandangan Kolektif Kebangsaan
Indonesia Dalam Konteks Pergaulan Dunia

Jurnal Online
BAGAIMANA DINAMIKA HISTORIS, DAN URGENSI
WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI KONSEPSI DAN
PANDANGAN KOLEKTIF KEBANGSAAN INDONESIA
DALAM KONTEKS PERGAULAN DUNIA.

17

Anda mungkin juga menyukai