Disusun oleh:
Terimakasih kepada Ibu Lilis Sumaryanti sebagai Dosen pada mata kuliah “Kewarganegaraan”
yang telah memberi kesempatan pada kami untuk membuat makalah ini sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini tepat waktu, kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna. Sehingga kami selaku penyusun sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun
dari pembaca. Akhir kata Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat untuk kelompok kami
khususnya
Wassalamualaikum Wr. Wb
Penulis
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................................................2
DAFTAR ISI.......................................................................................................................................3
TINJAUAN LITERATUR.................................................................................................................4
BAB I...................................................................................................................................................5
PENDAHULUAN...............................................................................................................................5
1.1 Latar Belakang.......................................................................................................................5
1.2 Rumusan Masalah.................................................................................................................6
1.3 Tujuan Penulisan...................................................................................................................6
1.4 Metode.....................................................................................................................................6
BAB II..................................................................................................................................................7
PEMBAHASAN..................................................................................................................................7
2.1 Pengertian Konsep Dan Urgensi Wawasan Nusantara.....................................................7
2.2 Alasan Mengapa Wawasan Nusantara Sangat Diperlukan..............................................7
2.3 Menggali Sumber Historis, Sosiologis, dan Politik tentang Wawasan Nusantara.........8
2.4 Esensi Dan Urgensi Nusantara.............................................................................................8
2.5 Pandangan Bangsa Indonesia Dalam Konteks Pergaulan Dunia..................................12
BAB III..............................................................................................................................................15
PENUTUP.........................................................................................................................................15
3.1 Kesimpulan...........................................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................................16
3
TINJAUAN LITERATUR
Abstract
The archipelago insight as a way of view also teaches how important it is to build unity and unity in
all aspects of national and state life in achieving its goals and ideals. In fact, the contents of the
values of archipelago insight have been stated in the state foundation, namely Pancasila and the
preamble to the 1945 Constitution. The purpose of the archipelago vision is to ensure the life of the
nation in the midst of rapid changing times while maintaining world order based on independence,
lasting peace, and social justice. The Indonesian nation is expected to be able to maintain aspects
of political, economic, socio-cultural, as well as defense and security life.
Keywords: Historical Dinamics, archipelago insight,World Accociation.
Abstrak
Wawasan nusantara sebagai cara pandangan juga mengajarkan bagaimana pentingnya membina
persatuan dan kesatuan dalam segenap aspek kehidupan bangsa dan negara dalam mencapai tujuan
dan cita-citanya. Secara keadaanya pun, isi nilai-nilai wawasan nusantara telah tertuang dalam dasar
negara yaitu Pancasila dan pembukaan UUD tahun 1945. Tujuan wawasan nusantara ialah untuk
menjamin kehidupan bangsa ditengah perubahan zaman yang cepat dengan tetap menjaga
ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial. Bangsa
Indonesia diharapkan mampu menjaga aspek kehidupan politik, ekonomi, sosial budaya, maupun
pertahanan dan keamanan.
Kata Kunci: Dinamika Historis, Wawasan Nusantara, Pergaulan Dunia.
4
BAB I
PENDAHULUAN
5
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang akan dibahas adalah sebagai berikut:
1. Apa konsep dan urgensi wawasan nusantara ?
2. Mengapa wawasan nusantara sangat diperlukan ?
3. Apa saja sumber historis, sosiologis, dan politik wawasan nusantara ?
4. Bagaimana esensi dan urgensi wawasan nusantara ?
5. Bagaimana pandangan kebangsaan dalam konteks pergaulan dunia ?
1.4 Metode
Penelitian ini merupakan penelitian studi literatur yang mengulas dan membahas artikel-artikel
penelitian sebelumnya mengenai bagaimana Wawasan nusantara dapat membangun dan
memperkokoh rasa nasionalisme warga negara. Artikel ini akan lebih berpusat untuk
mendiskusikan hasil-hasil penelitian yang terdahulu terkait dengan upaya membangun rasa dan
sikap nasionalisme setiap warga negara melalui pembelajaran Wawasan nusantara untuk
mewujudkan warga negara yang mencintai tanah airnya dan nilai-nilai dan budaya yang ada di
tanah air atau bangsa serta dengan sukarela menjaga persatuan Indonesia dan keutuhan NKRI.
Adapun teknik pengumpulan datanya dengan menggunakan dokumentasi seperti berupa buku-
buku atau e-book artikel yang relevan1.
1
Ratih and Najicha, “Wawasan Nusantara Sebagai Upaya Membangun Rasa Dan Sikap Nasionalisme Warga Negara :
Sebuah Tinjauan Literatur.”
6
BAB II
PEMBAHASAN
2
Setiawan, “Kontribusi Tingkat Pemahaman Konsepsi Wawasan Nusantaraterhadap Sikap Nasionalisme Dan Karakter
Kebangsaan.”
7
diharapkan mampu menjaga aspek kehidupan politik, ekonomi, sosial budaya, maupun
pertahanan dan keamanan .
2.3 Menggali Sumber Historis, Sosiologis, dan Politik tentang Wawasan Nusantara
Apabila melihat dari latar belakang historis, dapat dikatakan munculnya konsep wawasan
nusantara bermula dari dikeluarkannya Deklarasi Djuanda oleh Perdana Menteri Ir. H.
Djuanda Kartawidjaja tentang lebar laut teritorial Indoneisa. Setelah hal tersebut, konsep
wawasan nusantara juga diperkuat dengan adanya pasal 25A UUD NRI 1945 yang
menyatakan bahswa NKRI merupakan negara kepulauan dengan ciri Nusantara yang
memiliki batas dan haknya diatur dalam undang-undang. Konsep wawasan nusantara ini juga
diperkuat lagi dengan diperjuangkannya Deklarasi Djuanda pada forum internasional yaitu
Konferensi PBB.
Sedangkan dari aspek atau latar belakang lain, sumber munculnya konsep wawasan
nusantara juga memiliki latar belakang sosiologis. Penyebab awal mulanya ialah karena
pertikaian dan adu domba yang dilakukan Belanda pada bangsa Indonesia. Hal itu
memunculkan pandangan tentang kesatuan dan keutuhan wilayah atau persatuan. Rasa tidak
ingin terpecah belah kembali lah yang mewujudkan semangat tersebut. Salah satu bukti dari
semangat persatuan Indonesia ialah Sumpah Pemuda3.
Untuk aspek politik konsep wawasan nusantara muncul sebagai turunan lanjutan cita-cita,
tujuan, dan visi nasional. Wawasan nusantara juga merupakan pandangan geopolitik, yaitu
ilmu tentang hubungan faktor geografi dengan strategi politik suatu bangsa, Dalam
pengimplementasiannya memerlukan strategi bersifat nasional yang menggunakan pandangan
tentang wilayah suatu negara.
4
Haryanto, “Pendekatan Historis Dalam Studi Islam.”
5
Gambar et al., “Buku.”
6
Haryanto, “Pendekatan Historis Dalam Studi Islam.”
9
i. Wilayah yang subur dan habittable (dapat dihuni)
h) Kaya akan flora, fauna, dan sumberdaya alam7
Wawasan nusantara yang pada awalnya sebagai konsepsi kewilayahan berkembang
menjadi konsepsi kebangsaan. Artinya wawasan nusantara tidak hanya berpandangan
keutuhan wilayah, tetapi juga persatuan bangsa. Bangsa Indonesia dikenal sebagai bangsa
yang heterogen. Heterogenitas bangsa ditandai dengan keragaman suku, agama,ras, dan
kebudayaan. Bangsa yang heterogen dan beragam ini juga harus mampu bersatu. Cobalah
anda kemukakan mengapa bangsa Indonesia yang beragam ini harus kita pandang sebagai
satu kesatuan8.
Bangsa Indonesia sebagai kesatuan juga memiliki keunikan yakni:
a) Memiliki keragaman suku, yakni sekitar 1.128 suku bangsa (Data BPS, 2010)
b) Memiliki jumlah penduduk besar, sekitar 242 juta (Bank Dunia, 2011) 9 3. Memiliki
keragaman ras
c) Memiliki keragaman agama
d) Memiliki keragaman kebudayaan, sebagai konsekuensi dari keragaman suku bangsa
Konsep Wawasan Nusantara menciptakan pandangan bahwa Indonesia sebagai satu
kesatuan wilayah merupakan satu kesatuan politik, sosialbudaya, ekonomi serta pertahanan
dan keamanan. Atau dengan kata lain perwujudan wawasan nusantara sebagai satu kesatuan
politik, sosialbudaya, ekonomi dan pertahanan dan keamanan. Pandangan demikian penting
sebagai landasan visional bangsa Indonesia terutama dalam melaksanakan pembangunan9.
1. Perwujudan Kepulauan Nusantara sebagai Satu Kesatuan Politik Memiliki makna:
a) Bahwa kebulatan wilayah nasional dengan segala isi dan kekayaannya merupakan satu
kesatuan wilayah, wadah, ruang hidup, dan kesatuan matra seluruh bangsa serta
menjadi modal dan milik bersama bangsa.
b) Bahwa bangsa Indonesia yang terdiri dari berbagai suku dan berbicara dalam berbagai
bahasa daerah serta memeluk dan meyakini berbagai agama dan kepercayaan terhadap
Tuhan Yang Maha Esa harus merupakan satu kesatuan bangsa yang bulat dalam arti
yang seluasluasnya.
c) Bahwa secara psikologis, bangsa Indonesia harus merasa satu, senasib
sepenanggungan, sebangsa, dan setanah air, serta mempunyai tekad dalam mencapai
cita-cita bangsa.
7
Assapari, “Eksistensi Bahasa Indonesia Sebagai Bahasa Nasional Dan Perkembangannya Di Era Globalisasi.”
8
Gambar et al., “Buku.”
9
“B.A.13 Jurnal Wahana Pendidikan Galuh Vol 13 No 1 April 2007 ISSN 1410-606X.Pdf.”
10
d) Bahwa Pancasila adalah satu-satunya falsafah serta ideologi bangsa dan negara yang
melandasi, membimbing, dan mengarahkan
e) Bahwa kehidupan politik di seluruh wilayah Nusantara merupakan satu kesatuan
politik yang diselenggarakan berdasarkan Pancasila dan Undang- Undang Dasar 1945.
f) Bahwa seluruh Kepulauan Nusantara merupakan satu kesatuan system hukum dalam
arti bahwa hanya ada satu hukum nasional yang mengabdi kepada kepentingan
nasional.
g) Bahwa bangsa Indonesia yang hidup berdampingan dengan bangsa lain ikut
menciptakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan
keadilan sosial melalui politik luar negeri bebas aktif serta diabdikan pada kepentingan
nasional10.
Implementasi wawasan nusantara dalam kehidupan politik akan menciptakan iklim
penyelenggaraan negara yang sehat dan dinamis. Hal tersebut tampak dalam wujud
pemerintahan yang kuat, aspiratif, dan terpercaya yang dibangun sebagai penjelmaan
kedaulatan rakyat.
2. Perwujudan Kepulauan Nusantara sebagai Satu Kesatuan Ekonomi Memiliki makna:
a) Bahwa kekayaan wilayah Nusantara baik potensial maupun efektif adalah modal dan
milik bersama bangsa, dan bahwa keperluan hidup sehari-hari harus tersedia merata di
seluruh wilayah tanah air.
b) Tingkat perkembangan ekonomi harus serasi dan seimbang di seluruh daerah, tanpa
meninggalkan ciri khas yang dimiliki oleh daerah dalam pengembangan kehidupan
ekonominya.
c) Kehidupan perekonomian di seluruh wilayah Nusantara merupakan satu kesatuan
ekonomi yang diselenggarakan sebagai usaha bersama atas asas kekeluargaan
danditujukan bagi sebesar-besar kemakmuran rakyat11.
3. Perwujudan Kepulauan Nusantara sebagai Satu Kesatuan Sosial Budaya Memiliki
makna:
a) Bahwa masyarakat Indonesia adalah satu, perikehidupan bangsa harus
merupakankehidupan bangsa yang serasi dengan terdapatnya tingkat kemajuan
masyarakat yang sama, merata dan seimbang, serta adanya keselarasan kehidupan
yang sesuai dengan tingkat kemajuan bangsa.
10
Idup Suhady, “Prajabatan Golongan Iii.”
11
Ridhuan, “Modul 6 Wawasan Nusantara.”
11
b) Bahwa budaya Indonesia pada hakikatnya adalah satu, sedangkan corak ragam budaya
yang ada menggambarkan kekayaan budaya bangsa yang menjadi modal dan landasan
pengembangan budaya bangsa seluruhnya, dengan tidak menolak nilai-nilai budaya
lain yang tidak bertentangan dengan nilai budaya bangsa, yang hasil-hasilnya dapat
dinikmati oleh bangsa12.
4. Perwujudan Kepulauan Nusantara Sebagai Satu Kesatuan Pertahanan dan keamanan
Memiliki makna:
a) Bahwa ancaman terhadap satu pulau atau satu daerah pada hakekatnya
merupakanancaman terhadap seluruh bangsa dan negara.
b) Bahwa tiap-tiap warga negara mempunyai hak dan kewajiban yang sama dalam
rangka pembelaan negara dan bangsa13.
Implementasi wawasan nusantara dalam kehidupan pertahanan dan keamanan akan
menumbuhkan kesadaran cinta tanah air dan bangsa, yang lebih lanjut akan membentuk sikap
bela negara pada tiap warga negara Indonesia 14. Kesadaran dan sikap cinta tanah air dan
bangsa serta bela negara ini menjadi modal utama yang akan mengerakkan partisipasi setiap
warga negara indonesia dalam menghadapi setiap bentuk ancaman. Berdasar uraian di atas,
wawasan nusantara berfungsi sebagai wawasan pembangunan. Bahwa pembangunan nasional
hendaknya mencakup pembangunan dalam bidang politik, ekonomi, sosial budaya dan
pertahanan keamanan secara terpadu, utuh dan menyeluruh15.
12
“B.A.13 Jurnal Wahana Pendidikan Galuh Vol 13 No 1 April 2007 ISSN 1410-606X.Pdf.”
13
Kurniawan, “Kajian Historis Dan Filosofis Kujang.”
14
Haryono, “PERUBAHAN DAN PERKEMBANGAN BAHASA: Tinjauan Historis Dan Sosiolinguistik.”
15
Latif, “Identitas Keindonesiaan Dan Aktualisasi Pancasila Bagi Generasi Milenial Di Era Digital.”
16
Alius, “Resonansi Kebangsaan: Pancasila Dalam Pusaran Globalisasi.”
12
2) Bahwa bangsa Indonesia yang terdiri dari berbagai suku dan berbicara dalam berbagai
bahasa daerah serta memeluk dan meyakini berbagai agama dan kepercayaan terhadap
Tuhan Yang Maha Esa harus merupakan satu kesatuan bangsa yang bulat dalam arti yang
seluas- luasnya.
3) Bahwa secara psikologis, bangsa Indonesia harus merasa satu, senasib sepenanggungan,
sebangsa, dan setanah air, serta mempunyai tekad dalam mencapai cita-cita bangsa.
4) Bahwa Pancasila adalah satu-satunya falsafah serta ideologi bangsa dan negara yang
melandasi, membimbing, dan mengarahkan
5) Bahwa kehidupan politik di seluruh wilayah Nusantara merupakan satu kesatuan politik
yang diselenggarakan berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.
6) Bahwa seluruh Kepulauan Nusantara merupakan satu kesatuan system hukum dalam arti
bahwa hanya ada satu hukum nasional yang mengabdi kepada kepentingan nasional.
7) Bahwa bangsa Indonesia yang hidup berdampingan dengan bangsa lain ikut menciptakan
ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial
melalui politik luar negeri bebas aktif serta diabdikan pada kepentingan nasional17.
B. Perwujudan Kepulauan Nusantara Sebagai Satu Kesatuan Ekonomi Memiliki makna:
1) Bahwa kekayaan wilayah Nusantara baik potensial maupun efektif adalah modal dan
milik bersama bangsa, dan bahwa keperluan hidup sehari-hari harus tersedia merata di
seluruh wilayah tanah air.
2) Tingkat perkembangan ekonomi harus serasi dan seimbang di seluruh daerah, tanpa
meninggalkan ciri khas yang dimiliki oleh daerah dalam pengembangan kehidupan
ekonominya.
3) Kehidupan perekonomian di seluruh wilayah Nusantara merupakan satu kesatuan
ekonomi yang diselenggarakan sebagai usaha bersama atas asas kekeluargaan dan
ditujukan bagi sebesar-besar kemakmuran. rakyat18.
C. Perwujudan Kepulauan Nusantara sebagai Satu Kesatuan Sosial Budaya Memiliki makna:
1) Bahwa masyarakat Indonesia adalah satu, peri kehidupan bangsa harus merupakan
kehidupan bangsa yang serasi dengan terdapatnya tingkat kemajuan masyarakat yang
sama, merata dan seimbang, serta adanya keselarasan kehidupan yang sesuai dengan
tingkat kemajuan bangsa.
2) Bahwa budaya Indonesia pada hakikatnya adalah satu, sedangkan corak ragam budaya
yang ada menggambarkan kekayaan budaya bangsa yang menjadi modal dan landasan
17
Ariana, “済無 No Title No Title No Title.”
18
Darwis and Yusiana, “Penggunaan Metode Analisis Historis Untuk Menentukan Anggaran Produksi.”
13
pengembangan budaya bangsa seluruhnya, dengan tidak menolak nilai-nilai budaya lain
yang tidak bertentangan dengan nilai budaya bangsa, yang hasil-hasilnya dapat dinikmati
oleh bangsa19.
D. Perwujudan Kepulauan Nusantara sebagai Satu Kesatuan Pertahanan dan Keamanan
Memiliki makna:
1) Bahwa ancaman terhadap satu pulau atau satu daerah pada hakekatnya. merupakan
ancaman terhadap seluruh bangsa dan negara.
2) Bahwa tiap-tiap warga negara mempunyai hak dan kewajiban yang sama dalam rangka
pembelaan negara dan bangsa20.
19
Saputra, “‘CIVIC-CULTURE : Jurnal Ilmu Pendidikan PKn Dan Sosial Budaya’ Peran Organisasi Kepemudaan Dalam
Meningkatkan Pemahaman Wawasan Nusantara Di Kalangan Pemuda Indonesia.”
20
Gambar et al., “Buku.”
14
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari hasil penelitian ini yaitu wawasan nusantara merupakan sudut pandang
suatu bangsa mengenai diri dan lingkungannya yang dijelaskan dari dasar falsafah dan sejarah
bangsa itu sesuai dengan kondisi keberadaan dan kondisi geografi negaranya untuk mencapai
tujuan. atau cita-cita nasionalnya . Faktor-faktor yang memengaruhi memudarnya pemahaman
wawasan nusantara dan rasa nasionalisme adalah disebabkan baik faktor internal maupun faktor
eksternal dimana nasionalisme ini menurun karena adanya beberapa faktor yang menghambat
untuk mewujudkan nasionalisme diantaranya karena penyelenggara negara dan masyarakat
kurang memahami apa itu konsep kedaulatan negara kita sebagai negara kepulauan, adanya
budaya egosentrisme, etnonasionalisme, dan pemahaman konsep untuk mengimpelementasikan
otonomi daerah yang sempit yang memunculkan sikap etnosentrisme pada masyarakat lokal.
Penerapan ke masyarakat mengenai wawasan nusantara dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara dapat dilakukan baik melalui pendidikan formal maupun pendidikan
nonformal dengan mengenalkan keberadaan negara kita sebagai Negara Kepulauan yang
berdaulat sehingga kita sebagai masyarakat bangsa Indonesia dapat menghadapi ancaman dan
tantangan yang datang baik dari dalam maupun dari luar .
15
DAFTAR PUSTAKA
17