GEOPOLITIK
Puji dan Syukur atas kehadirat Allah SWT, karena atas berkat dan rahmat-
Nyalah saya dapat menyelesaikan makalah mengenai Geopolitik. Shalawat
beserta salam semoga selalu tersampaikan kepada Baginda Rosulullah SAW yang
telah membawa umat manusia dari zaman kebodohan menuju alam yang penuh
dengan ilmu pengetahuan.
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini yaitu untuk memenuhi Penilaian
Tugas Kelompok. saya berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para
pembaca pada umumnya dan dapat menjadi sebuah pembelajaran dan
pengalaman baru. bagi saya dalam membuat makalah. Mohon maaf apabila dalam
makalah ini terdapat kata-kata yang salah dan sulit dipahami para pembaca, untuk
itu kritik dan saran dari para pembaca sangat kamii perlukan demi kesempurnaan
makalah selanjutnya, atas kritik dan saran yang diberikan kami ucapkan terima
kasih.
Ttd
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ....................................................................................... ii
DAFTAR ISI .....................................................................................................iii
BABI PENDAHULUAN ................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ...................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................. 2
1.3 Tujuan Penulisan ................................................................................... 2
BABII PEMBAHASAN .................................................................................... 3
2.1 Pengertian Giopolitik ............................................................................ 3
2.2 Kedudukan Funsi Dan Tujuan .............................................................. 4
2.3 Bentuk Wawasan Nusantara ................................................................. 5
2.4 Implementasi Wawasan Nusantara ..................................................... 11
BABIII PENUTUP .......................................................................................... 14
3.1 Kesimpulan ......................................................................................... 14
3.2 Saran ................................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 15
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Geopolitik merupakan permasalahan yang sangat penting pada dua abad
terakhir ini. Permasalahan ini menjadi penting karena manusia yang telah
berbangsa membutuhkan wilayah sebagai tempat tinggalnya yang kemudian di
kenal dengan Negara. Dalam perkembangannya pengertian tidak saja diartikan
sebagai intuisi yang secara minimal meliputi unsur wilayah, rakyat, dan
pemerintah yang berkuasa. Unsur rakyat satu negara disamping warga negara juga
meliputi bukan warga negara. Agar negara mencapai tujuan nasional aman dan
sejahtera (Pembukaan UUD 45 Alimen IV) perlu pendidikan kewarganegaraan.
Pendidikan yang dimaksud agar warga negara Indonesia tahu tentang hak dan
kewajiban, serta mampu berdiri dan tetap menjaga dirinya di tengah arus
globalisasi.
Seperti yang dikatakan Ir. Soekarno pada 1 Juni 1945 dihadapan sidang
BPUPKI bahwa orang dan tempat tak dapat dipisahkan atau rakyat tak dapat
dipisahkan dari bumi yang ada dibawah kakinya. Oleh karena itu, setelah
membangsa orang mengatakan tempat tinggal sebagai negara. Dalam
perkembangan selanjutnya pengertian negara tidak hanya tempat tinggal, tetapi
diartikan lebih luas lagi yang meliputi institusi, yaitu pemerintah. rakyat,
kedaulatan, dan lain-lain.
Karena orang dan tempat tinggalnya tak dapat dipisahkan, ruang yang
menjadi hal yang menimbulkan konflik antar manusia, keluarga, masyarakat, dan
bangsa hingga kini, meskipun bentuknya dapat secara fisik maupun non fisik.
Untuk dapat mempertahankan ruang hidupnya, suatu bangsa harus mempunyai
kesatuan cara pandang yang dikenal sebagai wawasan nasional Para ilmuan
politik dan militer menyebutnya sebagai geopolitik yang merupakan kepanjangan
dari geografi politik.
1
1.2. Rumusan Masalah
1) Apa itu Wawasan Nusantara(Geopolitik)?
2) Bagaimana kedudukan, fungsi, status, dan tujuan dari Wawasan Nusantara?
3) Bagaimana bentuk, wadah, isi, dan tata laku Wawasan Nusantara?
4) Bagaimana implementasi Wawasan Nusantara dalam kehidupan?
1.3. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian dari Wawasan Nusantara.
2. Untuk mengetahui kedudukan, fungsi, status, dan tujuan dari Wawasan
Nusantara.
3. Untuk mengetahui bentuk, wadah, isi, dan tata laku Wawasan Nusantara.
4. Untuk mengetahui implementasi dari Wawasan Nusantara dalam kehidupan
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Geopolitik
Kata Geopolitik berasal dari kata geo dan politik. “Geo” berarti bumi, dan
“politik” berasal dari bahasa Yunani politeia, berarti kesatuan masyarakat yang
berdiri sendiri, yaitu negara dan teia, berarti urusan. Dalam bahasa Inggris,
politics adalah suatu rangkaian asas (prinsip), keadaan, cara, dan alat yang
digunakan untuk mencapai cita cita atau tujuan tertentu. Dalam bahasa Indonesia,
politik dalam arti politics mempunyai makna kepentingan umum warga negara
suatu bangsa. Politik merupakan suatu rangkaian asas, prinsip, keadaan, jalan,
cara, dan alat yang digunakan untuk mencapai tujuan tertentu yang kita kehendaki
Untuk dapat mempertahankan negara, sebagai bangsa kita harus mempunyai
kesatuan cara pandang yang dikenal sebagai Wawasan Nasional. Konsep
Wawasan Nasional setiap bangsa berbeda. Hal ini berkaitan dengan profil dari
bangsa, sejarah, pandangan hidup, ideologi, budaya, politik dan geografi. Kedua
unsur pokok yaitu profil bangsa dan kondisi geografi bangsa yang harus
diperhatikan dalam membuat konsep geopolitik bangsa dan negara. Konsep
Geopolitik ini memainkan peran yang sangat penting dalam pembinaan kerja
sama dan penyelesaian konflik antarnegara yang mungkin muncul dalam proses
pencapaian tujuan.
Geopolitik atau wawasan nasional Indonesia dinamakan Wawasan
Nusantara. Wawasan Nusantara merupakan cara pandang dan sikap bangsa
Indonesia mengenai dirinya yang bhinneka, dan lingkungan geografinya yang
berwujud negara kepulauan berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Wawasan
Nusantara ini dijiwai dengan mengutamakan persatuan dari kesatuan wilayah dan
tetap menghargai serta menghormati kebhinnekaan dalam setiap aspek kehidupan
nasional untuk mencapai tujuan nasional.
3
2.2. Kedudukan, Fungsi dan Tujuan
1. Kedudukan Wawasan Nusantara
a. Wawasan Nusantara sebagai Wawasan Nasional Bangsa Indonesia
merupakan ajaran yang diyakini kebenaran oleh seluruh rakyat agar
tidak terjadi penyesatan dan penyimpangan dalam upaya mencapai dan
mewujudkan cita-cita dan tujuan nasional. Sehingga wawasan
nusantara akan menjadi visional dalam menyelenggarakan kehidupan
nasional.
b. Spesifikasi wawasan nusantara dalam pradigma nasional
1. Pancasila sebagai falsafah, ideologi bangsa, dan dasar negara,
berkedudukan sebagai landasan idiil.
2. Undang – Undang Dasar (UUD) 1945 sebagai landasan konstitusi
negara; berkedudukan sebagai landasan konstitusional.
3. Sebagai visi nasional; berkedudukan sebagai landasan
konsepsional.
4. Ketahanan Nasional sebagai konsepsi nasional; berkedudukan
sebagai landasan konsepsional.
5. GBHN sebagai politik dan strategi nasional atau sebagai
kebijaksanaan dasar nasional; berkedudukan sebagai landasan
operasional.
2. Fungsi Wawasan Nusantara
Sebagai pedoman, motivasi, dorongan, serta rambu- rambu dalam
menentukan segala kebijakan, keputusan, tindakan, dan perbuatan bagi
penyelenggara negara tingkat pusat dan daerah, maupun bagi seluruh
rakyat Indonesia dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara.
3. Tujuan Wawasan Nusantara
Bertujuan untuk mewujudukan nasionalisme yang tinggi disegala
aspek kehidupan rakyat Indonesia dalam segala bidang kehidupan. Makin
meningkatnya rasa, pemahaman, dan semangat kebangsaan dalm jiwa
bangsa Indonesia sebagai hasil pemahaman dan penghayatan Wawasan
Nusantara.
4
2.3. Bentuk Wawasan Nusantara
Bentuk Wawasan Nusantara meliputi:
1. Wawasan Nusantara sebagai landasan konsepsi Ketahanan Nasional. Bentuk
ini mempunyai arti bahwa konsepsi Wawasan Nusantara dipandang sebagai
sebagai konsepsi politik ketatanegaraan sebagai upaya mewujudkan tujuan
nasional.
Hal ini disadari bahwa ketahanan nasional merupakan geostrategi nasional
untuk mencapai sasaran-sasaran yang telah ditegaskan dalam Wawasan Nusantara.
Untuk itu, ketahanan nasional perlu dibina, dipelihara, dan ditingkatkan dengan
berpedoman pada Wawasan Nusantara.
2. Wawasan Nusantara sebagai wawasan Pembangunan Nasional
Menurut UUD 1945. Konsep ini mewajibkan MPR membuat GBHN sekarang
RJPM-ed.) GBHN dan RJPM merupakan wawasan pembangunan nasional adalah
wujud dari Wawasan Nusatara yang bersumber pada Pancasila dan berdasarkan
pada UUD 1945. Wawasan Nusantara sebagai cara pandang dan sikap bangsa
Indonesia mengenai diri dan lingkungannya dengan mengutamakan persatuan dan
kesatuanbangsa serta kesatuan wilayahdalm penyelenggaraan kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara mencakup :
a. Perwujudan kepulauan nusantara sebagai satu kesatuan politik.
b. Perwujudan kepulauan nusantara sebagai satu kesatuan ekonomi.
c. Perwujudan kepulauan nusantara sebagai satu kesatuan sosial dan budaya.
d. Perwujudan kepulauan nusantara sebagai satu kesatuan pertahanan dan
keamanan.
3. Wawasan Nusantara sebagai wawasan Pertahanan dan Keamanan
Negara. Artinya bahwa Wawasan Nusantara adalah pandangan geopolitik
Indonesia dalam mengartikan tanah air Indonesia sebagai satu kesatuan yang
meliputi seluruh wilayah dan segenap kekuatan negara. Sedangkan kesatuan
Hankamneg mengandung arti bahwa ancaman terhadap sebagian wilayah, dimana
pun, pada hakikatnya merupakan ancaman terhadap seluruh bangsa dan negara
4. Wawasan Nusantara sebagai wawasan kewilayahan. Sebagai
faktor eksistensi suatu negara, wilayah nasional perlu ditentukan batas-batasnya
agar tidak terjadi sengketadengan negara tetangga. Mengenai batas negara, UUD
5
1945 tidak menjelaskan secara jelas tentang batas negara, melainkan hanya
menyebut “seluruh tumpah darah Indonesia” (Pembukaan UUD 1945) dan pasal
18 UUD 1945 menyebutkan “pembagian daerah Indonesia atas daerah besar dan
kecil”. Namun demikaian, mengenai batas negara RI dan tantangannya dapat
diketahui dalam uraian berikut:
a. Risalah Sidang BPUPKI
Dalam risalah sidang BPUPKI tanggal 29 Mei-1 Juni 1945, tentang masalah
wilayah Negara RI dapat dicatat dari pendapat Dr. Supomo, SH dan Muh. Yamin
pada tanggal 31 Mei; serta Ir. Sukarno pada tanggal 1 Juni 1945.
Supomo menyatakan sebagai berikut:
“Tentang syarat mutlak lain-lainnya, pertama tentang daerah, saya mufakat
dengan pendapat yang menyatakan bahwa: pada dasarnya indonesia meliputi
batas Hindia Belanda…”(Setneg RI, tt. 25).
Muh. Yamin menyatakan sebagai berikut:
“…orang dan tempat tidak dapat dipisahkan. Tidak dapat dipisahkan rakyat
dari bumi yang ada di bawah kakinya. …. Tempat itu yaitu tanah air. Tanah air itu
adalah kesatuan. Allah SWT membuat peta dunia, menysun peta dunia. Kalau kita
melihat peta dunia, kita dapat menunjukkan di mana “kesatuan-kesatuan”
itu. Seorang anak kecil pun, jikalau ia melihat dunia, ia dapat menunjukkan
bahwa kepulauan Indonesia merupakan satu kesatuan….” (Setneg RI, tt. 66).
Mengapa batas negara tidak masuk dalam UUD 1945? Menurut ketua PPKI, Ir.
Soekarno, bahwa dalam UUD modern, daerah (wilayah) tidak masuk dalam UUD
(Setneg RI, tt.347).
6
b. Ordonantie (UU Belanda) tahun 1939
Yang disahkan pada tanggal 26 Agustus 1939 dimuat dalam
dalam staatbladNo. 442 Tahun 1939, tentang “Territoriale Zee en Maritieme
Kriengen Ordonantie”. Dalam ketentuan ordonantie ini, penentuan lebar laut
wilayah sepanjang 3 mil laut dengan cara menarik garis pangkal berdasarkan
garis air pasang surut, dikenal pula dengan contour pulau/darat. Ketentuan ini
membuat Indonesia bukan sebagai negara kesatuan, karena pada setiap wilayah
laut terdapat laut bebas yang berada di luar wilayah yuridiksi nasional. Dengan
demikian, secara hukum dalam kantong-kantong laut nasional, tidak berlaku
hukum nasional.
c. Deklarasi Juanda 13 Desember 1957
Perdana Menteri Ir. Juanda mengeluarkan pengumuman Pemerintah RI
tentang wilayah perairan Negara RI yang dikenal dengan “Deklarasi Juanda” yang
pada hakikatnya adalah melakukan perubahan terhadap ketentuan ordonansi pada
lembaran Negara (staatblad) No. 422 Tahun 1939, sebagai berikut:
1) Cara penarikan batas laut wilayah tidak lagi didasarkan pada garis pasang
surut (low water line), tetapi pada sistem penarikan garis lurus (straight base line)
yang diukur pada garis yang menghubungkan ttik-titik ujung yang terluar dari
pulau-pulau atau bagian pulau yang termasuk ke dalam wilayah Negara RI (point
to point theory).
2) Penentuan lebar laut wilayah dari 3 mil laut menjadi 12 mil laut.Deklarasi
ini pada hakikatnya adalah menerapkan asas archipelago atau asas nusantara. Di
dalam deklarasi ini terkandung kepentingan dan tujuan bangsa Indonesia, yaitu
keutuhan wilayah Negara di lautan.
3) Zona Ekonomi Ekslusif (ZEE) sebagai rezim Hukum Internasional. Pada
tanggal 21 Maret 1980, Pemerintah Indonesia telah mengeluarkan pengumuman
tentang ZEE selebar 200 mil yang diukur dari garis pangkal wilayah laut
Indonesia. Karena pengumuman tersebut, sampai saat ini telah ada lebih kurah 90
negara yang telah mengeluarkan pernyataan pengakuan tentang ZEE atau Zona
Perikanan yang lebarnya 200 mil tersebut. Kenyataan ini menunjukkan praktik
negara yang konsisten sehingga ada ataupun tidak konvensi mengenai hukum laut
yang baru, Zona Ekonomi Ekslusif telah menjadi bagian dari hukum internasional
7
kebiasaan. Dengan adanya ZEE ini, sumber daya hayati maupun sumber alam
lainnya yang ada di permukaan laut, dasar laut, dan bawah laut menjadi hak
eksklusif negara RI. Artinya, semua kegiatan eksplorasi, eksploitasi, serta
penelitian di ZEE harus mendapat izin dari Pemerintah Indonesia
Dengan adanya Deklarasi Juanda, secara yuridis formal negara kita menjadi
utuh dan tidak terpecah lagi. Hal ini menimbulkan reaksi beberapa negara yang
beragam dan dapat dikategorikan menjadi empat macam (Kusumaatmaja, 2002:
26).
a. Negara ASEAN termasuk Australia dan kni Timor Leste.
b. Negara yang berkepentingan terhadap usaha perikanan laut.
c. Negara maritim yang memiliki armada angkutan niaga besar.
d. Negara maritim besar, terutama negara adidaya dalam rangka mencapai
global strategi.
Pandangan para pemikir geopolitik (Wawasan Nusantara) dapat dikemukakan
sebagai berikut:
1. Friedrich Ratzel (1844-1904) dengan Teori Ruang. Intinya ia
menyamakan negara sebagai makhluk hidup yang semakin sempurna dan
membutuhkan ruang hidup yang makin meluas karena kebutuhan. Dalam teorinya
bahwa “bangsa yang berbudaya tinggi akan membutuhkan sumber daya manusai
yang tinggi dan akhirnya mendesak wilayah bangsa yang “primitif””.
Pendapat ini dipertegas oleh Rudolf Kjellen (1864-1922) dengan Teori
kekuatan yang menyatakan bahwa “Negara adalah satuan politik yang
menyeluruh serta sebagai satuan biologis yang memiliki intelektualitas”. Dengan
kemampuannya mampu mengeksploitasi negara “primitif” agar negaranya dapat
berswasembada. Beberapa pemikir sering menyebutnya sebagai Darwinisme
Sosial.
2. Karl Haushofer (1869-1946) dengan Teori Pan Region. Ia berpendapat
bahwa pada hakikatnya dunia dapat dibagi dalam empat kawasan benua (pan
region) dan dipimpin oleh Negara unggul. Teori ruang dan teori kekuatan
merupakan hasil penelitiannya, serta dikenal pula sebagai teori pan regional . Isi
teori pan regional antara lain:
a. Lebensraum (ruang hidup) yang “cukup”.
8
b. Autarki (swasembada).
c. Dunia dibagi empat Pan Region yaitu: Pan Amerika, Pan Asia Timur, Pan
Rusia India, dan Pan Eropa Afrika.
3. Sir Harfold Mackinder (1861-1947) dengan Teori Daerah
Jantung (Heartland). Teorinya adalah:
a. Who rules East Europe commands the Heartland.
b. Who rules the Heartland commands the world Island.
c. Who rules the world Island commands the world.
4. Sir Walter Raleigh (1554-1618) dan Alfred T. Mahan (1840-1914)
dengan Teori Kekuatan Maritim. Kedua pemikir teori tersebut mengatakan:
a. Sir Walter Raleigh mengatakan, “Siapa yang menguasai laut akan
menguasai perdagangan dunia dan akhirnya akan menguasai dunia.”
b. Alfred T. Mahan mengatakan, “Laut untuk kehidupan, SDA banyak
terdapat di laut, oleh karena harus dibangun armada laut yang kuat untuk
menjaganya.” Dia juga mengatakan bahwa perlu memerhatikan masalah akses ke
laut dan jumlah penduduk karena faktor ini juga memungkinkan kemampuan
industri untuk kemandirian suatu bangsa dan Negara.
5. Guilio Douhet (1869-1930) dan William Mitchel (1879-1936)
dengan Teori Kekuatan di Udara mengatakan, “ Kekuatan udara mampu
beroperasi hingga garis belakang lawan serta kemenangan akhir ditentukan oleh
kekuatan udara.”
6. Nicholas J. Spykman (1893-1943) dengan Teori Daerah Batas (Rimland
theory). Menurutnya “Penguasaan daerah jantung harus memiliki akses ke laut
dan hendaknya menguasai pantai sepanjang Eurasia.” Dalam teorinya tersirat:
a. Dunia terbagi empat, yaitu daerah jantung (heartland), bulan sabit dalam
(rimland), bulan sabit luar, dan dunia baru (benua Amerika).
b. Menggunakan kombinasi kekuatan darat, laut, dan udara untuk menguasai
dunia.
c. Daerah Bulan Sabit Dalam (Rimland) akan lebih besar pengaruhnya dalam
percaturan politik dunia daerah jantung.
d. Wilayah Amerika yang paling ideal dan menjadi negara terkuat.
e. Bangsa Indonesia.
9
Wawasan bangsa Indonesia tersirat melalui UUD 1945, antara lain:
1. Ruang hidup bangsa terbatas diakui internasional.
2. Setiap bangsa sama derajatnya, berkewajiban menjaga perdamaian dunia.
3. Kekuatan bangsa untuk mempertahankan eksistensi dan kemakmuran
rakyat.
Sebagai kesimpulan bahwa Teori Geopolitik menjadi doktrin dasar bagi
terbentuknya negara nasional yang kuat dan tangguh. Sebagai doktrin dasar, ada
empat unsur yang perlu diperhatikan, yaitu:
1. Konsepsi ruang, merupakan aktualisasi dari pemikiran negara sebagai
organisasi hidup.
2. Konsepsi frontier, merupakan konsekuensi dari kebutuhan dan lingkungan.
3. Konsepsi polotik kekuatan, menjelaskan tentang kehidupan bernegara.
4. Konsepsi keamanan negara dan bangsa, kemudian melahirkan konsepsi
geostrateg.
10
2.4. Implementasi Wawasan Nusantara
11
kabupaten dalam bentuk peraturan daerah (perda) yang tidak bertentangan dengan
hukum yang berlaku secara nasional.
Mengembangkan sikap hak asasi manusia dan sikap pluralisme untuk
mempersatukan berbagai suku, agama, dan bahasa yamg berbeda, sehingga
menumbuhkan sikap toleransi.
Memperkuat komitmen politik terhadap partai politik dan lembaga
pemerintahan untuk meningkatkan semangat kebangsaan, persatuan dan kesatuan.
Meningkatkan peran Indonesia dalam kancah internasional dan memperkuat
korps diplomatik sebagai upaya penjagaan wilayah Indonesia terutama pulau-
pulau terluar dan pulau kosong.
b) Kehidupan ekonomi
Wilayah nusantara mempunyai potensi ekonomi yang tinggi, seperti posisi
khatulistiwa, wilayah laut yang luas, hutan tropis yang besar, hasil tambang dan
minyak yang besar, serta memeliki penduduk dalam jumlah cukup besar. Oleh
karena itu, implementasi dalam kehidupan ekonomi harus berorientasi pada sektor
pemerintahan, pertanian, dan perindustrian.
Pembangunan ekonomi harus memperhatikan keadilan dan keseimbangan
antar daerah. Oleh sebab itu, dengan adanya otonomi daerah dapat menciptakan
upaya dalam keadilan ekonomi.
Pembangunan ekonomi harus melibatkan partisipasi rakyat, seperti dengan
memberikan fasilitas kredit mikro dalam pengembangan usaha kecil.
c) Kehidupan sosial
Tari pendet dari Bali merupakan budaya Indonesia yang harus dilestarikan
sebagai implementasi dalam kehidupan sosial. Beberapa hal yang perlu
diperhatikan dalam kehidupan sosial, yaitu :
12
Pengembangan budaya Indonesia, untuk melestarikan kekayaan Indonesia,
serta dapat dijadikan kegiatan pariwisata yang memberikan sumber pendapatan
nasional maupun daerah. Contohnya dengan pelestarian budaya, pengembangan
museum, dan cagar budaya.
d) Kehidupan Pertahanan Dan Keamanan
Membagun TNI Profesional merupakan implementasi dalam kehidupan
pertahanan keamanan. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam kehidupan
pertahanan dan keamanan, yaitu :
Kegiatan pembangunan pertahanan dan keamanan harus memberikan
kesempatan kepada setiap warga negara untuk berperan aktif, karena kegiatan
tersebut merupakan kewajiban setiap warga negara, seperti memelihara
lingkungan tempat tinggal, meningkatkan kemampuan disiplin, melaporkan hal-
hal yang mengganggu keamanan kepada aparat dan belajar kemiliteran.
Membangun rasa persatuan, sehingga ancaman suatu daerah atau pulau juga
menjadi ancaman bagi daerah lain. Rasa persatuan ini dapat diciptakan dengan
membangun solidaritas dan hubungan erat antara warga negara yang berbeda
daerah dengan kekuatan keamanan.
Membangun TNI yang profesional serta menyediakan sarana dan prasarana
yang memadai bagi kegiatan pengamanan wilayah Indonesia, terutama pulau dan
wilayah terluar Indonesia.
13
BAB III
PENUTUP
3.1.Kesimpulan
3.2.Saran
Demikianlah makalah ini kami susun, semoga makalah ini bermanfaat
bagi para pembaca. Dalam penulisan ini kami sadari masih banyak kekurangan,
saran dan kritik yang membangun sangat kami harapkan untuk menyempurnakan
makalah kami ini.
14
Daftar Pustaka
Srijanti, H I, Rahman, dkk. 2006. Etika Berwarga Negara Edisi II. Jakarta :
Salemba Empat.
https://putrisr.wordpress.com/2014/04/10/implementasi-wawasan-nusantara/
https://id.answers.yahoo.com/question/index?qid=20100217051559AALFy6Z
https://tonyahmad007.wordpress.com/2013/04/07/wawasan-nusantara-
landasanunsur-unsur-dan-hakekat-wawasan-nusantara/
15