INDONESIA
DITUJUKAN UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH
“PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN”
DOSEN PENGAMPU:
FARUQ ABDUL MUID, M.Pd.
DISUSUN OLEH
1. AHMAD MUWAFIQ ROSYADI (G94218152)
2. AMELIA RISKI FAIDAH (G94218154)
3. DEWI SETYA RAHMAWATI (G94218163)
Dengan menyebut nama Allah SWT. yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, kami ucapkan rasa syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan
rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan
tugas makalah kami yang berjudul “Wawasan Nusantara Sebagai Geopolitik
Indonesia” dengan tepat waktu.
Makalah ini telah kami susun secara maksimal dan tidak lupa kami ucapkan
terimakasih kepada berbagai pihak-pihak yang telah membantu kami dalam
penyusunan makalah ini, sehingga kami dapat mengatasi kesulitan dan hambatan
selama pembuatan makalah ini.
Tim Penulis
i
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI...................................................................................................................... ii
A. Latar Belakang.......................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................................................... 2
C. Tujuan ....................................................................................................................... 2
A. Penutup ................................................................................................................... 20
B. Saran ....................................................................................................................... 21
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hal ini merupakan bagian integral yang menjamin eksitensi bangsa dan
negara dalam mewujudkan cita-cita nasional sekaligus manifestasi cita-cita
1
leluhur kita, dengan tetap menghargai kebhinekaan itu sebagai anugerah Tuhan
dan aset bangsa.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Geopolitik
Kata Geopolitik berasal dari kata geo dan politik. “Geo” berarti bumi, dan
“politik” berasal dari Bahasa Yunani politeia, yang berarti kesatuan masyarakat
yang berdiri sendiri, (yaitu, negara) dan teia, berarti urusan. Sementara dalam
Bahasa Inggris, politics adalah suatu rangkaian asas (prinsip), keadaan, cara,
dan alat yang digunakan untuk mencapai cita-cita atau tujuan tertentu. Dalam
Bahasa Indonesia, politik dalam arti politics mempunyai makna kepentingan
umum warga negara suatu bangsa. Politik merupakan suatu rangkaian asas,
prinsip, keadaan, jalan, cara, dan alat yang digunakan untuk mencapai tujuan
tertentu yang kita kehendaki.1
1
Srijanti, A. Rahman H. I., dan Purwanto S. K., Pendidikan Kewarganegaraan Untuk Mahasiswa
(Yogyakarta: Graha Ilmu, 2009), h. 133.
2
Wandhi Pratama Putra Sisman dan Ruslan Rauf, Pendidikan Kewarganegaraan Bingkai NKRI
(Bogor: Mitra Wacana Media, 2016), h. 230–231.
3
profil dari bangsa, sejarah, pandangan hidup, ideologi, budaya, politik, dan
geografi. Kedua unsur pokok, yaitu profil bangsa dan kondisi geografi sebuah
bangsa inilah yang harus diperhatikan dalam membuat konsep geopolitik suatu
negara. Konsep geopolitik ini memainkan peran yang sangat penting dalam
pembinaan kerja sama dan penyelesaian konflik antarnegara yang mungkin
muncul dalam proses pencapaian tujuan.3
3
Srijanti, A. Rahman H. I., dan Purwanto S. K., Pendidikan Kewarganegaraan Untuk Mahasiswa,
h. 133–134.
4
kebangsaan yang merupakan pengertian yang mendalam tentang apa dan
bagaimana bangsa itu serta bagaimana mewujudkan masa depannya.4
Istilah Wawasan Nusantara berasal dari kata Wawasan dan Nusantara. Kata
Wawasan berasal dari kata wawas (bahasa Jawa) yang berarti pandangan,
tatapan, tinjauan atau penglihatan indrawi. Selanjutnya muncul kata mawas
yang berarti memandang, menatap, meninjau, atau melihat. Sehingga istilah
wawasan dapat berarti cara pandang, cara menatap, dan cara meninjau. Istilah
Nusantara berasal dari kata nusa dan antara. Nusa artinya pulau atau kesatuan
kepulauan. Antara artinya menunjukkan letak antara dua unsur. Jadi, Nusantara
artinya kesatuan kepulauan yang terletak di antara dua benua yaitu benua Asia
dan benua Australia, dan dua samudera/lautan yaitu samudera Hindia dan
samudera Pasifik. Jika ditinjau dari letaknya secara nyata Nusantara berada di
Asia Tenggara yang dilewati garis khatulistiwa/ garis equator atau bisa juga
disebut terletak di bawah Geostationary Satelite Orbit (GSO). Bentuknya
kepulauan. Karena beberapa faktor tersebut di atas maka kata “nusantara” dapat
digunakan sebagai pengganti nama Indonesia.5
4
Muhammad Junaidi, Pendidikan Kewarganegaraan (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2013), h. 118.
5
Marsono, Pendidikan Kewarganegaraan dan Pancasila Untuk Perguruan Tinggi (Bogor: IN
Media, 2015), h. 62.
5
NKRI sebagai negara kepulauan yang memiliki konsep kesatuan yang padu:
ideologi, politik, ekonomi, sosial, budaya, dan pertahanan keamanan.6
Salah satu persyaratan mutlak harus dimiliki oleh sebuah negara adalah
wilayah kedaulatan, di samping rakyat dan pemerintahan yang diakui. Konsep
dasar wilayah kepulauan telah diletakkan melalui Deklarasi Djuanda 13
Desember 1957. Deklarasi tersebut memiliki nilai sangat strategis bagi bangsa
Indonesia, karena telah melahirkan konsep Wawasan Nusantara yang
menyatukan wilayah Indonesia. Laut Nusantara bukan lagi sebagai pemisah,
6
A. Ubaedillah, Pendidikan Kewarganegaraan (Civic Education): Pancasila, Demokrasi, dan
Pencegahan Korupsi (Jakarta: Kencana, 2015), h. 64.
7
Wandhi Pratama Putra Sisman dan Ruslan Rauf, Pendidikan Kewarganegaraan Bingkai NKRI, h.
217.
8
Ibid h. 218.
6
akan tetapi sebagai pemersatu bangsa Indonesia yang disikapi sebagai wilayah
kedaulatan mutlak Negara Kesatuan Republik Indonesia.
9
Benny Kurniawan, Pendidikan Kewarganegaraan Untuk Mahasiswa (Tangerang: Jelajah Nusa,
2012), h. 37.
10
Noor Ms Bakry, Pendidikan Kewarganegaraan (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009), h. 279.
7
mematikan kepentingan golongan. Pengambilan keputusan yang
menyangkut kepentingan Bersama diusahakan melalui musyawarah.
Kemakmuran yang hendak dicapai masing-masing warganya tidak
merugikan orang lain. Sikap tersebut mewarnai Wawasan Nasional yang
dianut dan dikembangkan bangsa Indonesia.11
2. Aspek Kewilayahan/Geografis
Kondisi dan konstelasi geografi Indonesia mengandung beraneka
ragam kekayaan alam baik yang berada di dalam maupun di atas permukaan
bumi, potensi di ruang udara dan ruang antariksa, dan jumlah penduduk
yang besar yang terdiri dari berbagai suku yang memiliki budaya, tradisi,
serta pola kehidupan yang beraneka ragam.
11
Srijanti, A. Rahman H. I., dan Purwanto S. K., Pendidikan Kewarganegaraan Untuk Mahasiswa,
h. 134.
12
S. Sumarsono dkk, Pendidikan Kewarganegaraan (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2002), h.
64.
8
Indonesia yang memperhatikan dan mempertimbangkan kondisi dan
konstelasi geografis Indonesia mengharuskan tetap terpeliharanya keutuhan
dan kekompakan wilayah, tetap dihargainya dan dijaganya ciri, karakter
serta kemampuan (keunggulan dan kelemahan) masing-masing daerah, dan
diupayakannya pemanfaatan nilai lebih dari geografi Indonesia.13
4. Aspek Sejarah/Historis
Perjuangan suatu bangsa dalam meraih cita-cita pada umumnya
tumbuh dan berkembang dari latar belakang sejarahnya. Dengan semangat
13
Ibid, h. 73-75.
14
Ibid, h. 75.
15
Srijanti, A. Rahman H. I., dan Purwanto S. K., Pendidikan Kewarganegaraan Untuk Mahasiswa,
h. 135.
9
kebangsaan yang menghasilkan proklamasi 17 Agustus 1945 di mana
Indonesia mulai merdeka, semangat ini harus tetap dipertahankan dengan
semangat persatuan yang esensinya adalah mempertahankan persatuan
bangsa dan menjaga wilayah kesatuan Indonesia. Wilayah Negara Kesatuan
Republik Indonesia merupakan wawasan nasional. Indonesia diwarnai oleh
pengalaman sejarah yang tidak menghendaki terulangnya perpecahan dalam
lingkungan bangsa dan negara Indonesia.16
2. Keadilan
Keadilan berarti kesesuaian pembagian hasil yang andil, jerih payah usaha,
dan kegiatan-kegiatan, baik orang-perorangan, golongan, kelompok,
maupun daerah.
16
Ibid, h. 135.
10
3. Kejujuran
Kejujuran yang berarti keberanian berpikir, berkata, dan bertindak sesuai
realita serta ketentuan yang benar, meskipun realita atau ketentuan itu pahit
dan kurang enak dengar. Demi kebenaran dan kemajuan bangsa dan negara,
hal ini harus dilakukan.
4. Solidaritas
Solidaritas yang berarti diperlukan rasa setia kawan, mau memberi dan
berkorban bagi orang lain tanpa meninggalkan ciri dan karakter budaya
masing-masing.
5. Kerja sama
Kerja sama berarti adanya koordinasi, saling pengertian yang didasarkan
atas kesetaraan kerja kelompok, baik kelompok yang kecil maupun
kelompok yang besar demi terciptanya sinergi yang lebih baik.
6. Kesetiaan
Kesetiaan yang dimaksud di sini adalah kesetiaan terhadap kesepakatan
Bersama untuk menjadi bangsa dan mendirikan negara Indonesia, yang
dimulai dengan dicetuskannya dan dirintis oleh Budi Utomo pada tahun
1908, Sumpah Pemuda pada tahun 1928, dan proklamasi kemerdekaan 17
Agustus 1945. Kesetiaan terhadap kesepakatan ini sangatlah penting dan
menjadi tonggak utama terciptanya persatuan dan kesatuan dalam
kebhinnekaan. Jika kesetiaan terhadap kesepakatan Bersama ini goyah
apalagi ambruk, dapat dipastikan bahwa persatuan dan kesatuan dalam
kebhinnekaan bangsa Indonesia juga akan berantakan pula. Ini berarti
hilangnya negara kesatuan Indonesia.17
Konsepsi Wawasan Nusantara terdiri dari 3 unsur dasar, yaitu: wadah, isi,
dan tata laku. Ketiga unsur tersebut diuraikan sebagai berikut:
17
Heri Herdiawanto dan Jumanta Hamdayama, Cerdas, Kritis, dan Aktif Berwarganegara (Jakarta:
Erlangga, 2010), h. 124–125.
11
1. Wadah
Wadah Wawasan Nusantara meliputi tiga komponen, yaitu: wujud wilayah,
tata inti organisasi, dan tata kelengkapan organisasi.
a. Wujud wilayah
Batas ruang lingkup Nusantara ditentukan oleh lautan yang
di dalamnya terdapat gugusan ribuan pulau yang saling dihubungkan
oleh dalamnya perairan. Baik laut maupun selat serta dirgantara di
atasnya yang merupakan satu kesatuan ruang wilayah. Oleh karena
itu, Nusantara dibatasi oleh lautan dan daratan serta dihubungkan
oleh perairan di dalamnya. Setelah bernegara dalam NKRI, bangsa
Indonesia memiliki organisasi kenegaraan yang merupakan wadah
dari berbagai kegiatan kenegaraan dalam wujud suprastruktur
politik, sementara wadah dalam kehidupan bermasyarakat adalah
Lembaga dalam wujud infrastruktur politik.
12
mewujudkan demokrasi yang secara konstitusional berdasarkan
UUD 1945 dan secara ideal berdasarkan filsafat Pancasila.18
2. Isi (content)
Isi menyangkut 2 hal yang esensial, yaitu:
18
Paul Sudiyono, Pendidikan Kewarganegaraan di Perguruan Tinggi (Yogyakarta: Thema
Publishing, 2017), h. 236–237.
13
5. Satu kesatuan pertahanan dan keamanan dalam satu sistem terpadu,
yaitu sistem pertahanan keamanan rakyat semesta
(SISHANKAMRATA).
6. Satu kesatuan kebijakan nasional dalam arti pemerataan
pembangunan dan hasil-hasilnya yang mencakup aspek kebijakan
nasional.19
3. Tata laku
Tata laku merupakan dasar interaksi antara wadah denga nisi, yang
mencakup dua segi, yaitu: tata laku batiniah dan lahiriah.
19
Ibid, h. 237-238.
20
Ibid, h. 238.
14
cita-cita dan tujuan nasional. Dengan demikian, Wawasan Nusantara
menjadi landasan visional dalam menyelenggarakan kehidupan
nasional.
b. Wawasan Nusantara dalam paradigma nasional dapat dilihat dari
spesifikasinya sebagai berikut:
1. Pancasila sebagai falsafah, ideologi bangsa, dan dasar negara;
berkedudukan sebagai landasan idiil.
2. Undang-Undang Dasar (UUD) 1945 sebagai landasan konstitusi
negara; berkedudukan sebagai landasan konstitusional.
3. Wawasan Nusantara sebagai visi nasional; berkedudukan sebagai
landasan visional.
4. Ketahanan nasional sebagai konsepsi nasional; berkedudukan
sebagai landasan konsepsional.
5. GBHN sebagai politik dan strategi nasional atau sebagai
kebijaksanaan dasar nasional; berkedudukan sebagai landasan
operasional.21
21
Arissetyanto Nugroho, Dadan Anugrah, dan Ghazaly Ama La Nora, Etika Berwarganegara:
Pendidikan Kewarganegaraan di Perguruan Tinggi (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2015), h. 134.
22
Muhammad Erwin, Pendidikan Kewarganegaraan Republik Indonesia (Bandung: Refika
Aditama, 2010), h. 217.
15
3. Tujuan Wawasan Nusantara
Wawasan Nusantara bertujuan mewujudkan nasionalisme yang
tinggi di segala aspek kehidupan rakyat Indonesia dalam segala bidang
kehidupan. Demi tercapainya tujuan nasionaltersebut merupakan pancaran
dari makin meningkatnya rasa, pemahaman, dan semangat kebangsaan
dalam jiwa bangsa Indonesia sebagai hasil pemahaman dan penghayatan
Wawasan Nusantara.23
23
Arissetyanto Nugroho, Dadan Anugrah, dan Ghazaly Ama La Nora, Etika Berwarganegara:
Pendidikan Kewarganegaraan di Perguruan Tinggi, h. 134.
16
hukum, bahwa seluruh Indonesia harus mempunyai dasar hukum yang
sama bagi setiap warga negara, dan tidak ada prinsip pengecualian. Di
Indonesia terdapat banyak produk hukum yang dapat diterbitkan oleh
provinsi dan kabupaten, semua keputusan dalam bentuk peraturan
daerah (perda) tersebut tidak boleh bertentangan dengan hukum yang
berlaku di tingkat nasional, namun dapat mengakomodasi kepentingan
daerah atau hukum adat yang berlaku.
c. Mengembangkan hak asasi manusia dan sikap pluralism untuk
mempersatukan berbagai suku, agama, dan Bahasa yang berbeda-beda.
Dengan mengembangkan hak asasi dan pluralism akan menumbuhkan
rasa toleransi, sikap menghargai terhadap perbedaan sehingga kesatuan
bangsa lebih mudah dipelihara.
d. Memperkuat komitmen politik terhadap partai politik dan lembaga
pemerintahan untuk meningkatkan semangat kebangsaan, dan
pertahanan untuk menjaga kesatuan bangsa yang terdiri atas pulau-
pulau.
e. Meningkatkan peran Indonesia dalam kancah internasional dan
memperkuat korps diplomatic untuk mempertahankan posisi dan
kedaulatan wilayah Indonesia dari upaya pencaplokan wilayah
Indonesia terutama pulau-pulau terluar dan pulau kosong.24
24
Ibid, h. 143
17
tambang dan minyak yang relatif besar; dan (5) Indonesia mempunyai
jumlah penduduk yang besar, sehingga menjadi potensi tenaga kerja dan
pasar sekaligus. Melihat potensi yang besar, maka pembangunan
ekonomi harus berdasarkan kondisi alam di Indonesia, oleh sebab itu
fokus pada sector dan industri pertanian menjadi dasar yang kuat bagi
pembangunan ekonomi Indonesia.
b. Pembangunan ekonomi harus memperhatikan keadilan dan
keseimbangan antardaerah. Kepincangan ekonomi akan menyebabkan
adanya disintegrasi bangsa, oleh sebab itu adanya otonomi daerah
merupakan salah satu jawabandalam upaya menciptakan keadilan
ekonomi. Otonomi daerah harus didukung terus dan dilakukan
perbaikan berkelanjutan. Selain itu, untuk menciptakan keadilan,
alokasi dana umum dan dana perimbangan pemerintah pusat dan daerah
harus tetap dijalankan dengan transparan untuk menciptakan keadilan,
karena ada daerah yang kaya dengan sumber daya alam dan ada yang
miskin sumber daya alam.
c. Pengembangan ekonomi harus dirancang dengan melibatkan partisipasi
rakyat, dan karena adanya pengembangan usaha kecil dan menengah
yang jumlahnya sangat besar perlu di dorong dan diberikan fasilitas
seperti kredit mikro, pemberian pelatihan serta prluang pasar.25
25
Ibid, h. 143-144.
18
dan siswa perlu dilakukan untuk menciptakan keseimbangan
antardaerah.
b. Pembangunan bidang sosial harus berorientasi pada pengembangan
budaya Indonesia. Di Indonesia terdapat banyak sekali budaya karena
faktor suku dan daerah yang banyak. Budaya ini menjadi kekayaan
Indonesia yang harus dilestarikan. Program pelestarian budaya,
pengembangan museum, dan cagar budaya harus diperhatikan dan
ditingkatkan untuk mengembangkan kebudayaan Indonesia dan dapat
dijadikan kegiatan pariwisata sebagai sumber pendapatan nasional dan
daerah.26
26
Ibid, h. 144-145.
27
Ibid, h. 145.
19
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Geopolitik adalah ilmu yang mempelajari hubungan antara faktor-faktor
geografis, strategi, dan politik suatu negara, sedang untuk implementasinya
diperlukan suatu strategi yang bersifat nasional. Berdasarkan hal ini, maka
kebijakan penyelenggaraan bernegara didasarkan atas keadaan atau tempat
tinggal negara itu.
2. Wawasan Nusantara adalah kesamaan persepsi pada segenap komponen
bangsa Indonesia sebagai dasar bagi terbangunnya rasa dan semangat
nasional yang tinggi dalam semua aspek kehidupan nasional, sebagai faktor
pendorong untuk berbuat dan berprestasi bagi kejayaan negara dan bangsa.
3. Konsepsi Wawasan Nusantara dilatarbelakangi oleh empat aspek, yaitu
aspek falsafah Pancasila, aspek kewilayahan/geografis, aspek sosial budaya,
dan aspek sejarah/historis.
4. Wawasan Nusantara memiliki 6 asas (prinsip), yaitu asas kepentingan
bersama, asas keadilan, asas kejujuran, asas solidaritas, asas kerja sama, dan
asas kesetiaan.
5. Wawasan Nusantara terdiri dari tiga unsur, yaitu wadah, isi, dan tata laku.
Unsur wadah memiliki 3 komponen: wujud wilayah, tata inti organisasi, dan
tata kelengkapan organisasi. Unsur isi memiliki 2 komponen: Aspirasi
bangsa dan komponen persatuan nasional. Sedangkan unsur tata laku
terbagi menjadi dua, yakni lahiriah dan batiniah.
6. Wawasan nusantara berkedudukan sebagai wawasan nasional sekaligus visi
nasional Indonesia yang juga sebagai landasan konsepsional. Wawasan
Nusantara berfungsi sebagai pedoman, arah dan tuntunan bagi perjuangan
untuk mencapai tujuan nasional. Tujuan dari Wawasan Nusantara adalah
mewujudkan nasionalisme yang tinggi di segala aspek kehidupan rakyat
Indonesia dalam segala bidang kehidupan.
20
7. Wawasan Nusantara dapat diimplementasikan ke dalam empat bidang,
yakni bidang politik, bidang ekonomi, bidang sosial budaya, serta bidang
pertahanan keamanan.
B. Saran
Sebagai warga negara Indonesia, kita harus memahami konsep Wawasan
Nusantara dan harus mampu mengimplementasikannya di dalam kehidupan
sehari-hari sebab Wawasan Nusantara adalah ilmu geopolitik Indonesia yang
memuat nilai-nilai politik dan geografis yang dapat menjamin kelangsungan
dan eksistensi bangsa dan negara Indonesia, serta merupakan pedoman dan
motivasi untuk mencapai tujuan nasional.
21
DAFTAR PUSTAKA