Disusun Oleh:
Dzakiah Istri Napisah
Semester 1 PAI 1D
FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM CIPASUNG
SINGAPARNA TASIKMALAYA
2017
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kami ucapkan kepada Allah SWT. atas semua rahmat, taufiq dan
hidayah serta inayah-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik tanpa
adanya halangan yang melanda. Tak lupa sholawat dan salam tetap tercurahkan kepada
Rasulullah SAW. yang telah menyelamatkan kita dari jalan yang gelap menuju jalan
yang terang.
Makalah ini dibuat untuk memenuhi salah satu Tugas Mata Kuliah Pendidikan
Kewarganegaraan. Dalam makalah ini akan dibahas mengenai “Pancasila sebagai
Ideologi Nasional dan Hubungannya dengan Ideologi Agama Islam.” Makalah ini
diharapkan dapat membantu para mahasiswa pada umumnya sebagai penambah
pengetahuan dan pemahaman tentang beberapa konsep awal pengajaran.
Kami juga mengucapkan terimakasih kepada pihak -
pihak yang telahmendukung dalam pembuatan makalah ini.
Kami juga mengucapkan terimakasih kepada pihak – pihak yang telah membantu
dalam penyusunan makalah ini sampai akhirnya makalah ini selesai pada waktunya,
Kami menyadari makalah ini masih banyak terdapat kekurangan. Oleh karena itu,
kami mengharapkan saran dan kritik demi kesempurnaan makalah ini.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Perlu kita sadari bahwa negara dimana kita berpijak ini bagaikan secuil tanah
surga yang terhempas kedunia fana, bukan hanya karena lukisan alamnya yang memikat
mata, tapi juga keaneka ragaman suku,bahasa,budaya,tradisi,kepercayaan, membuat
indonesia seperti surga yang didiami oleh orang-orang yang datang dari segala bangsa.
Banyak Filosof-filosof modern dieropa begitu bingungnya menilai Indonesia,
negara ini didiami oleh 1.128 suku, 726 ragam bahasa,dipecah dalam 17.504 pulau yang
terbentang lebih luas dibanding daratan eropa, namun yang mencengangkannya, 1.128
suku yang terpecah dalam 17.504 pulau tersebut dalam era modern justru menjadi
sebuah negara, bahkan yang lebih mengejutkannya negara tersebut bukanlah sebuah
negara federal, namun merupakan sebuah negara kesatuan yang terotonom, dengan kata
lain Indonesia telah berhasil mempersatukan sebuah wilayah yang memiliki
kompleksifitas tinggi untuk disatukan.
Yang luar biasanya lagi para pendiri negara ini telah mampu membangun sebuah
ideologi, ideologi yang menyatukan kearifan lokal dari seluruh suku, kebijaksanaan dari
seluruh agama dan kepercayaan, dikolaborasikan dan saling bertoleransi dalam satu
wadah bernama PANCASILA.
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
arah dan tujuan yang hendak dicapai dalam kehidupan nasional suatu bangsa
dan negara.
Sebagai contoh jika Anda melihat seseorang yang suka menonton bola,
mereka meninggalkan segala aktivitasnya hanya untuk menonton bola setiap
kali ada pertandingan sepak bola, kapanpun waktunya dia selalu berusaha agar
dapat menonton pertandingan tersebut. Contoh lainnya, seseorang yang suka
merokok atau bahkan pecandu rokok, kemanapun dan dimanapun pasti kalian
melihat orang tersebut tidak pernah lepas dari merokok bahkan ada yang
berucap lebih baik tidak makan asalkan masih merokok. Maka secara tidak
langsung sepak bola dan rokok itu sudah menjadi Ideologinya.
Syekh Taqiyyudin An-Nabhany dalam Hujayyana, Erniza Rina (2009)
mendefinisikan Ideologi sebagai aqidah aqliyah (akidah yang lahir dari sebuah
proses berpikir secara rasional) yang melahirkan peraturan.
2.1.3. Arti Agama dalam Negara
Seorang Muslim hidup di atas dunia ini sepenuhnya dengan cita-cita hendak
menjadi seorang hamba Allah dalam arti yang sepenuhnya, mencapai kejayaan
di dunia dan kemenangan di akhirat. Dunia dan Akhirat ini, sekali-kali tidak
mungkin dipisahkan oleh seorang Muslim dari Ideologinya. Ini sudah sama-
sama dimaklumi.
Untuk mencapai tingkatan yang mulia itu, Tuhan memberi kita bermacam-
macam aturan. Aturan atau cara kita harus berlaku berhubungan dengan Tuhan
yang menjadikan kita , dan aturan cara kita harus berlaku berhubungan dengan
sesama manusia. Di antara aturan-aturan yang berhubungan dengan mu’amalah
sesama makhluk itu, ada diberikan garis-garis besarnya berupa kaidah yang
berkenaan dengan hak dan kewajiban seseorang terhadap masyarakat dan hak
serta kewajiban masyarakat terhadap diri seseorang yang terakhir ini tak lebih
tak kurang, ialah yang dinamakan orang sekarang dengan urusan kenegaraan itu.
Tetapi yang sering orang lupakan, jikalau membicarakan urusan Agama dan
Negara ini ialah, dalam pengertian Islam yang dinamakan Agama itu, bukanlah
shalat dan puasa itu, tetapi yang dinamakan Agama menurut pengertian Islam
meliputi semua kaidah-kaidah, hudud-hudud dalam mu’amalah dalam
masyarakat menurut garis-garis yang telah ditetapkan oleh Islam.
Semua aturan-aturan itu dalam garis besarnya terhimpun dalam al-Quran
dan Sunnah Nabi Muhammad SAW. tetapi al-Quran dan Sunnah Nabi itu tidak
3
bertentangan dan tidak berkaki sendiri untuk menjaga supaya peraturan-
peraturannya itu dijalankan oleh manusia.
Untuk menjaga supaya aturan-aturan dan patokan-patokan itu dapat berlaku
dan berjalan sebagaimana mestinya, perlu dan tidak boleh tidak, harus ada suatu
kekuatan dalam pergaulan hidup, berupa kekuasaan dalam negara, sebagaimana
telah diperingatkan oleh Rasulullah SAW. kepada kaum Muslimin,
“Sesungguhnya Allah memegang dengan kekuasaan Penguasa, yang tidak dapat
dipelihara dan dipegang oleh al-Quran itu.” (HR. Ibnu Katsir dalam Ziekrie
Sam, 2010)
6
banyak lagi hukum Islam lainnya.Itu cuma dua contoh yang umum diketahui dan dalil
tidak boleh berhukum selain syariat islam.
1. Barang siapa yang tidak memutuskan menurut apa yang diturunkan Allah,
makamereka itu adalah orang-orang yang kafir (5:44)
2. Barang siapa tidak memutuskan perkara menurut apa yang diturunkan Allah,
makamereka itu adalah orang-orang yang dzalim (5:45)
3. Barangsiapa tidak memutuskan perkara menurut apa yang diturunkan Allah,
makamereka itu adalah orang-orang yang fasik (5:47)
َ قُ ْل ُه َو اللَّ هُ أ
) ا: َح ٌد (اإلخالص
Artinya : Katakanlah: "Dialah Allah, Yang Maha Esa. (Al Ikhlas : 1)
Sila 2:
Kemanusian yang adil dan beradab =
َ ك ُه ُم الْ ُم ْف لِ ُح
) ٥ ا: ون ( النور َ ُِولَ ئ
ٰ و أMۚ مَسِ ع نَ ا و أَطَ ع نَ ا
َ ْ َ ْ
Artinya : “Sesungguhnya jawaban orang –orang mukmin, bila mereka dipanggil
kepada Allah dan rasul-Nya agar Rasul menghukum (mengadili) di antara mereka
ialah ucapan. “Kami mendengar, dan kami patuh”. Dan mereka itulah orang-orang
yang beruntung.” (An Nur: 51)
Sila 3:
Persatuan Indonesia =
ِِ ِِ
ُ َو َم أْ َوMۚ اغ لُ ْظ َع لَ ْي ِه ْم
Mۖ اه ْم َج َه نَّ ُم َ يَا أَيُّ َه ا النَّ يِب ُّ َج اه د الْ ُك َّف َار َو الْ ُم نَ اف ق
ْ ني َو
ِ و بِ ْئ س الْ م
) ۷٣ : ص ريُ (التوبة َ َ َ
7
Artinya : “Hai Nabi, berjihadlah (melawan) orang -orang kafirdan orang-orang
munafik itu, dan bersikap keraslah terhadap mereka. Tempatmereka ialah jahannam.
Dan itu adalah tempat kembali yang seburuk- buruknya.“ (At-Taubah: 73)
Sila 4:
Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam
permusyawaratan / perwakilan
قَ لِ ي اًل َم اMۗ َاتَّبِ عُ وا َم ا أُنْ ِز َل إِ لَ ْي ُك ْم ِم ْن َر بِّ ُك ْم َو اَل َت تَّ بِ عُ وا ِم ْن ُد ونِ ِه أ َْو لِ يَ اء
ِ
َ ص لَ َع لَّ ُه ْم َي َت َف َّك ُر
) ا۷٦ : ون (األعراف َ ص
َ ص الْ َق ُ ْ فَ اقMۚ َك َّذ بُوا بِ آيَات نَ ا
ِ ص
Artinya : “Dan kalau Kami menghendaki, sesungguhnya Kami tinggikan (derajat) nya
dengan ayat-ayat itu,tetapi dia cenderung kepada dunia dan menurutkan hawa
nafsunya yang rendah,maka perumpamaannya seperti anjing jika kamu menghalaunya
diulurkannyalidahnya dan jika kamu membiarkannya dia mengulurkan lidahnya (juga).
Demikianitulah perumpamaan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami.
Makaceritakanlah (kepada mereka) kisah-kisah itu agar mereka berfikir.”
(Al Araf: 176)
8
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Apabila ideologi islam diterapkan di Indonesia maka hukum islam
akandiberlakukan. Bisa jadi umat beragama lain (selain islam) lama kelamaan
akanterjadi perpecahan karena dalam hukum islam dengan agama mereka tidak
sepahamdan terdapat seperti ketidakadilan antara islam dan agama lain.Pancasila
terlahir dari keragaman keyakinan di negara ini. Alquran mengajarkan laikroha fiddin,
tidak ada paksaan dalam agama. Pancasila sebagai wadah pemersatu,lakum dinukum
waliyadin.
Jadi masalahnya sekarang adalah individunya sendiri, bisa atau tidak untuk
menyelaraskan ideology tersebut dalam kahidupan sehari-hari menurut ajaran dan
kepercayaan masing – masing dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara.
9
DAFTAR PUSTAKA
https://www.google.co.id/search?
rlz=1C1AVFA_enID753ID753&q=hubungan+ideologi+pancasila+dengan+ideol
ogi+agama+islam&sa=X&ved=0ahUKEwj6wf6m-
7_WAhUYS48KHWXODskQ1QIIZygA
https://www.scribd.com/doc/216085070/Ideologi-Islam-vs-Ideologi-Pancasila#
http://iisihsani.blogspot.co.id/2015/02/makalah-pancasila-sebagai-ideologi.html
10