DOSEN PENGAMPU:
Disusun Oleh:
MEDAN
2023
KATA PENGANTAR
Kelompok 7
I
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..........................................................................................................I
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................................1
A. Latar Belakang..........................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.....................................................................................................1
C. Tujuan Masalah.........................................................................................................2
A. Kesimpualan............................................................................................................25
B. Saran........................................................................................................................25
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................27
II
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pancasila menjadi dasar negara baru disahkan oleh PPKI pada tanggal 18
Agustus 1945. Namun jauh sebelum di sahkan nilai- nilai pancasila sudah ada
pada kehidupan masyarakat Indonesia sejak zaman dahulu sebelum bangsa
Indonesia menjadi sebuah negara dimana nilai-nilai tersebut berupa nilai-nilai adat
istiadat, kebudayaan serta relegius. Nilai-nilai yang ada kemudian diambil dan
dirumuskan oleh paa pendiri negara yang untuk nantinya dijadikan dasar negara
Indonesia. Oleh karena itu untuk memahami pancasila secara utuh dan kaitannya
dengan jati diri bangsa Indonesia ini diperlukan pemahaman sejarah bangsa
Indonesia dalam membentuk suatu negara dan dijadikannya pancaila sebagai
dasar Negara karena semua itu berhubungan denga sejarah perjuangan bangsa
Indonesia.
B. Rumusan Masalah
1
C. Tujuan Masalah
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
serta sebagai perjanjian luhur bangsa. Nilai-nilai essensial yang terkandung
dalam Pancasila yaitu: Ketuhanan, Kemanusiaan, Persatuan, Kerakyatan serta
Keadilan. Nilai-nilai Pancasila telah ada pada bangsa Indonesia sejak zaman
dahulu kala, sebelum bangsa Indonesia mendirikan negara. Proses
terbentuknya negara Indonesia melalui proses sejarah yang cukup panjang,
yaitu sejak zaman batu hingga munculnya kerajaan-kerajaan pada abad ke-IV.1
1) Nilai sila pertama, terwujud dengan adanya umat agama Budha dan Hindu
hidup berdampingan secara damai. Pada kerajaan Sriwijaya terdapat pusat
kegiatan pembinaan dan pengembangan agama Budha;
1
Putra, zulfikar dan farid wajdi, Buku Ajar Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan,
(Malang : Ahmadi Press, 2022), hlm. 32
2
Kaelan dan Achamd Zubaidin, Pendidikan Kewarganegaraan untuk Perguruan Tinggi,
(Yogyakarta: Pradigma, 2002) , hlm 9
4
2) Nilai sila kedua, terjalin hubungan antara Sriwijaya dengan India (Dinasti
Harsha). Pengiriman para pemuda untuk belajar di India. Telah tumbuh
nilai-nilai politik luar negeri yang bebas dan aktif;
3) Nilai sila ketiga, sebagai Negara maritim, Sriwijaya telah menerapkan
konsep Negara kepulauan sesuai dengan konsepsi wawasan nusantara;
4) Nilai sila keempat, Sriwijaya telah memiliki kedaulatan yang sangat luas,
meliputi (Indonesia sekarang) Siam dan Semenanjung Melayu; dan
5) Nilai sila kelima, Sriwijaya menjadi pusat pelayanan dan perdagangan,
sehingga kehidupan rakyatnya sangat makmur.3
5
mengalami pengembangan lahir dan batin di hutan dan tahun 1010 para
pengikutnya, rakyat dan para Brahmana bermusyawarah dan memutuskan
untuk memohon Airlangga bersedia menjadi raja, meneruskan tradisi Istana,
sebagai nilai-nilai sila keempat.
Demikian pula menurut prasasti Kelagen, pada tahun 1037, raja Airlangga
memerintahkan untuk membuat tanggul dan waduk demi kesejahteraan
pertanian rakyat yang merupakan nilai-nilai sila kelima. Di wilayah Kediri
Jawa Timur berdiri pula kerajaan Singasari (pada abad ke XIII), yang
kemudian sangat erat hubungannya dengan berdirinya kerajaan Majapahit.4
4
Suharta, Pancasila, (Jawa Tengah: La Keisha, 2020), hlm 57
6
orang Portugis yang kemudian diikuti deh orang-orang Spanyol yang ingin
mencari pusat tanaman rempah-rempah.
7
Demikianlah Belanda pada awalnya menguasai daerah-daerah yang
strategis dan kaya akan hasil rempah- rempah pada abad XVII dan nampaknya
semakin memperkuat kedudukannya dengan didukung oleh kekuatan militer.
Pada abad itu sejarah mencatat bahwa Belanda berusaha keras untuk
memperkuat dan mengintensifkan kekuasaannya di seluruh Indonesia. Mereka
ingin membulatkan hegemoninya sampai ke pelosok-pelosok nusantara kita.
Melihat praktek- praktek penjajahan-Belanda tersebut maka meledaklah
perlawanan rakyat diberbagai daerah nusantara, antara lain: Pattimura di
Maluku (1817) Baharudin di Palembang (1819). Imam Bonjol di Minang
Kabau (1821-1837). Pangeran Diponegoro di Jawa Tengah (1825-1830),
Jlentik, Polim, Teuku Tiro, Teuku Umar dalam perang Aceh (1860) anak
Agung Made dalarn perang Lombok (1894-1895). Dan masih banyak
perlawanan rakyat di berbagai daerah di nusantara.
8
memberikan janjinya untuk kemerdekaan Indonesia, sehingga banyak
pemuda-pemuda Indonesia yang ikut berlatih dengan tentara Jepang, seperti
Heiho dan sebagainya.6
6
Yasmis, Jepang dan Perjuangan Kemerdekaan Indonesia, Jurnal Sejarah, Vol 4, No 2, hlm 24
https://scholar.google.com/scholar?hl=id&as_sdt=0,5&qsp=1&q=sejarah+perjuangan+bangsa+i
9
D. Masa Perumusan Pancasila dan Proklamasi Kemerdekaan
1) Kebangkitan Nasional
Mereka yang bergabung dalam organisasi ini mulai merintis jalan baru ke
arah tercapainya cita- cita perjuangan bangsa Indonesia, tokohnya yang
terkenal dr. Wahidin Sudirohusodo. Kemudian muncul Serikat Dagang Islam
yang bentuknya berubah menjadi pergerakan politik dengan nama Sarikat
Islam, yang dipimpin oleh H. O. S. Tjokroaminoto. Selain itu, muncul
Indische Partij yang dipimpin oleh Douwes Dekker, Ciptomangunkusomo,
dan Ki Hajar Dewantara, tetapi karena terlalu radikal pemimpinnya dibuang
ke luar negeri. Perjuangan tetap dilakukan dengan didirikannya Partai
Nasional Indonesia yang dipelopori oleh Soekarno dan kawan-kawan.
7
Usiono, Pancasila Membangun Karakter Bangsa, (Jakarta: Hijri Pustaka Utama, 2007), hlm 7-11
10
menyambut kemerdekaan itu, terutama untuk mempersiapkan apa dasar
negara kita kalau sudah merdeka nanti.8
8
Hieronymus, Purwanto, Pancasila dalam Sejarah Perjuangan Bangsa Indonesia, Jurnal Candi,
Vol 18, No 2, hlm 131-132https://scholar.google.com/scholar?
hl=id&as_sdt=0,5&qsp=1&q=sejarah+perjuangan+bangsa+indonesia&qst=br -
d=gs_qabs&t=1681482216310&u=%23p%3DKil0vdagN6QJ
11
1) Persatuan.
2) Kekeluargaan.
3) Keseimbangan Lahir Batin.
4) Musyawarah.
5) Keadilan Rakyat.
c) Konsep Pancasila menurut Ir. Soekarno
Pada tanggal 1 Juni 1945 dalam sidang pertama BPUPKI tersebut,
Ir. Soekarno dalam pidatonya mengajukan usulan Dasar Negara yang
dimaksudkan sebagai "Philosophisch Grondslag" daripada Indonesia
merdeka. Tentang hal ini Soekamo menyatakan bahwa "Philosophische
Grondslag" itulah fundamen filsafat, pikiran yang sedalam-dalamnya jiwa,
hasrat yang d atasnya abadi. didirikan gedung Indonesia merdeka yang
kekal dan abadi.
Di samping menggunakan istilah Philosophische Grondslag dalam
pidatonya yang bersejarah itu, Soekarno juga menggunakan istilah
"Weltanschauung", dengan memberikan keterangan serta memberikan
contoh dengan menyebutkan beberapa negara yang telah memiliki
Weltanschauung seperti Saudi Arabia, Uni Soviet Rusia, Inggris, Amerika
Serikat, Tiongkok, dan lain-lain. Dasar-dasar negara yang saya usulkan
lima bilangannya inilah "Panca Dharma". Bukankah nama Panca Dharma
tepat di sini. Dharma berarti kewajiban, sedangkan kita membicarakan
dasar. Saya senang kepada simbol-simbolik angka pula di sini, Rukun
Islam lima jumlahnya, jari kita lima setangan, kita mempunyai pancaindra.
Sekarang kita punya prinsip dasar lima bilangnya, yaitu:
1) Nasionalisme atau Kebangsaan Indonesia.
2) Internasionalisme atau Perikemanusiaan
3) Mufakat atau Demokrasi.
4) Kesejahteraan Sosial.
5) Ketuhanan Yang Maha Esa
Namanya bukan Panca Dharma, tetapi saya namakan ini dengan
petunjuk seorang teman kita ahli bahasa, namanya Pancasila. Berasal dari
kata Panca yang berarti lima dan Sila yang berarti sendi, asas, dasar atau
12
peraturan tingkah laku yang ialah penting dan baik, dengan demikian
Pancasila merupakan lima dasar yang berisi pedoman atau aturan tentang
tingkah laku yang penting dan baik. Di atas kelima dasar itulah kita
mendirikan negara Indonesia kekal dan abadi. Pancasila adalah isi jiwa
yang turun temurun yang sekian abad lamanya terpendam bisu oleh
kebudayaan barat, dengan demikian Pancasila tidak saja falsafah negara,
tetapi lebih lagi, yakni falsafah bangsa. Selanjutnya dalam pidatonya itu
juga Ir. Soekarno di dalam uraiannya mengajukan, kalau anggota sidang
tidak sepakat dengan lima dasar tersebut, dapat diperas jadi 3 (tiga) dasar,
yang disebutnya dengan TRI SILA yaitu:
1. Sosio Nasional "Nasionalisme dan Internasionalisme".
2. Sosio Demokrasi "Demokrasi dengan kesejahteraan Rakyat
3. Ketuhanan Yang Maha Esa.
Selanjutnya Ir. Soekarno mengakhiri pidatonya dengan Usulan,
Tri Sila dapat diperas lagi jadi Eka Sila yaitu: "Gotong Royong". Ajaran
TRISAKTI "Soekarno"
1. Berdaulat di bidang Politik.
2. Berdiri di atas kaki sendiri (Berdikari) di bidang Ekonomi.
3. Berkepribadian di bidang kebudayaan.
Sebagai keputusan awal dari sidang BPUPKI 1 Juni 1945,
dibentuklah panitia kecil 8 (delapan) yang akan membicarakan dan
merumuskan hasil sidang-sidang BPUPKI terutama mengenai rencana
dasar-dasar negara yang akan dilaksanakan dari usulan- usulan yang telah
dikemukakan oleh anggota-anggota dalam persidangan yang sudah
berjalan. Panitia tersebut terdiri dari:
1) Ir. Soekarno
2) Ki Bagus Hadi Kusumo
3) KH Wahid Hasyi
4) M. Yamin, S.H.
5) Soetarjo
6) Maramis
7) Otto Iskandardinata
13
8) Drs. M. Hatta
d) Konsep Pancasila sesuai "Piagam Jakarta"
Pada tanggal 22 Juni 1945 dibentuk panitia kecil 9 (sembilan) yang
kemudian menghasilkan rumusan "Piagam Jakarta (Jakarta Charter),
sebagai naskah Politik yang berbunyi sebagai berikut:
Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan
oleh sebab itu, maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan karena
tidak sesuai dengan peri kemanusiaan dan peri keadilan. Dan perjuangan
pergerakan kemerdekaan Indonesia telah sampailah kepada saat yang
berbahagia dengan selamat sentosa mengantarkan rakyat Indonesia ke
depan pintu gerbang kemerdekaan negara Indonesia yang merdeka,
bersatu, berdaulat, adil, dan makmur. Atas berkat rahmat Allah Yang
Maha Kuasa dan dengan didorongkan oleh keinginan luhur, supaya
berkehidupan kebangsaan yang bebas, maka rakyat Indonesia dengan ini
menyatakan kemerdekaannya.
Kemudian daripada itu untuk membentuk suatu pemerintahan
negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh
tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum,
mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia
yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial,
maka disusunlah kemerdekaan kebangsaan Indonesia itu dalam suatu
Undang-Undang Dasar Negara Indonesia yang terbentuk dalam suatu
susunan Negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat dengan
berdasarkan kepada: Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat
Islam bagi pemeluknya, Kemanusiaan yang adil dan beradab, Persatuan
donesia, Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan, serta dengan mewujudkan Keadilan sosial
bagi seluruh rakyat Indonesia.
Akhirnya naskah piagam Jakarta ini dijadikan sebagai naskah
rancangan Pembukaan UUD 1945 dengan mengubah sila Ketuhanan Yang
Maha Esa dengan meniadakan kata-kata kewajiban menjalankan syariat
14
Islam bagi pemeluknya. Panitia kecil 9 (sembilan) yang merumuskan
Piagam Jakarta ini, yaitu:
4. Ir. Soekarno
5. KH. Wahid Nasyim
6. M. Yamin, S.H.
7. Maramis
8. Drs. M. Hatta
9. A. Soebarjo
10. K. Abd. Kahar Muzakir
11. Abi Kusno
12. Agoes Salim
9
Tohir, Muhammad, Intisari Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, (Jakarta : Kencana,
2019), hlm 18
15
4) Proklamasi Kemerdekaan dan Maknanya
10
Darmadi, Hamid, Urgensi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan di Perguruan Tinggi,
(Bandung : Alfabeta, 2012), hlm. 189.
16
menjadi UUD Indonesia merdeka. Dengan dibentuknya PPKI, tugas BPUPKI
dianggap selesai, dengan demikian BPUPKI dinyatakan bubar. Tugasnya
dilanjutkan oleh PPKI. Pada tanggal 8 dan 9 Agustus 1945 terjadi peristiwa
tentara sekutu menjatuhkan Bom Atom di Kota Hiroshima dan Nagasaki, yang
mengakibatkan pemerintah Jepang menyerah dan bertekuk lutut kepada sekutu
Amerika Serikat. Sehingga dengan demikian pemerintahan sekutu di bawah
Amerika mengambil alih seluruh wilayah jajahan Jepang, termasuk Indonesia,
di mana pada saat itu Belanda yang berada di bawah sekutu ikut menyertai
tentara sekutu mendarat kembali di Indonesia. 11
11
Tomali, Rahmanuddin, Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, (Yogyakarta: Deepublish
Publisher, 2019), hlm 30
17
a. Setelah melakukan beberapa perubahan pada Piagam Jakarta yang
kemudian berfungsi sebagai Pembukaan Undang-Undang Dasar
1945.
b. Menetapkan rancangan Hukum Dasar yang telah diterima dari
Badan Penyelidik pada tanggal 17 Juli 1945, setelah mengalami
berbagai perubahan karena berkaitan dengan perubahan Piagam
Jakarta, kemudian berfungs sebagai Undang-Undang Dasar 1945.
2. Memilih presiden dan wakil presiden yang pertama.
3. Menetapkan berdirinya Komite Nasional Indonesia Pusat sebagai
badan musyawarah darurat.
Tentang pembentukan Komite Nasional Indonesia Pusat, dalam
masa transisi dari pemerintahan jajahan kepada pemerintah nasional,
hal itulah ditentukan dalam pasal IV Aturan Peralihan, Adapun
keanggotaan Komite Nasional adalah PPKI sebagal panitia Intinya
ditambah dengan pemimpin-pemimpin rakyat dari semua golongan,
aliran dan lapisan masyarakat, seperti: Pamong Praja, Alim Ulama,
Kaum pergerakan, pemuda, pengusaha/pedagang, cendekiawan,
wartawan dan golongan lainnya. Komite Nasional tersebut dilantik
pada tanggal 29 Agustus 1945 dan diketual oleh Mr. Kasman
Singodimedjo.
b. Sidang Kedua (19 Agustus 1945)
Pada sidang kedua PPKI berhasil menentukan ketetapan berikut:
1. Tentang daerah provinsi, dengan pembagian sebagai berikut:
a) Jawa Barat.
b) Jawa Tengah
c) Jawa Timur
d) Sumatra
e) Borneo
f) Sulawesi
g) Maluku
h) Sunda
2. Membentuk Komite Nasional Daerah
18
3. Pembentukan Departemen dan Menteri
Hasil yang ketiga dalam sidang tersebut adalah dibentuknya Kemerdekaan
atau Departemen yang meliputi 12 Departemen, sebagai berikut: 12
a) Departemen Dalam Negeri
b) Departemen Luar Negeri
c) Departemen Kehakiman
d) Departemen Keuangan Kemakmuran
e) Departemen
f) Departemen Kesehatan
g) Departemen Pengajaran, Pendidikan dan Kebudayaan
h) Departemen Sosial
i) Departemen Pertahanan
j) Departemen Penerangan
k) Departemen Perhubungan
l) Departemen Pekerjaan Umum
c. Sidang Ketiga (20 Agustus 1945)
19
2. Secara politis ideologis proklamasi mengandung arti bahwa bangsa
Indonesia terbebas dari penjajahan bangsa asing melalui kedaulatan untuk
menentukan nasib sendiri dalam suatu negara Proklamasi Republik
Indonesia.
20
1. Negara Kesatuan Republik Indonesia periode 17 Agustus 1945 sampai 29
Desember 1949. Berdasarkan UUD 1945 dan Pancasila sesuai dengan
pembukaan UUD 1945
2. Negara Republik Indonesia Serikat periode 29 Desember 1949 sampai 17
Agustus 1950. Berdasarkan Konstitusi RIS, Pancasila berbunyi:
1. Ketuhanan Yang Maha Esa
2. Perikemanusiaan
3. Kebangsaan
4. Kerakyatan
5. Keadilan Sosial
3. Negara Kesatuan Republik Indonesia periode 17 Agustus 1950 sampai 5
Juli 1959. Berdasarkan UUDS 1950, Pancasila berbunyi:
1. Ketuhanan Yang Maha Esa
2. Perikemanusiaan
3. Kebangsaan
4. Kerakyatan
5. Keadilan Sosial
4. Negara Kesatuan Republik Indonesia periode Juli 1959 sampai sekarang
Setelah terjadinya Dekrit Presiden Soekarno kembali kepada UUD 1945,
sampai sekarang NKRI berdasarkan UUD 1945 dan Pancasila sesuai
dengan pembukaan UUD 1945
1. Ketuhanan Yang Maha Esa
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab
3. Persatuan Indonesia
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.13
13
Herman. Pancasila dalam kedudukan dan fungsi sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup
Bangsa Indonesia. (Surabaya: Usaha Nasional.1981). hlm 178-179
21
1. Kehidupan politik yang labil karena seringnya pergantian kabinet dan
semakin tajamnya persaingan partai politik.
2. Kegagalan Konstituante dalam menyusun Undang Undang Dasar.
3. Terjadinya gangguan keamanan berupa pemberontakan ber- senjata di
daerah-daerah.
Sejarah dari adanya dekrit ini tertanggal pada 5 Juli 1959 yang terjad di
Istana Merdeka. Dekrit ini bisa terjadi karena dari adanya kegagalan produk
badan Konstituante yang menetapkan pada Undang-Undang baru pengganti
dari adanay UUDS 1950 dan adanya desakan oleh banyak orang agar kembali
pada UUD 1945. Keluarnya Dekrit Presiden 5 Juli 1959 berisi:
14
https://dosenppkn.com/pengertian-dekrit/
22
Hal ini disambut dengan baik oleh masyarakat, dibenarkan dan diperkuat
oleh Mahkamah Agung serta didukung oleh KSAD. Berdasarkan Dekrit
Presiden tersebut maka UUD 1945 berlaku kembali di negara Republik
Indonesia hingga sat ini. Dekrit adalah suatu putusan dari orang tertinggi
(kepala negara atau orang lain) yang merupakan penjelmaan kehendak yang
sifatnya sepihak. Dekrit dilakukan bila negara dalam keadaan darurat,
keselamatan bangsa dan negara terancam oleh bahaya. Landasan mukum
dekrit adalah 'Hukum Darurat'yang dibedakan atas dua macam yaitu:
23
a) Masyarakat menuntut pelaku G 30 S/PKI segera diadili dan PKI
dibubarkan, lalu muncullah kesatuan-kesatuan aksi seperti KAMI, KAPPI,
KAPI, KABI, KASI, KAWI, dan KAGI yang membuatkan barisan dalam
Front Pancasila. Kesatuan-kesatuan aksi ini juga mendapat dukungan dari
organisasi masyarakat serta Angkatan Darat. Sementara itu, Mayjen
Soeharto diangkat menjadi Menteri/Pangad.
b) Pada 10 Januari 1966 kesatuan-kesatuan aksi mendatangi halaman gedung
DPRGR dan mengajukan tiga tuntutan yang kemudian dikenal sebagai Tri
Tura (Tuntutan Rakyat), yaitu:
a) pembubarkan PKI;
b) bersihkan Kabinet dari unsur-unsur G 30 S/PKI;
c) dan turunkan harga.
c) Presiden Soekarno menuduh demonstrasi-demonstrasi itu didukung oleh
CIA. Dr. Soebandrio mengajukan gagasan membentuk Barisan Soekarno
dalam menghadapi kesatuan- kesatuan aksi.
d) Pada 21 Februari 1966, Presiden melakukan perubahan terhadap Kabinet
Dwikora yang terdiri dari 100 menteri. Rakyat tidak puas karena masih
banyak menteri yang terlibat dalam G 30 S/ PKI.
e) Pada 24 Februari 1966, ketika Kabinet Dwikora yang disempur nakan
tersebut dilantik, kesatuan-kesatuan aksi memenuh jalan menuju Istana
Merdeka dan mengalami bentrokan denga Pasukan Cakrabirawa yang
menyebabkan gugurnya Ari Rahman Hakim15
BAB III
15
Damrmodirharjo, dkk, Santiaji Pancasila, (Surabaya:Usaha Nasional, 1988), hlm 27
24
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pancasila bukan lahir secara mendadak pada tahun 1945, melainkan telah
melalui proses yang panjang, dimatangkan oleh sejarah perjuangan bangsa
Indonesia. Tetapi bangsa Indonesia lahir dari sejarah dan kebudayaannya yang
tua, melalui gemilangnya kerajaan-kerajaan di Indonesia, kemudian
mengalami masa penjajahan tiga setengah abad, sampai akhirnya bangsa
Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya pada tanggal 17 Agustus
1945. Sejarah perjuanganbangsa untuk merebut kembali kemerdekaan
nasionalnya sama tuanya dengan sejarah penjajajahan itu sendiri. Berbagai
babak sejarah telah dilampaui dan berbagai jalan telah ditempuh dengan cara
yang berbeda-beda, mulai dengan cara yang lunak sampai cara yang keras,
mulaidari gerakan kaum cendikiawan yang terbatas sampai pada gerakan yang
menghimpun kekuatan rakyat banyak, mulai dari bidang pendidikan, kesenian
daerah, perdagangan sampai pada gerakan-gerakan politik.
B. Saran
25
bagi manusia Indonesia dalam hubungannya dengan kehidupan bermasyarakat
dan bernegara. Untuk itu, perlu usaha yang sungguh- sungguh dan terus-
menerus serta terpadu demi terlaksananya penghayatan dan pengamalan nilai
Pancasila tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
26
Burhan, Wirman, 2016, Pendidikan Kewarganegaraan Pancasila dan Perundang
Undangan Dasar 1945, Jakarta : Rajawali Press
Damrmodirharjo, dkk, 1998, Santiaji Pancasila, Surabaya:Usaha Nasional
Darmadi, Hamid, 2012, Urgensi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan di
perguruan tinggi, Bandung : Alfabeta
Elly, Setiadi, 2005, Panduan Kuliah Pancasila untuk Perguruan Tinggi, PT
Gramedia, Jakarta:Pustaka Utama
Herman,1981, Pancasila dalam Kedudukan dan Fungsi sebagai Dasar Negara
dan Pandangan Hidup bangsa Indonesia, Surabaya : Usaha Nasional
Hieronymus, Purwanto, Pancasila dalam Sejarah Perjuangan Bangsa Indonesia,
Jurnal Candi, Vol 18. No 2, hlm 131-132
https://scholar.google.com/scholar?
hl=id&as_sdt=0,5&qsp=1&q=sejarah+perjuangan+bangsa+indonesia&qst=br -
d=gs_qabs&t=1681482216310&u=%23p%3DKil0vdagN6QJ
27