Anda di halaman 1dari 30

PANCASILA DALAM KONTEKS

SEJARAH PERJUANGAN BANGSA INDONESIA

Disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Kewarganegaraan

DOSEN PENGAMPU:

MUHAMMAD FERY PRAYOGA, M. Pd

Disusun Oleh:

SITI RAHAYU LUBIS (0303221002)

KHAIRUN NISA (0303221030)

KURNIA RIZKY DLT (0303221017)

PRODI BIMBINGAN KONSELING PENDIDIKAN ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA

MEDAN

2023
KATA PENGANTAR

Assalamuaikum Warahmatullahi Wabarokatuh

Alhamdulillah puji syukur penulis panjatkan kehadiran Allah SWT atas


berkat dan karunianya penulis dapat menyelesaikan tugas penulisan makalah ini.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Mata
kuliah Kewirausahaan. Selain itu, hasil makalah ini juga bertujuan untuk
menambah wawasan bagi para pembaca dan penulis.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Bapak dosen Muhammad


Fery Prayoga, M. Pd selaku dosen mata kuliah Kewarganegaraan yang telah
memberikan bantuan dan bimbingan untuk menyelesaikan makalah ini. Sehingga
penulis dapat menambah wawasan dan pengetahuan baru dalam menulis makalah
ini. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun
sehingga dapat diperbaiki untuk kedepannya. Atas segala perhatiannya penulis
mengucapkan terima kasih.

Medan, 14 April 2023

Kelompok 7

I
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..........................................................................................................I

DAFTAR ISI ...............................................................................................................II

BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................................1

A. Latar Belakang..........................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.....................................................................................................1
C. Tujuan Masalah.........................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................3

A. Makna Penting Pancasila dalam Konteks Sejarah Bangsa.......................................3


B. Masa Sebelum Kemerdekaan....................................................................................4
C. Masa Penjajahan Jepang ..........................................................................................8
D. Masa perumusan Pancasila dan Proklamsi Kemerdekaan.......................................10
E. Masa Setelah Kemerdekaan.....................................................................................19
F. Masa Orde Lama......................................................................................................22
G. Dekrit Presiden 1959................................................................................................22
H. Masa Lahirnya Orde Baru........................................................................................24

BAB III PENUTUP ............................................................................................................25

A. Kesimpualan............................................................................................................25
B. Saran........................................................................................................................25

DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................27

II
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Jika kita berbicara masalah pancasila maka akan terbayanglah sila-sila


yang lima tersebut. Dimana pancasila mempunyai kaitan pada sejarah, peradaban,
agama, hidup, ketatanegaraan, kegotongroyongan, struktur sosial, dari masyarakat
Indonesia. Pancasila yang menjadi dasar negara perlu diadakan peninjauan
terhadap perkembangan budaya Indonesia yang sudah lampau dengan titik berat
pada nilai-nilai ketuhanan, kemanusiaan, politik, dan kemasyarakatan.

Pancasila menjadi dasar negara baru disahkan oleh PPKI pada tanggal 18
Agustus 1945. Namun jauh sebelum di sahkan nilai- nilai pancasila sudah ada
pada kehidupan masyarakat Indonesia sejak zaman dahulu sebelum bangsa
Indonesia menjadi sebuah negara dimana nilai-nilai tersebut berupa nilai-nilai adat
istiadat, kebudayaan serta relegius. Nilai-nilai yang ada kemudian diambil dan
dirumuskan oleh paa pendiri negara yang untuk nantinya dijadikan dasar negara
Indonesia. Oleh karena itu untuk memahami pancasila secara utuh dan kaitannya
dengan jati diri bangsa Indonesia ini diperlukan pemahaman sejarah bangsa
Indonesia dalam membentuk suatu negara dan dijadikannya pancaila sebagai
dasar Negara karena semua itu berhubungan denga sejarah perjuangan bangsa
Indonesia.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana hubungan Pancasila dalam konteks sejarah perjuangan bangsa


Indonesia
2. Bagaimana implementasi nilai-nilai pada masa Sebelum Kemerdekaan
3. Bagaimana perumusan Pancasila dan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
4. Bagaimana implementasi nilai-nilai pancasila setelah Kemerdekan

1
C. Tujuan Masalah

1. Untuk mengetahui hubungan Pancasila dalm konteks sejarah perjuangan


bangsa Indonesia
2. Untuk memahami Pancasila pada masa sebelum Kemerdekaan
3. Untuk memahami proses Perumusan Pancasila dan Proklamsi
Kemerdekaan Indonesia
4. Untuk memahami nilai-nilai Pancasila setelah Kemerdekaan

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Makna Penting Pancasila dalam Konteks Sejarah Perjuangan Bangsa


Indonesia

Pancasila sebagai ideologi Negara Kesatuan Republik Indonesia memiliki


catatan sejarah panjang dalam perhelatannya. Ideologi tersebut merupakan
sebuah landasan yang menjadi alat pemersatu bangsa. Bangsa Indonesia
dikenal. sebagai masyarakat atau memiliki sumber daya manusia yang
majemuk (plural), baik dari segi budaya, bahasa, ras, etnis (suku), agama, dan
nilai kearifan lokal. Begitupun dengan sumber daya alamnya yang melimpah,
membuat negara- negara asing datang dengan berbagai tujuan dan sikapnya.
Ada yang datang untuk berdagang, bahkan ada pula yang datang untuk
menjajah serta merampas hak-hak rakyat Indonesia, yang disebabkan
melimpahnya sumber daya alam Indonesia. Namun, berkat nilai-nilai (budaya,
agama, dan falsafah) kehidupan etnis bangsa yang mendiami kepulauan
nusantara mampu mempertahankan dan memperjuangkan kemerdekaan
bangsanya dari penjajahan serta keserakahan bangsa asing. dalam upaya
mencaplok wilayah-wilayah negara yang memiliki sumber daya alam yang
melimpah.

Sang Proklamator, Presiden pertama Republik Indonesia, Ir. Soekarno


mengungkapkan, "jangan sekali-kali meninggalkan sejarah". Cicero seorang
filsuf Yunani mengungkapkan "Historia Vitae Magistra (sejarah memberikan
kearifan)". Dan secara umum orang mengungkapkan, "sejarah merupakan
guru kehidupan". Ungkapan tersebut memiliki makna mendalam. Dengan
adanya sejarah, manusia dapat melakukan dan bertindak sebagaimana
pengalaman yang dialami pada dirinya, pada bangsanya, dan pada sendi-sendi
kehidupan yang dapat memberikan hikmah untuk menjadi pribadi dan bangsa
yang maju serta memiliki kekuatan dalam menghadapi persoalan kehidupan.
Selain itu, sebagai pertanggungjawaban ilmiah, Pancasila selain sebagai dasar
negara juga sebagai pandangan hidup bangsa, jiwa, dan kepribadian bangsa

3
serta sebagai perjanjian luhur bangsa. Nilai-nilai essensial yang terkandung
dalam Pancasila yaitu: Ketuhanan, Kemanusiaan, Persatuan, Kerakyatan serta
Keadilan. Nilai-nilai Pancasila telah ada pada bangsa Indonesia sejak zaman
dahulu kala, sebelum bangsa Indonesia mendirikan negara. Proses
terbentuknya negara Indonesia melalui proses sejarah yang cukup panjang,
yaitu sejak zaman batu hingga munculnya kerajaan-kerajaan pada abad ke-IV.1

B. Masa Sebelum Kemerdekaan


1. Masa Kerajaan Kutai

Kerajaan kutai merupakan kerajaan pertama yang membuka masa sejarah


Indonesia yang menampilkan nilai-nilai sosial politik, dan ketuhanan dalam
bentuk kerajaan, kenduri dan sedekah bagi para brahmana. Indonesia
memasuki zaman sejarah pada tahun 400 Masehi, dengan ditemukannya
prasasti yang berupa 7 yupa (tiang batu). Menurut prasasti tersebut Raja
Mulawarman mengadakan kenduri dan memberi sedekah kepada para
brahmana, dan para brahmana itu membangun yupa sebagai tanda terima kasih
kepada raja yang dermawan.2

2. Masa Kerajaan Sriwijaya

Menurut sumber sejarah berupa prasasti yang ditinggalkan oleh penguasa


Sriwijaya dan berita dari Cina sampai akhir abad XIII, wilayah Kerajaan
Sriwijaya meliputi Hakikat nilai-nilai budaya bangsa pada masa kejayaan
kerajaan Sriwijaya telah menunjukkan nilai-nilai Pancasila, yaitu sebagai
berikut:

1) Nilai sila pertama, terwujud dengan adanya umat agama Budha dan Hindu
hidup berdampingan secara damai. Pada kerajaan Sriwijaya terdapat pusat
kegiatan pembinaan dan pengembangan agama Budha;

1
Putra, zulfikar dan farid wajdi, Buku Ajar Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan,
(Malang : Ahmadi Press, 2022), hlm. 32
2
Kaelan dan Achamd Zubaidin, Pendidikan Kewarganegaraan untuk Perguruan Tinggi,
(Yogyakarta: Pradigma, 2002) , hlm 9

4
2) Nilai sila kedua, terjalin hubungan antara Sriwijaya dengan India (Dinasti
Harsha). Pengiriman para pemuda untuk belajar di India. Telah tumbuh
nilai-nilai politik luar negeri yang bebas dan aktif;
3) Nilai sila ketiga, sebagai Negara maritim, Sriwijaya telah menerapkan
konsep Negara kepulauan sesuai dengan konsepsi wawasan nusantara;
4) Nilai sila keempat, Sriwijaya telah memiliki kedaulatan yang sangat luas,
meliputi (Indonesia sekarang) Siam dan Semenanjung Melayu; dan
5) Nilai sila kelima, Sriwijaya menjadi pusat pelayanan dan perdagangan,
sehingga kehidupan rakyatnya sangat makmur.3

3. Masa Kerajaan sebelum Majapahit

Sebelum kerajaan Majapahit muncul sebagai suatu kerajaan yang


memancangkan nilai-nilai nasionalisme, telah muncul kerajaan-kerajaan di
Jawa Tengah dan Jawa Timur secara silih berganti, kerajaan Kalingga pada
abad ke VII, Sanjaya pada abad ke Vili yang ikut membantu membangun
Candi Kalasan untuk Dewa Tara dam sebuah wihara untuk pendeta Budha
didirikan di Jawa Tengah bersama dengan dinasti Syailendra (abad ke VII dan
IX). Refleksi puncak budaya dari Jawa Tengah dalam periode-periode
kerajaan-kerajaan tersebut adalah dibangunnya candi-candi Borobudur (candi
agama Budha pada abad ke IX), dan Candi Prambanan (candi agama Hindu
pada abad ke X).

Selain kerajaan-kerajaan di Jawa Tengah tersebut di Jawa Timur


muncullah kerajaan-kerajaan Isana (pada abad ke IX), Darmawangsa (abad ke
X) demikian juga kerajaan Airlangga pada abad ke IX. Raja Airlangga
membuat bangunan keagamaan dan asrama, dan raja ini memiliki sikap
toleransi dalam beragama. Agama yang diakui oleh kerajaan adalah agama
Budha, agama Wisnu dan agama Syiwa yang hidup berdampingan secara
damal. Menurut prasasti Kelagen, Raja Airlangga telah mengadakan hubungan
dagang dan berkerjasama dengan Banggala, Chola dan Champa hal ini
menunjukkan nilai-nilai kemanusiaan. Demikianlah pula Airlangga
3
Elly, Setiadi, Panduan Kuliah Pancasila untuk Perguruan Tinggi, (PT Gramedia, Jakarta:Pustaka
Utama, 2005), hlm 15

5
mengalami pengembangan lahir dan batin di hutan dan tahun 1010 para
pengikutnya, rakyat dan para Brahmana bermusyawarah dan memutuskan
untuk memohon Airlangga bersedia menjadi raja, meneruskan tradisi Istana,
sebagai nilai-nilai sila keempat.

Demikian pula menurut prasasti Kelagen, pada tahun 1037, raja Airlangga
memerintahkan untuk membuat tanggul dan waduk demi kesejahteraan
pertanian rakyat yang merupakan nilai-nilai sila kelima. Di wilayah Kediri
Jawa Timur berdiri pula kerajaan Singasari (pada abad ke XIII), yang
kemudian sangat erat hubungannya dengan berdirinya kerajaan Majapahit.4

4. Masa kerajaan Majapahit

Zaman kerajaan Majapahit (abad ke-13) terkenal mas kejayaannya pada


tahun 1350-1385 di bawah pemimpinnya Raden Wijaya sebagai pendiri dari
kerajaan Majapahit. Kemudian dilanjutkan pada zaman pemerintahan Hayam
Wuruk dan Gadja Mada sebagai Maha Patih, yang terkenal dengan sumpah
Palapa yang bercita-cita untuk menyatukan wilayah Nusantara dar Sumatra
sampai Papua. Wilayah Majapahit meliputi Andalas Jawa, Madura, Maluku,
dan Papua. Hubungan dengan negara-negara tetangga seperti dengan Burma
dan Kamboja berlandaskan semboyan "Mitreka Setata" (Hubungan dengan
negara tetangga berdasarkan kedudukan yang sederajat). Empu Prapanca
dalam bukunya "Negara Kertagama" dan Empu Tantular dalam bukunya
"Sutasoma” menulis semboyan "Bhinneka Tunggal Ika" (berbeda tapi satu),
sebagai semboyan kerukunan umat Hindu dan Budha.

5. Masa Kerajaan Demak

Setelah Majapahit runtuh pada permulaan abad XVI maka berkembanglah


agama Islam dengan pesatnya di Indonesia. Bersamaan dengan itu
berkembang pulalah kerajaan-kerajaan Islam seperti kerajaan Demak dan
mulailah berdatangan orang-orang Eropa di nusantara. Mereka itu antara lain

4
Suharta, Pancasila, (Jawa Tengah: La Keisha, 2020), hlm 57

6
orang Portugis yang kemudian diikuti deh orang-orang Spanyol yang ingin
mencari pusat tanaman rempah-rempah.

Bangsa asing yang masuk ke Indonesia yang pada awalnya berdagang


adalah orang-orang bangsa Portugis. Namun lama-kelamaan bangsa Portugis
mulai menunjukkan perannya dalam bidang perdagangan yang meningkat
menjadi praktek penjajahan misalnya Malaka sejak tahun 1511 dikuasai oleh
Portugis. Pada akhir abad XVI bangsa Belanda datang pula ke Indonesia
dengan menempuh jalan penuh kesulitan. Untuk menghindarkan persaingan di
antara mereka sendiri (Belanda), kemudian mereka mendirikan suatu
perkumpulan dagang yang bernama V.O.C., (Vereegnide Oost Indische
Compagnie) yang di kalangan rakyat dikenal dengan istilah 'Kompent'.5

Praktek-praktek VOC mulai kelihatan dengan paksaan-paksaan sehingga


rakyat mulai mengadakan perlawanan. Mataram dibawah pemerintahan Sultan
Agung (1613-1645) berupaya mengadakan perlawanan dan menyerang ke
Batavia pada tahun 1628 dan tahun 1929, walaupun tidak berhasil
meruntuhkan namun Gubernur Jendral J.P. Coen tewas dalam serangan sultan
agung yang kedua itu. Beberapa saat setelah sultan Agung mangkat maka
Mataram menjadi bagian kekuasaan kompeni. Bangsa Belanda mulai
memainkan peranan politik dengan licik di Indonesia. Di Makasar yang
memiliki kedudukan yang sangat vital berhasil juga dikuasai oleh kompeni
tahun (1667) dan timbullah perlawanan dari rakyat Makasar di bawah
Hasanudin Menyusul pula wilayah Baten (Sultan Ageng Tirtoyoso) dapat
ditundukkan puta oleh kompeni pada tahun 1684. Perlawanan Trunojoyo,
untung Suropati di Jawa Timur pada akhir abad XVII nampaknya tidak
mampu meruntuhkan kekuasaan kompeni pada saat itu. Demikian pula ajakan
Ibnu Iskandar pimpinan armada dari Minang Kabau untuk mengadakan
perlawanan bersama terhadap kompeni juga tidak mendapat sambutan yang
hangat. Perlawanan bangsa Indonesia terhadap penjajah yang terpencer-pencar
dan tidak memiliki koordinasi tersebut banyak mengalami kegagalan sehingga
banyak menimbulkan korban bagi anak-anak bangsa.
5
Setijo Pandji, Pendidikan Pancasila perspektif Sejarah Perjuangan Bangsa, (Jakarta : Grasindo,
2006), hlm 8

7
Demikianlah Belanda pada awalnya menguasai daerah-daerah yang
strategis dan kaya akan hasil rempah- rempah pada abad XVII dan nampaknya
semakin memperkuat kedudukannya dengan didukung oleh kekuatan militer.
Pada abad itu sejarah mencatat bahwa Belanda berusaha keras untuk
memperkuat dan mengintensifkan kekuasaannya di seluruh Indonesia. Mereka
ingin membulatkan hegemoninya sampai ke pelosok-pelosok nusantara kita.
Melihat praktek- praktek penjajahan-Belanda tersebut maka meledaklah
perlawanan rakyat diberbagai daerah nusantara, antara lain: Pattimura di
Maluku (1817) Baharudin di Palembang (1819). Imam Bonjol di Minang
Kabau (1821-1837). Pangeran Diponegoro di Jawa Tengah (1825-1830),
Jlentik, Polim, Teuku Tiro, Teuku Umar dalam perang Aceh (1860) anak
Agung Made dalarn perang Lombok (1894-1895). Dan masih banyak
perlawanan rakyat di berbagai daerah di nusantara.

Dorongan akan cinta tanah air menimbulkan semangat untuk melawan


penindasan dari bangsa Belanda, namun sekali lagi karena tidak adanya
kesatuan dan persatuan diantara mereka dalam perlawanan melawan penjajah,
maka perlawanan tersebut senantiasa kandas dan menimbulkan banyak
korban. Penghisapan mulai memuncak ketika Belanda mulai menerapkan
sistem monopoli melalui tanam paksa (1830-1870) dengan memaksakan
beban kewajiban terhadap rakyat yang tidak berdosa. Penderitaan rakyat
semakin menjadi-jadi dan Belanda sudah tidak peduli lagi dengan ratap
penderitaan tersebut, bahkan mereka semakin gigih dalam menghisap rakyat
untuk memperbanyak kekayaan bangsa Belanda.

C. Masa Penjajahan Jepang

Penjajahan Jepang di Indonesia yang diawali dengan menyerahnya tentara


Belanda kepada tentara Jepang. Belanda menyerahkan kekuasaannya di
wilayah jajahannya di Indonesia. Jepang memulai penjajahannya di Indonesia
dengan politik bujuk terhadap bangsa Indonesia, Jepang dengan semboyannya
"Bangsa Asia untuk Asia", "Jepang dan Indonesia bersaudara rayu adalah
sama-sama bangsa Asia". Atas bujuk rayu ini pada awalnya bangsa Indonesia
sangat senang atas kedatangan Jepang di Indonesia, kemudian Jepang juga

8
memberikan janjinya untuk kemerdekaan Indonesia, sehingga banyak
pemuda-pemuda Indonesia yang ikut berlatih dengan tentara Jepang, seperti
Heiho dan sebagainya.6

Sebenarnya maksud Jepang untuk mendapatkan bantuan kekuatan dari


bangsa Indonesia untuk mempertahankan wilayah jajahannya dari serangan-
serangan tentara sekutu. Ternyata penjajahan Jepang dirasakan oleh bangsa
Indonesia lebih kejam dari penjajahan Belanda yang berlangsung selama 3,5
(tiga setengah) abad itu. Jepang menjajah selama 3,5 (tiga setengah) tahun,
Bangsa Indonesia penuh dengan kemelaratan dan kesengsaraan, kekejaman
Jepang dirasakan bangsa Indonesia dengan adanya kerja rodi/kerja paksa
untuk bekerja di proyek- proyek Jepang.

Desakan tentara sekutu semakin dirasakan oleh Jepang, sehingga janji-


janji Jepang untuk kemerdekaan Indonesia yang selama ini tidak kunjung
datang. Akhirnya setelah Jepang merasakan semakin terjepit dan tidak bisa
lagi mempertahankan wilayah jajahannya, pada tanggal 29 April 1945,
Pemerintahan Jepang (Gunsekai) memenuhi janjinya dengan membentuk
Dokuritzu Zyumbi Kyosakai/BPUPKI (Badan Penyelidik Usaha- Usaha
Persiapan Kemerdekaan Indonesia). Sementara BPUPKI terlihat masih belum
ada gerakan dan upaya untuk merealisasi janji Jepang, kemudian pada tanggal
16 Mei 1945 Angkatan Muda Indonesia yang dipimpin oleh Chairul Saleh dan
Anwar Tjokroaminoto melaksanakan "Kongres Angkatan Muda" sebagai
gerakan anti Jepang untuk mewujudkan kemerdekaan. Baru kemudian pada
tanggal 28 Mei 1945 BPUPKI diresmikan dengan melantik ketuanya Dr.
Radjiman Widiyodiningrat dan anggota-anggotanya antara lain Ir. Soekarno,
Drs. M. Hatta, M. Yamin, S.H.

6
Yasmis, Jepang dan Perjuangan Kemerdekaan Indonesia, Jurnal Sejarah, Vol 4, No 2, hlm 24
https://scholar.google.com/scholar?hl=id&as_sdt=0,5&qsp=1&q=sejarah+perjuangan+bangsa+i

9
D. Masa Perumusan Pancasila dan Proklamasi Kemerdekaan
1) Kebangkitan Nasional

Pada permulaan abad XX dan selanjutnya bergeraklah golongan kaum


intelektual Indonesia yang kini menjadi juru bicara dan pengemban amanat
penderitaan rakyatnya. Rakyat dengan sekuat tenaga menempa persatuan
nasional dengan mengubah cara melawan penjajah, yakni dengan
membangkitkan kesadaran bangsa Indonesia akan pentingnya bernegara.
Hanya dengan kemerdekaan, kemakmuran bangsa dapat diwujudkan. Hal itu
diwujudkan dengan didirikannya berbagai organisasi politik, sosial dan
pendidikan demi tercapainya kebebasan bangsa yang dipelopori oleh Budi
Utomo. 7

Mereka yang bergabung dalam organisasi ini mulai merintis jalan baru ke
arah tercapainya cita- cita perjuangan bangsa Indonesia, tokohnya yang
terkenal dr. Wahidin Sudirohusodo. Kemudian muncul Serikat Dagang Islam
yang bentuknya berubah menjadi pergerakan politik dengan nama Sarikat
Islam, yang dipimpin oleh H. O. S. Tjokroaminoto. Selain itu, muncul
Indische Partij yang dipimpin oleh Douwes Dekker, Ciptomangunkusomo,
dan Ki Hajar Dewantara, tetapi karena terlalu radikal pemimpinnya dibuang
ke luar negeri. Perjuangan tetap dilakukan dengan didirikannya Partai
Nasional Indonesia yang dipelopori oleh Soekarno dan kawan-kawan.

2) Sidang Pertama BPUPKI

Pada tanggal 29 Mei sampai 1 Juni 1945 dilaksanakanlah sidang pertama


BPUPKI. Sidang yang dipimpin oleh Dr. Radjiman Widiyodiningrat,
mengemukakan bahwa saat ini Jepang sudah memenuhi janjinya untuk
memberikan kemerdekaan kepada bangsa Indonesia. Kita telah membentuk
dan sudah diresmikannya BPUPKI, sebagai wadah resmi tempat kita
membicarakan rencana kita ke depan untuk kemerdekaan bangsa Indonesia.
Mari kita bermufakat untuk menyiapkan segala sesuatu yang diperlukan untuk

7
Usiono, Pancasila Membangun Karakter Bangsa, (Jakarta: Hijri Pustaka Utama, 2007), hlm 7-11

10
menyambut kemerdekaan itu, terutama untuk mempersiapkan apa dasar
negara kita kalau sudah merdeka nanti.8

a) Konsep Pancasila menurut Prof. M. Yamin, S.H


Prof. M. Yamin, S.H. pada hari pertama sidang BPUPKI tanggal 29
Mei 1945, secara spontan langsung berdiri dan berpidato mengemukakan
konsep-konsep tentang Dasar-Dasar Negara Indonesia Merdeka. Dengan
mengemukakan lima dasar negara Indonesia:
1) Perikebangsaan.
2) Perikemanusiaan
3) Periketuhanan
4) Perikerakyatan.
5) Kesejahteraan Rakyat

Setelah beberapa lama kemudian menyampaikan usul tulisnya di


dalam rancangan pembukaan UUD, yang berisi 5 (lima) asas dasar negara
yang rumusannya berbeda dengan isi pidato pada sidang BPUPKI yang
lalu sebagai berikut:

1) Ketuhanan Yang Maha Esa


2) Kebangsaan Persatuan Indonesia.
3) Rasa Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab.
4) Kerakyatan yang dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan Perwakilan.
5) Keadilan Sosial bagi seluruh Rakyat Indonesia.
b) Kosep Pancasila menurut Dr. Soepomo
Untuk memenuhi anjuran ketua BPUPKI Dr. Radjiman
Widiyodiningrat agar para anggota memberikan pandangannya tentang
konsep dasar "Grondslaag" untuk Indonesia merdeka, pada sidang
BPUPKI tanggal 31 Mei 1945 Dr. Soepomo melahirkan istilah
"Integralistik" dan mengajukan dasar Indonesia merdeka sebagai berikut:

8
Hieronymus, Purwanto, Pancasila dalam Sejarah Perjuangan Bangsa Indonesia, Jurnal Candi,
Vol 18, No 2, hlm 131-132https://scholar.google.com/scholar?
hl=id&as_sdt=0,5&qsp=1&q=sejarah+perjuangan+bangsa+indonesia&qst=br -
d=gs_qabs&t=1681482216310&u=%23p%3DKil0vdagN6QJ

11
1) Persatuan.
2) Kekeluargaan.
3) Keseimbangan Lahir Batin.
4) Musyawarah.
5) Keadilan Rakyat.
c) Konsep Pancasila menurut Ir. Soekarno
Pada tanggal 1 Juni 1945 dalam sidang pertama BPUPKI tersebut,
Ir. Soekarno dalam pidatonya mengajukan usulan Dasar Negara yang
dimaksudkan sebagai "Philosophisch Grondslag" daripada Indonesia
merdeka. Tentang hal ini Soekamo menyatakan bahwa "Philosophische
Grondslag" itulah fundamen filsafat, pikiran yang sedalam-dalamnya jiwa,
hasrat yang d atasnya abadi. didirikan gedung Indonesia merdeka yang
kekal dan abadi.
Di samping menggunakan istilah Philosophische Grondslag dalam
pidatonya yang bersejarah itu, Soekarno juga menggunakan istilah
"Weltanschauung", dengan memberikan keterangan serta memberikan
contoh dengan menyebutkan beberapa negara yang telah memiliki
Weltanschauung seperti Saudi Arabia, Uni Soviet Rusia, Inggris, Amerika
Serikat, Tiongkok, dan lain-lain. Dasar-dasar negara yang saya usulkan
lima bilangannya inilah "Panca Dharma". Bukankah nama Panca Dharma
tepat di sini. Dharma berarti kewajiban, sedangkan kita membicarakan
dasar. Saya senang kepada simbol-simbolik angka pula di sini, Rukun
Islam lima jumlahnya, jari kita lima setangan, kita mempunyai pancaindra.
Sekarang kita punya prinsip dasar lima bilangnya, yaitu:
1) Nasionalisme atau Kebangsaan Indonesia.
2) Internasionalisme atau Perikemanusiaan
3) Mufakat atau Demokrasi.
4) Kesejahteraan Sosial.
5) Ketuhanan Yang Maha Esa
Namanya bukan Panca Dharma, tetapi saya namakan ini dengan
petunjuk seorang teman kita ahli bahasa, namanya Pancasila. Berasal dari
kata Panca yang berarti lima dan Sila yang berarti sendi, asas, dasar atau

12
peraturan tingkah laku yang ialah penting dan baik, dengan demikian
Pancasila merupakan lima dasar yang berisi pedoman atau aturan tentang
tingkah laku yang penting dan baik. Di atas kelima dasar itulah kita
mendirikan negara Indonesia kekal dan abadi. Pancasila adalah isi jiwa
yang turun temurun yang sekian abad lamanya terpendam bisu oleh
kebudayaan barat, dengan demikian Pancasila tidak saja falsafah negara,
tetapi lebih lagi, yakni falsafah bangsa. Selanjutnya dalam pidatonya itu
juga Ir. Soekarno di dalam uraiannya mengajukan, kalau anggota sidang
tidak sepakat dengan lima dasar tersebut, dapat diperas jadi 3 (tiga) dasar,
yang disebutnya dengan TRI SILA yaitu:
1. Sosio Nasional "Nasionalisme dan Internasionalisme".
2. Sosio Demokrasi "Demokrasi dengan kesejahteraan Rakyat
3. Ketuhanan Yang Maha Esa.
Selanjutnya Ir. Soekarno mengakhiri pidatonya dengan Usulan,
Tri Sila dapat diperas lagi jadi Eka Sila yaitu: "Gotong Royong". Ajaran
TRISAKTI "Soekarno"
1. Berdaulat di bidang Politik.
2. Berdiri di atas kaki sendiri (Berdikari) di bidang Ekonomi.
3. Berkepribadian di bidang kebudayaan.
Sebagai keputusan awal dari sidang BPUPKI 1 Juni 1945,
dibentuklah panitia kecil 8 (delapan) yang akan membicarakan dan
merumuskan hasil sidang-sidang BPUPKI terutama mengenai rencana
dasar-dasar negara yang akan dilaksanakan dari usulan- usulan yang telah
dikemukakan oleh anggota-anggota dalam persidangan yang sudah
berjalan. Panitia tersebut terdiri dari:
1) Ir. Soekarno
2) Ki Bagus Hadi Kusumo
3) KH Wahid Hasyi
4) M. Yamin, S.H.
5) Soetarjo
6) Maramis
7) Otto Iskandardinata

13
8) Drs. M. Hatta
d) Konsep Pancasila sesuai "Piagam Jakarta"
Pada tanggal 22 Juni 1945 dibentuk panitia kecil 9 (sembilan) yang
kemudian menghasilkan rumusan "Piagam Jakarta (Jakarta Charter),
sebagai naskah Politik yang berbunyi sebagai berikut:
Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan
oleh sebab itu, maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan karena
tidak sesuai dengan peri kemanusiaan dan peri keadilan. Dan perjuangan
pergerakan kemerdekaan Indonesia telah sampailah kepada saat yang
berbahagia dengan selamat sentosa mengantarkan rakyat Indonesia ke
depan pintu gerbang kemerdekaan negara Indonesia yang merdeka,
bersatu, berdaulat, adil, dan makmur. Atas berkat rahmat Allah Yang
Maha Kuasa dan dengan didorongkan oleh keinginan luhur, supaya
berkehidupan kebangsaan yang bebas, maka rakyat Indonesia dengan ini
menyatakan kemerdekaannya.
Kemudian daripada itu untuk membentuk suatu pemerintahan
negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh
tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum,
mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia
yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial,
maka disusunlah kemerdekaan kebangsaan Indonesia itu dalam suatu
Undang-Undang Dasar Negara Indonesia yang terbentuk dalam suatu
susunan Negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat dengan
berdasarkan kepada: Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat
Islam bagi pemeluknya, Kemanusiaan yang adil dan beradab, Persatuan
donesia, Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan, serta dengan mewujudkan Keadilan sosial
bagi seluruh rakyat Indonesia.
Akhirnya naskah piagam Jakarta ini dijadikan sebagai naskah
rancangan Pembukaan UUD 1945 dengan mengubah sila Ketuhanan Yang
Maha Esa dengan meniadakan kata-kata kewajiban menjalankan syariat

14
Islam bagi pemeluknya. Panitia kecil 9 (sembilan) yang merumuskan
Piagam Jakarta ini, yaitu:
4. Ir. Soekarno
5. KH. Wahid Nasyim
6. M. Yamin, S.H.
7. Maramis
8. Drs. M. Hatta
9. A. Soebarjo
10. K. Abd. Kahar Muzakir
11. Abi Kusno
12. Agoes Salim

Rumusan pancasila sesuai dengan Piagam Jakarta yaitu:

1. Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi


pemeluknya.
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab.
3. Persatuan Indonesia.
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dala
permusyawaratan perwakilan.
5. Keadilan Sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
3) Sidang Kedua BPUPKI

Pada tanggal 10 sampai 17 Juli 1945 dilaksanakan sidang kedua BPUPKI


untuk persiapan kemerdekaan Indonesia serta menentukan tentang bentuk
negara Indonesia kalau nanti suda deka. Pada sidang kedua ini dibentuklah 3
(tiga) panitia yait Panitia perancang UUD, yang diketuai oleh Ir Soekarno.
Panitia tentang keuangan dan ekonomi, yang diketuai ole Drs. M. Hatta.
Panitia yang merancang urusan pembelaan tanah air yan diketuai oleh Abi
Kusno. Hasil dari sidang kedua BPUPKI, pada tanggal 16 Juli 194 Pancasila
diterima dan disepakati sebagai dasar Ideologi Negar dan sebagai Falsafah
Bangsa, serta rancangan UUD diterima menjadi UUD negara Indonesia.9

9
Tohir, Muhammad, Intisari Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, (Jakarta : Kencana,
2019), hlm 18

15
4) Proklamasi Kemerdekaan dan Maknanya

Pada tanggal 9 Agustus 1945 Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia


dibentuk. Dengan ketuanya Ir. Soekarno, dan wakil ketua Drs. Moh. Hatta.
Pada awalnya tugas dari badan ini adalah memeriksa hasil sidang BPUPKI
tetapi kemudian mempunyai kedudukan dan fungsi yang sangat penting
yaitu:10

a. Mewakili seluruh bangsa Indonesia;


b. Sebagai pembentuk Negara; dan
c. Menurut teori hukum, badan ini mempunyai wewenang meletakkan
dasar negara (pokok kaidah negara fundamental). Pada tanggal 14
Agustus 1945 Jepang menyerah kepada sekutu, maka terjadi
kekosongan kekuasaan di Indonesia. Situasi ini tidak disia- siakan oleh
bangsa Indonesia. Para pemimipin bangsa segera mempersiapkan
proklamasi Kemerdekaan Indonesia yang diselenggarakan oleh PPKI
sebagai wakil bangsa Indonesia. Naskah proklamasi ditandatangani
oleh Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta atas nama seluruh bangsa
Indonesia.

Proklamasi Kemerdekaan Negara Republik Indonesia tanggal 17 Agustus


1945 memiliki makna yang penting bagi bangsa Indonesia, yaitu:

a. Proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945 sebagai titik puncak


perjuangan bangsa Indonesia;
b. Proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945 sebagai sumber lahirnya
Republik Indonesia; dan
c. Proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945 merupakan norma pertama
dari tata hukum Indonesia.
5) Terbentuknya PPKI

Pada tanggal 7 Agustus 1945 dibentuk PPKI (Panitia Persiapan


Kemerdekaan Indonesia), yang bertugas untuk menetapkan rancangan UUD

10
Darmadi, Hamid, Urgensi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan di Perguruan Tinggi,
(Bandung : Alfabeta, 2012), hlm. 189.

16
menjadi UUD Indonesia merdeka. Dengan dibentuknya PPKI, tugas BPUPKI
dianggap selesai, dengan demikian BPUPKI dinyatakan bubar. Tugasnya
dilanjutkan oleh PPKI. Pada tanggal 8 dan 9 Agustus 1945 terjadi peristiwa
tentara sekutu menjatuhkan Bom Atom di Kota Hiroshima dan Nagasaki, yang
mengakibatkan pemerintah Jepang menyerah dan bertekuk lutut kepada sekutu
Amerika Serikat. Sehingga dengan demikian pemerintahan sekutu di bawah
Amerika mengambil alih seluruh wilayah jajahan Jepang, termasuk Indonesia,
di mana pada saat itu Belanda yang berada di bawah sekutu ikut menyertai
tentara sekutu mendarat kembali di Indonesia. 11

Pada tanggal 17 Agustus 1945 Proklamasi Kemerdekaan Republik


Indonesia, di mana pada saat itu para pemimpin bangsa Indonesia segera
mengambil keputusan pada saat terjadi kevacuman pemerintahan di mana
tentara Jepang sudah tidak berfungsi dan tentara sekutu belum menguasai
Indonesia sebagai wilayah bekas jajahan Jepang. Sehari setelah proklamasi
keesokan harinya pada tanggal 18 Agustus 1945, PPKI mengadakan sidang
pertama. Sebelum sidang resmi, dimulai kira-kira 20 menit dilakukan
pertemuan untuk membahas beberapa perubahan yang berkaitan dengan
rancangan naskah Panitia Pembukaan UUD 1945 yang pada saat itu dikenal
dengan nama Piagam Jakarta, terutama yang menyangkut perubahan sila
pertama Pancasila. Dalam pertemuari tersebut syukur Alhamdulillah para
pendiri negara kita bermusyawarah dengan moral yang luhur sehingga
mencapai suatu kesepakatan, dan akhimya disempurnakan sebagaimana
naskah Pembukaan UUD 1945 sekarang ini.

a. Sidang Pertama (18 Agustus 1945)

Sidang pertama PPKI dihadiri 27 orang dan menghasilkan keputusan-


keputusan sebagai berikut:

1. Mengesahkan Undang-Undang Dasar 1945 yang meliputi:

11
Tomali, Rahmanuddin, Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, (Yogyakarta: Deepublish
Publisher, 2019), hlm 30

17
a. Setelah melakukan beberapa perubahan pada Piagam Jakarta yang
kemudian berfungsi sebagai Pembukaan Undang-Undang Dasar
1945.
b. Menetapkan rancangan Hukum Dasar yang telah diterima dari
Badan Penyelidik pada tanggal 17 Juli 1945, setelah mengalami
berbagai perubahan karena berkaitan dengan perubahan Piagam
Jakarta, kemudian berfungs sebagai Undang-Undang Dasar 1945.
2. Memilih presiden dan wakil presiden yang pertama.
3. Menetapkan berdirinya Komite Nasional Indonesia Pusat sebagai
badan musyawarah darurat.
Tentang pembentukan Komite Nasional Indonesia Pusat, dalam
masa transisi dari pemerintahan jajahan kepada pemerintah nasional,
hal itulah ditentukan dalam pasal IV Aturan Peralihan, Adapun
keanggotaan Komite Nasional adalah PPKI sebagal panitia Intinya
ditambah dengan pemimpin-pemimpin rakyat dari semua golongan,
aliran dan lapisan masyarakat, seperti: Pamong Praja, Alim Ulama,
Kaum pergerakan, pemuda, pengusaha/pedagang, cendekiawan,
wartawan dan golongan lainnya. Komite Nasional tersebut dilantik
pada tanggal 29 Agustus 1945 dan diketual oleh Mr. Kasman
Singodimedjo.
b. Sidang Kedua (19 Agustus 1945)
Pada sidang kedua PPKI berhasil menentukan ketetapan berikut:
1. Tentang daerah provinsi, dengan pembagian sebagai berikut:
a) Jawa Barat.
b) Jawa Tengah
c) Jawa Timur
d) Sumatra
e) Borneo
f) Sulawesi
g) Maluku
h) Sunda
2. Membentuk Komite Nasional Daerah

18
3. Pembentukan Departemen dan Menteri
Hasil yang ketiga dalam sidang tersebut adalah dibentuknya Kemerdekaan
atau Departemen yang meliputi 12 Departemen, sebagai berikut: 12
a) Departemen Dalam Negeri
b) Departemen Luar Negeri
c) Departemen Kehakiman
d) Departemen Keuangan Kemakmuran
e) Departemen
f) Departemen Kesehatan
g) Departemen Pengajaran, Pendidikan dan Kebudayaan
h) Departemen Sosial
i) Departemen Pertahanan
j) Departemen Penerangan
k) Departemen Perhubungan
l) Departemen Pekerjaan Umum
c. Sidang Ketiga (20 Agustus 1945)

Pada sidang ketiga PPKI dilakukan pembahasan terhadap agenda tentang


Badan Penolong Keluarga Korban Perang'. Adapun keputusan yang dihasilkan
adalah terdiri dari atas delapan pasal. Salah satu dari pasal tersebut 'Badan
Keamanan Rakyat' (BKR).

d. Sidang Keempat (22 Agustus 1945)

Pada sidang keempat PPKI dilakukan pembahasan tentang Komite


Nasional Partai Nasional Indonesia, yang pusatnya berkedudukan di Jakarta.

E. Masa Setelah Kemerdekaan

Secara ilmiah masa Proklamasi kemerdekaan dapat mengandung


pengertian sebagai berikut:

1. Dari sudut hukum ( secara yuridis) proklamasi merupakan saat tidak


berlakunya tertib hukum kolonial.
12
Burhan, Wirman, Pendidikan Kewarganegaraan Pancasila dan Perundang-undangan dasar
1945, (Jakarta : Rajawali Press, 2016), hlm 170-176

19
2. Secara politis ideologis proklamasi mengandung arti bahwa bangsa
Indonesia terbebas dari penjajahan bangsa asing melalui kedaulatan untuk
menentukan nasib sendiri dalam suatu negara Proklamasi Republik
Indonesia.

Setelah prokamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945 ternyata bangsa


Indonesia masih menghadapi kekuatan sekutu yang berupaya menanamkan
kembali kekuasaan Belanda di Indonesia, yaitu pemaksaan untuk mengakui
pemerintahan NICA (Netherland Indies Civil Administration). Selain itu
Belanda juga secara licik mempropagandakan kepada dunia luar bahwa negara
Proklamasi RI hadiah pasis Jepang. Untuk melawan propaganda Belanda pada
dunia Internasional, maka pemerintah RI mengelurkan tiga buah maklumat:

1. Maklumat Wakil Presiden No. X tanggal 16 Oktober 1945 yang


menghentikan kekuasaan luar biasa dari Presiden sebelum masa waktunya
(seharusnya berlaku selama enam bulan). Kemudian maklumat tersebut
memberikan kekuasaan tersebut kepada MPR dan DPR yang semula
dipegan oleh Presiden kepada KNIP.
2. Maklumat pemerintah tanggal 03 Nopember 1945, tantang pembentukan
partai politik yang sebanyak-banyaknya oleh rakyat. Hal ini sebagai akibat
dari anggapan pada saat itu bahwa salah satu ciri demokrasi adalah multi
partai. Maklumat tersebut juga sebagai upaya agar dunia barat menilai
bahwa negara Proklamasi sebagai negara Demokratis.
3. Maklumat pemerintah tanggal 14 Nopember 1945, yang intinya maklumat
ini mengubah sistem kabinet Presidental menjadi kabinet parlementer
berdasarkan asas demokrasi liberal.

Perubahan Pancasila sesuai dengan Dasar-dasar Negara

Dalam Periode pemerintahan NKRI semenjak berdiri dan diproklamasikan


dari pertama kali sampai saat ini, telah mengalami beberapa kali perubahan
Undang-Undang Dasar dan Pancasila serta sistem pemerintahan yang dikenal
sebagai:

20
1. Negara Kesatuan Republik Indonesia periode 17 Agustus 1945 sampai 29
Desember 1949. Berdasarkan UUD 1945 dan Pancasila sesuai dengan
pembukaan UUD 1945
2. Negara Republik Indonesia Serikat periode 29 Desember 1949 sampai 17
Agustus 1950. Berdasarkan Konstitusi RIS, Pancasila berbunyi:
1. Ketuhanan Yang Maha Esa
2. Perikemanusiaan
3. Kebangsaan
4. Kerakyatan
5. Keadilan Sosial
3. Negara Kesatuan Republik Indonesia periode 17 Agustus 1950 sampai 5
Juli 1959. Berdasarkan UUDS 1950, Pancasila berbunyi:
1. Ketuhanan Yang Maha Esa
2. Perikemanusiaan
3. Kebangsaan
4. Kerakyatan
5. Keadilan Sosial
4. Negara Kesatuan Republik Indonesia periode Juli 1959 sampai sekarang
Setelah terjadinya Dekrit Presiden Soekarno kembali kepada UUD 1945,
sampai sekarang NKRI berdasarkan UUD 1945 dan Pancasila sesuai
dengan pembukaan UUD 1945
1. Ketuhanan Yang Maha Esa
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab
3. Persatuan Indonesia
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.13

F. Masa Orde Lama


Latar Belakang Lahirnya Dekrit Presiden Juli 1959:

13
Herman. Pancasila dalam kedudukan dan fungsi sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup
Bangsa Indonesia. (Surabaya: Usaha Nasional.1981). hlm 178-179

21
1. Kehidupan politik yang labil karena seringnya pergantian kabinet dan
semakin tajamnya persaingan partai politik.
2. Kegagalan Konstituante dalam menyusun Undang Undang Dasar.
3. Terjadinya gangguan keamanan berupa pemberontakan ber- senjata di
daerah-daerah.

Konsepsi Demokrasi Terpimpin Presiden Soekarno yang disampaikan


pada tanggal 21 Februari 1957, adalah:

1. Demokrasi Liberal seperti di Barat tidak sesuai dengan kepribadian


bangsa Indonesia, karena itu bagus diganti dengan Demokrasi
Terpimpin.
2. Pembentukan Kabinet Gotong Royong yang terdiri dari wakil dari
semua partai ditambah dengan golongan fungsional. 3. Pembentukan
Dewan Nasional beranggotakan wakil-wakil partai dan golongan
fungsional dalam masyarakat.
G. Dekrit

Dekrit merupakan keputusan dalam sistem pemerintahan presidensial baik


untuk warga negara maupun masyarakatnya. Dekrit menjadi bahasa yang
menarik lantaran hampir proses ini juga terjadi di negara Indonesia, lebih
seringnya lagi terjadi pada masa Orde Lama di bawah Presiden Soekarno dan
Masa Reformasi di bawah kekuasaan Presiden Gus Dur.14

Sejarah dari adanya dekrit ini tertanggal pada 5 Juli 1959 yang terjad di
Istana Merdeka. Dekrit ini bisa terjadi karena dari adanya kegagalan produk
badan Konstituante yang menetapkan pada Undang-Undang baru pengganti
dari adanay UUDS 1950 dan adanya desakan oleh banyak orang agar kembali
pada UUD 1945. Keluarnya Dekrit Presiden 5 Juli 1959 berisi:

1. Tidak berlakunya UUDS 1950 dan berlakunya kembali UUD 1945.


2. Pembubaran Badan Konstituante.
3. Pembentukan MPR Sementara dan DPA Sementara.

14
https://dosenppkn.com/pengertian-dekrit/

22
Hal ini disambut dengan baik oleh masyarakat, dibenarkan dan diperkuat
oleh Mahkamah Agung serta didukung oleh KSAD. Berdasarkan Dekrit
Presiden tersebut maka UUD 1945 berlaku kembali di negara Republik
Indonesia hingga sat ini. Dekrit adalah suatu putusan dari orang tertinggi
(kepala negara atau orang lain) yang merupakan penjelmaan kehendak yang
sifatnya sepihak. Dekrit dilakukan bila negara dalam keadaan darurat,
keselamatan bangsa dan negara terancam oleh bahaya. Landasan mukum
dekrit adalah 'Hukum Darurat'yang dibedakan atas dua macam yaitu:

1. Hukum Tatanegara Darurat Subyektif

Hukum Tatanegara Darurat Subjektif yaitu suatu keadaan hukum yang


memberi wewenang kepada orang tertinggi untuk mengambil tindakan-
tindakan hukum.

2. Hukum Tatanegara Darurat Objektif

Hukum Tatanegara Darurat Objektif yaitu suatu keadaan hukum yang


memberikan wewenang kepada organ tertinggi negara untuk mengambil
tindakan-tindakan hukum, tetapi berlandaskan konstitusi yang berlaku. Setelah
dekrit presiden 5 Juli 1959 keadaan tatanegara Indonesia mulai stabil, keadaan
ini dimanfaatkan oleh kalangan komunis dengan menanamkan ideology belum
selesai. Ideology pada saat itu dirancang oleh PKI dengan ideology Manipol
Usdek serta konsep Nasakom. Puncak peristiwa pemberontakan PKI pada
tanggal 30 September 1965 untuk merebut kekuasaan yang sah negara RI,
pemberontakan ini disertai dengan pembunuhan para Jendral yang tidak
berdosa. Pemberontakan PKI tersebut berupaya untukmenggabti secara paksa
ideology dan dasar filsafat negara Pancasila dengan ideology komunis Marxis.
Atas dasar tersebut maka pada tanggal 10ktober 1965 diperingati bangsa
Indonesia sebagai “Hari Kesaktian Pancasila”.

H. Masa Lahirnya Orde Baru

23
a) Masyarakat menuntut pelaku G 30 S/PKI segera diadili dan PKI
dibubarkan, lalu muncullah kesatuan-kesatuan aksi seperti KAMI, KAPPI,
KAPI, KABI, KASI, KAWI, dan KAGI yang membuatkan barisan dalam
Front Pancasila. Kesatuan-kesatuan aksi ini juga mendapat dukungan dari
organisasi masyarakat serta Angkatan Darat. Sementara itu, Mayjen
Soeharto diangkat menjadi Menteri/Pangad.
b) Pada 10 Januari 1966 kesatuan-kesatuan aksi mendatangi halaman gedung
DPRGR dan mengajukan tiga tuntutan yang kemudian dikenal sebagai Tri
Tura (Tuntutan Rakyat), yaitu:
a) pembubarkan PKI;
b) bersihkan Kabinet dari unsur-unsur G 30 S/PKI;
c) dan turunkan harga.
c) Presiden Soekarno menuduh demonstrasi-demonstrasi itu didukung oleh
CIA. Dr. Soebandrio mengajukan gagasan membentuk Barisan Soekarno
dalam menghadapi kesatuan- kesatuan aksi.
d) Pada 21 Februari 1966, Presiden melakukan perubahan terhadap Kabinet
Dwikora yang terdiri dari 100 menteri. Rakyat tidak puas karena masih
banyak menteri yang terlibat dalam G 30 S/ PKI.
e) Pada 24 Februari 1966, ketika Kabinet Dwikora yang disempur nakan
tersebut dilantik, kesatuan-kesatuan aksi memenuh jalan menuju Istana
Merdeka dan mengalami bentrokan denga Pasukan Cakrabirawa yang
menyebabkan gugurnya Ari Rahman Hakim15

BAB III

15
Damrmodirharjo, dkk, Santiaji Pancasila, (Surabaya:Usaha Nasional, 1988), hlm 27

24
PENUTUP

A. Kesimpulan

Pancasila bukan lahir secara mendadak pada tahun 1945, melainkan telah
melalui proses yang panjang, dimatangkan oleh sejarah perjuangan bangsa
Indonesia. Tetapi bangsa Indonesia lahir dari sejarah dan kebudayaannya yang
tua, melalui gemilangnya kerajaan-kerajaan di Indonesia, kemudian
mengalami masa penjajahan tiga setengah abad, sampai akhirnya bangsa
Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya pada tanggal 17 Agustus
1945. Sejarah perjuanganbangsa untuk merebut kembali kemerdekaan
nasionalnya sama tuanya dengan sejarah penjajajahan itu sendiri. Berbagai
babak sejarah telah dilampaui dan berbagai jalan telah ditempuh dengan cara
yang berbeda-beda, mulai dengan cara yang lunak sampai cara yang keras,
mulaidari gerakan kaum cendikiawan yang terbatas sampai pada gerakan yang
menghimpun kekuatan rakyat banyak, mulai dari bidang pendidikan, kesenian
daerah, perdagangan sampai pada gerakan-gerakan politik.

Bangsa Indonesia lahir sesudah melalui perjuangan yang sangat panjang,


menurut cara dan jalan yang ditempuhnya sendiri yang merupakan hasil antara
proses sejarah di masa lampau,tantangan perjuangan dan cita-cita hidup di
masa datang, yang secara keseluruhan membentuk kepribadiannya sendiri.
Sebab itu bangsa Indonesia lahir dengan kepribadiaannya sendiri, yang
bersamaan dengan lahirnya bangsa dan negara itu,kepribadian itu ditetapkan
sebagai pandangan hidup dan dasar negara, "Pancasila".

B. Saran

Bangsa Indonesia menjadikan pengamalan Pancasila sebagai perjuangan


utama dalam kehidupan kemasyarakatan dan kehidupan kenegaraan. Oleh
karena itu, pengamalannya harus dimulai dari setiap warga negara Indonesia,
setiap penyelenggara negara yang secara meluas akan berkembang menjadi
pengamalan Pancasila oleh setiap lembaga kenegaraan dan lembaga
kemasyarakatan, baik di pusat maupun di daerah. Dengan demikian Pancasila
sebagai pandangan hidup bangsa dan dasar negara akan mempunyai arti nyata

25
bagi manusia Indonesia dalam hubungannya dengan kehidupan bermasyarakat
dan bernegara. Untuk itu, perlu usaha yang sungguh- sungguh dan terus-
menerus serta terpadu demi terlaksananya penghayatan dan pengamalan nilai
Pancasila tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

26
Burhan, Wirman, 2016, Pendidikan Kewarganegaraan Pancasila dan Perundang
Undangan Dasar 1945, Jakarta : Rajawali Press
Damrmodirharjo, dkk, 1998, Santiaji Pancasila, Surabaya:Usaha Nasional
Darmadi, Hamid, 2012, Urgensi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan di
perguruan tinggi, Bandung : Alfabeta
Elly, Setiadi, 2005, Panduan Kuliah Pancasila untuk Perguruan Tinggi, PT
Gramedia, Jakarta:Pustaka Utama
Herman,1981, Pancasila dalam Kedudukan dan Fungsi sebagai Dasar Negara
dan Pandangan Hidup bangsa Indonesia, Surabaya : Usaha Nasional
Hieronymus, Purwanto, Pancasila dalam Sejarah Perjuangan Bangsa Indonesia,
Jurnal Candi, Vol 18. No 2, hlm 131-132
https://scholar.google.com/scholar?
hl=id&as_sdt=0,5&qsp=1&q=sejarah+perjuangan+bangsa+indonesia&qst=br -
d=gs_qabs&t=1681482216310&u=%23p%3DKil0vdagN6QJ

Kaelan dan Achamd Zubaidin, 2002, Pendidikan Kewarganegaraan untuk


Perguruan Tinggi, Yogyakarta: Pradigma
Putra, Zulfikar dan farid wajdi, 2021, Buku Ajar Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan, Malang : Ahmadi Press
Setijo Pandji, 2006, Pendidikan Pancasila perspektif Sejarah Perjuangan Bangsa,
Jakarta : Grasindo
Suharta, Pancasila, 2020, Jawa Tengah: La Keisha
Tohir, Muhammad, 2019, Intisari Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan,
Jakarta : Kencana
Tomali, Rahmanuddin, 2019, Pendidikan Pancasila dan kewarganegaraan,
Yogyakarta: Deepublish Publisher
Usiono, 2007, Pancasila Membangun Karakter Bangsa, Jakarta: Hijri Pustaka
Utama
Yasmis, Jepang dan Perjuangan Kemerdekaan Indonesia, Jurnal Sejarah, Vol 4,
No 2, hlm 24
https://scholar.google.com/scholar?
hl=id&as_sdt=0,5&qsp=1&q=sejarah+perjuangan+kemerdekaan+indonesia&qst=br -
d=gs_qabs&t=1681482620824&u=%23p%3DUAD_uH2J1LEJ

https://dosenppkn.com/pengertian-dekrit/ Diakses pada tanggal 14 April 2023


pukul 21.34

27

Anda mungkin juga menyukai