Anda di halaman 1dari 73

Landasan Pendidikan Pancasila itu sendiri ada sebanyak 4 (empat) macam, mulai dari

landasan historis, landasan kultural, landasan yuridis dan yang terakhir adalah landasan filosofis.

Landasan Pendidikan Pancasila

1. Landasan Historis

Berdasarkan dari landasan historis, Pancasila dirumuskan serta memiliki suatu tujuan
yang digunakan sebagai Dasar Negara Indonesia. Proses perumusannya tersebut juga diambil
dari nilai-nilai pandangan hidup masyarakat.

Setiap bangsa tentu memiliki ideologi dan pandangan hidupnya masing-masing, alias
berbeda (tidaklah sama) yang mana diambil dari nilai-nilai yang hidup serta berkembang di
dalam bangsa itu sendiri. Pancasila digali dari bangsa Indonesia yang memang sudah tumbuh
serta berkembang semenjak lahirnya bangsa Indonesia.

Oleh para pendiri bangsa kita, dirumuskanlah dengan sederhana, namun memiliki arti
yang begitu mendalam yang mana mampu meliputi sebanyak 5 (lima) prinsip (sila) yang diberi
nama dengan Pancasila. Negara Indonesia merancang Dasar Negara yang justru bersumber pada
nilai-nilai yang telah tumbuh, hidup dan berkembang di dalam kehidupan masyarakat dan bangsa
Indonesia.

Nama Pancasila itu sendiri diberikan oleh salah seorang penggagasnya, yakni Ir.
Soekarno yang ada pada pidatonya, tepat pada tanggal 1 Juni 1945, dalam persidangan Badan
Penyidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) yang menjadi saran dan
petunjuk seorang temannya yang ahli bahasa.

Kesimpulan : Landasan historis memiliki arti Pancasila yang didasarkan pada sejarah
bangsa Indonesia itu sendiri. Nilai-nilai Pancasila yang berhasil didapat itu berasal dari bangsa
Indonesia sendiri, sehingga bangsa Indonesia tak akan pernah bisa dipisahkan dengan nilai-nilai
Pancasila.

2. Landasan Kultural

Pancasila menjadi salah satu pencerminan budaya bangsa, sehingga harus bisa diwariskan
kepada generasi penerus atau generasi selanjutnya. Secara kultural, unsur-unsur Pancasila itu
terdapat dalam adat istiadat, tulisan, bahasa, slogan, kesenian, agama, kepercayaan dan
kebudayaan dalam negara Indonesia secara umum.

Pandangan hidup dari suatu bangsa merupakan salah satu hal yang memang tak boleh
dipisahkan dengan kehidupan dari bangsa itu sendiri.
Suatu bangsa yang tak memiliki pandangan hidup merupakan bangsa yang memang tak
memiliki kepribadian serta jati diri, sehingga bangsa tersebut menjadi mudah terombang-ambing
dari berbagai macam pengaruh yang berkembang dari luar negerinya.

Pancasila di sini memiliki sifat yang terbuka, sehingga bisa mengadaptasikan dirinya
dengan dan terhadap perkembangan zaman, di samping mempunyai dinamika internal secara
selektif dalam proses adaptasi yang dilakukan.

Dengan inilah, generasi penerus bangsa mampu memperkaya nilai-nilai Pancasila, sesuai
dengan tingkat perkembangan dan tantangan zaman yang dihadapinya terutama dalam meraih
suatu bentuk keunggulan IPTEK (Ilmu Pengetahuan dan Teknologi) tanpa harus kehilangan jati
dirinya.

Nilai-nilai kenegaraan dan nilai-nilai kemasyarakatan yang terkandung di dalam sila-sila


Pancasila bukan hanya menjadi suatu hasil konseptual seseorang saja, melainkan menjadi suatu
hasil karya yang besar milik bangsa Indonesia itu sendiri, yang diangkat dari nilai-nilai kultural
yang dimiliki oleh bangsa Indonesia dengan melalui proses refleksi filosofis pada pendiri negara
seperti Ir. Soekarno, M. Yamin, M. Hatta, Soepomo, serta para tokoh pendiri negara yang
lainnya.

Maka dari itu, generasi penerus atau generasi selanjutnya, terutama dalam kalangan
intelektual kampus ini sudah seharusnya bisa mendalami serta mengkaji karya besar itu dalam
upaya guna melestarikan secara dinamis dalam artian untuk mengembangkannya sesuai dengan
tuntutan zaman.

Kesimpulan : Landasan kultural adalah Pancasila yang didasarkan pada nilai-nilai budaya
yang dimiliki oleh bangsa Indonesia itu sendiri. Maka dari itu, di sinilah peran penting dari
generasi penerus bangsa, terutama pada kalangan intelektual kampus, beserta dengan seluruh
lapisan masyarakat yang memang sudah seharusnya bisa mendalami secara dinamis dalam arti
mengembangkannya lebih dalam lagi di era yang sudah kian modern ini.

3. Landasan Yuridis

Landasan yuridis ini merupakan landasan yang berdasar atas aturan yang dibaut setelah
melalui perundingan dan permusyawarahan. Alinea ke-4 dalam Pembukaan UUD 1945 yang
menjadi landasan yuridis konstitusional antara lain yang ada di dalamnya terdapat rumusan dan
susunan sila-sila Pancasila sebagai dasar negara yang sah, benar serta otentik, sebagai berikut :

Ketuhanan Yang Maha Esa


Kemanusiaan yang adil dan beradab
Persatuan Indonesia
Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan
Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
Batang tubuh UUD 1945 itu juga menjadi landasan yuridis konstitusional karena dasar
negara yang ada pada Pembukaan UUD 1945 dijabarkan menjadi lebih lanjut dan lebih terperinci
pada pasal-pasal dan ayat-ayat yang ada di dalam Batang Tubuh UUD 1945 itu.

Landasan yuridis (hukum) perkuliahan Pendidikan Pancasila yang ada di Perguruan


Tinggi sudah diatur dalam UU No. 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 39
yang menyatakan, isi kurikulum setiap jenis, jalur dan jenjang pendidikan wajib memuat
Pendidikan Pancasila, Pendidikan Agama, Pendidikan Kewarganegaraan.

Kesimpulan : Landasan yuridis adalah penyelenggaraan Pendidikan Pancasila yang


didasarkan dalam Perguruan Tinggi yang didasarkan di ketentuan-ketentuan hukum yang berlaku
di Indonesia.

4. Landasan Filosofis

Landasan filosofis bersumber dari adanya pandangan-pandangan di dalam


filsafat pendidikan, menyangkut keyakinan terhadap hakikat manusia,
keyakinan mengenai adanya sumber nilai, hakikat pengetahuan dan mengenai
kehidupan yang lebih baik dijalankan.

Secara filosofis, bangsa Indonesia sebelum mendirikan suatu negara merupakan


bangsa yang berketuhanan dan berkemanusiaan, yang mana hal ini berdasar
dari kenyataan objektif jika manusia itu merupakan makhluk Tuhan Yang
Maha Esa.

Syarat mutlak dari suatu negara ialah dengan adanya persatuan yang terwujud
sebagai rakyat (yang menjadi unsur pokok suatu negara), sehingga secara
filosofis negara berpersatuan dan berkerakyatan konsekuensinya rakyat
menjadi dasar ontologism demokrasi, karena memang rakyat ialah asal mula
kekuasaan negara atas dasar pengertian filosofis itulah maka dalam hidup
bernegara, nilai Pancasila menjadi dasar filsafat negara.

Konsekuensi dalam berbagai macam aspek penyelenggaraan negara haruslah


bersumber dari nilai-nilai Pancasila, termasuk itu pada sistem peraturan
perundang-undangan yang ada di Indonesia.
Maka dari itu, realisasi kenegaraan termasuk dalam proses reformasi yang
terjadi dewasa ini menjadi suatu bentuk keharusan jika memang Pancasila
menjadi salah satu sumber nilai dalam pelaksanaan kenegaraan baik itu di
dalam pembangunan nasional, ekonomi, sosial budaya, politik, hukum, hingga
pertahanan dan keamanan.

Kesimpulan : Nilai-nilai Pancasila menjadi dasar filsafat negara, maka dalam


aspek penyelenggaraannya, negara harus bersumber terhadap nilai-nilai
Pancasila termasuk juga dalam sistem perundang-undangan yang ada di
Indonesia.1. Landasan Historis

Berdasarkan dari landasan historis, Pancasila dirumuskan serta memiliki suatu tujuan yang
digunakan sebagai Dasar Negara Indonesia. Proses perumusannya tersebut juga diambil dari
nilai-nilai pandangan hidup masyarakat.

Setiap bangsa tentu memiliki ideologi dan pandangan hidupnya masing-masing, alias berbeda
(tidaklah sama) yang mana diambil dari nilai-nilai yang hidup serta berkembang di dalam bangsa
itu sendiri. Pancasila digali dari bangsa Indonesia yang memang sudah tumbuh serta berkembang
semenjak lahirnya bangsa Indonesia.

Oleh para pendiri bangsa kita, dirumuskanlah dengan sederhana, namun memiliki arti yang
begitu mendalam yang mana mampu meliputi sebanyak 5 (lima) prinsip (sila) yang diberi nama
dengan Pancasila. Negara Indonesia merancang Dasar Negara yang justru bersumber pada nilai-
nilai yang telah tumbuh, hidup dan berkembang di dalam kehidupan masyarakat dan bangsa
Indonesia.

Nama Pancasila itu sendiri diberikan oleh salah seorang penggagasnya, yakni Ir. Soekarno yang
ada pada pidatonya, tepat pada tanggal 1 Juni 1945, dalam persidangan Badan Penyidik Usaha-
Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) yang menjadi saran dan petunjuk seorang
temannya yang ahli bahasa.

Kesimpulan : Landasan historis memiliki arti Pancasila yang didasarkan pada sejarah bangsa
Indonesia itu sendiri. Nilai-nilai Pancasila yang berhasil didapat itu berasal dari bangsa Indonesia
sendiri, sehingga bangsa Indonesia tak akan pernah bisa dipisahkan dengan nilai-nilai Pancasila.

2. Landasan Kultural

Pancasila menjadi salah satu pencerminan budaya bangsa, sehingga harus bisa diwariskan
kepada generasi penerus atau generasi selanjutnya. Secara kultural, unsur-unsur Pancasila itu
terdapat dalam adat istiadat, tulisan, bahasa, slogan, kesenian, agama, kepercayaan dan
kebudayaan dalam negara Indonesia secara umum.

Pandangan hidup dari suatu bangsa merupakan salah satu hal yang memang tak boleh dipisahkan
dengan kehidupan dari bangsa itu sendiri.

Suatu bangsa yang tak memiliki pandangan hidup merupakan bangsa yang memang tak memiliki
kepribadian serta jati diri, sehingga bangsa tersebut menjadi mudah terombang-ambing dari
berbagai macam pengaruh yang berkembang dari luar negerinya.

Pancasila di sini memiliki sifat yang terbuka, sehingga bisa mengadaptasikan dirinya dengan dan
terhadap perkembangan zaman, di samping mempunyai dinamika internal secara selektif dalam
proses adaptasi yang dilakukan.

Dengan inilah, generasi penerus bangsa mampu memperkaya nilai-nilai Pancasila, sesuai dengan
tingkat perkembangan dan tantangan zaman yang dihadapinya terutama dalam meraih suatu
bentuk keunggulan IPTEK (Ilmu Pengetahuan dan Teknologi) tanpa harus kehilangan jati
dirinya.

Nilai-nilai kenegaraan dan nilai-nilai kemasyarakatan yang terkandung di dalam sila-sila


Pancasila bukan hanya menjadi suatu hasil konseptual seseorang saja, melainkan menjadi suatu
hasil karya yang besar milik bangsa Indonesia itu sendiri, yang diangkat dari nilai-nilai kultural
yang dimiliki oleh bangsa Indonesia dengan melalui proses refleksi filosofis pada pendiri negara
seperti Ir. Soekarno, M. Yamin, M. Hatta, Soepomo, serta para tokoh pendiri negara yang
lainnya.

Home › Pendidikan Pancasila


4 Landasan Pendidikan Pancasila, Apa Saja?
Written By Habibullah Al Faruq 29 Sep 2017 1 Comment
Pancasila merupakan suatu dasar falsafah Negara Indonesia, sebagaimana yang terncantum
dalam Pembukaan UUD 1945. Maka dari itu, setiap Warga Negara Indonesia haruslah mencoba
untuk bisa mempelajari, mendalami, menghayati dan mengamalkannya dalam segala bidang
kehidupan.

Pancasila sebagaimana yang tercantum pada Pembukaan UUD 1945 dalam perjalanan sejarah
kemerdekaan bangsa Indonesia telah mengalami persepsi dan juga interpretasi, sesuai dengan
kepentingan rezim yang berkuasa.

Pancasila sudah digunakan sebagai salah satu alat untuk memaksa rakyat bisa bersikap setia
terhadap pemerintah yang memiliki kuasa, dengan cara menempatkan Pancasila sebagai satu-
satunya asas yang ada dalam kehidupan bermasyarakat di Indonesia.

Pancasila yang sebagaimana dimaksud dalam Pembukaan UUD 1945 menjadi Dasar Negara dari
Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang harus bisa dilaksanakan secara konsisten
dalam kehidupan bernegara.
Sementara itu, yang perlu kita ketahui, landasan Pendidikan Pancasila itu sendiri ada sebanyak 4
(empat) macam, mulai dari landasan historis, landasan kultural, landasan yuridis dan yang
terakhir adalah landasan filosofis.

Landasan Pendidikan Pancasila


Landasan Pendidikan Pancasila

1. Landasan Historis
Berdasarkan dari landasan historis, Pancasila dirumuskan serta memiliki suatu tujuan yang
digunakan sebagai Dasar Negara Indonesia. Proses perumusannya tersebut juga diambil dari
nilai-nilai pandangan hidup masyarakat.

Setiap bangsa tentu memiliki ideologi dan pandangan hidupnya masing-masing, alias berbeda
(tidaklah sama) yang mana diambil dari nilai-nilai yang hidup serta berkembang di dalam bangsa
itu sendiri. Pancasila digali dari bangsa Indonesia yang memang sudah tumbuh serta berkembang
semenjak lahirnya bangsa Indonesia.

Oleh para pendiri bangsa kita, dirumuskanlah dengan sederhana, namun memiliki arti yang
begitu mendalam yang mana mampu meliputi sebanyak 5 (lima) prinsip (sila) yang diberi nama
dengan Pancasila. Negara Indonesia merancang Dasar Negara yang justru bersumber pada nilai-
nilai yang telah tumbuh, hidup dan berkembang di dalam kehidupan masyarakat dan bangsa
Indonesia.

Nama Pancasila itu sendiri diberikan oleh salah seorang penggagasnya, yakni Ir. Soekarno yang
ada pada pidatonya, tepat pada tanggal 1 Juni 1945, dalam persidangan Badan Penyidik Usaha-
Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) yang menjadi saran dan petunjuk seorang
temannya yang ahli bahasa.

Kesimpulan : Landasan historis memiliki arti Pancasila yang didasarkan pada sejarah bangsa
Indonesia itu sendiri. Nilai-nilai Pancasila yang berhasil didapat itu berasal dari bangsa Indonesia
sendiri, sehingga bangsa Indonesia tak akan pernah bisa dipisahkan dengan nilai-nilai Pancasila.

2. Landasan Kultural
Pancasila menjadi salah satu pencerminan budaya bangsa, sehingga harus bisa diwariskan
kepada generasi penerus atau generasi selanjutnya. Secara kultural, unsur-unsur Pancasila itu
terdapat dalam adat istiadat, tulisan, bahasa, slogan, kesenian, agama, kepercayaan dan
kebudayaan dalam negara Indonesia secara umum.

Pandangan hidup dari suatu bangsa merupakan salah satu hal yang memang tak boleh dipisahkan
dengan kehidupan dari bangsa itu sendiri.

Suatu bangsa yang tak memiliki pandangan hidup merupakan bangsa yang memang tak memiliki
kepribadian serta jati diri, sehingga bangsa tersebut menjadi mudah terombang-ambing dari
berbagai macam pengaruh yang berkembang dari luar negerinya.
Pancasila di sini memiliki sifat yang terbuka, sehingga bisa mengadaptasikan dirinya dengan dan
terhadap perkembangan zaman, di samping mempunyai dinamika internal secara selektif dalam
proses adaptasi yang dilakukan.

Dengan inilah, generasi penerus bangsa mampu memperkaya nilai-nilai Pancasila, sesuai dengan
tingkat perkembangan dan tantangan zaman yang dihadapinya terutama dalam meraih suatu
bentuk keunggulan IPTEK (Ilmu Pengetahuan dan Teknologi) tanpa harus kehilangan jati
dirinya.

Nilai-nilai kenegaraan dan nilai-nilai kemasyarakatan yang terkandung di dalam sila-sila


Pancasila bukan hanya menjadi suatu hasil konseptual seseorang saja, melainkan menjadi suatu
hasil karya yang besar milik bangsa Indonesia itu sendiri, yang diangkat dari nilai-nilai kultural
yang dimiliki oleh bangsa Indonesia dengan melalui proses refleksi filosofis pada pendiri negara
seperti Ir. Soekarno, M. Yamin, M. Hatta, Soepomo, serta para tokoh pendiri negara yang
lainnya.

Maka dari itu, generasi penerus atau generasi selanjutnya, terutama dalam kalangan intelektual
kampus ini sudah seharusnya bisa mendalami serta mengkaji karya besar itu dalam upaya guna
melestarikan secara dinamis dalam artian untuk mengembangkannya sesuai dengan tuntutan
zaman.

Kesimpulan : Landasan kultural adalah Pancasila yang didasarkan pada nilai-nilai budaya yang
dimiliki oleh bangsa Indonesia itu sendiri. Maka dari itu, di sinilah peran penting dari generasi
penerus bangsa, terutama pada kalangan intelektual kampus, beserta dengan seluruh lapisan
masyarakat yang memang sudah seharusnya bisa mendalami secara dinamis dalam arti
mengembangkannya lebih dalam lagi di era yang sudah kian modern ini.

3. Landasan Yuridis
Landasan yuridis ini merupakan landasan yang berdasar atas aturan yang dibaut setelah melalui
perundingan dan permusyawarahan. Alinea ke-4 dalam Pembukaan UUD 1945 yang menjadi
landasan yuridis konstitusional antara lain yang ada di dalamnya terdapat rumusan dan susunan
sila-sila Pancasila sebagai dasar negara yang sah, benar serta otentik, sebagai berikut :

Ketuhanan Yang Maha Esa


Kemanusiaan yang adil dan beradab
Persatuan Indonesia
Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan
Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

Batang tubuh UUD 1945 itu juga menjadi landasan yuridis konstitusional karena dasar negara
yang ada pada Pembukaan UUD 1945 dijabarkan menjadi lebih lanjut dan lebih terperinci pada
pasal-pasal dan ayat-ayat yang ada di dalam Batang Tubuh UUD 1945 itu.

Landasan yuridis (hukum) perkuliahan Pendidikan Pancasila yang ada di Perguruan Tinggi
sudah diatur dalam UU No. 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 39 yang
menyatakan, isi kurikulum setiap jenis, jalur dan jenjang pendidikan wajib memuat Pendidikan
Pancasila, Pendidikan Agama, Pendidikan Kewarganegaraan.

Kesimpulan : Landasan yuridis adalah penyelenggaraan Pendidikan Pancasila yang didasarkan


dalam Perguruan Tinggi yang didasarkan di ketentuan-ketentuan hukum yang berlaku di
Indonesia.

4. Landasan Filosofis
Landasan filosofis bersumber dari adanya pandangan-pandangan di dalam filsafat pendidikan,
menyangkut keyakinan terhadap hakikat manusia, keyakinan mengenai adanya sumber nilai,
hakikat pengetahuan dan mengenai kehidupan yang lebih baik dijalankan.

Secara filosofis, bangsa Indonesia sebelum mendirikan suatu negara merupakan bangsa yang
berketuhanan dan berkemanusiaan, yang mana hal ini berdasar dari kenyataan objektif jika
manusia itu merupakan makhluk Tuhan Yang Maha Esa.

Syarat mutlak dari suatu negara ialah dengan adanya persatuan yang terwujud sebagai rakyat
(yang menjadi unsur pokok suatu negara), sehingga secara filosofis negara berpersatuan dan
berkerakyatan konsekuensinya rakyat menjadi dasar ontologism demokrasi, karena memang
rakyat ialah asal mula kekuasaan negara atas dasar pengertian filosofis itulah maka dalam hidup
bernegara, nilai Pancasila menjadi dasar filsafat negara.

Konsekuensi dalam berbagai macam aspek penyelenggaraan negara haruslah bersumber dari
nilai-nilai Pancasila, termasuk itu pada sistem peraturan perundang-undangan yang ada di
Indonesia.

Maka dari itu, realisasi kenegaraan termasuk dalam proses reformasi yang terjadi dewasa ini
menjadi suatu bentuk keharusan jika memang Pancasila menjadi salah satu sumber nilai dalam
pelaksanaan kenegaraan baik itu di dalam pembangunan nasional, ekonomi, sosial budaya,
politik, hukum, hingga pertahanan dan keamanan.

Kesimpulan : Nilai-nilai Pancasila menjadi dasar filsafat negara, maka dalam aspek
penyelenggaraannya, negara harus bersumber terhadap nilai-nilai Pancasila termasuk juga dalam
sistem perundang-undangan yang ada di Indonesia.Maka dari itu, generasi penerus atau generasi
selanjutnya, terutama dalam kalangan intelektual kampus ini sudah seharusnya bisa mendalami
serta mengkaji karya besar itu dalam upaya guna melestarikan secara dinamis dalam artian untuk
mengembangkannya sesuai dengan tuntutan zaman.

Home › Pendidikan Pancasila


4 Landasan Pendidikan Pancasila, Apa Saja?
Written By Habibullah Al Faruq 29 Sep 2017 1 Comment
Pancasila merupakan suatu dasar falsafah Negara Indonesia, sebagaimana yang
terncantum dalam Pembukaan UUD 1945. Maka dari itu, setiap Warga Negara Indonesia
haruslah mencoba untuk bisa mempelajari, mendalami, menghayati dan mengamalkannya
dalam segala bidang kehidupan.
Pancasila sebagaimana yang tercantum pada Pembukaan UUD 1945 dalam perjalanan
sejarah kemerdekaan bangsa Indonesia telah mengalami persepsi dan juga interpretasi,
sesuai dengan kepentingan rezim yang berkuasa.

Pancasila sudah digunakan sebagai salah satu alat untuk memaksa rakyat bisa bersikap
setia terhadap pemerintah yang memiliki kuasa, dengan cara menempatkan Pancasila
sebagai satu-satunya asas yang ada dalam kehidupan bermasyarakat di Indonesia.

Pancasila yang sebagaimana dimaksud dalam Pembukaan UUD 1945 menjadi Dasar
Negara dari Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang harus bisa dilaksanakan
secara konsisten dalam kehidupan bernegara.

Sementara itu, yang perlu kita ketahui, landasan Pendidikan Pancasila itu sendiri ada
sebanyak 4 (empat) macam, mulai dari landasan historis, landasan kultural, landasan
yuridis dan yang terakhir adalah landasan filosofis.

Landasan Pendidikan Pancasila


Landasan Pendidikan Pancasila

1. Landasan Historis
Berdasarkan dari landasan historis, Pancasila dirumuskan serta memiliki suatu tujuan
yang digunakan sebagai Dasar Negara Indonesia. Proses perumusannya tersebut juga
diambil dari nilai-nilai pandangan hidup masyarakat.

Setiap bangsa tentu memiliki ideologi dan pandangan hidupnya masing-masing, alias
berbeda (tidaklah sama) yang mana diambil dari nilai-nilai yang hidup serta berkembang
di dalam bangsa itu sendiri. Pancasila digali dari bangsa Indonesia yang memang sudah
tumbuh serta berkembang semenjak lahirnya bangsa Indonesia.

Oleh para pendiri bangsa kita, dirumuskanlah dengan sederhana, namun memiliki arti
yang begitu mendalam yang mana mampu meliputi sebanyak 5 (lima) prinsip (sila) yang
diberi nama dengan Pancasila. Negara Indonesia merancang Dasar Negara yang justru
bersumber pada nilai-nilai yang telah tumbuh, hidup dan berkembang di dalam
kehidupan masyarakat dan bangsa Indonesia.

Nama Pancasila itu sendiri diberikan oleh salah seorang penggagasnya, yakni Ir. Soekarno
yang ada pada pidatonya, tepat pada tanggal 1 Juni 1945, dalam persidangan Badan
Penyidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) yang menjadi saran
dan petunjuk seorang temannya yang ahli bahasa.

Kesimpulan : Landasan historis memiliki arti Pancasila yang didasarkan pada sejarah
bangsa Indonesia itu sendiri. Nilai-nilai Pancasila yang berhasil didapat itu berasal dari
bangsa Indonesia sendiri, sehingga bangsa Indonesia tak akan pernah bisa dipisahkan
dengan nilai-nilai Pancasila.
2. Landasan Kultural
Pancasila menjadi salah satu pencerminan budaya bangsa, sehingga harus bisa diwariskan
kepada generasi penerus atau generasi selanjutnya. Secara kultural, unsur-unsur Pancasila
itu terdapat dalam adat istiadat, tulisan, bahasa, slogan, kesenian, agama, kepercayaan
dan kebudayaan dalam negara Indonesia secara umum.

Pandangan hidup dari suatu bangsa merupakan salah satu hal yang memang tak boleh
dipisahkan dengan kehidupan dari bangsa itu sendiri.

Suatu bangsa yang tak memiliki pandangan hidup merupakan bangsa yang memang tak
memiliki kepribadian serta jati diri, sehingga bangsa tersebut menjadi mudah terombang-
ambing dari berbagai macam pengaruh yang berkembang dari luar negerinya.

Pancasila di sini memiliki sifat yang terbuka, sehingga bisa mengadaptasikan dirinya
dengan dan terhadap perkembangan zaman, di samping mempunyai dinamika internal
secara selektif dalam proses adaptasi yang dilakukan.

Dengan inilah, generasi penerus bangsa mampu memperkaya nilai-nilai Pancasila, sesuai
dengan tingkat perkembangan dan tantangan zaman yang dihadapinya terutama dalam
meraih suatu bentuk keunggulan IPTEK (Ilmu Pengetahuan dan Teknologi) tanpa harus
kehilangan jati dirinya.

Nilai-nilai kenegaraan dan nilai-nilai kemasyarakatan yang terkandung di dalam sila-sila


Pancasila bukan hanya menjadi suatu hasil konseptual seseorang saja, melainkan menjadi
suatu hasil karya yang besar milik bangsa Indonesia itu sendiri, yang diangkat dari nilai-
nilai kultural yang dimiliki oleh bangsa Indonesia dengan melalui proses refleksi filosofis
pada pendiri negara seperti Ir. Soekarno, M. Yamin, M. Hatta, Soepomo, serta para tokoh
pendiri negara yang lainnya.

Maka dari itu, generasi penerus atau generasi selanjutnya, terutama dalam kalangan
intelektual kampus ini sudah seharusnya bisa mendalami serta mengkaji karya besar itu
dalam upaya guna melestarikan secara dinamis dalam artian untuk mengembangkannya
sesuai dengan tuntutan zaman.

Kesimpulan : Landasan kultural adalah Pancasila yang didasarkan pada nilai-nilai budaya
yang dimiliki oleh bangsa Indonesia itu sendiri. Maka dari itu, di sinilah peran penting
dari generasi penerus bangsa, terutama pada kalangan intelektual kampus, beserta dengan
seluruh lapisan masyarakat yang memang sudah seharusnya bisa mendalami secara
dinamis dalam arti mengembangkannya lebih dalam lagi di era yang sudah kian modern
ini.

3. Landasan Yuridis
Landasan yuridis ini merupakan landasan yang berdasar atas aturan yang dibaut setelah
melalui perundingan dan permusyawarahan. Alinea ke-4 dalam Pembukaan UUD 1945
yang menjadi landasan yuridis konstitusional antara lain yang ada di dalamnya terdapat
rumusan dan susunan sila-sila Pancasila sebagai dasar negara yang sah, benar serta
otentik, sebagai berikut :

Ketuhanan Yang Maha Esa


Kemanusiaan yang adil dan beradab
Persatuan Indonesia
Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan
perwakilan
Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

Batang tubuh UUD 1945 itu juga menjadi landasan yuridis konstitusional karena dasar
negara yang ada pada Pembukaan UUD 1945 dijabarkan menjadi lebih lanjut dan lebih
terperinci pada pasal-pasal dan ayat-ayat yang ada di dalam Batang Tubuh UUD 1945 itu.

Landasan yuridis (hukum) perkuliahan Pendidikan Pancasila yang ada di Perguruan


Tinggi sudah diatur dalam UU No. 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional,
pasal 39 yang menyatakan, isi kurikulum setiap jenis, jalur dan jenjang pendidikan wajib
memuat Pendidikan Pancasila, Pendidikan Agama, Pendidikan Kewarganegaraan.

Kesimpulan : Landasan yuridis adalah penyelenggaraan Pendidikan Pancasila yang


didasarkan dalam Perguruan Tinggi yang didasarkan di ketentuan-ketentuan hukum yang
berlaku di Indonesia.

4. Landasan Filosofis
Landasan filosofis bersumber dari adanya pandangan-pandangan di dalam filsafat
pendidikan, menyangkut keyakinan terhadap hakikat manusia, keyakinan mengenai
adanya sumber nilai, hakikat pengetahuan dan mengenai kehidupan yang lebih baik
dijalankan.

Secara filosofis, bangsa Indonesia sebelum mendirikan suatu negara merupakan bangsa
yang berketuhanan dan berkemanusiaan, yang mana hal ini berdasar dari kenyataan
objektif jika manusia itu merupakan makhluk Tuhan Yang Maha Esa.

Syarat mutlak dari suatu negara ialah dengan adanya persatuan yang terwujud sebagai
rakyat (yang menjadi unsur pokok suatu negara), sehingga secara filosofis negara
berpersatuan dan berkerakyatan konsekuensinya rakyat menjadi dasar ontologism
demokrasi, karena memang rakyat ialah asal mula kekuasaan negara atas dasar
pengertian filosofis itulah maka dalam hidup bernegara, nilai Pancasila menjadi dasar
filsafat negara.

Konsekuensi dalam berbagai macam aspek penyelenggaraan negara haruslah bersumber


dari nilai-nilai Pancasila, termasuk itu pada sistem peraturan perundang-undangan yang
ada di Indonesia.
Maka dari itu, realisasi kenegaraan termasuk dalam proses reformasi yang terjadi dewasa
ini menjadi suatu bentuk keharusan jika memang Pancasila menjadi salah satu sumber
nilai dalam pelaksanaan kenegaraan baik itu di dalam pembangunan nasional, ekonomi,
sosial budaya, politik, hukum, hingga pertahanan dan keamanan.

Kesimpulan : Nilai-nilai Pancasila menjadi dasar filsafat negara, maka dalam aspek
penyelenggaraannya, negara harus bersumber terhadap nilai-nilai Pancasila termasuk
juga dalam sistem perundang-undangan yang ada di Indonesia.Kesimpulan : Landasan
Home › Pendidikan Pancasila
4 Landasan Pendidikan Pancasila, Apa Saja?
Written By Habibullah Al Faruq 29 Sep 2017 1 Comment
Pancasila merupakan suatu dasar falsafah Negara Indonesia, sebagaimana yang terncantum
dalam Pembukaan UUD 1945. Maka dari itu, setiap Warga Negara Indonesia haruslah mencoba
untuk bisa mempelajari, mendalami, menghayati dan mengamalkannya dalam segala bidang
kehidupan.

Pancasila sebagaimana yang tercantum pada Pembukaan UUD 1945 dalam perjalanan sejarah
kemerdekaan bangsa Indonesia telah mengalami persepsi dan juga interpretasi, sesuai dengan
kepentingan rezim yang berkuasa.

Pancasila sudah digunakan sebagai salah satu alat untuk memaksa rakyat bisa bersikap setia
terhadap pemerintah yang memiliki kuasa, dengan cara menempatkan Pancasila sebagai satu-
satunya asas yang ada dalam kehidupan bermasyarakat di Indonesia.

Pancasila yang sebagaimana dimaksud dalam Pembukaan UUD 1945 menjadi Dasar Negara dari
Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang harus bisa dilaksanakan secara konsisten
dalam kehidupan bernegara.

Sementara itu, yang perlu kita ketahui, landasan Pendidikan Pancasila itu sendiri ada sebanyak 4
(empat) macam, mulai dari landasan historis, landasan kultural, landasan yuridis dan yang
terakhir adalah landasan filosofis.

Landasan Pendidikan Pancasila


Landasan Pendidikan Pancasila

1. Landasan Historis
Berdasarkan dari landasan historis, Pancasila dirumuskan serta memiliki suatu tujuan yang
digunakan sebagai Dasar Negara Indonesia. Proses perumusannya tersebut juga diambil dari
nilai-nilai pandangan hidup masyarakat.

Setiap bangsa tentu memiliki ideologi dan pandangan hidupnya masing-masing, alias berbeda
(tidaklah sama) yang mana diambil dari nilai-nilai yang hidup serta berkembang di dalam bangsa
itu sendiri. Pancasila digali dari bangsa Indonesia yang memang sudah tumbuh serta berkembang
semenjak lahirnya bangsa Indonesia.
Oleh para pendiri bangsa kita, dirumuskanlah dengan sederhana, namun memiliki arti yang
begitu mendalam yang mana mampu meliputi sebanyak 5 (lima) prinsip (sila) yang diberi nama
dengan Pancasila. Negara Indonesia merancang Dasar Negara yang justru bersumber pada nilai-
nilai yang telah tumbuh, hidup dan berkembang di dalam kehidupan masyarakat dan bangsa
Indonesia.

Nama Pancasila itu sendiri diberikan oleh salah seorang penggagasnya, yakni Ir. Soekarno yang
ada pada pidatonya, tepat pada tanggal 1 Juni 1945, dalam persidangan Badan Penyidik Usaha-
Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) yang menjadi saran dan petunjuk seorang
temannya yang ahli bahasa.

Kesimpulan : Landasan historis memiliki arti Pancasila yang didasarkan pada sejarah bangsa
Indonesia itu sendiri. Nilai-nilai Pancasila yang berhasil didapat itu berasal dari bangsa Indonesia
sendiri, sehingga bangsa Indonesia tak akan pernah bisa dipisahkan dengan nilai-nilai Pancasila.

2. Landasan Kultural
Pancasila menjadi salah satu pencerminan budaya bangsa, sehingga harus bisa diwariskan
kepada generasi penerus atau generasi selanjutnya. Secara kultural, unsur-unsur Pancasila itu
terdapat dalam adat istiadat, tulisan, bahasa, slogan, kesenian, agama, kepercayaan dan
kebudayaan dalam negara Indonesia secara umum.

Pandangan hidup dari suatu bangsa merupakan salah satu hal yang memang tak boleh dipisahkan
dengan kehidupan dari bangsa itu sendiri.

Suatu bangsa yang tak memiliki pandangan hidup merupakan bangsa yang memang tak memiliki
kepribadian serta jati diri, sehingga bangsa tersebut menjadi mudah terombang-ambing dari
berbagai macam pengaruh yang berkembang dari luar negerinya.

Pancasila di sini memiliki sifat yang terbuka, sehingga bisa mengadaptasikan dirinya dengan dan
terhadap perkembangan zaman, di samping mempunyai dinamika internal secara selektif dalam
proses adaptasi yang dilakukan.

Dengan inilah, generasi penerus bangsa mampu memperkaya nilai-nilai Pancasila, sesuai dengan
tingkat perkembangan dan tantangan zaman yang dihadapinya terutama dalam meraih suatu
bentuk keunggulan IPTEK (Ilmu Pengetahuan dan Teknologi) tanpa harus kehilangan jati
dirinya.

Nilai-nilai kenegaraan dan nilai-nilai kemasyarakatan yang terkandung di dalam sila-sila


Pancasila bukan hanya menjadi suatu hasil konseptual seseorang saja, melainkan menjadi suatu
hasil karya yang besar milik bangsa Indonesia itu sendiri, yang diangkat dari nilai-nilai kultural
yang dimiliki oleh bangsa Indonesia dengan melalui proses refleksi filosofis pada pendiri negara
seperti Ir. Soekarno, M. Yamin, M. Hatta, Soepomo, serta para tokoh pendiri negara yang
lainnya.

Maka dari itu, generasi penerus atau generasi selanjutnya, terutama dalam kalangan intelektual
kampus ini sudah seharusnya bisa mendalami serta mengkaji karya besar itu dalam upaya guna
melestarikan secara dinamis dalam artian untuk mengembangkannya sesuai dengan tuntutan
zaman.

Kesimpulan : Landasan kultural adalah Pancasila yang didasarkan pada nilai-nilai budaya yang
dimiliki oleh bangsa Indonesia itu sendiri. Maka dari itu, di sinilah peran penting dari generasi
penerus bangsa, terutama pada kalangan intelektual kampus, beserta dengan seluruh lapisan
masyarakat yang memang sudah seharusnya bisa mendalami secara dinamis dalam arti
mengembangkannya lebih dalam lagi di era yang sudah kian modern ini.

3. Landasan Yuridis
Landasan yuridis ini merupakan landasan yang berdasar atas aturan yang dibaut setelah melalui
perundingan dan permusyawarahan. Alinea ke-4 dalam Pembukaan UUD 1945 yang menjadi
landasan yuridis konstitusional antara lain yang ada di dalamnya terdapat rumusan dan susunan
sila-sila Pancasila sebagai dasar negara yang sah, benar serta otentik, sebagai berikut :

Ketuhanan Yang Maha Esa


Kemanusiaan yang adil dan beradab
Persatuan Indonesia
Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan
Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

Batang tubuh UUD 1945 itu juga menjadi landasan yuridis konstitusional karena dasar negara
yang ada pada Pembukaan UUD 1945 dijabarkan menjadi lebih lanjut dan lebih terperinci pada
pasal-pasal dan ayat-ayat yang ada di dalam Batang Tubuh UUD 1945 itu.

Landasan yuridis (hukum) perkuliahan Pendidikan Pancasila yang ada di Perguruan Tinggi
sudah diatur dalam UU No. 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 39 yang
menyatakan, isi kurikulum setiap jenis, jalur dan jenjang pendidikan wajib memuat Pendidikan
Pancasila, Pendidikan Agama, Pendidikan Kewarganegaraan.

Kesimpulan : Landasan yuridis adalah penyelenggaraan Pendidikan Pancasila yang didasarkan


dalam Perguruan Tinggi yang didasarkan di ketentuan-ketentuan hukum yang berlaku di
Indonesia.

4. Landasan Filosofis
Landasan filosofis bersumber dari adanya pandangan-pandangan di dalam filsafat pendidikan,
menyangkut keyakinan terhadap hakikat manusia, keyakinan mengenai adanya sumber nilai,
hakikat pengetahuan dan mengenai kehidupan yang lebih baik dijalankan.

Secara filosofis, bangsa Indonesia sebelum mendirikan suatu negara merupakan bangsa yang
berketuhanan dan berkemanusiaan, yang mana hal ini berdasar dari kenyataan objektif jika
manusia itu merupakan makhluk Tuhan Yang Maha Esa.

Syarat mutlak dari suatu negara ialah dengan adanya persatuan yang terwujud sebagai rakyat
(yang menjadi unsur pokok suatu negara), sehingga secara filosofis negara berpersatuan dan
berkerakyatan konsekuensinya rakyat menjadi dasar ontologism demokrasi, karena memang
rakyat ialah asal mula kekuasaan negara atas dasar pengertian filosofis itulah maka dalam hidup
bernegara, nilai Pancasila menjadi dasar filsafat negara.

Konsekuensi dalam berbagai macam aspek penyelenggaraan negara haruslah bersumber dari
nilai-nilai Pancasila, termasuk itu pada sistem peraturan perundang-undangan yang ada di
Indonesia.

Maka dari itu, realisasi kenegaraan termasuk dalam proses reformasi yang terjadi dewasa ini
menjadi suatu bentuk keharusan jika memang Pancasila menjadi salah satu sumber nilai dalam
pelaksanaan kenegaraan baik itu di dalam pembangunan nasional, ekonomi, sosial budaya,
politik, hukum, hingga pertahanan dan keamanan.

Kesimpulan : Nilai-nilai Pancasila menjadi dasar filsafat negara, maka dalam aspek
penyelenggaraannya, negara harus bersumber terhadap nilai-nilai Pancasila termasuk juga dalam
sistem perundang-undangan yang ada di Indonesia.kultural adalah Pancasila yang didasarkan
pada nilai-nilai budaya yang dimiliki oleh bangsa Indonesia itu sendiri. Maka dari itu, di sinilah
peran penting dari generasi penerus bangsa, terutama pada kalangan intelektual kampus, beserta
dengan seluruh lapisan masyarakat yang memang sudah sehar
Home › Pendidikan Pancasila
4 Landasan Pendidikan Pancasila, Apa Saja?
Written By Habibullah Al Faruq 29 Sep 2017 1 Comment
Pancasila merupakan suatu dasar falsafah Negara Indonesia, sebagaimana yang terncantum
dalam Pembukaan UUD 1945. Maka dari itu, setiap Warga Negara Indonesia haruslah mencoba
untuk bisa mempelajari, mendalami, menghayati dan mengamalkannya dalam segala bidang
kehidupan.

Pancasila sebagaimana yang tercantum pada Pembukaan UUD 1945 dalam perjalanan sejarah
kemerdekaan bangsa Indonesia telah mengalami persepsi dan juga interpretasi, sesuai dengan
kepentingan rezim yang berkuasa.

Pancasila sudah digunakan sebagai salah satu alat untuk memaksa rakyat bisa bersikap setia
terhadap pemerintah yang memiliki kuasa, dengan cara menempatkan Pancasila sebagai satu-
satunya asas yang ada dalam kehidupan bermasyarakat di Indonesia.

Pancasila yang sebagaimana dimaksud dalam Pembukaan UUD 1945 menjadi Dasar Negara dari
Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang harus bisa dilaksanakan secara konsisten
dalam kehidupan bernegara.

Sementara itu, yang perlu kita ketahui, landasan Pendidikan Pancasila itu sendiri ada sebanyak 4
(empat) macam, mulai dari landasan historis, landasan kultural, landasan yuridis dan yang
terakhir adalah landasan filosofis.

Landasan Pendidikan Pancasila


Landasan Pendidikan Pancasila
1. Landasan Historis
Berdasarkan dari landasan historis, Pancasila dirumuskan serta memiliki suatu tujuan yang
digunakan sebagai Dasar Negara Indonesia. Proses perumusannya tersebut juga diambil dari
nilai-nilai pandangan hidup masyarakat.

Setiap bangsa tentu memiliki ideologi dan pandangan hidupnya masing-masing, alias berbeda
(tidaklah sama) yang mana diambil dari nilai-nilai yang hidup serta berkembang di dalam bangsa
itu sendiri. Pancasila digali dari bangsa Indonesia yang memang sudah tumbuh serta berkembang
semenjak lahirnya bangsa Indonesia.

Oleh para pendiri bangsa kita, dirumuskanlah dengan sederhana, namun memiliki arti yang
begitu mendalam yang mana mampu meliputi sebanyak 5 (lima) prinsip (sila) yang diberi nama
dengan Pancasila. Negara Indonesia merancang Dasar Negara yang justru bersumber pada nilai-
nilai yang telah tumbuh, hidup dan berkembang di dalam kehidupan masyarakat dan bangsa
Indonesia.

Nama Pancasila itu sendiri diberikan oleh salah seorang penggagasnya, yakni Ir. Soekarno yang
ada pada pidatonya, tepat pada tanggal 1 Juni 1945, dalam persidangan Badan Penyidik Usaha-
Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) yang menjadi saran dan petunjuk seorang
temannya yang ahli bahasa.

Kesimpulan : Landasan historis memiliki arti Pancasila yang didasarkan pada sejarah bangsa
Indonesia itu sendiri. Nilai-nilai Pancasila yang berhasil didapat itu berasal dari bangsa Indonesia
sendiri, sehingga bangsa Indonesia tak akan pernah bisa dipisahkan dengan nilai-nilai Pancasila.

2. Landasan Kultural
Pancasila menjadi salah satu pencerminan budaya bangsa, sehingga harus bisa diwariskan
kepada generasi penerus atau generasi selanjutnya. Secara kultural, unsur-unsur Pancasila itu
terdapat dalam adat istiadat, tulisan, bahasa, slogan, kesenian, agama, kepercayaan dan
kebudayaan dalam negara Indonesia secara umum.

Pandangan hidup dari suatu bangsa merupakan salah satu hal yang memang tak boleh dipisahkan
dengan kehidupan dari bangsa itu sendiri.

Suatu bangsa yang tak memiliki pandangan hidup merupakan bangsa yang memang tak memiliki
kepribadian serta jati diri, sehingga bangsa tersebut menjadi mudah terombang-ambing dari
berbagai macam pengaruh yang berkembang dari luar negerinya.

Pancasila di sini memiliki sifat yang terbuka, sehingga bisa mengadaptasikan dirinya dengan dan
terhadap perkembangan zaman, di samping mempunyai dinamika internal secara selektif dalam
proses adaptasi yang dilakukan.

Dengan inilah, generasi penerus bangsa mampu memperkaya nilai-nilai Pancasila, sesuai dengan
tingkat perkembangan dan tantangan zaman yang dihadapinya terutama dalam meraih suatu
bentuk keunggulan IPTEK (Ilmu Pengetahuan dan Teknologi) tanpa harus kehilangan jati
dirinya.
Nilai-nilai kenegaraan dan nilai-nilai kemasyarakatan yang terkandung di dalam sila-sila
Pancasila bukan hanya menjadi suatu hasil konseptual seseorang saja, melainkan menjadi suatu
hasil karya yang besar milik bangsa Indonesia itu sendiri, yang diangkat dari nilai-nilai kultural
yang dimiliki oleh bangsa Indonesia dengan melalui proses refleksi filosofis pada pendiri negara
seperti Ir. Soekarno, M. Yamin, M. Hatta, Soepomo, serta para tokoh pendiri negara yang
lainnya.

Maka dari itu, generasi penerus atau generasi selanjutnya, terutama dalam kalangan intelektual
kampus ini sudah seharusnya bisa mendalami serta mengkaji karya besar itu dalam upaya guna
melestarikan secara dinamis dalam artian untuk mengembangkannya sesuai dengan tuntutan
zaman.

Kesimpulan : Landasan kultural adalah Pancasila yang didasarkan pada nilai-nilai budaya yang
dimiliki oleh bangsa Indonesia itu sendiri. Maka dari itu, di sinilah peran penting dari generasi
penerus bangsa, terutama pada kalangan intelektual kampus, beserta dengan seluruh lapisan
masyarakat yang memang sudah seharusnya bisa mendalami secara dinamis dalam arti
mengembangkannya lebih dalam lagi di era yang sudah kian modern ini.

3. Landasan Yuridis
Landasan yuridis ini merupakan landasan yang berdasar atas aturan yang dibaut setelah melalui
perundingan dan permusyawarahan. Alinea ke-4 dalam Pembukaan UUD 1945 yang menjadi
landasan yuridis konstitusional antara lain yang ada di dalamnya terdapat rumusan dan susunan
sila-sila Pancasila sebagai dasar negara yang sah, benar serta otentik, sebagai berikut :

Ketuhanan Yang Maha Esa


Kemanusiaan yang adil dan beradab
Persatuan Indonesia
Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan
Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

Batang tubuh UUD 1945 itu juga menjadi landasan yuridis konstitusional karena dasar negara
yang ada pada Pembukaan UUD 1945 dijabarkan menjadi lebih lanjut dan lebih terperinci pada
pasal-pasal dan ayat-ayat yang ada di dalam Batang Tubuh UUD 1945 itu.

Landasan yuridis (hukum) perkuliahan Pendidikan Pancasila yang ada di Perguruan Tinggi
sudah diatur dalam UU No. 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 39 yang
menyatakan, isi kurikulum setiap jenis, jalur dan jenjang pendidikan wajib memuat Pendidikan
Pancasila, Pendidikan Agama, Pendidikan Kewarganegaraan.

Kesimpulan : Landasan yuridis adalah penyelenggaraan Pendidikan Pancasila yang didasarkan


dalam Perguruan Tinggi yang didasarkan di ketentuan-ketentuan hukum yang berlaku di
Indonesia.

4. Landasan Filosofis
Landasan filosofis bersumber dari adanya pandangan-pandangan di dalam filsafat pendidikan,
menyangkut keyakinan terhadap hakikat manusia, keyakinan mengenai adanya sumber nilai,
hakikat pengetahuan dan mengenai kehidupan yang lebih baik dijalankan.

Secara filosofis, bangsa Indonesia sebelum mendirikan suatu negara merupakan bangsa yang
berketuhanan dan berkemanusiaan, yang mana hal ini berdasar dari kenyataan objektif jika
manusia itu merupakan makhluk Tuhan Yang Maha Esa.

Syarat mutlak dari suatu negara ialah dengan adanya persatuan yang terwujud sebagai rakyat
(yang menjadi unsur pokok suatu negara), sehingga secara filosofis negara berpersatuan dan
berkerakyatan konsekuensinya rakyat menjadi dasar ontologism demokrasi, karena memang
rakyat ialah asal mula kekuasaan negara atas dasar pengertian filosofis itulah maka dalam hidup
bernegara, nilai Pancasila menjadi dasar filsafat negara.

Konsekuensi dalam berbagai macam aspek penyelenggaraan negara haruslah bersumber dari
nilai-nilai Pancasila, termasuk itu pada sistem peraturan perundang-undangan yang ada di
Indonesia.

Maka dari itu, realisasi kenegaraan termasuk dalam proses reformasi yang terjadi dewasa ini
menjadi suatu bentuk keharusan jika memang Pancasila menjadi salah satu sumber nilai dalam
pelaksanaan kenegaraan baik itu di dalam pembangunan nasional, ekonomi, sosial budaya,
politik, hukum, hingga pertahanan dan keamanan.

Kesimpulan : Nilai-nilai Pancasila menjadi dasar filsafat negara, maka dalam aspek
penyelenggaraannya, negara harus bersumber terhadap nilai-nilai Pancasila termasuk juga dalam
sistem perundang-undangan yang ada di Indonesia.usnya bisa mendalami secara dinamis dalam
arti mengembangkannya lebih dalam lagi di era yang sudah kian modern ini.

3. Landasan Yuridis

Landasan yuridis ini merupakan landasan yang berdasar atas aturan yang dibaut setelah melalui
perundingan dan permusyawarahan. Alinea ke-4 dalam Pembukaan UUD 1945 yang menjadi
landasan yuridis konstitusional antara lain yang ada di dalamnya terdapat rumusan dan susunan
Home › Pendidikan Pancasila
4 Landasan Pendidikan Pancasila, Apa Saja?
Written By Habibullah Al Faruq 29 Sep 2017 1 Comment
Pancasila merupakan suatu dasar falsafah Negara Indonesia, sebagaimana yang terncantum
dalam Pembukaan UUD 1945. Maka dari itu, setiap Warga Negara Indonesia haruslah mencoba
untuk bisa mempelajari, mendalami, menghayati dan mengamalkannya dalam segala bidang
kehidupan.

Pancasila sebagaimana yang tercantum pada Pembukaan UUD 1945 dalam perjalanan sejarah
kemerdekaan bangsa Indonesia telah mengalami persepsi dan juga interpretasi, sesuai dengan
kepentingan rezim yang berkuasa.
Pancasila sudah digunakan sebagai salah satu alat untuk memaksa rakyat bisa bersikap setia
terhadap pemerintah yang memiliki kuasa, dengan cara menempatkan Pancasila sebagai satu-
satunya asas yang ada dalam kehidupan bermasyarakat di Indonesia.

Pancasila yang sebagaimana dimaksud dalam Pembukaan UUD 1945 menjadi Dasar Negara dari
Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang harus bisa dilaksanakan secara konsisten
dalam kehidupan bernegara.

Sementara itu, yang perlu kita ketahui, landasan Pendidikan Pancasila itu sendiri ada sebanyak 4
(empat) macam, mulai dari landasan historis, landasan kultural, landasan yuridis dan yang
terakhir adalah landasan filosofis.

Landasan Pendidikan Pancasila


Landasan Pendidikan Pancasila

1. Landasan Historis
Berdasarkan dari landasan historis, Pancasila dirumuskan serta memiliki suatu tujuan yang
digunakan sebagai Dasar Negara Indonesia. Proses perumusannya tersebut juga diambil dari
nilai-nilai pandangan hidup masyarakat.

Setiap bangsa tentu memiliki ideologi dan pandangan hidupnya masing-masing, alias berbeda
(tidaklah sama) yang mana diambil dari nilai-nilai yang hidup serta berkembang di dalam bangsa
itu sendiri. Pancasila digali dari bangsa Indonesia yang memang sudah tumbuh serta berkembang
semenjak lahirnya bangsa Indonesia.

Oleh para pendiri bangsa kita, dirumuskanlah dengan sederhana, namun memiliki arti yang
begitu mendalam yang mana mampu meliputi sebanyak 5 (lima) prinsip (sila) yang diberi nama
dengan Pancasila. Negara Indonesia merancang Dasar Negara yang justru bersumber pada nilai-
nilai yang telah tumbuh, hidup dan berkembang di dalam kehidupan masyarakat dan bangsa
Indonesia.

Nama Pancasila itu sendiri diberikan oleh salah seorang penggagasnya, yakni Ir. Soekarno yang
ada pada pidatonya, tepat pada tanggal 1 Juni 1945, dalam persidangan Badan Penyidik Usaha-
Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) yang menjadi saran dan petunjuk seorang
temannya yang ahli bahasa.

Kesimpulan : Landasan historis memiliki arti Pancasila yang didasarkan pada sejarah bangsa
Indonesia itu sendiri. Nilai-nilai Pancasila yang berhasil didapat itu berasal dari bangsa Indonesia
sendiri, sehingga bangsa Indonesia tak akan pernah bisa dipisahkan dengan nilai-nilai Pancasila.

2. Landasan Kultural
Pancasila menjadi salah satu pencerminan budaya bangsa, sehingga harus bisa diwariskan
kepada generasi penerus atau generasi selanjutnya. Secara kultural, unsur-unsur Pancasila itu
terdapat dalam adat istiadat, tulisan, bahasa, slogan, kesenian, agama, kepercayaan dan
kebudayaan dalam negara Indonesia secara umum.
Pandangan hidup dari suatu bangsa merupakan salah satu hal yang memang tak boleh dipisahkan
dengan kehidupan dari bangsa itu sendiri.

Suatu bangsa yang tak memiliki pandangan hidup merupakan bangsa yang memang tak memiliki
kepribadian serta jati diri, sehingga bangsa tersebut menjadi mudah terombang-ambing dari
berbagai macam pengaruh yang berkembang dari luar negerinya.

Pancasila di sini memiliki sifat yang terbuka, sehingga bisa mengadaptasikan dirinya dengan dan
terhadap perkembangan zaman, di samping mempunyai dinamika internal secara selektif dalam
proses adaptasi yang dilakukan.

Dengan inilah, generasi penerus bangsa mampu memperkaya nilai-nilai Pancasila, sesuai dengan
tingkat perkembangan dan tantangan zaman yang dihadapinya terutama dalam meraih suatu
bentuk keunggulan IPTEK (Ilmu Pengetahuan dan Teknologi) tanpa harus kehilangan jati
dirinya.

Nilai-nilai kenegaraan dan nilai-nilai kemasyarakatan yang terkandung di dalam sila-sila


Pancasila bukan hanya menjadi suatu hasil konseptual seseorang saja, melainkan menjadi suatu
hasil karya yang besar milik bangsa Indonesia itu sendiri, yang diangkat dari nilai-nilai kultural
yang dimiliki oleh bangsa Indonesia dengan melalui proses refleksi filosofis pada pendiri negara
seperti Ir. Soekarno, M. Yamin, M. Hatta, Soepomo, serta para tokoh pendiri negara yang
lainnya.

Maka dari itu, generasi penerus atau generasi selanjutnya, terutama dalam kalangan intelektual
kampus ini sudah seharusnya bisa mendalami serta mengkaji karya besar itu dalam upaya guna
melestarikan secara dinamis dalam artian untuk mengembangkannya sesuai dengan tuntutan
zaman.

Kesimpulan : Landasan kultural adalah Pancasila yang didasarkan pada nilai-nilai budaya yang
dimiliki oleh bangsa Indonesia itu sendiri. Maka dari itu, di sinilah peran penting dari generasi
penerus bangsa, terutama pada kalangan intelektual kampus, beserta dengan seluruh lapisan
masyarakat yang memang sudah seharusnya bisa mendalami secara dinamis dalam arti
mengembangkannya lebih dalam lagi di era yang sudah kian modern ini.

3. Landasan Yuridis
Landasan yuridis ini merupakan landasan yang berdasar atas aturan yang dibaut setelah melalui
perundingan dan permusyawarahan. Alinea ke-4 dalam Pembukaan UUD 1945 yang menjadi
landasan yuridis konstitusional antara lain yang ada di dalamnya terdapat rumusan dan susunan
sila-sila Pancasila sebagai dasar negara yang sah, benar serta otentik, sebagai berikut :

Ketuhanan Yang Maha Esa


Kemanusiaan yang adil dan beradab
Persatuan Indonesia
Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan
Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
Batang tubuh UUD 1945 itu juga menjadi landasan yuridis konstitusional karena dasar negara
yang ada pada Pembukaan UUD 1945 dijabarkan menjadi lebih lanjut dan lebih terperinci pada
pasal-pasal dan ayat-ayat yang ada di dalam Batang Tubuh UUD 1945 itu.

Landasan yuridis (hukum) perkuliahan Pendidikan Pancasila yang ada di Perguruan Tinggi
sudah diatur dalam UU No. 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 39 yang
menyatakan, isi kurikulum setiap jenis, jalur dan jenjang pendidikan wajib memuat Pendidikan
Pancasila, Pendidikan Agama, Pendidikan Kewarganegaraan.

Kesimpulan : Landasan yuridis adalah penyelenggaraan Pendidikan Pancasila yang didasarkan


dalam Perguruan Tinggi yang didasarkan di ketentuan-ketentuan hukum yang berlaku di
Indonesia.

4. Landasan Filosofis
Landasan filosofis bersumber dari adanya pandangan-pandangan di dalam filsafat pendidikan,
menyangkut keyakinan terhadap hakikat manusia, keyakinan mengenai adanya sumber nilai,
hakikat pengetahuan dan mengenai kehidupan yang lebih baik dijalankan.

Secara filosofis, bangsa Indonesia sebelum mendirikan suatu negara merupakan bangsa yang
berketuhanan dan berkemanusiaan, yang mana hal ini berdasar dari kenyataan objektif jika
manusia itu merupakan makhluk Tuhan Yang Maha Esa.

Syarat mutlak dari suatu negara ialah dengan adanya persatuan yang terwujud sebagai rakyat
(yang menjadi unsur pokok suatu negara), sehingga secara filosofis negara berpersatuan dan
berkerakyatan konsekuensinya rakyat menjadi dasar ontologism demokrasi, karena memang
rakyat ialah asal mula kekuasaan negara atas dasar pengertian filosofis itulah maka dalam hidup
bernegara, nilai Pancasila menjadi dasar filsafat negara.

Konsekuensi dalam berbagai macam aspek penyelenggaraan negara haruslah bersumber dari
nilai-nilai Pancasila, termasuk itu pada sistem peraturan perundang-undangan yang ada di
Home › Pendidikan Pancasila
4 Landasan Pendidikan Pancasila, Apa Saja?
Written By Habibullah Al Faruq 29 Sep 2017 1 Comment
Pancasila merupakan suatu dasar falsafah Negara Indonesia, sebagaimana yang terncantum
dalam Pembukaan UUD 1945. Maka dari itu, setiap Warga Negara Indonesia haruslah mencoba
untuk bisa mempelajari, mendalami, menghayati dan mengamalkannya dalam segala bidang
kehidupan.

Pancasila sebagaimana yang tercantum pada Pembukaan UUD 1945 dalam perjalanan sejarah
kemerdekaan bangsa Indonesia telah mengalami persepsi dan juga interpretasi, sesuai dengan
kepentingan rezim yang berkuasa.

Pancasila sudah digunakan sebagai salah satu alat untuk memaksa rakyat bisa bersikap setia
terhadap pemerintah yang memiliki kuasa, dengan cara menempatkan Pancasila sebagai satu-
satunya asas yang ada dalam kehidupan bermasyarakat di Indonesia.
Pancasila yang sebagaimana dimaksud dalam Pembukaan UUD 1945 menjadi Dasar Negara dari
Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang harus bisa dilaksanakan secara konsisten
dalam kehidupan bernegara.

Sementara itu, yang perlu kita ketahui, landasan Pendidikan Pancasila itu sendiri ada sebanyak 4
(empat) macam, mulai dari landasan historis, landasan kultural, landasan yuridis dan yang
terakhir adalah landasan filosofis.

Landasan Pendidikan Pancasila


Landasan Pendidikan Pancasila

1. Landasan Historis
Berdasarkan dari landasan historis, Pancasila dirumuskan serta memiliki suatu tujuan yang
digunakan sebagai Dasar Negara Indonesia. Proses perumusannya tersebut juga diambil dari
nilai-nilai pandangan hidup masyarakat.

Setiap bangsa tentu memiliki ideologi dan pandangan hidupnya masing-masing, alias berbeda
(tidaklah sama) yang mana diambil dari nilai-nilai yang hidup serta berkembang di dalam bangsa
itu sendiri. Pancasila digali dari bangsa Indonesia yang memang sudah tumbuh serta berkembang
semenjak lahirnya bangsa Indonesia.

Oleh para pendiri bangsa kita, dirumuskanlah dengan sederhana, namun memiliki arti yang
begitu mendalam yang mana mampu meliputi sebanyak 5 (lima) prinsip (sila) yang diberi nama
dengan Pancasila. Negara Indonesia merancang Dasar Negara yang justru bersumber pada nilai-
nilai yang telah tumbuh, hidup dan berkembang di dalam kehidupan masyarakat dan bangsa
Indonesia.

Nama Pancasila itu sendiri diberikan oleh salah seorang penggagasnya, yakni Ir. Soekarno yang
ada pada pidatonya, tepat pada tanggal 1 Juni 1945, dalam persidangan Badan Penyidik Usaha-
Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) yang menjadi saran dan petunjuk seorang
temannya yang ahli bahasa.

Kesimpulan : Landasan historis memiliki arti Pancasila yang didasarkan pada sejarah bangsa
Indonesia itu sendiri. Nilai-nilai Pancasila yang berhasil didapat itu berasal dari bangsa Indonesia
sendiri, sehingga bangsa Indonesia tak akan pernah bisa dipisahkan dengan nilai-nilai Pancasila.

2. Landasan Kultural
Pancasila menjadi salah satu pencerminan budaya bangsa, sehingga harus bisa diwariskan
kepada generasi penerus atau generasi selanjutnya. Secara kultural, unsur-unsur Pancasila itu
terdapat dalam adat istiadat, tulisan, bahasa, slogan, kesenian, agama, kepercayaan dan
kebudayaan dalam negara Indonesia secara umum.

Pandangan hidup dari suatu bangsa merupakan salah satu hal yang memang tak boleh dipisahkan
dengan kehidupan dari bangsa itu sendiri.
Suatu bangsa yang tak memiliki pandangan hidup merupakan bangsa yang memang tak memiliki
kepribadian serta jati diri, sehingga bangsa tersebut menjadi mudah terombang-ambing dari
berbagai macam pengaruh yang berkembang dari luar negerinya.

Pancasila di sini memiliki sifat yang terbuka, sehingga bisa mengadaptasikan dirinya dengan dan
terhadap perkembangan zaman, di samping mempunyai dinamika internal secara selektif dalam
proses adaptasi yang dilakukan.

Dengan inilah, generasi penerus bangsa mampu memperkaya nilai-nilai Pancasila, sesuai dengan
tingkat perkembangan dan tantangan zaman yang dihadapinya terutama dalam meraih suatu
bentuk keunggulan IPTEK (Ilmu Pengetahuan dan Teknologi) tanpa harus kehilangan jati
dirinya.

Nilai-nilai kenegaraan dan nilai-nilai kemasyarakatan yang terkandung di dalam sila-sila


Pancasila bukan hanya menjadi suatu hasil konseptual seseorang saja, melainkan menjadi suatu
hasil karya yang besar milik bangsa Indonesia itu sendiri, yang diangkat dari nilai-nilai kultural
yang dimiliki oleh bangsa Indonesia dengan melalui proses refleksi filosofis pada pendiri negara
seperti Ir. Soekarno, M. Yamin, M. Hatta, Soepomo, serta para tokoh pendiri negara yang
lainnya.

Maka dari itu, generasi penerus atau generasi selanjutnya, terutama dalam kalangan intelektual
kampus ini sudah seharusnya bisa mendalami serta mengkaji karya besar itu dalam upaya guna
melestarikan secara dinamis dalam artian untuk mengembangkannya sesuai dengan tuntutan
zaman.

Kesimpulan : Landasan kultural adalah Pancasila yang didasarkan pada nilai-nilai budaya yang
dimiliki oleh bangsa Indonesia itu sendiri. Maka dari itu, di sinilah peran penting dari generasi
penerus bangsa, terutama pada kalangan intelektual kampus, beserta dengan seluruh lapisan
masyarakat yang memang sudah seharusnya bisa mendalami secara dinamis dalam arti
mengembangkannya lebih dalam lagi di era yang sudah kian modern ini.

3. Landasan Yuridis
Landasan yuridis ini merupakan landasan yang berdasar atas aturan yang dibaut setelah melalui
perundingan dan permusyawarahan. Alinea ke-4 dalam Pembukaan UUD 1945 yang menjadi
landasan yuridis konstitusional antara lain yang ada di dalamnya terdapat rumusan dan susunan
sila-sila Pancasila sebagai dasar negara yang sah, benar serta otentik, sebagai berikut :

Ketuhanan Yang Maha Esa


Kemanusiaan yang adil dan beradab
Persatuan Indonesia
Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan
Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
Batang tubuh UUD 1945 itu juga menjadi landasan yuridis konstitusional karena dasar negara
yang ada pada Pembukaan UUD 1945 dijabarkan menjadi lebih lanjut dan lebih terperinci pada
pasal-pasal dan ayat-ayat yang ada di dalam Batang Tubuh UUD 1945 itu.

Landasan yuridis (hukum) perkuliahan Pendidikan Pancasila yang ada di Perguruan Tinggi
sudah diatur dalam UU No. 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 39 yang
menyatakan, isi kurikulum setiap jenis, jalur dan jenjang pendidikan wajib memuat Pendidikan
Pancasila, Pendidikan Agama, Pendidikan Kewarganegaraan.

Kesimpulan : Landasan yuridis adalah penyelenggaraan Pendidikan Pancasila yang didasarkan


dalam Perguruan Tinggi yang didasarkan di ketentuan-ketentuan hukum yang berlaku di
Indonesia.

4. Landasan Filosofis
Landasan filosofis bersumber dari adanya pandangan-pandangan di dalam filsafat pendidikan,
menyangkut keyakinan terhadap hakikat manusia, keyakinan mengenai adanya sumber nilai,
hakikat pengetahuan dan mengenai kehidupan yang lebih baik dijalankan.

Secara filosofis, bangsa Indonesia sebelum mendirikan suatu negara merupakan bangsa yang
berketuhanan dan berkemanusiaan, yang mana hal ini berdasar dari kenyataan objektif jika
manusia itu merupakan makhluk Tuhan Yang Maha Esa.

Syarat mutlak dari suatu negara ialah dengan adanya persatuan yang terwujud sebagai rakyat
(yang menjadi unsur pokok suatu negara), sehingga secara filosofis negara berpersatuan dan
berkerakyatan konsekuensinya rakyat menjadi dasar ontologism demokrasi, karena memang
rakyat ialah asal mula kekuasaan negara atas dasar pengertian filosofis itulah maka dalam hidup
bernegara, nilai Pancasila menjadi dasar filsafat negara.

Konsekuensi dalam berbagai macam aspek penyelenggaraan negara haruslah bersumber dari
nilai-nilai Pancasila, termasuk itu pada sistem peraturan perundang-undangan yang ada di
Indonesia.

Maka dari itu, realisasi kenegaraan termasuk dalam proses reformasi yang terjadi dewasa ini
menjadi suatu bentuk keharusan jika memang Pancasila menjadi salah satu sumber nilai dalam
pelaksanaan kenegaraan baik itu di dalam pembangunan nasional, ekonomi, sosial budaya,
politik, hukum, hingga pertahanan dan keamanan.

Kesimpulan : Nilai-nilai Pancasila menjadi dasar filsafat negara, maka dalam aspek
penyelenggaraannya, negara harus bersumber terhadap nilai-nilai Pancasila termasuk juga dalam
sistem perundang-undangan yang ada di Indonesia.Indonesia.

Maka dari itu, realisasi kenegaraan termasuk dalam proses reformasi yang terjadi dewasa ini
menjadi suatu bentuk keharusan jika memang Pancasila menjadi salah satu sumber nilai dalam
pelaksanaan kenegaraan baik itu di dalam pembangunan nasional, ekonomi, sosial budaya,
politik, hukum, hingga pertahanan dan keamanan.
Kesimpulan : Nilai-nilai Pancasila menjadi dasar filsafat negara, maka dalam aspek
penyelenggaraannya, negara harus bersumber terhadap nilai-nilai Pancasila termasuk juga dalam
sistem perundang-undangan yang ada di Indonesia.
Home › Pendidikan Pancasila
4 Landasan Pendidikan Pancasila, Apa Saja?
Written By Habibullah Al Faruq 29 Sep 2017 1 Comment
Pancasila merupakan suatu dasar falsafah Negara Indonesia, sebagaimana yang terncantum
dalam Pembukaan UUD 1945. Maka dari itu, setiap Warga Negara Indonesia haruslah mencoba
untuk bisa mempelajari, mendalami, menghayati dan mengamalkannya dalam segala bidang
kehidupan.

Pancasila sebagaimana yang tercantum pada Pembukaan UUD 1945 dalam perjalanan sejarah
kemerdekaan bangsa Indonesia telah mengalami persepsi dan juga interpretasi, sesuai dengan
kepentingan rezim yang berkuasa.

Pancasila sudah digunakan sebagai salah satu alat untuk memaksa rakyat bisa bersikap setia
terhadap pemerintah yang memiliki kuasa, dengan cara menempatkan Pancasila sebagai satu-
satunya asas yang ada dalam kehidupan bermasyarakat di Indonesia.

Pancasila yang sebagaimana dimaksud dalam Pembukaan UUD 1945 menjadi Dasar Negara dari
Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang harus bisa dilaksanakan secara konsisten
dalam kehidupan bernegara.

Sementara itu, yang perlu kita ketahui, landasan Pendidikan Pancasila itu sendiri ada sebanyak 4
(empat) macam, mulai dari landasan historis, landasan kultural, landasan yuridis dan yang
terakhir adalah landasan filosofis.

Landasan Pendidikan Pancasila


Landasan Pendidikan Pancasila

1. Landasan Historis
Berdasarkan dari landasan historis, Pancasila dirumuskan serta memiliki suatu tujuan yang
digunakan sebagai Dasar Negara Indonesia. Proses perumusannya tersebut juga diambil dari
nilai-nilai pandangan hidup masyarakat.

Setiap bangsa tentu memiliki ideologi dan pandangan hidupnya masing-masing, alias berbeda
(tidaklah sama) yang mana diambil dari nilai-nilai yang hidup serta berkembang di dalam bangsa
itu sendiri. Pancasila digali dari bangsa Indonesia yang memang sudah tumbuh serta berkembang
semenjak lahirnya bangsa Indonesia.

Oleh para pendiri bangsa kita, dirumuskanlah dengan sederhana, namun memiliki arti yang
begitu mendalam yang mana mampu meliputi sebanyak 5 (lima) prinsip (sila) yang diberi nama
dengan Pancasila. Negara Indonesia merancang Dasar Negara yang justru bersumber pada nilai-
nilai yang telah tumbuh, hidup dan berkembang di dalam kehidupan masyarakat dan bangsa
Indonesia.
Nama Pancasila itu sendiri diberikan oleh salah seorang penggagasnya, yakni Ir. Soekarno yang
ada pada pidatonya, tepat pada tanggal 1 Juni 1945, dalam persidangan Badan Penyidik Usaha-
Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) yang menjadi saran dan petunjuk seorang
temannya yang ahli bahasa.

Kesimpulan : Landasan historis memiliki arti Pancasila yang didasarkan pada sejarah bangsa
Indonesia itu sendiri. Nilai-nilai Pancasila yang berhasil didapat itu berasal dari bangsa Indonesia
sendiri, sehingga bangsa Indonesia tak akan pernah bisa dipisahkan dengan nilai-nilai Pancasila.

2. Landasan Kultural
Pancasila menjadi salah satu pencerminan budaya bangsa, sehingga harus bisa diwariskan
kepada generasi penerus atau generasi selanjutnya. Secara kultural, unsur-unsur Pancasila itu
terdapat dalam adat istiadat, tulisan, bahasa, slogan, kesenian, agama, kepercayaan dan
kebudayaan dalam negara Indonesia secara umum.

Pandangan hidup dari suatu bangsa merupakan salah satu hal yang memang tak boleh dipisahkan
dengan kehidupan dari bangsa itu sendiri.

Suatu bangsa yang tak memiliki pandangan hidup merupakan bangsa yang memang tak memiliki
kepribadian serta jati diri, sehingga bangsa tersebut menjadi mudah terombang-ambing dari
berbagai macam pengaruh yang berkembang dari luar negerinya.

Pancasila di sini memiliki sifat yang terbuka, sehingga bisa mengadaptasikan dirinya dengan dan
terhadap perkembangan zaman, di samping mempunyai dinamika internal secara selektif dalam
proses adaptasi yang dilakukan.

Dengan inilah, generasi penerus bangsa mampu memperkaya nilai-nilai Pancasila, sesuai dengan
tingkat perkembangan dan tantangan zaman yang dihadapinya terutama dalam meraih suatu
bentuk keunggulan IPTEK (Ilmu Pengetahuan dan Teknologi) tanpa harus kehilangan jati
dirinya.

Nilai-nilai kenegaraan dan nilai-nilai kemasyarakatan yang terkandung di dalam sila-sila


Pancasila bukan hanya menjadi suatu hasil konseptual seseorang saja, melainkan menjadi suatu
hasil karya yang besar milik bangsa Indonesia itu sendiri, yang diangkat dari nilai-nilai kultural
yang dimiliki oleh bangsa Indonesia dengan melalui proses refleksi filosofis pada pendiri negara
seperti Ir. Soekarno, M. Yamin, M. Hatta, Soepomo, serta para tokoh pendiri negara yang
lainnya.

Maka dari itu, generasi penerus atau generasi selanjutnya, terutama dalam kalangan intelektual
kampus ini sudah seharusnya bisa mendalami serta mengkaji karya besar itu dalam upaya guna
melestarikan secara dinamis dalam artian untuk mengembangkannya sesuai dengan tuntutan
zaman.

Kesimpulan : Landasan kultural adalah Pancasila yang didasarkan pada nilai-nilai budaya yang
dimiliki oleh bangsa Indonesia itu sendiri. Maka dari itu, di sinilah peran penting dari generasi
penerus bangsa, terutama pada kalangan intelektual kampus, beserta dengan seluruh lapisan
masyarakat yang memang sudah seharusnya bisa mendalami secara dinamis dalam arti
mengembangkannya lebih dalam lagi di era yang sudah kian modern ini.

3. Landasan Yuridis
Landasan yuridis ini merupakan landasan yang berdasar atas aturan yang dibaut setelah melalui
perundingan dan permusyawarahan. Alinea ke-4 dalam Pembukaan UUD 1945 yang menjadi
landasan yuridis konstitusional antara lain yang ada di dalamnya terdapat rumusan dan susunan
sila-sila Pancasila sebagai dasar negara yang sah, benar serta otentik, sebagai berikut :

Ketuhanan Yang Maha Esa


Kemanusiaan yang adil dan beradab
Persatuan Indonesia
Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan
Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

Batang tubuh UUD 1945 itu juga menjadi landasan yuridis konstitusional karena dasar negara
yang ada pada Pembukaan UUD 1945 dijabarkan menjadi lebih lanjut dan lebih terperinci pada
pasal-pasal dan ayat-ayat yang ada di dalam Batang Tubuh UUD 1945 itu.

Landasan yuridis (hukum) perkuliahan Pendidikan Pancasila yang ada di Perguruan Tinggi
sudah diatur dalam UU No. 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 39 yang
menyatakan, isi kurikulum setiap jenis, jalur dan jenjang pendidikan wajib memuat Pendidikan
Pancasila, Pendidikan Agama, Pendidikan Kewarganegaraan.

Kesimpulan : Landasan yuridis adalah penyelenggaraan Pendidikan Pancasila yang didasarkan


dalam Perguruan Tinggi yang didasarkan di ketentuan-ketentuan hukum yang berlaku di
Indonesia.

4. Landasan Filosofis
Landasan filosofis bersumber dari adanya pandangan-pandangan di dalam filsafat pendidikan,
menyangkut keyakinan terhadap hakikat manusia, keyakinan mengenai adanya sumber nilai,
hakikat pengetahuan dan mengenai kehidupan yang lebih baik dijalankan.

Secara filosofis, bangsa Indonesia sebelum mendirikan suatu negara merupakan bangsa yang
berketuhanan dan berkemanusiaan, yang mana hal ini berdasar dari kenyataan objektif jika
manusia itu merupakan makhluk Tuhan Yang Maha Esa.

Syarat mutlak dari suatu negara ialah dengan adanya persatuan yang terwujud sebagai rakyat
(yang menjadi unsur pokok suatu negara), sehingga secara filosofis negara berpersatuan dan
berkerakyatan konsekuensinya rakyat menjadi dasar ontologism demokrasi, karena memang
rakyat ialah asal mula kekuasaan negara atas dasar pengertian filosofis itulah maka dalam hidup
bernegara, nilai Pancasila menjadi dasar filsafat negara.
Konsekuensi dalam berbagai macam aspek penyelenggaraan negara haruslah bersumber dari
nilai-nilai Pancasila, termasuk itu pada sistem peraturan perundang-undangan yang ada di
Indonesia.

Maka dari itu, realisasi kenegaraan termasuk dalam proses reformasi yang terjadi dewasa ini
menjadi suatu bentuk keharusan jika memang Pancasila menjadi salah satu sumber nilai dalam
pelaksanaan kenegaraan baik itu di dalam pembangunan nasional, e
Home › Pendidikan Pancasila
4 Landasan Pendidikan Pancasila, Apa Saja?
Written By Habibullah Al Faruq 29 Sep 2017 1 Comment
Pancasila merupakan suatu dasar falsafah Negara Indonesia, sebagaimana yang terncantum
dalam Pembukaan UUD 1945. Maka dari itu, setiap Warga Negara Indonesia haruslah mencoba
untuk bisa mempelajari, mendalami, menghayati dan mengamalkannya dalam segala bidang
kehidupan.

Pancasila sebagaimana yang tercantum pada Pembukaan UUD 1945 dalam perjalanan sejarah
kemerdekaan bangsa Indonesia telah mengalami persepsi dan juga interpretasi, sesuai dengan
kepentingan rezim yang berkuasa.

Pancasila sudah digunakan sebagai salah satu alat untuk memaksa rakyat bisa bersikap setia
terhadap pemerintah yang memiliki kuasa, dengan cara menempatkan Pancasila sebagai satu-
satunya asas yang ada dalam kehidupan bermasyarakat di Indonesia.

Pancasila yang sebagaimana dimaksud dalam Pembukaan UUD 1945 menjadi Dasar Negara dari
Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang harus bisa dilaksanakan secara konsisten
dalam kehidupan bernegara.

Sementara itu, yang perlu kita ketahui, landasan Pendidikan Pancasila itu sendiri ada sebanyak 4
(empat) macam, mulai dari landasan historis, landasan kultural, landasan yuridis dan yang
terakhir adalah landasan filosofis.

Landasan Pendidikan Pancasila


Landasan Pendidikan Pancasila

1. Landasan Historis
Berdasarkan dari landasan historis, Pancasila dirumuskan serta memiliki suatu tujuan yang
digunakan sebagai Dasar Negara Indonesia. Proses perumusannya tersebut juga diambil dari
nilai-nilai pandangan hidup masyarakat.

Setiap bangsa tentu memiliki ideologi dan pandangan hidupnya masing-masing, alias berbeda
(tidaklah sama) yang mana diambil dari nilai-nilai yang hidup serta berkembang di dalam bangsa
itu sendiri. Pancasila digali dari bangsa Indonesia yang memang sudah tumbuh serta berkembang
semenjak lahirnya bangsa Indonesia.

Oleh para pendiri bangsa kita, dirumuskanlah dengan sederhana, namun memiliki arti yang
begitu mendalam yang mana mampu meliputi sebanyak 5 (lima) prinsip (sila) yang diberi nama
dengan Pancasila. Negara Indonesia merancang Dasar Negara yang justru bersumber pada nilai-
nilai yang telah tumbuh, hidup dan berkembang di dalam kehidupan masyarakat dan bangsa
Indonesia.

Nama Pancasila itu sendiri diberikan oleh salah seorang penggagasnya, yakni Ir. Soekarno yang
ada pada pidatonya, tepat pada tanggal 1 Juni 1945, dalam persidangan Badan Penyidik Usaha-
Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) yang menjadi saran dan petunjuk seorang
temannya yang ahli bahasa.

Kesimpulan : Landasan historis memiliki arti Pancasila yang didasarkan pada sejarah bangsa
Indonesia itu sendiri. Nilai-nilai Pancasila yang berhasil didapat itu berasal dari bangsa Indonesia
sendiri, sehingga bangsa Indonesia tak akan pernah bisa dipisahkan dengan nilai-nilai Pancasila.

2. Landasan Kultural
Pancasila menjadi salah satu pencerminan budaya bangsa, sehingga harus bisa diwariskan
kepada generasi penerus atau generasi selanjutnya. Secara kultural, unsur-unsur Pancasila itu
terdapat dalam adat istiadat, tulisan, bahasa, slogan, kesenian, agama, kepercayaan dan
kebudayaan dalam negara Indonesia secara umum.

Pandangan hidup dari suatu bangsa merupakan salah satu hal yang memang tak boleh dipisahkan
dengan kehidupan dari bangsa itu sendiri.

Suatu bangsa yang tak memiliki pandangan hidup merupakan bangsa yang memang tak memiliki
kepribadian serta jati diri, sehingga bangsa tersebut menjadi mudah terombang-ambing dari
berbagai macam pengaruh yang berkembang dari luar negerinya.

Pancasila di sini memiliki sifat yang terbuka, sehingga bisa mengadaptasikan dirinya dengan dan
terhadap perkembangan zaman, di samping mempunyai dinamika internal secara selektif dalam
proses adaptasi yang dilakukan.

Dengan inilah, generasi penerus bangsa mampu memperkaya nilai-nilai Pancasila, sesuai dengan
tingkat perkembangan dan tantangan zaman yang dihadapinya terutama dalam meraih suatu
bentuk keunggulan IPTEK (Ilmu Pengetahuan dan Teknologi) tanpa harus kehilangan jati
dirinya.

Nilai-nilai kenegaraan dan nilai-nilai kemasyarakatan yang terkandung di dalam sila-sila


Pancasila bukan hanya menjadi suatu hasil konseptual seseorang saja, melainkan menjadi suatu
hasil karya yang besar milik bangsa Indonesia itu sendiri, yang diangkat dari nilai-nilai kultural
yang dimiliki oleh bangsa Indonesia dengan melalui proses refleksi filosofis pada pendiri negara
seperti Ir. Soekarno, M. Yamin, M. Hatta, Soepomo, serta para tokoh pendiri negara yang
lainnya.

Maka dari itu, generasi penerus atau generasi selanjutnya, terutama dalam kalangan intelektual
kampus ini sudah seharusnya bisa mendalami serta mengkaji karya besar itu dalam upaya guna
melestarikan secara dinamis dalam artian untuk mengembangkannya sesuai dengan tuntutan
zaman.
Kesimpulan : Landasan kultural adalah Pancasila yang didasarkan pada nilai-nilai budaya yang
dimiliki oleh bangsa Indonesia itu sendiri. Maka dari itu, di sinilah peran penting dari generasi
penerus bangsa, terutama pada kalangan intelektual kampus, beserta dengan seluruh lapisan
masyarakat yang memang sudah seharusnya bisa mendalami secara dinamis dalam arti
mengembangkannya lebih dalam lagi di era yang sudah kian modern ini.

3. Landasan Yuridis
Landasan yuridis ini merupakan landasan yang berdasar atas aturan yang dibaut setelah melalui
perundingan dan permusyawarahan. Alinea ke-4 dalam Pembukaan UUD 1945 yang menjadi
landasan yuridis konstitusional antara lain yang ada di dalamnya terdapat rumusan dan susunan
sila-sila Pancasila sebagai dasar negara yang sah, benar serta otentik, sebagai berikut :

Ketuhanan Yang Maha Esa


Kemanusiaan yang adil dan beradab
Persatuan Indonesia
Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan
Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

Batang tubuh UUD 1945 itu juga menjadi landasan yuridis konstitusional karena dasar negara
yang ada pada Pembukaan UUD 1945 dijabarkan menjadi lebih lanjut dan lebih terperinci pada
pasal-pasal dan ayat-ayat yang ada di dalam Batang Tubuh UUD 1945 itu.

Landasan yuridis (hukum) perkuliahan Pendidikan Pancasila yang ada di Perguruan Tinggi
sudah diatur dalam UU No. 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 39 yang
menyatakan, isi kurikulum setiap jenis, jalur dan jenjang pendidikan wajib memuat Pendidikan
Pancasila, Pendidikan Agama, Pendidikan Kewarganegaraan.

Kesimpulan : Landasan yuridis adalah penyelenggaraan Pendidikan Pancasila yang didasarkan


dalam Perguruan Tinggi yang didasarkan di ketentuan-ketentuan hukum yang berlaku di
Indonesia.

4. Landasan Filosofis
Landasan filosofis bersumber dari adanya pandangan-pandangan di dalam filsafat pendidikan,
menyangkut keyakinan terhadap hakikat manusia, keyakinan mengenai adanya sumber nilai,
hakikat pengetahuan dan mengenai kehidupan yang lebih baik dijalankan.

Secara filosofis, bangsa Indonesia sebelum mendirikan suatu negara merupakan bangsa yang
berketuhanan dan berkemanusiaan, yang mana hal ini berdasar dari kenyataan objektif jika
manusia itu merupakan makhluk Tuhan Yang Maha Esa.

Syarat mutlak dari suatu negara ialah dengan adanya persatuan yang terwujud sebagai rakyat
(yang menjadi unsur pokok suatu negara), sehingga secara filosofis negara berpersatuan dan
berkerakyatan konsekuensinya rakyat menjadi dasar ontologism demokrasi, karena memang
rakyat ialah asal mula kekuasaan negara atas dasar pengertian filosofis itulah maka dalam hidup
bernegara, nilai Pancasila menjadi dasar filsafat negara.

Konsekuensi dalam berbagai macam aspek penyelenggaraan negara haruslah bersumber dari
nilai-nilai Pancasila, termasuk itu pada sistem peraturan perundang-undangan yang ada di
Indonesia.

Maka dari itu, realisasi kenegaraan termasuk dalam proses reformasi yang terjadi dewasa ini
menjadi suatu bentuk keharusan jika memang Pancasila menjadi salah satu sumber nilai dalam
pelaksanaan kenegaraan baik itu di dalam pembangunan nasional, ekonomi, sosial budaya,
politik, hukum, hingga pertahanan dan keamanan.

Kesimpulan : Nilai-nilai Pancasila menjadi dasar filsafat negara, maka dalam aspek
penyelenggaraannya, negara harus bersumber terhadap nilai-nilai Pancasila termasuk juga dalam
sistem perundang-undangan yang ada di Indonesia.konomi, sosial budaya, politik, hukum,
hingga pertahanan dan keamanan.

Kesimpulan : Nilai-nilai Pancasila menjadi dasar filsafat negara, maka dalam aspek
penyelenggaraannya, negara harus bersumber terhadap nilai-nilai Pancasila termasuk juga dalam
sistem perundang-undangan yang ada di Indonesia.sila-sila Pancasila sebagai dasar negara yang
Home › Pendidikan Pancasila
4 Landasan Pendidikan Pancasila, Apa Saja?
Written By Habibullah Al Faruq 29 Sep 2017 1 Comment
Pancasila merupakan suatu dasar falsafah Negara Indonesia, sebagaimana yang terncantum
dalam Pembukaan UUD 1945. Maka dari itu, setiap Warga Negara Indonesia haruslah mencoba
untuk bisa mempelajari, mendalami, menghayati dan mengamalkannya dalam segala bidang
kehidupan.

Pancasila sebagaimana yang tercantum pada Pembukaan UUD 1945 dalam perjalanan sejarah
kemerdekaan bangsa Indonesia telah mengalami persepsi dan juga interpretasi, sesuai dengan
kepentingan rezim yang berkuasa.

Pancasila sudah digunakan sebagai salah satu alat untuk memaksa rakyat bisa bersikap setia
terhadap pemerintah yang memiliki kuasa, dengan cara menempatkan Pancasila sebagai satu-
satunya asas yang ada dalam kehidupan bermasyarakat di Indonesia.

Pancasila yang sebagaimana dimaksud dalam Pembukaan UUD 1945 menjadi Dasar Negara dari
Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang harus bisa dilaksanakan secara konsisten
dalam kehidupan bernegara.

Sementara itu, yang perlu kita ketahui, landasan Pendidikan Pancasila itu sendiri ada sebanyak 4
(empat) macam, mulai dari landasan historis, landasan kultural, landasan yuridis dan yang
terakhir adalah landasan filosofis.

Landasan Pendidikan Pancasila


Landasan Pendidikan Pancasila
1. Landasan Historis
Berdasarkan dari landasan historis, Pancasila dirumuskan serta memiliki suatu tujuan yang
digunakan sebagai Dasar Negara Indonesia. Proses perumusannya tersebut juga diambil dari
nilai-nilai pandangan hidup masyarakat.

Setiap bangsa tentu memiliki ideologi dan pandangan hidupnya masing-masing, alias berbeda
(tidaklah sama) yang mana diambil dari nilai-nilai yang hidup serta berkembang di dalam bangsa
itu sendiri. Pancasila digali dari bangsa Indonesia yang memang sudah tumbuh serta berkembang
semenjak lahirnya bangsa Indonesia.

Oleh para pendiri bangsa kita, dirumuskanlah dengan sederhana, namun memiliki arti yang
begitu mendalam yang mana mampu meliputi sebanyak 5 (lima) prinsip (sila) yang diberi nama
dengan Pancasila. Negara Indonesia merancang Dasar Negara yang justru bersumber pada nilai-
nilai yang telah tumbuh, hidup dan berkembang di dalam kehidupan masyarakat dan bangsa
Indonesia.

Nama Pancasila itu sendiri diberikan oleh salah seorang penggagasnya, yakni Ir. Soekarno yang
ada pada pidatonya, tepat pada tanggal 1 Juni 1945, dalam persidangan Badan Penyidik Usaha-
Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) yang menjadi saran dan petunjuk seorang
temannya yang ahli bahasa.

Kesimpulan : Landasan historis memiliki arti Pancasila yang didasarkan pada sejarah bangsa
Indonesia itu sendiri. Nilai-nilai Pancasila yang berhasil didapat itu berasal dari bangsa Indonesia
sendiri, sehingga bangsa Indonesia tak akan pernah bisa dipisahkan dengan nilai-nilai Pancasila.

2. Landasan Kultural
Pancasila menjadi salah satu pencerminan budaya bangsa, sehingga harus bisa diwariskan
kepada generasi penerus atau generasi selanjutnya. Secara kultural, unsur-unsur Pancasila itu
terdapat dalam adat istiadat, tulisan, bahasa, slogan, kesenian, agama, kepercayaan dan
kebudayaan dalam negara Indonesia secara umum.

Pandangan hidup dari suatu bangsa merupakan salah satu hal yang memang tak boleh dipisahkan
dengan kehidupan dari bangsa itu sendiri.

Suatu bangsa yang tak memiliki pandangan hidup merupakan bangsa yang memang tak memiliki
kepribadian serta jati diri, sehingga bangsa tersebut menjadi mudah terombang-ambing dari
berbagai macam pengaruh yang berkembang dari luar negerinya.

Pancasila di sini memiliki sifat yang terbuka, sehingga bisa mengadaptasikan dirinya dengan dan
terhadap perkembangan zaman, di samping mempunyai dinamika internal secara selektif dalam
proses adaptasi yang dilakukan.

Dengan inilah, generasi penerus bangsa mampu memperkaya nilai-nilai Pancasila, sesuai dengan
tingkat perkembangan dan tantangan zaman yang dihadapinya terutama dalam meraih suatu
bentuk keunggulan IPTEK (Ilmu Pengetahuan dan Teknologi) tanpa harus kehilangan jati
dirinya.

Nilai-nilai kenegaraan dan nilai-nilai kemasyarakatan yang terkandung di dalam sila-sila


Pancasila bukan hanya menjadi suatu hasil konseptual seseorang saja, melainkan menjadi suatu
hasil karya yang besar milik bangsa Indonesia itu sendiri, yang diangkat dari nilai-nilai kultural
yang dimiliki oleh bangsa Indonesia dengan melalui proses refleksi filosofis pada pendiri negara
seperti Ir. Soekarno, M. Yamin, M. Hatta, Soepomo, serta para tokoh pendiri negara yang
lainnya.

Maka dari itu, generasi penerus atau generasi selanjutnya, terutama dalam kalangan intelektual
kampus ini sudah seharusnya bisa mendalami serta mengkaji karya besar itu dalam upaya guna
melestarikan secara dinamis dalam artian untuk mengembangkannya sesuai dengan tuntutan
zaman.

Kesimpulan : Landasan kultural adalah Pancasila yang didasarkan pada nilai-nilai budaya yang
dimiliki oleh bangsa Indonesia itu sendiri. Maka dari itu, di sinilah peran penting dari generasi
penerus bangsa, terutama pada kalangan intelektual kampus, beserta dengan seluruh lapisan
masyarakat yang memang sudah seharusnya bisa mendalami secara dinamis dalam arti
mengembangkannya lebih dalam lagi di era yang sudah kian modern ini.

3. Landasan Yuridis
Landasan yuridis ini merupakan landasan yang berdasar atas aturan yang dibaut setelah melalui
perundingan dan permusyawarahan. Alinea ke-4 dalam Pembukaan UUD 1945 yang menjadi
landasan yuridis konstitusional antara lain yang ada di dalamnya terdapat rumusan dan susunan
sila-sila Pancasila sebagai dasar negara yang sah, benar serta otentik, sebagai berikut :

Ketuhanan Yang Maha Esa


Kemanusiaan yang adil dan beradab
Persatuan Indonesia
Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan
Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

Batang tubuh UUD 1945 itu juga menjadi landasan yuridis konstitusional karena dasar negara
yang ada pada Pembukaan UUD 1945 dijabarkan menjadi lebih lanjut dan lebih terperinci pada
pasal-pasal dan ayat-ayat yang ada di dalam Batang Tubuh UUD 1945 itu.

Landasan yuridis (hukum) perkuliahan Pendidikan Pancasila yang ada di Perguruan Tinggi
sudah diatur dalam UU No. 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 39 yang
menyatakan, isi kurikulum setiap jenis, jalur dan jenjang pendidikan wajib memuat Pendidikan
Pancasila, Pendidikan Agama, Pendidikan Kewarganegaraan.

Kesimpulan : Landasan yuridis adalah penyelenggaraan Pendidikan Pancasila yang didasarkan


dalam Perguruan Tinggi yang didasarkan di ketentuan-ketentuan hukum yang berlaku di
Indonesia.
4. Landasan Filosofis
Landasan filosofis bersumber dari adanya pandangan-pandangan di dalam filsafat pendidikan,
menyangkut keyakinan terhadap hakikat manusia, keyakinan mengenai adanya sumber nilai,
hakikat pengetahuan dan mengenai kehidupan yang lebih baik dijalankan.

Secara filosofis, bangsa Indonesia sebelum mendirikan suatu negara merupakan bangsa yang
berketuhanan dan berkemanusiaan, yang mana hal ini berdasar dari kenyataan objektif jika
manusia itu merupakan makhluk Tuhan Yang Maha Esa.

Syarat mutlak dari suatu negara ialah dengan adanya persatuan yang terwujud sebagai rakyat
(yang menjadi unsur pokok suatu negara), sehingga secara filosofis negara berpersatuan dan
berkerakyatan konsekuensinya rakyat menjadi dasar ontologism demokrasi, karena memang
rakyat ialah asal mula kekuasaan negara atas dasar pengertian filosofis itulah maka dalam hidup
bernegara, nilai Pancasila menjadi dasar filsafat negara.

Konsekuensi dalam berbagai macam aspek penyelenggaraan negara haruslah bersumber dari
nilai-nilai Pancasila, termasuk itu pada sistem peraturan perundang-undangan yang ada di
Indonesia.

Maka dari itu, realisasi kenegaraan termasuk dalam proses reformasi yang terjadi dewasa ini
menjadi suatu bentuk keharusan jika memang Pancasila menjadi salah satu sumber nilai dalam
pelaksanaan kenegaraan baik itu di dalam pembangunan nasional, ekonomi, sosial budaya,
politik, hukum, hingga pertahanan dan keamanan.

Kesimpulan : Nilai-nilai Pancasila menjadi dasar filsafat negara, maka dalam aspek
penyelenggaraannya, negara harus bersumber terha
Home › Pendidikan Pancasila
4 Landasan Pendidikan Pancasila, Apa Saja?
Written By Habibullah Al Faruq 29 Sep 2017 1 Comment
Pancasila merupakan suatu dasar falsafah Negara Indonesia, sebagaimana yang terncantum
dalam Pembukaan UUD 1945. Maka dari itu, setiap Warga Negara Indonesia haruslah mencoba
untuk bisa mempelajari, mendalami, menghayati dan mengamalkannya dalam segala bidang
kehidupan.

Pancasila sebagaimana yang tercantum pada Pembukaan UUD 1945 dalam perjalanan sejarah
kemerdekaan bangsa Indonesia telah mengalami persepsi dan juga interpretasi, sesuai dengan
kepentingan rezim yang berkuasa.

Pancasila sudah digunakan sebagai salah satu alat untuk memaksa rakyat bisa bersikap setia
terhadap pemerintah yang memiliki kuasa, dengan cara menempatkan Pancasila sebagai satu-
satunya asas yang ada dalam kehidupan bermasyarakat di Indonesia.

Pancasila yang sebagaimana dimaksud dalam Pembukaan UUD 1945 menjadi Dasar Negara dari
Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang harus bisa dilaksanakan secara konsisten
dalam kehidupan bernegara.
Sementara itu, yang perlu kita ketahui, landasan Pendidikan Pancasila itu sendiri ada sebanyak 4
(empat) macam, mulai dari landasan historis, landasan kultural, landasan yuridis dan yang
terakhir adalah landasan filosofis.

Landasan Pendidikan Pancasila


Landasan Pendidikan Pancasila

1. Landasan Historis
Berdasarkan dari landasan historis, Pancasila dirumuskan serta memiliki suatu tujuan yang
digunakan sebagai Dasar Negara Indonesia. Proses perumusannya tersebut juga diambil dari
nilai-nilai pandangan hidup masyarakat.

Setiap bangsa tentu memiliki ideologi dan pandangan hidupnya masing-masing, alias berbeda
(tidaklah sama) yang mana diambil dari nilai-nilai yang hidup serta berkembang di dalam bangsa
itu sendiri. Pancasila digali dari bangsa Indonesia yang memang sudah tumbuh serta berkembang
semenjak lahirnya bangsa Indonesia.

Oleh para pendiri bangsa kita, dirumuskanlah dengan sederhana, namun memiliki arti yang
begitu mendalam yang mana mampu meliputi sebanyak 5 (lima) prinsip (sila) yang diberi nama
dengan Pancasila. Negara Indonesia merancang Dasar Negara yang justru bersumber pada nilai-
nilai yang telah tumbuh, hidup dan berkembang di dalam kehidupan masyarakat dan bangsa
Indonesia.

Nama Pancasila itu sendiri diberikan oleh salah seorang penggagasnya, yakni Ir. Soekarno yang
ada pada pidatonya, tepat pada tanggal 1 Juni 1945, dalam persidangan Badan Penyidik Usaha-
Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) yang menjadi saran dan petunjuk seorang
temannya yang ahli bahasa.

Kesimpulan : Landasan historis memiliki arti Pancasila yang didasarkan pada sejarah bangsa
Indonesia itu sendiri. Nilai-nilai Pancasila yang berhasil didapat itu berasal dari bangsa Indonesia
sendiri, sehingga bangsa Indonesia tak akan pernah bisa dipisahkan dengan nilai-nilai Pancasila.

2. Landasan Kultural
Pancasila menjadi salah satu pencerminan budaya bangsa, sehingga harus bisa diwariskan
kepada generasi penerus atau generasi selanjutnya. Secara kultural, unsur-unsur Pancasila itu
terdapat dalam adat istiadat, tulisan, bahasa, slogan, kesenian, agama, kepercayaan dan
kebudayaan dalam negara Indonesia secara umum.

Pandangan hidup dari suatu bangsa merupakan salah satu hal yang memang tak boleh dipisahkan
dengan kehidupan dari bangsa itu sendiri.

Suatu bangsa yang tak memiliki pandangan hidup merupakan bangsa yang memang tak memiliki
kepribadian serta jati diri, sehingga bangsa tersebut menjadi mudah terombang-ambing dari
berbagai macam pengaruh yang berkembang dari luar negerinya.
Pancasila di sini memiliki sifat yang terbuka, sehingga bisa mengadaptasikan dirinya dengan dan
terhadap perkembangan zaman, di samping mempunyai dinamika internal secara selektif dalam
proses adaptasi yang dilakukan.

Dengan inilah, generasi penerus bangsa mampu memperkaya nilai-nilai Pancasila, sesuai dengan
tingkat perkembangan dan tantangan zaman yang dihadapinya terutama dalam meraih suatu
bentuk keunggulan IPTEK (Ilmu Pengetahuan dan Teknologi) tanpa harus kehilangan jati
dirinya.

Nilai-nilai kenegaraan dan nilai-nilai kemasyarakatan yang terkandung di dalam sila-sila


Pancasila bukan hanya menjadi suatu hasil konseptual seseorang saja, melainkan menjadi suatu
hasil karya yang besar milik bangsa Indonesia itu sendiri, yang diangkat dari nilai-nilai kultural
yang dimiliki oleh bangsa Indonesia dengan melalui proses refleksi filosofis pada pendiri negara
seperti Ir. Soekarno, M. Yamin, M. Hatta, Soepomo, serta para tokoh pendiri negara yang
lainnya.

Maka dari itu, generasi penerus atau generasi selanjutnya, terutama dalam kalangan intelektual
kampus ini sudah seharusnya bisa mendalami serta mengkaji karya besar itu dalam upaya guna
melestarikan secara dinamis dalam artian untuk mengembangkannya sesuai dengan tuntutan
zaman.

Kesimpulan : Landasan kultural adalah Pancasila yang didasarkan pada nilai-nilai budaya yang
dimiliki oleh bangsa Indonesia itu sendiri. Maka dari itu, di sinilah peran penting dari generasi
penerus bangsa, terutama pada kalangan intelektual kampus, beserta dengan seluruh lapisan
masyarakat yang memang sudah seharusnya bisa mendalami secara dinamis dalam arti
mengembangkannya lebih dalam lagi di era yang sudah kian modern ini.

3. Landasan Yuridis
Landasan yuridis ini merupakan landasan yang berdasar atas aturan yang dibaut setelah melalui
perundingan dan permusyawarahan. Alinea ke-4 dalam Pembukaan UUD 1945 yang menjadi
landasan yuridis konstitusional antara lain yang ada di dalamnya terdapat rumusan dan susunan
sila-sila Pancasila sebagai dasar negara yang sah, benar serta otentik, sebagai berikut :

Ketuhanan Yang Maha Esa


Kemanusiaan yang adil dan beradab
Persatuan Indonesia
Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan
Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

Batang tubuh UUD 1945 itu juga menjadi landasan yuridis konstitusional karena dasar negara
yang ada pada Pembukaan UUD 1945 dijabarkan menjadi lebih lanjut dan lebih terperinci pada
pasal-pasal dan ayat-ayat yang ada di dalam Batang Tubuh UUD 1945 itu.

Landasan yuridis (hukum) perkuliahan Pendidikan Pancasila yang ada di Perguruan Tinggi
sudah diatur dalam UU No. 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 39 yang
menyatakan, isi kurikulum setiap jenis, jalur dan jenjang pendidikan wajib memuat Pendidikan
Pancasila, Pendidikan Agama, Pendidikan Kewarganegaraan.

Kesimpulan : Landasan yuridis adalah penyelenggaraan Pendidikan Pancasila yang didasarkan


dalam Perguruan Tinggi yang didasarkan di ketentuan-ketentuan hukum yang berlaku di
Indonesia.

4. Landasan Filosofis
Landasan filosofis bersumber dari adanya pandangan-pandangan di dalam filsafat pendidikan,
menyangkut keyakinan terhadap hakikat manusia, keyakinan mengenai adanya sumber nilai,
hakikat pengetahuan dan mengenai kehidupan yang lebih baik dijalankan.

Secara filosofis, bangsa Indonesia sebelum mendirikan suatu negara merupakan bangsa yang
berketuhanan dan berkemanusiaan, yang mana hal ini berdasar dari kenyataan objektif jika
manusia itu merupakan makhluk Tuhan Yang Maha Esa.

Syarat mutlak dari suatu negara ialah dengan adanya persatuan yang terwujud sebagai rakyat
(yang menjadi unsur pokok suatu negara), sehingga secara filosofis negara berpersatuan dan
berkerakyatan konsekuensinya rakyat menjadi dasar ontologism demokrasi, karena memang
rakyat ialah asal mula kekuasaan negara atas dasar pengertian filosofis itulah maka dalam hidup
bernegara, nilai Pancasila menjadi dasar filsafat negara.

Konsekuensi dalam berbagai macam aspek penyelenggaraan negara haruslah bersumber dari
nilai-nilai Pancasila, termasuk itu pada sistem peraturan perundang-undangan yang ada di
Indonesia.

Maka dari itu, realisasi kenegaraan termasuk dalam proses reformasi yang terjadi dewasa ini
menjadi suatu bentuk keharusan jika memang Pancasila menjadi salah satu sumber nilai dalam
pelaksanaan kenegaraan baik itu di dalam pembangunan nasional, ekonomi, sosial budaya,
politik, hukum, hingga pertahanan dan keamanan.

Kesimpulan : Nilai-nilai Pancasila menjadi dasar filsafat negara, maka dalam aspek
penyelenggaraannya, negara harus bersumber terhadap nilai-nilai Pancasila termasuk juga dalam
sistem perundang-undangan yang ada di Indonesia.dap nilai-nilai Pancasila termasuk juga dalam
sistem perundang-undangan yang ada di Indonesia.sah, benar serta otentik, sebagai berikut :
Home › Pendidikan Pancasila
4 Landasan Pendidikan Pancasila, Apa Saja?
Written By Habibullah Al Faruq 29 Sep 2017 1 Comment
Pancasila merupakan suatu dasar falsafah Negara Indonesia, sebagaimana yang terncantum
dalam Pembukaan UUD 1945. Maka dari itu, setiap Warga Negara Indonesia haruslah mencoba
untuk bisa mempelajari, mendalami, menghayati dan mengamalkannya dalam segala bidang
kehidupan.

Pancasila sebagaimana yang tercantum pada Pembukaan UUD 1945 dalam perjalanan sejarah
kemerdekaan bangsa Indonesia telah mengalami persepsi dan juga interpretasi, sesuai dengan
kepentingan rezim yang berkuasa.
Pancasila sudah digunakan sebagai salah satu alat untuk memaksa rakyat bisa bersikap setia
terhadap pemerintah yang memiliki kuasa, dengan cara menempatkan Pancasila sebagai satu-
satunya asas yang ada dalam kehidupan bermasyarakat di Indonesia.

Pancasila yang sebagaimana dimaksud dalam Pembukaan UUD 1945 menjadi Dasar Negara dari
Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang harus bisa dilaksanakan secara konsisten
dalam kehidupan bernegara.

Sementara itu, yang perlu kita ketahui, landasan Pendidikan Pancasila itu sendiri ada sebanyak 4
(empat) macam, mulai dari landasan historis, landasan kultural, landasan yuridis dan yang
terakhir adalah landasan filosofis.

Landasan Pendidikan Pancasila

1. Landasan Historis
Berdasarkan dari landasan historis, Pancasila dirumuskan serta memiliki suatu tujuan yang
digunakan sebagai Dasar Negara Indonesia. Proses perumusannya tersebut juga diambil dari
nilai-nilai pandangan hidup masyarakat.

Setiap bangsa tentu memiliki ideologi dan pandangan hidupnya masing-masing, alias berbeda
(tidaklah sama) yang mana diambil dari nilai-nilai yang hidup serta berkembang di dalam bangsa
itu sendiri. Pancasila digali dari bangsa Indonesia yang memang sudah tumbuh serta berkembang
semenjak lahirnya bangsa Indonesia.

Oleh para pendiri bangsa kita, dirumuskanlah dengan sederhana, namun memiliki arti yang
begitu mendalam yang mana mampu meliputi sebanyak 5 (lima) prinsip (sila) yang diberi nama
dengan Pancasila. Negara Indonesia merancang Dasar Negara yang justru bersumber pada nilai-
nilai yang telah tumbuh, hidup dan berkembang di dalam kehidupan masyarakat dan bangsa
Indonesia.

Nama Pancasila itu sendiri diberikan oleh salah seorang penggagasnya, yakni Ir. Soekarno yang
ada pada pidatonya, tepat pada tanggal 1 Juni 1945, dalam persidangan Badan Penyidik Usaha-
Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) yang menjadi saran dan petunjuk seorang
temannya yang ahli bahasa.

Kesimpulan : Landasan historis memiliki arti Pancasila yang didasarkan pada sejarah bangsa
Indonesia itu sendiri. Nilai-nilai Pancasila yang berhasil didapat itu berasal dari bangsa Indonesia
sendiri, sehingga bangsa Indonesia tak akan pernah bisa dipisahkan dengan nilai-nilai Pancasila.

2. Landasan Kultural
Pancasila menjadi salah satu pencerminan budaya bangsa, sehingga harus bisa diwariskan
kepada generasi penerus atau generasi selanjutnya. Secara kultural, unsur-unsur Pancasila itu
terdapat dalam adat istiadat, tulisan, bahasa, slogan, kesenian, agama, kepercayaan dan
kebudayaan dalam negara Indonesia secara umum.
Pandangan hidup dari suatu bangsa merupakan salah satu hal yang memang tak boleh dipisahkan
dengan kehidupan dari bangsa itu sendiri.

Suatu bangsa yang tak memiliki pandangan hidup merupakan bangsa yang memang tak memiliki
kepribadian serta jati diri, sehingga bangsa tersebut menjadi mudah terombang-ambing dari
berbagai macam pengaruh yang berkembang dari luar negerinya.

Pancasila di sini memiliki sifat yang terbuka, sehingga bisa mengadaptasikan dirinya dengan dan
terhadap perkembangan zaman, di samping mempunyai dinamika internal secara selektif dalam
proses adaptasi yang dilakukan.

Dengan inilah, generasi penerus bangsa mampu memperkaya nilai-nilai Pancasila, sesuai dengan
tingkat perkembangan dan tantangan zaman yang dihadapinya terutama dalam meraih suatu
bentuk keunggulan IPTEK (Ilmu Pengetahuan dan Teknologi) tanpa harus kehilangan jati
dirinya.

Nilai-nilai kenegaraan dan nilai-nilai kemasyarakatan yang terkandung di dalam sila-sila


Pancasila bukan hanya menjadi suatu hasil konseptual seseorang saja, melainkan menjadi suatu
hasil karya yang besar milik bangsa Indonesia itu sendiri, yang diangkat dari nilai-nilai kultural
yang dimiliki oleh bangsa Indonesia dengan melalui proses refleksi filosofis pada pendiri negara
seperti Ir. Soekarno, M. Yamin, M. Hatta, Soepomo, serta para tokoh pendiri negara yang
lainnya.

Maka dari itu, generasi penerus atau generasi selanjutnya, terutama dalam kalangan intelektual
kampus ini sudah seharusnya bisa mendalami serta mengkaji karya besar itu dalam upaya guna
melestarikan secara dinamis dalam artian untuk mengembangkannya sesuai dengan tuntutan
zaman.

Kesimpulan : Landasan kultural adalah Pancasila yang didasarkan pada nilai-nilai budaya yang
dimiliki oleh bangsa Indonesia itu sendiri. Maka dari itu, di sinilah peran penting dari generasi
penerus bangsa, terutama pada kalangan intelektual kampus, beserta dengan seluruh lapisan
masyarakat yang memang sudah seharusnya bisa mendalami secara dinamis dalam arti
mengembangkannya lebih dalam lagi di era yang sudah kian modern ini.

3. Landasan Yuridis
Landasan yuridis ini merupakan landasan yang berdasar atas aturan yang dibaut setelah melalui
perundingan dan permusyawarahan. Alinea ke-4 dalam Pembukaan UUD 1945 yang menjadi
landasan yuridis konstitusional antara lain yang ada di dalamnya terdapat rumusan dan susunan
sila-sila Pancasila sebagai dasar negara yang sah, benar serta otentik, sebagai berikut :
Ketuhanan Yang Maha Esa
Kemanusiaan yang adil dan beradab
Persatuan Indonesia
Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan
Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
Batang tubuh UUD 1945 itu juga menjadi landasan yuridis konstitusional karena dasar negara
yang ada pada Pembukaan UUD 1945 dijabarkan menjadi lebih lanjut dan lebih terperinci pada
pasal-pasal dan ayat-ayat yang ada di dalam Batang Tubuh UUD 1945 itu.

Landasan yuridis (hukum) perkuliahan Pendidikan Pancasila yang ada di Perguruan Tinggi
sudah diatur dalam UU No. 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 39 yang
menyatakan, isi kurikulum setiap jenis, jalur dan jenjang pendidikan wajib memuat Pendidikan
Pancasila, Pendidikan Agama, Pendidikan Kewarganegaraan.

Kesimpulan : Landasan yuridis adalah penyelenggaraan Pendidikan Pancasila yang didasarkan


dalam Perguruan Tinggi yang didasarkan di ketentuan-ketentuan hukum yang berlaku di
Indonesia.

4. Landasan Filosofis
Landasan filosofis bersumber dari adanya pandangan-pandangan di dalam filsafat pendidikan,
menyangkut keyakinan terhadap hakikat manusia, keyakinan mengenai adanya sumber nilai,
hakikat pengetahuan dan mengenai kehidupan yang lebih baik dijalankan.

Secara filosofis, bangsa Indonesia sebelum mendirikan suatu negara merupakan bangsa yang
berketuhanan dan berkemanusiaan, yang mana hal ini berdasar dari kenyataan objektif jika
manusia itu merupakan makhluk Tuhan Yang Maha Esa.

Syarat mutlak dari suatu negara ialah dengan adanya persatuan yang terwujud sebagai rakyat
(yang menjadi unsur pokok suatu negara), sehingga secara filosofis negara berpersatuan dan
berkerakyatan konsekuensinya rakyat menjadi dasar ontologism demokrasi, karena memang
rakyat ialah asal mula kekuasaan negara atas dasar pengertian filosofis itulah maka dalam hidup
bernegara, nilai Pancasila menjadi dasar filsafat negara.

Konsekuensi dalam berbagai macam aspek penyelenggaraan negara haruslah bersumber dari
nilai-nilai Pancasila, termasuk itu pada sistem peraturan perundang-undangan yang ada di
Indonesia.

Maka dari itu, realisasi kenegaraan termasuk dalam proses reformasi yang terjadi dewasa ini
menjadi suatu bentuk keharusan jika memang Pancasila menjadi salah satu sumber nilai dalam
pelaksanaan kenegaraan baik itu di dalam pembangunan nasional, ekonomi, sosial budaya,
politik, hukum, hingga pertahanan dan keamanan.

Kesimpulan : Nilai-nilai Pancasila menjadi dasar filsafat negara, maka dalam aspek
penyelenggaraannya, negara harus bersumber terhadap nilai-nilai Pancasila termasuk juga dalam
sistem perundang-undangan yang ada di Indonesia.

1. Ketuhanan Yang Maha Esa


2. Kemanusiaan yang adil dan beradab
3. Persatuan Indonesia
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan
perwakilan
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

Batang tubuh UUD 1945 itu juga menjadi landasan yuridis konstitusional karena dasar negara
yang ada pada Pembukaan UUD 1945 dijabarkan menjadi lebih lanjut dan lebih terperinci pada
pasal-pasal dan ayat-ayat yang ada di dalam Batang Tubuh UUD 1945 itu.

Landasan yuridis (hukum) perkuliahan Pendidikan Pancasila yang ada di Perguruan Tinggi
sudah diatur dalam UU No. 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 39 yang
menyatakan, isi kurikulum setiap jenis, jalur dan jenjang pendidikan wajib memuat Pendidikan
Pancasila, Pendidikan Agama, Pendidikan Kewarganegaraan.

Kesimpulan : Landasan yuridis adalah penyelenggaraan Pendidikan Pancasila yang didasarkan


dalam Perguruan Tinggi yang didasarkan di ketentuan-ketentuan hukum yang berlaku di
Indonesia.

Home › Pendidikan Pancasila

4 Landasan Pendidikan Pancasila, Apa Saja?

Written By Habibullah Al Faruq 29 Sep 2017 1 Comment

Pancasila merupakan suatu dasar falsafah Negara Indonesia, sebagaimana yang


terncantum dalam Pembukaan UUD 1945. Maka dari itu, setiap Warga Negara
Indonesia haruslah mencoba untuk bisa mempelajari, mendalami, menghayati
dan mengamalkannya dalam segala bidang kehidupan.

Pancasila sebagaimana yang tercantum pada Pembukaan UUD 1945 dalam


perjalanan sejarah kemerdekaan bangsa Indonesia telah mengalami persepsi
dan juga interpretasi, sesuai dengan kepentingan rezim yang berkuasa.

Pancasila sudah digunakan sebagai salah satu alat untuk memaksa rakyat bisa
bersikap setia terhadap pemerintah yang memiliki kuasa, dengan cara
menempatkan Pancasila sebagai satu-satunya asas yang ada dalam kehidupan
bermasyarakat di Indonesia.
Pancasila yang sebagaimana dimaksud dalam Pembukaan UUD 1945 menjadi
Dasar Negara dari Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang harus
bisa dilaksanakan secara konsisten dalam kehidupan bernegara.

Sementara itu, yang perlu kita ketahui, landasan Pendidikan Pancasila itu
sendiri ada sebanyak 4 (empat) macam, mulai dari landasan historis, landasan
kultural, landasan yuridis dan yang terakhir adalah landasan filosofis.

Landasan Pendidikan Pancasila

Landasan Pendidikan Pancasila

1. Landasan Historis

Berdasarkan dari landasan historis, Pancasila dirumuskan serta memiliki suatu


tujuan yang digunakan sebagai Dasar Negara Indonesia. Proses perumusannya
tersebut juga diambil dari nilai-nilai pandangan hidup masyarakat.

Setiap bangsa tentu memiliki ideologi dan pandangan hidupnya masing-masing,


alias berbeda (tidaklah sama) yang mana diambil dari nilai-nilai yang hidup
serta berkembang di dalam bangsa itu sendiri. Pancasila digali dari bangsa
Indonesia yang memang sudah tumbuh serta berkembang semenjak lahirnya
bangsa Indonesia.

Oleh para pendiri bangsa kita, dirumuskanlah dengan sederhana, namun


memiliki arti yang begitu mendalam yang mana mampu meliputi sebanyak 5
(lima) prinsip (sila) yang diberi nama dengan Pancasila. Negara Indonesia
merancang Dasar Negara yang justru bersumber pada nilai-nilai yang telah
tumbuh, hidup dan berkembang di dalam kehidupan masyarakat dan bangsa
Indonesia.
Nama Pancasila itu sendiri diberikan oleh salah seorang penggagasnya, yakni Ir.
Soekarno yang ada pada pidatonya, tepat pada tanggal 1 Juni 1945, dalam
persidangan Badan Penyidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia
(BPUPKI) yang menjadi saran dan petunjuk seorang temannya yang ahli
bahasa.

Kesimpulan : Landasan historis memiliki arti Pancasila yang didasarkan pada


sejarah bangsa Indonesia itu sendiri. Nilai-nilai Pancasila yang berhasil didapat
itu berasal dari bangsa Indonesia sendiri, sehingga bangsa Indonesia tak akan
pernah bisa dipisahkan dengan nilai-nilai Pancasila.

2. Landasan Kultural

Pancasila menjadi salah satu pencerminan budaya bangsa, sehingga harus bisa
diwariskan kepada generasi penerus atau generasi selanjutnya. Secara kultural,
unsur-unsur Pancasila itu terdapat dalam adat istiadat, tulisan, bahasa, slogan,
kesenian, agama, kepercayaan dan kebudayaan dalam negara Indonesia secara
umum.

Pandangan hidup dari suatu bangsa merupakan salah satu hal yang memang tak
boleh dipisahkan dengan kehidupan dari bangsa itu sendiri.

Suatu bangsa yang tak memiliki pandangan hidup merupakan bangsa yang
memang tak memiliki kepribadian serta jati diri, sehingga bangsa tersebut
menjadi mudah terombang-ambing dari berbagai macam pengaruh yang
berkembang dari luar negerinya.

Pancasila di sini memiliki sifat yang terbuka, sehingga bisa mengadaptasikan


dirinya dengan dan terhadap perkembangan zaman, di samping mempunyai
dinamika internal secara selektif dalam proses adaptasi yang dilakukan.
Dengan inilah, generasi penerus bangsa mampu memperkaya nilai-nilai
Pancasila, sesuai dengan tingkat perkembangan dan tantangan zaman yang
dihadapinya terutama dalam meraih suatu bentuk keunggulan IPTEK (Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi) tanpa harus kehilangan jati dirinya.

Nilai-nilai kenegaraan dan nilai-nilai kemasyarakatan yang terkandung di


dalam sila-sila Pancasila bukan hanya menjadi suatu hasil konseptual seseorang
saja, melainkan menjadi suatu hasil karya yang besar milik bangsa Indonesia itu
sendiri, yang diangkat dari nilai-nilai kultural yang dimiliki oleh bangsa
Indonesia dengan melalui proses refleksi filosofis pada pendiri negara seperti Ir.
Soekarno, M. Yamin, M. Hatta, Soepomo, serta para tokoh pendiri negara yang
lainnya.

Maka dari itu, generasi penerus atau generasi selanjutnya, terutama dalam
kalangan intelektual kampus ini sudah seharusnya bisa mendalami serta
mengkaji karya besar itu dalam upaya guna melestarikan secara dinamis dalam
artian untuk mengembangkannya sesuai dengan tuntutan zaman.

Kesimpulan : Landasan kultural adalah Pancasila yang didasarkan pada nilai-


nilai budaya yang dimiliki oleh bangsa Indonesia itu sendiri. Maka dari itu, di
sinilah peran penting dari generasi penerus bangsa, terutama pada kalangan
intelektual kampus, beserta dengan seluruh lapisan masyarakat yang memang
sudah seharusnya bisa mendalami secara dinamis dalam arti
mengembangkannya lebih dalam lagi di era yang sudah kian modern ini.

3. Landasan Yuridis

Landasan yuridis ini merupakan landasan yang berdasar atas aturan yang
dibaut setelah melalui perundingan dan permusyawarahan. Alinea ke-4 dalam
Pembukaan UUD 1945 yang menjadi landasan yuridis konstitusional antara lain
yang ada di dalamnya terdapat rumusan dan susunan sila-sila Pancasila sebagai
dasar negara yang sah, benar serta otentik, sebagai berikut :
Ketuhanan Yang Maha Esa

Kemanusiaan yang adil dan beradab

Persatuan Indonesia

Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam


permusyawaratan perwakilan

Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

Batang tubuh UUD 1945 itu juga menjadi landasan yuridis konstitusional
karena dasar negara yang ada pada Pembukaan UUD 1945 dijabarkan menjadi
lebih lanjut dan lebih terperinci pada pasal-pasal dan ayat-ayat yang ada di
dalam Batang Tubuh UUD 1945 itu.

Landasan yuridis (hukum) perkuliahan Pendidikan Pancasila yang ada di


Perguruan Tinggi sudah diatur dalam UU No. 2 Tahun 1989 tentang Sistem
Pendidikan Nasional, pasal 39 yang menyatakan, isi kurikulum setiap jenis, jalur
dan jenjang pendidikan wajib memuat Pendidikan Pancasila, Pendidikan
Agama, Pendidikan Kewarganegaraan.

Kesimpulan : Landasan yuridis adalah penyelenggaraan Pendidikan Pancasila


yang didasarkan dalam Perguruan Tinggi yang didasarkan di ketentuan-
ketentuan hukum yang berlaku di Indonesia.

4. Landasan Filosofis

Landasan filosofis bersumber dari adanya pandangan-pandangan di dalam


filsafat pendidikan, menyangkut keyakinan terhadap hakikat manusia,
keyakinan mengenai adanya sumber nilai, hakikat pengetahuan dan mengenai
kehidupan yang lebih baik dijalankan.
Secara filosofis, bangsa Indonesia sebelum mendirikan suatu negara merupakan
bangsa yang berketuhanan dan berkemanusiaan, yang mana hal ini berdasar
dari kenyataan objektif jika manusia itu merupakan makhluk Tuhan Yang
Maha Esa.

Syarat mutlak dari suatu negara ialah dengan adanya persatuan yang terwujud
sebagai rakyat (yang menjadi unsur pokok suatu negara), sehingga secara
filosofis negara berpersatuan dan berkerakyatan konsekuensinya rakyat
menjadi dasar ontologism demokrasi, karena memang rakyat ialah asal mula
kekuasaan negara atas dasar pengertian filosofis itulah maka dalam hidup
bernegara, nilai Pancasila menjadi dasar filsafat negara.

Konsekuensi dalam berbagai macam aspek penyelenggaraan negara haruslah


bersumber dari nilai-nilai Pancasila, termasuk itu pada sistem peraturan
perundang-undangan yang ada di Indonesia.

Maka dari itu, realisasi kenegaraan termasuk dalam proses reformasi yang
terjadi dewasa ini menjadi suatu bentuk keharusan jika memang Pancasila
menjadi salah satu sumber nilai dalam pelaksanaan kenegaraan baik itu di
dalam pembangunan nasional, ekonomi, sosial budaya, politik, hukum, hingga
pertahanan dan keamanan.

Kesimpulan : Nilai-nilai Pancasila menjadi dasar filsafat negara, maka dalam


aspek penyelenggaraannya, negara harus bersumber terhadap nilai-nilai
Pancasila termasuk juga dalam sistem perundang-undangan yang ada di
Indonesia.4. Landasan Filosofis

Landasan filosofis bersumber dari adanya pandangan-pandangan di dalam filsafat pendidikan,


menyangkut keyakinan terhadap hakikat manusia, keyakinan mengenai adanya sumber nilai,
hakikat pengetahuan dan mengenai kehidupan yang lebih baik dijalankan.
Secara filosofis, bangsa Indonesia sebelum mendirikan suatu negara merupakan bangsa yang
berketuhanan dan berkemanusiaan, yang mana hal ini berdasar dari kenyataan objektif jika
manusia itu merupakan makhluk Tuhan Yang Maha Esa.

Syarat mutlak dari suatu negara ialah dengan adanya persatuan yang terwujud sebagai rakyat
(yang menjadi unsur pokok suatu negara), sehingga secara filosofis negara berpersatuan dan
berkerakyatan konsekuensinya rakyat menjadi dasar ontologism demokrasi, karena memang
rakyat ialah asal mula kekuasaan negara atas dasar pengertian filosofis itulah maka dalam hidup
bernegara, nilai Pancasila menjadi dasar filsafat negara.

Konsekuensi dalam berbagai macam aspek penyelenggaraan negara haruslah bersumber dari
nilai-nilai Pancasila, termasuk itu pada sistem peraturan perundang-undangan yang ada di
Indonesia.

Home › Pendidikan Pancasila


4 Landasan Pendidikan Pancasila, Apa Saja?
Written By Habibullah Al Faruq 29 Sep 2017 1 Comment
Pancasila merupakan suatu dasar falsafah Negara Indonesia, sebagaimana yang terncantum
dalam Pembukaan UUD 1945. Maka dari itu, setiap Warga Negara Indonesia haruslah mencoba
untuk bisa mempelajari, mendalami, menghayati dan mengamalkannya dalam segala bidang
kehidupan.

Pancasila sebagaimana yang tercantum pada Pembukaan UUD 1945 dalam perjalanan sejarah
kemerdekaan bangsa Indonesia telah mengalami persepsi dan juga interpretasi, sesuai dengan
kepentingan rezim yang berkuasa.

Pancasila sudah digunakan sebagai salah satu alat untuk memaksa rakyat bisa bersikap setia
terhadap pemerintah yang memiliki kuasa, dengan cara menempatkan Pancasila sebagai satu-
satunya asas yang ada dalam kehidupan bermasyarakat di Indonesia.

Pancasila yang sebagaimana dimaksud dalam Pembukaan UUD 1945 menjadi Dasar Negara dari
Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang harus bisa dilaksanakan secara konsisten
dalam kehidupan bernegara.

Sementara itu, yang perlu kita ketahui, landasan Pendidikan Pancasila itu sendiri ada sebanyak 4
(empat) macam, mulai dari landasan historis, landasan kultural, landasan yuridis dan yang
terakhir adalah landasan filosofis.

Landasan Pendidikan Pancasila


Landasan Pendidikan Pancasila

1. Landasan Historis
Berdasarkan dari landasan historis, Pancasila dirumuskan serta memiliki suatu tujuan yang
digunakan sebagai Dasar Negara Indonesia. Proses perumusannya tersebut juga diambil dari
nilai-nilai pandangan hidup masyarakat.
Setiap bangsa tentu memiliki ideologi dan pandangan hidupnya masing-masing, alias berbeda
(tidaklah sama) yang mana diambil dari nilai-nilai yang hidup serta berkembang di dalam bangsa
itu sendiri. Pancasila digali dari bangsa Indonesia yang memang sudah tumbuh serta berkembang
semenjak lahirnya bangsa Indonesia.

Oleh para pendiri bangsa kita, dirumuskanlah dengan sederhana, namun memiliki arti yang
begitu mendalam yang mana mampu meliputi sebanyak 5 (lima) prinsip (sila) yang diberi nama
dengan Pancasila. Negara Indonesia merancang Dasar Negara yang justru bersumber pada nilai-
nilai yang telah tumbuh, hidup dan berkembang di dalam kehidupan masyarakat dan bangsa
Indonesia.

Nama Pancasila itu sendiri diberikan oleh salah seorang penggagasnya, yakni Ir. Soekarno yang
ada pada pidatonya, tepat pada tanggal 1 Juni 1945, dalam persidangan Badan Penyidik Usaha-
Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) yang menjadi saran dan petunjuk seorang
temannya yang ahli bahasa.

Kesimpulan : Landasan historis memiliki arti Pancasila yang didasarkan pada sejarah bangsa
Indonesia itu sendiri. Nilai-nilai Pancasila yang berhasil didapat itu berasal dari bangsa Indonesia
sendiri, sehingga bangsa Indonesia tak akan pernah bisa dipisahkan dengan nilai-nilai Pancasila.

2. Landasan Kultural
Pancasila menjadi salah satu pencerminan budaya bangsa, sehingga harus bisa diwariskan
kepada generasi penerus atau generasi selanjutnya. Secara kultural, unsur-unsur Pancasila itu
terdapat dalam adat istiadat, tulisan, bahasa, slogan, kesenian, agama, kepercayaan dan
kebudayaan dalam negara Indonesia secara umum.

Pandangan hidup dari suatu bangsa merupakan salah satu hal yang memang tak boleh dipisahkan
dengan kehidupan dari bangsa itu sendiri.

Suatu bangsa yang tak memiliki pandangan hidup merupakan bangsa yang memang tak memiliki
kepribadian serta jati diri, sehingga bangsa tersebut menjadi mudah terombang-ambing dari
berbagai macam pengaruh yang berkembang dari luar negerinya.

Pancasila di sini memiliki sifat yang terbuka, sehingga bisa mengadaptasikan dirinya dengan dan
terhadap perkembangan zaman, di samping mempunyai dinamika internal secara selektif dalam
proses adaptasi yang dilakukan.

Dengan inilah, generasi penerus bangsa mampu memperkaya nilai-nilai Pancasila, sesuai dengan
tingkat perkembangan dan tantangan zaman yang dihadapinya terutama dalam meraih suatu
bentuk keunggulan IPTEK (Ilmu Pengetahuan dan Teknologi) tanpa harus kehilangan jati
dirinya.

Nilai-nilai kenegaraan dan nilai-nilai kemasyarakatan yang terkandung di dalam sila-sila


Pancasila bukan hanya menjadi suatu hasil konseptual seseorang saja, melainkan menjadi suatu
hasil karya yang besar milik bangsa Indonesia itu sendiri, yang diangkat dari nilai-nilai kultural
yang dimiliki oleh bangsa Indonesia dengan melalui proses refleksi filosofis pada pendiri negara
seperti Ir. Soekarno, M. Yamin, M. Hatta, Soepomo, serta para tokoh pendiri negara yang
lainnya.

Maka dari itu, generasi penerus atau generasi selanjutnya, terutama dalam kalangan intelektual
kampus ini sudah seharusnya bisa mendalami serta mengkaji karya besar itu dalam upaya guna
melestarikan secara dinamis dalam artian untuk mengembangkannya sesuai dengan tuntutan
zaman.

Kesimpulan : Landasan kultural adalah Pancasila yang didasarkan pada nilai-nilai budaya yang
dimiliki oleh bangsa Indonesia itu sendiri. Maka dari itu, di sinilah peran penting dari generasi
penerus bangsa, terutama pada kalangan intelektual kampus, beserta dengan seluruh lapisan
masyarakat yang memang sudah seharusnya bisa mendalami secara dinamis dalam arti
mengembangkannya lebih dalam lagi di era yang sudah kian modern ini.

3. Landasan Yuridis
Landasan yuridis ini merupakan landasan yang berdasar atas aturan yang dibaut setelah melalui
perundingan dan permusyawarahan. Alinea ke-4 dalam Pembukaan UUD 1945 yang menjadi
landasan yuridis konstitusional antara lain yang ada di dalamnya terdapat rumusan dan susunan
sila-sila Pancasila sebagai dasar negara yang sah, benar serta otentik, sebagai berikut :

Ketuhanan Yang Maha Esa


Kemanusiaan yang adil dan beradab
Persatuan Indonesia
Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan
Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

Batang tubuh UUD 1945 itu juga menjadi landasan yuridis konstitusional karena dasar negara
yang ada pada Pembukaan UUD 1945 dijabarkan menjadi lebih lanjut dan lebih terperinci pada
pasal-pasal dan ayat-ayat yang ada di dalam Batang Tubuh UUD 1945 itu.

Landasan yuridis (hukum) perkuliahan Pendidikan Pancasila yang ada di Perguruan Tinggi
sudah diatur dalam UU No. 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 39 yang
menyatakan, isi kurikulum setiap jenis, jalur dan jenjang pendidikan wajib memuat Pendidikan
Pancasila, Pendidikan Agama, Pendidikan Kewarganegaraan.

Kesimpulan : Landasan yuridis adalah penyelenggaraan Pendidikan Pancasila yang didasarkan


dalam Perguruan Tinggi yang didasarkan di ketentuan-ketentuan hukum yang berlaku di
Indonesia.

4. Landasan Filosofis
Landasan filosofis bersumber dari adanya pandangan-pandangan di dalam filsafat pendidikan,
menyangkut keyakinan terhadap hakikat manusia, keyakinan mengenai adanya sumber nilai,
hakikat pengetahuan dan mengenai kehidupan yang lebih baik dijalankan.
Secara filosofis, bangsa Indonesia sebelum mendirikan suatu negara merupakan bangsa yang
berketuhanan dan berkemanusiaan, yang mana hal ini berdasar dari kenyataan objektif jika
manusia itu merupakan makhluk Tuhan Yang Maha Esa.

Syarat mutlak dari suatu negara ialah dengan adanya persatuan yang terwujud sebagai rakyat
(yang menjadi unsur pokok suatu negara), sehingga secara filosofis negara berpersatuan dan
berkerakyatan konsekuensinya rakyat menjadi dasar ontologism demokrasi, karena memang
rakyat ialah asal mula kekuasaan negara atas dasar pengertian filosofis itulah maka dalam hidup
bernegara, nilai Pancasila menjadi dasar filsafat negara.

Konsekuensi dalam berbagai macam aspek penyelenggaraan negara haruslah bersumber dari
nilai-nilai Pancasila, termasuk itu pada sistem peraturan perundang-undangan yang ada di
Indonesia.

Maka dari itu, realisasi kenegaraan termasuk dalam proses reformasi yang terjadi dewasa ini
menjadi suatu bentuk keharusan jika memang Pancasila menjadi salah satu sumber nilai dalam
pelaksanaan kenegaraan baik itu di dalam pembangunan nasional, ekonomi, sosial budaya,
politik, hukum, hingga pertahanan dan keamanan.

Kesimpulan : Nilai-nilai Pancasila menjadi dasar filsafat negara, maka dalam aspek
penyelenggaraannya, negara harus bersumber terhadap nilai-nilai Pancasila termasuk juga dalam
sistem perundang-undangan yang ada di In
Home › Pendidikan Pancasila
4 Landasan Pendidikan Pancasila, Apa Saja?
Written By Habibullah Al Faruq 29 Sep 2017 1 Comment
Pancasila merupakan suatu dasar falsafah Negara Indonesia, sebagaimana yang terncantum
dalam Pembukaan UUD 1945. Maka dari itu, setiap Warga Negara Indonesia haruslah mencoba
untuk bisa mempelajari, mendalami, menghayati dan mengamalkannya dalam segala bidang
kehidupan.

Pancasila sebagaimana yang tercantum pada Pembukaan UUD 1945 dalam perjalanan sejarah
kemerdekaan bangsa Indonesia telah mengalami persepsi dan juga interpretasi, sesuai dengan
kepentingan rezim yang berkuasa.

Pancasila sudah digunakan sebagai salah satu alat untuk memaksa rakyat bisa bersikap setia
terhadap pemerintah yang memiliki kuasa, dengan cara menempatkan Pancasila sebagai satu-
satunya asas yang ada dalam kehidupan bermasyarakat di Indonesia.

Pancasila yang sebagaimana dimaksud dalam Pembukaan UUD 1945 menjadi Dasar Negara dari
Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang harus bisa dilaksanakan secara konsisten
dalam kehidupan bernegara.

Sementara itu, yang perlu kita ketahui, landasan Pendidikan Pancasila itu sendiri ada sebanyak 4
(empat) macam, mulai dari landasan historis, landasan kultural, landasan yuridis dan yang
terakhir adalah landasan filosofis.
Landasan Pendidikan Pancasila
Landasan Pendidikan Pancasila

1. Landasan Historis
Berdasarkan dari landasan historis, Pancasila dirumuskan serta memiliki suatu tujuan yang
digunakan sebagai Dasar Negara Indonesia. Proses perumusannya tersebut juga diambil dari
nilai-nilai pandangan hidup masyarakat.

Setiap bangsa tentu memiliki ideologi dan pandangan hidupnya masing-masing, alias berbeda
(tidaklah sama) yang mana diambil dari nilai-nilai yang hidup serta berkembang di dalam bangsa
itu sendiri. Pancasila digali dari bangsa Indonesia yang memang sudah tumbuh serta berkembang
semenjak lahirnya bangsa Indonesia.

Oleh para pendiri bangsa kita, dirumuskanlah dengan sederhana, namun memiliki arti yang
begitu mendalam yang mana mampu meliputi sebanyak 5 (lima) prinsip (sila) yang diberi nama
dengan Pancasila. Negara Indonesia merancang Dasar Negara yang justru bersumber pada nilai-
nilai yang telah tumbuh, hidup dan berkembang di dalam kehidupan masyarakat dan bangsa
Indonesia.

Nama Pancasila itu sendiri diberikan oleh salah seorang penggagasnya, yakni Ir. Soekarno yang
ada pada pidatonya, tepat pada tanggal 1 Juni 1945, dalam persidangan Badan Penyidik Usaha-
Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) yang menjadi saran dan petunjuk seorang
temannya yang ahli bahasa.

Kesimpulan : Landasan historis memiliki arti Pancasila yang didasarkan pada sejarah bangsa
Indonesia itu sendiri. Nilai-nilai Pancasila yang berhasil didapat itu berasal dari bangsa Indonesia
sendiri, sehingga bangsa Indonesia tak akan pernah bisa dipisahkan dengan nilai-nilai Pancasila.

2. Landasan Kultural
Pancasila menjadi salah satu pencerminan budaya bangsa, sehingga harus bisa diwariskan
kepada generasi penerus atau generasi selanjutnya. Secara kultural, unsur-unsur Pancasila itu
terdapat dalam adat istiadat, tulisan, bahasa, slogan, kesenian, agama, kepercayaan dan
kebudayaan dalam negara Indonesia secara umum.

Pandangan hidup dari suatu bangsa merupakan salah satu hal yang memang tak boleh dipisahkan
dengan kehidupan dari bangsa itu sendiri.

Suatu bangsa yang tak memiliki pandangan hidup merupakan bangsa yang memang tak memiliki
kepribadian serta jati diri, sehingga bangsa tersebut menjadi mudah terombang-ambing dari
berbagai macam pengaruh yang berkembang dari luar negerinya.

Pancasila di sini memiliki sifat yang terbuka, sehingga bisa mengadaptasikan dirinya dengan dan
terhadap perkembangan zaman, di samping mempunyai dinamika internal secara selektif dalam
proses adaptasi yang dilakukan.
Dengan inilah, generasi penerus bangsa mampu memperkaya nilai-nilai Pancasila, sesuai dengan
tingkat perkembangan dan tantangan zaman yang dihadapinya terutama dalam meraih suatu
bentuk keunggulan IPTEK (Ilmu Pengetahuan dan Teknologi) tanpa harus kehilangan jati
dirinya.

Nilai-nilai kenegaraan dan nilai-nilai kemasyarakatan yang terkandung di dalam sila-sila


Pancasila bukan hanya menjadi suatu hasil konseptual seseorang saja, melainkan menjadi suatu
hasil karya yang besar milik bangsa Indonesia itu sendiri, yang diangkat dari nilai-nilai kultural
yang dimiliki oleh bangsa Indonesia dengan melalui proses refleksi filosofis pada pendiri negara
seperti Ir. Soekarno, M. Yamin, M. Hatta, Soepomo, serta para tokoh pendiri negara yang
lainnya.

Maka dari itu, generasi penerus atau generasi selanjutnya, terutama dalam kalangan intelektual
kampus ini sudah seharusnya bisa mendalami serta mengkaji karya besar itu dalam upaya guna
melestarikan secara dinamis dalam artian untuk mengembangkannya sesuai dengan tuntutan
zaman.

Kesimpulan : Landasan kultural adalah Pancasila yang didasarkan pada nilai-nilai budaya yang
dimiliki oleh bangsa Indonesia itu sendiri. Maka dari itu, di sinilah peran penting dari generasi
penerus bangsa, terutama pada kalangan intelektual kampus, beserta dengan seluruh lapisan
masyarakat yang memang sudah seharusnya bisa mendalami secara dinamis dalam arti
mengembangkannya lebih dalam lagi di era yang sudah kian modern ini.

3. Landasan Yuridis
Landasan yuridis ini merupakan landasan yang berdasar atas aturan yang dibaut setelah melalui
perundingan dan permusyawarahan. Alinea ke-4 dalam Pembukaan UUD 1945 yang menjadi
landasan yuridis konstitusional antara lain yang ada di dalamnya terdapat rumusan dan susunan
sila-sila Pancasila sebagai dasar negara yang sah, benar serta otentik, sebagai berikut :

Ketuhanan Yang Maha Esa


Kemanusiaan yang adil dan beradab
Persatuan Indonesia
Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan
Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

Batang tubuh UUD 1945 itu juga menjadi landasan yuridis konstitusional karena dasar negara
yang ada pada Pembukaan UUD 1945 dijabarkan menjadi lebih lanjut dan lebih terperinci pada
pasal-pasal dan ayat-ayat yang ada di dalam Batang Tubuh UUD 1945 itu.

Landasan yuridis (hukum) perkuliahan Pendidikan Pancasila yang ada di Perguruan Tinggi
sudah diatur dalam UU No. 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 39 yang
menyatakan, isi kurikulum setiap jenis, jalur dan jenjang pendidikan wajib memuat Pendidikan
Pancasila, Pendidikan Agama, Pendidikan Kewarganegaraan.
Kesimpulan : Landasan yuridis adalah penyelenggaraan Pendidikan Pancasila yang didasarkan
dalam Perguruan Tinggi yang didasarkan di ketentuan-ketentuan hukum yang berlaku di
Indonesia.

4. Landasan Filosofis
Landasan filosofis bersumber dari adanya pandangan-pandangan di dalam filsafat pendidikan,
menyangkut keyakinan terhadap hakikat manusia, keyakinan mengenai adanya sumber nilai,
hakikat pengetahuan dan mengenai kehidupan yang lebih baik dijalankan.

Secara filosofis, bangsa Indonesia sebelum mendirikan suatu negara merupakan bangsa yang
berketuhanan dan berkemanusiaan, yang mana hal ini berdasar dari kenyataan objektif jika
manusia itu merupakan makhluk Tuhan Yang Maha Esa.

Syarat mutlak dari suatu negara ialah dengan adanya persatuan yang terwujud sebagai rakyat
(yang menjadi unsur pokok suatu negara), sehingga secara filosofis negara berpersatuan dan
berkerakyatan konsekuensinya rakyat menjadi dasar ontologism demokrasi, karena memang
rakyat ialah asal mula kekuasaan negara atas dasar pengertian filosofis itulah maka dalam hidup
bernegara, nilai Pancasila menjadi dasar filsafat negara.

Konsekuensi dalam berbagai macam aspek penyelenggaraan negara haruslah bersumber dari
nilai-nilai Pancasila, termasuk itu pada sistem peraturan perundang-undangan yang ada di
Indonesia.

Maka dari itu, realisasi kenegaraan termasuk dalam proses reformasi yang terjadi dewasa ini
menjadi suatu bentuk keharusan jika memang Pancasila menjadi salah satu sumber nilai dalam
pelaksanaan kenegaraan baik itu di dalam pembangunan nasional, ekonomi, sosial budaya,
politik, hukum, hingga pertahanan dan keamanan.

Kesimpulan : Nilai-nilai Pancasila menjadi dasar filsafat negara, maka dalam aspek
penyelenggaraannya, negara harus bersumber terhadap nilai-nilai Pancasila termasuk juga dalam
sistem perundang-undangan yang ada di Indonesia.donesia.Maka dari itu, realisasi kenegaraan
Home › Pendidikan Pancasila
4 Landasan Pendidikan Pancasila, Apa Saja?
Written By Habibullah Al Faruq 29 Sep 2017 1 Comment
Pancasila merupakan suatu dasar falsafah Negara Indonesia, sebagaimana yang terncantum
dalam Pembukaan UUD 1945. Maka dari itu, setiap Warga Negara Indonesia haruslah mencoba
untuk bisa mempelajari, mendalami, menghayati dan mengamalkannya dalam segala bidang
kehidupan.

Pancasila sebagaimana yang tercantum pada Pembukaan UUD 1945 dalam perjalanan sejarah
kemerdekaan bangsa Indonesia telah mengalami persepsi dan juga interpretasi, sesuai dengan
kepentingan rezim yang berkuasa.

Pancasila sudah digunakan sebagai salah satu alat untuk memaksa rakyat bisa bersikap setia
terhadap pemerintah yang memiliki kuasa, dengan cara menempatkan Pancasila sebagai satu-
satunya asas yang ada dalam kehidupan bermasyarakat di Indonesia.
Pancasila yang sebagaimana dimaksud dalam Pembukaan UUD 1945 menjadi Dasar Negara dari
Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang harus bisa dilaksanakan secara konsisten
dalam kehidupan bernegara.

Sementara itu, yang perlu kita ketahui, landasan Pendidikan Pancasila itu sendiri ada sebanyak 4
(empat) macam, mulai dari landasan historis, landasan kultural, landasan yuridis dan yang
terakhir adalah landasan filosofis.

Landasan Pendidikan Pancasila


Landasan Pendidikan Pancasila

1. Landasan Historis
Berdasarkan dari landasan historis, Pancasila dirumuskan serta memiliki suatu tujuan yang
digunakan sebagai Dasar Negara Indonesia. Proses perumusannya tersebut juga diambil dari
nilai-nilai pandangan hidup masyarakat.

Setiap bangsa tentu memiliki ideologi dan pandangan hidupnya masing-masing, alias berbeda
(tidaklah sama) yang mana diambil dari nilai-nilai yang hidup serta berkembang di dalam bangsa
itu sendiri. Pancasila digali dari bangsa Indonesia yang memang sudah tumbuh serta berkembang
semenjak lahirnya bangsa Indonesia.

Oleh para pendiri bangsa kita, dirumuskanlah dengan sederhana, namun memiliki arti yang
begitu mendalam yang mana mampu meliputi sebanyak 5 (lima) prinsip (sila) yang diberi nama
dengan Pancasila. Negara Indonesia merancang Dasar Negara yang justru bersumber pada nilai-
nilai yang telah tumbuh, hidup dan berkembang di dalam kehidupan masyarakat dan bangsa
Indonesia.

Nama Pancasila itu sendiri diberikan oleh salah seorang penggagasnya, yakni Ir. Soekarno yang
ada pada pidatonya, tepat pada tanggal 1 Juni 1945, dalam persidangan Badan Penyidik Usaha-
Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) yang menjadi saran dan petunjuk seorang
temannya yang ahli bahasa.

Kesimpulan : Landasan historis memiliki arti Pancasila yang didasarkan pada sejarah bangsa
Indonesia itu sendiri. Nilai-nilai Pancasila yang berhasil didapat itu berasal dari bangsa Indonesia
sendiri, sehingga bangsa Indonesia tak akan pernah bisa dipisahkan dengan nilai-nilai Pancasila.

2. Landasan Kultural
Pancasila menjadi salah satu pencerminan budaya bangsa, sehingga harus bisa diwariskan
kepada generasi penerus atau generasi selanjutnya. Secara kultural, unsur-unsur Pancasila itu
terdapat dalam adat istiadat, tulisan, bahasa, slogan, kesenian, agama, kepercayaan dan
kebudayaan dalam negara Indonesia secara umum.

Pandangan hidup dari suatu bangsa merupakan salah satu hal yang memang tak boleh dipisahkan
dengan kehidupan dari bangsa itu sendiri.
Suatu bangsa yang tak memiliki pandangan hidup merupakan bangsa yang memang tak memiliki
kepribadian serta jati diri, sehingga bangsa tersebut menjadi mudah terombang-ambing dari
berbagai macam pengaruh yang berkembang dari luar negerinya.

Pancasila di sini memiliki sifat yang terbuka, sehingga bisa mengadaptasikan dirinya dengan dan
terhadap perkembangan zaman, di samping mempunyai dinamika internal secara selektif dalam
proses adaptasi yang dilakukan.

Dengan inilah, generasi penerus bangsa mampu memperkaya nilai-nilai Pancasila, sesuai dengan
tingkat perkembangan dan tantangan zaman yang dihadapinya terutama dalam meraih suatu
bentuk keunggulan IPTEK (Ilmu Pengetahuan dan Teknologi) tanpa harus kehilangan jati
dirinya.

Nilai-nilai kenegaraan dan nilai-nilai kemasyarakatan yang terkandung di dalam sila-sila


Pancasila bukan hanya menjadi suatu hasil konseptual seseorang saja, melainkan menjadi suatu
hasil karya yang besar milik bangsa Indonesia itu sendiri, yang diangkat dari nilai-nilai kultural
yang dimiliki oleh bangsa Indonesia dengan melalui proses refleksi filosofis pada pendiri negara
seperti Ir. Soekarno, M. Yamin, M. Hatta, Soepomo, serta para tokoh pendiri negara yang
lainnya.

Maka dari itu, generasi penerus atau generasi selanjutnya, terutama dalam kalangan intelektual
kampus ini sudah seharusnya bisa mendalami serta mengkaji karya besar itu dalam upaya guna
melestarikan secara dinamis dalam artian untuk mengembangkannya sesuai dengan tuntutan
zaman.

Kesimpulan : Landasan kultural adalah Pancasila yang didasarkan pada nilai-nilai budaya yang
dimiliki oleh bangsa Indonesia itu sendiri. Maka dari itu, di sinilah peran penting dari generasi
penerus bangsa, terutama pada kalangan intelektual kampus, beserta dengan seluruh lapisan
masyarakat yang memang sudah seharusnya bisa mendalami secara dinamis dalam arti
mengembangkannya lebih dalam lagi di era yang sudah kian modern ini.

3. Landasan Yuridis
Landasan yuridis ini merupakan landasan yang berdasar atas aturan yang dibaut setelah melalui
perundingan dan permusyawarahan. Alinea ke-4 dalam Pembukaan UUD 1945 yang menjadi
landasan yuridis konstitusional antara lain yang ada di dalamnya terdapat rumusan dan susunan
sila-sila Pancasila sebagai dasar negara yang sah, benar serta otentik, sebagai berikut :

Ketuhanan Yang Maha Esa


Kemanusiaan yang adil dan beradab
Persatuan Indonesia
Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan
Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
Batang tubuh UUD 1945 itu juga menjadi landasan yuridis konstitusional karena dasar negara
yang ada pada Pembukaan UUD 1945 dijabarkan menjadi lebih lanjut dan lebih terperinci pada
pasal-pasal dan ayat-ayat yang ada di dalam Batang Tubuh UUD 1945 itu.

Landasan yuridis (hukum) perkuliahan Pendidikan Pancasila yang ada di Perguruan Tinggi
sudah diatur dalam UU No. 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 39 yang
menyatakan, isi kurikulum setiap jenis, jalur dan jenjang pendidikan wajib memuat Pendidikan
Pancasila, Pendidikan Agama, Pendidikan Kewarganegaraan.

Kesimpulan : Landasan yuridis adalah penyelenggaraan Pendidikan Pancasila yang didasarkan


dalam Perguruan Tinggi yang didasarkan di ketentuan-ketentuan hukum yang berlaku di
Indonesia.

4. Landasan Filosofis
Landasan filosofis bersumber dari adanya pandangan-pandangan di dalam filsafat pendidikan,
menyangkut keyakinan terhadap hakikat manusia, keyakinan mengenai adanya sumber nilai,
hakikat pengetahuan dan mengenai kehidupan yang lebih baik dijalankan.

Secara filosofis, bangsa Indonesia sebelum mendirikan suatu negara merupakan bangsa yang
berketuhanan dan berkemanusiaan, yang mana hal ini berdasar dari kenyataan objektif jika
manusia itu merupakan makhluk Tuhan Yang Maha Esa.

Syarat mutlak dari suatu negara ialah dengan adanya persatuan yang terwujud sebagai rakyat
(yang menjadi unsur pokok suatu negara), sehingga secara filosofis negara berpersatuan dan
berkerakyatan konsekuensinya rakyat menjadi dasar ontologism demokrasi, karena memang
rakyat ialah asal mula kekuasaan negara atas dasar pengertian filosofis itulah maka dalam hidup
bernegara, nilai Pancasila menjadi dasar filsafat negara.

Konsekuensi dalam berbagai macam aspek penyelenggaraan negara haruslah bersumber dari
nilai-nilai Pancasila, termasuk itu pada sistem peraturan perundang-undangan yang ada di
Indonesia.

Maka dari itu, realisasi kenegaraan termasuk dalam proses reformasi yang terjadi dewasa ini
menjadi suatu bentuk keharusan jika memang Pancasila menjadi salah satu sumber nilai dalam
pelaksanaan kenegaraan baik itu di dalam pembangunan nasional, ekonomi, sosial budaya,
politik, hukum, hingga pertahanan dan keamanan.

Kesimpulan : Nilai-nilai Pancasila menjadi dasar filsafat negara, maka dalam aspek
penyelenggaraannya, negara harus bersumber terhadap nilai-nilai Pancasila termasuk juga dalam
sistem perundang-undangan yang ada di Indonesia.termasuk dalam proses reformasi yang terjadi
dewasa ini menjadi suatu bentuk keharusan jika memang Pancasila menjadi salah satu sumber
nilai dalam pelaksanaan kenegaraan baik itu di dalam pem
Home › Pendidikan Pancasila
4 Landasan Pendidikan Pancasila, Apa Saja?
Written By Habibullah Al Faruq 29 Sep 2017 1 Comment
Pancasila merupakan suatu dasar falsafah Negara Indonesia, sebagaimana yang terncantum
dalam Pembukaan UUD 1945. Maka dari itu, setiap Warga Negara Indonesia haruslah mencoba
untuk bisa mempelajari, mendalami, menghayati dan mengamalkannya dalam segala bidang
kehidupan.

Pancasila sebagaimana yang tercantum pada Pembukaan UUD 1945 dalam perjalanan sejarah
kemerdekaan bangsa Indonesia telah mengalami persepsi dan juga interpretasi, sesuai dengan
kepentingan rezim yang berkuasa.

Pancasila sudah digunakan sebagai salah satu alat untuk memaksa rakyat bisa bersikap setia
terhadap pemerintah yang memiliki kuasa, dengan cara menempatkan Pancasila sebagai satu-
satunya asas yang ada dalam kehidupan bermasyarakat di Indonesia.

Pancasila yang sebagaimana dimaksud dalam Pembukaan UUD 1945 menjadi Dasar Negara dari
Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang harus bisa dilaksanakan secara konsisten
dalam kehidupan bernegara.

Sementara itu, yang perlu kita ketahui, landasan Pendidikan Pancasila itu sendiri ada sebanyak 4
(empat) macam, mulai dari landasan historis, landasan kultural, landasan yuridis dan yang
terakhir adalah landasan filosofis.

Landasan Pendidikan Pancasila


Landasan Pendidikan Pancasila

1. Landasan Historis
Berdasarkan dari landasan historis, Pancasila dirumuskan serta memiliki suatu tujuan yang
digunakan sebagai Dasar Negara Indonesia. Proses perumusannya tersebut juga diambil dari
nilai-nilai pandangan hidup masyarakat.

Setiap bangsa tentu memiliki ideologi dan pandangan hidupnya masing-masing, alias berbeda
(tidaklah sama) yang mana diambil dari nilai-nilai yang hidup serta berkembang di dalam bangsa
itu sendiri. Pancasila digali dari bangsa Indonesia yang memang sudah tumbuh serta berkembang
semenjak lahirnya bangsa Indonesia.

Oleh para pendiri bangsa kita, dirumuskanlah dengan sederhana, namun memiliki arti yang
begitu mendalam yang mana mampu meliputi sebanyak 5 (lima) prinsip (sila) yang diberi nama
dengan Pancasila. Negara Indonesia merancang Dasar Negara yang justru bersumber pada nilai-
nilai yang telah tumbuh, hidup dan berkembang di dalam kehidupan masyarakat dan bangsa
Indonesia.

Nama Pancasila itu sendiri diberikan oleh salah seorang penggagasnya, yakni Ir. Soekarno yang
ada pada pidatonya, tepat pada tanggal 1 Juni 1945, dalam persidangan Badan Penyidik Usaha-
Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) yang menjadi saran dan petunjuk seorang
temannya yang ahli bahasa.
Kesimpulan : Landasan historis memiliki arti Pancasila yang didasarkan pada sejarah bangsa
Indonesia itu sendiri. Nilai-nilai Pancasila yang berhasil didapat itu berasal dari bangsa Indonesia
sendiri, sehingga bangsa Indonesia tak akan pernah bisa dipisahkan dengan nilai-nilai Pancasila.

2. Landasan Kultural
Pancasila menjadi salah satu pencerminan budaya bangsa, sehingga harus bisa diwariskan
kepada generasi penerus atau generasi selanjutnya. Secara kultural, unsur-unsur Pancasila itu
terdapat dalam adat istiadat, tulisan, bahasa, slogan, kesenian, agama, kepercayaan dan
kebudayaan dalam negara Indonesia secara umum.

Pandangan hidup dari suatu bangsa merupakan salah satu hal yang memang tak boleh dipisahkan
dengan kehidupan dari bangsa itu sendiri.

Suatu bangsa yang tak memiliki pandangan hidup merupakan bangsa yang memang tak memiliki
kepribadian serta jati diri, sehingga bangsa tersebut menjadi mudah terombang-ambing dari
berbagai macam pengaruh yang berkembang dari luar negerinya.

Pancasila di sini memiliki sifat yang terbuka, sehingga bisa mengadaptasikan dirinya dengan dan
terhadap perkembangan zaman, di samping mempunyai dinamika internal secara selektif dalam
proses adaptasi yang dilakukan.

Dengan inilah, generasi penerus bangsa mampu memperkaya nilai-nilai Pancasila, sesuai dengan
tingkat perkembangan dan tantangan zaman yang dihadapinya terutama dalam meraih suatu
bentuk keunggulan IPTEK (Ilmu Pengetahuan dan Teknologi) tanpa harus kehilangan jati
dirinya.

Nilai-nilai kenegaraan dan nilai-nilai kemasyarakatan yang terkandung di dalam sila-sila


Pancasila bukan hanya menjadi suatu hasil konseptual seseorang saja, melainkan menjadi suatu
hasil karya yang besar milik bangsa Indonesia itu sendiri, yang diangkat dari nilai-nilai kultural
yang dimiliki oleh bangsa Indonesia dengan melalui proses refleksi filosofis pada pendiri negara
seperti Ir. Soekarno, M. Yamin, M. Hatta, Soepomo, serta para tokoh pendiri negara yang
lainnya.

Maka dari itu, generasi penerus atau generasi selanjutnya, terutama dalam kalangan intelektual
kampus ini sudah seharusnya bisa mendalami serta mengkaji karya besar itu dalam upaya guna
melestarikan secara dinamis dalam artian untuk mengembangkannya sesuai dengan tuntutan
zaman.

Kesimpulan : Landasan kultural adalah Pancasila yang didasarkan pada nilai-nilai budaya yang
dimiliki oleh bangsa Indonesia itu sendiri. Maka dari itu, di sinilah peran penting dari generasi
penerus bangsa, terutama pada kalangan intelektual kampus, beserta dengan seluruh lapisan
masyarakat yang memang sudah seharusnya bisa mendalami secara dinamis dalam arti
mengembangkannya lebih dalam lagi di era yang sudah kian modern ini.

3. Landasan Yuridis
Landasan yuridis ini merupakan landasan yang berdasar atas aturan yang dibaut setelah melalui
perundingan dan permusyawarahan. Alinea ke-4 dalam Pembukaan UUD 1945 yang menjadi
landasan yuridis konstitusional antara lain yang ada di dalamnya terdapat rumusan dan susunan
sila-sila Pancasila sebagai dasar negara yang sah, benar serta otentik, sebagai berikut :

Ketuhanan Yang Maha Esa


Kemanusiaan yang adil dan beradab
Persatuan Indonesia
Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan
Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

Batang tubuh UUD 1945 itu juga menjadi landasan yuridis konstitusional karena dasar negara
yang ada pada Pembukaan UUD 1945 dijabarkan menjadi lebih lanjut dan lebih terperinci pada
pasal-pasal dan ayat-ayat yang ada di dalam Batang Tubuh UUD 1945 itu.

Landasan yuridis (hukum) perkuliahan Pendidikan Pancasila yang ada di Perguruan Tinggi
sudah diatur dalam UU No. 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 39 yang
menyatakan, isi kurikulum setiap jenis, jalur dan jenjang pendidikan wajib memuat Pendidikan
Pancasila, Pendidikan Agama, Pendidikan Kewarganegaraan.

Kesimpulan : Landasan yuridis adalah penyelenggaraan Pendidikan Pancasila yang didasarkan


dalam Perguruan Tinggi yang didasarkan di ketentuan-ketentuan hukum yang berlaku di
Indonesia.

4. Landasan Filosofis
Landasan filosofis bersumber dari adanya pandangan-pandangan di dalam filsafat pendidikan,
menyangkut keyakinan terhadap hakikat manusia, keyakinan mengenai adanya sumber nilai,
hakikat pengetahuan dan mengenai kehidupan yang lebih baik dijalankan.

Secara filosofis, bangsa Indonesia sebelum mendirikan suatu negara merupakan bangsa yang
berketuhanan dan berkemanusiaan, yang mana hal ini berdasar dari kenyataan objektif jika
manusia itu merupakan makhluk Tuhan Yang Maha Esa.

Syarat mutlak dari suatu negara ialah dengan adanya persatuan yang terwujud sebagai rakyat
(yang menjadi unsur pokok suatu negara), sehingga secara filosofis negara berpersatuan dan
berkerakyatan konsekuensinya rakyat menjadi dasar ontologism demokrasi, karena memang
rakyat ialah asal mula kekuasaan negara atas dasar pengertian filosofis itulah maka dalam hidup
bernegara, nilai Pancasila menjadi dasar filsafat negara.

Konsekuensi dalam berbagai macam aspek penyelenggaraan negara haruslah bersumber dari
nilai-nilai Pancasila, termasuk itu pada sistem peraturan perundang-undangan yang ada di
Indonesia.

Maka dari itu, realisasi kenegaraan termasuk dalam proses reformasi yang terjadi dewasa ini
menjadi suatu bentuk keharusan jika memang Pancasila menjadi salah satu sumber nilai dalam
pelaksanaan kenegaraan baik itu di dalam pembangunan nasional, ekonomi, sosial budaya,
politik, hukum, hingga pertahanan dan keamanan.

Kesimpulan : Nilai-nilai Pancasila menjadi dasar filsafat negara, maka dalam aspek
penyelenggaraannya, negara harus bersumber terhadap nilai-nilai Pancasila termasuk juga dalam
sistem perundang-undangan yang ada di Indonesia.b
Home › Pendidikan Pancasila
4 Landasan Pendidikan Pancasila, Apa Saja?
Written By Habibullah Al Faruq 29 Sep 2017 1 Comment
Pancasila merupakan suatu dasar falsafah Negara Indonesia, sebagaimana yang terncantum
dalam Pembukaan UUD 1945. Maka dari itu, setiap Warga Negara Indonesia haruslah mencoba
untuk bisa mempelajari, mendalami, menghayati dan mengamalkannya dalam segala bidang
kehidupan.

Pancasila sebagaimana yang tercantum pada Pembukaan UUD 1945 dalam perjalanan sejarah
kemerdekaan bangsa Indonesia telah mengalami persepsi dan juga interpretasi, sesuai dengan
kepentingan rezim yang berkuasa.

Pancasila sudah digunakan sebagai salah satu alat untuk memaksa rakyat bisa bersikap setia
terhadap pemerintah yang memiliki kuasa, dengan cara menempatkan Pancasila sebagai satu-
satunya asas yang ada dalam kehidupan bermasyarakat di Indonesia.

Pancasila yang sebagaimana dimaksud dalam Pembukaan UUD 1945 menjadi Dasar Negara dari
Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang harus bisa dilaksanakan secara konsisten
dalam kehidupan bernegara.

Sementara itu, yang perlu kita ketahui, landasan Pendidikan Pancasila itu sendiri ada sebanyak 4
(empat) macam, mulai dari landasan historis, landasan kultural, landasan yuridis dan yang
terakhir adalah landasan filosofis.

Landasan Pendidikan Pancasila


Landasan Pendidikan Pancasila

1. Landasan Historis
Berdasarkan dari landasan historis, Pancasila dirumuskan serta memiliki suatu tujuan yang
digunakan sebagai Dasar Negara Indonesia. Proses perumusannya tersebut juga diambil dari
nilai-nilai pandangan hidup masyarakat.

Setiap bangsa tentu memiliki ideologi dan pandangan hidupnya masing-masing, alias berbeda
(tidaklah sama) yang mana diambil dari nilai-nilai yang hidup serta berkembang di dalam bangsa
itu sendiri. Pancasila digali dari bangsa Indonesia yang memang sudah tumbuh serta berkembang
semenjak lahirnya bangsa Indonesia.

Oleh para pendiri bangsa kita, dirumuskanlah dengan sederhana, namun memiliki arti yang
begitu mendalam yang mana mampu meliputi sebanyak 5 (lima) prinsip (sila) yang diberi nama
dengan Pancasila. Negara Indonesia merancang Dasar Negara yang justru bersumber pada nilai-
nilai yang telah tumbuh, hidup dan berkembang di dalam kehidupan masyarakat dan bangsa
Indonesia.

Nama Pancasila itu sendiri diberikan oleh salah seorang penggagasnya, yakni Ir. Soekarno yang
ada pada pidatonya, tepat pada tanggal 1 Juni 1945, dalam persidangan Badan Penyidik Usaha-
Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) yang menjadi saran dan petunjuk seorang
temannya yang ahli bahasa.

Kesimpulan : Landasan historis memiliki arti Pancasila yang didasarkan pada sejarah bangsa
Indonesia itu sendiri. Nilai-nilai Pancasila yang berhasil didapat itu berasal dari bangsa Indonesia
sendiri, sehingga bangsa Indonesia tak akan pernah bisa dipisahkan dengan nilai-nilai Pancasila.

2. Landasan Kultural
Pancasila menjadi salah satu pencerminan budaya bangsa, sehingga harus bisa diwariskan
kepada generasi penerus atau generasi selanjutnya. Secara kultural, unsur-unsur Pancasila itu
terdapat dalam adat istiadat, tulisan, bahasa, slogan, kesenian, agama, kepercayaan dan
kebudayaan dalam negara Indonesia secara umum.

Pandangan hidup dari suatu bangsa merupakan salah satu hal yang memang tak boleh dipisahkan
dengan kehidupan dari bangsa itu sendiri.

Suatu bangsa yang tak memiliki pandangan hidup merupakan bangsa yang memang tak memiliki
kepribadian serta jati diri, sehingga bangsa tersebut menjadi mudah terombang-ambing dari
berbagai macam pengaruh yang berkembang dari luar negerinya.

Pancasila di sini memiliki sifat yang terbuka, sehingga bisa mengadaptasikan dirinya dengan dan
terhadap perkembangan zaman, di samping mempunyai dinamika internal secara selektif dalam
proses adaptasi yang dilakukan.

Dengan inilah, generasi penerus bangsa mampu memperkaya nilai-nilai Pancasila, sesuai dengan
tingkat perkembangan dan tantangan zaman yang dihadapinya terutama dalam meraih suatu
bentuk keunggulan IPTEK (Ilmu Pengetahuan dan Teknologi) tanpa harus kehilangan jati
dirinya.

Nilai-nilai kenegaraan dan nilai-nilai kemasyarakatan yang terkandung di dalam sila-sila


Pancasila bukan hanya menjadi suatu hasil konseptual seseorang saja, melainkan menjadi suatu
hasil karya yang besar milik bangsa Indonesia itu sendiri, yang diangkat dari nilai-nilai kultural
yang dimiliki oleh bangsa Indonesia dengan melalui proses refleksi filosofis pada pendiri negara
seperti Ir. Soekarno, M. Yamin, M. Hatta, Soepomo, serta para tokoh pendiri negara yang
lainnya.

Maka dari itu, generasi penerus atau generasi selanjutnya, terutama dalam kalangan intelektual
kampus ini sudah seharusnya bisa mendalami serta mengkaji karya besar itu dalam upaya guna
melestarikan secara dinamis dalam artian untuk mengembangkannya sesuai dengan tuntutan
zaman.
Kesimpulan : Landasan kultural adalah Pancasila yang didasarkan pada nilai-nilai budaya yang
dimiliki oleh bangsa Indonesia itu sendiri. Maka dari itu, di sinilah peran penting dari generasi
penerus bangsa, terutama pada kalangan intelektual kampus, beserta dengan seluruh lapisan
masyarakat yang memang sudah seharusnya bisa mendalami secara dinamis dalam arti
mengembangkannya lebih dalam lagi di era yang sudah kian modern ini.

3. Landasan Yuridis
Landasan yuridis ini merupakan landasan yang berdasar atas aturan yang dibaut setelah melalui
perundingan dan permusyawarahan. Alinea ke-4 dalam Pembukaan UUD 1945 yang menjadi
landasan yuridis konstitusional antara lain yang ada di dalamnya terdapat rumusan dan susunan
sila-sila Pancasila sebagai dasar negara yang sah, benar serta otentik, sebagai berikut :

Ketuhanan Yang Maha Esa


Kemanusiaan yang adil dan beradab
Persatuan Indonesia
Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan
Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

Batang tubuh UUD 1945 itu juga menjadi landasan yuridis konstitusional karena dasar negara
yang ada pada Pembukaan UUD 1945 dijabarkan menjadi lebih lanjut dan lebih terperinci pada
pasal-pasal dan ayat-ayat yang ada di dalam Batang Tubuh UUD 1945 itu.

Landasan yuridis (hukum) perkuliahan Pendidikan Pancasila yang ada di Perguruan Tinggi
sudah diatur dalam UU No. 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 39 yang
menyatakan, isi kurikulum setiap jenis, jalur dan jenjang pendidikan wajib memuat Pendidikan
Pancasila, Pendidikan Agama, Pendidikan Kewarganegaraan.

Kesimpulan : Landasan yuridis adalah penyelenggaraan Pendidikan Pancasila yang didasarkan


dalam Perguruan Tinggi yang didasarkan di ketentuan-ketentuan hukum yang berlaku di
Indonesia.

4. Landasan Filosofis
Landasan filosofis bersumber dari adanya pandangan-pandangan di dalam filsafat pendidikan,
menyangkut keyakinan terhadap hakikat manusia, keyakinan mengenai adanya sumber nilai,
hakikat pengetahuan dan mengenai kehidupan yang lebih baik dijalankan.

Secara filosofis, bangsa Indonesia sebelum mendirikan suatu negara merupakan bangsa yang
berketuhanan dan berkemanusiaan, yang mana hal ini berdasar dari kenyataan objektif jika
manusia itu merupakan makhluk Tuhan Yang Maha Esa.

Syarat mutlak dari suatu negara ialah dengan adanya persatuan yang terwujud sebagai rakyat
(yang menjadi unsur pokok suatu negara), sehingga secara filosofis negara berpersatuan dan
berkerakyatan konsekuensinya rakyat menjadi dasar ontologism demokrasi, karena memang
rakyat ialah asal mula kekuasaan negara atas dasar pengertian filosofis itulah maka dalam hidup
bernegara, nilai Pancasila menjadi dasar filsafat negara.
Konsekuensi dalam berbagai macam aspek penyelenggaraan negara haruslah bersumber dari
nilai-nilai Pancasila, termasuk itu pada sistem peraturan perundang-undangan yang ada di
Indonesia.

Maka dari itu, realisasi kenegaraan termasuk dalam proses reformasi yang terjadi dewasa ini
menjadi suatu bentuk keharusan jika memang Pancasila menjadi salah satu sumber nilai dalam
pelaksanaan kenegaraan baik itu di dalam pembangunan nasional, ekonomi, sosial budaya,
politik, hukum, hingga pertahanan dan keamanan.

Kesimpulan : Nilai-nilai Pancasila menjadi dasar filsafat negara, maka dalam aspek
penyelenggaraannya, negara harus bersumber terhadap nilai-nilai Pancasila termasuk juga dalam
sistem perundang-undangan yang ada di Indonesia.
Home › Pendidikan Pancasila
4 Landasan Pendidikan Pancasila, Apa Saja?
Written By Habibullah Al Faruq 29 Sep 2017 1 Comment
Pancasila merupakan suatu dasar falsafah Negara Indonesia, sebagaimana yang terncantum
dalam Pembukaan UUD 1945. Maka dari itu, setiap Warga Negara Indonesia haruslah mencoba
untuk bisa mempelajari, mendalami, menghayati dan mengamalkannya dalam segala bidang
kehidupan.

Pancasila sebagaimana yang tercantum pada Pembukaan UUD 1945 dalam perjalanan sejarah
kemerdekaan bangsa Indonesia telah mengalami persepsi dan juga interpretasi, sesuai dengan
kepentingan rezim yang berkuasa.

Pancasila sudah digunakan sebagai salah satu alat untuk memaksa rakyat bisa bersikap setia
terhadap pemerintah yang memiliki kuasa, dengan cara menempatkan Pancasila sebagai satu-
satunya asas yang ada dalam kehidupan bermasyarakat di Indonesia.

Pancasila yang sebagaimana dimaksud dalam Pembukaan UUD 1945 menjadi Dasar Negara dari
Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang harus bisa dilaksanakan secara konsisten
dalam kehidupan bernegara.

Sementara itu, yang perlu kita ketahui, landasan Pendidikan Pancasila itu sendiri ada sebanyak 4
(empat) macam, mulai dari landasan historis, landasan kultural, landasan yuridis dan yang
terakhir adalah landasan filosofis.

Landasan Pendidikan Pancasila


Landasan Pendidikan Pancasila

1. Landasan Historis
Berdasarkan dari landasan historis, Pancasila dirumuskan serta memiliki suatu tujuan yang
digunakan sebagai Dasar Negara Indonesia. Proses perumusannya tersebut juga diambil dari
nilai-nilai pandangan hidup masyarakat.
Setiap bangsa tentu memiliki ideologi dan pandangan hidupnya masing-masing, alias berbeda
(tidaklah sama) yang mana diambil dari nilai-nilai yang hidup serta berkembang di dalam bangsa
itu sendiri. Pancasila digali dari bangsa Indonesia yang memang sudah tumbuh serta berkembang
semenjak lahirnya bangsa Indonesia.

Oleh para pendiri bangsa kita, dirumuskanlah dengan sederhana, namun memiliki arti yang
begitu mendalam yang mana mampu meliputi sebanyak 5 (lima) prinsip (sila) yang diberi nama
dengan Pancasila. Negara Indonesia merancang Dasar Negara yang justru bersumber pada nilai-
nilai yang telah tumbuh, hidup dan berkembang di dalam kehidupan masyarakat dan bangsa
Indonesia.

Nama Pancasila itu sendiri diberikan oleh salah seorang penggagasnya, yakni Ir. Soekarno yang
ada pada pidatonya, tepat pada tanggal 1 Juni 1945, dalam persidangan Badan Penyidik Usaha-
Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) yang menjadi saran dan petunjuk seorang
temannya yang ahli bahasa.

Kesimpulan : Landasan historis memiliki arti Pancasila yang didasarkan pada sejarah bangsa
Indonesia itu sendiri. Nilai-nilai Pancasila yang berhasil didapat itu berasal dari bangsa Indonesia
sendiri, sehingga bangsa Indonesia tak akan pernah bisa dipisahkan dengan nilai-nilai Pancasila.

2. Landasan Kultural
Pancasila menjadi salah satu pencerminan budaya bangsa, sehingga harus bisa diwariskan
kepada generasi penerus atau generasi selanjutnya. Secara kultural, unsur-unsur Pancasila itu
terdapat dalam adat istiadat, tulisan, bahasa, slogan, kesenian, agama, kepercayaan dan
kebudayaan dalam negara Indonesia secara umum.

Pandangan hidup dari suatu bangsa merupakan salah satu hal yang memang tak boleh dipisahkan
dengan kehidupan dari bangsa itu sendiri.

Suatu bangsa yang tak memiliki pandangan hidup merupakan bangsa yang memang tak memiliki
kepribadian serta jati diri, sehingga bangsa tersebut menjadi mudah terombang-ambing dari
berbagai macam pengaruh yang berkembang dari luar negerinya.

Pancasila di sini memiliki sifat yang terbuka, sehingga bisa mengadaptasikan dirinya dengan dan
terhadap perkembangan zaman, di samping mempunyai dinamika internal secara selektif dalam
proses adaptasi yang dilakukan.

Dengan inilah, generasi penerus bangsa mampu memperkaya nilai-nilai Pancasila, sesuai dengan
tingkat perkembangan dan tantangan zaman yang dihadapinya terutama dalam meraih suatu
bentuk keunggulan IPTEK (Ilmu Pengetahuan dan Teknologi) tanpa harus kehilangan jati
dirinya.

Nilai-nilai kenegaraan dan nilai-nilai kemasyarakatan yang terkandung di dalam sila-sila


Pancasila bukan hanya menjadi suatu hasil konseptual seseorang saja, melainkan menjadi suatu
hasil karya yang besar milik bangsa Indonesia itu sendiri, yang diangkat dari nilai-nilai kultural
yang dimiliki oleh bangsa Indonesia dengan melalui proses refleksi filosofis pada pendiri negara
seperti Ir. Soekarno, M. Yamin, M. Hatta, Soepomo, serta para tokoh pendiri negara yang
lainnya.

Maka dari itu, generasi penerus atau generasi selanjutnya, terutama dalam kalangan intelektual
kampus ini sudah seharusnya bisa mendalami serta mengkaji karya besar itu dalam upaya guna
melestarikan secara dinamis dalam artian untuk mengembangkannya sesuai dengan tuntutan
zaman.

Kesimpulan : Landasan kultural adalah Pancasila yang didasarkan pada nilai-nilai budaya yang
dimiliki oleh bangsa Indonesia itu sendiri. Maka dari itu, di sinilah peran penting dari generasi
penerus bangsa, terutama pada kalangan intelektual kampus, beserta dengan seluruh lapisan
masyarakat yang memang sudah seharusnya bisa mendalami secara dinamis dalam arti
mengembangkannya lebih dalam lagi di era yang sudah kian modern ini.

3. Landasan Yuridis
Landasan yuridis ini merupakan landasan yang berdasar atas aturan yang dibaut setelah melalui
perundingan dan permusyawarahan. Alinea ke-4 dalam Pembukaan UUD 1945 yang menjadi
landasan yuridis konstitusional antara lain yang ada di dalamnya terdapat rumusan dan susunan
sila-sila Pancasila sebagai dasar negara yang sah, benar serta otentik, sebagai berikut :

Ketuhanan Yang Maha Esa


Kemanusiaan yang adil dan beradab
Persatuan Indonesia
Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan
Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

Batang tubuh UUD 1945 itu juga menjadi landasan yuridis konstitusional karena dasar negara
yang ada pada Pembukaan UUD 1945 dijabarkan menjadi lebih lanjut dan lebih terperinci pada
pasal-pasal dan ayat-ayat yang ada di dalam Batang Tubuh UUD 1945 itu.

Landasan yuridis (hukum) perkuliahan Pendidikan Pancasila yang ada di Perguruan Tinggi
sudah diatur dalam UU No. 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 39 yang
menyatakan, isi kurikulum setiap jenis, jalur dan jenjang pendidikan wajib memuat Pendidikan
Pancasila, Pendidikan Agama, Pendidikan Kewarganegaraan.

Kesimpulan : Landasan yuridis adalah penyelenggaraan Pendidikan Pancasila yang didasarkan


dalam Perguruan Tinggi yang didasarkan di ketentuan-ketentuan hukum yang berlaku di
Indonesia.

4. Landasan Filosofis
Landasan filosofis bersumber dari adanya pandangan-pandangan di dalam filsafat pendidikan,
menyangkut keyakinan terhadap hakikat manusia, keyakinan mengenai adanya sumber nilai,
hakikat pengetahuan dan mengenai kehidupan yang lebih baik dijalankan.
Secara filosofis, bangsa Indonesia sebelum mendirikan suatu negara merupakan bangsa yang
berketuhanan dan berkemanusiaan, yang mana hal ini berdasar dari kenyataan objektif jika
manusia itu merupakan makhluk Tuhan Yang Maha Esa.

Syarat mutlak dari suatu negara ialah dengan adanya persatuan yang terwujud sebagai rakyat
(yang menjadi unsur pokok suatu negara), sehingga secara filosofis negara berpersatuan dan
berkerakyatan konsekuensinya rakyat menjadi dasar ontologism demokrasi, karena memang
rakyat ialah asal mula kekuasaan negara atas dasar pengertian filosofis itulah maka dalam hidup
bernegara, nilai Pancasila menjadi dasar filsafat negara.

Konsekuensi dalam berbagai macam aspek penyelenggaraan negara haruslah bersumber dari
nilai-nilai Pancasila, termasuk itu pada sistem peraturan perundang-undangan yang ada di
Indonesia.

Maka dari itu, realisasi kenegaraan termasuk dalam proses reformasi yang terjadi dewasa ini
menjadi suatu bentuk keharusan jika memang Pancasila menjadi salah satu sumber nilai dalam
pelaksanaan kenegaraan baik itu di dalam pembangunan nasional, ekonomi, sosial budaya,
politik, hukum, hingga pertahanan dan keamanan.

Kesimpulan : Nilai-nilai Pancasila menjadi dasar filsafat negara, maka dalam aspek
penyelenggaraannya, negara harus bersumber terhadap nilai-nilai Pancasila termasuk juga dalam
sistem perundang-undangan yang ada di Indonesia.
Home › Pendidikan Pancasila
4 Landasan Pendidikan Pancasila, Apa Saja?
Written By Habibullah Al Faruq 29 Sep 2017 1 Comment
Pancasila merupakan suatu dasar falsafah Negara Indonesia, sebagaimana yang terncantum
dalam Pembukaan UUD 1945. Maka dari itu, setiap Warga Negara Indonesia haruslah mencoba
untuk bisa mempelajari, mendalami, menghayati dan mengamalkannya dalam segala bidang
kehidupan.

Pancasila sebagaimana yang tercantum pada Pembukaan UUD 1945 dalam perjalanan sejarah
kemerdekaan bangsa Indonesia telah mengalami persepsi dan juga interpretasi, sesuai dengan
kepentingan rezim yang berkuasa.

Pancasila sudah digunakan sebagai salah satu alat untuk memaksa rakyat bisa bersikap setia
terhadap pemerintah yang memiliki kuasa, dengan cara menempatkan Pancasila sebagai satu-
satunya asas yang ada dalam kehidupan bermasyarakat di Indonesia.

Pancasila yang sebagaimana dimaksud dalam Pembukaan UUD 1945 menjadi Dasar Negara dari
Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang harus bisa dilaksanakan secara konsisten
dalam kehidupan bernegara.

Sementara itu, yang perlu kita ketahui, landasan Pendidikan Pancasila itu sendiri ada sebanyak 4
(empat) macam, mulai dari landasan historis, landasan kultural, landasan yuridis dan yang
terakhir adalah landasan filosofis.
Landasan Pendidikan Pancasila
Landasan Pendidikan Pancasila

1. Landasan Historis
Berdasarkan dari landasan historis, Pancasila dirumuskan serta memiliki suatu tujuan yang
digunakan sebagai Dasar Negara Indonesia. Proses perumusannya tersebut juga diambil dari
nilai-nilai pandangan hidup masyarakat.

Setiap bangsa tentu memiliki ideologi dan pandangan hidupnya masing-masing, alias berbeda
(tidaklah sama) yang mana diambil dari nilai-nilai yang hidup serta berkembang di dalam bangsa
itu sendiri. Pancasila digali dari bangsa Indonesia yang memang sudah tumbuh serta berkembang
semenjak lahirnya bangsa Indonesia.

Oleh para pendiri bangsa kita, dirumuskanlah dengan sederhana, namun memiliki arti yang
begitu mendalam yang mana mampu meliputi sebanyak 5 (lima) prinsip (sila) yang diberi nama
dengan Pancasila. Negara Indonesia merancang Dasar Negara yang justru bersumber pada nilai-
nilai yang telah tumbuh, hidup dan berkembang di dalam kehidupan masyarakat dan bangsa
Indonesia.

Nama Pancasila itu sendiri diberikan oleh salah seorang penggagasnya, yakni Ir. Soekarno yang
ada pada pidatonya, tepat pada tanggal 1 Juni 1945, dalam persidangan Badan Penyidik Usaha-
Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) yang menjadi saran dan petunjuk seorang
temannya yang ahli bahasa.

Kesimpulan : Landasan historis memiliki arti Pancasila yang didasarkan pada sejarah bangsa
Indonesia itu sendiri. Nilai-nilai Pancasila yang berhasil didapat itu berasal dari bangsa Indonesia
sendiri, sehingga bangsa Indonesia tak akan pernah bisa dipisahkan dengan nilai-nilai Pancasila.

2. Landasan Kultural
Pancasila menjadi salah satu pencerminan budaya bangsa, sehingga harus bisa diwariskan
kepada generasi penerus atau generasi selanjutnya. Secara kultural, unsur-unsur Pancasila itu
terdapat dalam adat istiadat, tulisan, bahasa, slogan, kesenian, agama, kepercayaan dan
kebudayaan dalam negara Indonesia secara umum.

Pandangan hidup dari suatu bangsa merupakan salah satu hal yang memang tak boleh dipisahkan
dengan kehidupan dari bangsa itu sendiri.

Suatu bangsa yang tak memiliki pandangan hidup merupakan bangsa yang memang tak memiliki
kepribadian serta jati diri, sehingga bangsa tersebut menjadi mudah terombang-ambing dari
berbagai macam pengaruh yang berkembang dari luar negerinya.

Pancasila di sini memiliki sifat yang terbuka, sehingga bisa mengadaptasikan dirinya dengan dan
terhadap perkembangan zaman, di samping mempunyai dinamika internal secara selektif dalam
proses adaptasi yang dilakukan.
Dengan inilah, generasi penerus bangsa mampu memperkaya nilai-nilai Pancasila, sesuai dengan
tingkat perkembangan dan tantangan zaman yang dihadapinya terutama dalam meraih suatu
bentuk keunggulan IPTEK (Ilmu Pengetahuan dan Teknologi) tanpa harus kehilangan jati
dirinya.

Nilai-nilai kenegaraan dan nilai-nilai kemasyarakatan yang terkandung di dalam sila-sila


Pancasila bukan hanya menjadi suatu hasil konseptual seseorang saja, melainkan menjadi suatu
hasil karya yang besar milik bangsa Indonesia itu sendiri, yang diangkat dari nilai-nilai kultural
yang dimiliki oleh bangsa Indonesia dengan melalui proses refleksi filosofis pada pendiri negara
seperti Ir. Soekarno, M. Yamin, M. Hatta, Soepomo, serta para tokoh pendiri negara yang
lainnya.

Maka dari itu, generasi penerus atau generasi selanjutnya, terutama dalam kalangan intelektual
kampus ini sudah seharusnya bisa mendalami serta mengkaji karya besar itu dalam upaya guna
melestarikan secara dinamis dalam artian untuk mengembangkannya sesuai dengan tuntutan
zaman.

Kesimpulan : Landasan kultural adalah Pancasila yang didasarkan pada nilai-nilai budaya yang
dimiliki oleh bangsa Indonesia itu sendiri. Maka dari itu, di sinilah peran penting dari generasi
penerus bangsa, terutama pada kalangan intelektual kampus, beserta dengan seluruh lapisan
masyarakat yang memang sudah seharusnya bisa mendalami secara dinamis dalam arti
mengembangkannya lebih dalam lagi di era yang sudah kian modern ini.

3. Landasan Yuridis
Landasan yuridis ini merupakan landasan yang berdasar atas aturan yang dibaut setelah melalui
perundingan dan permusyawarahan. Alinea ke-4 dalam Pembukaan UUD 1945 yang menjadi
landasan yuridis konstitusional antara lain yang ada di dalamnya terdapat rumusan dan susunan
sila-sila Pancasila sebagai dasar negara yang sah, benar serta otentik, sebagai berikut :

Ketuhanan Yang Maha Esa


Kemanusiaan yang adil dan beradab
Persatuan Indonesia
Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan
Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

Batang tubuh UUD 1945 itu juga menjadi landasan yuridis konstitusional karena dasar negara
yang ada pada Pembukaan UUD 1945 dijabarkan menjadi lebih lanjut dan lebih terperinci pada
pasal-pasal dan ayat-ayat yang ada di dalam Batang Tubuh UUD 1945 itu.

Landasan yuridis (hukum) perkuliahan Pendidikan Pancasila yang ada di Perguruan Tinggi
sudah diatur dalam UU No. 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 39 yang
menyatakan, isi kurikulum setiap jenis, jalur dan jenjang pendidikan wajib memuat Pendidikan
Pancasila, Pendidikan Agama, Pendidikan Kewarganegaraan.
Kesimpulan : Landasan yuridis adalah penyelenggaraan Pendidikan Pancasila yang didasarkan
dalam Perguruan Tinggi yang didasarkan di ketentuan-ketentuan hukum yang berlaku di
Indonesia.

4. Landasan Filosofis
Landasan filosofis bersumber dari adanya pandangan-pandangan di dalam filsafat pendidikan,
menyangkut keyakinan terhadap hakikat manusia, keyakinan mengenai adanya sumber nilai,
hakikat pengetahuan dan mengenai kehidupan yang lebih baik dijalankan.

Secara filosofis, bangsa Indonesia sebelum mendirikan suatu negara merupakan bangsa yang
berketuhanan dan berkemanusiaan, yang mana hal ini berdasar dari kenyataan objektif jika
manusia itu merupakan makhluk Tuhan Yang Maha Esa.

Syarat mutlak dari suatu negara ialah dengan adanya persatuan yang terwujud sebagai rakyat
(yang menjadi unsur pokok suatu negara), sehingga secara filosofis negara berpersatuan dan
berkerakyatan konsekuensinya rakyat menjadi dasar ontologism demokrasi, karena memang
rakyat ialah asal mula kekuasaan negara atas dasar pengertian filosofis itulah maka dalam hidup
bernegara, nilai Pancasila menjadi dasar filsafat negara.

Konsekuensi dalam berbagai macam aspek penyelenggaraan negara haruslah bersumber dari
nilai-nilai Pancasila, termasuk itu pada sistem peraturan perundang-undangan yang ada di
Indonesia.

Maka dari itu, realisasi kenegaraan termasuk dalam proses reformasi yang terjadi dewasa ini
menjadi suatu bentuk keharusan jika memang Pancasila menjadi salah satu sumber nilai dalam
pelaksanaan kenegaraan baik itu di dalam pembangunan nasional, ekonomi, sosial budaya,
politik, hukum, hingga pertahanan dan keamanan.

Kesimpulan : Nilai-nilai Pancasila menjadi dasar filsafat negara, maka dalam aspek
penyelenggaraannya, negara harus bersumber terhadap nilai-nilai Pancasila termasuk juga dalam
sistem perundang-undangan yang ada di Indonesia.angunan nasional, ekonomi, sosial budaya,
politik, hukum, hingga pertahanan dan keamanan.

Home › Pendidikan Pancasila


4 Landasan Pendidikan Pancasila, Apa Saja?
Written By Habibullah Al Faruq 29 Sep 2017 1 Comment
Pancasila merupakan suatu dasar falsafah Negara Indonesia, sebagaimana yang
terncantum dalam Pembukaan UUD 1945. Maka dari itu, setiap Warga Negara Indonesia
haruslah mencoba untuk bisa mempelajari, mendalami, menghayati dan mengamalkannya
dalam segala bidang kehidupan.

Pancasila sebagaimana yang tercantum pada Pembukaan UUD 1945 dalam perjalanan
sejarah kemerdekaan bangsa Indonesia telah mengalami persepsi dan juga interpretasi,
sesuai dengan kepentingan rezim yang berkuasa.
Pancasila sudah digunakan sebagai salah satu alat untuk memaksa rakyat bisa bersikap
setia terhadap pemerintah yang memiliki kuasa, dengan cara menempatkan Pancasila
sebagai satu-satunya asas yang ada dalam kehidupan bermasyarakat di Indonesia.

Pancasila yang sebagaimana dimaksud dalam Pembukaan UUD 1945 menjadi Dasar
Negara dari Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang harus bisa dilaksanakan
secara konsisten dalam kehidupan bernegara.

Sementara itu, yang perlu kita ketahui, landasan Pendidikan Pancasila itu sendiri ada
sebanyak 4 (empat) macam, mulai dari landasan historis, landasan kultural, landasan
yuridis dan yang terakhir adalah landasan filosofis.

Landasan Pendidikan Pancasila


Landasan Pendidikan Pancasila

1. Landasan Historis
Berdasarkan dari landasan historis, Pancasila dirumuskan serta memiliki suatu tujuan
yang digunakan sebagai Dasar Negara Indonesia. Proses perumusannya tersebut juga
diambil dari nilai-nilai pandangan hidup masyarakat.

Setiap bangsa tentu memiliki ideologi dan pandangan hidupnya masing-masing, alias
berbeda (tidaklah sama) yang mana diambil dari nilai-nilai yang hidup serta berkembang
di dalam bangsa itu sendiri. Pancasila digali dari bangsa Indonesia yang memang sudah
tumbuh serta berkembang semenjak lahirnya bangsa Indonesia.

Oleh para pendiri bangsa kita, dirumuskanlah dengan sederhana, namun memiliki arti
yang begitu mendalam yang mana mampu meliputi sebanyak 5 (lima) prinsip (sila) yang
diberi nama dengan Pancasila. Negara Indonesia merancang Dasar Negara yang justru
bersumber pada nilai-nilai yang telah tumbuh, hidup dan berkembang di dalam
kehidupan masyarakat dan bangsa Indonesia.

Nama Pancasila itu sendiri diberikan oleh salah seorang penggagasnya, yakni Ir. Soekarno
yang ada pada pidatonya, tepat pada tanggal 1 Juni 1945, dalam persidangan Badan
Penyidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) yang menjadi saran
dan petunjuk seorang temannya yang ahli bahasa.

Kesimpulan : Landasan historis memiliki arti Pancasila yang didasarkan pada sejarah
bangsa Indonesia itu sendiri. Nilai-nilai Pancasila yang berhasil didapat itu berasal dari
bangsa Indonesia sendiri, sehingga bangsa Indonesia tak akan pernah bisa dipisahkan
dengan nilai-nilai Pancasila.

2. Landasan Kultural
Pancasila menjadi salah satu pencerminan budaya bangsa, sehingga harus bisa diwariskan
kepada generasi penerus atau generasi selanjutnya. Secara kultural, unsur-unsur Pancasila
itu terdapat dalam adat istiadat, tulisan, bahasa, slogan, kesenian, agama, kepercayaan
dan kebudayaan dalam negara Indonesia secara umum.
Pandangan hidup dari suatu bangsa merupakan salah satu hal yang memang tak boleh
dipisahkan dengan kehidupan dari bangsa itu sendiri.

Suatu bangsa yang tak memiliki pandangan hidup merupakan bangsa yang memang tak
memiliki kepribadian serta jati diri, sehingga bangsa tersebut menjadi mudah terombang-
ambing dari berbagai macam pengaruh yang berkembang dari luar negerinya.

Pancasila di sini memiliki sifat yang terbuka, sehingga bisa mengadaptasikan dirinya
dengan dan terhadap perkembangan zaman, di samping mempunyai dinamika internal
secara selektif dalam proses adaptasi yang dilakukan.

Dengan inilah, generasi penerus bangsa mampu memperkaya nilai-nilai Pancasila, sesuai
dengan tingkat perkembangan dan tantangan zaman yang dihadapinya terutama dalam
meraih suatu bentuk keunggulan IPTEK (Ilmu Pengetahuan dan Teknologi) tanpa harus
kehilangan jati dirinya.

Nilai-nilai kenegaraan dan nilai-nilai kemasyarakatan yang terkandung di dalam sila-sila


Pancasila bukan hanya menjadi suatu hasil konseptual seseorang saja, melainkan menjadi
suatu hasil karya yang besar milik bangsa Indonesia itu sendiri, yang diangkat dari nilai-
nilai kultural yang dimiliki oleh bangsa Indonesia dengan melalui proses refleksi filosofis
pada pendiri negara seperti Ir. Soekarno, M. Yamin, M. Hatta, Soepomo, serta para tokoh
pendiri negara yang lainnya.

Maka dari itu, generasi penerus atau generasi selanjutnya, terutama dalam kalangan
intelektual kampus ini sudah seharusnya bisa mendalami serta mengkaji karya besar itu
dalam upaya guna melestarikan secara dinamis dalam artian untuk mengembangkannya
sesuai dengan tuntutan zaman.

Kesimpulan : Landasan kultural adalah Pancasila yang didasarkan pada nilai-nilai budaya
yang dimiliki oleh bangsa Indonesia itu sendiri. Maka dari itu, di sinilah peran penting
dari generasi penerus bangsa, terutama pada kalangan intelektual kampus, beserta dengan
seluruh lapisan masyarakat yang memang sudah seharusnya bisa mendalami secara
dinamis dalam arti mengembangkannya lebih dalam lagi di era yang sudah kian modern
ini.

3. Landasan Yuridis
Landasan yuridis ini merupakan landasan yang berdasar atas aturan yang dibaut setelah
melalui perundingan dan permusyawarahan. Alinea ke-4 dalam Pembukaan UUD 1945
yang menjadi landasan yuridis konstitusional antara lain yang ada di dalamnya terdapat
rumusan dan susunan sila-sila Pancasila sebagai dasar negara yang sah, benar serta
otentik, sebagai berikut :

Ketuhanan Yang Maha Esa


Kemanusiaan yang adil dan beradab
Persatuan Indonesia
Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan
perwakilan
Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

Batang tubuh UUD 1945 itu juga menjadi landasan yuridis konstitusional karena dasar
negara yang ada pada Pembukaan UUD 1945 dijabarkan menjadi lebih lanjut dan lebih
terperinci pada pasal-pasal dan ayat-ayat yang ada di dalam Batang Tubuh UUD 1945 itu.

Landasan yuridis (hukum) perkuliahan Pendidikan Pancasila yang ada di Perguruan


Tinggi sudah diatur dalam UU No. 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional,
pasal 39 yang menyatakan, isi kurikulum setiap jenis, jalur dan jenjang pendidikan wajib
memuat Pendidikan Pancasila, Pendidikan Agama, Pendidikan Kewarganegaraan.

Kesimpulan : Landasan yuridis adalah penyelenggaraan Pendidikan Pancasila yang


didasarkan dalam Perguruan Tinggi yang didasarkan di ketentuan-ketentuan hukum yang
berlaku di Indonesia.

4. Landasan Filosofis
Landasan filosofis bersumber dari adanya pandangan-pandangan di dalam filsafat
pendidikan, menyangkut keyakinan terhadap hakikat manusia, keyakinan mengenai
adanya sumber nilai, hakikat pengetahuan dan mengenai kehidupan yang lebih baik
dijalankan.

Secara filosofis, bangsa Indonesia sebelum mendirikan suatu negara merupakan bangsa
yang berketuhanan dan berkemanusiaan, yang mana hal ini berdasar dari kenyataan
objektif jika manusia itu merupakan makhluk Tuhan Yang Maha Esa.

Syarat mutlak dari suatu negara ialah dengan adanya persatuan yang terwujud sebagai
rakyat (yang menjadi unsur pokok suatu negara), sehingga secara filosofis negara
berpersatuan dan berkerakyatan konsekuensinya rakyat menjadi dasar ontologism
demokrasi, karena memang rakyat ialah asal mula kekuasaan negara atas dasar
pengertian filosofis itulah maka dalam hidup bernegara, nilai Pancasila menjadi dasar
filsafat negara.

Konsekuensi dalam berbagai macam aspek penyelenggaraan negara haruslah bersumber


dari nilai-nilai Pancasila, termasuk itu pada sistem peraturan perundang-undangan yang
ada di Indonesia.

Maka dari itu, realisasi kenegaraan termasuk dalam proses reformasi yang terjadi dewasa
ini menjadi suatu bentuk keharusan jika memang Pancasila menjadi salah satu sumber
nilai dalam pelaksanaan kenegaraan baik itu di dalam pembangunan nasional, ekonomi,
sosial budaya, politik, hukum, hingga pertahanan dan keamanan.
Kesimpulan : Nilai-nilai Pancasila menjadi dasar filsafat negara, maka dalam aspek
penyelenggaraannya, negara harus bersumber terhadap nilai-nilai Pancasila termasuk
juga dalam sistem perundang-undangan yang ada di Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai