0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
193 tayangan7 halaman
Dokumen tersebut membahas tentang perkembangan sistem pendidikan di Indonesia pada masa demokrasi liberal 1950-1959 berdasarkan Undang-Undang Dasar dan peraturan terkait. Sistem pendidikan saat itu terdiri dari TK, SD, SMP, SMA, dan perguruan tinggi, serta pendidikan khusus bagi penyandang disabilitas. UU No. 12 tahun 1954 menjadi payung hukum utama yang mengatur tujuan, dasar, dan jenis pendidikan serta
Dokumen tersebut membahas tentang perkembangan sistem pendidikan di Indonesia pada masa demokrasi liberal 1950-1959 berdasarkan Undang-Undang Dasar dan peraturan terkait. Sistem pendidikan saat itu terdiri dari TK, SD, SMP, SMA, dan perguruan tinggi, serta pendidikan khusus bagi penyandang disabilitas. UU No. 12 tahun 1954 menjadi payung hukum utama yang mengatur tujuan, dasar, dan jenis pendidikan serta
Dokumen tersebut membahas tentang perkembangan sistem pendidikan di Indonesia pada masa demokrasi liberal 1950-1959 berdasarkan Undang-Undang Dasar dan peraturan terkait. Sistem pendidikan saat itu terdiri dari TK, SD, SMP, SMA, dan perguruan tinggi, serta pendidikan khusus bagi penyandang disabilitas. UU No. 12 tahun 1954 menjadi payung hukum utama yang mengatur tujuan, dasar, dan jenis pendidikan serta
dilaksanakannya UUD sementara 1950, yang ditetapkan berlaku sejak 17 Agustus 1950, sebagai dasar Negara kesatuan II Republik Indonesia. Pada masa demokrasi liberal, UUD sementara 1950 merupakan konstitusi sementara Republik Indonesia. Meskipun begitu, pancasila tetap sebagai dasar Negara dan pasal mengenai pendidikan rumusannya juga sama dengan pasal 30 konstitusi sementara RIS. Tujuan dan Dasar Pendidikan
Hal ini termaktub dalam UU No 12 tahu 1954. pasal 3 tentang tujuan
membentuk SDM berkualitas dan demokratis serta bertanggungjawab terhadap kesejahteraan Negara, pasal 4 tenteang pendidikan yang berazaskan pancasila dan UUD serta sesuai budaya bangsa, dan pasal 5 tentang bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar. UU No. 4 tahun 1950 berlaku menyeluruh dalam rangka Negara kesatuan pada tanggal 18 Maret 1954, setelah menjadi UU No. 12 tahun 1954. Sistem Persekolahan Sistem Persekolahan disesuaikan dengan UU No. 12 tahun 1954
Pasal Ayat Jenis Pendidikan
Tentang pembagian jenis pendidikan, yaitu Pendidikan dan Pengajaran
6 1 TK, Rendah, Menengah dan Tinggi Tentang Pendidikan dan Pengajaran SLB untuk mereka yang memiliki 6 2 kekhususan. Tentang Pendidikan dan Pengajaran TK sebagai persiapan sekolah 7 1 dasar. Tentang Pendidikan dan Pengajaran untuk pembentukan rohani, 7 2 pengembangan bakat dan minat, serta pemberian dasar pengetahuan. Tentang Pendidikan dan Pengajaran Menengah untuk memperluas 7 3 wawsan dan mempersiapkan untuk terjun ke masyarakat. Tentang Pendidikan dan Pengajaran Tinggi untuk memperdalam ilmu 7 4 dam memajukannya, serta mencetak para pemimpin. Tentang Pendidikan dan Pengajaran Luar Biasa bagi peserta 7 5 pendidikan yang mempunyai kekurangan jasmani atau rohani. Penyelenggaraan Pendidikan a. Persiapan Kewajiban belajar c. Pendidikan Agama Tahun 1950 diadakan kursus pengajar untuk Kursus Peraturan bersama Mentri Pendidikan Pengajaran dan Pengantar ke Kewajiban Belajar (KPKPKB). Tahun 1953 Kebudayaan dengan Mentri Agama No. 17678/Kab. KPKPKB diganti menjadi SGB (Sekolah Guru B). selain tanggal 16 Juli 1951 berisi tentang penetapan diwajibkan KPKPKB,pendidikan guru lainnya yaitu: adanya pendidikan agama, tata penyelenggaraan pendidikan dan kualifikasi guru pengajarnya. 1) Sekolah Guru untuk Sekolah Dasar, seperti SGB dan SGPD (Sekolah Guru Pendidikan Jasmani). d. Pendidikan Masyarakat 2) Sekolah Guru untuk Sekolah Lanjutan, seperti SGA Untuk menambah pendidikan dan keterampilan kerja (Sekolah Guru A) dan PGSLP (Pendidikan Guru Sekolah masyarakat didirikan beberapa kursus, seperti kursus Lanjutan). pengasuh pendidikan masyarakat setelah tamat SD, Kursus penjenjang Pendidikan Masyarakat setelah tamat SMP, 3) Kursus BI dan BII untuk guru sekolah menengah Kursus pemilik Pendidikan setelah tamat SMA dan pusat atas. latihan pendidikan masyarakat. b. PP No. 65 tahun 1951 e. Partisipasi Pendidikan Swasta Menetapkan tugas dan Kewajiban makin maraknya sekolah swasta berdiri, tidak hanya Kementrian Pendidikan Pengajaran dan Kebudayaan sekolah bercirikan agama, tapi sekolah yang netral pun untuk menyelenggarakan sekolah rendah, memberi makin banyak. subsidi pendidikan, menyelenggarakan kursus pengetahuan umum, memberikan sarana belajar seperti Perkembangan Pendidikan Indonesia 1950-1959 perpustakaan, menjadi penghubung pemerintah dengan (Demokrasi Liberal) menarik untuk dibahas, tinggalkan pemuda dan memajukan seni daerah. tanggapan untuk memperkaya khasanah.