Anda di halaman 1dari 14

PENDIDIKAN SEUMUR HIDUP

DOSEN PEMBIMBING :
YULI BUDHIARTI, M.Pd.

DISUSUN OLEH KELOMPOK 4:


1. Ariyanto
2. Basilius Ronaldino
3. Felisia yunti
4. Maria Marlina
5. Fransiska Selvi Susanti
6. Alloh anjelika
7. Kristian Fernanda

LEMBAGA LAYANAN PENDIDIKAN TINGGI WILAYAH XI


KALIMANTAN SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU
PENDIDIKAN UNIVERSITAS (STKIP) MELAWI KAMPUS
WILAYAH PERBATASAN ENTIKONG
2023
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan adalah modal utama yang harus dimiliki oleh setiap manusia. Dengan
pendidikan akan meninggikan manusia dan merendahkan manusia yang lain, manusia
akan dianggap berharga bila memiliki pendidikan yang berguna bagi sesamanya.
Masa dari pendidikan sangatlah panjang, banyak orang yang beranggapan bahwa
pendidikan itu berlangsung hanya disekolah saja, tetapi dalam kenyataanya pendidikan
berlangsung seumur hidup melalui pengalaman-pengalaman yang dijalani dalam
kehidupanya. Islam juga menekankan pentingnya pendidikan seumur hidup, Nabi
pernah bersabda : Tuntutlah ilmu dari buain sampai meninggal dunia. Dalam
kenyataan hidup sehari-hari dari dahulu sudah dapat dilihat bahwa pada hakikatnya
orang belajar sepanjang hidup, meskipun dengan cara yang berbeda dan melalui proses
yang tidak sama. Pendeknya tidak ada batas usia yang menunjukkan tidak mungkinnya
dan tidak dapatnya orang belajar. Dorongan belajar sepanjang hayat itu terjadi karena
dirasakan sebagai kebutuhan.setiap orang merasa butuh untuk mempertahankan hidup
dan kehidupannya dalam menghadapi dorongan-dorongan dari dalam dan alam sekitar,
yang selalu berubah. Sepanjang hidupnya manusia memang tidak pernah berada di
dalam suatu vakum. Mereka dituntut untuk mampu menyesuaikan diri secara aktif,
dinamis, kreatif, dan inovatif terhadap diri dan kemajuan zaman.
Pendidikan seumur hidup didasarkan pada konsep bahwa seluruh individu harus
memiliki kesempatan yang sistemik, terorganisir untuk “instruction”, studi dan
“learning” di setiap kesempatan. Hal ini menunjukan bahwa pendidikan berlangsung
tanpa batas yaitu mulai sejak lahir sampai kita meninggal dunia. Selain itu islam juga
mengajarkan untuk mempelajari tidak hanya ayat qouliyah saja, tetapi ayat-ayat
kauniyah, atau kejadiankejadian di sekitar kita. Maka jelaslah sudah bahwa pendidikan
seumur hidup itu sangat benar adanya didalam kehidupan kita.
B. Rumusan Masalah
Dalam makalah ini dapat dirumuskan beberapa masalah yang akan dibahas lebih jauh,
antara lain:
1. Apa saja pengertian pendidikan seumur?
2. Apa saja makna dan urgensi pendidikan seumur hidup?
3. Apa tujuan pendidikan seumur hidup?
4. Apa konsep dasar pendidikan seumur hidup?
C. Tujuan
Berdasarkan masalah di atas, maka tujuan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui pengertian pendidikan seumur
2. Untuk mengetahui makna dan urgensi pendidikan seumur hidup
3. Untuk mengetahui tujuan pendidikan seumur hidup
4. Untuk mengetahui konsep dasar pendidikan seumur hidup
D. Manfaat
Makalah ini ditulis dengan tujuan agar dapat memberikan gambaran umum kepada
masyarakat luas tentang pendidikan seumur hidup kepada peserta didik, sehingga
pendidikan dapat terlaksana dengan baik dan tepat sasaran. Selain itu juga diharapkan
dapat menambah kepustakaan tentang pendidikan.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Pendidikan Seumur Hidup
Menurut Stephens, pokok pendidikan seumur hidup adalah seluruh individu harus
memiliki kesempatan yang sistematik, terorgonisir untuk instruction, studi dan
learning di setiap kesempatan sepanjang hidup mereka. Adapun tujuannya adalah
menyembuhkan kemunduran akan pendidikan sebelumnya memproleh keterampilan
baru, meningkatkatkan keahlian, mengembangkan kepribadian dan sebagainya.
Menurut silva “ pendidikan seumur hidup berkenaan dengan prinsip pengorganisasian
yang akhirnya memungkinkan pendidikan untuk melakukan fungsinya yaitu: proses
perubahan yang menuntut perkembangan individu”. Dalam garis-garis besar haluan
Negara dikatakan bahwa pendidikan berlangsung seumur hidup dan dilaksanakan di
dalam lingkungan rumah tangga, sekolah dan masyarakat.
Menurut Cropley ”pendidikan seumur hidup sebagai tujuan atau ide formal untuk
pengorganisasian dan perstrukturan pengalaman pendidikan. Pengorganisasian dan
perstrukturan ini diperluas mengikuti seluruh rentangan usia, dari usia yang paling
muda sampai paling tua.Jadi dapat disimpulkan bahwa pendidikan seumur hidup atau
pendidikan sepanjang hayat adalah suatu prinsip yang menjadi dasar yang menjiwai
seluruh organisasi sistem pendidikan yang ada.
B. Makna dan Urgensi Pendidikan Seumur Hidup
1. Keadilan
Paul Lengrand berhasil menunjukkan bahwa makna pendidikan seumur hidup adalah
mendorong seluruh masyarakat dan status setiap masyarakat agar memiliki
kesempatan sepenuhnya untuk merealisasikan potensi mereka dan persamaan jalan
untuk memproleh keuntungan sosial, ekonomi dan politik. Pernyataan Bowley lebih
tegas menyatakan bahwa sekolah melaksanakan reproduksi relasi sosial produksi dan
berbeda dengan pendidikan seumur hidup yang pada prinsipnya adalah untuk
mengeleminasikan peranan sekolah sebagai alat untuk melaksanakan ketidakadilan.
2. Pertimbangan Ekonomi
Croplay dan Gross menyebutkan terdapat kebutuhan yang semakin meningkat untuk
memperbesar pelayanan pendidikan, memperluas daya serap sekolah dan lebih
meragukan jenis-jenis pendidikan. Pendapat Zhamin Konstanian berpendapat perlunya
pembentukan sistem pendidikan yang berfungsi sebagai basis untuk memproleh
keterampilan tipe baru yang secara ekonomis berharga untuk masyarakat.Di negara
sedang berkembang biaya untuk perluasan pendidikan dan meningkatkan kulaitas
pendidikan hampir-hampir tak tertanggulangi. Di satu sisi tantangan untuk mengejar
keterlambatan pembangunan dirasakan, sedangkan di sisi lain keterbatasanbiaya
dirasakan menjadi penghambat. Tidak terkecuali di negara yang sudah maju
teknologinya, yaitu dengan munculnya kebutuhan untuk memacu kualitas pendidikan
dan jenis-jenis pendidikan.
Beberapa alternatif dilakukan untuk mengatasi masalah pembiayaan itu antara lain
dengan cara memperbesar daya serap sekolah misalnya dengan sistem double shift,
memperpendek masa pendidikan, meningkatkan pendayagunaan teknologi pendidikan,
mendiseminasikan inovasi-inovasi pendidikan dan sebagainya. Dalam hubungannya
dengan masalah tersebut pendidikan sepanjang hayat yang secara radikal mendasarkan
diri pada konsep baru dalam pemrosesan pendidikan memiliki implikasi pembiayaan
pendidikan yang lebih luas dan lebih longgar (Cropley: 35) .
3. Peranan keluarga yang sedang berubah
Dalam mengatasi keluarga yang sedang berubah pendidikan seumur hidup dapat
memperlengkapi kerangka organisasi yang memungkinkan pendidikan mengambil alih
tugas yang dulunya ditangani oleh keluarga.
4. Peranan sosial yang sedang berubah
Perkembangan ilmu dan teknologi di masyarakat yang sedang berkembang di mana
berbagai perubahan tampak pada masyarakat tersebut secara jelas. Keadaan ini
menyebabkan pendidikan, khususnya harus berisi training yang kuat dan memainkan
peranan sosial yang amat beragam untuk memparmudah individu melakukan
penyesuaian terhadap perubahan hubungan antara mereka dengan orang lain.
5. Perkembangan Iptek
Betapa luasnya pengaruh perkembangan Iptek dalam semua sektor
pembangunan. Meskipun diakui bahwa pengaruh tersebut di dalam dunia pendidikan
belum sejauh yang terjadi pada dunia pertanian, industri, transportasi, dan komunikasi,
namun intervensinya di dalam dunia pendidikan telah menggejala dalam banyak hal.
Di kawasan Asean berbagai inovasi pendidikan sudah banyak yang didesiminasikan
sejak tahun 70-an, seperti SD Pamong, SMP Terbuka, Belajar Jarak Jauh, dan lain-
lain. Di segi lain muncul pendekatan-pendekatan baru dan perubahan orientasi dalam
proses belajar mengajar, konsep pengembangan tingkah laku, perubahan peran guru
dan siswa, munculnya berbagai tenaga kependidikan nonguru, pendayagunaan sumber
belajar yang semakin bervariasi, dan lain-lain.

C. Konsep Dasar Pendidikan Seumur Hidup


Konsep pendidikan seumur hidup, sebenarnya sudah sejak lama dipikirkan oleh
para pakar pendidikan dari zaman ke zaman. Apalagi bagi umat Islam, jauh sebelum
orangorang barat mengangkatnya, Islam sudah mengenal pendidikan seumur hidup,
sebagaimana dinyatakan oleh hadits Nabi SAW yang artinya: tuntutlah ilmu dari
buaian sampai meninggal dunia.
Azas pendidikan seumur hidup itu merumuskan suatu azas bahwa proses pendidikan
merupakan suatu proses kontinue, yang bermula sejak seseorang dilahirkan hingga
meninggal dunia. Proses pendidikan ini mencakup bentuk-bentuk belajar secara
informal, non formal maupun formal baik yang berlangsung dalam keluarga, di
sekolah, dalam pekerjaan dan dalam kehidupan masyarakat.
Untuk Indonesia sendiri, konsepsi pendidikan seumur hidup baru mulai di masyarakat
melalui kebijakan Negara ( Tap MPR No. IV / MPR / 1970 jo. Tap No. IV/ MPR /
1978 Tentang GBHN ) yang menetapkan prinsip-prinsip pembangunan nasional,
antara lain :
1. Pembangunan nasional dilaksanakan dalam rangka pembangunan manusia
Indonesia seutuhnya dan pembangunan seluruh rakyat Indonesia (arah pembangunan
jangka panjang )
2. Pendidikan berlangsung seumur hidup dan dilaksanakan didalam keluarga (rumah
tangga ), sekolah dan masyarakat. Karena itu pendidikan adalah tanggung jawab
bersama antara keluarga, masyarakat dan pemerintah. (BAB IV GBHN bagian
pendidikan ).
Di dalam UU Nomor 20 tahun 2003, penegasan tentang pendidikan seumur hidup,
dikemukakan dalam pasal 13 ayat (1) yang berbunyi: "Jalur pendidikan terdiri atas
pendidikan formal, non formal, dan informal yang dapat saling melengkapi dan
memperkaya". Jadi dapat pula dikatakan bahwa pendidikan dapat diperoleh dengan 2
jalur, yaitu jalur pendidikan sekolah dan jalur pendidikan diluar sekolah. Jalur
pendidikan sekolah meliputi pendidikan formal terdiri atas pendidikan dasar,
pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi. Dan jenis pendidikan ini mencakup
pendidikan umum, kejuruan, akademik profesi, vokasi, keagamaan dan khusus.
Sedangkan jalur pendidikan luar sekolah meliputi pendidikan nonformal dan informal.
Pendidikan nonformal diselenggarakan bagi warga masyarakat yang memerlukan
layanan pendidikan yang berfungsi sebagai pengganti, penambah, atau pelengkap
pendidikan formal dalam rangka mendukung pendidikan sepanjang hayat. Pendidikan
nonformal berfungsi mengembalikan potensi peserta didik dengan penekanan pada
penguasaan pengetahuan dan ketrampilan fungsional serta mengembangkan sikap
keprobadian hidup. Pendidikan nonformal meliputi pendidikan kecakapan hidup,
pendidikan anak usia dini, pendidikan kepemudan, pendidikan pemberdayaan
perempuan, pendidikan keaksaraan, pendidikan ketrampilan dan pelatihan kerja,
pendidikan kesetaraan serta pendidikan lain yang ditujukan untuk mengembangkan
peserta didik.
Pendidikan informal yaitu kegiatan pendidikan yang dilakukan oleh keluarga dan
lingkungan berbentuk kegiatan belajar secara mandiri. pendidikan keluarga termasuk
jalur pendidikan luar sekolah merupakan salah satu upaya mencerdaskan kehidupan
bangsa melalui pengalaman seumur hidup. Pendidikan keluarga memberikan
keyakinan agama, nilai budaya yang mencakup nilai moral dan aturan-aturan
pergaulan serta pandangan, ketrampilan dan sikap hidup yang mendukung kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara kepada anggota keluarganya yang
bersangkutan. peserta didik berkesempatan untuk mengembangkan kemampuan
dirinya dengan belajar pada setiap saat dalam perjalanan hidupnya sesuai dengan
bakat, minat, dan kemampuan masing-masing. "setiap warga Negara berkesempatan
seluas-luasnya untuk menjadi peserta didik melalui pendidikan sekolah ataupun luar
sekolah dengan demikian, setia warga Negara diharapkan dapat belajar pada tahap-
tahap mana saja dari kehidupanya dalam mengembangkan dirinya sebagai manusia
Indonesia ".
Dasar dari pendidikan seumur hidup bertitik tolak atas keyakinan, bahwa proses
pendidikan berlangsung selama manusia hidup, baik dalam maupun diluar sekolah.
Faktor-faktor yang mendorong bagi penyebaran dan pelaksanaan asas pendidikan
seumur hidup tersebut, seperti :
1. Perubahan sosial yang sangat cepat
Dunia pada akhir dari abad XX telah terjadi perubahan-perubahan besar yang berbeda
dengan masa-masa yang silam. Perubahan ini disebabkan : pengaruh ilmu Negara
barat, munculnya ideologi-ideologi baru, pengaruh faktor demografik, pengaruh
demokrasi dan sebagainya. Pengaruh perubahan dunia tersebut terdapat dunia
pendidikan tampak antara lain :
- banjirnya anak didik
- kekurangan sumber secara akut, baik sumber keuangan, materiil maupun insani.
- Kenaikan kost per anak didik
- Tidak sesuainya hasil pendidikan dengan kebutuhan masyarakat
- Inertia dan inefficiency dari sistem administrasi pendidikan.
2. Munculnya negara-negara merdaka baru simultan dengan berkembangnya cita-cita
demokratisasi pendidikan.
3. Besarnya angka drop out khususnya pada tingkat sekolah dasar
4. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat cepat menuntut kita untuk
terus menerus belajar.
5. Perubahan teknologiPerubahan teknologi ini menyebabkan adanya ketidakpastian
keterampilan yang diperlukan, menurunkan peranan sosial dan berbagai interpersonal
dan sebagainya. Di sinilah betapa besar peranan pendidikan yang diselenggarakan
dalam kosepsi yang luas sehingga setiap manusia dapat menggunakan jasa pendidikan
yang ada.
6. Faktor-faktor vokasionalBerbagai macam keterampilan/kejuruan dibutuhkan oleh
orang-orang dewasa sejalan dengan laju kebutuhan manusia dan kemajuan zaman,
yang berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya.
Inilah sebabnya, maka praktek penyelenggaraan pendidikan hendaknya melengkapi
pelajar dengan keterampilan untuk merealisasikan secara positif terhadap perubahan
baik dari segi meneruskan kemampuan yang secara kejuruan berguna bagi masyarakat
maupun kemampuan untuk mempertahankan identitas dalam menghadapi jenis
pekerjaan yang berbeda.
7. Kebutuhan-kebutuhan orang dewasa
Sejalan dengan melajunya jenis pekerjaan dan perkembangan ilmu dan teknologi,
orang dewasa merasakan kekurangan akan keterampilan yang selama ini dimiliki dan
sekaligus perlunya keterampilan-keterampilan baru yang relevan. Jadi, disini setiap
pendidikan hendaknya diorganisir, untuk membantu belajar masa dewasa di seluruh
tingkatan masyarakat. Inilah perlunya politik pendidikan seumur hidup.
. 8.Kebutuhan anak-anak awal
Masa kanak-kanak awal merupakan fase perkembangan yang mempunyai karakteristik
tersendiri oleh karena anak-anak telah memiliki kemampuan untuk berpikir dan
mengerti yang menentukan perkembangan anak-anak tersebut selanjutnya. Dengan
demikian betapa pentingnya pendidikan seumur hidup yang memberi kesempatan
anak-anak usia prasekolah menuju jenjang pendidikan yang lebih tinggi dan lebih
lanjut dapat menuntun anak kearah jenjang kerja sesuai dengan bakat dan kemampuan
dirinya. Drs H Fuad Ihsan (1996:44-45) dalam buku Dasar-dasar Kependidikan,
menulis beberapa dasar pemikiran --ditinjau dari beberapa aspek-- tentang urgensi
pendidikan seumur hidup, antara lain: Aspek ideologis, setiap manusia yang dilahirkan
ke dunia ini memiliki hak yang sama untuk memperoleh pendidikan, meningkatkan
pengetahuan dan menambah keterampilannya. pendidikan seumur hidup akan
membuka jalan bagi seseorang untuk mengembangkan potensi diri sesuai dengan
kebutuhan hidupnya.
Aspek ekonomis, pendidikan merupakan cara yang paling efektif untuk dapat keluar
dari “Lingkungan Setan Kemelaratan” akibat kebodohan. pendidikan seumur hidup
akan memberi peluang bagi seseorang untuk meningkatkan produktivitas, memelihara
dan mengembangkan sumber-sumber yang dimilikinya, hidup di lingkungan yang
menyenangkan-sehat, dan memiliki motivasi dalam mendidik anak-anak secara tepat
sehingga pendidikan keluarga menjadi penting.
Aspek sosiologis, di negara berkembang banyak orangtua yang kurang menyadari
pentingnya pendidikan sekolah bagi anak-anaknya, ada yang putus sekolah bahkan ada
yang tidak sekolah sama sekali. pendidikan seumur hidup bagi orang tua merupakan
problem solving terhadap fenomena tersebut.
Aspek politis, pendidikan kewarganegaraan perlu diberikan kepada seluruh rakyat
untuk memahami fungsi pemerintah, DPR, MPR, dan lembaga-lembaga negara
lainnya. Tugas pendidikan seumur hidup menjadikan seluruh rakyat menyadari
pentingnya hak-hak pada negara demokrasi.
Aspek teknologis, pendidikan seumur hidup sebagai alternatif bagi para sarjana,
teknisi dan pemimpin di negara berkembang untuk memperbaharui pengetahuan dan
keterampilan seperti dilakukan negara-negara maju. Aspek psikologis dan pedagogis,
sejalan dengan makin luas, dalam dan kompleknya ilmu pengetahuan, tidak mungkin
lagi dapat diajarkan seluruhnya di sekolah. Tugas pendidikan sekolah hanya
mengajarkan kepada peserta didik tentang metode belajar, menanamkan motivasi yang
kuat untuk terus-menerus belajar sepanjang hidup, memberikan keterampilan secara
cepat dan mengembangkan daya adaptasi. Untuk menerapkan pendidikan seumur
hidup perlu diciptakan suasana yang kondusif.
D. Implikasi Konsep Pendidikan Seumur Hidup
Implikasi disini diartikan sebagai akibat lansung atau konsekuensi dari suatu
keputusan. Dengan demikian maksudnya adalah sesuatu yang merupakan tindak lanjut
atau follow-up dari suatu kebijakan atau keputusan tentang pelaksanaan pendidikan
seumur hidup. Penerapan azas pendidikan seumur hidup pada isi program pendidikan
dan sasaran pendidikan di masyarakat mengandung kemungkinan yang luas. Implikasi
pendidikanseumur hidup pada program pendidikan dapat dikelompokkan menjadi
beberapa kategori yaitu:
1. Pendidikan baca tulis fungsional
Program ini tidak saja penting bagi pendidikan seumur hidup dikarenakan relefansinya
yang ada pada Negara-negara berkembang dengan sebab masih banyaknya penduduk
yang buta huruf, mereka lebih senang menonton TV, mendengarkan Radio, Mengakses
internet dari pada membaca. Meskipun cukup sulit untuk membuktikan peranan melek
huruf fungsional terhadap pembangunan sosial ekonomi masyarakat, namun pengaruh
IPTEK terhadap kehidupan masyarakat misalnya petani, justru disebabkan oleh karena
pengetahuan-pengetahuan baru pada mereka. Pengetahuan baru ini dapat diperoleh
melalui bahan bacaan utamanya. Oleh sebab itu, realisasi baca tulis fungsional,
minimal memuat dua hal, yaitu:
a. Memberikan kecakapan membaca, menulis, menghitung (3M) yang fungsional bagi
anak didik.
b. Menyediakan bahan-bahan bacaan yang diperlukan untuk mengembangkan lebih
lanjut kecakapan yang telah dimilikinya.
2. Pendidikan vokasional.
Pendidikan vokasional adalah sebagai program pendidikan diluar sekolah bagi anak
diluar batas usia sekolah, ataupun sebagai pendidikan formal dan non formal, sebab itu
program pendidikan yang bersifat remedial agar para lulusan sekolah tersebut menjadi
tenaga yang produktif menjadi sangat penting. Namun yang lebih penting ialah bahwa
pendidikan vokasional ini tidak boleh dipandang sekali jadi lantas selesai.dengan terus
berkembang dan
majunya ilmu pengetahuan dan teknologi serta makin meluasnya industrialisasi,
menuntut pendidikan vokasiaonal itu tetap dilaksanakn secara kontinue.
3. Pendidikan professional.
Sebagai realisasi pendidikan seumur hidup,dalam kiat-kiat profesi telah tercipta Built
in Mechanism yang memungkinkan golongan profesional terus mengikuti berbagai
kemajuan dan perubahan menyangkut metodologi, perlengkapan, terminologi dan
sikap profesionalnya. Sebab bagaimanapun apa yang berlaku bagi pekerja dan buruh,
berlaku pula bagi professional, bahkan tantangan buat mereka lebih besar.Pendidikan
ke arah perubahan dan pembangunan.Diakui bahwa diera globalisasi dan informasi
yang ditandai dengan pesatnya perkembangan IPTEK, telah mempengaruhi berbagai
dimensi kehidupan masyarakat, dengan cara masak yang serba menggunakan mekanik,
sampai dengan cara menerobos angkasa luar. Kenyataan ini tentu saja konsekuensinya
menurut pendidikan yang berlangsung secara kontinue (lifelong education).Pendidikan
bagi anggota masyarakat dari berbagai golongan usia agar mereka mampu mengikuti
perubahan sosial dan pembangunan juga merupakan konsekuensi penting dari azas
pendidikan seumur hidup.
5. Pendidikan kewarganegaraan dan kedewasaan politik
Disamping tuntutan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK), dalam
kondisi sekarang dimana pola pikir masyarakat. Yang semakin maju dan kritis, baik
rakyat biasa, maupun pemimpin pemerintahan di Negara yang demokratis, diperlukan
pendidikan kewarganegaraan dan kedewasaan politik bagi setiap warga Negara.
Pendidikan seumur hidup yang bersifat kontinue dalam koteks ini merupakan
konsekuensinya.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pemaparan diatas dapat disimpulkan antara lain :Pendidikan adalah suatu gajala
universal dalam kehidupan manusia. Sejak dari awal kehidupan, dimana saja dan
kapan saja pendidikan telah berlangsung sesuai keadaan masyarakat dan bangsa. Dari
zaman ke zaman barikutnya, pendidikan berfungsi dalam mempertahankan eksistensi
dan mengembangkan kebudayaan suatu masyarakat.pendidikan seumur hidup adalah
seluruh individu harus memiliki kesempatan yang sistematik, terorgonisir untuk
instruction, studi dan learning di setiap kesempatan sepanjang hidup mereka. Adapun
tujuannya adalah menyembuhkan kemunduran akan pendidikan sebelumnya
memproleh keterampilan baru, meningkatkatkan keahlian, mengembangkan
kepribadian dan sebagainya.Makna pendidikan seumur hidup :
1. Keadilan
2. Pertimbangan ekonomi
3. Peranan keluarga yang sedang berubah
4. Peranan sosial yang sedang berubah
5. Perubahan teknologi
6. Faktor-faktor vokasional
7. Kebutuhan-kebutuhan orang dewasa
8. Kebutuhan anak-anak awal

Konsepsi pendidikan manusia ( Indonesia ) seutuhnya dan seumur hidup ini


merupakan orientasi baru yang mendasar. Ini berarti kebijaksanaan pendidikan
nasional kita telahtidak berorientasi kepada sistem dan teori pendidikan Eropah
kontinental yang diajarkan oleh Prof. Dr. M.J. Langeveld yang mengajarkan adanya
batas umur dan batas waktu pendidikan. Misalnya, adanya batas-bawah antara 5 - 6
tahun dan batas-atas antara 18- 25 tahun yang dianggap sebagai tingkat kedewasaan
( kematangan ) pribadi. Dalam konsep pendidikan seumur hidup pendidikan informal,
non formal adalah saling mengisi dan memperkuat.
Fuad Hassan berpendapat, pendidikan dalam arti luas merupakan ikhtiar yang
ditempuh melalui tiga pendekatan, yaitu pembiasaan, pembelajaran, dan peneladanan.
Ketiga aspek itu berlangsung sepanjang perjalanan hidup manusia.
Pendidikan merupakan suatu proses berkelanjutan yang mengandungi unsur-unsur
pengajaran, latihan, bimbingan dan pimpinan dengan tumpuan khas kepada
pemindahan berbagai ilmu, nilai agama dan budaya serta kemahiran yang berguna
untuk diaplikasikan oleh individu (pengajar atau pendidik) kepada individu yang
memerlukan pendidikan.Asas pendidikan seumur hidup bertitik-tolak atas keyakinan,
bahwa proses pendidikan dapat berlangsung selama manusia hidup, baik didalam
maupun diluar sekolah.
B. Saran
Dengan mengetahui tinjauan psikologis pendidikan diharapkan calon pendidik dapat
memberikan pengetahuan kepada peserta didik tentang hukum dasar perkembangan
jiwa manusia dan proses pendidikan autoaktivitas manusia yang terdiri dari motivasi
internal dan motivasi eksternal sehingga tujuan untuk menumbuhkembangkan potensi
kemanusiaan dapat dilakukan dengan tepat dan benar.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2010. Pendidikan Seumur Hidup: http://educare-
aspirasi.blogspot.com,diakses pada tanggal 04 Juni 2011 hari Sabtu pukul
13.00 Wita.
Anonim, 2010. Pendidikan Seumur Hidup: http.www.Wikipedia
Pendidikan com. ,diakses pada tanggal 06 Juni 2011 hari Senin pukul
10.00 Wita.
Tirtaraharja Umar,La Sulo. 2005. Pengantar Pendidikan. Rineka Cipta.
Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai